Bidang Ilmu: Budaya dan Pariwisata LAPORAN HASIL PENELITIAN PENELITIAN HIBAH FUNDAMENTAL JUDUL PENELITIAN KAJIAN KOMPREHENSIF TENTANG MAKNA FILOSOFIS ARSITEKTUR CANDI JAWA TIM PENELITI I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D (ketua) 0011097401 Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg. 0010126110 I Gusti Agung Bagus Suryada, ST, MT 0030106606 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA Oktober, 2013
72
Embed
JUDUL PENELITIAN KAJIAN KOMPREHENSIF TENTANG MAKNA ... · Budaya dan Pariwisata Budaya dan Pariwisata INYOMAN WIDYAPARAMADHYAKSA ,ST MT, PH.D 00110974401 Lektor Arsitektur 087861831611
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bidang Ilmu: Budaya dan Pariwisata
LAPORAN HASIL PENELITIANPENELITIAN HIBAH FUNDAMENTAL
JUDUL PENELITIANKAJIAN KOMPREHENSIF TENTANG MAKNA
FILOSOFIS ARSITEKTUR CANDI JAWA
TIM PENELITI
I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D (ketua) 0011097401Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg. 0010126110I Gusti Agung Bagus Suryada, ST, MT 0030106606
PROGRAM STUDI ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANAOktober, 2013
HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN FUNDAMENTAL
Judul Kegiatan
Kode/Nama Rumpun IImuBidang U nggulan PTTopik UnggulanKetua Peneliti
A. Nama LengkapB. NIDNC. Jabatan FungsionalD. Program StudiE. NomorHPF. Surel (e-mail)
Anggota Peneliti (1)A. Nama LengkapB. NIDNC. Perguruan Tinggi
Anggota Peneliti (2)A. Nama LengkapB. NIDNC. Perguruan Tinggi
Lama Penelitian KeseluruhanPenelitian Tahun keBiaya Penelitian Keseluruhan
Kajian Komprehensiftentang Makna Filosofis Arsitektur CandiJawa426 I Teknik ArsitekturBudaya dan PariwisataBudaya dan Pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 21.1 Latar Belakang ................................................................................. 21.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 31.3 Urgensi Penelitian ............................................................................ 3
BAB II STUDI PUSTAKA 52.1 Teori Simbol dan Pemaknaannya .................................................... 52.2
2.3
Deskripsi tentang Candi Tunggal di Jawa yang Berfungsi sebagaiBangunan Pemujaan ........................................................................Penelitian dan Pendapat Para Sarjana tentang Ornamen Kala padaCandi ................................................................................................
6
102.4 Telaah Singkat terhadap Beberapa Pustaka tentang Candi .............. 11
BAB III METODE PENELITIAN 143.1 Materi Penelitian .............................................................................. 143.2 Metode Penelitian ............................................................................ 163.3 Tahapan dan Target Hasil Penelitian ............................................... 18
BAB IV PERWUJUDAN CANDI DI JAWA DAN PURA DI BALI 214.1 Candi Periode Jawa Tengah ............................................................. 214.2 Candi Periode Jawa Timur ............................................................... 234.3 Pura di Bali: Materi Komparasi ....................................................... 26
BAB V KAJIAN KONSEPSI CANDI 315.1 Pengertian Dasar tentang Istilah Candi ............................................ 315.2 Tipologi Candi Berdasarkan Atas Fungsinya .................................. 325.3 Tipologi Candi Berdasarkan Atas Latar Agamanya ........................ 355.4 Tipologi Candi Berdasarkan Atas Kedudukannya ........................... 365.5 Lokasi Candi .................................................................................... 375.6 Anatomi Lay Out Candi ................................................................... 385.7 Konsepsi Tampak Bangunan Candi ................................................. 445.8 Konsep Bagian Kaki Candi .............................................................. 465.9 Konsep Bagian Badan Candi ........................................................... 475.9 Konsep Ruang Suci Candi (Garbhagrha) ....................................... 48
5.10 Konsep Bagian Tangga Candi ......................................................... 515.11 Konsep Bagian Atap Candi .............................................................. 525.12 Konsepsi Ornamen ........................................................................... 535.13 Konsepsi Sorga Berkaitan dengan Perwujudan Bangunan Candi ... 65
BAB VI PEMBAHASAN 876.1 Mitologi sebagai Dasar Konseptual Bangunan Candi ..................... 876.2 Candi sebagai Representasi Gambaran Alam Semesta .................... 886.3 Keberadaan Sebuah Elemen Utama pada Candi .............................. 906.4 Objek Inti dan Tingkatan Strata Objek Pengitar dan Pendukungnya 916.5 Objek Inti dengan Empat Wajahnya ................................................. 926.6 Keberadaan Sumbu Utama pada Candi ............................................. 936.7 Keberadaan Elemen Puncak pada Candi ........................................... 946.8 Kesetaraan Konsep Candi dan Tubuh Manusia ................................. 966.9
6.10
Konsepsi Oposisi Biner pada Candi dan Kuil Hindu dan Buddha diAsia ....................................................................................................Korelasi Konsepsi Oposisi Biner dan Kosmologi Hindu danBuddha ...............................................................................................
100
1076.11 Aspek Sekala dan Niskala Candi ....................................................... 108
BAB VII PENUTUP 1097.1 Simpulan .......................................................................................... 1097.2 Saran ................................................................................................ 112
DAFTAR PUSTAKA 113
LAMPIRAN 118Lampiran 1. Justifikasi Penggunaan Anggaran 113Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 121Lampiran 3. Biodata Tim Peneliti 122Lampiran 4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian 133Lampiran 5. Surat Pernyataan dari Ketua Peneliti 134
1
Abstrak
Candi merupakan salah satu wujud warisan kekayaan intelektual nenekmoyang nusantara yang sudah terkenal ke seluruh dunia. Dalam perwujudannyadikenal ada banyak varian wujud candi yang keberadaan tersebar di pelosok PulauJawa. Candi-candi sebagai bentuk bangunan suci pra-Islam nusantara itu jugadapat digolongkan atas dua tipe berdasarkan masa pembangunannya, yaitu candiperiode Jawa Tengah dan periode Jawa Timur. Hasil studi pustaka menunjukkanbahwa telah banyak literatur tentang makna filosofis bangunan candi yang ditulisoleh para sarjana dari dalam dan luar negeri. Hasil telaah pustaka yang dilakukanmemperlihatkan bahwa temuan para ilmuwan tentang makna filosofis canditersebut ternyata masih menyisakan adanya beberapa macam konsepsi tentangcandi yang tidak sempat terulas. Konsepsi-konsepsi yang belum terulas itu justrubanyak disebut sebagai konsepsi-konsepsi dasar yang lazim menjadi landasanfundamental bangunan-bangunan kuil Hindu dan Buddha di Asia. Kenyataan iniselanjutnya mendorong dilakukan kajian yang lebih komprehensif tentang maknafilosofis arsitektur candi Jawa. Fokus amatan dan kajian akan lebih diarahkanpada perwujudan candi secara utuh dan secara parsial. Penelitian akanmenerapkan metode kajian hermenetik secara multidisipliner berdasarkanpenghayatan pada nilai-nilai fundamental ajaran Hinduistis dan Buddhis. Produkakhir penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa candi pemujaan Jawa memuatbeberapa konsepsi simbolis, di antaranya sebagai Gunung Meru; kepala DewaBrahma; pertemuan manusia dan Tuhan.
kata kunci: candi, filosofi, konsepsi, fundamental, hermenetik
Abstract
As one of Indonesia’s cultural heritages, Candi in Java island can beclassified into two types based on the time of its construction: the Central Java-period candi and the East Java-period candi. Although there are a number ofimportant literature (written by Indonesian and foreign scholars) that discuss thephilosophy of Candi, there is a lack of analysis on its architectural concepts. Thearchitectural concepts of Candi are in fact an importat element in its constructionas they are based on fundamental characteristics of similar religious buildings inAsia, especially Hindu and Buddhist temples. The current research discussesthese architectural concepts of Candi based on its whole and partialmanifestations. With multidisiplinary hermeneutics on Hindu and Buddistconceptions, the current research shows that Candi in Java consists of importantsymbolic elements: the representationof Mount Meru, the head of God Brahma,and the relationship between human and God.
g. Benda-benda arkeologis yang berkaitan dengan candi.
h. Literatur tentang prosesi ritual untuk bangunan candi dan pura.
i. Objek bangunan candi di Jawa serta bangunan meru, kori agung, dan
padmasana di Bali.
j. Objek-objek lain berkenaan dengan candi yang ditemukan pada saat
penelitian ini dijalankan.
Adapun objek candi yang dijadikan sebagai objek amatan dan objek
komparasi dalam penelitian ini terpilih berdasarkan metode purposive sampling
sesuai topik utama penelitian ini. Beberapa objek candi dan pura yang berpeluang
16
akan dikunjungi dan dijadikan sebagai materi kajian dan materi komparasi dalam
penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No Nama Objek Lokasi1. Candi Borobudur Jawa Tengah2 Candi Pawon Jawa Tengah3 Candi Mendut Jawa Tengah4 Candi Prambanan Jawa Tengah-Yogyakarta5 Candi Lumbung Jawa Tengah6 Candi Sewu Jawa Tengah7 Candi Sukuh Jawa Tengah8 Candi Cetho Jawa Tengah9 Candi Kalasan Yogyakarta
10 Candi Sari Yogyakarta11 Candi Singasari Jawa Timur12 Candi Jago Jawa Timur13 Candi Jawi Jawa Timur14 Candi Kidal Jawa Timur15 Candi Penataran Jawa Timur16 Pura Besakih Karangasem, Bali17 Pura Batur Bangli, Bali18 Pura Magening Gianyar, Bali19 Pura Yeh Gangga Tabanan, Bali20 Pura Jagatnatha Denpasar Denpasar, Bali
3.2 Metode Penelitian
Penelitian yang dijalankan ini direncanakan akan menempuh tiga macam
tahapan utama penelitian, yaitu (1) tahapan pengumpulan data, (2) tahapan
analisis atau tahap kajian, dan (3) tahapan penyimpulan hasil penelitian. Dalam
tahapan pengumpulan data, tim peneliti akan melakukan kegiatan pengumpulan
data melalui cara; (a) studi literatur yang berkenaan dengan pengetahuan tentang
bangunan candi dan berbagai latar belakang konseptual yang telah terpublikasikan
sebelumnya, (b) studi lapangan atau observasi terhadap berbagai objek candi
(Jawa) dan pura (Bali), dan (c) wawancara dan diskusi dengan berbagai informan,
pemuka agama, dan akademisi yang berkompenten tentang topik candi, pura, dan
kuil-kuil Hindu dan Buddha di Asia.
Metode analisis yang diterapkan pada kajian dalam penelitian ini adalah
metode hermenetik dengan paradigma rasionalistik. Metode ini pada intinya
menitikberatkan pada kajian penafsiran terhadap makna yang termuat pada
bagian-bagian bangunan candi dan pura, seperti tingkatan bangunan, ruang suci,
17
ornamen, arca, relief, aktivitas ritual, dan elemen deposit bangunan candi (Jawa:
pripih, Bali: pedagingan). Penafsiran yang dilakukan berpedoman pada filosofi
dan konsepsi yang telah umum dikenal dan diterapkan dalam ajaran Hindu dan
Buddha.
Dalam kajian tafsiran makna ini, peneliti juga akan berupaya menemukan
makna tafsir terdekat dari objek yang ditelitinya. Dalam melakukan kajian
penafsiran ini, peneliti akan berupaya menemukan makna tafsir berdasarkan
beberapa macam pendekatan utama, yaitu:
a. Pendekatan berdasarkan atas mitologi Hindu-Buddhis tentang gunung
Meru.
b. Pendekatan berdasarkan atas mitologi tentang tingkatan alam sorga, alam
dunia, dan alam neraka.
c. Pendekatan berdasarkan kosmologi dalam pandangan Hindu dan Buddha.
d. Pendekatan berdasarkan konsepsi-konsepsi keagamaan Hindu dan
Buddha.
e. Pendekatan berdasarkan konsepsi tentang candi, pura, dan bangunan-
bangunan kuil di Asia.
f. Pendekatan berdasarkan aspek morfologi bangunan candi.
g. Pendekatan berdasarkan aspek estetika bangunan candi.
h. Pendekatan berdasarkan aspek posisi, fungsi, dimensi, sejarah, dan filosofi
candi.
i. Pendekatan berdasarkan panduan manuskrip tradisional tentang pura di
Bali.
j. Pendekatan berdasarkan tafsiran para sarjana tentang makna ornamen dan
arca candi.
k. Pendekatan berdasarkan cerita rakyat dan kepercayaan lokal tentang candi
dan pura.
l. Pendekatan berdasarkan hasil komparasi antara candi di Jawa, pura di
Bali, dan kuil-kuil Hindu dan Buddha di negara-negara Asia lainnya.
m. Pendekatan berdasarkan hasil wawancara dan pendapat dari para
akademisi, arsitek bangunan pura, dan para pemuka agama tentang
bangunan suci Hindu, Buddha, dan aliran sinkretisme Hindu-Buddha.
18
Pendekatan-pendekatan di atas akan membantu peneliti untuk menemukan
makna tafsir yang terdekat, komprehensif, dan menyatu berkenaan dengan makna
simbolis perwujudan arsitektur candi di Jawa. Pendekatan-pendekatan yang
digunakan juga akan membantu peneliti untuk dapat memahami konsepsi candi
dari berbagai sisi dan aspek. Hasil dari kajian ini tentunya akan membantu peneliti
untuk merumuskan simpulan temuan yang lengkap dan mendalam berkenaan
makna filosofis bangunan candi di Jawa.
Pada tahapan akhir akan dilakukan tahapan penyimpulan hasil penelitian yang
akan merangkum hasil kajian secara menyeluruh dan komprehensif. Hasil akhir
yang diperoleh diharapkan mampu menyempurnakan dan melengkapi hasil kajian
makna simbolis tentang bangunan candi yang ditulis oleh para sarjana dalam dan
luar sebelumnya.
3.3 Tahapan dan Target Hasil Penelitian
Penelitian yang diajukan ini direncanakan akan berlangsung selama dua
tahun, yaitu dalam (1) delapan bulan kalender pada tahun 2012 (tahun pertama)
untuk studi literatur dan pendataan, serta (2) delapan bulan kalender pada tahun
2013 (tahun kedua) untuk studi analisis dan penyimpulan. Selama jangka waktu
itu, tim peneliti akan menjalankan penelitian berdasarkan beberapa tahapan yang
dapat dirinci seperti di bawah ini.
(1) Penelitian Tahun Pertama (2013)
Tahun Pertama merupakan tahun untuk tahapan pengumpulan data penelitian
yang akan dilakukan selama delapan bulan kalender.
Kegiatan Target hasil Keterangan
Studi literatur(dalam 3 bulan)
a. Konsepsi kuil di negara Asiab. Berbagai mitologi dan
kosmologi Hindu-Buddhac. Konsepsi keagamaan tentang
bangunan suci Hindu-Buddhad. Filosofi dasar dalam ajaran
Hindu dan Buddhae. Wujud, sejarah, filosofi candif. Manuskrip tentang purag. Literatur tentang prosesi ritual
Hindu dan Buddha
Data berkenaan denganmitologi, kosmologi,konsepsi, maknasimbolis, manuskrip,cerita rakyat dankepercayaan berkenaanbangunan suci dan ritualdalam pandangan Hindu,Buddha, dan sikretismeHindu-Buddha.
19
h. Cerita rakyat dan kepercayaantentang pura
Studi lapangan(dalam 4 bulan)
Rekaman data dan gambar tentangbangunan kuil, candi dan pura.
Morfologi kuil, candi,dan pura teridentifikasi.
Wawancara dandiskusi (dalam1 bulan)
Pengetahuan secara oral tentangbangunan suci dan prosesi ritualyang umum dilakukan oleh umat.
Berbagai pendapat secaraemik tentang bangunansuci dan ritual Hindu-Buddha.
Penyusunanmakalahseminarnasional
Sebuah makalah untukdipresentasikan dalam seminarnasional dapat diselesaikan
Substansi: data lapangandan sebagian hasilanalisis
Pelaporantahun pertama
Laporan penelitian tahun pertamadihasilkan
Laporan dapat tersusuntepat waktu
sumber: analisis, 2012
Pada tahapan ini, tim peneliti akan melakukan pengumpulan data ke seluruh
pelosok Bali, yaitu ke beberapa tempat, seperti perpustakaan, museum, candi,
pura, dan kediaman beberapa informan utama. Dalam perjalanan kegiatan
penelitian, dipastikan jumlah objek bangunan suci yang dikunjungi menjadi
bertambah.
Informan yang dipilih antara lain pemuka agama, budayawan, akademisi,
undagi (perancang bangunan suci tradisional Bali), sejarawan, seniman, dan
arkeolog. Objek dan informan dipilih berdasarkan metode purposive sampling dan
snowballing process.
(2) Penelitian Tahun Kedua (2014)
Tahun Kedua merupakan tahun untuk tahapan analisis dan penyimpulan yang juga
akan dilakukan selama delapan bulan kalender.
Kegiatan Target hasil KeteranganAnalisisbentuk Morfologi candi teridentifikasikan
Varian dan klasifikasiwujud, makna, fungsi,sejarah, filosofifundamental, dankorelasi antara candi dankonteks eksistensinyadapat diperoleh.
Analisismakna Makna candi diidentifikasikan
Analisis fungsi Fungsi candi diidentifikasikanAnalisissejarah
Sejarah candi dikumpulkan
Kajianfilosofisagama
Filosofi dan makna simbolis candiyang lebih lengkap dapat diperoleh
20
Kajiankontekstual
Korelasi antara makna candi dengansegala elemennya dan kontekskeberadaannya dapat diperoleh
PenyimpulanSimpulan substansional secaraparsial dan secara menyeluruhdiperoleh
5 Tri angga adalah sebuah konsep dalam budaya Bali yang menganalogikan setiap benda sebagaibadan manusia yang memiliki tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan kaki (Tonjaya, 1982:19).
24
Makro kosmos (jagat raya) dan mikro kosmos (tubuh manusia) sesungguhnya
merupakan dua tingkatan alam yang berbeda dalam hal skala, kedudukan, dan
fungsinya. Meskipun demikian, berbagai bangsa meyakini bahwa keduanya tetap
memiliki elemen-elemen yang bernilai setara dan memiliki kesamaan sifat. Dalam
konteks ini, area lingkungan hunian, area kota, dan bangunan yang berposisi
sebagai "messo kosmos", dimaknai pula sebagai alam tiruan jagat raya yang
berperan mewadahi aktivitas hidup manusia. Sudah selayaknya, "messo kosmos"
pun ditata agar memiliki karakter yang setara dengan makro kosmos dan mikro
kosmos.
Adanya hubungan kesetaraan antara ketiga kosmos tersebut dalam pandangan
Hindu juga makin diperkuat dengan adanya konsepsi kosmologi klasik yang
menggambarkan tentang wujud jagat raya sesungguhnya. Segala hal yang berlaku
dalam pandangan kosmologi Hindu klasik itu, diyakini pula akan dapat dijumpai
padanannya dalam segala tatanan kehidupan yang berlangsung di tataran messo
kosmos dan mikro kosmos. Pandangan semacam itu selanjutnya juga telah
menjadi ilham bagi lahirnya berbagai wujud karya seni di negara-negara yang
banyak mendapat pengaruh kultur Hindu India, seperti Kamboja, Thailand,
Myanmar, dan Indonesia. Pada bagian berikut ini dijelaskan tentang adanya
kesetaraan makna dari elemen-elemen yang terdapat dalam berbagai wujud karya
seni klasik di Asia Tenggara.
6.3 Keberadaan Sebuah Elemen Utama pada Candi
Pada karya-karya seni tata kota dan bangunan kuil klasik di Asia Tenggara
lazimnya terdapat sebentuk elemen yang diposisikan sebagai elemen pusat atau
titik sentral dari kota atau kuil tersebut. Elemen pusat ini pada umumnya tertata
sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah terlihat sebagai sebuah elemen
yang bernilai paling utama. Karakter khas dari elemen pusat ini dapat dicermati
dalam beberapa aspeknya seperti pada (1) keutamaan posisi, (2) dimensi, (3)
kualitas material penyusunnya, (4) kualitas wujudnya, dan (5) keberadaan elemen-
elemen pengitar atau pendukungnya. Pada bangunan percandian Jawa, eksistensi
elemen utama candi sebagai bentuk yang dominan dan berposisi inti candi dapat
25
dijumpai pada bangunan Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Jawa Tengah.
Stupa induk sebagai bangunan utama candi Borobudur berada tepat pada titik
Brahma (titik pusat) dari candi Buddhis tersebut.
Pada kompleks Candi Prambanan, bangunan utama candi, yaitu Candi Siwa
tidak lagi berada tepat pada titik Brahma kompleks percandian itu. Pada kompleks
bangunan percandian di Jawa Timur, seperti Candi Jago, Candi Cetho, Candi
Sukuh, dan Candi Penataran, bangunan utama candi berada jauh di belakang dari
titik Brahma kompleks candi. Munculnya konsep tata candi seperti yang berlaku
di Jawa Timur ini diperkirakan menjadi cikal bakal lahirnya tata ruang kompleks
bangunan pura di Bali yang dapat dijumpai pada saat ini. Bangunan utama dalam
area pura lazimnya ditempatkan pada pojok kaja-kangin (Timur Laut atau
Tenggara) tapak pura, jauh dari titik pusat (titik Brahma) kompleks pura tersebut.
6.4 Objek Inti dan Tingkatan Strata Objek Pengitar dan Pendukungnya
Objek inti ini dikitari oleh elemen-elemen pendukung dengan tingkat
kesucian maupun strata kedudukan yang makin menurun dari area dengan lingkar
radius terdekat hingga ke lingkar radius terjauh dari titik pusat. Aplikasi dari
konsep ini dapat dicermati pada tata kota klasik di Asia Tenggara semacam kota
Srikhestra di Myanmar, Angkor Wat di Kamboja, dan Bangkok (Krung Thep) di
Thailand. Titik pusat pada kota-kota ini pada umumnya berupa istana atau
bangunan kuil utama yang dikitari oleh elemen-elemen utama pengitar lainnya,
semacam benteng, rumah pejabat, maupun parit atau kolam yang lebar.
Lingkungan permukiman rakyat umum berada di lingkar radius terluar wilayah.
Pada tata denah bangunan candi Borobudur, eksistensi konsep ini lebih mudah
terlihat. Stupa induk yang berada di pusat mandala candi dikitari oleh stupa-stupa
kecil, arca Buddha, dan relief-relief yang makin menurun tingkat kesuciannya
hingga ke lingkar radius terjauh dari stupa induk di titik pusat bangunan candi.
Konsep semacam ini juga dapat dilihat cukup jelas penerapannya pada tata tapak
kompleks bangunan Candi Prambanan.
Pada kompleks percandian bergaya Jawa Timur dan kompleks pura di Bali,
tata massa bangunan yang berdasar pada tingkatan strata kesucian bangunannya
tampaknya menerapkan konsepsi yang berbeda. Kompleks candi maupun pura
26
lazimnya akan terbagi atas beberapa zona yang tersusun secara memanjang ke
belakang. Bangunan utama kompleks berada pada zona tersuci yang berada paling
di dalam dan jauh dari pintu masuk utama tapak kompleks bangunan suci. Adapun
pada zona-zona yang tingkat kesuciannya lebih rendah dan terendah, akan
dijumpai berbagai massa bangunan pendukung dengan tingkat kesuciannya yang
bernilai lebih rendah dan paling rendah dalam kompleks candi maupun pura
tersebut.
6.5 Objek Inti dengan Empat Wajahnya
Dalam mitologi klasik Hindu, disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari
satu titik awal yang akhirnya berkembang ke empat arah berbeda secara
seimbang. Gambaran ini direpresentasikan sebagai sosok Brahma sebagai dewa
pencipta dan gunung Meru sebagai gunung utama kosmik yang sama-sama
digambarkan memiliki empat wajah serupa itu. Konsep tentang keberadaan empat
wajah serupa ini sangat nyata terlihat pada perwujudan pusat kota Cakranegara
maupun kota-kota di Bali yang berbentuk pempatan agung. Pusat kota berbentuk
pertemuan empat ruas jalan - dari utara, timur, selatan, dan barat - yang saling
bertemu di satu titik bernama pempatan agung.
Pada bangunan candi Jawa, kuil maupun stupa di Asia lainnya, konsep empat
wajah ini juga mudah dicermati. Sebagai representasi alam semesta, bangunan-
bangunan suci Asia Tenggara klasik pada umumnya juga dirancang memiliki
empat wajah serupa dengan empat pintu dan empat tangga masuk yang
dasar lembah, dan pasangan siang-malam. Konsepsi oposisi biner memang
sesungguhnya terilhami oleh berbagai fenomena alam raya yang juga berlaku
dalam setiap sosok individu manusia di dunia.
42
6.11 Aspek Sekala dan Niskala Candi
Dalam bangunan candi Jawa yang nyata (sekala) tersebut diyakini pula
bersemayam berbagai kekuatan abstrak alam semesta yang bersifat tidak kasat
mata (niskala). Eksistensi kekuatan niskala tersebut dipercaya dapat langgeng
bersemayam pada bangunan candi berkat adanya ritual pemujaan yang teratur dan
benar terhadap kesucioan bangunan candi yang bersangkutan. Selain dari pada itu,
keberadaan elemen pripih yang ditanam pada bagian dasar bangunan candi
diyakini juga ikut memberi dampak positif sebagai “penarik” agar segala energi
positif do alam tersebut tetap berkenan bersemayam dan menjiwai bangunan candi
yang bersangkutan.
43
BAB VII PENUTUP
Pada bagian berikut ini dipaparkan mengenai simpulan dan saran sebagai
hasil dari penelitian ini.
7.1 Simpulan
Secara garis besarnya, arsitektur candi Jawa - baik yang berlatar agama
Hindu; Buddha; maupun sinkretisasi kedua agama itu - adalah memuat beberapa
makna filosofis yang fundamental yang dapat diuraikan secara ringkas sebagai
berikut.
1. Candi sebagai Gunung Meru
Bangunan candi tunggal pemujaan di Jawa pada umumnya merupakan
representasi dari konsepsi gunung mahasuci alam semesta yang bernama
Gunung Meru itu. Gunung mitologis ini dikenal dalam pandangan Hinduisme
dan Buddhisme sebagai sumbu penopang alam semesta. Meru juga memiliki
beberapa tingkatan yang menjadi tempat hidup berbagai tingkatan makhluk
alam semesta. Pada puncak Meru terdapat sorga utama tempat
bersemayamnya para dewata dan roh-roh suci alam semesta. Pada bangunan
candi, eksistensi karakter Gunung Meru tersebut dapat terlihat pada bentuk
atapnya yang bertingkat-tingkat dengan puncak utamanya yang dihiasi
sebentuk ornamen indah dan utama, bernama stupika atau ratna.
2. Candi sebagai simbol pertemuan manusia dan Tuhan
Candi tunggal pada umumnya mengambil bentuk dasar lingga-yoni. Wujud
lingga-yoni ini adalah simbolisasi dari adanya hubungan harmonis antara
umat manusia di dunia sebagai pradhana („penerima‟) yang disimbolkan
sebagai yoni horizontal dan Tuhan di alam atas sebagai purusha („pemberi‟)
yang disatukan dengan elemen lingga vertikal tersebut.
3. Candi simbolisasi kepala Dewa Brahma
Candi tunggal Jawa yang memiliki emapat wajah yang sama; dengan empat
ruang suci (garbhagrha) di keempat sisinya merupakan representasi dari
kepala Dewa Brahma. Dewa Brahma merupakan dewa pencipta alam semesta
yang dlama mitologi Hindu dan Buddha lazimnya diwujudkan sebagai sosok
dewa yang berwajah empat (Sanghyang Caturmukha). Keempat wajahnya ini
44
memiliki rongga mulut yang mampu mengeluarkan (baca: menciptakan)
berbagai macam makhluk hidup di dunia. Umat yang memasuki ruang suci
garbhagrha pada candi untuk bersembahyang, dapat dimaknai sebagai masuk
kembali ke mulut Penciptanya untuk selanjutnya disucikan dan “terlahir”
kembali ke dunia.
4. Candi sebagai simbolisasi alam semesta
Bangunan candi juga memuat makna sebagai simbol alam semesta dengan
ketiga tingkatannya yang masing-masing memiliki tingkat kesucian masing-
masing sesuai konsepsi Hindu dan Buddha. Dalam pandangan Hindu dan
Buddha, alam semesta digambarkan memiliki tiga tingkatan utama yang
disebut dengan Tri Loka. Konsepsi tiga tingkatan alam ini terejawantahkan
dalam bangunan candi sebagai tiga tingkatan bangunannya. Antara ketiga
tingkatan Tri Loka dan ketiga tingkatan bangunan candi memiliki kesetaraan
makna seperti yang digambarkan berikut ini.
a. Bagian kaki candi sebagai simbol alam bawah (Bhurloka atau Kamaloka).
Pada bagian ini terdapat bagian dasar bangunan dan elemen tangga
berailing sepasang makara sebagai jalur sirkulasi menaik menuju ruang
suci candi. Tangga dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai jembatan
pelangi maupun lidah Dewa Brahma.
b. Badan candi sebagai simbol alam tengah atau alam peralihan (Bvarloka
atau Rupaloka).
Pada bagian ini terdapat ruang suci (grabhagrha) yang pada bagian atasnya
terpahatkan ornamen kala makara. Ruang suci ini berkenaan juga dengan
konsep penyatuan manusia dan Tuhan, serta ruang peralihan tempat
berlangsungnya pemberkatan air suci dari Tuhan (dari alam atas) kepada
umat manusia (dari alam bawah).
c. Kepala candi sebagai simbol alam atas (Svarloka atau Arupaloka).
Bagian atap candi lazimnya dirancang bertingkat-tingkat selayaknya
simbolisasi puncak Gunung Meru yang bertingkat-tingkat itu. Pada puncak
candi terdapat sebentuk ornamen bernama stupika atau ratna yang dapat
dimaknai sebagai simbol sorga utama di puncak Gunung Meru tersebut.
5. Candi setara dengan tubuh manusia
45
Ketiga tingkatan bangunan candi juga memiliki kesetaraan makna dengan tiga
bagian vertikal tubuh manusia. Dasar candi sebagai bagian kaki manusia;
badan dan ruang suci candi sebagai badan manusia; dan atap candi sebagai
bagian kepala manusia.
6. Candi juga memuat konsepsi Rwa Bhineda
Bangunan candi juga memuat penerapan konsepsi Rwa Bhineda
(Bipolar/Oposisi biner). Beberapa bagian candi yang mengidikasikan hal
tersebut antara lain dapat dilihat pada elemen-elemen dikotomik sebagai
berikut.
a. Adanya ruang luar dan ruang inti candi.
b. Adanya elemen utama dan elemen pendukung pada candi.
c. Adanya bagian puncak dan dasar candi.
d. Adanya pasangan sosok dwarapala (patung penjaga pintu) yang
berbeda karakter.
e. Adanya sosok arca dewa dalam bilik utama candi yang berkarakter
benevolent-terrible atau pasangan arca dewa dan dewi sebagai simbol
aspek pasiv dan aktiv tokoh dewata.
f. Adanya konsep menaik dan menurun pada ornamen bermotif grafik
pada panel-panel candi.
7. Pada bangunan candi juga mengenal elemen pripih yang pada dasarnya
memuat makna sebagai benih kesucian pada bangunan suci ini. Pripih juga
berperan menarik kekuatan suci Tuhan Yang Mahaesa yang abstrak (niskala)
itu dari alam atas agar “berkenan” menjiwai bangunan candi yang berwujud
riil (sekala) tersebut.
8. Perwujudan bangunan candi juga memiliki kesetaraan makna dengan wujud
mahkota raja Nusantara yang berpuncak satu. Keduanya merupakan
simbolisasi puncak Gunung Meru yang menjadi tiang penopang alam semesta
dalam pandangan Hinduisme dan Buddhisme itu.
46
7.2 Saran
Di samping menghasilkan simpulan hasil kajian berupa filosofi candi seperti
yang telah dikemukakan pada bagian simpulan tersebut, kajian ini juga
menghasilkan rekomendasi bagi adanya penelitian lanjutan berkenaan dengan
aspek-aspek candi yang lain, yaitu:
1. Konsepsi pradaksina dan prasawya pada candi.
2. Seni pengarcaan tokoh dewa pada candi.
3. Fenomena pergeseran titik Brahma pada tapak-tapak candi pemujaan di
Jawa.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I Gusti Ngurah. 1991. Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. 1981. Kamus Istilah Arkeologi. Ayatrohaedi (ed.). Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Anonim. 1983. Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi I, Cisarua, 8-13 Maret1982. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Anonim. 1985. Pertemuan Ilmiah Arkeologi III (PIA III), Ciloto, 23-28 Mei 1983:Kumpulan Makalah. Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala Jakarta,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. 1989. Pemugaran Candi Brahma, Prambanan, Candi Sambisari, TamanNarmada. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. 1993. Analisis Hasil Penelitian Arkeologi IV, Kuningan, 10-16September 1991: Metalurgi Dalam Arkeologi : Proceedings. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Indonesia.
Anonim. 2002. Mask: the Other Face of Humanity: Various Visions on the Roleof the Mask in human Society. Quezon City: Rex Bookstore, Inc..
Asmito. 1992. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.Ayatrohaedi, 1981. Kamus Istilah Arkeologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Barker, Alfred Trevor. 2009. The Mahatma Letters to A.P. Sinnett from the
Mahatmas M. & K.H. Delhi: Biblio Bazaar, LLC.Beer, Robert, 2003. The Handbook of Tibetan Buddhist Symbols. Chicago:
Serindia Publications, Inc..Beer, Robert. 2004. The Encyclopedia of Tibetan Symbols and Motifs. Chicago:
Serindia Publications, Inc..Bhattacharyya, Asoke Kumar. 2004. Early And Buddhist Stone Sculpture of
Japan. New Delhi: Abhinav Publications.Charak, K. S. 2002. Elements of Vedic Astrology. New Delhi: Institute of Vedic
Astrology.Chodjim, Achmad. 2005. Membangun Sorga. Jakarta: Penerbit Serambi.Christian, William A. 1972. Oppositions of Religious Doctrines: a Study in The
Logic of Dialogue Among Religions Philosophy of Religion Series.Sydney: Macmillan.
Dekirk, Ash. 2006. Dragonlore: From the Archives of the Grey School ofWizardry. New Jersey: Career Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 1992. Pemugaran CandiKidal dan Gapura Bajangratu. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.
European Association of Southeast Asian Archaeologists. InternationalConference. 2008. Selected Papers from the 10th International Conferenceof the European Association of Southeast Asian Archaeologists : theBritish Museum, London, 14th-17th September 2004: InterpretingSoutheast Asia's past, monument, image, and text. Bacus, Elisabeth A.dkk. (ed.) NUS Press.
Feller, Daniell. 2004. The Sanskrit Epic's Representation of Vedic Myths. MotilalBanarsidass Publ., Delhi.
Flecker, Michael. 2002. The Archaeological Excavation of The 10th Century:Intan Shipwreck. Oxford: Archaeopress.
Gong, Gola. 2005. Dongeng Sebelum Tidur: Kumpulan Cerpen Rumah Dunia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Guénon, René. 1962. The Symbolism of the Cross. Sophia Perennis, New York.Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia, Continuity and Changes. Ithaca, New York.Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. 1987. Estetika dalam Arkeologi Indonesia:
Diskusi Ilmiah Arkeologi II. Diskusi Ilmiah Arkeologi II. Jakarta: IkatanAhli Arkeologi Indonesia.
Jordaan, Roy E. 1993. Imagine Buddha in Prambanan: Reconsidering theBuddhist Background of the Loro Jonggrang Temple Complex. Leiden:Vakgroep Talen en Culturen van Zuidoost-Azië en Oceanië,Rijksuniversiteit te Leiden.
Kartajaya, Hermawan dan Bembi Dwi Indrio M. 2009. Ubud, the Spirit of Bali.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kramrisch, Stella. 1976a. The Hindu Temple, volume II. Delhi: MontilalBanarsidass.
Kramrisch, Stella. 1976b. The Hindu Temple. Volume 1. Delhi: MotilalBanarsidass Publications.
Kramrisch, Stella. 1994. The Presence of Siva Mythos: The Princeton/BollingenSeries in World Mythology Series Mythos. New Jersey: PrincetonUniversity Press.
Livingstone, Ray. 1962. The Traditional Theory of Literature. University ofMinnesota, Minneapolis.
Lopez, Donald S. 2008. Buddhism & Science: A Guide for the PerplexedBuddhism and Modernity. Chicago: University of Chicago Press. Turner,
Macdonell, Arthur Anthony. 1974. A Practical Sanskrit Dictionary withTransliteration, Accentuation, and Etymological Analysis Throughout.London: Oxford University Press.
Mardiwarsito, L., 1981. Kamus Jawa Kuna – Indonesia. Ende – Flores: PenerbitNusa Indah – Percetakan Arnoldus.
McKay, Helen F.. 2001. Gadi Mirrabooka: Australian Aboriginal Tales from theDreaming. Englewood: Libraries Unlimited.
Muir, John. 1868. Original Sanskrit Texts on the Origin and History of the Peopleof India, Their Religion and Institutions: The Vedas: Opinions of Their
49
Authors and of Later Indian Writers on Their Origin, Inspiration, andAuthority. London: Trübner.
Munandar, Agus Aris. 2012. Proxemic Relief Candi-candi Abad ke-8-10. Jakarta:Wedatama Widya Sastra.
Murthy, K. Krishna. 1985. Mythical Animals in Indian Art. New Delhi: AbhinavPublications.
Nair, Shantha N. 2007. The Holy Himalayas. Delhi: Pustak Mahal.Pandey, Vraj Kumar. 2007. Encyclopedia of Indian Philosophy, vol.1. New York:
Anmol Publications.Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2009a. “Concepts of Balinese Meru”. Kyoto:
Kyoto Institute of Technology (disertasi belum diterbitkan).Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2009b. “Pemaknaan Ornamen Murdha pada
Arsitektur Tradisional Bali” dalam Jurnal Info-Teknik, Volume 10 No.1,Juli 2009. Banjarbaru: Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2010. “Konsepsi Empat Wajah Serupa padaArsitektur Kuil Hindu dan Buddha di Asia” dalam Jurnal PermukimanNatah, Volume 8/No. 1/2010. Denpasar: Lab. Permukiman. JurusanArsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2010. “Makna Filosofis Keberadaan OrnamenBedawang Nala di Dasar Bangunan Meru” dalam Jurnal Filsafat: Wisdom,Vol 20./No 1/2010. Yogyakarta: Fakultas Filsafat, Universitas GadjahMada.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2010. “Pemaknaan Figur Sepasang Makara,Sepasang Naga, dan Sepasang Gajah sebagai Ornamen Pengapit Tangga diDepan Pintu Masuk Bangunan Kuil Hindu dan Buddha di Asia” dalamJurnal Permukiman: Natah. Volume 8, Nomor 2, Agustus 2010. Denpasar:Laboratorium Perumahan dan Permukiman, Jurusan Teknik Arsitektur,Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2010. “Pemaknaan Figur Sepasang Makara,Sepasang Naga, dan Sepasang Gajah sebagai Ornamen Pengapit Tangga diDepan Pintu Masuk Bangunan Kuil Hindu dan Buddha di Asia” dalamJurnal Permukiman Natah, Volume 8/No. 2/2010. Denpasar: Lab.Permukiman. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2010. “Perwujudan Bangunan Candi TunggalPemujaan di Jawa sebagai Simbolisasi Kepala Dewa Brahma” dalamJurnal Anala, Volume 1/No.6/2010. Denpasar: Jurusan Arsitektur,Fakultas Teknik, Universitas Dwijendra.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2011. “Tafsiran Kesetaraan Makna OrnamenKarang Bhoma pada Bangunan Suci Tradisional Bali dengan OrnamenKala pada Arsitektur Candi” dalam Mutiara Warisan Budaya: SebuahBunga Rampai Arkeologi. Denpasar: Pelawa Sari.
Patricia dan Coulter, Charles Russell. 2001. Dictionary of Ancient Deities. NewYork: Oxford University Press US.
Peacock, James L. & A. Thomas Kirsch. (1970), The Human Direction: AnEvolutionary Approach to Social and Cultural Anthropology, Appleton-Century-Crofts, Boston.
Phuoc, Le Huu. 2010. Buddhist Architecture. Chicago: Grafikol.
50
Proyek Penelitian Purbakala Jakarta (Indonesia), 1985. Proyek PenelitianPurbakala Jakarta (Indonesia, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional(Indonesia). Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Indonesia Pertemuan
Putra. TT. Cudamani: Kumpulan Kuliah-kuliah Agama Hindu Jilid I. Denpasar.Reichle, Natasha. 2007. Violence and Serenity: Late Buddhist Sculpture from
Indonesia. Honolulu: University of Hawaii Press.Santiko, Hariani. 1995. "Early Research On Sivaitic Hinduism During the
Majapahit Era." dalam The legacy of Majapahit: catalog of an exhibitionat the National Museum of Singapore, 10 November 1994-26 March 1995,55-70. National Heritage Board.
Sholikhin, K. H. Muhammad. 2009. Kanjeng Ratu Kidul Dalam Perspektif IslamJawa. Yogyakarta: Narasi.
Sivaramamurti, C. 1980. Approach to nature in Indian Art and Thought. NewDelhi: Kanak Publications.
Snodgrass, Adrian. 1985. The Symbolism of The Stupa, Southeast Asia Program,120 Uris Hall, Cornell University, Ithaca, New York.
Soekmono, R. 1995. The Javanese Candi: function and meaning. Leiden: BrillAcademic Pub.
Soekmono, R. 2005. Candi: Fungsi dan Pengertiannya. Jakarta: Jendela Pustaka.Soetarno. 2005. Pertunjukan Wayang & Makna Simbolisme. Jakarta: STSI Press.Stephenson, June. 1990. Humanity’s Search for the Meaning of Life. Napa,
California: Diemer Smith Publishing Company.Subramuniyaswami, Satguru Sivaya. 2003. Dancing with Siva: Hinduism's
Contemporary Catechism. New Delhi: Himalayan Academy Publications.Sucipta, Mahendra. 2010. Ensiklopedia Tokoh-Tokoh Wayang & Silsilahnya.
Jakarta: Penerbit Narasi.Sudharta, Tjok. Rai. Slokāntara. Parisada Hindu Dharma Pusat, Bagian Penyalur
Penerbit, Jakarta. 1982.Sudibyoprono, R. Rio. 1991. Ensiklopedi Wayang Purwa. PT Balai Pustaka,
Jakarta.Sullivan, Bruce M.. 1999. Seer of the Fifth Veda: Krṣṇa Dvaipāyana Vyāsa in the
Mahābhārata. Delhi: Motilal Banarsidass Publ..Suryada, I Gusti Agung Bagus, Ida Bagus Primayatna, dan I Nyoman Widya
Paramadhyaksa. 2012. Dwarapala dalam Budaya Bali: Sebuah Kajiantentang Filosofi, Tata Aturan, dan Varian Perwujudannya. HasilPenelitian Hibah Unggulan Udayana 2012. Universitas Udayana (belumditerbitkan).
Tarling, Nicholas. 2000. The Cambridge History of Southeast Asia. Cambridge:Cambridge University Press.
Titib, I Made. 1983. Arti dan Fungsi Bhoma pada Kori Agung di Bali. InstitutHindu Dharma, Denpasar.
Tonjaya, I Nyoman Gede Bandesa. 1982. Lintasan Asta Kosali. Denpasar: Ria.Turner, Patricia dan Coulter, Charles Russell. 2001. Dictionary of Ancient Deities.
New York: Oxford University Press US.Wiana, Ketut. 1992. Sembahyang Menurut Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma
Naradha.Yudoseputro, Wiyoso. 2008. Jejak-Jejak Tradisi Bahasa Rupa Indonesia Lama.
Jakarta: Yayasan Seni Visual Indonesia.
51
Zimmer, Heinrich Robert dan Campbell, Joseph. 1992. Myths and Symbols inIndian Art and Civilization. Princetown University Press, Princetown, NJ.
Zoest, Aart van. 1993. Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yangKita Lakukan Dengannya (penerjemah: Ani Soekowati). Yayasan SumberAgung, Jakarta.
52
Nama Bahan dan Alat Volume Harga Satuan(Rp) Biaya (Rp)1. Kertas HVS 70 gram 8 rim 34.000,00 272.000,002. Catridge dan tinta
printer8 box 250.000,00 2.000.000,00
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi penggunaan anggaran
No. Jenis PengeluaranJumlah (Rp)
Tahun pertama
1. Anggaran Biaya untuk Honor Tim Peneliti 14.880.000,00
2. Anggaran Biaya untuk Bahan Habis Pakai danPeralatan
11.552.000,00
3. Anggaran Biaya untuk Perjalanan 14.618.000,00
4. Anggaran Biaya untuk Lain-lain 6.400.000,00
Total Biaya Tahun Pertama 47.450.000,00
1.1 Anggaran Biaya untuk Honor Tim Peneliti
Tabel Anggaran biaya untuk gaji tim peneliti (satuan gaji Rp.10.000,00/jam, 6 bulan/tahun dan 4 minggu/bulan).
Nama lengkap a. Posisi dalam timb. Tugas dalam
penelitian
Tahun 1Jam/mgg Jumlah (Rp.)
I Nyoman WidyaParamadhyaksa, ST,MT, Ph.D.
a. Ketua penelitib. Penelusuran literatur,
observasi, sintesisdata, pengolah data,dan perumus konsep
18 4.320.000,00
Ir. Ida Bagus GedePrimayatna, M.Erg.
a. Anggota peneliti.b. Penelusuran literatur,
observasi, danpengolah data
16 3.840.000,00
I Gusti Agung BagusSuryada, ST, MT
a. Anggota peneliti.b. Penelusuran literatur,
observasi, danpengolah data
16 3.840.000,00
Mahasiswa 1(Hariwangsa)
Surveyor di Bali 6 1.440.000,00
Mahasiswa 2 (Putra) Surveyor di Jawa 6 1.440.000,00Total biaya untuk honor tim peneliti 14.880.000,00
1.2 Anggaran Biaya untuk Bahan Habis Pakai dan Peralatan
3. Alat tulis 2 paket 200.000,00 400.000,004. Biaya dokumentasi
survey2 paket 1.500.000,00 3.000.000,00
5. Biaya pemeliharaanalat
3.900.000,00
Kamera digital 5 unit 300.000,00 1.500.000,00Kamera video 1 unit 500.000,00 500.000,00Alat perekam 1 unit 200.000,00 200.000,00laptop 2 unit 300.000,00 600.000,00Komputer desktop 1 unit 300.000.00 300.000,00Printer 1 unit 500.000,00 500.000,00
6. Penelusuranpustaka, fotocopydan penjilidan
280.000,00
Penelusuran informasimelalui internet
24 jam 7.500,00 180.000,00
Fotocopi data pustaka 500 lembar 200,00 100.000,007.Penyusunan draft
buku cetak1 paket 2.000.000,00 2.000.000,00
Total biaya untuk bahan habis pakai dan peralatan 11.552.000,00
1.3 Anggaran Biaya untuk Perjalanan (ke mana dan untuk apa)Nama Kegiatan Volume Harga satuan
(Rp.)Biaya (Rp.)
Survey ke lapangan(ke Jawa dan di Bali)
3 orang timpeneliti + 2surveyor
9.818.000,00
Perjalanan dariDenpasar ke Surabaya
1 orang timpeneliti + 1surveyor
700.000,00 700.000,00
Perjalanan dariSurabaya ke Trowulan
1 orang timpeneliti + 1surveyor
200.000,00 200.000,00
Akomodasi selama 2hari, 1 malam diTrowulan
1 orang timpeneliti + 1surveyor
500.000,00 500.000,00
Perjalanan selama diTrowulan
1 orang timpeneliti + 1surveyor
500.000,00 500.000,00
Perjalanan dariTrowulan ke Surabaya
1 orang timpeneliti + 1surveyor
200.000,00 200.000,00
Perjalanan dariSurabaya ke Denpasar
1 orang timpeneliti + 1surveyor
700.000,00 700.000,00
Perjalanan dariDenpasar ke Gianyar
4 orang timpeneliti + 1
2.000.000,00 2.000.000,00
119
dan Badung (surveybeberapa pura)
surveyor
Total biaya untuk perjalanan 14.618.000,00
1.4 Anggaran Biaya untuk Lain-lainNama Kegiatan Volume Harga Satuan
Pembuatan laporan akhir 10 eks 100.000,00 1.000.000,005. Biaya pertemuan 1.800.000,00
Focus grup discussion 3 kali 600.000,00 1.800.000,00Total biaya lain-lain 6.400.000,00
120
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN InstansiAsal
BidangIlmu
Alokasi Waktu(jam/minggu)
Uraian Tugas
1.
I Nyoman WidyaParamadhyaksa, ST,MT, Ph.D./0011097401
UNUDFilsafat
Arsitektur 16
Ketua penelitiPenelusuranliteratur,observasi,sintesis data,pengolah data,dan perumuskonsep
2.Ir. Ida Bagus GedePrimayatna, M.Erg./0010126110
UNUDRiset
Arsitektur14
Anggotapeneliti.Penelusuranliteratur,observasi, danpengolah data
3.
I Gusti AgungBagus Suryada, ST,MT0030106606
UNUDArsitekturTradisionalBali/Pura
14
Anggotapeneliti.Penelusuranliteratur,observasi, danpengolah data
121
122
Lampiran 3: Biodata Tim Peneliti
A. Identitas Diri Ketua1 Nama Lengkap (dengan gelar) I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19740911 200012 1 0015 NIDN 00110974016 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar Barat, 11 Sepetember 19747 E-mail [email protected] Nomor Telepon/Faks/HP 0878618316119 Alamat Kantor Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana. Kampus UNUD Bukit Jimbaran,Badung.
10 Nomor Telepon/Faks (0361)-703320/(0361)-70338411 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 23 orang, S-2= 5 orang; S-3= orang12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Metodologi Penelitian 1 dan 2 (S-2)
2. Seminar Tesis (S-2)3. Arsitektur Bali 2 (S-1)4. Perancangan Arsitektur 1 (S-1)5. Studio Estetika Bentuk (S-1)6. Struktur dan Konstruksi 3 (S-1)
B. Riwayat PendidikanS-1 S-2 S-3
Nama PerguruanTinggi
Universitas Udayana,Denpasar
Universitas GadjahMada, Yogyakarta
Kyoto InstituteTechnology,Japan
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur ArsitekturTahun Masuk-Lulus 1992-1997 1999-2001 2006-2009
JudulSkripsi/Thesis/Disertasi
Kantor BupatiKepala DaerahTingkat I Badung diMengwi
Pengrajeg PasarDesa Adat diDenpasar
Concept ofBalinese Meru
NamaPembimbing/Promotor
Dr. Ir. I MadeAdhika, MSP danIr. I Dewa NyomanWastika
Prof. Ir.Sudaryono, M.Eng,Ph.D dan Ir. DjokoWijono, M.Arch,Ph.D
Prof. SusumuHyuga
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian PendanaanSumber* Jml.(Juta Rp.)
1 2009 Morfologi dan KonsepsiArsitektur Padmasana
DIPA PNBPUniversitas
50
123
dalam Kompleks Pura Umumdi Bali Selatan
Udayana
2 2011Makna Filosofis Figur-FigurNaga dalam Seni BudayaTradisional Bali
DIPA PNBPUniversitasUdayana
50
3 2012
Dwarapala dalam Budaya Bali:Sebuah Kajian tentangFilosofi, Tata Aturan, danVarian Perwujudannya
DIPA PNBPUniversitasUdayana
50
4 2013Kajian Komprehensif tentangMakna Filosofis ArsitekturCandi Jawa
DIKTI(HibahFundamental)
47
*tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun darisumber dana lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir
No. TahunJudul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan*Sumber Jml.(Juta
Rp.)1. 2012 Pengabdian Masyarakat dalam
rangka Student Jamboree :Pembersihn Pantai danPenenaman Mangrove
*tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun darisumber dana lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir
No. Judul Artikel IlmiahVolume/Nomor/
Tahun Nama Jurnal
1. Representasi Gambaran Alampada Perwujudan ArsitekturPadmasana di Bali
Volume 12 Nomor2, Agustus 2012
Jurnal Bumi Lestari(terakreditasi)
2. Makna-makna Figur Nagadalam Budaya Tradisional Bali
Thn.XXIV/No.3/ 2011.
Jurnal ForumArkeologi(terakreditasi)
3. Konsepsi Empat Wajah Serupapada Arsitektur Kuil Hindu danBuddha di Asia
Volume 8/No.1/2010.
Jurnal Natah
4. Perwujudan Bangunan CandiTunggal Pemujaan di Jawasebagai Simbolisasi KepalaDewa Brahma
Volume1/No.6/2010
Jurnal Anala
5. Makna Filosofis KeberadaanOrnamen Bedawang Nala diDasar Bangunan Meru
Vol 20./No 1/2010 Jurnal Filsafat:Wisdom
6. Pemaknaan Figur SepasangMakara, Sepasang Naga, danSepasang Gajah sebagaiOrnamen Pengapit Tangga diDepan Pintu Masuk BangunanKuil Hindu dan Buddha di Asia
Volume 8/No.2/2010.
Jurnal Natah
7. Perbedaan Makna FilosofisOrnamen Bedawang Nala diDasar Meru dengan OrnamenBedawang Nala di DasarPadmasana
Thn.XXV/No.2/2009.
Jurnal ForumArkeologi(terakreditasi)
8. Latar Belakang FilisofisKeberadaan Ornamen KarangHasti pada Bagian DasarBangunan Suci Hindu Bali
Volume24/No.2/2009.
Jurnal Mudra(terakreditasi)
9. Pemaknaan Rong padaBangunan Suci Tradisional Bali
Volume 7/No.2/2009.
Jurnal Teknik
10. Ketinggian Bebaturan BangunanRumah Tradisional Bali sebagaiSalah Satu Penanda TingkatKesakral dan Profanannya
Volume 8/No.1/2009.
Jurnal Ilmiah:Desain &Konstruksi
11. Pemaknaan Ornamen Murdhapada Arsitektur Tradisional Bali
Volume10/No.1/2009.
Info-Teknik
12. Makna-makna Figur Nagadalam Seni Arsitektur BangunanSuci Tradisional Bali
Vol.6/No. 1/2009. Dewa Ruci: JurnalPengkajian &Penciptaan Seni
13. Konsepsi yang MelandasiBagian Dasar Bangunan Meru diBali
Th. XXX/No. 3/2008.
Jurnal MediaTeknik(terakreditasi)
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama PertemuanIlmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat
1. International Joint Seminar“Architecture and BuildHeritage”
Panca MahabhutaConcept in TraditionalBalinese Architecture
2013 diDenpasar.
2. Seminar Nasional RisetArsitektur & Perencanaan#2
Konsep Kosmogoni danKosmologi Klasik dalamTata Ruang Rumah BaliMasa Kini di Denpasar
2012 diYogyakarta.
124
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir (bab dalam buku)
No Judul Buku Tahun Jumlah PenerbitHalaman
1 Mutiara Warisan Budaya: Sebuah Bunga 2011 15 PelawaRampai Arkeologi, judul bab: "Tafsiran Sari,Kesetaraan Makna Ornamen Karang DenpasarBhoma pada Bangunan Suci TradisionalBalidengan Ornamen Kala pada ArsitekturCandi"
2 Rekam Jejak Arsitektur, judul bab: 2012 15 PT. Cipta"Penerapan Konsepsi Oposisi Biner pada Paduraksa,Perwujudan Arsitektur Kuil Hindu dan DenpasarBuddha di Asia"
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir: tidak ada
I. Pen gala man Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnyadalam 5 Tahun Terakhir: tidak ada
J. Penghargaan yang Pernag Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (daripemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya): tidak ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari temyatadijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan pelaporan penelitian Fundamental 2013.
Bukit Jimbaran, 18 Desember 2013Peneliti,
(I Nym. W. Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D)NIP. 19740911 200012 1 001
126
A. Identitas Diri Anggota 11 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg.2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19611210 198702 1 0015 NIDN 00101261106 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 10 Desember 19617 E-mail [email protected] Nomor Telepon/Faks/HP 0821460419619 Alamat Kantor Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana. Kampus UNUD BukitJimbaran, Badung.
10 Nomor Telepon/Faks (0361)-703320/(0361)-70338411 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 62 orang, S-2= 4 orang; S-3= - orang12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Metodologi Penelitian 2 (S-2)
Tim Perencanaan GedungWantilan dan Gedung SerbaGuna Desa Pekraman YehSumbu, Kecamatan Mendoyo,Kabupaten Jembrana / Anggota
Mandiri &Masyarakat 4
4 2011
Tim Perencanaan GedungWantilan dan Gedung SerbaGuna Desa Pekraman YehSumbu, Kecamatan Mendoyo,
Mandiri &Masyarakat 4
Kabupaten Jembrana / AnggotaPengabdian pada Masyarakatsebagai Tim Bantuan Teknis
5 2010Pembangunan Pura Penataran Mandiri & 4Desa Adat Legian, Kelurahan MasyarakatLegian, Kecamatan Kuta /Anggota
*tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun darisumber dana lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir: tidak ada
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir:tidak ada
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir: tidak ada
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir: tidak ada
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan PublikiRekayasa Sosial Lainnyadalam 5 Tahun Terakhir: tidak ada
J. Penghargaan yang Pernag Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (daripemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya): tidak ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari temyatadijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satupersyaratan pelaporan penelitian Fundamental 2013.
(Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg.)NIP. 196112101987021001
129
A. Identitas Diri Anggota 21 Nama Lengkap (dengan gelar) I Gusti Agung Bagus Suryada, S.T., M.T.2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19661030 199802 10015 NIDN 00301066066 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 30 Oktober 19667 E-mail [email protected] Nomor Telepon/Faks/HP 081236539769 Alamat Kantor Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana. Kampus UNUD Bukit Jimbaran,Badung.
10 Nomor Telepon/Faks (0361)-703320/(0361)-70338411 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 32 orang, S-2= - orang; S-3= - orang12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Estetika Bentuk (S1)
2. Rencana Anggaran Biaya (S1)3. Struktur dan Konstruksi 1 (S1)4. Arsitektur Bali 2 (S1)5. Menggambar Teknik (S1)6. Kerja Praktek (S1)
B. Riwayat PendidikanS-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana UniversitasUdayana
-
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur -Tahun Masuk-Lulus 1985-1993 2008-2011 -
*tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun darisumber dana lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1. Serpihan Teori Arsitektur IndiaPurba
Vol.XI. No. 2,2009
Jurnal DinamikaKebudayaan
2. Varian-varian Ornamen di Volume 3 No.1 Jurnal Sulapa
Bagian Atas Lubang Pintu Juli 2011Masuk Bangunan GerbangBerlanggam Bali
3. Konsepsi Tri Mandala dan Volume 4 No.1 Jurnal SulapaSanga Mandala dalam TatananArsitektur Tradisional Bali
Agustus 2012
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir:tidak ada
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir: tidak ada
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir: tidak ada
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan PublikiRekayasa Sosial Lainnyadalam 5 Tahun Terakhir: tidak ada
J. Penghargaan yang Pernag Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (daripemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya): tidak ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan pelaporan penelitian Fundamental 2013.
Bukit Jimbaran, 18 Desember 2013Peneliti,
METERAITEMPELl'Aj,tK,\JF"If[iAN(;[J,\'IIANO$,1
TGL 20
,
(I Gusti Agung Bagus Suryada, ST, MT)NIP. 19661030 199802 1001
132
Mahasiswa yang Terlibat (sebagai tenaga surveyor)
Selain dari pada itu, dalam pengumpulan data lapangan, tim peneliti jugaakan dibantu oleh dua orang mahasiswa dari jurusan arsiektur dan arkeologi. Halini di samping bertujuan untuk mempermudah proses pengumpulan data, jugamemberikan kesempatan mahasiswa yang bersangkutan untuk ikut dalam kegiatanpenelitian keilmuan yang sesungguhnya. Data kedua mahasiswa surveyor tersebuttertera pada bagian di berikut ini.
Mahasiswa I : I Gede Hariwangsa WijayaTempat/tgl.lahir : Tabanan, 3 April 1991StatusKemahasiswaan
: Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Program Non-Reguler,Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Alamat : Jln. Buana Raya, Gang Buana Merta IV no.11A,Denpasar
Jenis Kelamin : Laki-lakiPendidikan : SD No.11 Padangsambian
: SMP PGRI 1 Denpasar: SMA PGRI 2 Denpasar
Kegiatan lain : Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Arsitektur,Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Mahasiswa II : I Ketut Bagus Arjana Wira PutraTempat/tgl.lahir : Klungkung, 5 September 1990StatusKemahasiswaan
: Mahasiswa Jurusan Arkeologi, Fakultas Sastra,Universitas Udayana
: SMP Negeri 1 Banjarangkan, Klungkung: SMA Dwijendra Denpasar
Kegiatan lain : Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Arkeologi,Fakultas Sastra, Universitas UdayanaKetua Himpunan Mahasiswa Jurusan Arkeologi,Fakultas Sastra, Universitas Udayana, periode 2010-2011.
133
Lampiran 4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini, tim peneliti juga membutuhkanbeberapa sarana penelitian sebagai berikut.
4.1 LaboratoriumRuang kerja untuk tim peneliti berkapasitas 4 orang telah ada termasuk meja, kursi,filling cabinet, dua unit laptop, dan satu unit computer desktop.
4.2 Peralatan UtamaDaftar nama peralatan utama yang sudah tersedia untuk menunjang kegiatanpenelitian yang diusulkan.
No. Nama peralatan Status kepemilikan Kualitas kemampuannya1. Kamera digital Milik pribadi Baik2. Kamera video Milik pribadi Baik3. Alat perekam audio Milik pribadi Baik
Lampiran 5: Surat Pernyataan dari Ketua Peneliti
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK-JURUSAN ARSITEKTUR
Dengan ini menyatakan bahwa laporan penelitian saya dengan judul:
Kajian Komprehensiftentang Makna Filosofis Arsitektur Candi Jawa
yang telah dibiayai dalam skema 'Hi bah Penelitian Fundamental Tahun 2013', bersifatoriginal dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pemyataan ini, makasaya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku danmengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pemyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benamya.