Top Banner
Treatment of burns in the first 24 hours: simple and practical guide by answering 10 questions in a step-by-step form Ziyad Alharbi1*†, Andrzej Piatkowski1,2†, Rolf Dembinski3, Sven Reckort1,4, Gerrit Grieb1, Jens Kauczok1 and Norbert Pallua1 Abstrak Residen dalam pelatihan, mahasiswa kedokteran dan staf lainnya di bidang bedah, instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) maupun unit luka bakar menghadapi bertubi-tubi pertanyaan mengenai perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar tidak selalu mudah. Terlebih lagi panduan nasional dan internasional berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Di satu sisi penting untuk mengerti patofisiologi, klasifikasi luka bakar, perawatan bedah dan ilmu terkini dalam luka bakar. Di sisi lain situasi klinik dalam menangani kasus seperti ini membutuhkan panduan yang jelas supaya bisa menangani seluruh aspek prosedur perawatan. Karena itu, 10 pertanyaan telah disusun dan didiskusikan secara langkah per langkah agar bisa mencapai kesempurnaan dalam pendidikan dan perawatan optimal luka bakar pada 24 jam pertama. 10 pertanyaan ini akan mendiskusikan secara jelas kriteria merujuk ke unit luka bakar, survey primer dan sekunder, perkiraan luas permukaan area luka bakar (%TBSA/total burned surface area) dan derajat luka bakar sekaligus cara melakukan resusitasi, intervensi rutin, pemeriksaan
25

jurnal Finish Luka Bakar

Jan 31, 2016

Download

Documents

jurnal Finish Luka Bakar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jurnal Finish Luka Bakar

Treatment of burns in the first 24 hours: simple and practical guide by answering 10 questions in a

step-by-step form

Ziyad Alharbi1*†, Andrzej Piatkowski1,2†, Rolf Dembinski3, Sven Reckort1,4, Gerrit Grieb1, Jens Kauczok1 and Norbert Pallua1

Abstrak

Residen dalam pelatihan, mahasiswa kedokteran dan staf lainnya di bidang bedah,

instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) maupun unit luka bakar

menghadapi bertubi-tubi pertanyaan mengenai perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar

tidak selalu mudah. Terlebih lagi panduan nasional dan internasional berbeda dari satu

wilayah dengan wilayah lainnya. Di satu sisi penting untuk mengerti patofisiologi, klasifikasi

luka bakar, perawatan bedah dan ilmu terkini dalam luka bakar. Di sisi lain situasi klinik

dalam menangani kasus seperti ini membutuhkan panduan yang jelas supaya bisa menangani

seluruh aspek prosedur perawatan. Karena itu, 10 pertanyaan telah disusun dan didiskusikan

secara langkah per langkah agar bisa mencapai kesempurnaan dalam pendidikan dan

perawatan optimal luka bakar pada 24 jam pertama. 10 pertanyaan ini akan mendiskusikan

secara jelas kriteria merujuk ke unit luka bakar, survey primer dan sekunder, perkiraan luas

permukaan area luka bakar (%TBSA/total burned surface area) dan derajat luka bakar

sekaligus cara melakukan resusitasi, intervensi rutin, pemeriksaan laboratorium, indikasi

bronkoskopi dan penanganan khusus trauma inhalasi, konsultasi cepat dan rujukan,

pembedahan darurat dan melakukan rawat inap. Mengerti dan menjawab kesepuluh

pertanyaan ini tidak hanya meliputi proses penanganan luka bakar dalam 24 jam pertama

namun juga menjadi panduan yang jelas untuk proses pembelajaran.

Kata kunci: perawatan luka bakar, pembedahan luka bakar, unit luka bakar, resusitasi luka

bakar, panduan perawatan luka bakar

Pendahuluan

Selama rotasi ke instalasi gawat darurat (IGD), bagian bedah maupun luka bakar, residen

dalam pelatihan harus memperhatikan patofisiologi dan klasifikasi luka bakar, perawatan dan

ilmu terkini pada luka bakar termasuk prognosis [1]. Menangani luka bakar pada 24 jam

pertama merupakan salah satu tantangan terbesar pada perawatan luka bakar dan dapat

Page 2: jurnal Finish Luka Bakar

menjadi acuan derajat morbiditas dan mortalitas. Karena itu, panduan perawatan luka bakar

dalam 24 jam pertama akan sangat membantu. Banyak panduan terpercaya mengenai hal ini

terbit seperti panduan American Burn Association untuk rujukan ke pusat perawatan luka

bakar dan panduan operasi di unit luka bakar. Lebih lanjut, harus diketahui bahwa

International society for Burn injuries (ISBI) bekerja dengan baik dengan menyediakan

pendidikan dan beberapa panduan bersama dengan World Health Organisations dan banyak

organisasi Eropa seperti European Burn Association, German Society for Burn Treatment dan

British Burn Association for the treatment of Burn injuries.

Panduan praktis ini dibuat untuk memudahkan residen, mahasiswa kedokteran dan staf

medis mengerti prinsip dasar penanganan yang harus dilakukan pada semua kasus luka bakar

dalam 24 jam pertama. Semua pihak harus mengerti benar tanggung jawab masing-masing

terhadap semua pasien yang berbeda dan harus bisa mengidentifikasi proses penanganan

secara komprehensif. Jadi tidak hanya bermaksud merawat seluruh lukanya namun juga harus

bisa memulihkan kembali pasien termasuk faktor psikologis, sosial dan tentu saja secara fisik.

Tujuan

Artikel ini terutama ditulis untuk tujuan pendidikan. Kami percaya bahwa informasi yang

baik dan jelas akan meningkatkan kualitas perawatan walaupun tanpa fasilitas lengkap.

Target populasi adalah semua dokter, dokter bedah, residen, koass, mahasiswa kedokteran

dan semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pasien luka bakar di bagian bedah,

instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang rawat intensif (ICU) atau unit luka bakar.

Metode

Sebuah panduan yang jelas telah disusun untuk target populasi di atas, yang meliputi 10

pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab dengan baik untuk mengerti penanganan

pasien luak bakar pada 24 jam pertama. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang

dimaksud:

1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk ke unit luka bakar?

2. Bagaimana melakukan survey primer dan sekunder?

3. Bagaimana memperkirakan luas permukaan area luka bakar (%TBSA)?

4. Apa aspek utama resusitasi?

5. Apa intervensi rutin yang harus dilakukan pada setiap kasus luka bakar yang dibawa

ke unit luka bakar?

6. Pemeriksaan laboratorium apa yang harus diperiksa?

Page 3: jurnal Finish Luka Bakar

7. Apakah pasien menderita trauma inhalasi dan apakah bronkoskopi harus dilakukan

terhadap semua pasien?

8. Konsultasi apa yang harus segera dilakukan?

9. Apakah pasien memerlukan operasi darurat atau tidak?

10. Rawat inap macam apa yang harus diberi?

Lebih lanjut lagi, artikel ini tidak hanya menguraikan panduan yang harus diikuti tetapi juga

menjelaskan setiap poin dan juga memperkirakan bahwa tidak semua rumah sakit di dunia

memiliki unit luka bakar khusus dan kebanyakan perawatan terjadi di instalasi gawat darurat

(IGD). Lebih lanjut, panduan internasional mengenai perawatan luka bakar juga telah dibahas

dalam literatur.

10 pertanyaan sebagai panduan praktis:

1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk ke unit luka bakar?

Jawaban yang jelas harus diberikan dalam situasi sebelum masuk ke rumah sakit. Ini

harus dilakukan oleh orang yang melakukan rujukan atau dokter yang menyertai.

Pasien luka bakar tidak selalu harus langsung dibawa ke unit luka bakar. Pada situasi

dimana sebuah pusat luka bakar tidak mampu menerima pasien, perawatan awal dapat

dilakukan di instalasi gawat darurat (IGD) sampai pemindahan ke unit luka bakar

dapat dilakukan. Kriteria utama melakukan rujukan ke unit luka bakar adalah seperti

berikut [2]:

Luka bakar derajat dua dan tiga lebih dari 10% TBSA pada pasien berumur

kurang dari 10 tahun dan lebih dari 50 tahun.

Luka bakar derajat dua dan tiga lebih dari 20%

Luka bakar derajat tiga lebih dari 5%

Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum dan sendi utama

Luka bakar listrik (termasuk tersambar petir)

Luka bakar kimia

Trauma inhalasi

Pasien yang memang sedang sakit

Luka bakar derajat tiga yang mengelilingi ekstremitas atau dada

Luka bakar dengan trauma konkomitan dengan resiko morbiditas dan mortalitas

tinggi (ex trauma ledakan)

2. Bagaimana melakukan survey primer dan sekunder?

Page 4: jurnal Finish Luka Bakar

Luka bakar itu sendiri memiliki peran sekunder saat melakukan survey primer. Saat

pasien masuk ruangan, panduan Advanced Trauma Life Support (ATLS) harus

dilakukan dan poin-poin berikut harus di periksa:

Airway: pengenalan adanya kelainan airway secara dini yang diikuti dengan intubasi

yang cepat dapat menyelamatkan nyawa [3]. Jika ada abu bekas pembakaran dalam

mulut, pertimbangkan intubasi dini walau pasien dapat bernapas secara normal.

Breathing: perkirakan apakah pasien mengsirkulasikan udara atau tidak

Circulation: dapatkan akses vaskuler yang baik dan alat monitor untuk mengendalikan

denyut jantung dan tekanan darah

Disability: periksa apakah ada manifestasi klinis lain seperti fraktur dan deformitas,

cedera abdomen maupun defisit neurologis

Exposure: pasien harus terekspos seluruhnya dan harus lepas dari pakaian. Seluruh

orifisium harus terekspos saat ini.

Fluid resuscitaion: tindakan wajib pada penanganan. Poin ini dibahas pada pertanyaan

ke-3 setelah perhitungan luas permukaan area luka bakar (%TBSA) tetapi panduan

Acute Trauma Life Support (ATLS) harus diikuti untuk menjaga sirkulasi.

Perlu dicatat bahwa pada anak-anak rentan terjadi hipotermia karena tingginya rasio

luas permukaan dan volume serta rendahnya massa lemak. Suhu ruangan harus

berkisar antara 28°C dan 32°C (82°F dan 90°F). Suhu tubuh pasien harus selalu dijaga

di atas 34°C.

Survey sekunder diciptakan sebagai survey khusus luka bakar. Dilakukan saat pasien

masuk unit luka bakar. Riwayat lengkap harus didapat, meliputi:

Deteksi mekanisme cedera

Waktu kejadian

Kemungkinan penyiksaan [4]

Tinggi badan dan berat badan

Kemungkinan adanya intoksikasi karbon monooksida berdasarkan luka bakar

pada tempat tertutup dan adanya abu bekas luka bakar dalam mulut dan hidung [5]

Luka bakar pada wajah

Pemeriksaan kornea juga penting dilakukan, juga pemeriksaan telinga pada cedera

ledakan. Pemeriksaan menyeluruh secara sistemik harus dilakukan pada saat ini

termasuk pemeriskaan abdomen, area genital, ekstremitas atas dan bawah (coba: X-

Page 5: jurnal Finish Luka Bakar

ray, C-spine, thoraks dan pelvis). Jika pasien adalah anak-anak cari tanda-tanda

penyiksaan.

3. Bagaimana memperkirakan total luas permukaan luka bakar (%TSBA) dan derajat

luka bakar?

Luas permukaan tubuh total (TSBA) merupakan ukuran peniaian luka bakar pada

kulit. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1, pada dewasa “rule of nine” digunakan

untuk menentukan persentasi total daerah yang tekena luka bakar untuk setiap bagian

utama tubuh [6,7]. Namun, aturan ini tidak dapat digunakan untuk luka bakar anak.

Diagram Lund-Browder merupakan salah satu metode yang paling akurat untuk

memperkirakan tidak hanya ukuran area luka bakar tetapi juga derajat luka bakar di

setiap masing-masing bagian tubuh. Penggunaan diagram ini memperlihatkan cara

yang mudah dan cepat dibaca dalam praktek klinis serta dapat digunakan pada luka

bakar anak [7]. Diagram ini tersedia di berbagai pusat dan juga secara online. Perlu

diketahui bahwa alamat internet telah dimasukkan dalam artikel ini agar dapat diakses

untuk tujuan pendidikan. Penilaian yang akurat harus dilakukan untuk memperkirakan

jumlah cairan intravena, indikasi untuk merujuk ke unit luka bakar dan indikasi

pembedahan serta untuk menentukan prognosis. Derajat luka bakar dihitung untuk

mempekirakan prognosis serta jenis pengobatan dan jenis pembedahan yang harus

dilakukan. Luka bakar diklasifikasikan menjadi :

Derajat I : kemerahan khas dan nyeri pada kulit yang terkena. Kerusakan kecil

dari epitel terjadi tanpa bula. Biasanya seperti terbakar sinar matahari.

Derajat II :

o Superficial : kerusakan seluruh epitel dan hanya terjadi kerusakan papiler

kulit. Derajat ini tidak menyebabkan kerusakan neuroovaskular. Dengan

demikian, luka itu menyebabkan nyeri, perdarahan dan menimbulkan

bula. Perbaikan epitel terjadi dalam waktu 14 hari. Hal ini sebagian besar

tidak meninggalkan bekas luka setelah penyembuhan. Terkadang ada

perbedaan warna pada kulit yang sudah sembuh.

o Profunda : kerusakan seluruh epitel dan kerusakan retikular dermis.

Disertai dengan kerusakan neurovaskular. Dengan demikian, secara umum

tanpa perdarahan atau sensasi dan tampak berwarna putih. Terdapat bula

yang lebih besar dibandingkan dengan derajat luka bakar yang superficial.

Page 6: jurnal Finish Luka Bakar

Penyembuhan terjadi dalam waktu yang lama, lebih dari 14 hari dan

meninggalkan bekas luka.

Derajat III : mengenai epidermis, dermis dan jaringan subkutan. Kulit tampak

kasar terdiri dari gumpalan trombus (Gambar.2)

Derajat IV : melibatkan fascia, otot dan tulang

Superficial burn injury (derajat I)

Superficial partial-thickness burn ( derajat II-superficial)

Deep partial-thickness burn (derajat II-profunda)

Full thickness burn (derajat III)

Luka bakar derajat IV (klasifikasi ini diperdebatkan karena beberapa referensi

tidak menyetujui derajat ini)

Gambar.1

Gambar.2

Page 7: jurnal Finish Luka Bakar

4. Apa saja aspek utama dari resusitasi?

Perhitungan dari total daerah yang terbakar (% TBSA) merupakan hal yang mendasar

pada resusitasi. Charles Baxter, MD, di Parkland Hospital, Southwester University

Medical Centre, dirancang pada tahun 1960 [8,9], yaitu Parkland formula yang

berguna untuk menghitung kebutuhan cairan tubuh untuk 24 jam pertama. Meskipun

telah banyak dilakukkan perubahan pada formula ini, namun formula ini masih

merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk menghitung jumlah cairan pada

pasien-pasien dengan luka bakar.

4 mL x Berat badan pasien x TBSA = jumlah cairan yang diberikan pada 24 jam

pertama

50% dari jumlah cairan ini diberikan secara intravena pada 8 jam pertama, mulai dari

waktu pertama pasien terluka bakar, dan 50% sisanya secara intravena juga selama 16

jam terakhir pada hari pertama.

Page 8: jurnal Finish Luka Bakar

Tipe cairan yang diberikan masih dalam perdebatan.Ringer laktat biasanya yang

paling banyak digunakan sekarang. Beberapa menyarankan balanced electrolyte

solutions seperti ringer-asetat untuk mencegah tingginya kadar laktat pada pemberian

cairan. Menurut pengalaman dan pengetahuan yang selama ini didapatkan peneliti,

peneliti percaya bahwa balanced electrolyte solution merupakan pilihan yang aman

dan direkomendasikan oleh pusat penelitian. Lagi pula, penduduk dengan luka

terbakar biasanya membutuhkan volume cairan resusitasi yang lebih banyak sekitar

30-40% lebih tinggi (mendekati 5,7 mL/kg/%TBSA) dari prediksi oleh formula

parkland [10,11].Klein dkk mengusulkan bahwa pasien-pasien sekarang mendapatkan

lebih banyak cairan dibandingkan dulu.Tujuannya adalah untuk menemukan

signifikan predictor pada kemungkinan negative setelah resusitasi.Mereka

menyimpulkan bahwa lebih tinggi cairan yang diberikan, maka lebih tinggi juga

resiko terjadinya komplikasi, seperti komplikasi pada paru-paru [12, 13].Hasil-hasil

tersebut mendukung bahwa pemberian cairan yang berlebihan pada jam-jam pertama

penanganan pada luka bakar mungkin menyebabkan terjadinya oedem yang tidak

seharusnya terjadi. Secara klinis, kebutuhan cairan secara individu, setelah pemberian

cairan dengan menggunakkan beberapa formula yang disarankan, setidaknya harus

dimonitor oleh beberapa fakto penting diantaranya urin output, tekanan darah, tekanan

vena central. Pokok penting dan pertimbangan untuk tercapainya tujuan resusitasi

adalah untuk menjaga urin output kira-kira 0,5 ml/kg/jam pada orang dewasa dan 0,5-

1,0 ml/kg/jam pada pasien dengan berat badan kurang dari 30 kg [15].Kegagalan

untuk mencapai tujuan tersebut harus ditujukan dengan kenaikan pemberian cairan

secara hati-hati dengan rata-rata kenaikan sebanyak 25% [16].

Berdasarkan pada kebocoran kapiler, pusat-pusat penelitian menyarankan untuk tidak

menggunakan cairan koloid dan produk darah lainnya pada 24 jam pertama [17]. Jika

digunakkan pada fase awal (sampai 12 jam), akan menyebabkan oedem jaringan dan

komplikasi pada paru-paru. Lagi pula cairan koloid tidak berhubungan dengan

peningkatan angka kehidupan, dan harganya lebih mahal dibandingkan dengan cairan

kristaloid. [18]. Liberati dkk mendukung bahwa tidak ada bukti bahwa produk-produk

darah (termasuk albumin) menurunkan angka kematian jika dibandingkan dengan

alternative yang lebih murah seperti saline [19]. Dosis pemeliharaan diberikan pada

24 jam pertama. Dapat dihitung berdasarkan [1, 20]:

Page 9: jurnal Finish Luka Bakar

100 ml/kg : untuk 10 kg pertama

50 ml/kg : untuk 10 kg kedua

20 ml/kg : untuk setiap kg diatas 20 kg

untuk anak-anak:

formula Parkland yang dimodifikasi :

4 mL x Berat badan x TBSA x maintenance fluid = jumlah cairan yang diberikan pada

24 jam pertama

5. Apa saja intervensi rutin yang harus dilakukkan utnutk setiap kasus luka bakar

selama berada di Burn Unit?

Setiap pasien dengan luka bakar mempunyai luas dan kedalaman yang berbeda-beda.

Kondisi pasien sebelumnya mempunyai peranan penting pada fase ini. Kateter vena

central dan arterial line dilakukan jika pasien dalam kondisi hemodinamik yang tidak

stabil atau analisis gas darah secara rutin dibutuhkan. Lagi pula, Nasogastric tubedan

urinary catheter diindikasikan pada pasien dengan TBSA 20% atau lebih. Nasogastric

tube akan menginisiasi pemasukan makanan yang segera dan mengurangi

kemungkinan terjadinya ileus atau aspirasi. Urinary catheter yang dilengkapi dengan

pengukur suhu lebih diutamakan.

Sebelum mencuci luka, swabs untuk pemeriksaan mikrobiologi harus diambil dari

daerah-daerah yang berbeda termasuk daerah yang terbakar, mulut, hidung dan daerah

inguinal. Harus ditekankan bahwa luka pasien dicuci dengan menggunakan air hangat

dan di evaluasi lebih lanjut sehubungan dengan total daerah yang terbakar (TBSA)

sama baiknya dengan derajat luka bakar. Evaluasi yang pasti dari total daerah yang

terkena (TBSA) hanya dapat dibuat saat pasien seluruhnya tercuci dan luka-luka dapat

dinilai. Pada fase ini, indikasi untuk pembedahan dilakukan termasuk diantaranya

escharotomy, debridemen dan dalam situasi tertentu dilakukan skin grafting.hal ini

akan didiskusikan pada pertanyaan ke 9.

6. Apa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan ?

Pemeriksaan laboratorium dasar yagn dilakukan diantaranya:

Hitung jenis darah lengkap dan analisis gas darah

Garam dan elektrolit

Page 10: jurnal Finish Luka Bakar

Prothrombin time (PT) / Partial thrombin time (PTT) dan International

Normalized Ration (INR)

Kultur sputum dan sensitifitas

Creatine Kinase (CK) dan C-reactive protein (CRP)

Glukosa darah

Urine drug test

Human chorionic gonadotropin (B-HCG): jika pasien perempuan,

Albumin

Thyroid values dan myoglobin measures

7. Apakah pasien mempunyai luka pada saluran pernafasan dan apakah bronchoscopy

diindikasikan untuk semua pasien?

Luka bakar terjadi pada daerah yang tertutup dan semua luka bakar yang mengenai

kepala secara subjektif mempunyai luka pada saluran pernafasan [22,23]. Jika

dicurigai ada intoksikasi karbon monoksida, dilakukan analisis gas darah untuk

mendeteksi adanya carboxyhemoglobin (COHb), dengan segera berikan oksigen

100%, tes foto thorax dan pertimbangkan kemungkinan dilakukannya terapi

hyperbaric oxygen (HBO). Kadar COHb lebih tinggi dari 20% atau disertai dengan

deficit neurologic merupakan indikasi absolut untuk terapi HBO, mengingat jumlah

COHb 10% atau lebih merupakan indikasi relative untuk terapi HBO. Secara

keseluruhan, pasien yang terintubasi memberikan akses yang baik untuk dilakukan

bronchoscopy. Pada kasus ini, fiberoptic bronchoscopy dapat digunakan untuk

mengevaluasi oedem saluran pernafasan secara lebih luas dan proses inflamasi yang

disebabkan oleh segala bentuk luka saluran pernafasan termasuk intoksikasi karbon

monoksida [22,23]. Pada sebagian lain, penggunaan bronchoscopy masih dalam

perbebatan dalam penatalaksanaan mengingat bronchoscopy merupakan prosedur

invasive.

8. Apa konsultasi yang harus dilakukan dan diperhatikan sesegera mungkin?

Berdasarkan survey tambahan, beberapa konsultasi mungkin dibutuhkan. Seperti

dalam kasus luka bakar pada muka, diantaranya :

Departemen Otolaryngology (ENT): untuk menyingkirkan kemungkinan adanya

luka bakar pada saluran pernafasan bagian atas, oedem laring, atau pada kasus

dimana terjadi rupture membrane timpani

Page 11: jurnal Finish Luka Bakar

Opthalmology: untuk menyingkirkan adanya erosi atau ulcerasi kornea

Mengikuti prosedur yang sama seperti pada survey yang utama. Berdasarkan Advance

Trauma Life Support (ATLS), konsul dilakukan bila terjadi:

Trauma pembedahan

Pembedahan abdomen

Pembedahan saraf

9. Apakah pasien memerlukan operasi darurat atau tidak?

Debridement :

Istilah “debridement” bukan hanya sekedar prosedur bedah. Debridement dapat

dilakukan oleh bedah, kimia, mekanik atau prosedur autolitik. Modalitas bedah

termasuk permulaan eksisi tangensial (necrotomy) dari jaringan yang terbakar dan

penutupan luka awal dengan skin grafts meyebabkan peningkatan signifikan tingkat

kematian dan biaya yang jauh lebih rendah untuk pasien [25,26]. Selanjutnya, dalam

beberapa keadaan, escharotomy atau fasciotomy harus dilakukan.

Indikasi debridement bedah:

1) Luka bakat derajat kedua profunda

2) Luka bakar atau jenis lainnya yang sangat terkontaminasi

3) Luka bakar derajat tiga yang melingkar dan dicurigai kompartemen sindrom

(pikirkan escharotomy)

4) Luka bakar yang melingkar sekitar pergelangan tangan (pikirkan kemungkinan

Carpal Tunnel)

Manfaat debridement :

1) Mengurangi jumlah jaringan nekrotik (bermanfaat untuk prognosis)

2) Mendapatkan contoh untuk tujuan diagnosis (jika diperlukan)

Komplikasi debridement :

1) Nyeri

2) Perdarahan

3) Infeksi

4) Risiko terangkatnya jaringan yang sehat

Page 12: jurnal Finish Luka Bakar

Kontaindikasi debridement :

1) Suhu tubuh inti < 34oC

2) Ketidakstabilan kardiovaskular dan sistem pernapasan

Setiap peserta pelatihan harus mengetahu hal berikut :

Eksisi tangensial : eksisi tangensial dari bagian kulit yang superfisial

Eksisi epifisial : teknik ini digunakan untuk luka bakar yang luas sampai tingkat

subkitikular

Eksisi subfasial : diindikasikan ketika luka bakar sangat dalam dan mencapai

fascia serta otot. Hal ini diperlukan hanya dalam kasus-kasus khusus

Escharotomy : diindikasikan untuk luka bakar derajat tiga dan derajat dua yang

melingkar ke kulit dalam. Ini digunakan untuk mencegah jaringan lunak

kompartemen sindrom, karena bengkak setelah luka bakar yang dalam.

Escharotomy dilakukan dengan membuat sayatan menembus eschar untuk

membuka jaringan lemak di bawahnya. Diilustasikan dalam gambar 3.

Perhatikan garis escharotomy pada ibu jari dan kelingking, sebagai standar

internasional, harus selalu dilakukan pada sisi radial dan bukan pada sisi ulnar.

Insisi escharotomy untuk jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dilakukan

seanjang sisi ulnar

Fasciotomy : prosedur yang digunakan untuk mengobati kompartemen sindrom

akut. Sayatan dibuat pada kulit sampai fascia dimana akan mengurangi tekanan.

Perlu diperhatikan bahwa Carpal Tunnel Syndrom (CTS) dapat mengakibatkan

luka bakar yang melingkar pada pergelangan tangan disertai pembengkakan

yang melingkar.

Setelah pemilihan prosedur dari kategori di atas, luka yang dibuat harus ditutup.

Autografts yaitu split-thickness skin grafts (autulogous skin transfer), tetap

menjadi andalan pengobatan untuk banyak pasien (Gambar 4a-d dan 5)

Pengganti kulit atau matiks dapat digunakan jika luas permukan luka bakar besar.

Berikut beberapa contoh :

Biobrane : balutan luka biosintetik terdiri dari film silicone dengan kain nilon

Suprathel : pengganti kulit inovatif terbuat dari polylactide untuk pengobatan

luka kulit yang dangkal terutama luka bakar derajat dua yang superfisial

Page 13: jurnal Finish Luka Bakar

Alloderm : kultur dan produk kulit yang digunakan dibawah skin grafts untuk

menghasilkan struktur berlapis dari dermis dan epidermis pada graft

Integra : luka matriks bilayer terdiri dari matriks berpori cross-linked kolagen

tendon sapi dan glikosaminoglikan dan lapisan semi-permeable polisiloksan

(silikon). Harus digunakan dalam two step-procedure [27].

Matriderm : matirks tiga dimensi yang terdiri dari kolagen dan elastin. Panduan

penggunaan autologous cell untuk membentuk “neo-dermis” [28,29]. Dapat

digunakan dalam satu langkah serta prosedur dua langkah

Perhatikan bahwa dalam banyak kesempatan, cakupan langsung dari luka tidak

dapat dicapai. Dalam hal ini, cakupan sementara disukai. Setalah menstabilkan

pasien dan luka di tempat tidur, direncanakan rekontruksi untuk menutup luka

secara permanen. Pada kondisi ini, beberapa metode dapat dilakukan termasuk :

o Allografts : kulit cadaver yang diigunakan untuk penutup sementara

o Xenografts : graft diambil dari spesies lain (sapi atau babi) dapat digunkan

sebagai penutup sementara

Gambar.3

10. Apakah macam rawat inap yang harus diberi?

Pengecekan rutin rawat inap meliputi :

Tanda-tanda vital : pemantauan berlanjut denyut jantung, tekanan darah,

tekanan nadi, irama pernapasan, suhu dan tekanan vena sentral

Riwayat alergi

Page 14: jurnal Finish Luka Bakar

Diet : Nil per os (NPO) jika luka bakar > 30% selama 24 jam pertama.

Nasogastric tube segera dipasang untuk makan dan mengurangi kemungkinan

ileus atau aspirasi

Cairan I.V : mengikuti formula Parkland

Tindakan pencegahan dekubitus

Konsultasi : psychiatry atau psychology (hanya jika pasien sadar)

Multivitamin dan zat-zat lain : vitamin C, ZnSO4, selenium dan vitamin E

Profilaksis tetanus

Profilaksis ulkus

Analgesik : pilihan tergantung pada ukuran luka bakar, kedalaman, umur, dan faktor

trauma lainnya seperti trauma tumpul dan patah tulang.

Obat tambahan (ventilasi mekanik untuk dewasa dengan cedera inhalasi akibat

rokok) : nebulasi heparin sulfate dicampur dalam 3 ml saline normal setiap 4 jam

dan 3 ml 20% nebulasi N-acetylcystein ditambah 0,5 ml albuterol sulfate setiap 4

jam untuk 7 hari [30].

Gambar. 4a-d

Page 15: jurnal Finish Luka Bakar

Gambar. 5

Diskusi

Ada beberapa guidelines yang berhubungan dengan penanganan luka bakar. Jurnal ini

termasuk salah satu dari guidelines yang tersusun oleh organisasi dan dokter-dokter atau

peneliti-peneliti di lapangan. Kis dkk telah mencari literature-literatur antara tahun 1990

sampai tahun 2008 dan mendapatkan 546 penghargaan, dimana 24 diantaranya adalah clinical

practice guidelines pada penanganan regular dan intensif pada pasien dengan luka bakar.

Semua pokok pembicaraan utama tentang luka bakar diambil berdasarkan setidaknya satu

guideline, tetapi tidak ada satu guideline yang menunjukkan semua daerah penting

berdasarkan hasil pemilihan [31]. Sebagai contoh, Alsbjoem B dkk menyusun guideline

Page 16: jurnal Finish Luka Bakar

untuk penanganan tetapi lebih mengutamakan pada penanganan luka daripada penanganan

secara komprehensif [32].

Salah satu guideline terkenal disusun oleh International Society for Burn Injuries (ISBI)

dan The American Burns Association. Guideline IBSI tidak mendiskusikan mengenai semua

aspek dalam penanganan pada fase akut. Tidak ada keraguan bahwa guidelines dan faktor-

faktor lain termasuk perkembangan peningkatan teknologi-teknologi dalam penanganan luka

bakar mempertinggi kualitas dari penanganan untuk pasien dengan luka bakar pada sepuluh

tahun terakhir. Bagaimanapun, beberapa guideline tersebut dibuat terutama untuk bedah

plastik dan menunjukkan terlalu banyak informasi yang berhubungan dengan penanganan

luka dan rencana bedah rekonstruksi jangka lama.

Membandingkan dengan guideline-guideline yang telah dibahas diatas, artikel ini

membahas mengenai penanganan luka bakar pada 24 jam pertama dan termasuk tidak hanya

penanganan bedah tapi juga protokol polytrauma sebagaimana seperti rencana penanganan

dasar intensif untuk pasien-pasien tersebut.

Artikel ini ditulis tanpa adanya maksud untuk menutupi terapi pada luka bakar akibat

trauma elektrik dan luka bakar akibat zat kimia. Kami percaya bahwa luka bakar akibat

trauma elektrik dan zat kimia membutuhkan evaluasi khusus dan penanganan yang berbeda

dibandingkan dengan luka bakar thermal. Secara keseluruhan, luka bakar thermal lebih sering

terjadi jika dibandingkan dengan dua tipe luka bakar terakhir, dan artikel ini lebih membahas

mengenai luka bakar thermal. Lagi pula, artikel ini mengambil pertimbangan bahwa

informasi haruslah secara sederhana namun efektif dengan penjelasan yang baik agar

memudahkan untuk dimengerti dengan cepat.

Kesimpulan

Mengetahui dan menjawab 10 pertanyaan diatas tidak hanya membantu proses

penatalaksanaan luka bakar dalam 24 jam pertama, tetapi juga dapat menjadi panduan yang

baik dan jelas untuk tujuan pendidikan. Kejadian luka bakar dapat benar-benar berbeda,

dengan demikian mahasiswa kedokteran dan personalia dari sektor bedah, Instalasi Gawat

Darurat (IGD), dan Intensive Care Unit (ICU) atau Burn Unit menghadapi banyak pertanyaan

yang berhubungan dengan pasien dengan keadaan darurat. Kami menemukan bahwa metode

ini memberikan hasil dengan tujuan yang bagus dan menambah bukan hanya kualitas dari

penanganan tetapi juga mempertinggi edukasi. Oleh karena itu artikel ini merupakan alasan

yang bagus dan motifasi yang positif untuk kita untuk menyusun 10 pertanyaan lain sebagai

pedoman yang membantu penanganan luka bakar pada 24 jam pertama sampai selesai.