Treatment of burns in the first 24 hours: simple and practical guide by answering 10 questions in a step-by-step form Ziyad Alharbi1*†, Andrzej Piatkowski1,2†, Rolf Dembinski3, Sven Reckort1,4, Gerrit Grieb1, Jens Kauczok1 and Norbert Pallua1 Abstrak Residen dalam pelatihan, mahasiswa kedokteran dan staf lainnya di bidang bedah, instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) maupun unit luka bakar menghadapi bertubi-tubi pertanyaan mengenai perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar tidak selalu mudah. Terlebih lagi panduan nasional dan internasional berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Di satu sisi penting untuk mengerti patofisiologi, klasifikasi luka bakar, perawatan bedah dan ilmu terkini dalam luka bakar. Di sisi lain situasi klinik dalam menangani kasus seperti ini membutuhkan panduan yang jelas supaya bisa menangani seluruh aspek prosedur perawatan. Karena itu, 10 pertanyaan telah disusun dan didiskusikan secara langkah per langkah agar bisa mencapai kesempurnaan dalam pendidikan dan perawatan optimal luka bakar pada 24 jam pertama. 10 pertanyaan ini akan mendiskusikan secara jelas kriteria merujuk ke unit luka bakar, survey primer dan sekunder, perkiraan luas permukaan area luka bakar (%TBSA/total burned surface area) dan derajat luka bakar sekaligus cara melakukan resusitasi, intervensi rutin, pemeriksaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Treatment of burns in the first 24 hours: simple and practical guide by answering 10 questions in a
step-by-step form
Ziyad Alharbi1*†, Andrzej Piatkowski1,2†, Rolf Dembinski3, Sven Reckort1,4, Gerrit Grieb1, Jens Kauczok1 and Norbert Pallua1
Abstrak
Residen dalam pelatihan, mahasiswa kedokteran dan staf lainnya di bidang bedah,
instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) maupun unit luka bakar
menghadapi bertubi-tubi pertanyaan mengenai perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar
tidak selalu mudah. Terlebih lagi panduan nasional dan internasional berbeda dari satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Di satu sisi penting untuk mengerti patofisiologi, klasifikasi
luka bakar, perawatan bedah dan ilmu terkini dalam luka bakar. Di sisi lain situasi klinik
dalam menangani kasus seperti ini membutuhkan panduan yang jelas supaya bisa menangani
seluruh aspek prosedur perawatan. Karena itu, 10 pertanyaan telah disusun dan didiskusikan
secara langkah per langkah agar bisa mencapai kesempurnaan dalam pendidikan dan
perawatan optimal luka bakar pada 24 jam pertama. 10 pertanyaan ini akan mendiskusikan
secara jelas kriteria merujuk ke unit luka bakar, survey primer dan sekunder, perkiraan luas
permukaan area luka bakar (%TBSA/total burned surface area) dan derajat luka bakar
sekaligus cara melakukan resusitasi, intervensi rutin, pemeriksaan laboratorium, indikasi
bronkoskopi dan penanganan khusus trauma inhalasi, konsultasi cepat dan rujukan,
pembedahan darurat dan melakukan rawat inap. Mengerti dan menjawab kesepuluh
pertanyaan ini tidak hanya meliputi proses penanganan luka bakar dalam 24 jam pertama
namun juga menjadi panduan yang jelas untuk proses pembelajaran.
Kata kunci: perawatan luka bakar, pembedahan luka bakar, unit luka bakar, resusitasi luka
bakar, panduan perawatan luka bakar
Pendahuluan
Selama rotasi ke instalasi gawat darurat (IGD), bagian bedah maupun luka bakar, residen
dalam pelatihan harus memperhatikan patofisiologi dan klasifikasi luka bakar, perawatan dan
ilmu terkini pada luka bakar termasuk prognosis [1]. Menangani luka bakar pada 24 jam
pertama merupakan salah satu tantangan terbesar pada perawatan luka bakar dan dapat
menjadi acuan derajat morbiditas dan mortalitas. Karena itu, panduan perawatan luka bakar
dalam 24 jam pertama akan sangat membantu. Banyak panduan terpercaya mengenai hal ini
terbit seperti panduan American Burn Association untuk rujukan ke pusat perawatan luka
bakar dan panduan operasi di unit luka bakar. Lebih lanjut, harus diketahui bahwa
International society for Burn injuries (ISBI) bekerja dengan baik dengan menyediakan
pendidikan dan beberapa panduan bersama dengan World Health Organisations dan banyak
organisasi Eropa seperti European Burn Association, German Society for Burn Treatment dan
British Burn Association for the treatment of Burn injuries.
Panduan praktis ini dibuat untuk memudahkan residen, mahasiswa kedokteran dan staf
medis mengerti prinsip dasar penanganan yang harus dilakukan pada semua kasus luka bakar
dalam 24 jam pertama. Semua pihak harus mengerti benar tanggung jawab masing-masing
terhadap semua pasien yang berbeda dan harus bisa mengidentifikasi proses penanganan
secara komprehensif. Jadi tidak hanya bermaksud merawat seluruh lukanya namun juga harus
bisa memulihkan kembali pasien termasuk faktor psikologis, sosial dan tentu saja secara fisik.
Tujuan
Artikel ini terutama ditulis untuk tujuan pendidikan. Kami percaya bahwa informasi yang
baik dan jelas akan meningkatkan kualitas perawatan walaupun tanpa fasilitas lengkap.
Target populasi adalah semua dokter, dokter bedah, residen, koass, mahasiswa kedokteran
dan semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pasien luka bakar di bagian bedah,
instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang rawat intensif (ICU) atau unit luka bakar.
Metode
Sebuah panduan yang jelas telah disusun untuk target populasi di atas, yang meliputi 10
pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab dengan baik untuk mengerti penanganan
pasien luak bakar pada 24 jam pertama. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang
dimaksud:
1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk ke unit luka bakar?
2. Bagaimana melakukan survey primer dan sekunder?
3. Bagaimana memperkirakan luas permukaan area luka bakar (%TBSA)?
4. Apa aspek utama resusitasi?
5. Apa intervensi rutin yang harus dilakukan pada setiap kasus luka bakar yang dibawa
ke unit luka bakar?
6. Pemeriksaan laboratorium apa yang harus diperiksa?
7. Apakah pasien menderita trauma inhalasi dan apakah bronkoskopi harus dilakukan
terhadap semua pasien?
8. Konsultasi apa yang harus segera dilakukan?
9. Apakah pasien memerlukan operasi darurat atau tidak?
10. Rawat inap macam apa yang harus diberi?
Lebih lanjut lagi, artikel ini tidak hanya menguraikan panduan yang harus diikuti tetapi juga
menjelaskan setiap poin dan juga memperkirakan bahwa tidak semua rumah sakit di dunia
memiliki unit luka bakar khusus dan kebanyakan perawatan terjadi di instalasi gawat darurat
(IGD). Lebih lanjut, panduan internasional mengenai perawatan luka bakar juga telah dibahas
dalam literatur.
10 pertanyaan sebagai panduan praktis:
1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk ke unit luka bakar?
Jawaban yang jelas harus diberikan dalam situasi sebelum masuk ke rumah sakit. Ini
harus dilakukan oleh orang yang melakukan rujukan atau dokter yang menyertai.
Pasien luka bakar tidak selalu harus langsung dibawa ke unit luka bakar. Pada situasi
dimana sebuah pusat luka bakar tidak mampu menerima pasien, perawatan awal dapat
dilakukan di instalasi gawat darurat (IGD) sampai pemindahan ke unit luka bakar
dapat dilakukan. Kriteria utama melakukan rujukan ke unit luka bakar adalah seperti
berikut [2]:
Luka bakar derajat dua dan tiga lebih dari 10% TBSA pada pasien berumur
kurang dari 10 tahun dan lebih dari 50 tahun.
Luka bakar derajat dua dan tiga lebih dari 20%
Luka bakar derajat tiga lebih dari 5%
Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum dan sendi utama
Luka bakar listrik (termasuk tersambar petir)
Luka bakar kimia
Trauma inhalasi
Pasien yang memang sedang sakit
Luka bakar derajat tiga yang mengelilingi ekstremitas atau dada
Luka bakar dengan trauma konkomitan dengan resiko morbiditas dan mortalitas
tinggi (ex trauma ledakan)
2. Bagaimana melakukan survey primer dan sekunder?
Luka bakar itu sendiri memiliki peran sekunder saat melakukan survey primer. Saat
pasien masuk ruangan, panduan Advanced Trauma Life Support (ATLS) harus
dilakukan dan poin-poin berikut harus di periksa:
Airway: pengenalan adanya kelainan airway secara dini yang diikuti dengan intubasi
yang cepat dapat menyelamatkan nyawa [3]. Jika ada abu bekas pembakaran dalam
mulut, pertimbangkan intubasi dini walau pasien dapat bernapas secara normal.
Breathing: perkirakan apakah pasien mengsirkulasikan udara atau tidak
Circulation: dapatkan akses vaskuler yang baik dan alat monitor untuk mengendalikan
denyut jantung dan tekanan darah
Disability: periksa apakah ada manifestasi klinis lain seperti fraktur dan deformitas,
cedera abdomen maupun defisit neurologis
Exposure: pasien harus terekspos seluruhnya dan harus lepas dari pakaian. Seluruh
orifisium harus terekspos saat ini.
Fluid resuscitaion: tindakan wajib pada penanganan. Poin ini dibahas pada pertanyaan
ke-3 setelah perhitungan luas permukaan area luka bakar (%TBSA) tetapi panduan
Acute Trauma Life Support (ATLS) harus diikuti untuk menjaga sirkulasi.
Perlu dicatat bahwa pada anak-anak rentan terjadi hipotermia karena tingginya rasio
luas permukaan dan volume serta rendahnya massa lemak. Suhu ruangan harus
berkisar antara 28°C dan 32°C (82°F dan 90°F). Suhu tubuh pasien harus selalu dijaga
di atas 34°C.
Survey sekunder diciptakan sebagai survey khusus luka bakar. Dilakukan saat pasien
masuk unit luka bakar. Riwayat lengkap harus didapat, meliputi:
Deteksi mekanisme cedera
Waktu kejadian
Kemungkinan penyiksaan [4]
Tinggi badan dan berat badan
Kemungkinan adanya intoksikasi karbon monooksida berdasarkan luka bakar
pada tempat tertutup dan adanya abu bekas luka bakar dalam mulut dan hidung [5]
Luka bakar pada wajah
Pemeriksaan kornea juga penting dilakukan, juga pemeriksaan telinga pada cedera
ledakan. Pemeriksaan menyeluruh secara sistemik harus dilakukan pada saat ini
termasuk pemeriskaan abdomen, area genital, ekstremitas atas dan bawah (coba: X-
ray, C-spine, thoraks dan pelvis). Jika pasien adalah anak-anak cari tanda-tanda
penyiksaan.
3. Bagaimana memperkirakan total luas permukaan luka bakar (%TSBA) dan derajat
luka bakar?
Luas permukaan tubuh total (TSBA) merupakan ukuran peniaian luka bakar pada
kulit. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1, pada dewasa “rule of nine” digunakan
untuk menentukan persentasi total daerah yang tekena luka bakar untuk setiap bagian
utama tubuh [6,7]. Namun, aturan ini tidak dapat digunakan untuk luka bakar anak.
Diagram Lund-Browder merupakan salah satu metode yang paling akurat untuk
memperkirakan tidak hanya ukuran area luka bakar tetapi juga derajat luka bakar di
setiap masing-masing bagian tubuh. Penggunaan diagram ini memperlihatkan cara
yang mudah dan cepat dibaca dalam praktek klinis serta dapat digunakan pada luka
bakar anak [7]. Diagram ini tersedia di berbagai pusat dan juga secara online. Perlu
diketahui bahwa alamat internet telah dimasukkan dalam artikel ini agar dapat diakses
untuk tujuan pendidikan. Penilaian yang akurat harus dilakukan untuk memperkirakan
jumlah cairan intravena, indikasi untuk merujuk ke unit luka bakar dan indikasi
pembedahan serta untuk menentukan prognosis. Derajat luka bakar dihitung untuk
mempekirakan prognosis serta jenis pengobatan dan jenis pembedahan yang harus
dilakukan. Luka bakar diklasifikasikan menjadi :
Derajat I : kemerahan khas dan nyeri pada kulit yang terkena. Kerusakan kecil
dari epitel terjadi tanpa bula. Biasanya seperti terbakar sinar matahari.
Derajat II :
o Superficial : kerusakan seluruh epitel dan hanya terjadi kerusakan papiler
kulit. Derajat ini tidak menyebabkan kerusakan neuroovaskular. Dengan
demikian, luka itu menyebabkan nyeri, perdarahan dan menimbulkan
bula. Perbaikan epitel terjadi dalam waktu 14 hari. Hal ini sebagian besar
tidak meninggalkan bekas luka setelah penyembuhan. Terkadang ada
perbedaan warna pada kulit yang sudah sembuh.
o Profunda : kerusakan seluruh epitel dan kerusakan retikular dermis.
Disertai dengan kerusakan neurovaskular. Dengan demikian, secara umum
tanpa perdarahan atau sensasi dan tampak berwarna putih. Terdapat bula
yang lebih besar dibandingkan dengan derajat luka bakar yang superficial.
Penyembuhan terjadi dalam waktu yang lama, lebih dari 14 hari dan
meninggalkan bekas luka.
Derajat III : mengenai epidermis, dermis dan jaringan subkutan. Kulit tampak