This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides. L) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI
ULAT GRAYAK (Spodoptera litura. F)
Oleh :
TITIK WIJAYANTI, SPd., MSi
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP BUDI UTOMO MALANG
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides. L) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI ULAT GRAYAK (Spodoptera litura. F)
Oleh :
Titik Wijayanti, SPd., MSi
Hama merupakan salah satu faktor pembatas yang menghambat peningkatan produk tanaman pertanian. Pengendalain hama dan penyakit sering menggunakan berbagai jenis pestisida kimia. Namun banyaknya permasalahan serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap penggunaan bahan kimia pertanian, maka upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yang melibatkan pengendalian hama secara kimiawi, biologis, kultur teknis, dan penggunaan varietas resisten terhadap hama tertentu. Alternatif yang dapat dilakukan adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan berbahan dasar tumbuhan. Karena bahan dasarnya alami maka akan mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia karena residunya mudah hilang. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah bandotan (Ageratum conyzoides. L).
Ulat Spodoptera litura F. dikenal dengan nama ulat grayak atau ulat tentara. Hama ini dapat merusak tanaman sejak fase vegetatif dengan memakan daun tanaman yang muda hingga tinggal tulang daun saja. Dan pada fase generatif dengan memangkas polong-polong muda. S. litura F. bersifat polifag (memakan berbagai macam tanaman) sehingga hampir semua tanaman bisa dijadikan inangnya. Serangga ini merupakan hama yang intensitas serangannya berat, sehingga memerlukan usaha pengendalian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak daun bandotan (Ageratum coyizoides. L) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura. F) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun bandotan (yang optimum terhadap mortalitas ulat grayak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ulat Spodoptera litura pada instar I, II, III, IV, V dan VI, yang didapat dari hasil pembiakan ulat di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat di Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Selanjutnya data diuji normalitas, homogenitas, anova dan uji lanjut (Duncan’s 5%) dengan program komputasi SPSS v.16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L). memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap mortalitas Spodoptera litura. F pada instar I sampai dengan instar VI. Hal ini disebabkan karena peningkatan konsentrasi ekstrak daun Ageratum conyzoides. L berarti meningkatkan kandungan precocene, sehingga daya bunuh terhadap ulat juga meningkat. !
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada instar 1 dan instar 2, ekstrak
Ageratum conyzoides L konsentrasi 110 ppm menghasilkan persentase mortalitas
yang paling tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Pada instar 3,
konsentrasi ekstrak Ageratum conyzoides L 110 ppm menghasilkan persentase
mortalitas paling tinggi, namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 100 ppm.
Pada instar 4, 5 dan 6, konsentrasi ekstrak Ageratum conyzoides L 110 ppm
menghasilkan persentase mortalitas paling tinggi dan berbeda nyata dengan
perlakuan yang lain.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, ekstrak
daun Ageratum conyzoides L. memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
mortalitas Spodoptera litura F pada instar 1 sampai dengan instar 6. Hal ini
disebabkan karena peningkatan konsentrasi ekstrak daun Ageratum conyzoides L.
berarti peningkatan kandungan precocene. Sehingga daya bunuh ulat juga terjadi
peningkatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Okada dalam Hennie (2003),
yang menerangkan bahwa efektivitas dalam mengendalikan Spodoptera litura F
Racun yang merupakan senyawa terpen ini bersifat anti hormon juvenil
yang dapat menghambat proses metamorfosis pada serangga (Ming, 1999).
Menurut Ergen (1999), precocene pada daun bandotan sangat beracun terhadap
serangga dengan cara merusak aktivitas korpora allata (kelenjar endokrin yang
memproduksi hormon juvenil untuk proses metamorfosis pada serangga) yang
akan menyebabkan nekrosis atau terhentinya pertumbuhan (atrophy) serta
penuruna (degradasi). Daun Ageratum conyzoides L. merupakan insektisida nabati
yang mengandung 141,120 ppm precocene I dan 880 ppm precocene II, dan juga
24
mengandung flafonoid (Duke dalam Anggraini, 2008). Menurut Wudianto (1994),
cara kerja racun perut atau racun lambung, insektisida yang melekat pada daun
Ageratum conyzoides L. masuk kedalam tubuh larva melalui saluran pencernaan
yang terbawa oleh makanan, dan racun akan menyebar kedalam tubuh larva dan
merusak jaringan tubuh (otak dan saraf) sehingga mengakibatkan keracunan.
Precocene akan masuk kedalam hemolimfa, kemudian precocene disalurkan ke
jaringan-jaringan tubuh, apabila racun mencapai otak yang terdapat korpora allata
yang bertanggung jawab terhadap proses metamorfosis pada larva, maka secara
otomatis kerja hormon juvenil terganggu dan menghambat proses metamorfosis
pada larva dan akhirnaya akan mati. Sealain itu precocene juga termasuk racun
kontak, dikatakan racun kontak apabila racun yang menyerang ulat melalui
dinding tubuhnya pada saat ulat mengadakan kontak dengan ekstrak atau ulat
berjalan diatas daun yang telah diperlakukan dengan ekstrak daun Ageratum
conyzoides L.
Gejala keracunan dan tingkah laku pada Spodoptera ltura F. yang teramati
dalam percobaan ini adalah gerakan ulat hiperaktif pada permukaan daun, ulat
menjadi kaku, lumpuh dan pada kutikula terdapat noda hitam dan larva menyusut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarumingken (1992), yang menyatakan bahwa
langkah pertama dalam respon fisik keracunan adalah respon dan tingkah laku
hewan uji. Menurut Ming (1999), gejala larva yang teracuni precocene, terlihat
adanya noda hitam pada kutikula, larva lemah dan mati.
Dari hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa ekstrak daun
Ageratum conyzoides L. dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena dalam
konsentrasi 110 ppm menunjukkan tingkat mortalitas yang tinggi. Ekstrak daun
25
Ageratum conyzoides L. lebih aman dan mengurangi efek samping, dibandingkan
dengan penggunaan pestisida sintesis, baik terhadap manusia, hewan dan
lingkungan sekitar.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ada pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak daun bandotan (Ageratum
conyzoides L.) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura F.)
2. Ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) yang efektif berpengaruh
terhadap mortalitas Spodoptera litura F. adalah pada konsentrasi 100 ppm-
110 ppm.
5.2 Saran
Adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui bagian daun tumbuhan
Ageratum conyzoides L. dalam mengendalikan jenis hama yang lain serta tentang
penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi agar dapat mempercepat dalam
membunuh larva Spodoptera litura F.
Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan pada petani bahwa daun
bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat digunakan sebagai pestisida botani
untuk mengendalikan hama teutama Spodoptera litura F.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2001. Pestisida Aman Yang Sempat Ditinggalkan. Dikutib dari http:// www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/13/0609.htm. Diakses pada tanggal 15 Mei 2207.
Anonymous. 2006. Serangga dan Lingkungan. Dikutip dari http://
www.journals. tubitak.gov.tr/zoology/issues/zoo-25-2-4-9912-8.pdf. Diakses pada tanggal 15 Mei 2007.
Anggraini. 2007. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Filtrat Daun Bandotan
(Ageratum conyzoides L.) Terhadap Mortalitas Larva Ulat Kapas (Helicoverpa armigera H.) Secara Invitro. Skripsi. UMM.
Backer dan Bakhuizen Van Den Brink. 1963. Flora of Java (Spermatophytes
only). Vol II. N.V.P. Noordhoof Groningen Teeh Neetherland. Bedjo. 2003. Potensi, Peluang, dan Tantangan Pemanfaatan Spodoptera litura
Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) Untuk Pengendalian Spodoptera litura F. Pada Tanaman Kedelai. Dikutib dari http://www.puslitan.bogor.net/addmin/downloads/bedjo.pdf. diakses pada tanggal 4 november 2007.
Borror, Triphorn dan Jhonson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke
6. UGM. Yogyakarta. Bunyapraphatsara dan Lemmens. 1999. Plant Resources of South-East Asia.
Medical and poisonus plants 1, Bogor Indonesia. Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Trubus Agriwijaya, Jakarta. Ergen. 1999. The Effect of Precocene II on The Struktur of Corpus Allatum
In Adult Female Anacardiaum aegyyptium L. (Orthoptera, Acrididae). Ege University. Turkey. Dikutip dari http:/www.biopestlab.ucdavis.edu/labbib/357.pdf. Diakses pada tanggal 17 Mei 2007.
Gaspersz, vincent., 1995, Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan.
Penerbit Tarsito, Bandung.
Handayani, Anik Dewi. 1998. Neraca Kehidupan Spodoptera litura Fabricius pada tanaman Kedelai, Kacang hijau, Kapas dan Jarak. SKRIPSI. Pendidikan Biologi. IKIP Malang
Nurindah, Yulianti, Rizal dan Subandrio. 1999. Organisme Pengganggu
Tanaman Kapas Dan Strategi Pengendaliannya. BALITTAS.
28
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka cipta, Jakarta. Kusuma, E. 2006. Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Dalam
Berbagai Pelarut dan Konsentrasi Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrrhizus erous Urban). Skripsi. UMM.
Laoh,J.H, Puspita dan Hendra. 2003. Kerentanan Larva Spodoptera litura F.
Terhadap Nuclear Polyhedrosis. Dikutip dari http:www.unri.ac.id./jurnal/jurnal_natur/vol5(2)/henni.pdf. Diakses pada tanggal 6 Maret 2008.
Ming L.C. 1999. Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and
Agricultural Products. Alexandria. Dikutip dari http://www.hort.purdue.edu/newcrop/proceeding 1999/pdf/v4.469.pdf. Diakses pada tanggal 15 Mei 2007.
Untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura Pada Kedelai. Dikutip dari http://www.pustaka-deptan.go.id.publication/p3241053.pdf. diakses pada tanggal 4 november 2007.
Natawigena, H. 1991. Entomologi Pertanian. Orba Shakti, Bandung. Rahayu. 2003. Uji Filtrat Daun Pacar Cina (Aglaia odorata L.) Dan Daun
Legundi (Vitex trifolia L.) Terhadap Mortalitas Ulat Spodoptera litura F. Skripsi. UMM.
Rofieq, A., 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang.
Santoso, S...... Buku Latihan Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Santoso, T. 1980. DIKTAT. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Bagian
ilmu tanaman). Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian IPB.
Sastrodihardjo. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. ITB. Bandung. Sudarmo, S. 1987. Mengenal Serangga Hama Kapas dan Pengendaliannya.
Liberty, Yogyakarta.
Sudarmo, S. 1989. Tanaman Perkebunan, Pengendalian Hama Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.
29
Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius,Yogyakarta.
Sudjana. 1992. Metodologi Statistik. Tarsito. Bandung.
Sugiharso dan Santoso, T. 1982. Diktat. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan IPB.
Sukamto. 2007. Babandotan (Ageratum conyzoides) Tanaman Multifungsi
Yang Menjadi Inang Potensial Virus Tanaman. Dikutip dari http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=79&Itemid=38. Diakses pada tanggal 5 Maret 2008.
Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada. Yoyakarta.
Tarumingkeng. 2006. Serangga Dan Lingkungan. Dikutip dari
http//tumoutou.net/SERANGGA_LINGK.htm. Diakses pada tanggal 17 Mei 2007.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada
University Press.
Winarno, B. 1989. Pengantar Praktis PHT. Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. UNIBRAW, Malang.
Wudianto, R. 1988. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar swadaya. Jakarta.
30
Lampiran 1 Hasil analisis statistik SPSS v. 16
1. Mortalitas Instar 1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
instar 1 .127 24 .200* .930 24 .099
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances
instar 1 Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.740 5 18 .177
ANOVA
instar 1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 15320.833 5 3064.167 63.034 .000
Within Groups 875.000 18 48.611 Total 16195.833 23