8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
1/22
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nutrisi1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
2. Kebutuhan Nutrisi2.1Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit
kritis dapat menurunkan angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar
dari tunjangan nutrisi yaitu:
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
2/22
9
a. mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejasyaitu starvation dan infrastruktur.
b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anaksakit kritis hendaknya dilakukan berulang ulang untuk
menentukan kecukupan nutrisi dan untuk menentukan
tunjangan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang berulang-
ulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang
Intensif mengalami defisiensi makronutrien 48jam setelah
anak dirawat. Disamping itu disfungsi/gagal organ multipel
dapat terjadi sesudah trauma, sepsis atau gagal nafas yang
berhubungan dengan hipermetabolisme yang berlangsung lama
(Setiati,2000).
2.2Beberapa cara mengukur kebutuhan nutrisi :a. Metabolic Chart- Indirect Calorimetry Resting Energy
Expenditur (REE).
[(konsentrasi O2)(0,39) + (produksi CO2)(1,11)] x 1440.
Rumus ini kurang akurat pada pasien-pasien dengan FiO2
lebih dari 40%.
b. Persamaan Harris Benedict( untuk dewasa).Basal Energy Expenditure (BEE):
Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) (6,76 x Umur)
Wanita: 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) (4,67 xUmur)
Rata-rata BEE adalah mendekati 25 kkal/ kgbb /hari.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
3/22
10
BB=berat badan, TB=tinggi badan
Untuk menghitung BEE harus disesuaikan dengan factor-
faktor metabolik, seperti: demam, operasi, sepsis, luka bakar
dan lain-lain.
c. 25-30 kkal/kgbb ideal/hari (untuk dewasa)120-135 kkal/kgbb/hari (untuk premature)
120-140 kkal/kgbb/hari (untuk infant) (Setiati, 2000)
d. Menghitung balance nitrogen dengan menggunakan urea urine24 jam dan dalam hubungannya dengan urea darah dan
Albumin. Tiap gram nitrogen yang dihasilkan menggunakan
energy sebesar 100-150 kkal (At Tock, 2007).
Kebutuhan energi pada pasien kritis:Rule of Thumb dalam
menghitung kebutuhan kalori, yaitu 25-30 kkal/kgbb/hari.
Selain itu penetapan Resting Energy Expenditure (REE)
harus dilakukan sebelum memberikan nutrisi. REE adalah
pengukuran jumlah energy yang dikeluarkan untuk
mempertahankan kehidupan pada kondisi istirahat dan 12-
18 jam setelah makan. REE sering juga disebut Basal
Metabolic Rate (BMR), Basal Energy Requirement
(BER), atau Basal Energy Expenditure (BEE). Perkiraan
REE yang akurat dapat membantu mengurangi komplikasi
akibat kelebihan pemberian nutrisi (overviding) seperti
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
4/22
11
infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary compromise
(Wiryana, 2007).
2.3Bentuk pemberian kalori yaitu :a. Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang
penting. Setiap gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4
kalori. Asupan karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar
50%-60% dari kebutuhan kalori (Setiati, 2000)
b. Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi
enteral maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian
lemak dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu
gram lemak menghasilkan 9 kalori. Lemak memiliki fungsi
antara lain sebagai sumber energi, membantu absorbsi vitamin
yang larut dalam lemak, menyediakan asam lemak esensial,
membantu dan melindungi organ-organ internal, membantu
regulasi suhu tubuh dan melumasi jaringan-jaringan tubuh
(Setiati, 2000).
c. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah
0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan
kalori. Namun selama sakit kritis kebutuhan protein meningkat
menjadi 1,2-1,5 gr/kgbb/hari. Pada beberapa penyakit tertentu,
asupan protein harus dikontrol, misalnya kegagalan hati akut
dan pasien uremia, asupan protein dibatasi sebesar 0,5
gr/kgbb/hari(Wiryana,2007). Setiati, 2000 juga berpendapat,
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
5/22
12
kebutuhan protein untuk BBLR 2,0-2,5g/kgbb/hari, bayi 2,5-
3,0g/kgbb/hari, anak 1,5-2,5g/kgbb/hari.
Kebutuhan micro nutrient juga harus dipertimbangkan, biasanya
diberikan natrium, kalium 1 mmol/kgbb, dapat ditingkatkan jika
terdapat kehilangan yang berlebihan. Elektrolit lain seperti
magnesium, besi, tembaga, seng dan selenium, juga dibutuhkan dalam
jumlah yang lebih sedikit. Pasien dengan suplementasi nutrisi yang
lama membutuhkan pengecekan kadar elektrolit-elektrolit ini secara
periodik. Elektrolit yang sering terlupakan adalah fosfat, kelemahan
otot yang berhubungan dengan penggunaan ventilator yang lama dan
kegagalan lepas dari ventilator, dapat disebabkan oleh hipofosfatemia
(Wiryana,2007).
Pasien kritis membutuhkan vitamin-vitamin A, E, K, B1 (tiamin), B3
(niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, asam pantotenat dan asam folat
yang lebih banyak dibandingkan kebutuhan normal sehari-harinya
(Wiryana,2007).
3. Nutrisi EnteralNutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula
nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube),
nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun
dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana
(2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
6/22
13
nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara
pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan
kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara
dini akan membantu memelihara epitel pencernaan, mencegah
translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster, kolonisasi
kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien
di Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya
multifaktorial, termasuk therapy antibiotic, infeksi clostridium
difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis.
Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas
elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
4. Nutrisi Prenteral Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernakan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila
usus tidak dipakai karena suatu hal misalnya: malformasi kongenital
intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat.
Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi
tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan ( Setiati, 2000).
Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak
dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
7/22
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
8/22
15
5. Status Nutrisi PasienStatus nutrisi adalah fenomena multidimensional yang
memerlukan beberapa metode dalam penilaian, termasuk indikator-
indikator yang berhubungan dengan nutrisi, asupan nutrisi dan
pemakaian energy, seperti Body Mass Index (BMI), serum albumin,
prealbumin, hemoglobin, magnesium dan fosfor (Wiryana, 2007).
5.1Penilaian status nutrisia. Klinis: Metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti: kulit,
rambut, dan mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
b. Biofisik: Penentuan status gizi dengan melihat kemampuanfungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.
c. Biokimiawi: Pemeriksaan specimen yang diuji secaralaboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine,
tinja dll.
d. Antropometri:Pengertian Antropometri: berasal dari kata anthropos dan
metros. Anthropos artinya tubuh dan methros artinya ukuran.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
9/22
16
Dari definisi di atas dapat ditarik pengertian bahwa
anthropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran
tubuh antara lain: berat badan tinggi badan, lingkar lengan atas
dan tebal lemak dibawah kulit.
5.2AntropometriAntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia, antara lain umur, berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul,
dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan
parameter sebagai berikut:
a. UmurFaktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status
gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat.
Menurut Puslitbang gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Mounth)
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
10/22
17
Contoh: Tahun usia penuh (Completed Year)
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan, dihitung 6 bulan
Contoh: Bulan usia penuh (Completed Mounth)
Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3bulan 27 hari, dihitung 3 bulan
b. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat
badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500 gram atau
dibawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung
meningkat dan protein otot menurun. Pada orang edema dan
asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor
dapar menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi
pada orang kekurangan gizi.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
11/22
18
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain :
1)Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalamwaktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan
dan kesehatan.
2)Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalaudilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik
tentang pertumbuhan.
3)Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secaraumum dan luas di Indonesia sehingga sehingga tidak
merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara
meluas.
4)Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi ketrampilanpengukur.
5)Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak
menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.
c. Tinggi BadanTinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran
kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan
terhadap tinggi badan, faktor umur dapat dikesampingkan.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
12/22
19
Pengukuran tinggi badan untuk bayi dan anak yang belum bisa
berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi.
Cara mengukur:
1) Alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar2) Bayi ditidurkan lurus didalam alat pengukur, kepala
diletakkan hati-hati sampai menyinggung bagian atas alat
pengukur
3) Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser sehinggatepat menyinggung telapak kaki bayi, dan skala pada sisi alat
pengukur dapat dibaca.
d.Lingkar Lengan AtasLingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi karena mudah dilakukan
dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga
yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan
tunggal untuk indeks status gizi.
1. Baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belummendapat pengujian yang memadahi untuk digunakan di
Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang
umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi KEP
yang cukup berarti antar penggunaan LLA disatu pihak dengan
berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
13/22
20
badan maupun indeks-indeks lain dipihak lain, sekalipun
terdapat korelasi statistik yang berarti antara indeks-indeks
tersebut dengan LLA
2. Kesalahan pengukuran pada LLA (pada berbagai tingkatketrampilan pengukur) relative lebih besa dibandingkan
dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi
kurang, lebih sempit pada LLAdari pada tinggi badan. Ini
berarti kesalahan yang sama besar jauh lebih berarti pada LLA
dibandingkan dengan tinggi badan.
3. Lingkar lengan atas sensitive untuk suatu golongan tertentu(prasekolah), tetapi kurang sensitive pada golongan lain
terutamaorang dewasa.
Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang
terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.
Cara mengukur:
a)Yang diukur ialah pertengahan lengan atas sebelah kiri.Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas lengan
dan kemudian dibagi dua.
b)Lengan dalam keadaan bergantung bebas tidak tertutupkain/pakaian
c)Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampaicukup terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan
terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
14/22
21
e. Lingkar KepalaLingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan
pathologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.
Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus)
dan kepala kecil (Mikrosepalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama
tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga
ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat
bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.
Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala
dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam
pengukuran umur.
Alat dan tehnik pengukuran:
Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiberglass)
dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah.
Pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal. Caranya
dengan melingkarkan pita pada kepala.
Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai Standard of
Reference. Tulang tengkorak atau lingkar kepala sedikit banyak
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
15/22
22
dipengaruhi oleh suku bangsa dan genetic. Juga dipengaruhi oleh
kebudayaan seperti orang Amerika Utara, dimana kepala anak agak
besar karena menderita penyakit tulang.
f. Lingkar DadaBisanya dilakukan pada anak berumur 2 sampai 3 tahun, karena
rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.
Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan
pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun,
rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan,
atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat
digunakan sebagai indicator dalam menentukan KEP pada anak
balita.
Alat dan tehnik pengukuran
Alat yang digunakan adalah pita kecil, tidak mudah patah biasanya
terbuat dari serat kaca (fiberglass). Pengukuran dilakukan pada
garis putting susu. Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai
akurasi pengukuran (pembacaan), karena pernapasan anak yang
tidak teratur. Pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
16/22
23
5.3Indeks AntropometriPenggolongan Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri
(Sumber Puslitbang Gizi, 1980. Pedoman Ringkas Cara
Pengukuran Antropometri dan Penentuan Gizi, Bogor)
Tabel 2.1. Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan
indeks
Status Gizi BB/ U TB/ U BB/ TB LLA/ U LLA/ TB
Gizi Baik >80% >85% >90% >85% >85%
Gizi Kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi Buruk 60% 70% 80% 70% 75%
Tabel 2.2. Klasifikasi KEP: Antropometri
BB/ U BB/ TB
Ringan 70-80% 80-90%
Sedang 60-70% 70-80%
Berat
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
17/22
24
Selama ini disebut GIZI BAIK
>2,0SD Berat Badan Lebih (BBL= overweigh)
Selama ini disebut GIZI LEBIH
TB/U
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
18/22
25
B. Pengetahuan Perawat1. Pengertian Pengetahuan
Secara konseptual pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia terutama
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa-raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, S. 1997).
2. Tingkat PengetahuanTingkat pengetahuan seseorang banyak dipengaruhi oleh beberapa hal
misalnya usia, pendidikan yang diperolehnya dan pengalaman dari
seseorang. Seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
lebih mudah dalam mengetahui, mengerti dan memahami.
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang cukup dalam
domain kognitif pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
kesehatan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah
mengingat kembali (reccal) terhadap suatu obyek yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
19/22
26
diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkatan pengetahuan
paling rendah.
Contoh: Perawat dikatakan tahu tentang tindakan pemberian nutrisi
enteral bila mampu menyebutkan, mengestimasi, memberikan
nutrisi sesuai dengan prosedur yang benar
b. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.Seseorang dikatakan telah paham
terhadap obyek atau materi apabila dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
c. Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Apabila disini
dapat diartikan penggunaan hokum, rumus, metode prinsip dan
sebagainya dalam kontek atau situasi lain. Misalnya: perawat
mampu melakukan prinsip tindakan pemberian nutrisi enteral .
d. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek dalam komponen-komponen, tetapi masalah di dalam suatu
struktur organisasi masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
20/22
27
e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi-formulasi yang
ada.
f. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu
berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, S. 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah
sebagai berikut: pendidikan, meskipun tidak mutlak namun semakin tinggi
pendidikan seseorang makin tinggi pula tingkat pengetahuannya; sosial
ekonomi, seseorang yang mempunyai tingkat social ekonomi baik,
kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan yang baik pula. Lingkungan,
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan;
budaya, berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 1997).
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
21/22
28
C. Kerangka TeoriNutrisi
1.Cara mengukur/menghitungkebutuhan nutrisi
2.Nutrisi enteral dan parenteral3.Kebutuhan nutrisi pasien kritis
Karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan trase
elemen
Pengetahuan perawat
1.pendidikan2.sosial ekonomi3. lingkungan4.budaya
(Notoatmojo, 2002)
Penilaian status nutrisi:
1. Antropometriberat badan, panjang
badan, ditentukan berat
badan menurut umur,
panjang badan menurut
umur, dan berat badan
menurut panjang badan.
2. Klinis: kulit, rambut,mukosa mulut
3. Biofisik: tes adaptasigelap
4. Biokimiaa. Zat besi
b.Serum proteinc. Mineral(Supariasa, 2001)
8/3/2019 Jtptunimus Gdl Srisulastr 5283 2 Bab2
22/22
29
D. Kerangka KonsepIndependen Dependen
Variabel Perancu
E. Hipotesis PenelitianHipotesis penelitian dalam proposal penelitian ini adalah ada hubungan
antara pengetahuan perawat dengan status nutrisi yang dinilai secara
antropometri pada bayi yang dirawat di NICU dan BBRT Rumah Sakit Dr
Kariadi Semarang.
Perawat:
1. umur2. tingkat
pendidikan
3. masa kerja4. tingkat
pengetahuan
Pasien :
1. usia2. nutrisi enteral
dan parenteral
Antropometri :
1.Berat badan menurut umur2.Panjang badan menurut umur3.Berat badan menurut panjang
badan
1. Pasian dengan gangguan nutrisi sebelumnya2. Pasien dengan komplikasai berat (Sepsis)3. Penyakit lain yang menyertai