Top Banner
KORELASI ANTARA INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) 18 DENGAN MUTASI GEN K-RAS KODON 12 PADA PENDERITA KANKER KOLOREKTAL DI MAKASSAR THE CORRELATION BETWEEN HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) 18 INFECTION AND K-ras GENE MUTATIONS OF CODON 12 IN PATIENTS WITH COLORECTAL CANCER Mujahidah Basarang 1 Rizalinda Sjahril 2 Nasrum Massi 2 1 Mahasiswa Mikrobiologi, Biomedik . Pasca sarjana, Unhas Makassar 2 Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedoketran, Unhas Makasar Alamat Korespondensi : Mujahidah Basarang Villa Taman Madani Blok C 10 Jl. Talasalapang, Kota Makassar Email : [email protected]
13
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal kanker kolorektal

KORELASI ANTARA INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) 18 DENGAN MUTASI GEN K-RAS KODON 12

PADA PENDERITA KANKER KOLOREKTAL DI MAKASSAR

THE CORRELATION BETWEEN HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) 18 INFECTION

AND K-ras GENE MUTATIONS OF CODON 12 IN PATIENTS WITH COLORECTAL CANCER

Mujahidah Basarang1 Rizalinda Sjahril2 Nasrum Massi2

1Mahasiswa Mikrobiologi, Biomedik . Pasca sarjana, Unhas Makassar 2Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedoketran, Unhas Makasar Alamat Korespondensi : Mujahidah Basarang Villa Taman Madani Blok C 10 Jl. Talasalapang, Kota Makassar Email : [email protected]

Page 2: Jurnal kanker kolorektal

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi infeksi HPV 18 dan mutasi gen K-ras kodon 12 pada penderita kanker kolorektal di Makassar. Infeksi HPV 18 dideteksi dengan amplifikasi PCR menggunakan primer MY9/11 dan primer spesifik untuk HPV tipe 18. Mutasi gen K-ras kodon 12 dideteksi menggunakan amplifikasi PCR menggunakan primer mutan. Analisis statistik menggunakan chi square dan uji korelasi. DNA HPV tidak ditemukan pada 33 jaringan tumor dan 31 jaringan normal dekat tumor. Mutasi gen K-ras kodon 24 pada 33 jaringan tumor (72,7%) dari 33 pasien. Dan pada jaringan normal dekat tumor 18 (58,1%) dari 31 pasien. Data ini menunjukkan bahwa infeksi HPV 18 bukan merupakan karsinogenesis kanker kolon dan rektum dan mutasi gen K-ras kodon 12 sering terjadi sebagai karsinogenesis kanker kolon dan rektum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara infeksi HPV 18 dan mutasi gen K-ras kodon 12 pada pasien kanker kolon dan rektum di Makassar.

Kata Kunci : HPV 18, Mutasi gen K-ras kodon 12, kanker kolorektal Abstract This study aims to investigate the correlation between HPV 18 infection and K-ras mutations of codon 12 in patients with colorectal cancer in Makassar. HPV 18 infection was detected by PCR amplification using MY9/11 primer and specific type primer of HPV 18. K-ras gene mutations were detected by PCR amplification by using mutant primer. The study used the Correlation tests. No DNA of HPV 18 was detected in 33 tumors and 31 normal tissue near the tumors. K-ras gene mtations at codon 24 were found in 33 tumors (72,7%) of 33 patients; and in 18 normal tissue near tumors (58,1%) of 31 patients. The data revealed that HPV 18 infection is not carcinogenesis of colorectal cancer and K-ras gene mutations of codon 12 have significant correlation with colorectal cancer. There is no correlation between HPV 18 infections in patient and K-ras gene mutations of codon 12 with colorectal cancer in Makassar. Key word : HPV 18, K-ras gene mutations of codon 12, colorectal cancer.

Page 3: Jurnal kanker kolorektal

PENDAHULUAN

Kanker dapat didefenisikan sebagai pembentukan sel-sel abnormal secara

cepat yang tumbuh melampaui batas-batas pertumbuhan sel pada umumnya

(WHO, 2012). Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa

mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka

disebut kanker kolon, terletak pada pada bagian kolon desesnden (kanan), kolon

transversum (tengah), kolon asendens (kiri) dan kolon rektosigmoid. Bila

menyerang bagian rektum, maka disebut kanker rektum. Kanker usus besar

merupakan masalah kesehatan utama dan merupakan penyakit yang sangat umum

di negara-negara maju di dunia. Seluruh dunia setiap tahun, lebih dari 900.000

kasus baru didiagnosa, dan hampir 500.000 orang meninggal karena penyakit ini.

Sekitar dua pertiga dari kasus insiden terjadi di negara maju, dimana kanker

kolorektal adalah kanker paling umum ketiga pada pria dan kedua yang paling

umum pada wanita. Di negara berkembang, kanker ini adalah kanker kelima yang

paling umum pada kedua jenis kelamin (Casidy, et. al., 2007). Menurut defenisi

WHO dalam Casidy, et.al. (2007), kanker kolorektal terdiri dari semua tumor

ganas kolon dan rektum, dan secara histologi, hampir semua kanker usus besar

adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat menyereksi mukus

dalam jumlah yang berbeda-beda (Price, Wilson, 2002).

Penyebab pasti dari kanker kolorektal belum diketahui secara pasti, namun

beberapa mikroorganisme telah diteliti berasosiasi pada jaringan tumor penderita

kanker kolorektal, salah satunya adalah virus human papillomavirus (Ou, Yen,

2010). dengan hampir 20% penyebab kanker pada manusia (Ou, Yen, 2010).

Human Papillomavirus (HPV) telah lama diketahui sebagai agen penyebab kutil

dan kemungkinan juga HPV berasosiasi dengan beberapa kanker. Telah

dilaporkan bahwa HPV 18 ditemukan pada papillomas genital dan kanker usus

besar (Lee, et al., 2001). HPV ditemukan berasosiasi dengan lesi premalignan dan

malignan pada epithelium squamosa traktus genital dan tumor extragenital. Akan

tetapi karsinogensis spesifik yang menyebabkan kanker kolorektal pada manusia

belum diketahui secara pasti (Cheng, et al., 1993).

Page 4: Jurnal kanker kolorektal

Karsinogenesis kolorektal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

kompleks, salah satunya adalah perubahan sekuen genetik. Perubahan genetik

menginaktif supresor tumor dan pasangan gen yang tidak sesuai atau aktifasi

oncogene yang terlibat dalam pertumbuhan sel, ploriferasi atau diferensiasi yang

merupakan implikasi dari perkembangan karsinoma kolon. Salah satu gen target

yang mengalami perubahan adalah ras family yang menyandi protein kecil 21-kD

(p21 ras) yang terlibat dalam transduksi dengan stimulasi eksternal sampai

molekul efektor melintasi membran plasma. Protein ini memiliki aktivitas GTPase

yang selalu menginaktifasi signal transduksi pada kondisi sel normal. Aktifasi

protooncogene K-ras (Kirsten Rat Sarcoma Viral Oncogene) oleh mutasi titik

adalah salah satu perubahan genetik yang berasosiasi dengan kanker pada

manusia. Mutasi oncogen K-ras 20-50% secara sporadis terlibat dalam karsinoma

kolorektal. Berdasarkan penelitian, mutasi gen K-ras menyebabkan 20-50%

kanker kolorektal. Mutasi ini biasa terjadi pada kodon 12 dan 13 pada ekson 1,

kodon ini diidentifikasi sebagai target (Buyru, et. al., 2006).

Dalam penelitian ini, mukosa normal dan jaringan kanker kolorektal

dievaluasi untuk menentukan apakah HPV dan mutasi K-Ras terlibat atau tidak

terlibat dalam pengembangan neoplasma usus secara PCR (Bodaghi, et. al., 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi DNA HPV 18 pada kanker kolorektal,

mendeteksi adanya E6 yang disandi HPV 18 penyebab karsinogenesis,

menyelidiki adanya mutasi K-ras pada kanker kolorektal, dan mengetahui adanya

korelasi keberadaan HPV 18 yang dideteksi melalui keberadaan E6 yang disandi

dengan mutasi K-Ras pada kolon penderita kanker kolorektal di Makassar.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel penelitian ini direncanakan akan dilakukan di bagian

Bedah digestif Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar, Rumah Sakit Hikmah Makassar, dan Rumah Sakit

Umum Haji Makassar untuk selanjutnya akan dilakukan penelitian di

Page 5: Jurnal kanker kolorektal

Laboratorium Unit Penelitian Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin

Makassar

Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode explorative , yaitu

rancangan penelitian yang digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya

hubungan sebab akibat antara dua variabel yang belum pernah diketahui.

Sedangkan desain penelitian menggunakan desain cross sectional yaitu

pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada satu

waktu/bersamaan waktunya.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah pasien penderita yang diduga kanker kolorektal

pada Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Rumah Sakit

Hikmah Makassar, Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar, dan Rumah

Sakit Umum Haji Makassar.

Sampel penelitian ini adalah jaringan normal dekat tumor dan jaringan

tumor penderita kanker kolorektal yang telah diangkat pada tindakan operasi

sebanyak 30 sampel.

Jaringan tumor penderita kanker kolorektal yang telah telah direseksi

dipotong sebesar 3 x 2 x 0,5 cm dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi

formalin. Sampel ini akan dikirim ke bagian patologi anatomi untuk ditentukan

stadium tumornya (TNM staging) secara histopatologi. Pada bagian tumor yang

sama, jaringan dipotong lagi untuk selanjutnya dimasukkan ke botol yang berisi

NaCl dan akan dideteksi HPV18 dan mutasi K-Ras secara molekuler dengan PCR.

Sementara pada kolon atau rektum pasien yang telah direseksi, jaringan normal

yang tidak memiliki tumor dipotong untuk selanjutnya dimasukkan ke botol yang

berisi NaCl dan akan dideteksi HPV18 dan mutasi K-Ras secara molekuler

dengan PCR untuk dibandingkan dengan jaringan tumor.

Jaringan kemudian diekstraksi dengan menggunakan mini kit Qiagen.

DNA hasil ekstraksi disimpan pada suhu -200 C.

Untuk mendeteksi HPV, DNA hasil ekstraksi diamplifikasi menggunakan

Genral Primer MY(9/11). MY9 CGTCCMARRGGAWACTGATC dan MY11

Page 6: Jurnal kanker kolorektal

GCMCAGGGWCTATAAYAATGG. Produk PCR 450 bp. Sebagai kontrol

kualitas isolasi DNA digunakan primer gen Beta globine GH2O GAA GAG CCA

AGG ACA GGT AC, PCO4 CAA CTT CAT CCA CGT TCA CC (Damin dkk,

2007).

DNA HPV yang positif pada amplifikasi menggunakan primer MY9/11

selanjutnya diamplifikasi dengan spesifik primer yang mengamplifikasi region E6

dari genome HPV 18. Primer HPV 18 E6 forward dan reverse masing-masing 5'-

CAC TTC ACT GCA AGA CAT AGA -3' dan 5'- GTT GTG AAA TCG TCG

TTT TTC A -3'. Produk akhir dari PCR dihasilkan 322 bp.

Untuk mendeteksi mutasi gen K-Ras digunakan primer forward K12&13F

ACTGAATATAAACTTGTGGTAGTTGGCCCT, primer reverse 12mt-R

AACAAGATTTACCTCTATTCCTGGATCA untuk kodon 12 (Nagasaka et. al.,

2004). Deteksi mutasi gen K-Ras yang dilakukan sesuai dengan metode yang

dijelaskan oleh Buyru et. al., (2006). Produk PCR dihasilkan 120 bp.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Subjek penelitian yang

memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, didapatkan 33 orang pasien bedah

digestif yang secara histopatologi adalah kanker usus dan rektum. Setiap orang

diambil sampel jaringan hasil reseksi pada dua tempat, yaitu jaringan kanker pada

bagian usus dan rektum yang terdapat massa tumor dan jaringan normal pada

bagian normal usus dekat massa tumor. Sehingga diperoleh 2 kelompok

penelitian, yaitu kelompok jaringan kolon normal dekat tumor (KN) sebanyak 31

sampel dan kelompok jaringan tumor (KT) sebanyak 33 sampel. Sebagai kontrol

digunakan jaringan usus yang secara kolonoskopi tidak menunjukkan kanker usus.

Sampel jaringan pasien kemudian dibawa ke RS UH untuk diekstraksi dan di

amplifikasi dengan mesin PCR menggunakan primer MY 9/11 untuk mendeteksi

HPV dan primer K-ras untuk mendeteksi mutasi gen K-ras.

Pada penelitian ini, usia subjek berkisar 26 -75 tahun dan terdapat 18 laki-laki

(58,1%) dan 31 perempuan (41,9%) pada kelompok KN dan 19 laki-laki (57,6%)

Page 7: Jurnal kanker kolorektal

dan 14 perempuan (42,4%) pada kelompok KT yang memenuhi kriteria inklusi

secara histopatologi dan bersedia mengikuti penelitian.

Sampel yang diamplifikasi untuk pemerikasaan DNA virus HPV

menggunakan primer MY9/11 menunjukkan hasil negatif pada smpel kolon

normal dekat tumor dan kolon tumor. Hasil PCR mutasi gen K-ras kodon 12

menunjukkan mutasi sebanyak 18 (58,1%) dari 31 sampel kolon normal dekat

tumor dan 24 (72,7%) dari 33 kolon tumor.

Penelitian ini dilakukan deteksi Human Papilloma Virus (HPV) 18 dan

mutasi gen K-ras kodon 12 pada penderita kanker kolorektal di Makssar. Sampel

jaringan diperoleh dari jaringan kolon hasil reseksi pasien dengan riwayat kanker

kolorektal. Sampel yang diperoleh terlebih dahulu dikonfirmasi dengan

pemeriksaan histopatologi untuk memastikan tipe sel jaringan sampel adalah

karsinoma atau kanker. Jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 38 pasien dan

yang termasuk kriteria inklusi adalah 63 yang dikategorikan kedalam 2 kelompok,

yaitu sampel jaringan tumor atau kanker (KT) sebanyak 33, dan sampel jaringan

normal dekat tumor (KN) sebanyak 31. Semua sampel kemudian diperiksa secara

molekuler untuk mencari HPV tipe 18 dan mutasi gen K-ras kodon 12.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologi 33 jaringan tumor menunjukkan

keganasan (adenokarsinoma, adenokarsinoma + polip dan adenokarsinoma yang

bermetastasis ke kelenjar getah bening), perkembangan ke arah keganasan

(displasia dan anaplastik), dan polip. Adenokarsinoma diferensiasi baik 1 (3.0%),

adenokarsinoma diferensiasi sedang 23 (70.0%), adenokarsinoma diferensiasi

buruk 2 (6.0%), adenokarsinoma diferensiasi sedang dan polip 2 (6.0%),

Adenokarsinoma metastasis ke getah bening 1 (3.0%), polip 1 (3.0%), displasi 2

(6.0%), dan anaplastik 1 (3.0%). Sedangkan sampel KN menunjukkan sel normal.

Berdasarkan Price dan Wilson (2002), KKR didominasi oleh tipe

adenokarsinoma, yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Korelasi antara

adenokarsinoma yang disebabkan oleh virus belum diketahui jelas, akan tetapi

berdasarkan Lopez (1997) dan Fox (2000). HPV-18 berhubungan dengan

adenocarcinoma serviks, tetapi hubungan HPV 18 dengan karsinoma kolorektal

belum diketahui.

Page 8: Jurnal kanker kolorektal

HPV merupakan virus yang secara etiologi telah diketahui sebagai

penyebab kanker serviks. Sedangkan pada KKR belum diketahui bagaimana HPV

menyebabkan kanker kolorektal. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

pada jaringan kanker kolorektal terdapat HPV. Akan tetapi penelitian lain pun

menunjukkan bukti berbeda bahwa pada kolon dan rektum yang mengalami

kanker, tidak ditemukan HPV dengan metode diagnosis yang sama. Pada

penelitian ini pun tidak dideteksi HPV dengan menggunakan prosedur kerja yang

dijelaskan pada beberapa jurnal (Bodaghi, 2005; Buyru, 2006; Deschoolmeester

V, 2010; Yavuzer, 2010; Damin, 2007). DNA hasil ekstraksi diamplifikasi

menggunakan primer berspektrum luas MY9/11 untuk mendeteksi gen L1 HPV.

Semua sampel jaringan tumor, jaringan normal dekat tumor dan jaringan bukan

tumor menunjukkan hasil negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel

kanker kolorektal tidak ditemukan HPV. Hal ini mungkin disebabkan oleh tipe sel

kolon dan serviks berbeda.

Berdasarkan penelitian, mutasi gen K-ras menyebabkan 20-50% kanker

kolorektal. Mutasi ini biasa terjadi pada kodon 12 yang diidentifikasi sebagai

target (Buyru, et. al., 2006). Untuk deteksi mutasi gen K-ras kodon 12 pada

penderita KKR di Makassar dilakukan sesuai prosedur yang dijelaskan Nagasaka

(2004). DNA hasil ektraksi diamplifikasi dengan menggunakan primer forward

dan reverse yang didesain untuk mengamplifikasi K-ras mutan. Berdasarkan

histopatologi jaringan, terdapat 23 (70.0%) sampel dengan adenocarsinoma

diferensiasi sedang, yang terdiri atas 18 (78.3%) sampel yang mengalami mutasi

gen K-ras kodon 12. Pada tingkatan umur, 9 (27.3%) pasien terbanyak mengalami

kanker pada rentang umur 41 – 50 tahun dan 9 pasien mengalami mutasi pada gen

K-ras. Pada kriteria jenis kelamin, laki-laki lebih banyak mengalami kanker (19

(57.6%)) dibanding perempuan (14 (42.4%)). 12 (63.3%) dari penderita laki-laki

mengalami mutasi pada gen K-ras kodon 12.

Sedangkan pada jaringan normal kolon dekat tumor ditemukan mutasi 18

(58.1%) dari 31 pasien mengalami mutasi. Pada tingkatan umur, mutasi paling

banyak pada rentang 41 – 50 tahun, yaitu 8 (88,9%) dari 9 pasien. Dan pada

tingkat jenis kelamin, mutasi lebih banyak pada pasien laki-laki, yaitu 12 (66.7%)

Page 9: Jurnal kanker kolorektal

dari 18 pasien. Sehingga dapat dikatakan bahwa mutasi K-ras pada jaringan yang

secara histopatologi terlihat normal dan pada jaringan kanker pada pasien yang

sama pada bagian kolon atau rektum yang sama tidak memiliki perbedaan

signifikan. Pada kedua jaringan itu ditemukan mutasi dengan tingkat persentasi

yang hampir sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

HPV 18 tidak ditemukan pada penderita kanker kolorektal di Makassar.

Mutasi gen K-ras berperan dalam meningkatkan angka kejadian kanker kolorektal

di Makassar. Tidak ada korelasi antara infeksi HPV 18 dengan mutasi gen K-ras

pada penderita kanker kolorektal di Makassar.

Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian terhadap agen

mikroba yang lain yang mungkin mempengaruhi mutasi gen K-ras dan gen-gen

lainnya yang mungkin mempengaruhi atau memperparah terjadinya kanker

kolorektal

DAFTAR PUSTAKA

Bodaghi S, Yamanegi K, Xiao SY, Costa MD, Palefsky JM, Zheng ZM. Colorectal papillomavirus infection in colorectal cancer patients. Clin cancer Res. 2005 April 15; 11 (8): 2862-2867.

Buyru N, Tezol A, Dalay N. Coexistence of K-ras mutations and HPV infection in colon cancer. BMC cancer 2006, 6:115.

Casidy J, Johnston P, Cutsem. 2007. Colorectal Cancer. Informa Healthcare USA, Inc.

Cheng JY, Meng CL, Chao CF, Gau SD, Lin JC. Human papillomavirus 16 DNA in NIH3T3 cells transformed by colonic cancer celluler DNA. Gut 1993; 34: 1710-1713.

Damin et al. Evidence for an association of human papillomavirusinfection and colorectal cancer EJSO 33 (2007) 569e574

Deschoolmeester V, Marck VV, Baay M, Weyn C, Vermeulen P, Marck

Page 10: Jurnal kanker kolorektal

EV, Lardon F, Fontaine V, Vermorken JB. Detection of HPV and the role of p16INK4a overexpression as a surrogate marker for the presence of functional HPV oncoprotein E7 in Colorectal cancer. BMC cancer 2010, 10:117.

Lee YM, Leu SY, Chiang H, Fung CP, Liu WT. Human Papillomavirus type 18 in Colorectal Cancer. J Microbial Immunol Infect. 2001 Jun; 34(2):n87-91.

Nagasaka, T., et., al. 2004. Colorectal Cancer With Mutation in BRAF, KRAS and Wild-type with respect to Both Oncogenes Showing Different Patterns of DNA Methylation. Jc0 volume 22. Number 22. November 15 2004. Doi: 10.1200/JCO.2004.02.154.

Ou, J. J., Yen, T. S. B. 2010. Human Onkogenic Viruses. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.

Price SA. Dan Wilson LM. 2002. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

WHO. 2012. Cancer. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/.

Yavuzer, D. et. al. Investigation of human papillomavirus DNA in colorectal carcinomas and adenomas. Med Oncol (2011) 28:127–132

Page 11: Jurnal kanker kolorektal

LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil amplifikasi gen L1 HPV 18 (1-17 adalah sampel jaringan

kolon normal dekat tumor)

Gambar 2. Hasil amplifikasi gen L1 HPV 18 (1-13 adalah sampel jaringan

kolon tumor)

Gambar 3. Hasil PCR gen K-ras sampel jaringan normal dekat tumor

(KN14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37)

Page 12: Jurnal kanker kolorektal

Gambar 4. Hasil PCR gen K-ras sampel jaringan tumor (KT17, 18, 19, 21,

22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 37)

Tabel 1. Hubungan antara histopatologi jaringan, umur, jenis kelamin

dengan HPV 18 dan mutasi gen K-ras pada sampel jaringan normal dekat

tumor (KN)

Kriteria N HPV 18 Mutasi K-ras

Histopatologi jaringan

Normal 31 (100%) 0 18 (58,1%)

Umur

20 – 30 0 0 0

31 – 40 4 (12,9%) 0 3 (75%)

41 – 50 9 (29,0%) 0 4(44,5%)

51 – 60 7 (22,6%) 0 3(42,9%)

61 – 70 6 (19,4%) 0 4 (42,9%)

71 – 80 5 (16,1%) 0 4 (80%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 18 (58,1%) 0 12 (66,7%)

Perempuan 13 (41,9%) 0 6 (46,2%)

Page 13: Jurnal kanker kolorektal

Tabel 1. Hubungan antara histopatologi jaringan, umur, jenis kelamin

dengan HPV 18 dan mutasi gen K-ras pada sampel jaringan tumor (KT)

Kriteria N HPV 18 Mutasi K-ras

Histopatologi jaringan

Normal 31 (100%) 0 18 (58,1%)

Umur

20 – 30 1 (3,0%) 0 1 (100%)

31 – 40 4 (12,1%) 0 2 (50%)

41 – 50 9 (27,3%) 0 9(100%)

51 – 60 7 (21,2%) 0 6(85,7%)

61 – 70 7 (21,2%) 0 5 (71,4%)

71 – 80 5 (16,1%) 0 1 (20%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 19 (57,6%) 0 12 (63,3%)

Perempuan 14 (42,4%) 0 12(85,7%)