ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI KAP, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2005–2010) Kumala Sari Surya Rahardja S.E.,M.Si, Akt. ABSTRACT This study aims to examine the effect of audit tenure, accounting firm reputation, disclosure, company size and liquidity to the acceptance of going concern audit opinion. Hypothesis (1) Audit tenure negatively affect the acceptance of going-concern audit opinion, (2) Accounting firm reputation positively affect the acceptance of going-concern audit opinion, (3) Disclosure positively affect the acceptance of going-concern audit opinion (4) The size of the company negatively affect the acceptance of going concern audit opinion, (5) Liquidity negatively affect the acceptance of going concern audit opinion. The research used 13 manufacturing companies listing on Bursa Efek Indonesia (BEI) in 2005-2010 period. Samples were selected using purposive sampling method. Data were analyzed by logistic regression analysis. The result shows that the audit tenure, accounting firm reputation and firm size don’t have effect on acceptance of going-concern audit opinion. Disclosure and liquidity have an effect on the acceptance of going-concern audit opinion. Keywords : audit tenure, accounting firm reputation , disclosure, firm size, liquidity and going concern audit opinion.
28
Embed
JURNAL KUMALA SARIeprints.undip.ac.id/35027/1/JURNAL_KUMALA_SARI.pdfHal ini disebabkan semakin tingginya likuiditas, maka perusahaan dianggap mampu untuk melakukan kewajiban jangka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI KAP, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2005–2010)
Kumala Sari
Surya Rahardja S.E.,M.Si, Akt.
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of audit tenure, accounting firm
reputation, disclosure, company size and liquidity to the acceptance of going
concern audit opinion. Hypothesis (1) Audit tenure negatively affect the
acceptance of going-concern audit opinion, (2) Accounting firm
reputation positively affect the acceptance of going-concern audit
opinion, (3) Disclosure positively affect the acceptance of going-concern audit
opinion (4) The size of the company negatively affect the acceptance of going
concern audit opinion, (5) Liquidity negatively affect the acceptance of going
concern audit opinion.
The research used 13 manufacturing companies listing on Bursa Efek
Indonesia (BEI) in 2005-2010 period. Samples were selected using purposive
sampling method. Data were analyzed by logistic regression analysis.
The result shows that the audit tenure, accounting firm reputation and firm
size don’t have effect on acceptance of going-concern audit opinion.
Disclosure and liquidity have an effect on the acceptance of going-concern audit
Reputasi KAP : 1, bila KAP big four dan 0 bila non big four.
Disclosure : Tingkat Pengungkapan
SIZE : Ukuran perusahaan yang diukur dengan natural log asset total.
LIKUIDITAS : Likuiditas
ε : error
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005-2010. Informasi tentang
perusahaan manufaktur dilakukan melalui penelaahan terhadap laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan terkait. Laporan keuangan auditan dapat diakses
di www.idx.co.id atau dapat dilihat dalam Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) periode 2005 sampai dengan 2010. Sampel perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 13 perusahaan. Berikut keterangan mengenai sampel penelitian :
Tabel 1 Jumlah Sampel Penelitian Keterangan Jumlah
Perusahaan yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan dari tahun 2005-2010
154
Peusahaan yang mengalami laba negatif selama 3 tahun pada tahun 2005-2010
25
Perusahaan yang datanya tidak lengkap (12) Jumlah perusahaan sample 13 Tahun Pengamatan 6 Jumlah sampel total selama periode penelitian 78
Berdasarkan proses pengambilan sampel maka diperoleh sampel sejumlah
13 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 78, yang didapat dari 13 x 6
(perkalian antara jumlah sample dengan periode tahun pengamatan). Berikut
sampel yang diperoleh berdasar kriteria tersebut :
Tabel 2
Daftar Sampel Penelitian No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan 1 Century Textile,Tbk 8 Sumalindo Lestari Jaya,Tbk 2 Panasia Filament, Tbk 9 Kedaung Indah , Tbk 3 Tifico, Tbk 10 Mulia Industrindo,Tbk 4 Ever Shine, Tbk 11 Prima Alloy Steel, Tbk 5 Hanson Internasional, Tbk 12 Inter delta, Tbk 6 Karwell Indonesia, Tbk 13 Perdana Bangun Pusaka, Tbk 7 Surya Intrindo Makmur, Tbk
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
informasi mengenai karaktristik variabel-variabel penelitian, antara lain nilai
minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi.
Tabel 3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maksimum Mean Std.Deviation TENURE DISCLOSURE LNASSET LIKUIDITAS Valid N (listwise)
78 78 78 78 78
1 .42 6.80 .00
6 .67
15.33 7.34
2.23 .5176
12.6413 1.2578
1.423 .06423 1.67018 1.53723
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi
Frekuensi Persentase (%) GC 0 1
15 63
19,2 80,8
REP.KAP 0 1
40 38
51,3 48,7
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2005-2010,
sampel perusahaan manufaktur yang mendapatkan opini going concern sebesar 63
sampel (80,8%) sedangkan sisanya sebesar 15 sampel (19,2%) mendapatkan opini
non going concern. Selain itu dari 78 sampel perusahaan manufaktur, 40
perusahaan (51,3%) menggunakan jasa KAP big four dan 48,7% menggunakan
KAP non big four.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasnya (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Pengujian ini menggunakan matriks korelasi untuk melihat besarnya korelasi
Hipotesis 1 (H1): Audit tenure berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Variabel audit tenure memiliki nilai signifikansi sebesar 0,214. Dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 , maka H1 ditolak artinya bahwa audit tenure
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur.
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tidak dapat
diterima atau ditolak. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Januarti dan
Fitrianasari (2008) yang menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan hasil analisis, audit tenure tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern. Dapat disimpulkan bahwa auditor akan
memberikan opini audit going concern pada perusahaan apabila ada kesangsian
atas kelangsungan hidup auditee, tanpa mempedulikan insentif ekonomi yang
akan hilang akibat kehilangan klien (Januarti dan Fitrianasari, 2008).
B Sig Ha
TENURE -,294 ,214 H1 ditolak
REP.KAP 1,246 ,148 H2 ditolak
DISCLOSURE 8,636 ,163 H3 ditolak
LNASSET -,443 ,147 H4 ditolak
LIKUIDITAS -,522 ,017 H5 diterima
Constant 3,649 ,450
Hipotesis 2 (H2): Reputasi KAP berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Variabel reputasi KAP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,148. Dengan
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, maka H2 ditolak . Dapat disimpulkan
bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tidak dapat
diterima atau ditolak. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Rudyawan dan
Badera (2009), Shafei, et al (2009) dan Amilin dan Indrawan (2008).
Berdasarkan hasil analisis, reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit
atas laporan keuangan yang dilakukan auditor pada suatu Kantor Akuntan Publik
(KAP) baik big four maupun non big four harus berdasarkan pada Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) serta Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang berlaku. Didalam SPAP juga berisi standar-standar audit yang mengatur dan
sebagai pedoman audit dalam melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan
tugasnya baik KAP big four dan non big four menggunakan standar yang sama.
Oleh karena itu, anggapan publik selama ini yang mengasumsikan bahwa
KAP big four memiliki kualitas yang baik dibandingkan KAP non big four tidak
dapat dibenarkan. Hal ini terbukti dengan fenomena yang ditemukan peneliti
bahwa banyak perusahaan yang memperoleh opini audit going concern dengan
KAP non big four sebagai auditornya.
Hipotesis 3 (H3): Disclosure level berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Variabel disclosure level memiliki nilai signifikansi sebesar 0,163 dengan
koefisien positif sebesar 8,636. Dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak sehingga disclosure level tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern
pada perusahaan manufaktur.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa disclosure level berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tidak
terbukti atau ditolak. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Junaidi
dan Hartono (2010). Dapat disimpulkan bahwa tingkat disclosure level tidak
membantu auditor dalam menemukan bukti tentang ketidakmampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
Hipotesis 4 (H4): Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Variabel Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan natural logaritma dari
total asset memiliki nilai signifikansi sebesar 0,147. Dengan nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, maka H4 ditolak . Dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan manufaktur.
Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tidak dapat
diterima atau ditolak. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Rudyawan dan
Badera (2009) dan Junaidi dan Hartono (2010). Berarti bahwa auditor
memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan ukuran perusahaan yang
diproksikan dengan total asset.
Hipotesis 5 (H5): Likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Variabel likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017 dengan
koefisien negatif sebesar 0,522. Dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H5 diterima sehingga likuiditas berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur.
Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh megatif
dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern terbukti atau dapat
diterima. Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Januarti dan Fitrianasari
(2008).
Koefisien beta menunjukkan tanda negatif sebesar 0,522. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tingginya likuiditas, maka perusahaan dianggap
mampu untuk melakukan kewajiban jangka pendeknya sehingga dapat
menghindarkan dari penerimaan opini going concern oleh auditor.
V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah diuraikan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik diperoleh
bukti empiris bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menyatakan bahwa audit
tenure tidak akan mempengaruhi penilaian auditor dalam menilai
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
Auditor tidak akan mengkhawatirkan insentif ekonomi yang akan hilang
akibat kepercayaan perusahaan yang hilang atas kinerja auditor.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik diperoleh
bukti empiris bahwa variabel reputasi KAP juga memiliki hubungan yang
tidak signifikan dengan penerimaan opini audit going concern. Hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan dilakukan
auditor pada suatu KAP harus berdasarkan pada Standar Akuntansi
Keuangan serta Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku (Amilin
dan Indrawan, 2008). Hasil ini memperkuat penelitian dari Rudyawan dan
Badera (2009), Shafei, et al (2009) dan Amilin dan Indrawan (2008).
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik diperoleh
bukti bahwa disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Junaidi
dan Hartono (2010). Tingkat disclosure tidak berpengaruh terhadap
penemuan bukti audit oleh auditor sebagai dasar dalam pemberian opini
audit going concern pada klien.
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik diperoleh
bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Rudyawan dan Badera (2009) dan Junaidi dan Hartono (2010). Ukuran
perusahaan yang tinggi tidak menjamin kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba guna peningkatan laba yang diperoleh.
5. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik diperoleh
bukti bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern. Hasil ini sejalan dengan penelitian Januarti dan
Fitrianasari (2008). Auditor akan memberikan opini audit going concern
bagi perusahaan yang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimiliki.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel audit tenure, reputasi KAP,
disclosure, ukuran perusahaan dan likuiditas. Banyak variabel lain diluar
penelitian ini yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going
concern pada auditee seperti audit lag, opini audit tahun sebelumnya,
kondisi keuangan perusahaan lainnya (leverage, profitabilitas, solvabilitas)
dan faktor-faktor lain yang dianggap berpengaruh .
2. Hanya satu variabel yang hasilnya berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern.
3. Adanya pembatasan pada kriteria penentuan sampel yaitu perusahaan yang
memiliki laba negatif selama tiga tahun, sehingga akan mempersempit
sampel penelitian.
Saran
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, penelitian selanjutnya
diharapkan menggunakan variabel yang hasilnya terbukti berpengaruh secara
signifikan dalam penerimaan opini audit going concern. Selain itu penambahan
variabel lain seperti audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan
perusahaan (leverage, profitabilitas, solvabilitas) ataupun faktor-faktor lain yang
diduga berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern sangat
disarankan.
Sampel perusahaan yang digunakan oleh penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur, penelitian selanjutanya disarankan untuk mengubah sampel
penelitian dengan menggunakan perusahaan dari industri lain yang listing di BEI.
Peneliti juga menyarankan untuk menghilangkan kriteria penentuan sampel yaitu
perusahaan yang memiliki laba negatif selama tiga tahun, sehingga sampel
penilaian atas going concern perusahaan tidak terbatas pada kondisi keuangan
yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, L Spica dan Retrinasari Ika. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengaruh dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Proocedings Seminar Nasional FE Universitas Trisakti, hal 1-14.
Amilin dan Ady Indrawan. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan dan Opini Audit oleh Kap Big Four Dengan Kap Non Big Four (Studi pada Emiten di Bursa Efek Indonesia). Artikel dari Jurnal Ekonomi: Analisis Ilmiah Ekonomi, Manajemen, Keuangan dan Akuntansi Vol. 18 no. 2, hal 72-83.
Darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi Investor, Direksi dan Pemegang Saham). Andi: Jakarta.
Diyanti, Fitri Tri. 2010. Effect Of Debt Default, Turnover auditors and Size Its Going to Acceptance of Audit Opinion Concern. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Faculty Of Economins, Gunadarma University.
Elqorni, Ahmad. 2009. http://kelembagaandas.wordpress.com/teori-agensi-principal-agent-theory/ahmad-elqorni/ Diakses Tanggal: 26 Desember 2011.
Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.
Fitriani, Lingga dan Dharma Tintri. 2007. Disclosure Index Laporan Tahunan 2004 Emiten di BEJ. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil) Vol. 2 ISSN: 1858-2559.
Gaganis, Chrysovalantis dan Fatios Pasiouras. 2007. A Multivariate Analysis of The Determinants of Auditor’s Opinion on Asian Banks. Managerial Auditing Journal Vol. 22, No.3, pp 268-287.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. UNDIP: Semarang.
Haron, Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari dan Ishak Ismail. 2009. Factors Influencing Auditor’s Going Concern Opinion. Asian Academy of Management Journal, Vol. 14, No. 1, pp 1-19.
Helfert, A.Erich. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola Dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Hendriksen, Eldon S dan Michael F Van Breda. 2002. Acccounting Theory Fifth Edition. Irwin: Boston.
Hossain, Mohammed. 2008. The Extent of Disclosure in Annual Reports of Banking Companies: The Case of India. European Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.23 No.4 (2008), pp 659-680.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standard Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan Dan Rasio Non Keuangan Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern Pada Auditee. Jurnal Maksi Vol.8 No.1 Januari 2008, hal 43-58.
Jensen, M. and Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics 3, pp 305-360.
Junaidi dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Knechel, W. Robert dan Ann Vanstraelen. 2007. The Relationship Between Auditor Tenure and Audit Quality Implied By Going Concern Opinions. Auditing A Journal Of Practice And Theory Vol. 26, No.1, pp 113-131.
Lim, Chee Yeow dan Hun Tong Tan. 2009. Does Auditor Tenure Improve audit Quality? Moderating Effects Of Industry Specialization And Fee Dependence. SSRN: http://ssrn.com/abstract=1638530
Natawidyanata . 2008. http://natawidnyana.wordpress.com/ . Diakses tanggal: 28 Juli 2011
O’Reilly, Dennis M. 2010. Do Investors Percieve The Going Concern Opinion As Useful For Pricing Stocks?. Department Of Accounting, College Business, East Carolina University, Greenville, North Carolina, USA. Managerial Auditing Journal Vol. 25 No. 1, pp 4-16.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan Reputasi Auditor. Jurnal Akuntansi dan Bisnis VOL. 4, 2 JULI 2009.
Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kencenderungan penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI Volume 11 No.2, Desember 2007: 141-158.
Sudarmadji, Ardi M. dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra, Arsitek dan Sipil) Vol. 2 ISSN: 1858-2559.
Syafei, R., W.N. Husin, M. Yusof dan M.H Hussain. 2009. Audit Firm Tenure and Auditor Reporting Quality: Evidence in Malaysia. International Business Research, Vol. 2 No. 2 April 2009, pp 99-109.
Tanor, Linda. 2009. Pentingnya Pengungkapan (Disclosure) Laporan Keuangan Dalam Meminimalisir Asimetri Informasi. Vol. 2 No. 4 Juni 2009, hal 287-294.
Ujiyhanto, Muh. Arief. 2010. http://kelembagaandas.wordpress.com/teori-agensi-principal-agent-theory/muh-arief-ujiyantho/ Diakses Tanggal: 26 Desember 2011.
Vanstraelen, Ann. 2002. Going Concern Opinions, Auditorr Switching, And The Self- Fulfililling Prophecy Effect Examined InThe Regulatory Context of Belgium. Journal of Accounting Auditing & Finance (Vol. 18, No. 2, 2003), pp 231–254.
Yunita, Santy. 2010. Influence Of Company’s Financial Perfomance And CharacteristicsTo Disclosure Index On Mining Sector Which Are Listed In Indonesian Stock Exchange. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Faculty Of Economins, Gunadarma University.
Zulkarnaini. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Jenis Industri Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 2 No.1, hal 506-523.