Top Banner
ISSN : 1978·726X I - I 1l1l'i 1 -·1·- - JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS VOL. 7 NO.2. DESEMBER 2013
14

JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

May 18, 2019

Download

Documents

truongnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

ISSN : 1978·726X

I -I

1l1l'i 1-·1·­-

JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS

VOL. 7 NO.2. DESEMBER 2013

Page 2: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

adhis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume: 7, Nomor: 2, Desember2013, ISSN:1978-726X

adbis JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS

Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Negeri Malang Pembina : Pembantu Direktur. I Penasehat : Ketua Jurusan Administrasi Niaga Ketua Penyunting : Joko Samboro Mitra Bestari : Hamidah Nayati Utami (Unibraw)

Alifiulatin Utaminingsih (Unmer) Bagiyo (UM) Agus Sucipto (UIN) Nunung Nurastuti U (STIE Malangkucecwara)

Penyunting Pelaksana : Ita Refiani Permatasari Bambang Suryanto Asminah Rachmi Pudji Herijanto

Kesekretariatan : Dessy Cetak dan Distribusi : Otto ill

Perancang Sampul : Joko Samboro

Penerbit: Politeknik Negeri Malang

Alamat Redaksi : Jurusan Administrasi Niaga

Jl.Sukarno Hatta PO.No.9 Malang (65141) Telp.(0341) 404424-404425 Pes. 1051 Fax.(0341) 404420

Email: [email protected] Home page: //www.poltek-malang.ac.id

Adbis Jumal Administrasi dan Bisnis terbit pertama kali bulan Desember 2007 dan diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Juni dan Desember.

Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk menyumbangkan artikel hasil penelitian atau artikel konseptual dalam bidang Administrasi dan Bisnis. Redaksi berhak mengubah atau

memperbaiki tulisan yang dimuat sejauh tidak mengganggu maksud dan isinya. Pendapat yang dimuat dalamjurnal ini sepenuhnya merupakan pendapat penulis artikel

atau tidak mencerminkan pendapat penerbit dan penyunting.

. ISSN: 1978-726X

Page 3: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

~ adbis Jurnal Adminisuasi dan Bisnis, Volume: 7, Nomor: 2, Desember 2013, ISSN:1978-72'6X ~

DAFTAR lSI PENGARUH PUBLISITAS DAN EVENTSPONSORSHIPTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH SOSRO . ................................... Joko Samboro, Masrevi Astuti,Helmy Adi Saksana 1-12

13-22.................................................................­BUSINESS RISK MANAGEMENT AND ENVIRONMENTAL COMPLIANCE: A REVIEW OF SHELL OIL SPILLS IN SYDNEY HARBOUR AUSTRALIA Ika Putri Larasati 23-33

PENGARUH IMAGE DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA . ........................................................................................................... RSugeng Basuki 34-45

KOMPARASI BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI BISNIS DI INDONESIA DAN SINGAPURA . .................. Nunung Nurastuti Utami

46-56

INDUSTRIAL RELATrONS IN INDONESIAN Asminah Rachmi 57-69

KAJIAN TENTANG SISTEM INFORMASI BISNIS.....Umi Khabibah 70-81

PEMBELIAN Yansen PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN

82-92

93-104KAJIAN TENTANG DAMPAK PROMOSI ON LINE........Achmad Fauzi

Page 4: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

Andayani, Model Pengukuran Kinerja, Hal 13-22

. . - --- ­- - - -.. ' -. -.. ...-' -"

_ - , ".. • _ -. • - __ - r __ _ ~ -, ~ -4

... - ... _ _<A.J" __\,o ~.~

Oleh: )- ",". '".:~::!l

Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran keberhasilan yang digunakan oleh pengusaha UKM. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan 3 (tiga) informan pengusaha makanan di Kota Malang. HasH analisis data menemukan bahwa UKM menggunakan ukuran kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Kinerja jangka pendek diukur dan labs yang diperoleh sem keculcupan dana kas untuk operasional usaha, sedangkan keberhasilan jangka panjang diukur dari perkembangan jumlah kekayaan, perkembangan pasar, kapasitas produksi, dan jumlah pegawai. Ukuran keberhasilan lainnya lebih bersifat subyektif, yakni tergantung pada motivasi pengusaha mendirikan UKM. Ukuran non keuangan yang banyak digunakan adaIah perkembangan status sosial ekonomi pengusaha di lingkungan sekitarnya dan kesejahteraan tenaga kerjanya.

Kata-kata Kunci: ukuran kinerja UKM, ukuran obyektif, ukuran subyektif

Abstract

This study aims to observe the success of measurement applied in SME and uses phenomenology approach that was supported by 3 (three) informants offood entrepreneurs in Malang. The result of data analysis revealed that SME uses short-term and long-term financial peiformance. The short-term performance is measured by profit gained and the adequacy of cash for operational activities. Meanwhile, the determinant factor of long-term peiformance consists of the improvement of total assets, market development, production capacity and the number ofemployees. Other measurement is far more subjective. including the entrepreneurs' motivations to establish SM£. The non-jinancial peiformance commonly used is the development ofeconomic social status obtained by entrepreneurs in their environment and the wealth oftheir employees.

Keyword: peiformance measurement ofSME. objective measurement, subjective measurement

1. Pendabuluan Craig & Lindsay, 2002 menyatakan bahwa esensi

Topik kewirausahaan telah menjadi obyek kewirausahaan terletak pada pemahaman tentang

pembahasan di berbagai negara, walaupun belum interaksi pengusaha dengan konteks, struktur,

ada yang mampu membuat rumusan yang dapat perilaku, dan sumber ekonomi. Hal ini

diterima secara umum tentang definisi atau model merepresentasikan sebuah pendekatan multi

pengembangan atau aktivitas kewirausahaan dimensional, di mana faktor yang menentukan

(Beaver & Jennings, 2005). Beberapa hasil kewirausahaan adalah faktor ekonomi dan non

penelitian hanya berlaku di wilayahnya, karena di ekonomi tennasuk di dalamnya faktor ideology,

tempat lain diperoleh .lasiI yang berbeda. Hal ini legetimasi, mobilitas sosiaI, dan faktor psikologis

dikarenakan UKM mempunyai karakteristik unik (McKay, 2001)

yang berbeda-beda di tiap wilayah atau negara.

*) Endang Sri Andayani adalah dosen Universitas Neg~ri Malang 13

Page 5: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

lurnalAdministrasi d4n Bisnis, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, ISSN 1978-726X

Berdasar basil kajian menunjukkan bahwa

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan bentuk

badan usaha yang tahan terhadap berbagai

guncangan perekonomian lokal, nasional, maupun

intemasional. Beberapa alasan yang dikemukakan e'l

oleh Kuncoro (20()8) tentang ketangguhan UKM

ini adalah karena mayoritas UKM menggarap

pasar domestik dengan menggunakan input lokal.

Selain itu, bentuk ini juga sangat fleksibel dan

mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arab

permintaan pasar, serta mampu menciptakan

lapangan pekerjaan yang lebih cepat dibandingkan

-usaha besar.Oleh karena itu tidaklah heran jika

banyak lembaga internasional s~taraf World Bank

untuk menyalurkan dananya untuk

penguatan UKM guna menciptakan lingkungan

makro yang kondosif (Boohene, dkk,

Bukti ketahanan UKM terhadap

guncangan perekonomian tersebut nampak di

sekitar kita. UKM dengan kinerja keuangan bagus

dapat berkembang dengan sangat baik, dan tidak

sedikit UKM yang kinerja keuangannya buruk

masih tetap hidup dan bertahan melaksanakan

aktivitas usahanya. UKM jenis terakhir inilah yang

banyak berkembang di masyarakat kita dan perlu

rnendapatkan perhatian. Pertanyaannya adalah

mengapa UK.M yang kinerja keuangannya buruk

masih bisa hidup dan dipertahankan untuk

beroperasi oleh pemiliknya? Apakah pemilik

UKM memiliki ukuran k.eberhasilan yang berbeda,

sehingga mereka mernpertahankan keberlanjutan

-nsahanya?

Pertanyaan di atas menjadi pemicu para

untuk merekonstruksi kembali ukuran

keberhasilan usaha kecil menengah. Pemahaman

tentang makna keberhasilan UKM ini menjadi

sangat penting mengingat sebagian besar ukuran

lebih ditekankan pada ukuran obyektif yakni

ukuran kinerja berbasis keuangan. Model Sink &

Tuttle, 1989 (dalam Roistadas, 1998) menyatakan

bahwa kinerja suatu sistem organisasi adalah

hubungan yang kompleks antara 6 (enam) kriteria

kinerja: efektifitas, efisiensi, kualitas,

produktivitas, inovasi; dan profitabilitas. Ukuran­

ukuran inilah yang banyak digunakan untuk

mengevaluasi peran UKM dalam menyumbang

perekonomian suatu daerah atau negara. Sementara

itu, perspektif keberhasilan seharusnya juga

mempertimbangkan aspek subyektif pemilik

UKM, yakni ukuran keberhasilan dari sudut

pandang pernilik UKM. Hasil penelitian Simpson,

dkk (2004) mengindikasikan bahwa tiap

pemilik/manajer entrepreneur mempunyai persepsi

sendiri tentang keberhasilan usahanya. Pemilik

UKM yang berperan sekaligus sebagai manajer

perusahaan memiliki tujuan yang tidak semata­

mata mencari kemakmuran ekonomi, namun juga

memperoleh kepuasan pribadi.

Ketika sebuah UKM dinilai berhasil dari

perspektif keuangan sementara dari perspektif

pemilik, UKM tersebut tidak berhasil, maka yang

akan terjadi adalah kinerja UKM akan buruk dan

berakibat pada kegagalan bisnis. Artinya,

pemaknaan kagagalan usaha dari perspektif

pemilik UKM akan mempengaruhi kineIja UKM

secara keseluruhan, karena motor penggerak UKM

berada pada pemiliknya. Hal ini sesuai dengan

penelitian Reijonen & Komppula (2007) yang

menemukan bukti bahwa ukuran keberhasilan non

14

Page 6: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

keuangan yang dipengaruhi oleh motivasi dan

tujuan pengusaha sangat berpengaruh pada kinerja

keuangan bisnis keeil. Walker & Brown (2004)

juga menyatakan bahwa kemampuan dan motivasi

pribadi pengusaha mempunyai pengaruh besar

pada apakah pemilik bisnis ingin memperbesar

perosahaannya atau mempertahankan tetap kecil,

yakni ukuran yang pemilik merasa nyarnan atau

mampu mengelolanya. Konsekuensinya adalah

keuntungan keuangan bukan selalu menjadi

motivasi utama pengusaha kecil memiIiki bisnis.

HasiI beberapa penelitian lain juga

membuktikan bahwa pemilik UKM memiIiki

motivasi yang bennaearn-macam dan bukan

semata-mata meneari keuntungan. Menurut

Carland et al (1984) seorang entrepreneur adalah

seorang individu yang membentuk dan mengelola

bisnis untuk tujuan profit dan pertumbuhan, dan

ditunjukkan dengan perilaku inovatif dan

menggunakan praktik manajemen strategik.

Namun Carland juga menjelaskan bahwa pada

usaha bisnis keeiI, pemiIik adaIah orang individu

yang membangun dan mengelola bisnis untuk

tujuan utama meneapai tujuan pribadi. Pengusaha

yang berorientasi komersiil bekerja untuk

mendapatkan uang, kekuasaan, prestise, dan atau

status, sementara yang lain memiliki motivasi

sosial, kemanusian, dan lainnya (Carsrud, dkk..

2009).

Pada prinsipnya di tiap wilayah, orientasi

motivasi pengusaha berbeda-beda. Di Afrika

(seperti Kenya, Ghana dan Nigeria) entrepreneur

lebih dimotivasi oleh keinginan untuk

meningkatkan penda~atan dan meningkatkan

standart hidup, sehingga mereka menjalankan

Andayani, Model Pengukuran Kinerja, Hal 13-11

bisnis sebagai eara untuk memperoleh

pertumbuhan dan kepuasan pribadi (Benzing &

Chu, 2009). Di Amerika tepatnya di wilayah

metropolitan New York, hanya 19% entrepreneur

yang menyatakan bahwa reward berupa uang

merupakan kepuasan terbesar mereka (Alstete,

2008), bahkan hasil penelitian terakhir menyatakan

bahwa pada abad 21 entrepreneur banyak

diinspirasi oleh "the softer rewards" seperti

keinginan menjadi "boss" nya (Pitts, 2008). Oleh

karena itulah ukuran keberhasilan UKM dari

perspektif pengusaha menjadi berbeda-beda sesuai

motivasi mereka.

Tujuan pemilik bisnis keeH nampak

Pada~erhatian dan perilaku pemiliknya, di mana

pem4lik yang menekankan pada tujuan non

ekonomi akan puas pada tingkat kinerja keuangan

yang rendah, demikian juga sebaliknya (Reijonen,

2008). Oleh karena itu kriteria keuangan saja

menjadi tidak tepat untuk menggambarkan

berbagai tujuan yang di eapai oleh pemiIik-manajer

usaha keeil, karena motivasi dan tujuan pemilik

bukan berorientasi pada pertumbuhan, tetapi lebih

pada kualitas hidup, kepuasan kerja, kepuasan

pelanggan, dan sebagainya. Alasadi & AbdeIrahim

(2008) menegaskan bahwa satu ukuran kinerja

yang seeara luas banyak digunakan oleh bisnis

kecil sebagai indikator subyektiftentang kinerja

keseluruhan adalah tingkat kepuasan

pemilik/manajer dengan kinelja bisnisnya. Dengan

demikian ukuran kinerja adalah kepuasan

responden terhadap pencapaian tujuannya

(Boohene, dkk. 2008). HasH penelitian Reijonen &

Komppula (2007) juga menunjukkan bahwa

ukuran keberhasilan non keuangan yang

15

Page 7: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

adbis JurnaI Administrasi dan Bisnis, Volume 7, Nonwr 2, Desember 2013, ISSN 1978-726X

dipengaruhi oleh motivasi dan tujuan pengusaha,

berpengaruh pada kineIja keuangan aktual

perusahaan keeil.

Berdasar kajian beberapa literatur tersebut

di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum

untuk mengukur kinezja perusahaan dapat diuji

baik secara obyektif maupun subyektif. Pengujian

secara obyektif dilakukan melalui pembandingan

kineIja perusahaan dengan ukuran-ukuran

sementara pengujian subyektif

. dihubungkan deogan masalah-masalah yang lebih

personal, yakni keberhasilan usaha dari perspektif

pemilik bisnis keeil (Reijonen, 2008). Ukuran

subyektif yang 1ebih menekankan pada capaian

bisnis dari pandangan pemilik

mengarahkan kita pada ulruran kineIja dengan

ukuran k~. Penelitian iai dilakukan untuk

mengetahui uIruran· keberhasilan yang digunakan

oleh pengusaha UKM di Kota Malang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode fenomenologi. Metode

fenomenologi digunakan untuk memahami

pandangan, pemikiran, dan keyakinan pribadi

pengusaha UKM di Kota Malang tentang makna

dan ukuran.kebedlasiJan bisnisnya.

ngan menggunakan teknik purposive sampling

ngan rnenerapkan prinsip maximum variation

tplin~iperoleh sampel penelitian sebanyak 3

, g pengusaha industri makanan dengan rincian

rang pengusaha laki-Iaki dan 1 orang pengusaha

'ta dengan variasi tingkat pendidikan tinggi,

engah, dan rendah.

Pengurnpulan data menggunakan teknik

observasi dan wawancara mendalam dan data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan thematic

analysis. Analisis ini dilakukan dengan

menggunakan skema open coding untuk

mengorganisir data dan diirnplementasikan

terhadap tema penelitian, yakni model pengukuran

kineIja UKM. Narasi transkrip wawancara

digolongkan ke dalam kategori-kategori untuk

mengungkap tema-tema yang signiflkandan

penjelasan-penjelasan yang berulang sehingga

diperoleh kategori-kategori utarna. Cross case

analysisjuga digunakan untuk membandingkan dan

mengkonfirmasi konstruk yang disampaikan oleh 3

(tiga) infonnan. Pemilihan analisis ini merupakan

replikasi dari apa yang dilakukan oleh Gilmore dkk (.... )

(2004) ketika menganalisis transkrip wawancara.

Analisis data kualitatif ini secara umum

dilakukan melalui tahapan: (a) pemeriksaan

keabsahan data; (b) menelaah semua data yang

tersedia dari berbagai sumber untuk dilakukan

reduksi data melalui coding data, yakni proses

pengelompokkan kejadian dan pemberian label

atas ide, gagasan, cita-cita, maksud, pemikiran,

gambaran, atau angan-angan partisipan, dan

selanjutnya dikelompokkan ke dalam tema-tema;

dan (c) interpretasi dan memaknai data

3.Hasil dan Pembahasan

UKM yang menjadi sampel penelitian ini

merupakan usaha yang dirintis oleh pemiliknya

mulai dari nol dan telah mengalami kenaikan

maupun penurunan usaha. Hampir semua

pengusaha mendirikan usahanya berdasarkkan

16

Page 8: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

Ant!ayani, Model Pengukuran Kinerja, HaL 13-22

pengalamannya sebagai tenaga kerja di bidang

yang sarna di perusahaan lain. Dalam teori

empirical yang dipresentasikan oleh Veeiana, 1980

(dalam Raposo: 2008) dijelaskan bahwa pengusaha

adalah fihak yang paling menonjol terkait dengan

pembentukan atau manajemen usaha keeil yang

barn. Menurut teori ini pengusaha adalah orang

yang secara fisik menciptakan bisnis, bekerja, dan

membuat usahanya swvice.

HasH wawancara dengan infonnan

menunjukkan bahwa semua pengusaha menilai

usahanya telah berhasil. Dengan bangga pengusaha

telah menunjukkan kepuasannya tentang

perkembangan jumlah pelanggan, tingkat

keuntungan, jumlah variasi produk yang

dihasilkan, jumlah pegawai, dan daerah

pemasaran.Namun jika beberapa ukuran tersebut

dicari dokumen obyektifnya hampir dipastikan

tidak ada. Hal ini disebabkan karena dalam

realitanya sebagian besar UKM tidak melakukan

kegiatan pembukuan, seperti pemyataan infonnan

berikutini.

"Saya ini ndak pemah pembukuan. Begitu ada orang beli masuk kantong... ndak ada pembukuan s_~a sekali. Maka kalau saya kredit di bank, ditanya pembukuannya mana? ndak ada".

infonnasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Amoako

(2013) bahwa dalam banyak kasus, rendahnya

kualitas pembukuan disebabkan karena kurangnya

kemampuan dan ketrampilan dasar manajemen

bisnis, sementara rendahnya kualitas catatan

keuangan juga sebagai penyebab kegagalan

dimulainya bisnis.

Jika tidak ada catatan akuntansi yang dapat

menghasilkan infonnasi keuangan, pertanyaannya

adalah ukuran apakah yang digunakan pemilik

UKM untuk mengukur keberhasilan usahanya?

Berikut ini dianalisis model pengukuran kineIja

yang digunakan oleh pengusaha UKM di Kota

Malang

a) Ukuran Kinerja dari Perspektif Keuangan

Walaupun terdapat pengusaha UKM yang

melakukan pembukuan atas operasi usahanya,

namun pembukuan dilakukan dengan sangat

sederhana. Catatan keuangan dibuat bukan untuk

mengukur keberhasilan dan posisi keuangan usaha

secara periodik, namun lebih ditujukan untuk

melindungi harta kekayaan usahanya. Minimnya

pembukuan keuangan UKM menyebabkan

perbedaan pandangan tentang ukuran keberhasilan

dan kegagalan usaha dari perspektif keuangan.

Temuan ini mendukung pernyataan Osuala (l993X-'iHasil wawancara dengan infonnan

yang menyatakan bahwa banyak usaha keeil

mencatat transaksinya tanpa taat pada sistem

akuntansi dan karena itu sulit bagi pengusaha

untuk menelusuri aliran kas perosahaan. Ketiadaan

atau rendahnya kualitas pembukuan (akuntansi) di

UKM lebih banyak disebabkan karena

keterbatasan kemampuan pengusaha di bidang

pembukuan serta minimnya kebutuhan akan

. dik ikan bah 1 .. tatanmengm as wa wa aupun mIDlID ca ,

namun ukuran keuntungan (laba) merupakan salah

satu ukuran keberhasilan usaha. Temuan ini seperti

hasil penelitian Murphy dkk (1996) bahwa

kebanyakan ukuran kinerja keuangan yang banyak

digunakan adalah ROJ, pertumbuhan (kenaikan

penjualan), dan laba. Sementara peneliti lain

menggunakan ukuran profit, pendapatan, ROI

17

Page 9: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

adbis Jurnal Administrasi don Bisnis, Volume 7, Nomor 2, Desemher 2013, ISSN 1978-726X

C"" (Duchesneau and Gartner, 1990), returns on sales

(Kean et al. 1998), dan returns on equity (Richard . ~l

2000; Barney 1997) serta ukuran non keuangan. '

Pemyataan seorang infonnan yang

mengatakan ''usahasaya bisa memperoleh laba

menunjukkan pengusaha memahami

dengan baik bagaimana menentukan laba. Namun

hasil observasi dan wawancara menunjukkan

bahwa eara perhitungan laba atau rugi dilakukan

dengan cara bermacam-macam. Ada yang

menghitungnya dengan menggunakan konsep

penandingan antara pendapatan dan beban, namun

juga ada yang menentukan labanya berdasar

insting atau perkiraan, seperti pemyataan informan

berikut:

Saya tabu dapat untungnya dari beli rumah, beli mobil itu. Ndak pemah saya ngetung berapa. Untung dan rugi itu kurangjelas, tahunya biasanya

beli tempe se gini kok kurang?

Selain menggunakan ukuran laba,

eberhasilan UKM dari perspektif keuangan juga

iukur daripeningkatan nilai kekayaan, walaupun

kuran peningkatannilai kekayaan tersebut tidak

enggunakan standar waktu dan ukuran yang

Pemyataan seorang informan yang

enyatakan "Awainya modal satu juta setengah.

karang ya kalau dihitung ya milyaran lebih,

lau dijual semua" merupakan bukti bahwa

alaupun ukuran peningkatan nilai kekayaan

untuk mengukur keberhasilan usaha,

alaupun tidak dijadikan sebagai ukuran yang

s selalu dicennati oleh pengusaha untuk

engetahui tingkat keberhasilan usahanya. Hal ini

'sebabkan karena hampir semua UKM tidak

melakukan pemisahan secara tegas antara

kekayaan usaha dengan kekayaan pribadi

pemiliknya.

Beberapa ukuran lainnya untuk

keberhasilan usaha dari perspektif keuangan adalah

ukuran perkembangan wilayah pemasaran,

kapasitas produksi, dan jumlah pegawai. Hampir

semua infonnan menyatakan bahwa peluang pasar

produk sangat terbuka luas. Untuk memenangkan

pasar, beberapa pengusaha UKM sektor industri

mak.anan melakukan strategi pemasaran yang

bervariasi, yakni:

(1) Penggunaan merk sendiri untuk penjualan di

rumah atau barter dengan pengusaha lain;

(2) Pengenalan produk melalui pameran dan kartu

nama

(3) Penjualan produk "polosan" (tanpa merk)

disediakan untuk pedagang eceran baik di kota

atau luar kota Malang, dan luar negeri

(4) Menjaga hubungan baik dengan para pelanggan

perusahaan/perorangan.

Perkembangan wilayah pemasaran

merupakan kunei keberhasilan karena akan

mempunyai dampak pada peningkatan ukuran

lainnya, yakni peningkatan omzet penjualan, dan

selanjutnya peningkatan kapasitas produksi dan

jumlah pegawai. Pemyataan infonnan bahwa

"ladi awalnya saya sendiri cuma disuruh ternan,

bahkan satu hari satu lewintal saya kerjakan

sendiri, tidale pakai tenaga /cerja. Sekarang jumlah

pegawai soya 8 orang", secara implisit

menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pegawai

merupakan akibat dari peningkatan kapasitas

produksi yang merupakan dampak dari

18

Page 10: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

peningkatanjumlah p~nnintaan pasar.

Dari paparan kualitatif di atas dapat

diinterpretasikan bahwa pengusaha UKM sangat

minim catatan keuangannya. Hal ini dikarenakan

seJain kurang difahaminya manfaat pembukuan

bagi pengambHan keputusanbisnisnya juga brena

tidak adanya tuntutan dari fihak kreditor untuk

melakukan aktivitas tersebut. Walaupun sebagian

besar UKM tidak. melakukan pembukuan

keuangan, namun sebagian besar pengusaha

menguktJr keberhasHan usahanya dari perspektif

objektif (keuangan). Dari sisi keuangan, ukuran

kinelja UKM dapat dibedak.an menjadi 2 (dua),

yaitu kinelja jangka pendek dan jangka panjang.

Kinelja jangka pendek diukur dari laba yang

diperoleh dan kecukupan dana kas yang diterima

setiap hari untuk kebutuhan operasional usahanya,

sedangkan keberhasHan keuangan jangka panjang

diukur dari perkembangan jumlah kekayaan.

Ukuran jangka pendek umumnya didasarkan pada

laba keuntungan dan profitabilitas yang

merefleksikan kineIja organisasi saat ini yang tidak.

dapal digunakan untuk prediksi keberlanjutan

organisasijangka panjang (Chong, 2008).

Selain itu, keberhasilan keuangan juga

diukur dari perkembangan pasar, kapasitas

produksi, dan jumlah pegawai. HasH penelitian

Wood (2006) juga menunjukkan bahwa kinerja

bisnis diukur dari keberhasilan atau kegagalan

organisasi dalam mencapai tujuannya dan

karenanya ukuran kineljanya didasarkan pada ROI,

profit, dan perputaran jumlah pelanggan.

b) Ukuran KineJja dari Perspektif Non Keuangan

Walaupun beberapa ukuran keuangan

dijadikan sebagai ukuran keberhasilan usaha

Andayani, Model Pengukuran Kinerja, Hal 13-22

UKM, namun para pengusaha tidak menjadikan

ukuran tersebut sebagai ukuran yang setiap saat

harns dicermati dan ketidakberhasilan pencapaian

ukuran tersebut menjadi masalah besar bagi

pengusaha UKM. HasH wawancara menunjukkan

bahwa motivasi utama pengusaha UKM hukan

semata memperoleh keuntungan fisik, namun lebih

pada upaya mencari kesejahteraan bagi keluarga,

karyawan, bahkan masyarakat di sekitar usahanya

seperti pemyataan seorang informan berikut:

Kalau kita tidak produksi terus, lha ini anak buah mau dikemanakan? Kan kita ini kan sarna-sarna. Anaknya ya perlu uang, tiap hari. Yang punya istri punya anak kan menghidupi anaknya. Jadi saya usaha terus, biarpun saya rugi-rugi terns tapi ya ndak. pa-pa. Alhamdulillah, sampek sekarang ya berkembang.

Pemyataan informan di atas menunjukkan

bahwa tujuan melakukan usaha adalah

kesejahteraan pribadi dan terutama kesejahteraan

orang lain, yakni pegawai dan keluarganya.

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Carsrud

dkk (2009) di mana ukuran keberhasHan

pengusaha tidak hanya karena motif ekonomi,

namun juga motif kekuasaan, prestise, status, dan

motif sosial, kemanusian, dan lainnya. Dari sudut

pandang ekonomi, tanggungjawab sosial yang

tinggi seringkali bertentangan dengan beberapa

prinsip ekonomLHal ini berakibat ukuran-ukuran

kineIja keuangan tidak bermanfaat sebagai bahan

pertirnbangan usaha UKM. Informan lain

menyatakan hal serupa sebagai berikut:

Saya misalkan ada dana dari pemerintah, dibelikan mesin, saya kawatir akan mengurangi karyawan. Itu kendalanya. Bukannya saya tidak mau dikasih mesin, tapi ya itu nanti mengurangi tenaga kerja. Tidak, saya harns memperta hankan tenaga kerja ini.

19

Page 11: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, ISSN 1978-726X

Pemyataan serupa juga disarnpaikan oleh informan

yang lain, sebagai berikut:

Saya sendiri mempertahankan pekerja jangan sarnpai menganggur karena dia punya keluarga, tetap jalan walaupun saya tidak untung sarna sekali tidak masalah. Kalau dipikir rugi ya rugi tapi tidak usaha dipikir.

Pernyataan informan di atas menunjukkan

bahwa keberhasilan usaha adalah ketika pengusaha

dapat membantu orang lain. Sementara, secara

keuangan pembelian aset mesin akan mampu

meningkatkan produktivitas perusahaan yang

maknanya adalah efisiensi beban dan pada

akhirnya akan diperoleh laba yang tinggi.

Demikian juga pada infonnan ke dua, walaupun

pengusaha mengetahui akan diperoleh kerugian

namun aktivitas yang secara ekonomis seharusnya

dihindari, tetap dilakukan. Hal ini disebabkan

karena dati perspektif pemilik keberhasilan tidak

diukur dan besarnya skala bisnis. Motivasi pribadi

pengusaha untuk memperbesar perusahaannya atau

mempertahankan tetap kecil disesuaikan dengan

tingkat kenyamanandan kemar.lpuan pengelolanya

(Walker & Brown, 2004). Oleh karena itu,

pengusaha seperti ini akan mempunyai kinerja

keuangan rendah, namun secara subyektif mereka

akan menilai kinerjanya tinggi.

Ukuran non keuangan lain juga digunakan

pengusaha untuk mengukur keberhasilan

usahanya, yakni ukuran-ukuran status sosial dan

konomi yang ada di masyarakat. Masyarakat yang

engatakan "walaupun seperli itu, dia ilu

"kaya"namun /idak nampak kalau dia iru boss"

emberikan tempat pengusaha pada tingkatan

osial yang lebih tinggi dibanding masyarakat pada

Status sosial tersebut bergerak ke atas

sejalan dengan peningkatan tingkat ekonomi

seseorang. Hal ini seperti pemyataarl seorang

informan yang disarnpaikan dengan rasa bangga,

"Saya dulu sepeda pancal tidak bisa, sekarang

pakai mobil bisa".

Berdasarkan paparan data kuaIitatif di atas

dapat disimpulkan bahwa pengusaha di Malang

menggunakan ukuran kinerja bisnisnya dengan

perspektif yang berbeda-beda. Secara subyektif

tiap pengusaha mempunyai ukuran dan target

keberhasiJan sesual dengan motivasinya

mendirikan UKM. Tiap entrepreneur mempunyai

persepsi sendiri tentang keberhasilan usahanya

(Simpson, dkk: 2004).Pemilik UKM yang berperan

sekaligus sebagai manajer perusahaan memiliki

tujuan yang tidak semata-mata mencari

kemakmuran ekonomi, namun juga mengingkatkan

status sosial dan tanggungjawab sosial pads

lingkungannya.Perspektif keberhasilan non

keuangan ini secara tidak langsung berpengaruh

pada keberhasilan keuangan. Tanggungjawab

sosial yang tinggi pengusaha UKM terhadap

pegawainya akan berpengaruh pada peningkatan

kinetja pegawai dan selanjutnya meningkatkan

produktivitas usaha. Demikian Juga,

tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap

lingkungan akan berpengaruh pada penguatan

relasi sosial dan akhirnya berdampak pada

penguatan relasi-relasi ekonomi. Temuan ini sesuai

dengan hasil penelitian Reijonen & Komppula

(2007) di mana ukuran keberhasilan non keuangan

yang dipengaruhi oleh motivasi dan tujuan

pengusaha sangat berpengaruh pada kinetja

keuangan bisnis keeil.

20

Page 12: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

Andayani, Model Pengukuran Kinerja, Hal. 13-22

3.simpuIan·dan Saran

3~1.Simpulan

Berdasarkan basil analisis data dapat

dis~pulkan bahwa pengusaha UKM bidang

industri makanan di Kota Malang menggunakan

ukuran obyektif dan subyektif untuk mengukur

keberhasilan usahanya. Walaupun catatan

akuntansi UKM sangat minim, namun beberapa

ukuran keuangan digunakan untuk mengukur

keberhasilan usaha jangka pendek dan jangka

panjang.. Ket5erbasilan jangka pendek diukur dari

Iaba operasi harlan serta kecukupan dana kas untuk

operasional harlan. Keberhasilan jangka panjang

diukur dari peningkatan jumlah aset, peningkatan

jumlah pelanggan danjumIah pegawai.

Selain ukuran keuangan, pengusaha UKM

juga menggunakan ukuran-ukuran non keuangan

unfuk mengukur keberhasilan usahanya. Dua

ukuran yang banyak digunakan oleh pengusaha

UKM adalah peningkatan tanggungjawab sosial

khUsusnya kepada tenaga kerjanya serta

peaingkatan status sosial dan ekonomi di

masyarakat. Perspektif keberhasilan non keuangan

ini seca:ra tidak langsung akan berpengaroh pada

kinerja keuangan UKM.

3.2.Sanm

Temuan penelitian ml memberikan

pemahaman bahwa pengukuran keberhasilan pada

usaba keeil menengah tidak dapat disamakan

dengan pengukuran kineIja bisnis besar.

Penggunaan ukuran kineJja keuangan sebagai satu­

perspektif ukuran yakni ukuran keuangan dan non

keuangan sebagai alat pengukuran keberhasilan

UKM.

4.Daftar Rujukan

y' Alasadi, R & Ahmed, A. 2008. Analysis of Small Business Perfonnance in Syria. Education, Business and Society: Contemporary Middle Eastern Issues. Vol. 1 No. I. pp. 50-62

JAIstete, J.W. 2008. Aspects of Entrepreneurial Success. Journal of Small Business and Enterprise Development. Vol. 15 No. 3.pp.584-594.

J Amoako, Gilbert Kwabena. 2013. Accounting Practices of SMEs: A Case Study of Kumasi Metropolis in Ghana. International Journal of Business and Management Vol. 8, No. 24

Analoui, F & Azhdar, K. 2002. How Chief Executive's Perception of the Environment Impact on Company Performance. Journal of Management Development. Vol 21. No.4. pp 290-305

.IBeaver, G & Jennings, P. 2005. Competitive Advantage and Entrepreneurial Power: The Dark Side of Entrepreneurship. Journal ofSmall Business and Enterprise Development. Vol. 12 No.1, pp.9-23

vBenzing, C &Chu, Hung M. 2009. A Comparison of the Motivations of Small Business Owners in Africa. Journal of Small Business and Enterprise Development Vol. 16 No.1, pp.60-77

v Boohene, R; Alison, S & Bernice, K. 2008. Gender, Personal Values, Strategies and Small Business Performance, A Ghanaian case study. Equal Opportunities

International. Vol. 27 No.3, pp. 237-257. vCarland, J. W., F. Hoy, W. R Boulton & J. C.

Carland (1984), "Differentiating

Entrepreneurs from Small Business Owners; A Conceptualization", Academy ofManagement Review, 9(3), pp3S4-359.

satunya ukuran dapat menimbulkan bias data dan vCarsrud, A; Malin, B; Jennie, E; & Kristie, B. 2009. Understanding the Entrepreneurial

berakibat pada kesalahan pengambilao keputusao. Mind. Springer Science+Business Media. -Olehkarena itu pada penelitian-penelitian UKM ""chong, H Gin. 2008. Measuring Performance of

Small-and-Medium Sized Enterprises: berikutnya seharusnya menggunakan dua

21

Page 13: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk

adbis JU17UlIAd1Iti1tistrasi dan Bisnis, Volume 7, Nomor 2, Desemher 2013, ISSN 1978-726X

The GroUnded Theory Approach.Business vReijonen H. 2008. Understanding The Small and Public Affair. 1Volume 2, Issue 1 Business Owner: What They Really Aim

Kuncoro, M. 2000. "Usaha Kecil Di Indonesia: II at and How this Relates to Firm Profil, Masalah dan Strategi Perfonnance: A Case Study in North Pemberdayaan" Makalah. Disajikan Karelia, Eastern Finland. Management dalam Studium Generale dengan topik Research News, Vol. 31 No.8. pp. 616­"Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil di 629 Indonesia", di STIE KeIja Sama, JReijonen, H &Komppula, R. 2007. Perception of Yogyakarta, 18 Nopember2000. Success and its Effect on Small Firm

McKay, R. (2001), "Women Entrepreneurs: Perfonnance. Journal oj Small Business Moving Beyond Family and Flexibility", and Enterprise Development Vol. 14 No. IntemationaUournal of Entrepreneurial 4 pp. 689-701 Behaviour & Research, Vol. 7 No.4, pp. .; Rolstadas, A. (1998), "Enterprise Perfonnance 148-65. Measurement", International Journal oj

Murphy, G.B., Trailer, J.W. and Hill, R.C. (1996), Operations and Production Management, "Measuring perfonnance in Vol. 18 Nos 9/10, pp. 989-99. entrepreneurship research", Journal oj ",Simpson, M; Nicki, T;& Sarah, B. 2004. Small Business Research, Vol. 36 No.1, pp. 15- Business Success Factors: The Role of 23. Education and Training. Education &

Pitts,G. 2008. Life as An Entrepreneur: Leadership Training, Volume 46 Number 8/9. and Learning. Development and Pp.481-491 Leaming in Organizations. Vol. 22 No. ,1Walker, E. and Brown, A. (2004), "What success 3, pp. 16-17 factors are important to small business

Raposo, M; Anninda, do P; Joao, F. 2008. owners?", International Small Business Entrepreneur's Profile: Taxonomy of Journal, Vol. 22 No.6, pp. 577-94. Attributes and Motivations of University "Wood, E. H. 2006. The Internal Predictors of Students. Journal oj Small Business and Business perfonnance in Small Finns A Entreprise Development. Vol 15. No 2, Logistic Regression Analysis. Joumaloj pp 405-418. Small Business and Enterprise

Development Vol. 13 No.3, pp. 441-453.

22

Page 14: JURNAL ADMINISTRASI DAN BISNIS - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Endang-Sri-Andayani-03-Model-Pengukuran... · Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk