80 This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), 1(1) 2020: 106-111, Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA) Available online http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jiperta Strategi Pengembangan Usaha Industri Sapu Ijuk Berdasarkan Kondisi Sosial Ekonomi Pemilik Usaha Sapu Ijuk (Studi Kasus : Desa Medan Senembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Business Strategy for Palm Fibers Broom Industry Based on Socio Economic Conditions of Palm Fibers Broom Business Owner (Case Study : Medan Senembah Village, Tanjung Morawa District, Sumatera Utara Province) Tessa Julvidia Putri 1) , Mitra Musika Lubis 1)* , Khairul Saleh 1) 1) Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pengusaha sapu ijuk dan strategi pengembangan usaha industri sapu ijuk di desa medan senembah. Penelittian ini dilaksanakan dari bulan mei sampai juni 2015. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan cara sensus, dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 32 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik usaha sapu ijuk yang berada di desa Medan Senembah kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan dari hasil penelitian kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dikatakan baik dan alternatif strategi pengembangan usaha sapu ijuk dengan menggunakan matriks swot dihasilkan beberapa strategi yaitu: menambah jumlah pelanggan tetap, menyesuaikan harga bersaing sesuai kualitas produk, menambah kapasitas produksi, menyediakan produk sapu ijuk yang berkualitas, melakukan pinjaman ke bank dan promosi, memperbaiki manajemen usaha, memperbaiki sistem pencatatan keuangan dan administrasi, inovasi produk sapu ijuk yang menarik, derivasi produk ijuk, dan pemanfaatan limbah sapu ijuk sendiri. Kata Kunci: Sapu ijuk, Industri, Strategi Abstract This study aims to determine the socio-economic conditions broom fibers entrepreneurs and business development strategies broom fibers industry in the village Senembah field. Penelittian is implemented from the month of May until June 2015. This study uses sampling by census, in this study sample is 32 respondents. The sample in this study are a business owner broom fibers in the village of Medan Senembah districts Tanjung Morawa, Deli Serdang regency. Based on the results of the study socio-economic conditions of business owners said to be good and alternative business development strategy broom fibers by using a matrix swot produced several strategies, namely: increasing the number of regular customers, adjusting competitively priced according to product quality, increase production capacity, providing products broom fibers quality, make loans to banks and promotions, improve enterprise management, improve the system of financial records and administration, product innovation attractive broom fibers, fibers derivation products, and utilization of waste broom fibers themselves. Keywords: Ijuk Sweep, Industry, Strategy How to Cite: Tessa, J.P. Mitra, M.L. & Khairul, S. (2016). Strategi Pengembangan Usaha Sapu Ijuk. Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), 1 (1): 106-111 *E-mail: [email protected]ISSN 2550-1305 (Online)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
80
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0
Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA) Available online http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jiperta
Strategi Pengembangan Usaha Industri Sapu Ijuk Berdasarkan
Kondisi Sosial Ekonomi Pemilik Usaha Sapu Ijuk (Studi Kasus : Desa Medan Senembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara)
Business Strategy for Palm Fibers Broom Industry Based on Socio Economic Conditions of Palm Fibers Broom Business Owner
(Case Study : Medan Senembah Village, Tanjung Morawa District, Sumatera Utara Province)
Tessa Julvidia Putri1), Mitra Musika Lubis1)*, Khairul Saleh1)
1) Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area, Indonesia Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pengusaha sapu ijuk dan strategi pengembangan usaha industri sapu ijuk di desa medan senembah. Penelittian ini dilaksanakan dari bulan mei sampai juni 2015. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan cara sensus, dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 32 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik usaha sapu ijuk yang berada di desa Medan Senembah kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan dari hasil penelitian kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dikatakan baik dan alternatif strategi pengembangan usaha sapu ijuk dengan menggunakan matriks swot dihasilkan beberapa strategi yaitu: menambah jumlah pelanggan tetap, menyesuaikan harga bersaing sesuai kualitas produk, menambah kapasitas produksi, menyediakan produk sapu ijuk yang berkualitas, melakukan pinjaman ke bank dan promosi, memperbaiki manajemen usaha, memperbaiki sistem pencatatan keuangan dan administrasi, inovasi produk sapu ijuk yang menarik, derivasi produk ijuk, dan pemanfaatan limbah sapu ijuk sendiri. Kata Kunci: Sapu ijuk, Industri, Strategi
Abstract
This study aims to determine the socio-economic conditions broom fibers entrepreneurs and business development strategies broom fibers industry in the village Senembah field. Penelittian is implemented from the month of May until June 2015. This study uses sampling by census, in this study sample is 32 respondents. The sample in this study are a business owner broom fibers in the village of Medan Senembah districts Tanjung Morawa, Deli Serdang regency. Based on the results of the study socio-economic conditions of business owners said to be good and alternative business development strategy broom fibers by using a matrix swot produced several strategies, namely: increasing the number of regular customers, adjusting competitively priced according to product quality, increase production capacity, providing products broom fibers quality, make loans to banks and promotions, improve enterprise management, improve the system of financial records and administration, product innovation attractive broom fibers, fibers derivation products, and utilization of waste broom fibers themselves. Keywords: Ijuk Sweep, Industry, Strategy How to Cite: Tessa, J.P. Mitra, M.L. & Khairul, S. (2016). Strategi Pengembangan Usaha Sapu Ijuk. Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), 1 (1): 106-111 *E-mail: [email protected] ISSN 2550-1305 (Online)
Karakteristik Responden Pemilik Usaha Mengenai Kondisi Sosial Ekonominya
Pendidikan
Ditinjau dari hasil penelitian, pendidikan terbanyak responden pemilik usaha
industri sapu ijuk yang paling dominan adalah dengan tamatan SMA sebanyak 19
responden (kk) dengan persentase 59,4 %. Dengan pendidikan yang cukup tinggi dan
pengetahuan yang dimiliki pemilik usaha dapat membantu untuk mengantisipasi
perubahan yang terjadi di lingkungan usaha dan pemilik usaha dapat lebih mudah
mengerti ilmu usaha untuk menerapkan strategi pengembangan usahanya. Dimana
pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan mutu suatu produk yang akan berakibat
pada keberlangsungan usaha.
Hubungan dengan Masyarakat Sekitar dan Pekerja
Ditinjau dari hasil penelitian, hubungan dengan masyarakat sekitar dan pekerja
dengan pemilik usaha industri sapu ijuk menurut responden yaitu berjalan baik dengan
persentase 100% sebanyak 32 responden (kk) dan tidak berjalan baik 0 % . Menurut
keterangan masyarakat, pemilik usaha tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat
dengan tetap mengikuti kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial bersama masyarakat
sekitar seperti beribadah bersama dan bergotong royong, sedangkan menurut
keterangan pekerja pada industri sapu ijuk yaitu hubungan yang terjalin antara pemilik
usaha sapu ijuk dan pekerja lebih mengarah pada hubungan persaudaraan. Pekerja
berasal dari daerah sekitar tempat usaha, pemilik usaha dapat mengetahui kebutuhan
pekerja dan sebaliknya.
Jumlah Macam-Macam Jenis Sapu Ijuk yang dimiliki
Ditinjau dari hasil penelitian, jumlah macam-macam jenis sapu ijuk yang dimiliki
oleh pemilik usaha sapu ijuk yang paling dominan adalah 1-2 (sapu ijuk kipas, sapu ijuk
jahit rotan) sebanyak 25 responden (kk) pemilik usaha sapu ijuk dengan persentase
78,1%, sedangkan >2 (sapu ijuk kipas, sapu ijuk jahit rotan, dan sapu ijuk laba-laba)
sebanyak 7 responden (kk) pemilik usaha sapu ijuk dengan persentase 21,9%. Pemilik
usaha dapat dikatakan berinovatif karena mempunyai jenis macam-macam sapu lebih
dari satu (sapu ijuk kipas, sapu ijuk jahit rotan, sapu ijuk laba-laba) dan dapat
mengembangkan kreasi jenis sapu ijuk lebih banyak lagi agar usaha sapunya lebih
berkembang.
Lama Usaha
Ditinjau dari hasil penelitian, menurut pemilik usaha sapu ijuk di desa Medan
Senembah lama usaha sapu ijuk yang paling dominan adalah > 6 tahun sebanyak 19
responden dengan persentase 59,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa usaha sapu ijuk telah
lama berjalan di desa Medan Senembah, dengan semakin lamanya usaha yang dimiliki
maka pemilik usaha semakin berpengalaman menghadapi kelemahan dan ancaman yang
dihadapi dalam usaha sapu ijuk.
Tessa Julvidia Putri, MItra Musika Lubis & Khairul Saleh, Strategi Pengembangan Usaha Sapu Ijuk
84
Penghasilan
Ditinjau dari hasil penelitian, penghasilan pemilik usaha yang paling dominan
adalah >10 juta sebanyak 20 responden dengan persentase 62,5%. Penghasilan tersebut
sudah dapat dikategorikan sedang, karena penghasilan pemilik usaha dapat dikatakan
layak. Pemilik usaha dapat menabung sebagian penghasilannya ke modal usaha untuk
membantu mengembangkan usahanya.
Pengeluaran
Ditinjau dari hasil penelitian, pengeluaran responden pemilik usaha sapu ijuk di
desa Medan Senembah yang paling dominan >5 juta sebanyak 20 responden dengan
persentase 62,5%. Pengeluran tersebut sudah dapat dikategorikan sedang, pemilik usaha
dapat menabung setelah penghasilan dikurangi pengeluarannya perbulan dan
membantu menambah modal untuk mengembangkan usahanya. Modal memulai usaha
responden pemilik usaha sapu ijuk di desa Medan Senembah yang paling dominan >7
juta sebanyak 28 responden dengan persentase 87,5 %.
Matriks IFE
Matriks IFE berisikan hasil kuesioner analisa kekuatan, kelemahan yang berisi
berbagai faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha industri kecil sapu ijuk
di Medan Senembah. Tabel 2. Matriks IFE Hasil Kuesioner Analisa Faktor Kekuatan Dan Kelemahan
Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1. Produk berkualitas baik 0,08 3,94 0,33 2. Harga produk terjangkau 0,08 3,75 0,30 3. Hubungan pemilik usaha dengan para pekerja pembuat sapu ijuk berjalan baik
0,08 3,94 0,33
4. Para pekerja pembuat sapu ijuk giat bekerja 0,08 3,66 0,28 5. Tidak perlu menyerap tenaga kerja dari luar desa 0,03 1,41 0,04 6. Berpotensi sebagai produk unggulan daerah 0,06 3,03 0,19 7. Cara pembuatan cukup mudah dan bisa secara manual
0,05 2,31 0.11
8. Dapat mengurangi pengangguran di desa 0,04 2.09 0.09 9. Produk dapat diserap pasar lokal maupun domestic
0,03 1,25 0.03
Kelemahan 1. Masih menggunakan peralatan manual 0,06 3,00 0,19 2. Ketahanan produk sapu ijuk kurang dari 7 bulan 0,06 3,00 0,19 3. Bentuk dan kemasan sapu ijuk relatif selalu sama 0,06 3,00 0,19 4. Masih banyak produk sapu ijuk yang belum mempunyai merek
0,06 3,00 0,19
5. Belum ada manajemen usaha yang baik 0,03 1,19 0,03 6. Belum ada pembukuan keuangan dari usaha 0,04 1,78 0,07 7. Modal mengembangkan usaha terbatas 0,03 1,59 0,05 8. Usaha masih belum berjalan lebih dari 5 tahun 0,07 3,09 0,20 9. Pemasaran produk ada yang belum sampai luar provinsi dan internasional
Setelah diperoleh hasil kuesioner analisa faktor kekuatan dan kelemahan, maka
dapat dilihat faktor mana yang nilai bobot dan ratingnya tinggi pada factor kekuatan.
Skor bobot total matriks IFE (Internal Faktor Evaluasi) yaitu 2,93 mengindikasikan
bahwa posisi internal kuat karena skor bobot totalnya tidak dibawah 2,5. Jika nilainya
dibawah 2,5 menandakan posisi perusahaan secara internal adalah lemah, dan jika
nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi perusahaan secara internal kuat (Adityas C.
Widiatmoko, 2009).
Matriks EFE
Matriks EFE berisikan hasil kuesioner analisa peluang dan ancaman adalah
kuesioner yang berisi berbagai faktor peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usaha
industri kecil sapu ijuk di Medan Senembah. Setelah diperoleh hasil kuesioner analisa
faktor peluang dan ancaman, maka dapat dilihat faktor mana pada faktor peluang yang
nilai bobot dan ratingnya tinggi. Skor bobot total matriks IFE (Internal Factor Evaluasi)
yaitu 2,88 mengindikasikan bahwa industri kecil sapu ijuk medan senembah mampu
menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif
potensial dari ancaman eksternal. Jika nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi
perusahaan merespon dengan baik peluang dan mengatasi ancaman yang ada
(Widiatmoko, 2009). Berbeda apabila skor bobot totalnya berkisar 1,0 menandakan
bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau
menghindari ancaman yang muncul (David, 2011).
Tabel 10. Matriks EFE hasil kuesioner analisa faktor peluang dan ancaman
Faktor-faktor eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1. Usaha menghasilkan laba yang potensial 0,03 1,03 0,03 2. Pemasok yang tersedia ada 0,11 3,91 0,44 3. Harga bahan baku ijuk relatif murah 0,11 3,75 0,41 4. Pembeli (konsumen) tidak memiliki kepekaan terhadap harga barang hanya memikirkan kualitas sehingga tidak pindah ke pesaing yang menawarkan harga murah
0,08 2,81 0,23
5. Memiliki pelanggan-pelanggan tetap 0,11 3,91 0,44 6. Harga bahan baku selain ijuk cukup stabil 0,05 1,84 0,10 7. Permintaan produk lumayan tinggi 0,04 1,41 0,06 Ancaman 1. Banyaknya pesaing dalam usaha ini yang dekat dengan lokasi usaha
0,03 1,09 0,03
2. Mahalnya peralatan modern untuk membantu pembuatan sapu ijuk
0,09 3,16 0,29
3. Susahnya persyaratan, proses peminjaman uang untuk penambahan modal usaha sapu ijuk
0,09 3,03 0,27
4. Jarang ada penyuluhan usaha dari desa 0,07 2,47 0,18 5. Susahnya membeli merek agar sapu ijuk mempunyai merek
0,09 3,00 0,26
6. Distributor (pengumpul) sedikit 0,05 1,72 0,09 7. Produk pengganti ada 0,04 1,38 0,05
Total 2,88
Tessa Julvidia Putri, MItra Musika Lubis & Khairul Saleh, Strategi Pengembangan Usaha Sapu Ijuk
86
Matriks IE
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE, posisi industri sapu ijuk di desa
Medan Senembah berada di kuadaran ke lima. Kuadran ke lima Growth Strategy
merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri dan Stability Strategy merupakan
strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan (Freddy,
2004). Oleh karena itu, strategi terbaik yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik usaha
adalah menjaga dan mempertahankan posisi yang selama ini sudah diraih. Kebijakan
yang umum dari strategi ini adalah dengan melakukan penetrasi pasar dan
mengembangkan produk. Artinya pengelola harus mempertahankan posisinya dengan
terus mengembangkan produknya dan melakukan penetrasi ke pasar yang potensial dan
selama ini belum tergarap, selain dengan tetap menjaga konsistensi dan kualitas produk.
Analisis Faktor Internal Kekuatan
Produk Berkualitas Baik
Selama ini industri sapu ijuk di desa Medan Senembah selalu menjaga kualitas
produknya. Dengan cara memproduksi sapu dengan ijuk-ijuk yang berkualitas baik
sehingga sapu ijuknya tahan lama yaitu sekitar enam bulan sampai satu tahun, hasil
produk sapu ijuk di Medan Senembah tidak kasar dan tidak cepat rusak. Sampai saat ini
pemilik industri sapu ijuk belum pernah menerima komplain dari konsumen mengenai
produk yang dijual.
Hubungan Pemilik Usaha dengan Para Pekerja Pembuat Sapu Ijuk Berjalan Baik
Hubungan yang terjalin antara pemilik usaha sapu ijuk dan pekerja lebih mengarah
pada hubungan persaudaraan. Pekerja berasal dari daerah sekitar tempat usaha, tenaga
kerja yang bekerja di industri sapu ijuk berasal dari masyarakat setempat dan keluarga
pemilik usaha, jadi pemilik usaha dapat mengetahui kebutuhan pekerja dan sebaliknya.
Dengan memiliki hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pekerja, setidaknya
masyarakat sekitar dan pekerja membantu pengembangan usaha sapu ijuk dapat
membantu mempromosikan produk sapu ijuk kepada orang lain.
Harga Produk Yang Terjangkau
Harga produk sapu ijuk di industri sapu ijuk Medan Senembah tergolong murah
dibandingkan harga produk sapu plastik (Rp20.000,00 – Rp50.000,00). Sedangkan
harga sapu ijuk yaitu sapu ijuk kipas berkualitas rendah (Rp5.000,00 – Rp6.000,00),
sapu ijuk diantaranya menambah jumlah pelanggan tetap, menyesuaikan harga sesuai
kualitas produk dan menambah kapasitas produksi.
Strategi Strengths-Threats (ST)
Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari
atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Alternative strategi S-T yang dihasilkan
adalah menyediakan produk sapu ijuk yang berkualitas. Berdasarkan kondisi sosial
ekonomi pemilik usaha yaitu lama usaha yang 1 - 5 tahun, > 6 tahun, pemilik usaha dapat
menjadikan pengalamannya memproduksi sapu ijuk yang berkualitas untuk
mengajarkan kepada pekerjanya agar dapat menghasilkan produk sapu ijuk yang rapi,
halus tidak kasar, tidak rusak, sehingga mereka dapat menyediakan sapu ijuk yang
berkualitas untuk konsumen.
Strategi Weakness-Oppoturnity (WO)
Strategi WO merupakan strategi yang memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi industri sapu ijuk.
Adapun beberapa alternatif strategi W-O yang dihasilkan diantaranya melakukan
pinjaman ke bank dan promosi produk, memperbaiki manajemen usaha dan melakukan
sistem pencatatan keuangan dan administrasi.
Strategi (WT)
Strategi WT merupakan strategi yang mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal yang ada. Beberapa alternatif strategi WT yang
dihasilkan antara lain inovasi produk sapu ijuk yang menarik, derivasi produk ijuk dan
pemanfaatan limbah sapu ijuk sendiri.
SIMPULAN
Kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dapat dikatakan baik, dapat dilihat dari
berdasarkan karakteristik pemilik usaha sapu ijuk di desa Medan Senembah yaitu
Pendidikan terbanyak responden pemilik usaha industri sapu ijuk yang paling dominan
adalah dengan tamatan SMA sebanyak 19 responden (kk) dengan persentase 59,4 %.
Hubungan dengan masyarakat sekitar dan pekerja dengan pemilik usaha industri sapu
ijuk menurut responden yaitu berjalan baik dengan persentase 100% sebanyak 32
responden(kk) dan tidak berjalan baik 0%. Jumlah macam-macam jenis sapu yang
dimiliki pemilik usaha sapu ijuk yang paling dominan adalah >1-2 sebanyak 20
responden (kk) pemilik usaha sapu ijuk dengan persentase 78,1%. Pemilik usaha sapu
ijuk di desa Medan Senembah lama usaha sapu ijuk yang paling dominan adalah >6 tahun
sebanyak 19 responden dengan persentase tertinggi yaitu 59,4%. Penghasilan pemilik
usaha dapat dikategorikan sedang adalah >10 juta sebanyak 25 responden dengan
persentase 62,5%. Pengeluaran pemilik usaha yang paling dominan yaitu adalah >5 juta
sebanyak 25 responden dengan persentase 62,5% dari responden pemilik usaha sapu
ijuk.
Penentuan alternatif strategi pengembangan usaha sapu ijuk dengan menggunakan
matriks SWOT dihasilkan beberapa strategi yaitu Menambah jumlah pelanggan tetap,
Tessa Julvidia Putri, MItra Musika Lubis & Khairul Saleh, Strategi Pengembangan Usaha Sapu Ijuk
90
menyesuaikan harga bersaing sesuai kualitas produk, menambah kapasitas produksi,
menyediakan produk sapu ijuk yang berkualitas, melakukan pinjaman ke bank dan
promosi, memperbaiki manajemen usaha, memperbaiki sistem pencatatan keuangan dan
administrasi, inovasi produk sapu ijuk yang menarik, derivasi produk ijuk dan
pemanfaatan limbah sapu ijuk sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Andriana, J. (2014). Strategi Keunggulan Bersaing Pada Diva Laundry Dalam Menghadapi Persaingan Antar
Usaha Jasa Laundry di Mojokerto. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Adytias, C.W. (2009). Kajian Terhadap Strength, Weakness, Opportunities, Threats Kontraktor Dalam
Industri Jasa Konstruksi Sub Bidang Bangunan Gedung dan Perumahan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
David, F.R. (2011). Manajemen Strategis. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Erwinsyah. (2013). Analisis Pendapatan Pengerajin Sapu Ijuk Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan
Keluarga. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Fahmi, M. (2013). Analisis Strategi Pemasaran Kopi Arabika ‘Bergendaal Koffie’ di Kabupaten Bener
Meriah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Idrus. (2000). Akuntansi dan Pengusaha Kecil. Edisi 07/Maret/Th.VII. Joesron, T. S. & M. Fathorrozi. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Kantor Kepala Desa. (2015). Beberapa Industri Kecil dan Menengah Wilayah Desa Medan Sinembah 2013.
Medan Sinembah. Kantor Kepala Desa. Marissa, R. (2013). Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Industri Sapu Ijuk dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Nitisastro, W. (2010). Pengalaman Pembangunan Indonesia: Kumpulan Tulisan dan Uraian Widjojo Nitisastro. Jakarta: Penerbit Kompas.
Nurhayati, (2013). Analisis Finansial dan Pemasaran Produk Ijuk Aren (Arenga Pinnata) di Desa Pelintahan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sartika, A. T. (2013). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa Asing Di Universitas
Sumatera Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Setyobudi, A. (2007). Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan 5, Hlm. 29. Yusa, M. R. (2011). Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada E-Cofarm, Kampus IPB Darmaga-Bogor.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.