JURNAL ILMIAH TREND TERKINI DALAM PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS : PERSPECTIVE KEDOKTERAN GIGI PEMBIMBING: DRG. TRESNA DITERJEMAHKAN OLEH: IMELA SARI 090100008 AKBAR HUSAINI ANGKAT 090100050 KARINA DWI SWASTIKA 090100060 MAROLOP C. HUTAPEA 090100061 ANDRI H. SIPAHUTAR 090100209 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL ILMIAH
TREND TERKINI DALAM PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS :
PERSPECTIVE KEDOKTERAN GIGI
PEMBIMBING:
DRG. TRESNA
DITERJEMAHKAN OLEH:
IMELA SARI 090100008
AKBAR HUSAINI ANGKAT 090100050
KARINA DWI SWASTIKA 090100060
MAROLOP C. HUTAPEA 090100061
ANDRI H. SIPAHUTAR 090100209
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2013
TREND TERKINI DALAM PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS :
PERSPECTIVE KEDOKTERAN GIGI
*C.C. Azodo
*Department of Periodontics, University of Benin Teaching Hospital Benin City,
- Penghambatan metabolism makrofag, dengan menghambat fagositosis
- Defek imun dan penurunan fungsi dari leukosit
- Semua peranan PMN seperti PMN kemotaksis, pengaktivan sel PMN, peningkatan
produksi radikal bebas, ini semua dapat meningkatkan factor resiko dari komplikasi yang
menyerang pembuluh darah dan memperparah gejala infeksi. Perlengketan neutrophil dan
kemotaksis dan fagositosis dapat juga menghambat pembunuhan bakteri yang masuk.
- Penurunan produksi dari antibodi pasien
- Neuropati perifer dan rendahnya sirkulasi perifer
PENURUNAN WAKTU PENYEMBUHAN LUKA
Diabetes juga menyebabkan proses penyembuhan luka di dalam rongga mulut terganggu dan
menimbulkan abses periodontal.
Kondisi ini yang membuat pemeriksaan rutin ke dokter gigi menjadi sangat penting.
Mekanisme :
- mikroangiopati dan penggunaan protein untuk energy penyembuhan terganggu
- sel penyembuh utama di periodontal yaitu, fibroblast, tidak berfungsi dengan baik dalam
lingkungan gula yang tinggi.
- Adanya penghambatan PMN ke tempat penyembuhan luka
- Pembentukan kolagen berkurang pada pasien diabetes. Ini yang menyebabkan proses
remodeling terganggu.
HILANGNYA GIGI PREMATUR
Pasien IDDM menunjukkan jumlah gigi yang lebih sedikit secara signifikan. DM merupakan
penyebab dari hilangnya gigi prematur.
YANG LAIN
A. TRAUMA ULSER DAN IRITASI FIBROMA
Pasien DM tipe 1 mempunyai prevalensi yang lebih tinggi dari trauma ulser pada mulut dan
iritasi fibroma daripada subjek kontrol non- diabetik. Penemuan ini mungkin berhubungan
dengan perubahan pola penyembuhan luka pada pasien tersebut.
B. Halitosis dapat dirasakan pada pasien diabetes karena penyakit periodontal. Bau nafas
aseton juga dirasakan pada kasus diabetik ketoasidosis.
C. Pulpitis: mekanisme ini disebabkan degenerasi pembuluh darah
D. Neuropati: dapat mempengaruhi saraf kranial seperti saraf facial
10
E. Bells palsy
F. Ulser seperti stomatitis aphthous berulang
G. Leukoplakia - korelasi atrofi mukosa mulut menjadi hiposalivasi dan berkurangnya
kebersihan
H. DM menurunkan keberhasilan pengobatan endodontik pada kasus dengan praoperasi
lesi periradicular
I. Peningkatan flare-up selama perawatan endodontik pada mereka yang menerima
insulin yang meningkatkan nyeri periradikular pra-operasi
Peran dokter gigi dalam perawatan DM
1. Skrining, diagnosis awal, dan rujukan
2. Edukasi kesehatan dan saran diet
3. Pengobatan gigi secara rutin pada pasien DM
4. Pengobatan lesi mulut pada pasien DM
5. Perawatan darurat
6. Bantuan dalam pembentukan kelompok pendukung
7. Peran dalam pendekatan kelompok
8. Peran dalam penelitian
1. SKRINING, DIAGNOSIS AWAL DAN RUJUKAN
Dokter gigi dapat menjadi orang pertama yang mendesak pasien untuk melakukan tes penyakit
kronis. Sebagai dokter gigi dapat menjadi tenaga kesehatan profesional pertama yang mencurigai
pasien dengan diabetes, meminta melakukan tes yang sesuai atau merujuk pasien ke dokter untuk
diuji. Praktisi gigi harus menyadari manifestasi oral dari DM untuk melihat gejala awal penyakit.
Penyedia tenaga kesehatan gigi terlibat dalam skrining untuk penyakit ini, serta merawat pasien-
pasien DM.
2. EDUKASI KESEHATAN DAN SARAN DIET
Dokter gigi dikenal untuk mempertahankan kontrak jangka panjang dengan pasien mereka. Hal
ini jelas akan menjadi sebuah jalan untuk pendidikan dan pengingat pasien DM mengenai
kesehatan, nutrisi, dan olahraga mereka. Penilaian BMI rutin yang dilakukan di klinik gigi akan
membutuhkan saran dan rujukan ke ahli gizi. Profilaksis setiap 6 bulan merupakan kesempatan
untuk mengulangi nasihat kesehatan.
3. PENGOBATAN GIGI SECARA RUTIN PADA PASIEN DM
Penyedia layanan gigi harus sadar akan perubahan yang cepat mengenai pengelolaan inidvidu
dengan DM dan harus memahami dampak signifikan DM pada perawatan gigi.
Tindakan pencegahan dalam perawatan mulut DM:
11
Untuk menyediakan perawatan yang kompeten kepada pasien dengan diabetes
mellitus, dokter gigi harus memahami mengenai penyakitnya, pengobatannya, dan dampak
penyakit dan pengobatan yang ada pada kemampuan pasien untuk menjalani dan merespon
perawatan gigi,
Untuk meminimalisasi resiko keadaan darurat intraoperatif, dokter perlu
mempertimbangkan beberapa masalah sebelu memulai pengobatan gigi.
Riwayat kesehatan sangatlah penting. Kontrol glikemik pasien harus dipastikan pada
kontrol glikemik di pertemuan awal.
Pastikan level glukosa, frekuensi episode hipoglikemi, pengobatan, dosis, dan
waktunya.
Pertimbangan manajemen gigi (Lihat Tabel I untuk beberapa informasi)
Tunda operasi sampe diabetes terkontrol dengan baik oleh dokter
Penjadwalan kunjungan: umumnya, pertemuan di pagi hari dianjurkan karena kadar
kortisol endogen umumnya lebih tinggi pada saat ini (kortisol meningkatkan kadar gula
darah). Untuk pasien yang sedang menerima terapi insulin, pertemuan harus dijadwalkan
sehingga tidak bertepatan dengan aktivitas puncak insulin, karena hal itu adalah periode
resiko maksimal dari perkembangan hipoglikemia.
Hindari pertemuan yang lama.
Jika lama, terutama prosedur bedah akan dilakukan, dokter dari pasein harus
berkonsultasi.
Pasien harus sarapan dan minum obat normal atau insulin sebelum pengobatan.
Pastikan pasien telah makan dengan normal dan meminum obat seperti biasanya.
Stres emosional dan fisik meningkatkan jumlah kortisol dan epinefrin yang
disekresikan yang menginduksi hyperglikemia. Oleh karena itu, jika pasien amat
sangat khawatir pemberian sedasi pra-pengobatan dapat dipertimbangkan.
Pemantauan glukosa darah juga sangat penting, kadar glukosa darah sebaiknya dicatat
sebelum memulai prosedur perawatan gigi. Gunakan metode yang mengurangi
kecemasan.
Pantau denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah baik selama dan sesuah operasi.
Menjaga kontak verbal dengan pasien selama operasi.
Perhatikan tanda-tanda hipoglikemia.
Berikan antibiotik penangkal, terutama di pre-operasi luka terkontaminasi.
Dalam kasus terdapat infeksi,obati infeksi secara agresif sebagai infeksi oral kronis
sendiri yang dapat menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan menyebabkan
komplikasi diabetes selanjutnya. Infeksi akut di rongga mulut memrlukan manajemen
yang spesifik dan agresif, seperti pada infeksi akut kaki diabetik.
Operasi gigi dibawah anastesi umum (G.A)
12
Bawa ke rumah sakit dengan seorang dokter
Insulin jangka panjang harus diubah menjadi bentuk yang soluble/larut
Operasi pertama di pagi hari
Beri infus normal saline
Melakukan estimasi gula darah sebelum infus insulin dan glukosa
Mengendalikan infeksi di lokasi operasi dengan profilaksis oral secara hati-hati
Berhati-hati untuk menghindati infeksi paska operasi
Meminimalisasi trauma
Menggunakan antibiotik paska operasi
4. PENATALAKSANAAN LESI ORAL PADA DM
Penyakit Periodontal
Meminimalisasi plak dan kalkulus di rongga mulut, melalui perawatan sendiri dan perawatan
professional secara regular yang tepat, penting untuk menurunkan risiko periodontitis pada diabetes.
Penekanan pada kebersihan mulut penting dalam pencegahan komplikasi diabetes ke depannya pada
pasien diabetes. Profilaksis rongga mulut secara professional, instruksi kebersihan mulut, dan terapi
insulin yang sudah diperbaharui membantu menurunkan resistensi insulin.
Jika sudah terdapat periodontitis, pengendalian gula darah oleh ahli endokrin, profilaksis rongga
mulut secara professional dengan obat kumur chlorhexidine dan operasai periodontal cukup
dilakukan.
Bukti baru mengindikasikan bahwa penyakit periodontal tahap lanjut dapat mengganggu control
diabetes dan dokter harus sadar akan status periodontal pasien.
Pasien diabetes mellitus yang terkontrol baik dapat menerima perawatan periodontal yang aman dan
efektif.
Kesehatan periodontal pasien DM dapat dicapai dengan:
Penanganan periodontal yang baik dan berkala
Pengukuran kebersihan rongga mulut pasien yang efektif
Terapi ulang pendukung periodontal yang layak
Kehancuran jariangan periodontal dapat dimulai dari awal kehidupan pada DM dan
menjadi makin jelas sejalan anak menjadi remaja. Program yang didisain untuk
mempromosikan pencegahan dan pengobatan penyakit periodontal harus disediakan untuk
pasien muda dengan DM.
Pelayanan standar bagi pasien anak dengan diabetes harus melibatkan skrining dan
program rujukan yang mengarah pada promosi kesehatan mulut dan pencegahan penyakit.
Pentingnya pengobatan periodontal
Mengobati penyakit gusi pada pasien DM dapat membantu mereka mengontrol
diabetesnya. Bukti dari pernyataan ini tercatat dalam Ciancio et al, 2004
13
Perawatan periodontal pada pasien DM yang tidak terkontrol menurunkan kebutuhan
dosis insulin.
Kontrol glukosa dapat dicapai dengan mudah setelah perawatan periodontal.
Perbaikan HbA1C terjadi setelah terapi periodontal.
Karies Gigi
Mengembalikan bentuk gigi dan memberikan instruksi untuk pencegahan.
Disfungsi Kelenjar Air Ludah dan Rasa Terbakar di Mulut
Menjaga hidrasi mulut yang cukup (air, potongan es, pengganti ludah, permen karet
bebas gula)
Membatasi konsumsi kafein dan alcohol
Ludah penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan rongga mulut,
penanganan penyakit rongga mulut pada pasien diabetes harus mencakup evaluasi
menyeluruh tentang fungsi saliva.
Infeksi Candida
Menggunakan obat anti jamur dan kebersihan gigi yang baik jika diperlukan
Membersihkan gigi setiap hari
Mengontrol kadar gula darah dengan baik
Berhenti merokok
Laporan terbaru manyatakan bahwa penggunaan klonazepam mungkin bermanfaat
pada sebagian pasien yang mengeluhkan rasa terbakar pada mulut.
Lichen Planus dan Reaksi Lichenoid
Tipe Erosif bersifat sangat sakit maka penggunaan anastesi topikal dapat membantu mengurasi dan
menghilangkan sebagian keluhan ini.
Perawatan Ortodonti
Pemasangan terapi ortodonti yang menetap sekarang dapat dilakukan pada pasien yang termotivasi
dan memiliki kontrol DM yang baik setelah konseling tentang kebersihan mulut.
Implant Gigi
Karena harapan hidup manusia semakin meningkat, maka dokter gigi yang menyediakan layanan
pemasanangan implant gigi dapat mengharapkan peningkatan jumlah pasien dengan diabetes mellitus.
DM tidak lagi dianggap sebagai kontraindikasi pemasangan protesis implant, dengan memastikan
kadar gula pasien terkontrol dan pasien ingin dan termotivasi untuk mengikuti prosedur kebersihan
rongga mulut. Kegagalan prosedur implant tercatat lebih tinggi pada populasi dengan DM tipe 2
dibandingkan pasien tanpa diabetes.
Sekarang pasien diabetes diterapi dengan sukses untuk segala bentuk keompongan, termasuk
pengobatan cangkok tulang. Screening untuk diabetes dan memastikan panerima implant berada
dalam kontrol metabolik yang baik, dianjurkan untuk menaikkan tingkat kesuksesan penyatuan
tulang.
14
Hasil secara klinis dari pemasangan implant dalam grup yang memiliki diabetes tipe 2 yang terkontrol
memuaskan dan membanggakan. Angka keberhasilan implant pada DM antara 94,3-97,3%.
Rawatan Endodontis
Pasien dengan diabetes mempunyai kecendrungan yang rendah dalam keberhasilan perawatan
endodontis dengan keadaan lesi periradikular sebelum operasi. Pasien dengan diabetes yang di obati
degan metode endodontis, harus diperiksa secara seksama dan diobati dengan antimikroba regimen
untuk saluran akar yang efektif, terutama pada kasus dengan lesi sebelum operasi.
5. RAWATAN DARURAT GIGI PADA PASIEN DIABETES
Pasien diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol hanya boleh menerima perawatan gawat
darurat sampai status kesehatan mereka sudah diperiksa dengan baik.
Terapi antibiotik harus diberikan bersama dengan semua operasi yang diperlukan. Dokter gigi harus
siap untuk menangani kegawatdaruratan DM jika mereka terjadi diruang praktek dokter gigi, dan
yang paling mungkin adalah hipoglikemi.
A. Hipoglikemi
Tanda awal : perubahan mood, menurunnya kespontanan, lapar, lemah, diikuti berkeringat,
berdebar-debar dan mengarah pada tidak sadar, tekanan darah rendah, kejang, koma, bahkan
kematian.
Pengobatan membutuhkan masukan kalori dari sumber gula yang mudah diserap; 15 gram
karbohidrat masukan makanan karbohidrat yang cepat menaikkan kadar gula darah (tablet,
jus, permen) jika pasien masih mampu mengunyah dan menelan. Jika pasien diabetes dalam
keadaan tidak sadar atau kemampuan menelan menghilang, maka glukagon 1mg harus
diinjeksikan secara intramuskular diikuti gula 50% 25-30mg secara intravena selam 3 menit.
B. Hiperglikemi berat
Ini biasanya memiliki onset yang relatif lebih lama. Ketoasidosis dapat terjadi dengan mual,
muntah, nyeri perut, dan bau aseton. Sulit membedakan antara hipoglikemi dan hiperglikemi.
Hiperglikemi membutuhkan tindakan medis dan suntikan insulin. Dalam keadaan gawat
darurat, glukosa harus diberikan terlebih dahulu. Jumlah yang kecil tidak menyebabkan akibat
yang berarti.
6. PERAN DALAM PENDEKATAN TIM
Penanganan diabetes dan komplikasinya melibatkan berbagai spesialis seperti endokrinologis,
nephrolog, neurolog, opthalmolog, bedah ortopedi, pediatric, dan ahli nutrisi. Peran periodontis dan
paedodontik adalah pencegahan dimana pasiena dengan kesehatan periodontal yang lebih baik
mencapai kontrol glikemik dengan insulin dan obat hipoglikemik. Kolaborasi antara endokrinologis
dan periodontitis penting, saat pengobatan periodontitis di DM mengurangi banyaknya insulin yang
diperlukan untuk mencapai kontrol gula darah. Pengobatan dini dari infeksi rongga mulut seperti
15
abses periodontal, adalah cara yang efektif untuk mencegah resistensi insulin dan komplikasi seperti
koma hiperglikemik.
7. BANTUAN DALAM MEMBUAT GRUP PENDUKUNG
DM adalah penyakit kronis tanpa batasan usia. Grup pendukung sangat penting bagi pasien anak dan
orang tua dengan diabetes. Seorang dokter gigi dapat memiliki peran yang sangat penting di grup ini
saat berbagi pengalaman, dan saat pengetahuan tentang kondisi sudah lebih baik
8.PERAN DALAM EDUKASI KESEHATAN
Di Nigeria, mayoritas orang dengan DM tidak tahu bahwa DM dapat berkontribusi terhadap penyakit
rongga mulut, dan cukup banyak pasien DM tidak sadar akan perlunya kontrol glikemik untuk
mencegah dan mengontrol infeksi rongga mulut pada diabetes ( 53,9% dan 46,8%), dan perlunya
pendidikan tentang kesehatan rongga mulut.
KESIMPULAN
Untuk menyediakan pelayanan yang kompeten untuk pasien dengan diabetes mellitus, dokter gigi
harus memahami penyakitnya, pengobatannya, dan kemungkinan dampak penyakit dan pengobatan
pada pasien terhadap pelayanan dan respon terhadap pelayanan gigi. Menangani pasien DM secara
aman membutuhkan komunikasi efektif antara berbagai penyedia layanan kesehatan. Tim gigi dapat
memberikan kontibusi besar dalam pelayanan bersama dengan tim diabetes sendiri, dan pertemuan
teratur sangat dianjurkan. Informasi yang disampaikan dalam laporan seminar ini seharusnya dapat
membantu dokter gigi untuk memberikan pelayanan pengobatan optimum untuk pasien dengan DM
Tabel I : STRATEGI DASAR MANAJEMEN PASIEN
16
* Jadwalkan pertemuan dengan dokter gigi pada pagi hari sampai pertengahan pagi
* Buatlah pertemuan tersebut singkat
* Gunakan prosedur sedasi yang baik jika diperlukan
* Instruksikan pasien untuk melanjutkan makanan/diet normalnya sebelum prosedur gigi
* Sebelum melakukan prosedur gigi yang invasif, periksa kadar gula pasien
* Ubah makanan ke makanan lunak atau cair jika pasien diperkirakan akan memiliki kesulitan memakan makanan padat setelah prosedur gigi.
* Lakukan pemeriksaan lanjutan yang sesuai dan memadai dimasa setelah operasi
* Lakukan pemeriksaan ulang dan profilaksis secara berkala
* Gunakan fluoride topikal jika pasien memiliki resiko karies
* Perawatan pendukung, dan paliatif untuk mulut kering dengan menggunakan pengganti air ludah
REFERENSI
1. Edwards CRW, Baird JD, ToftAD, Frier BM, Shepherd J.Endocrine and metabolicdiseases In Edwards CRW,Bouchier IAD, Haslett C,Chilvers ER.Davidson’sprinciples and practice ofmedicine 17th eds churchLivinstone, London, Britian1996: 669-774
2. Oyegbade OO, Abioye-KuteyiEA, Kolawole BA, Ezeoma IT,Bello IS. Screening for diabetesmellitus in a Nigerian familypractice population. SA FamPract 2007; 49(8):15
3. Ojehanon PI, Akhionbare O.Prevalence of undiagnoseddiabetes pellitus among dentalpatients in Edo State, Nigeria.Journal of Medicine andBiomedical Research. 2006;5(1):24-28.
4. Metzger BE, Coustan DR(Eds.): Proceedings of theFourth International Workshop-Conference on GestationalDiabetes Mellitus. DiabetesCare1998; 21 (Suppl. 2):B1-B167.
5. Therapy for Diabetes Mellitusand Related Disorders 3rdEdition. American DiabetesAssociation, 1998: 20-26.
6. Lalla RV, D’Ambrosio JA.Dental managementconsiderations for the patientwith diabetes mellitus. J AmDent Assoc. 2001; 132(10):1425-1432.7. Brown RS, Bottomley WK,Puent E, Lavigne GJ: Aretrospective evaluation of 193patients with oral lichen planus.J Oral Pathol Med 1993; 22: 69-72.
8. Loe H. Periodontal disease: the
sixth complication of diabetesmellitus. Diabetes Care 1993;16:329-34.
9. Siudikiene J, Maciulskiene V,Dobrovolskiene R,Nedzelskiene I. Oral hygiene inchildren with type I diabetesmellitus. Stomatologija. 2005;7(1):24-7.
10. Karjalainen KM, KnuuttilaML.The onset of diabetes andpoor metabolic controlincreases gingival bleeding inchildren and adolescents withinsulin-dependent diabetesmellitus. J Clin Periodontol.1996; 23(12):1060-7.
11. Lal S, Cheng B, Kaplan S,Softness B, Greenberg E,Goland RS, Lalla E, Lamster IB.Gingival bleeding in 6- to 13-year-old children with diabetesmellitus. Pediatr Dent. 2007;29(5):426-30.
12. Firatli E, Yilmaz O, Onan U. Therelationship between clinicalattachment loss and theduration of insulin-dependentdiabetes mellitus (IDDM) inchildren and adolescents. J ClinPeriodontol. 1996; 23(4):362-366.
13. Firatli E. The relationshipbetween clinical periodontalstatus and insulin-dependentdiabetes mellitus. Results after5 years. J Periodontol. 1997;68(2):136-40.
14. Cutler CW, Machen RL, JotwaniR, Iacopino AM. Heightenedgingival inflammation andattachment loss in type 2diabetics with hyperlipidemia. JPeriodontol. 1999; 70(11):1313-21.
15. Oliver RC, Tervonen T.
17
Periodontitis and tooth loss:comparing diabetics with thegeneral population. J Am DentAssoc. 1993; 124(12):71-76.16. Salvi GE, Beck JD, OffenbacherS. PGE2, IL-1 beta, and TNFalpharesponses in diabetics asmodifiers of periodontal diseaseexpression. Ann Periodontol.1998; 3(1):40-50.
17. Bacić M, Ciglar I, Granić M,Plancak D, Sutalo J. Dentalstatus in a group of adultdiabetic patients. CommunityDent Oral Epidemiol. 1989;17(6):313-6.
18. Jones RB, McCallum RM, KayEJ, Kirkin V, McDonald P. Oralhealth and oral health behaviourin a population of diabeticoutpatient clinic attenders.Community Dent OralEpidemiol. 1992; 20(4):204-7.
19. Falk H, Hugoson A,Thorstensson H. Number ofteeth, prevalence of caries andperiapical lesions in insulindependentdiabetics. Scand JDent Res. 1989; 97(3):198-206.
20. Sreebny LM, Yu A, Green A,Valdini A. Xerostomia indiabetes mellitus. DiabetesCare. 1992; 15(7):900-4.
21. Zachariasen R: Diabetesmellitus and xerostomia.Compendium, XIII: 314-324,1992.22. Aren G, Sepet E, Ozdemir D,Dinççağ N, Güvener B, Firatli E.Periodontal health, salivarystatus, and metabolic control inchildren with type 1 diabetesmellitus. J Periodontol. 2003;74(12):1789-95.
23. Russoto SB: A symptomaticparotid gland enlargement indiabetes mellitus. Oral SurgOral Med Oral Pathol 52: 594-598, 1981
24. Gibson J, Lamey PJ, Lewis M,Frier B. Oral manifestations ofpreviously undiagnosed noninsulindependent diabetesmellitus. J Oral Pathol Med.1990; 19(6):284-7.
29. Bagan JV, Donat JS,Penarrocha M, Milian MA,Sanchis JM. Oral lichen planusand diabetes mellitus. A clinicopathologicalstudy. Bull GroupInt Rech Sci Stomatol Odontol.1993; 36(1-2):3-6.
30. Albrecht M, Ba´no´ czy J, DinyaE, Tama´s G. Occurrence oforal leukoplakia and lichenplanus in diabetes mellitus. JOral Pathol Med 1992; 21:364,31. Guggenheimer J, Moore PA,Rossie K, et al. Insulindependent
32. Dorocka-Bobkowska B, Budtz-Jörgensen E, Włoch S. Noninsulin-dependent diabetesmellitus as a risk factor fordenture stomatitis. J Oral PatholMed. 1996; 25(8):411-415.
34. Hill LV, Tan MH, Pereira LH,Embil. JA Association of oralcandidiasis with diabetic control.Journal of Clinical Pathology1989; 42:502-505.
35. Darwazeh AMG, MacFarlaneTW, McCuish A, Lamey PJ:Mixed salivary glucose levelsand candidal carriage inpatients with diabetes mellitus.J Oral Pathol Med 1991; 20:280-283.
36. Ueta E, Osaki T, Yoneda K,Yamamoto T. Prevalence ofdiabetes mellitus in odontogenicinfections and oral candidiasis:an analysis of neutrophilsuppression. J Oral Pathol Med.1993; 22(4):168-74.
38. Ship JA. Diabetes and oralhealth: An overview. J Am DentAssoc. 2003; 134;4-10
39. Moore PA, Guggenheimer J,Orchard T. Burning mouthsyndrome and peripheralneuropathy in patients with type1 diabetes mellitus. J DiabetesComplications. 2007; 21(6):397-402.
40. Dikshit RP, Ramadas K,Hashibe M, Thomas G,Somanathan T,Sankaranarayanan R.Association between diabetesmellitus and pre-malignant oraldiseases : a cross sectionalstudy in Kerala, India.
41. Ay S, Gursoy UK, Erselcan T,Marakoglu I. Assessment ofmandibular bone mineraldensity in patients with type 2diabetes mellitus.Dentomaxillofacial Radiology2005; 34:327-331.
42. Tuominen JT, Impivaara O,Puukka P, Rönnemaa T. Bonemineral density in patients withtype 1 and type 2 diabetes.Diabetes Care 1999; 22:1196–1200,
44. Rees TD. The diabetic dentalpatient. Dent Clin North Am1994; 38:447–63.
45. Stolbova K, Hahn A, Benes B,Andel M, Treslova L.Gustometry of diabetes mellituspatients and obese patients. IntTinnitus J 1999; 5(2):135-40.46. Lal S, Cheng B, Kaplan S,Softness B, Greenberg E,Goland RS, Lalla E, Lamster IB.Accelerated tooth eruption inchildren with diabetes mellitus.Pediatrics. 2008; 121(5):e1139-43.
19
47. Delamaire M, Maugendre D,Moreno M, Le Goff MC, AllannicH, Genetet B. Impairedleucocyte functions in diabeticpatients. Diabet Med. 1997;14(1):29-34.
48. Willershauschen-Zonchen B,Lemmen C, Hamm G. Influenceof high glucose concentrationson glycosaminoglycan andcollagen synthesis in culturedhuman gingival fibroblasts. JClin Periodontol 1991;18(3):190-5.
49. Golub LM, Lee HM, Ryan ME.Tetracyclines inhibit connectivetissue breakdown by multiplenon-antimicrobial mechanisms.Adv Dent Res 1998; 12(2):12-26.
50. Guggenheimer J, Moore PA,Rossie K, Myers D,Mongelluzzo MB, Block HM,Weyant R, Orchard T. Insulindependentdiabetes mellitusand oral soft tissue pathologies:II. Prevalence andcharacteristics of Candida andCandidal lesions. Oral SurgOral Med Oral Pathol OralRadiol Endod. 2000; 89(5):570-6.
51. Lorini R, Scaramuzza A, VitaliL, et al. Clinical aspects ofceliac disease in children withinsulin-dependent diabetesmellitus. J Pediatr EndocrinolMetab 1996; 9(supplement1):101-11.
52. Levin JA, Muzyka BC, Glick M.Dental management of patientswith diabetes mellitus.Compend Contin Educ Dent.1996; 17(1):82, 84, 86 passim.
53. Bell GW, Large DM, BarclaySC. Oral health care in diabetesmellitus. SADJ. 2000;55(3):158-65; quiz 175.Oliver
RC, Tervonen T. Diabetes--arisk factor for periodontitis inadults? J Periodontol. 1994;65(5 Suppl):530-8.
54. Lalla E, Cheng B, Lal S, TuckerS, Greenberg E, Goland R,Lamster IB. Periodontalchanges in children andadolescents with diabetes: acase-control study. DiabetesCare. 2006; 29(2):295-9.
55. Moore PA, Guggenheimer J,Etzel KR, Weyant RJ, OrchardT. Type 1 diabetes mellitus,xerostomia, and salivary flowrates. Oral Surg Oral Med OralPathol Oral Radiol Endod.2001; 92(3):281-91.
56. Grushka M, Epstein J, Mott A.An open-label, dose escalationpilot study of the effect ofclonazepam in burning mouthsyndrome.Oral Surg Oral MedOral Pathol Oral Radiol Endod1998; 86:557-61.
57. Abdulwassie H, Dhanrajani PJ.Diabetes mellitus and dentalimplants: a clinical study.Implant Dent. 2002; 11(1):83-6.58. Morris HF, Ochi S, Winkler S.Implant survival in patients withtype 2 diabetes: placement to36 months. Ann Periodontol.2000; 5(1):157-65.59. Balshi TJ, Wolfinger GJ. Dentalimplants in the diabetic patient:a retrospective study. ImplantDent. 1999; 8(4):355-9.
60. Peled M, Ardekian L, Tagger-Green N, Gutmacher Z, MachteiEE. Dental implants in patientswith type 2 diabetes mellitus: aclinical study. Implant Dent.2003; 12(2):116-22.
62. Fouad AF, Burleson J. Theeffect of diabetes mellitus onendodontic treatment outcomeData from an electronic patientrecord. J Am Dent Assoc. 2003;134:43-51.
63. Taiwo JO. Oral health educationneeds of diabetic patients inIbadan. Afr J Med Med Sci.2000; 29(3-4):269-74.
64. Varon F, Mack-Shipman L. Therole of the dental professional indiabetes care. J Contemp DentPract 2000; (1)2: 001-027.