JURNAL AKTIVITAS PROMOSI KARTU TELEPON SELULER LOOP (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Promosi PT. Telkomsel dalam Memasarkan LOOP sebagai Kartu Telepon Seluler Baru Tahun 2015 di Surakarta) Oleh : Erlina Yuni Astutik D0210039 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
21
Embed
JURNAL AKTIVITAS PROMOSI KARTU TELEPON … ERLINA YUNI ASTUTIK D02100… · Telepon seluler atau yang biasa disebut dengan handphone (telepon genggam) ... 3. 3 ... Wifone. (Nomor
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL
AKTIVITAS PROMOSI KARTU TELEPON SELULER LOOP
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Promosi PT. Telkomsel dalam
Memasarkan LOOP sebagai Kartu Telepon Seluler Baru Tahun 2015 di
Surakarta)
Oleh :
Erlina Yuni Astutik
D0210039
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
1
AKTIVITAS PROMOSI KARTU TELEPON SELULER LOOP
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Promosi PT. Telkomsel dalam
Memasarkan LOOP sebagai Kartu Telepon Seluler Baru Tahun 2015 di
Surakarta)
Erlina Yuni Astutik
Aryanto Budhy Sulihyantoro
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract The development of science and technology provides a major influence on the ease of doing communication. Today, the communication process will no longer be done by way of face to face directly. Communication can be done with a mobile phone media, each of which requires a mobile phone sim card to activate it. The various needs of users demanding a mobile phone card company provider creates the latest innovations of their products. As in Telkomsel companies that are creating new mobile card products have a segmentation of young people (12-19 years old) as the target market. This research was conducted in Telkomsel Solo branch, to find out how the promotional activities of PT. Telkomsel as the LOOP in marketing new mobile phone cards in 2015 in Surakarta. The conclusion of this study is the use of promotional activities in marketing Telkomsel LOOP branch Solo in Surakarta is through advertising activities (bottom line media), personal selling, and word of mouth marketing. Because the elements such as advertising (on-line media), sales promotion, event marketing and sponsorship strategy has been set centrally by the Office of Central Telkomsel. So that Telkomsel branch Solo only forward the draft were to be implemented locally. Keywords: promotion, promotion mix, new cell phone cards
Pendahuluan
Di era modern dengan perkembangan teknologi saat ini telah membawa kita
pada kemudahan dalam melakukan komunikasi dan bertukar informasi secara
cepat dengan orang lain. Saat ini proses komunikasi tidak lagi harus dilakukan
2
dengan cara bertatap muka secara langsung (face to face) antara komunikator
dengan komunikan. Hal tersebut yang telah memicu diciptakannya alat untuk
berkomunikasi yang memudahkan seseorang berkomunikasi dengan mudah
walaupun dengan jarak yang berbeda. Telepon seluler adalah solusi dalam
mempermudah komunikasi tanpa membatasi ruang gerak kita.
Telepon seluler atau yang biasa disebut dengan handphone (telepon
genggam) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai
kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun
dapat dibawa ke mana-mana (portabel/mobile) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless)1. Telepon seluler
tidak dapat terlepas dari kartu SIM (Subscriber Identity Module) yang digunakan
oleh para operator telepon seluler. Kartu SIM adalah sebuah kartu pintar seukuran
prangko yang ditaruh di telepon genggam yang menyimpan kunci pengenal jasa
telekomunikasi2. Ada dua jenis kartu SIM yaitu kartu SIM GSM (Global System
for Mobile Communication) dan kartu SIM CDMA (Code Divisions Multiple
Access). Di Indonesia sampai saat ini telah beroperasi 9 operator seluler. Beberapa
operator menggunakan teknologi jaringan GSM dan beberapa operator lain
menggunakan jaringan CDMA3. Antara lain :
1. GSM (Global System for Mobile Communication) a. Telkomsel
• Pascabayar: KartuHALO • Prabayar: SimPATI, Kartu AS, LOOP
b. Indosat • Pascabayar: Matrix • Prabayar: IM3, Mentari
c. XL Axiata • Prabayar dan Pascabayar: XL, Axis • Prabayar: Hauraa
d. Hutchison 3 (Tri) Indonesia • Prabayar dan Pascabayar: 3 (Tri)
2. CDMA (Code Division Multiple Acces) a. Bakrie Telecom
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan diuraikan adalah Bagaimanakah pelaksanaan
aktivitas promosi PT. Telkomsel dalam memasarkan LOOP sebagai kartu telepon
seluler baru tahun 2015 di Surakarta ?
Tujuan Penulisan
Bertolak dari rumusan masalah yang diungkapkan di atas maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan aktivitas promosi PT.
Telkomsel dalam memasarkan LOOP sebagai kartu telepon seluler baru tahun
2015 di Surakarta.
Tinjauan Pustaka
a. Komunikasi
Secara estimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin
“communication”. Istilah ini bersumber dari kata “communis” yang berarti
sama. Kata sama yang dimaksud disini adalah sama makna atau sama arti.
Wilbur Schramm mengatakan komunikasi dapat dianggap proses penciptaan
suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim
dan penerima. Sementara itu menurut Harold Laswell, cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut:
“Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect?” .
Rumusan pertanyaan tersebut mengandung lima unsur dasar komunikasi,
yaitu:
1. Siapa yang menyampaikan? (komunikator, pengirim pesan atau sumber)
2. Apa yang disampaikan? (pesan, ide, gagasan)
3. Dengan saluran mana? (media atau sarana)
4. Kepada siapa? (komunikan atau penerima pesan)
5. Dengan pengaruh bagaimana? (dampak, efek, hasil komunikasi)
6
b. Elemen-Elemen Komunikasi Pemasaran atau Bauran Promosi
Dalam memperkenal suatu produk kepada khalayak, sebuah
perusahaan perlu mengimplementasikan beberapa elemen komunikasi
pemasaran atau sering disebut dengan bauran promosi (promotion mix).
Menurut Kotler ada 8 elemen bauran komunikasi pemasaran5 yaitu periklanan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), acara khusus dan
pengalam atau sponsorship (sponsorship/event marketing), hubungan
masyarakat (public relation), pemasaran langsung dan pemasaran interaktif
(direct marketing), penjualan tatap muka atau personal (personal selling), dan
pemasaran dari mulut ke mulut (marketing word of mouth).
1. Periklanan
Periklanan adalah bentuk komunikasi berbayar yang menggunakan
media massa dan media interaktif untuk menjangkau audiensi yang luas
dalam rangka menghubungkan sponsor yang jelas dengan pembeli
(audiensi sasaran) dan memberikan informasi tentang produk (barang,
jasa, dan gagasan)6. Menurut Widyatama, media yang digunakan dalam
kegiatan periklanan secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jenis7,
yaitu :
a. Media lini atas (above the line) : media surat kabar, majalah, radio,
televise, internet, dan film. Media lini atas memiliki beberapa karakter
yang khas antara lain :
1) Informasi yang disebarkan bersifat serempak. Artinya, dalam
waktu yang sama, informasi yang sama dapat disebarkan luaskan
secara sama pula.
2) Khalayak penerima pesan cenderung anonym (tidak dikenali secara
personal oleh komunikator)
3) Mampu menjangkau khalayak secara luas.
5Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 2. (Jakarta: Erlangga).Hal. 174 6Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, William Wells. Advertising. (Jakarta: Kencana). Hal. 9 7Rendra Widyatama. Pengantar Periklanan. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher). Hal. 21
7
b. Media lini bawah (bellow the line) : poster, leaflet, spanduk, baliho,
balon udara, directmail, Point of Purchase (POP), kemasan produk sisi
luar dan kemasan dalam, bus stop, bus panel, flyers, dan sebagainya.
Media lini bawah memiliki beberapa karakter yang khas antara lain :
a) Komunikan yang dijangkau terbatas, baik dalam jumlah maupun
luas wilayah sasaran.
b) Mampu menjangkau khlayak yang dijangkau media lini atas
c) Cenderung tidak serempak.
2. Promosi Penjualan
Menurut Kotler promosi penjualan adalah berbagai intensif jangka
pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa8.
Maksudnya adalah peningkatan penjualan yang dilakukan dengan
menggunakan alat promosi (sampel, diskon, kupon, dan lain-lain) guna
mendorong pelanggan dan calon pelanggan baru untuk mencoba atau
melakukan pembelian produk/jasa yang ditawarkan dalam waktu yang
singkat. Melalui promosi penjualan perusahaan dapat menarik pelanggan
baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru,
mendorong pelanggan membeli lebih banyak, meningkatkan impulse
buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), dan dapat menciptakan
loyalitas pelanggan.
3. Acara Khusus dan Pengalaman atau Pemasaran Sponsorship
(Sponsorship/Event Marketing)
Menurut Shimp, pemasaran sponsorship adalah aplikasi dalam
mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan
perusahaan atau salah satu merek dengan kegiatan tertentu atau melalui
suatu kegiatan sosial9. Kotler mengatakan acara dan pengalaman adalah
kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk
menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan
8Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Op.Cit. Hal. 174. 9Terence A. Shimp. Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I. (Jakarta: Erlangga). Hal. 163
8
merek tertentu10. Jadi pemasaran sponsorship berarti perusahaan yang
mendukung sebuah kegiatan baik secara finansial atau menyumbangkan
produk/jasanya, dengan tujuan agar perusahaan mampu membangun
kesadaran merek masyarakat yang datang dalam kegiatan tersebut.
Misalnya saja suatu perusahaan mensponsori atau menyelenggarakan acara
olahraga, konser musik, kegiatan sosial, penggalangan dana bantuan
sosial, dan sebagainya.
Sedangkan event marketing menurut Moriarty adalah membuat
program pemasaran produk berdasarkan acara yang disponsori
perusahaan11. Perusahan berusaha membuat kegiatan dan program-
program khusus seperti menyelenggarakan kompetisi olahraga, ajang
kreatifitas, dan sebagainya. Tujuannya agar perusahaan mampu
membangun kesadaran merek masyarakat terutama segmen sasaran. Agar
pemasaran dengan menyelenggarakan event marketing tersebut bisa
dikatakan berhasil, event harus sesuai dengan brand dan gaya hidup orang
yang menjadi pasar sasaran.
4. Hubungan Masyarakat (public relations) dan Publisitas (publicity)
Philip Kotler mendefinisikan public relations sebagai berbagai
program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra
perusahaan atau produk individualnya12. Public Relations merupakan
aktivitas komunikasi yang mendukung pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen untuk memperoleh goodwill, understanding, image/reputasi
yang positif di mata public, baik publik internal maupun eksternal.
Publisitas merupakan hasil dari publikasi yang menjadi bagian dari
kegiatan public relations. Setiap fungsi dan tugas public relations adalah
menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui
kerjasama dengan pihak pers atau wartawan lewat berbagai media tentang
aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk
diketahui khalayak publik.
10Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Op.Cit. Hlm 174 11Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, William Wells. Op.Cit. Hlm 599 12Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Op.Cit. Hal. 174
9
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) dan Pemasaran Interaktif
Pemasaran langsung adalah upaya perusahaan atau organisasi
untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran
dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/atau transaksi
penjualan13. Pemasaran langsung terjadi ketika perusahaan akan
menfokuskan komunikasinya secara langsung kepada konsumen. Media
yang digunakan dalam pemasaran langsung seperti pengiriman surat dan
katalog melalui pos, telemarketing (outbond telemarketing dan inbound
telemarketing), Iklan respons langsung untuk media cetak (majalah, surat
kabar) dan media elektronik (radio dan televisi) dan internet.
Telemarketing (penggunaan telepon untuk memasarkan produk)
ada dua macam telemarketing14, yakni outbond telemarketing dan inbound
telemarketing. Outbond telemarketing adalah usaha pemasar untuk
mengontak konsumen dalam mempromosikan produknya. Di sini, pemasar
yang aktif menghubungi konsumen melalui telepon. Sedangkan inbound
telemarketing adalah penyediaan nomor bebas pulsa oleh perusahaan agar
konsumen tertarik menelpon produsen tanpa harus dibebani biaya.
Telemarketing memiliki keunggulan menjadi media yang personal dan
interaktif. Sebagai media komunikasi dua arah, telemarketing merupakan
alat perusahaan yang mampu mendengarkan pelanggan15.
6. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Penjualan tatap muka atau personal adalah suatu bentuk
komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya
(person to person communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk
membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan16.
Penjualan personal merupakan cara yang paling efektif untuk
menanamkan pilihan pembeli, keyakinan pembeli, dan tindakan pembeli
13Morissan. Periklanan. Komunikasi Pemasaran Terpadu.(Jakarta: Kencana). Hal. 22 14Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. (Bogor:Ghalia Indonesia). 2011. Hal. 381 15Agus Hermawan. Komunikasi Pemasaran. (Jakarta: Erlangga). Hal. 195 16Ibid. Hal. 34
10
pada tingkat tertentu dalam proses pembelian. Penjualan personal
mempunyai tiga kualitas khusus17 yaitu:
a. Berhadapan langsung secara pribadi.
Penjualan tatap muka melibatkan hubungan sesuatu yang hidup,
langsung dan interaktif antar dua orang atau lebih.Setiap pihak bisa
melihat dari dekat kebutuhan dan ciri masing-masing dan bisa segera
melakukan penyesuaian.
b. Keakraban
Penjualan tatap muka memungkinkan berkembangnya segala macam
hubungan, bermula dari sekedar hubungan penjualan ke suatu
hubungan pribadi yang lebih dalam. Seorang wiraniaga yang efektif
biasanya mengingat-ingat kesenangan pembeli bila mereka
menghendaki hubungan itu berlangsung lama.
c. Tanggapan.
Penjualan tatap muka membuat pembeli merasa wajib mendengarkan
pembicaraan penjual. Pembeli mempunyai kebutuhan lebih besar
untuk memperhatikan dan menanggapi, walaupun tanggapannya hanya
sekedar ucapan terima kasih.
7. WOM atau Word of Mouth Marketing
Pada umumnya informasi yang diperoleh dari orang-orang terdekat
seperti orang tua, saudara, dan teman dianggap lebih relevan dan dapat
dipercaya jika dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan
dan kegiatan penjualan lainnya. Informasi yang diperoleh dari seseorang
yang pernah mengkonsumsi suatu merek tertentu dapat mengurangi resiko
pembelian. Sebab orang bisa lebih dulu melihat dan mengamati produk
yang dibeli dari teman atau orang yang sudah pernah membelinya.
Sehingga informasi dari mulut ke mulut jauh lebih mudah terjangkau oleh
ingatan dan mempunyai pengaruh yang relatif lebih besar terhadap
keputusan pembelian oleh konsumen. Seperti hasil Survei Global Nielsen
17Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Indonesia Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid II. (Jakarta: Erlangga). Hal. 259
11
mengenai “Kepercayaan Terhadap Iklan” yang terlihat pada grafik
dibawah ini :
Gambar 1.3 Kepercayaan akan Format iklan vs Tindakan pada Konsumen
Asia Tenggara
Sumber : http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2015/REKOMENDASI-WORD-OF-
Diakses tanggal 15 Februari 2015 pukul 10.39 WIB. http://www.telkomsel.com/about/news/1068-Telkomsel-Hadirkan-Brand----
LOOP----Untuk-Segmen-Youth. Diakses tanggal 21 Maret 2015 pukul 19.02 WIB
http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2015/REKOMENDASI-WORD-OF-MOUTH-MASIH-MENJADI-IKLAN-PALING-DIPERCAYA-OLEH-KONSUMEN-ASIA-TENGGARA.html. Diakses tanggal 6 Juni 2015 pukul 20.10 WIB