JUMAT, 10 DESEMBER 2010 MAMMINASATA B5 Kepolisian sudah semes- tinya bekerja secara pro- fesional. GOWA — Ichsan Yasin Limpo me- minta polisi obyektif dan adil da- lam mengusut ijazahnya yang di- anggap palsu. Permintaan itu di- sampaikan melalui Israwadi, Ke- tua Kesatuan Aksi Pemuda Ma- hasiswa dan Sarjana Indonesia. “Selama ini kepolisian dalam menangani kasus ijazah tidak ada dasarnya. Hasil penelitian la- boratorium forensik belum ada,” ujar Israwadi. Menurut dia, kepolisian mesti- nya melakukan uji forensik ter- hadap blangko pengisian ujian nasional yang beredar, terutama menyangkut jumlah peserta ujian pada 1976 atau tahun kelulusan Ichsan dari Sekolah Menengah Pertama Jongaya. Jumlah peserta sebanyak 134 orang adalah palsu. Yang benar, kata Israwadi, jum- lahnya 131 orang. “Jumlah peserta ujian tersebut sebagaimana dikirim oleh Kepala SMP Jongaya waktu itu. Peserta ujian sebanyak 131 orang dikirim ke Dinas Pendidikan dan Kebu- dayaan,”ujarnya. Indikasi palsu, Israwadi me- nambahkan, dapat pula dilihat da- ri segi fisik lembarannya. Dalam blangko yang palsu sudah tertera nomor seri ijazah Ichsan.“Ini kan lucu. Masak belum ujian sudah ada nomor seri ijazahnya,”ujarnya. Dugaan ijazah Ichsan palsu, kata dia, menjadi komoditas poli- tik orang yang tidak suka kepada Bupati Gowa itu. Polisi harus bi- sa memastikan apakah ijazah itu asli atau tidak.“Kepastian itu sa- ngat dinantikan masyarakat Go- wa, sehingga semua fitnah yang mengarah kepada Bupati terja- wab,”ujarnya. Kasus ini berawal dari laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Gempar ketika pemilihan kepala daerah Kabupaten Gowa digelar pada Juli lalu. Lembaga tersebut melaporkan Ichsan ke Panitia Pengawas Pemilihan Umum dan Kepolisian Resor Gowa bahwa ijazah Ichsan disinyalir palsu. Saat ini, kasus tersebut bergulir di Kepolisian Daerah Sulawesi Se- latan-Barat dan berkasnya ber- ulang kali diserahkan kepada ke- jaksaan. Karena tidak lengkap, ber- kas itu dikembalikan. Polisi mene- tapkan para tersangka, yakni Gas- sing Daeng Kulle, penulis nama Ichsan dalam ijazah; Achyani Nat- sir,mantan Kepala SMP 27 Makas- sar; serta Takdir, kurir Ichsan. Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Johny Wainal Usman, yang ber- janji menyelesaikan kasus ini da- lam 100 hari kepemimpinannya, belum bisa menjelaskan perkem- bangannya. Dia mengaku sedang berfokus menangani mahasiswa yang terlibat bentrokan kemarin. “Saya masih sibuk mengurus pa- ra demonstran,”katanya. Pengacara Andi Maddusila An- di Idjo, rival Ichsan dalam pemi- lihan lalu, Rakhmad Sujono, me- ngatakan polisi sudah semestinya bekerja secara profesional. Ber- kaitan dengan blangko ujian, me- nurut dia, diserahkan kepada pe- nyidik, mau membandingkan atau tidak. “Jangan mengelabui polisi dengan mengeluarkan per- nyataan aneh. Polisi lebih tahu soal penyidikan,”kata Rakhmad. Rakhmad malah mendesak po- lisi segera memeriksa Ichsan. Su- rat izin yang diajukan kepada presiden sudah 60 hari berlalu. Itu sesuai dengan Undang-Un- dang Nomor 32 Tahun 2004 ten- tang Pemerintahan Daerah. “Pe- nyidik sudah bisa memeriksa Ichsan tanpa izin presiden,”ujar- nya. ● SAHRUL GOWA — Effendi Ismail, ketua tim pemenangan Andi Maddusila Andi Idjo, menegaskan bahwa Aliansi Rakyat Gowa, yang be- runjuk rasa dua hari lalu, bukan- lah kelompoknya. Massa tersebut hanya mencatut nama Aliansi, se- dangkan personelnya bukan ba- gian dari pendukung Maddusila. “Tak satu pun pendukung Maddusila ada di situ. Mereka adalah massa pendukung Ahmad Pidris Zain, yang mengatasnama- kan Aliansi Rakyat Gowa. Jangan bawa-bawa nama pendukung Maddusila,”ujar Effendi kemarin. Selasa lalu, massa Aliansi ben- trok dengan pendukung Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo. Bun- tut dari bentrokan itu, satu mobil dirusak. Keributan berlangsung di depan kantor Komisi Pemilih- an Umum Kabupaten Gowa. Massa Aliansi menganggap ke- menangan Ichsan dalam pemilih- an kepala daerah pada Juli lalu cacat. Adapun massa pendukung Ichsan tak terima bupati yang ju- ga adik kandung Gubernur Syah- rul Yasin Limpo itu terus dihujat dengan isu dugaan ijazah palsu. Menurut Effendi, Aliansi Rak- yat Gowa yang resmi di bawah komando Karaeng Moncong. Or- ganisasi ini akan terus memper- juangkan Maddusila untuk me- mimpin Gowa. “Jika ada kelom- pok lain yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Gowa, sebaiknya koordinasi dengan kami agar ti- dak salah paham,”ujarnya. Ahmad Pidris Zain yang dise- but Effendi adalah calon Bupati Gowa yang gagal ikut pemilihan. Saat itu, massa Pidris mendesak KPU Gowa menggelar pleno membatalkan hasil pemilihan. Alasannya, lima anggota Komisi yang menetapkan Ichsan telah dipecat, sehingga produknya di- anggap catat. Desakan itu ditolak Ketua KPU Gowa Zainal Ruma. Muhammad Isra, anggota Ali- ansi Rakyat Gowa versi Pidris, mengatakan siapa saja boleh me- makai organisasi ini. “Tidak ada kepemilikan pribadi atau kelom- pok tertentu. Siapa saja bisa me- makai nama Aliansi,” ujar dia. Saat unjuk rasa, Isra mengaku tak pernah berkoar sebagai pen- dukung Maddusila. Pidris saat dimintai konfirmasi oleh Tempo mengatakan bekas pendukungnya memang masih ada yang berjuang menuntut ke- adilan. “Kalau ada orang meng- aku pendukung saya, itu wajar saja. Sebab, Isra dan teman-te- mannya bekas tim dan pendu- kung saya,”kata Pidris. Dia sependapat dengan Isra. Aliansi Rakyat Gowa bukanlah milik satu kelompok, melainkan milik rakyat Gowa. Semua rak- yat Gowa berhak menggunakan nama tersebut. “Siapa saja yang prodemokrasi, boleh mengatas- namakan Aliansi Rakyat Gowa,” ujar Pidris. ● SAHRUL Ichsan Minta Polisi Obyektif Usut Kasus Ijazah Kubu Maddusila dan Pidris Berebut Aliansi Rakyat Gowa Sejumlah siswa sekolah dasar me- lintas di sekitar kawasan Barom- bong, Makassar, kemarin. Anggar- an pendidikan yang dialokasikan Pemerintah Kota Makassar menca- pai Rp 210 miliar pada 2011. Nilai alokasi ini naik sekitar 10 persen dari periode 2010. SUBEKTI (TEMPO) Siswa Sekolah Dasar