Top Banner
42

jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Feb 24, 2018

Download

Documents

trinhquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika
Page 2: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi

ISSN 0216-1036 (print)ISSN 2339-1499 (online)

Tujuan dan Ruang LingkupJurnal Rekayasa Sistem Industri bertujuan untuk menyediakan forum komunikasi dan publikasihasil-hasil penelitian di bidang ilmu Teknik Industri mencakup bidang-bidang seperti ergonomi,keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika industri, pengendaliankualitas, manajemen perusahaan industri, penelitian operasional, teknologi informasi, perancang-an produk dan topik-topik terkait lainnya. Unsur pemersatu topik-topik yang luas tersebut adalahadanya proses analisis dan sintesis di dalam perancangan, perbaikan serta penerapan sistem inte-gral yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan, energi dan informasi yang tercantum di dalamdefinisi Teknik Industri menurut Institute of Industrial Engineers (IIE).

Jurnal ini juga mempublikasikan hasil-hasil yang menarik yang berasal dari penerapan ilmu TeknikIndustri di dunia praktis sehingga dapat dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu atau pengem-bangan organisasi perusahaan industri. Pada dasarnya, jurnal ini bertujuan untuk menyediakansarana publikasi bagi para peneliti, tenaga pendidik dan praktisi yang memiliki minat di bidangTeknik Industri. Penulis yang akan mengirimkan artikelnya dapat mengunduh panduan penulisandi laman jurnal: http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi.

Dewan RedaksiPenanggung Jawab: Catharina B. NawangpalupiKetua Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Penyunting

Carles Sitompul (Ketua) Universitas Katolik Parahyangan, BandungYogi Yusuf Wibisono Universitas Katolik Parahyangan, BandungKristiana Asih Damayanti Universitas Katolik Parahyangan, BandungMarihot Nainggolan Universitas Katolik Parahyangan, BandungHanky Fransiscus Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Mitra Bestari

Isti Surjandari Prajitno Universitas Indonesia, JakartaPaulus Sukapto Universitas Katolik Parahyangan, BandungJ. Dharma Lesmono Universitas Katolik Parahyangan, BandungBagus Arthaya Universitas Katolik Parahyangan, BandungKinley Aritonang Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Page 3: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi

ISSN 0216-1036 (print)ISSN 2339-1499 (online)

Daftar Isi

halPerancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di UniversitasKatolik Parahyangan

1-11

Johanna Renny Octavia, Dinda Utami Ishlah

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano dan Lean Six Sigmauntuk Meningkatkan Kualitas Layanan Online Shop

12-21

Livia Devina, Kinley Aritonang

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis AlgoritmaParticle Swarm Optimization (PSO)

22-31

Dwi Ana Ratna Wati, Yuli Agusti Rochman

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam Pemili-han Supplier Bahan Baku Kertas pada PT Mangle Panglipur

32-39

Alfian, Ignatius A. Sandy, Hanif Fathurahman

Page 4: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis diUniversitas Katolik Parahyangan

Johanna Renny Octavia Hariandja1∗, Dinda Utami Ishlah2

1,2Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141

email:[email protected];[email protected]

Abstrak

Seiring pesatnya perkembangan teknologi elektronik, jumlah pemakaian laptop di kalang-an mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) semakin meningkat. Laptop dapatmeng-akomodasi kebutuhan mahasiswa akan komputer dengan mobilitas yang tinggi sehinggamereka dapat mengerjakan tugas, laporan atau pekerjaan lainnya di area kampus di sela-selaperkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi serta merancang fasilitas pendukungberupa kursi dan meja untuk menggunakan laptop di UNPAR ditinjau dari aspek ergonomis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perancangan berpusatkan pada pengguna(user-centered design) yang terwujud melalui langkah-langkah Ergonomic Design Process. Selainergonomis, diharapkan kursi dan meja laptop yang dihasilkan juga memiliki fitur yang sesuaidengan kebutuhan mahasiswa sebagai pengguna laptop. Evaluasi fasilitas yang tersedia saat inidilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner mengenai kebutuhan fi-tur yang melibatkan 20 responden mahasiswa. Hasil pengumpulan informasi dari kedua kuesionertersebut menunjukkan bahwa fasilitas saat ini mengakibatkan tingkat cidera otot yang cukup tinggidan belum memenuhi kebutuhan akan fitur yang diinginkan mahasiswa. Selanjutnya dihasilkanbeberapa alternatif konsep kursi dan meja laptop yang kemudian ditentukan konsep terpilihmelalui metode focus group dengan 9 responden mahasiswa. Setelah diperoleh konsep terpilih,rancangan kursi dan meja laptop dilanjutkan dengan membuat prototipe yang memperhatikandata antropometri mahasiswa UNPAR dan daftar fitur yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.Evaluasi terhadap prototipe kursi dan meja laptop yang dihasilkan menunjukkan bahwa rancangankursi dan meja sudah memenuhi 100% dari daftar kebutuhan fitur. Selain itu dari aspek ergonomi,rancangan kursi sudah memenuhi 72% dari daftar kebutuhan ergonomi dan rancangan meja sudahmemenuhi 86.6%.

Kata Kunci: ergonomis, kursi, laptop, mahasiswa, meja

1 Pendahuluan

Penggunaan laptop di kalangan mahasiswa se-bagai salah satu sarana perkuliahan dengan mo-bilitas tinggi ditinjausemakin meningkat. Peng-gunaan laptop di area kampus dapat mem-bantu mahasiswa dalam mengoptimasi waktupengerjaan tugas dan/atau laporan di sela-selaperkuliahan. Peningkatan penggunaan laptopdi area kampus ini juga terjadi di berbagai sudutkampus Universitas Katolik Parahyangan (UN-PAR) termasuk Lantai 2 dan Lantai 3 Gedung

∗Korespondensi Penulis

10. Namun fasilitas pendukung berupa kursidan meja untuk penggunaan laptop di sekitararea perkuliahan tersebut masih dirasakan ku-rang ergonomis dan kurang memenuhi kebu-tuhan mahasiswa sebagai penggunanya. Halini terlihat dengan adanya berbagai keluhanmahasiswa pengguna laptop baik yang telahmenggunakan kursi dan meja laptop yang terse-dia maupun yang belum. Tujuan penelitianini adalah untuk mengevaluasi fasilitas peng-gunaan laptop yang tersedia saat ini ditinjaudari aspek ergonomi dan menghasilkan rancan-gan kursi dan meja laptop yang ergonomis dan

1

Page 5: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

memenuhi daftar kebutuhan fitur yang teriden-tifikasi.

2 Metode Penelitian

Perancangan yang berpusatkan pada pengguna(user-centered design) adalah konsep yang men-dasari perancangan kursi dan meja penggu-naan laptop yang ergonomis dalam penelitianini. Konsep ini diwujudkan melalui langkah-langkahErgonomic Design Processyang terdiridari 10 langkah pengerjaan sebagai berikut(Daams, 2011):

1. Pendefinisian masalah2. Pengumpulan informasi3. Penganalisaan informasi4. Pendefinisian ulang masalah5. Pembuatan daftar kebutuhan ergonomi6. Pembangunan ide produk7. Pembuatan konsep rancangan8. Pemilihan konsep rancangan9. Perincian konsep rancangan terpilih

10. Pengujian produk jadi

Namun dalam penelitian ini, kesepuluhlangkah pengerjaan tersebut dikelompokkanmenjadi 4 tahap utama yaitu:

1. Pendefinisian masalah2. Pembuatan daftar kebutuhan3. Pembuatan dan pemilihan konsep rancang-

an4. Perincian konsep terpilih

Tahap yang pertama, pendefinisian masalah,dilakukan melalui 4 langkah awal ErgonomicDesign Process yaitu pendefinisian masalah,pengumpulan informasi melalui kuesioner pen-dahuluan, penganalisaan informasi dan pen-definisian ulang masalah. Tahap yang ke-dua, pembuatan daftar kebutuhan, merupakanlangkah ke-5 dari Ergonomic Design Process yangmengidentifikasi kebutuhan ergonomi dan ke-butuhan fitur yang diinginkan mahasiswa seba-gai pengguna laptop melalui proses penyebarankuesioner. Tahap ketiga, pembuatan dan pemil-ihan konsep rancangan,merupakan langkah ke-6 hingga ke-8 dari Ergonomic Design Processyaitu pembangunan ide produk, pembuatan al-ternatif konsep rancangan dan pemilihan kon-sep rancangan melalui focus group. Tahapyang terakhir, perincian konsep rancangan ter-pilih,merupakan langkah ke-9 dari ErgonomicDesign Process dimana dilakukan pengumpulandata antropometri yang relevan dengan kon-sep rancangan terpilih dan pembuatan prototipeberupa gambar 3 dimensi dengan menggunakan

ukuran yang telah ditentukan berdasarkan dataantropometri.

Dalam penelitian ini, tidak dilakukan prosespengujian produk jadi. Namun demikian, di-lakukan evaluasi terhadapprototipe yang dibuatberdasarkan konsep rancangan terpilih denganmenghitung nilai risiko yang dihasilkan dariskenario penggunaan kursi dan meja laptophasil rancangan dengan posisi duduk ideal sertavalidasi terhadap pemenuhan daftar kebutuhanyang dihasilkan.

3 Hasil dan Pembahasan

3.1 Pendefinisian Masalah

Di langkah pertama Ergonomic Design Processdilakukan pengamatan langsung kepada fasili-tas penggunaan laptop di Lantai 2 dan Lantai3 Gedung 10 UNPAR yang dapat dilihat padaGambar 1.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, da-pat disimpulkan bahwa memang terdapat ke-butuhan akan fasilitas pendukung penggunaanlaptop yang ergonomis dan fasilitas yang terse-dia saat ini belum memadai. Di langkah ke-2Ergonomic Design Process dilakukan pengumpu-lan informasi yang terkait dengan kelompokpengguna, produk saat ini, lingkungan, dan in-teraksi. Informasi mengenai kelompok peng-guna dikumpulkan melalui kuesioner pendahu-luan terhadap 25 pengguna laptop di Lantai2 dan Lantai 3 Gedung 10. Dari kuesionerpendahuluan diketahui bahwa frekuensi maha-siswa menggunakan laptop di kampus cukuptinggi (berkisar 3-5 kali dalam seminggu), je-nis kepentingan mahasiswa menggunakan lap-top di area kampus adalah untuk mengerjakantugas baik pribadi maupun kelompok, dan ter-dapat keluhan cidera otot di bagian tengkuk,pundak kanan, pundak kiri serta pergelangantangan kanan. Selain itu diketahui bahwa ma-hasiswa lebih suka menggunakan laptop di areayang dekat dengan kelas perkuliahan sebab da-pat menghemat waktu perpindahan.

Informasi mengenai produk saat inidikumpulkan dengan menggali informasimengenai kursi dan meja laptop yang er-gonomis dari internet yang kemudian akandibandingkan dengan fasilitas kursi dan mejalaptop yang terdapat saat ini di Gedung 10. DariGambar 2 dapat disimpulkan bahwa fasilitasyang tersedia saat ini belum memenuhi karak-teristik kursi dan meja laptop yang ergonomisyang beredar di pasaran. Informasi mengenailingkungan penggunaan fasilitas kursi dan

2

Page 6: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

(a)

(b)

(c)

Gambar 1: Penggunaan laptop di Gedung 10UNPAR : (a) Pengguna laptop di Lantai 3 yangmenggunakan kursi dan meja laptop, (b) Peng-guna laptop di Lantai 2 yang menggunakanbangku selasar sebagai meja laptop, dan (c)Pengguna laptop di Lantai 2 yang memangkulaptop

(a)

(b)

Gambar 2: Perbandinganfasilitaskursi dan mejalaptop: (a) Yang tersedia di pasaran, (b) Yangtersedia saat ini di UNPAR

meja laptop dikumpulkan melalui pendoku-mentasian foto-foto lingkungan di Lantai 2 danLantai 3 Gedung 10 UNPAR.

Interaksi yang terjadi antara pengguna danfasilitas adalah cara duduk (posisi duduk)pengguna. Jika melihat bentuk interaksi inidari aspek ergonomi, maka informasi yangdikumpulkan adalah nilai risiko yang dihi-tung dengan metode REBA (melalui bantuanperangkat lunak) dari posisi duduk denganmenggunakan fasilitas saat ini. MetodeRapidEntire Body Assesment (REBA) adalah sebuahmetode yang dikembangkan dalam bidang er-gonomi dan dapat digunakan secara cepat un-tuk menilai posisi kerja atau postur leher, pung-gung, lengan pergelangan tangan dan kaki seo-rang operator (McAtemney & Corlett, 1993).

Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai risikopada posisi duduk pertama menghasilkan ni-lai risiko yang relatif lebih kecil dibandingkanpada posisi duduk kedua dan ketiga. Hal inidisebabkan posisi duduk pertama yang relatiflebih baik dari kedua posisi duduk lainnya yangtidak menggunakan kursi dan meja. Posisiduduk kedua relatif lebih baik dari pada posisiduduk ketiga. Hal ini disebabkan oleh pada po-

3

Page 7: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

sisi duduk ketiga, kontrol pada tangan diang-gap buruk sebab tangan menahan posisi laptopketika mengetik. Pada posisi duduk kedua kon-trol pada tangan lebih baik sebab tangan tidakperlu menahan laptop pada saat mengetik.

Dari hasil penganalisaan data tersebut makapenelitian ini selanjutnya akan meneliti lebihlanjut mengenai keluhan yang dialami maha-siswa akibat penggunaan laptop pada fasili-tas saat ini, kondisi fasilitas saat ini dilihatdari aspek ergonomi, informasi mengenai kursidan meja laptop yang ergonomis dan dapatmengakomodasi kebutuhan mahasiswa sebagaipengguna laptop di area kampus.

3.2 Pembuatan Daftar Kebutuhan

Daftar kebutuhan yang dikumpulkan meliputikebutuhan ergonomi dan kebutuhan fitur. Daf-tar kebutuhan ergonomi dibuat berdasarkanhasil kuesioner Nordic Body Map dan studi lite-ratur sedangkan daftar kebutuhan fitur dibuatberdasarkan hasil kuesioner yang berfokus un-tuk mengidentifikasi kebutuhan fitur. NordicBody Map merupakan salah satu bentuk kue-sioner checklist ergonomi yang merupakanmetode pengukuran subyektif untuk mengukurrasa sakit otot pengguna. Kuesioner Nordic BodyMap bertujuan untuk mengetahui bagian tubuhdari pengguna yang terasa sakit sebelum dansesudah melakukan penggunaan suatu fasilitas(Wilson & Corlett, 1995).

Penyebaran kedua buah kuesioner ini di-lakukan kepada 20 responden yang terdiri dari10 mahasiswa Jurusan Teknik Industri dan 10mahasiswa Jurusan Teknik Informatika. DariTabel 2 diketahui bahwa untuk posisi duduk ke-dua dan ketiga, keluhan terbesar terletak padaarea lutut hingga pantat yang disebabkan peng-guna duduk di lantai tanpa alas duduk apapun.Keluhan rasa pegal pada area lutut kiri dankanan disebabkan oleh posisi duduk bersilayang mengharuskan pengguna menekukkankakinya. Keluhan rasa pegal pada area paha kiridan paha kanan disebabkan oleh rasa kesemu-tan akibat tersendatnya aliran darah di area kakiakibat posisi kaki yang tertekuk. Keluhan rasapegal pada pantat bawah disebabkan penggunaduduk langsung di lantai tanpa ada alas dudukyang empuk.

Dari Tabel 3 diketahui bahwa untuk po-sisi duduk pertama,keluhan terbesar terletakpada area punggung (mulai dari pantat hinggaleher) yang disebabkan oleh kursi dan mejayang tersedia tidak ergonomis. Ketidaker-gonomisan kursi disebabkan oleh ukuran yangtidak sesuai dengan antropometri populasi ma-

hasiswa. Keluhan pada area pantat bagianbawah, pantat bagian atas, pinggang dan pung-gung diakibatkan oleh posisi duduk penggunayang tidak bersandar pada sandaran punggungkursi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapafaktor yaitu panjang alas duduk yang sangat be-sar, ketinggian alas duduk yang besar, atau san-daran punggung yang tidak nyaman untuk po-sisi duduk pengguna laptop. Keluhan rasa pegalpada area leher bawah disebabkan oleh ketidak-ergonomisan meja untuk penggunaan laptop.Hal ini disebabkan oleh ketinggian meja yangtidak sesuai dengan tinggi siku duduk populasimahasiswa.

Dari hasil pengolahan kedua buah kuesionertersebut serta studi literatur, maka dapat diru-muskan daftar kebutuhan untuk kursi penggu-naan laptop yang dapat dilihat pada Tabel 4 dandaftar kebutuhan meja penggunaan laptop yangdapat dilihat pada Tabel 5.

3.3 Pembuatan dan Pemilihan Kon-sep Rancangan

Pembuatan konsep rancangan ini dilakukandengan menggambar sketsa dari masing-masing alternatif konsep. Pembuatan konsepdipengaruhi oleh daftar kebutuhan dan pen-emuan ide-ide bentuk kursi dan meja yangdikumpulkan dari internet. Alternatif konseprancangan yang dihasilkan meliputi 3 buahalternatif konsep kursi penggunaan laptop, 2buah alternatif konsep meja laptop personal dan2 buah alternatif konsep meja laptop gabungan.Alternatif-alternatif konsep ini dapat dilihatpada Gambar 3, 4 dan 5.

Proses pemilihan konsep dilakukan melaluifocus group yang melibatkan 9 mahasiswa. Kon-sep terpilih dari alternatif konsep kursi peng-gunaan laptop merupakan gabungan dari al-ternatif konsep pertama dan ketiga. Jenis san-daran punggung yang terpilih adalah sandaranpunggung dari alternatif pertama namun terda-pat beberapa perubahan yaitu sistem pengatur-an ketinggian sandaran punggung tidak di-gunakan, diberi penambahan busa pada san-daran punggung, dan diberi fleksibilitas padaengsel penahan sandaran agar sudut pada san-daran punggung dapat sesuai dengan kebu-tuhan pengguna. Jenis alas duduk yang ter-pilih adalah alas duduk dari alternatif per-tama, namun tidak menggunakan sistem pen-gaturan ketinggian alas duduk. Jenis kaki kursiyang digunakan adalah kaki kursi pada alter-natif ketiga, namun responden memutuskan un-tuk tidak menggunakan sandaran kaki dengan

4

Page 8: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

Tabel 1: Perbandingan nilai risiko untuk ketiga posisi duduk pengguna

Posisi duduk Nilai resiko (REBA) Tindak lanjut

7 (Medium risk) Membutuhkan perbaikan segera

7 (Medium risk) Membutuhkan perbaikan segera

7 (Medium risk) Membutuhkan perbaikan segera

Tabel 2: Keluhan sakit responden akibat penggunaan laptop dengan posisi duduk kedua dan ketiga

No Lokasi sakit Minggu 1 Minggu 2 Rata-rata1 Lutut kiri 40.00% 40.00% 40.00%2 Lutut kanan 40.00% 40.00% 40.00%3 Paha kiri 33.33% 33.33% 33.33%4 Pantat bawah 30.00% 30.00% 30.00%5 Paha kanan 30.00% 30.00% 30.00%

5

Page 9: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Tabel 3: Keluhan sakit responden akibat penggunaan laptop dengan posisi duduk pertama

No Lokasi sakit Minggu 1 Minggu 2 Rata-rata1 Lutut kiri 40.00% 40.00% 40.00%2 Lutut kanan 40.00% 40.00% 40.00%3 Paha kiri 33.33% 33.33% 33.33%4 Pantat bawah 30.00% 30.00% 30.00%5 Paha kanan 30.00% 30.00% 30.00%

Tabel 4: Daftar kebutuhan untuk perancangan kursi

No Daftar kebutuhan Sumber1 Tidak menggunakan konsep lesehan Kuesioner Bagian I2 Kaki dapat bersandar di lantai atau penyanggah kaki dengan

baikKuesioner Bagian I

3 Alas duduk dibuat nyaman agar tidak menyebabkan sakit ataupegal pada pantat bawah

Kuesioner Bagian I

4 Sandaran kursi dibuat nyaman agar pengguna dapat menyan-darkan punggung mereka ketika mengetik atau menggunakanlaptop

Kuesioner Bagian I

5 Menggunakan sistem pengaturan tinggi alas duduk Kuesioner Bagian II6 Kaki kursi diberi roda Kuesioner Bagian II7 Kaki kursi memiliki kelenturan secara vertikal Kuesioner Bagian II8 Kaki kursi dibuat seperti kursi pada umumnya (memiliki 4 kaki) Kuesioner Bagian II9 Menggunakan alas duduk yang diberi busa tambahan Kuesioner Bagian II10 Menggunakan sandaran kursi yang diberi busa tambahan Kuesioner Bagian II11 Kursi diberi sandaran lengan Kuesioner Bagian II12 Tidak menggunakan konsep bangku panjang Kuesioner Bagian II13 Perhatikan kemudahan pengguna untuk menggeser kursi Kuesioner Bagian II14 Sandaran kaki harus rata sehingga kaki bawah (betis) dalam po-

sisi horizontalLiteratur

15 Tinggi alas duduk harus lebih kecil sama dengan tinggi popliteal Literatur16 Sandaran punggung berada di tengah punggung (medium back

rest)Literatur

17 Sandaran punggung harus berkontur sesuai bentung tulangpunggung

Literatur

18 Terdapat sistem pengaturan tinggi sandaran kursi Literatur19 Dapat menggunakan pengaturan kemiringan alas duduk sebe-

sar 5Literatur

alasan mengganggu dan sandaran kaki cukupdiberikan pada kaki meja saja. Selain ituditambahkan juga besi penyanggah yang terda-pat pada dua kaki depan kursi sebagai penyang-gah kaki tambahan. Konsep terpilih dari alter-natif konsep meja laptop personal merupakangabungan dari alternatif pertama dan alternatifkedua. Jenis kaki meja yang terpilih adalahkaki meja pada alternatif kedua, namun ter-dapat penambahan fitur berupa sandaran kakidan penambahan rak untuk menyimpan bukudi bawah meja. Alas meja yang terpilih adalahdari alternatif pertama, dengan beberapa pe-rubahan rancangan yaitu sistem ventilasi padaalas laptop diganti dengan kipas pendinginyang menggunakan sumber listrik dari lap-

top (melalui kabel USB) dan mengganti jenismaterial alas laptop dengan bahan yang anti-selip. Penambahan beberapa fitur berupa pe-nahan laptop pada ujung alas laptop yang ter-letak pada bagian tengah sehingga dapat mena-han laptop pada ukuran apapun dan menam-bahkan kawat/kabel (panjangnya dapat diatur)yang menghubungkan antara alas mouse danmeja agar menghindari terjadinya pencurian.Konsep terpilih dari alternatif konsep meja lap-top gabungan adalah alternatif pertama. Na-mun terdapat beberapa perubahan konsep yaitukapasitas meja menjadi 5 orang, busa pena-han pergelangan tangan dihilangkan, bentukalas laptop dibuat kotak, sistem ventilasi padaalas laptop diganti dengan kipas pendingin dan

6

Page 10: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

Tabel 5: Daftar kebutuhan untuk perancangan meja

No Daftar kebutuhan Sumber1 Ketinggian meja harus sesuai dengan sudut visual pengguna

ketika menggunakan laptopKuesioner Bagian I

2 Ketinggian meja juga harus dapat mengakomodasi penggunauntuk menggunakan keyboard dengan nyaman

Kuesioner Bagian I

3 Tidak menggunakan sekat antar meja Kuesioner Bagian II4 Menggunakan konsep meja rapat yang dapat menampung

banyak orang.Kuesioner Bagian II

5 Menggunakan konsep meja personal namun diletakkan dalamsebuah koloni

Kuesioner Bagian II

6 Tidak menggunakan konsep meja laptop lesehan Kuesioner Bagian II7 Gunakan stop kontak listrik untuk setiap meja Kuesioner Bagian II8 Tidak menggunakan rak tambahan untuk menaruh tas dan buku Kuesioner Bagian II9 Menggunakan sistem pengaturan tinggi meja Kuesioner Bagian II10 Tidak membutuhkan pengaturan kemiringan pada alas laptop Kuesioner Bagian II11 Tidak menggunakan bantalan untuk penggunaan keyboard Kuesioner Bagian II12 Menyediakan tempat untuk buku yang digunakan bersamaan

dengan penggunaan laptopKuesioner Bagian II

13 Menyediakan alas untuk mouse external Kuesioner Bagian II14 Tidak menggunakan sistem pengaturan kemiringan pada alas

mouse externalKuesioner Bagian II

15 Gunakan bantalan untuk penggunaan mouse external Kuesioner Bagian II16 Gunakan penahan laptop jika meja diatur dalam posisi miring Kuesioner Bagian II17 Penggunaan penahan cukup mengganggu penggunaan laptop Kuesioner Bagian II18 Menggunakan sandaran kaki pada bagian bawah meja Kuesioner Bagian II19 Menggunakan sistem ventilasi pada alas laptop Kuesioner Bagian II20 Posisi keyboard harus membentuk lengan bawah yang horizontal Literatur21 Posisi keyboard harus membentuk pergelangan tangan dalam po-

sisi netralLiteratur

22 Tidak boleh ada laci dan kneehole dibawah meja (dibawah key-board)

Literatur

23 Ketinggian layar harus membentuk sudut 15 ke bawah dari garislurus pandangan mata

Literatur

24 Harus terdapat penopang/bantalan pergelangan tangan ketikamenggunakan keyboard

Literatur

mengganti jenis material alas laptop. Selain itu,ditambahkan suatu fitur pada konsep terpilihyaitu penahan laptop pada ujung alas laptopyang terletak pada bagian tengah alas laptop,menambahkan kawat/kabel (panjangnya dapatdiatur) yang menghubungkan antara alas mousedengan meja, dan penambahan sandaran kakipada bagian bawah meja.

3.4 Perincian Konsep Rancangan Ter-pilih

Dalam langkah ke-9 dalam Ergonomic De-sign Process ini dilakukan perincian konseprancangan terpilih melalui 2 tahap. Tahappertama berupa penentuan dimensi dari kursidan meja laptop yang berkaitan dengan dataantropometri dan penggunaan persentil. Data

antropometri yang digunakan adalah dataantropometri dari mahasiswa Jurusan TeknikIndustri. Setelah melakukan perhitungannilai persentil untuk masing-masing dataantropometri, selanjutnya dilakukan penentuandimensi kursi dan meja laptop yang dapatdilihat pada Tabel 6. Nilai dimensi tidak harusselalu sama dengan nilai perhitungan persentil,sebab untuk beberapa elemen terdapat penam-bahan kelonggaran seperti pada dimensi tinggialas duduk, lebar alas duduk, tinggi sandaranpunggung dan lainnya. Selain dimensi yangberkaitan dengan data antropometri, terdapatbeberapa elemen kursi dan meja laptop yangtidak terkait dengan data antropometri, namunditentukan berdasarkan common sense dariperancang.

Pada tahap kedua dalam langkah ke-9 ini,

7

Page 11: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Tabel 6: Penentuan ukuran kursi dan meja laptop

Elemen kursi dan meja Data antropometri yang berkaitan Persentil(cm) Ukuran (cm)Tinggi alas duduk Tinggi popliteal P50 42.2 43Panjang alas duduk Panjang Popliteal P5 42 42

KursiLebar alas duduk Lebar pinggul P95 45 49.9Tinggi sandaran punggung Tinggi bahu dalam posisi duduk P50 60 50Lebar sandaran punggung Lebar sisi bahu P95 49.9 49.9Tinggi permukaan meja Tinggi siku dalam posisi duduk P50 24 67.5Tebal paha P95 20.86Panjang meja Panjang rentang tangan ke samping P5 146.2 <146.2

Meja Lebar meja Panjang genggam tangan ke depan P5 62 <62Tinggi maksimum alas laptopTinggi siku dalam posisi duduk P95 29.2 70.7Tinggi minimum alas laptop Tinggi siku dalam posisi duduk P5 20 61.5Panjang sandaran kaki Lebar pinggul P95 45 45

Gambar 3: Alternatif konsep kursi penggunaanlaptop

Gambar 4: Alternatif konsep meja laptop per-sonal

8

Page 12: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

Gambar 5: Alternatif konsep meja laptop gabun-gan

Gambar 6: Prototipe 3 dimensi dari rancangankursi dan meja laptop

Gambar 7: Fitur meja laptop

Gambar 8: Rancangan terpilih dalam skenarioposisi duduk ideal

9

Page 13: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

dilakukan proses penyatuan hasil dari pemili-han konsep dengan rincian desain (ukuran pro-duk). Gambar 3 dimensi dari kursi penggunaanlaptop, meja laptop personal dan meja laptopgabungan dapat dilihat pada Gambar 6. Alaslaptop pada kedua jenis meja ini dapat diaturketinggiannya dan kemiringannya. Gambar7 menunjukkan fitur-fitur yang terdapat padameja laptop baik personal maupun gabungan.

Bagian A menunjukkan area untuk menaruhbarang atau buku karena terkadang maha-siswa menggunakan buku dan laptop secarabersamaan ketika mengerjakan tugas. Bagian Badalah kotak yang digunakan untuk menyim-pan charger agar adaptor dan sisa gulungan ka-bel tidak berantakan di meja. Bagian C adalahstop kontak listrik yang tersedia disetiap meja.Bagian D adalah alas laptop yang tidak meng-gunakan busa penyanggah pergelangan tangan.Bagian E adalah simpul kawat/kabel yang men-gait pada alas mouse untuk menghindari pen-curian. Pada simpul tersebut terdapat sistemyang dapat menahan kawat pada panjang yangdiatur oleh pengguna sehingga pengguna da-pat leluasa memposisikan alas mouse sesuai den-gan kebutuhan. Bagian F dan G adalah duakipas pendingin yaitu kipas pendingin utamadan kipas pendingin tambahan. Sumber listrikuntuk kipas pendingin ini adalah listrik yangdialirkan dari laptop melalui kabel USB yangditunjukkan pada bagian H. Kabel USB ini da-pat diatur kepanjangannya sesuai dengan ke-butuhan pengguna. Jika pengguna hanya in-gin menghidupkan salah satu kipas saja makapengaturan dapat dilakukan pada tombol slid-ing pada bagian I. Pembuatan prototipe yangdilakukan dalam penelitian ini adalah pembu-atan gambar 3 dimensi sehingga tidak dapat di-lakukan proses pengujian produk. Oleh karenaitu, konsep rancangan terpilih dievaluasi den-gan menghitung nilai risiko yang dihasilkanketika menggunakan rancangan dalam posisiduduk ideal serta melakukanvalidasi terhadappemenuhan daftar kebutuhan yang dihasilkandari kuesioner, studi literatur dan focus group.Untuk menghitung nilai risiko rancangan ter-pilih dari fasilitas penggunaan laptop, diasum-sikan bahwa pengguna laptop duduk dalam po-sisi ideal seperti yang terlihat pada Gambar 8.Hasil perhitungan nilai risiko dengan metodeREBA menghasilkan nilai sebesar 3 yang berartinilai risiko adalah lowrisk sehingga mungkindibutuhkan perbaikan.

Validasi terhadap pemenuhan daftar kebu-tuhan menunjukkan bahwa rancangan kursipenggunaan laptop sudah memenuhi 72% darikeseluruhan daftar kebutuhan ergonomi. Keti-

daksesuaian tersebut terdiri dari 12% kebutuhanyang didapat dari kuesioner kebutuhan fiturdan 16% kebutuhan yang didapat dari studiliteratur. Untuk rancangan meja laptop sudahmemenuhi 86.6% dari keseluruhan daftar ke-butuhan ergonomi. Ketidaksesuaian tersebutterdiri dari 10% kebutuhan yang didapat darikuesioner kebutuhan fitur dan 3.4% kebutuhanyang didapat dari studi literatur. Dari segipemenuhan kebutuhan fitur, diperoleh bahwarancangan kursi dan meja laptop sudah 100%memenuhi daftar kebutuhan fitur yang teriden-tifikasi.

4 Simpulan

Dalam penelitian ini telah dilakukan evalu-asi serta perancangan kursi dan meja peng-gunaan laptopdi UNPAR ditinjau dari aspekergonomis.Hasil evaluasi menunjukkan bahwafasilitas penggunaan laptop saat ini masih tergo-long belum ergonomis. Hal ini didukung olehbanyaknya keluhanyang muncul dan cukuptingginya tingkat cidera otot yang dialami ma-hasiswa sebagai pengguna.Selain itu, ketiga po-sisi duduk yang terjadi pada penggunaan laptopsaat ini menunjukkan nilai risiko yang tinggi (7-9) dan membutuhkan penanganan berupa per-baikan/perubahan segera. Perancangan kursidan meja laptop yang ergonomis telah mem-perhatikan data antropometri penggunadan in-formasi mengenai jenis fitur yang dibutuhkanpengguna. Hasil rancangan yang digunakandalam skenario posisi duduk ideal menun-jukkan nilai risiko yang rendah (3). Validasihasil rancangan terhadap pemenuhan daftar ke-butuhan memperlihatkan bahwa rancangan su-dah memenuhi semua kebutuhan fitur yang teri-dentifikasi dan hampir memenuhi seluruh kebu-tuhan ergonomi.

10

Page 14: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

Daftar Pustaka

Daams, B. (2011). Productergonomie: OntwerpenVoor Nut, Gebruik en Beleving (1st ed.). Uit-gerverij Undesigning, Amsterdam.

McAtemney, L., & Corlett, E.N. (1993). RULA:A Survey Method For The Investigation ofWork Related Upper Limb Disorders. AppliedErgonomics, Vol. 24 (2).

Sekaran, U. (2000). Research Methods for Busi-ness(3rd ed.), John Wiley & Sons Inc., NewYork.

Wilson, J.R.,& Corlett, E.N.(1995). Evaluationof Human Work: A practical ergonomicsmethodology (2nd ed.), Taylor and Francis Ltd.

11

Page 15: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, danLean Six Sigma untuk Meningkatkan Kualitas Layanan

Online Shop

Livia Devina1∗, Y.M. Kinley Aritonang2

1Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana,

Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Merdeka No. 30, Bandung 401172Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141

email:[email protected];[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan membangun model terintegrasi untuk meningkatkan kualitas layananpada bisnis online shop. Tingginya pertumbuhan jumlah pengguna internet serta pesatnyaperkembangan teknologi menyebabkan munculnya alternatif bisnis perdagangan melalui mediainternet (online), yang biasa dikenal dengan istilah online shopping. Transaksi perdagangansecara online dinilai lebih efisien dan praktis namun di sisi lain dapat memperketat persaingandagang antar perusahaan, khususnya persaingan dari sisi kualitas layanan yang diberikan. Hal inimenuntut setiap online shop untuk senantiasa menjaga serta meningkatkan kualitas layanan. Suatumetode terintegrasi peningkatan kualitas layanan akan dikembangkan dalam rangka mengatasiketerbatasan masing-masing metode jika digunakan secara terpisah. Studi literatur dan wawancaraterstruktur dengan melibatkan teknik critical incidents dilakukan pada konsumen online shop untukmengidentifikasi dimensi serta atribut yang menjadi indikator penilaian kualitas layanan onlineshop secara global. Atribut-atribut tersebut kemudian dijadikan sebagai input pengukuran kualitaslayanan dengan metode Zone of Tolerance. Metode Kano turut dilibatkan dalam pengukurankualitas layanan untuk membantu mengklasifikasikan atribut-atribut layanan sebagai acuanpenentuan prioritas tindakan perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan kualitas layanan dapatdilakukan dengan menggunakan tahapan metode Six Sigma DMAIC, yaitu Define, Measure, Ana-lyze, Improve, Control. Selain itu, dilakukan pula penggabungan konsep Lean dengan Six Sigmauntuk membantu mengeliminasi pemborosan (waste) pada proses sehingga dapat mempercepatproses pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian adalah sebuah model terintegrasi peningkatankualitas layanan online shop yang menggunakan metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean SixSigma dengan 67 atribut pengukuran kualitas layanan.

Kata Kunci: Kano, Kualitas Layanan, Lean Six Sigma, Online Shop, Zone of Tolerance

1 Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan teknologi in-formasi saat ini, jumlah pengguna internetdi Indonesia mengalami peningkatan yangcukup pesat dari tahun ke tahun. Hasil surveymenunjukkan jumlah pengguna internet diIndonesia pada tahun 2011 mencapai seki-tar 40 juta dan saat ini terdapat sekitar 63

∗Korespondensi Penulis

juta pengguna internet di Indonesia (http://economy.okezone.com/read/2013/04/01/320/784483/redirect.html, diakses 24 Juni 2013).

Perkembangan internet memang sangat cepatdan memberi pengaruh signifikan dalam segalaaspek kehidupan masyarakat. Internet mem-bantu masyarakat untuk berinteraksi, berko-munikasi, serta mendapatkan informasi menge-nai apapun dengan mudah dan cepat. Se-iring dengan berjalannya waktu serta diiringi

12

Page 16: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk MeningkatkanKualitas Layanan Online Shop

perkembangan teknologi, internet kini dapat di-manfaatkan sebagai sarana untuk melakukantransaksi perdagangan yang dikenal denganistilah electronic commerce (e-commerce). E-commerce pada dasarnya merupakan prosesjual beli atau pertukaran produk, jasa, dan infor-masi melalui jaringan komunikasi termasuk in-ternet (Turban et al., 2000 dalam buku Suyanto,2003).

Keberadaan e-commerce merupakan alter-natif bisnis yang cukup menjanjikan karenae-commerce memberikan banyak kemudahanbaik bagi penjual maupun pembeli dalammelakukan transaksi perdagangan. Dengan e-commerce setiap transaksi tidak memerlukanpertemuan antara penjual dan pembeli baikdalam tahap negosiasi, pembayaran, ataupunpengiriman barang. Hal inilah yang lama ke-lamaan membuat kebiasaan masyarakat berbe-lanja di pusat perbelanjaan berubah menjadi be-lanja melalui media online.

Di Indonesia, bisnis online (e-commerce)sudah mulai banyak dilakukan baik olehperusahaan-perusahaan besar maupun toko-toko jualan milik pribadi, seperti toko baju, sep-atu, tas, parfum, dan lain-lain. Banyak pe-rusahaan dan toko yang pada awalnya hanyamenjual produknya secara offline, kini mulaimemasarkan dan menjual produknya melaluimedia online, baik itu website perusahaan/ toko tersebut, media komunikasi, ataupunsitus jejaring sosial. Strategi bisnis sepertiini pun seakan mendapat respon positif darimasyarakat. Masih bersumber dari oke-zone.com, saat ini 57% dari pengguna internetdi Indonesia atau sejumlah 36 juta jiwa aktifmelakukan belanja online, dan tingkat pertum-buhannya sebesar 15%. Hal ini membuktikanbahwa bisnis online memang merupakan bis-nis yang sangat menjanjikan namun di sisi lainbisnis online dapat memperketat persaingan da-gang antar perusahaan / toko.

Dalam dunia bisnis online, persaingan yangterjadi lebih ke arah persaingan layanan yangdiberikan dibandingkan produk yang dijual.Kualitas layanan yang diberikan menjadi tolokukur konsumen dalam menilai dan memilih un-tuk membeli produk pada suatu perusahaan /toko online tertentu. Inilah yang terkadangmenjadi penyebab suatu bisnis online dapatatau tidak dapat bertahan. Oleh karena itu,sangat penting bagi perusahaan / toko onlineuntuk dapat menerapkan metode pengendaliandan peningkatan kualitas layanan agar mampubertahan dalam persaingan bisnis online yangsemakin ketat.

Salah satu metode yang sering digunakan

oleh berbagai perusahaan untuk meningkatkandan mengendalikan kualitas adalah Six SigmaDMAIC (Define – Measure - Analyze - Im-prove - Control) (Pyzdek, 2003). Pada awal-nya, Six Sigma lebih banyak digunakan padaperusahaan manufaktur. Seiring dengan ber-jalannya waktu, saat ini banyak perusahaanyang sepenuhnya menawarkan jasa sebagai pro-duknya (non-manufacture) seperti bank, insti-tusi pendidikan, rumah sakit, serta perusa-haan transportasi umum juga telah mener-apkan metode Six Sigma sebagai sarana un-tuk meningkatkan dan mengendalikan kualitaslayanan (Antony, 2006). Berdasarkan hal terse-but, timbul pemikiran bahwa metode Six Sigmapun dapat diterapkan pada bisnis online shop,dimana kualitas jasa / layanan yang diberikanmerupakan faktor yang sangat penting, disamping kualitas dan harga produk yang kom-petitif.

2 Metode Penelitian

Proses penelitian yang dilakukan meliputi studiliteratur, penentuan dimensi dan atribut layananonline shopping, serta pengembangan model ter-integrasi peningkatan kualitas layanan onlineshop. Metodologi penelitian dapat dilihat padaGambar 1.

Gambar 1: Metodologi penelitian

Tahap awal dari penelitian ini adalahmelakukan studi literatur pada jurnal-jurnalpenelitian terdahulu, skripsi, tesis, disertasi,dan buku referensi. Selain itu, dilakukan pulapencarian informasi melalui jaringan internetmengenai perkembangan bisnis online saat ini,khususnya di Indonesia. Berdasarkan studi

13

Page 17: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

literatur diketahui bahwa di masa sekarang inikualitas layanan dapat dikatakan sebagai kuncikeberlangsungan suatu perusahaan. Kualitaslayanan yang diberikan suatu perusahaan harusmendapat perhatian yang sama pentingnyadengan kualitas produk. Oleh karena itu, pen-ingkatan kualitas pun perlu difokuskan padalayanan yang diberikan, di samping kualitasdari produk perusahaan itu sendiri. Studiliteratur dilakukan untuk mendapatkan pema-haman mengenai metode perbaikan kualitaslayanan serta metode-metode pengukurankualitas layanan yang mendukung.

Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasimasalah yang terkait dengan penelitian. Ke-tatnya persaingan bisnis online menuntut se-tiap perusahaan untuk selalu menjaga danmeningkatkan kualitas layanan yang diberikan.Namun, karena bisnis online merupakan al-ternatif bisnis yang relatif baru dalam beber-apa tahun terakhir, khususnya di Indonesia,banyak online shop yang tidak mengetahui den-gan jelas dimensi dan atribut layanan yang di-gunakan konsumen dalam mengevaluasi kuali-tas layanan suatu online shop. Oleh karena itu,perlu diidentifikasi terlebih dahulu dimensi danatribut layanan yang menjadi indikator peni-laian konsumen terhadap layanan online shopsebelum pada akhirnya dilakukan upaya pe-ningkatan kualitas layanan.

Identifikasi dimensi dan atribut kualitaslayanan online shop dilakukan melalui studi lite-ratur dan wawancara. Studi literatur dilakukanpada jurnal-jurnal penelitian terdahulu menge-nai dimensi kualitas layanan online shopping. Se-lain itu, dilakukan pula studi literatur mengenaidimensi kualitas layanan online (online servicequality). Hal ini dilakukan dengan pertimban-gan bahwa mungkin saja terdapat dimensi on-line service quality yang juga merupakan dimensikualitas layanan online shopping namun belumterbahas pada penelitian sebelumnya.

Penentuan atribut layanan didasarkan padadefinisi dimensi-dimensi kualitas layanan on-line berdasarkan Zeithaml et al. (2000; 2002),Alanezi et al. (2010), serta Madu dan Madu(2002). Selain itu, digunakan pula referensi dariliteratur Long dan McMellon (2004) serta Yangdan Fang (2004). Teknik wawancara terstrukturjuga diikutsertakan dalam menentukan atributlayanan online shop. Wawancara melibatkanteknik critical incidents dan dilakukan pada res-ponden yang memiliki pengalaman berbelanjaonline. Teknik ini dikemukakan oleh Yang etal., (2004) sebagai teknik yang efisien dalammengidentifikasi indikator penilaian konsumenterhadap kualitas layanan.

Dimensi dan atribut layanan yang diperolehdari studi literatur dan wawancara selanjut-nya digunakan sebagai input untuk melakukanupaya peningkatan kualitas layanan online shop.Peningkatan kualitas layanan online shop da-pat dilakukan dengan menggunakan metodeSix Sigma DMAIC (Define - Measure - Ana-lyze - Improve - Control). Menurut Brett danQueen (2005), Six Sigma adalah metode un-tuk mengu- rangi variasi dan mengeliminasi de-fect (kesalah- an) dalam sebuah proses. Na-mun, hal tersebut belum dapat memuaskan kon-sumen karena konsumen juga mengharapkanproses jasa atau layanan yang tepat waktu. Olehkarena itu, pada penelitian ini akan dilakukanpenggabungan konsep Six Sigma dengan kon-sep Lean untuk meningkatkan kualitas layananonline shop. Menurut Gaspersz (2007), Leanadalah metodologi yang digunakan untuk mem-percepat proses pelayanan dan mengurangi bi-aya. Lean dapat membantu menghilangkan non-value-added activities dan meningkatkan value-added-activities (Bertels dan Appiotti, 2006). In-tegrasi Six Sigma dan Lean diharapkan dapatmeningkatkan kualitas layanan yang diberikanserta memungkinkan pemenuhan layanan yangtepat waktu.

Dalam Six Sigma, bagian terpenting adalahperhitungan seberapa banyak cacat yang di-hasilkan dari suatu proses, atau jika di-plotdalam bentuk grafik, seberapa banyak titik yangberada di luar specification limits (Gregorio,2008). Salah satu metode yang cocok digu-nakan untuk menentukan specification limits darikualitas layanan adalah metode Zone of Toler-ance, sehingga metode tersebut akan digunakandalam penelitian ini. Metode Zone of Tolerancemerupakan modifikasi dari metode SERVQUALsehingga metode ini sering disebut sebagaiSERVQUAL Three-Column Model (Parasura-man et al., 1994). Metode ini dapat memperli-hatkan kualitas layanan yang diberikan saat iniserta rentang antara batas mi- nimum kualitaslayanan yang masih dapat diterima dan kualitaslayanan yang diharapkan oleh konsumen.

Pada penelitian selanjutnya oleh Tan danPawitra (2001) disebutkan bahwa SERVQUALmengasumsikan hubungan yang linear antarakepuasan konsumen dengan atribut layanan.Asumsi ini tidak sepenuhnya benar karenadengan memberikan perhatian yang lebih padaatribut layanan tertentu tidak selalu meng-hasilkan kepuasan yang lebih tinggi jika atributtersebut memang seharusnya dipenuhi (must-be requirement). Sebaliknya, kepuasan kon-sumen terkadang dapat sangat meningkatdengan hanya memberikan peningkatan kecil

14

Page 18: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk MeningkatkanKualitas Layanan Online Shop

pelayanan tak terduga namun mengesankan.Untuk mengatasi keterbatasan SERVQUAL

tersebut, pada penelitian ini akan dilakukanintegrasi metode SERVQUAL (dalam hal iniSERVQUAL Three-Column Model / ZOT)dengan metode Kano. Metode Kano dapatmengklasifikasikan atribut layanan yang tergo-long must-be requirement serta atribut layananyang dapat meningkatkan kepuasan konsumensecara signifikan dengan hanya melakukan per-baikan kecil di dalamnya (Tan dan Pawitra,2001). Klasifikasi tersebut selanjutnya digu-nakan untuk membantu menentukan prioritasperbaikan kualitas layanan yang harus di-lakukan. Integrasi ZOT dan Kano seba-gai alat ukur kualitas layanan diharapkandapat membantu tahapan metode Lean SixSigma dalam meningkatkan dan mengenda-likan kualitas layanan online shop.

Berdasarkan studi literatur yang telah di-lakukan, diketahui bahwa sampai saat ini sudahbanyak penelitian yang menggabungkan kon-sep Lean dengan Six Sigma, SERVQUAL den-gan Lean Six Sigma, serta SERVQUAL denganKano namun tanpa penerapan konsep Lean SixSigma di dalamnya. Oleh karena itu, padapenelitian ini dilakukan penggabungan empatbuah konsep metode, yaitu Zone of Toler-ance (yang merupakan modifikasi dari metodeSERVQUAL), Kano, Lean, dan Six Sigma.Penggunaan metode Zone of Tolerance dalampenelitian ini disebabkan adanya pertimban-gan bahwa harapan konsumen terhadap kuali-tas layanan akan lebih tepat jika dilihat dalambentuk suatu rentang dibandingkan dalam ben-tuk skala poin (Poiesz dan Bloemer, 1991). Se-lain itu, konsumen online shop pada umum-nya tidak mencari kualitas layanan yang benar-benar harus sesuai dengan keinginan mereka,namun hanya cukup kualitas layanan tersebutberada pada rentang yang ada.

3 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan studi literatur, terdapat 15 dimensionline service quality dan 7 dimensi kuali-tas layanan online shopping. Setelah dilakukananalisis lebih lanjut mengenai definisi setiap di-mensi (Zeithaml et al., 2000; 2002; Alanezi etal., 2010; Madu dan Madu, 2002), terdapat 13dimensi kualitas layanan yang akan digunakandalam penelitian (Gambar 2). Tiga belas di-mensi tersebut merupakan hasil penggabungandimensi online service quality dan dimensi kuali-tas layanan online shopping.

Ketujuh dimensi kualitas layanan online shop-

ping yang diketahui dari penelitian sebelum-nya akan digunakan kembali dalam peneli-tian ini, namun dimensi customer service, com-petence, dan responsiveness akan digabungkanmenjadi satu kesatuan sebagai dimensi Cus-tomer Service. Hal ini dikarenakan ketigadimensi tersebut saling berhubungan dalamuraian definisi- nya, yaitu bagaimana prosespelayanan yang diberikan pihak penjual kepadakonsumen pada saat sebelum, selama, dan sete-lah melakukan pembelian. Dimensi ease ofnavigation dan efficiency pun akan digabungkanmenjadi satu kesatuan karena kedua dimensitersebut juga memiliki keterkaitan dalam uraiandefinisinya. Definisi kedua dimensi tersebutberkaitan dengan penggunaan website onlineshop dan secara ringkas dapat diartikan seba-gai kemudahan dalam penggunaan website se-hingga konsumen tidak membutuhkan waktuyang lama dan effort yang besar dalam menggu-nakan website tersebut. Oleh karena itu, keduadimensi ini akan digabungkan menjadi dimensiWebsite Efficiency.

Dimensi access dan contact pun akan diga-bungkan menjadi satu kesatuan karena keduadimensi ini juga memiliki keterkaitan dalamdefinisinya, yaitu kemudahan konsumen un-tuk menghubungi pihak penjual (online shop) se-hingga dimensi access dan contact digabungkanmenjadi dimensi Ease of Contact. Selain itu, di-mensi site aesthethics pun memiliki uraian defin-isi yang serupa dengan website design, yaitubagaimana tampilan dari website online shop.Oleh karena itu, dimensi site aesthethics akandihilangkan karena sudah tercakup dalam di-mensi website design. Penggabungan dimensikualitas layanan online shopping dan online ser-vice quality ke dalam 13 dimensi yang digunakanpada penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan 13 dimensi kualitas layanantersebut, terdapat 67 atribut layanan yang ter-identifikasi. Atribut-atribut layanan tersebutdiperoleh melalui studi literatur yang lebihmendalam terhadap definisi setiap dimensi sertaproses wawancara yang melibatkan teknik criti-cal incidents. Keenam puluh tujuh atribut terse-but beserta pengelompokannya dalam 13 di-mensi kualitas layanan dapat dilihat pada Tabel1. Atribut-atribut layanan tersebut selanjutnyadigunakan sebagai input penyusunan kuesionerpenelitian dalam model terintegrasi.

Model terintegrasi peningkatan kualitaslayanan online shop terbentuk dari konsepmetode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean SixSigma (DMAIC). Model terintegrasi dibangundengan menggunakan tahapan Six Sigma, yaituDefine, Measure, Analyze, Improve, Control, se-

15

Page 19: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

bagai batang acuan. Model terintegrasi metodeZone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigmadapat dilihat pada Gambar 3.

3.1 Define (D)

Pada tahap Define dilakukan penyusunan kue-sioner penelitian dengan menggunakan 67atribut layanan yang telah diperoleh sebelum-nya. Kuesioner penelitian terdiri dari duamacam, yaitu kuesioner ZOT (Zone of Tole-rance) dan kuesioner Kano. Pada tahap ini di-lakukan pula pembuatan value stream untukkeseluruhan proses pelayanan yang diberikanpada konsumen.

Pembuatan value stream, yang merupakantahapan awal dari konsep Lean, bertujuan untukmenggambarkan secara lebih rinci tahap-tahapproses pelayanan suatu online shop berserta den-gan pihak-pihak yang terlibat dalam prosestersebut. Hal ini dikarenakan fokus penelitianini adalah pada kualitas layanan yang diberikansehingga sangatlah penting untuk mengetahuiproses pelayanan yang diberikan secara mende-tail.

3.2 Measure (M)

Pada tahap Measure dilakukan pengukurandengan menggunakan kuesioner ZOT dan kue-sioner Kano yang telah disusun sebelumnyapada tahapan Define. Kedua kuesioner dise-barkan pada sejumlah responden yang memi-liki pengalaman berbelanja melalui online shop.Setelah hasil kuesioner diperoleh, tahap selan-jutnya adalah melakukan uji validitas dan ujireliabilitas kuesioner. Hal ini dilakukan un-tuk menjamin kuesioner yang digunakan sudahtepat dalam mengukur apa yang ingin diukurserta untuk mengetahui apakah kuesioner terse-but dapat menjamin konsistensi pengukuran.

Setelah kuesioner dinyatakan valid dan re-liabel, tahap selanjutnya adalah melakukanperhitungan zone of tolerance dan pengklasi-fikasian atribut layanan. Dari hasil pen-gukuran dengan kuesioner ZOT, dapat dike-tahui posisi tingkat layanan sekarang terhadaplayanan minimal dan layanan harapan kon-sumen. Tiga kondisi yang mungkin terjadidari hasil pengukuran kuesioner ZOT adalahlayanan sekarang berada di bawah layanan min-imal, diantara layanan minimal dan layananharapan, atau berada di atas layanan hara-pan. Hasil dari kuesioner Kano merupakanpreferensi konsumen terhadap masing-masingatribut layanan. Preferensi tersebut selanjutnyadiklasifikasikan berdasarkan 5 kategori Kano,

yaitu must-be, one dimensional, indifferent, attrac-tive, dan reverse (Kano et al., 1984). Hasilpengukuran dengan metode ZOT dan pengk-lasifikasian atribut dengan metode Kano se-lanjutnya dapat digunakan untuk menentukanatribut layanan yang akan diperbaiki / dit-ingkatkan terlebih dahulu.

Pada tahap Measure juga dilakukanpembuatan value stream map awal sebagaitahapan lanjutan dari konsep Lean. Valuestream map awal menggambarkan secaralebih mendetail urutan aktivitas dari prosespelayanan yang dilakukan beserta denganwaktu yang dibutuhkan untuk melakukanaktivitas tersebut berdasarkan kondisi saat ini.

3.3 Analyze (A)

Pada tahap analyze dilakukan analisis faktor-faktor penyebab timbulnya gap antara persepsikonsumen terhadap layanan yang diberikansaat ini dengan layanan yang diharapkan kon-sumen (zone of tolerance). Faktor-faktor yangdiduga sebagai penyebab timbulnya gap terse-but kemudian digambarkan dalam bentuk Fish-bone Diagram.

Selain itu, pada tahap Analyze ini juga di-lakukan evaluasi terhadap value stream mapawal dan identifikasi customer value, seba-gai tahap lanjutan dari konsep Lean. Evalu-asi value stream map awal dilakukan denganmemisahkan aktivitas yang memberikan nilaitambah dan aktivitas yang tidak memberikan ni-lai tambah (Sarkar, 2008). Identifikasi customervalue dilakukan untuk mengetahui nilai-nilaiyang ingin diperoleh konsumen terkait denganproses pelayanan yang diterima. Pengidenti-fikasian customer value berfungsi untuk men-garahkan upaya perbaikan yang dilakukan agarsesuai dengan keinginan dan kebutuhan kon-sumen.

3.4 Improve (I)

Pada tahap ini dapat dilakukan pembuatanvalue stream map usulan dengan mengelimi-nasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tam-bah. Selanjutnya, upaya peningkatan kuali-tas layanan online shop dapat dilakukan denganmengacu pada value stream map usulan terse-but, prioritas perbaikan yang telah ditentukanpada tahap Measure, akar permasalahan yangtelah digambarkan dalam Fishbone Diagram,serta customer value yang telah diidentifikasi.Dengan demikian, peningkatan kualitas layananonline shop dapat terarah sesuai kebutuhan kon-

16

Page 20: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk MeningkatkanKualitas Layanan Online Shop

Gambar 2: Dimensi kualitas layanan yang digunakan dalam penelitian

17

Page 21: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Gambar 3: Model integrasi metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma

18

Page 22: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk MeningkatkanKualitas Layanan Online Shop

Tabel 1: Dimensi dan atribut pengukuran kualitas layanan online shopNo Dimensi Atribut1 Website online shop dapat menyimpan daftar barang yang di-order dengan benar2 Website online shop dapat mengkalkulasi total pembayaran dengan tepat3 Website online shop memiliki katalog produk yang lengkap4 Website online shop memberikan informasi yang lengkap untuk setiap produk5 Website online shop memberikan informasi yang lengkap mengenai ketentuan berbelanja6 Website online shop memberikan informasi yang lengkap mengenai cara pembayaran7 Reliability Website online shop dapat melakukan pencarian produk yang dimaksud dengan tepat8 Website online shop memiliki fitur ”About Us” yang mendeskripsikan segala sesuatu tentang online shop tersebut9 Website online shop memiliki prosedur belanja yang sistematis mulai dari sistem pemesanan hingga sistem pembayaran10 Website online shop di-update secara berkala11 Website online shop memiliki fitur testimoni yang dapat dilihat oleh seluruh konsumen12 Online shop memberi kebebasan pada konsumen dalam menentukan cara pembayaran (transfer / cash)13 Online shop memberi kebebasan pada konsumen dalam menentukan cara pengiriman barang (melalui ekspedisi /

bertemu di suatu tempat / konsumen mengambil langsung ke lokasi online shop)14 Flexibility Online shop menyediakan alternatif rekening dari beberapa bank untuk mengakomodasi pembayaran dengan cara

transfer15 Online shop menyediakan alternatif ekspedisi pengiriman yang dapat ditentukan sesuai dengan preferensi konsumen16 Online shop memberi kebebasan pada konsumen untuk memilih mekanisme pengembalian barang jika ternyata barang

yang dibeli cacat atau sejenisnya (ditukar dengan barang lain / uang dikembalikan)17 Fitur-fitur pada website online shop mudah ditemukan18 Fitur-fitur pada website online shop mudah dimengerti19 Website online shop memberi kemudahan pada konsumen dalam melakukan pencarian barang / informasi20 Website Ef-

ficiencyWebsite online shop memberi kemudahan pada konsumen untuk kembali ke page sebelumnya atau masuk ke pageselanjutnya

21 Website online shop memberi kemudahan pada konsumen untuk menggunakan website tersebut tanpa memerlukanbanyak informasi yang perlu di-input konsumen

22 Website online shop menggunakan bahasa yang mudah dipahami23 Website online shop dapat dipercaya dalam memberikan segala informasi yang berkaitan dengan online shop tersebut24 Trust Online shop dapat dipercaya dalam memberikan informasi produk sesuai dengan kondisi sebenarnya25 Online shopdapat dipercaya sebagai penjual yang bertanggung jawab (bukan penipu)26 Online shop dapat dipercaya untuk menjaga kerahasiaan data pribadi konsumen27 Security / Online shop dapat dipercaya untuk tidak menyalahgunakan data pribadi konsumen28 Privacy Website online shop dapat dipercaya sebagai website yang aman dari para hacker (pembajak informasi)29 Online shop memberikan informasi total harga yang harus dibayar oleh konsumen30 Online shop memberikan informasi mengenai tambahan biaya pengiriman yang harus dibayar konsumen jika barang

yang dipesan dikirim melalui ekspedisi31 Price Online shop memberikan informasi pada konsumen mengenai tambahan biaya lain yang terlibat, seperti misalnya tam-

bahan biaya untuk packaging khusus32 Knowledge Online shop memberikan informasi pada konsumen jika terdapat diskon harga dalam transaksi pembelian33 Online shop memiliki mobile website untuk mengakomodasi konsumen yang lebih menyukai berbelanja online melalui

handphone / smartphone dibandingkan online melalui komputer34 PersonalizationWebsite online shop memiliki pilihan ”anonim” untuk mengakomodasi konsumen yang tidak ingin disebut namanya

ketika menulis review atau keluhan pada testimoni online shop tersebut35 Website online shop memiliki pilihan untuk menampilkan histori belanja konsumen sesuai dengan jangka waktu yang

ingin ditampilkan konsumen tersebut36 Website online shop memiliki pilihan ”menunda order” untuk mengakomodasi konsumen yang sudah memilih barang

namun belum ingin mengkonfirmasi pesanannya saat itu juga37 Online shop mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang dijanjikan38 Online shop mengirimkan barang sesuai dengan jumlah yang disepakati39 Fulfillment Online shop mengirimkan barang sesuai dengan apa yang dipesan40 Online shop mengirimkan barang dengan kondisi yang sama seperti yang diinformasikan pada saat pemesanan barang41 Online shop memberikan kompensasi penggantian barang jika ada barang yang cacat42 Compensation Online shop bersedia menanggung biaya pengiriman jika terjadi mekanisme penggantian barang akibat kesalahan on-

line shop43 Online shop memberikan kompensasi pengembalian uang jika ternyata stok barang habis / kurang dari jumlah yang

diinformasikan sebelumnya44 Website online shop memiliki nama domain yang mudah diingat (seperti misalnya www.namaonlineshop.com) se-

hingga konsumen dapat mengakses website dengan cepat ketika dibutuhkan45 Lokasi online shop dapat ditemukan konsumen dengan mudah46 Ease of Pihak online shop mudah dihubungi47 Contact Online shop memberikan beberapa alternatif kontak yang dapat dipilih sesuai kemudahan konsumen untuk

menghubungi pihak online shop (misalnya: nomor telepon, Blackberry Messenger, Whatsapp Messenger, Line Mes-senger, dan sebagainya)

48 Online shop mengizinkan siapa saja untuk dapat mengakses website online shop tersebut tanpa harus login atau menjadianggota (member) terlebih dahulu

49 WebstorePolicy

Online shop mengizinkan siapa saja untuk dapat menulis review atau komentar pada testimoni website online shoptersebut tanpa harus login atau menjadi anggota (member) terlebih dahulu

50 Online shop mengizinkan pengambilan gambar / foto produk dari website online shop tersebut51 Online shop mengizinkan pemasangan iklan pada website online shop tersebut52 Tampilan website online shop memiliki estetika yang baik53 Website online shop memiliki ukuran serta jenis tulisan yang mudah terbaca54 Website Website online shop menggunakan perpaduan warna background dengan warna tulisan yang mudah terbaca55 Design Website online shop memiliki ukuran gambar / foto yang dapat dilihat dengan jelas56 Website online shop memiliki tampilan yang sederhana57 Pihak online shop dapat memberikan respon dengan cepat jika ada pertanyaan dari konsumen58 Pihak online shop dapat memberikan jawaban yang jelas ketika ada pertanyaan dari konsumen59 Pihak online shop kompeten dalam menyelesaikan masalah terkait dengan proses pelayanan60 Online shop bertanggung jawab atas pengiriman barang sampai ke tangan konsumen61 Online shop memberikan garansi kerusakan barang untuk jangka waktu tertentu62 Customer Pihak online shop ramah dalam menjawab segala macam pertanyaan dari konsumen63 Service Pihak online shop menanggapi dengan sopan bila ada komplain dari konsumen64 Pihak online shop menginformasikan pada konsumen jika ada produk baru yang datang / restok barang lama65 Pihak online shop menginformasikan pada konsumen jika ada hal-hal khusus seperti misalnya tidak ada pengiriman

barang selama hari raya66 Pihak online shop menginformasikan bukti pengiriman barang pada konsumen sesaat setelah barang dikirimkan (untuk

pengiriman melalui ekspedisi)67 Online shop memiliki waktu operasional yang panjang

19

Page 23: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

sumen dan diharapkan dapat meningkatkankepuasan konsumen online shop tersebut.

3.5 Control (C)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalammetode peningkatan kualitas Six Sigma. Tahapini dilakukan dengan mengevaluasi valuestream map usulan serta hasil perbaikan yangtelah dilakukan. Pada tahap ini dapat dilakukanpengukuran kembali dengan kuesioner untukmengetahui tingkat performansi layanan onlineshop setelah dilakukan upaya perbaikan. Selainitu, dapat dilakukan pula pengukuran waktuaktivitas-aktivitas proses pelayanan setelah di-lakukan perbaikan dengan konsep Lean. Hasildari pengukuran ini kemudian dibandingkandengan pengukuran awal untuk mengetahuiperbedaan kualitas layanan online shop sebelumdan setelah perbaikan.

4 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didap-atkan sebuah model terintegrasi metode Zoneof Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma un-tuk meningkatkan kualitas layanan online shop.Model terintegrasi ini menggunakan 67 atributkualitas layanan yang dapat dilihat pada Tabel1. Atribut-atribut ini didasarkan pada 13 buahdimensi layanan, yaitu reliability, flexibility, web-site efficiency, trust, security/privacy, price know-ledge, personalization, fulfillment, compensation,ease of contact, webstore policy, website design, dancustomer service. Model terintegrasi ini selanjut-nya dapat digunakan untuk melakukan upayapeningkatan kualitas layanan online shop secaraglobal.

Daftar Pustaka

Alanezi, M.A., Kamil, A., dan Basri, S. (2010),A Proposed Instrument Dimensions for Mea-suring E-Government Service Quality, Interna-tional Journal of U- and E-Service, Science, andTechnology, Vol.3, 1-18.

Antony, J. (2006), Six Sigma for Service Pro-cesses, Business Process Management Journal,Vol.12, 234-248.

Bertels, T. dan Appiotti, M. (2006), AchievingCompetitive Advantage through Lean Think-ing, Journal of Financial Transformation, Vol.18,101-104.

Brett, C. dan Queen, P. (2005), Streamlining En-terprise Records Management with Lean SixSigma, The Information Management Journal,November/December, 58-62.

Gaspersz, V. (2007). Lean Six Sigma for Manu-facturing and Service Industries. PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Gregorio, R. (2008), Breaking The Customer Code:A Model to Translate Customer Expectations intoSpecification Limits, M.Sc Thesis, Linkping In-stitute of Technology.

Kano, N., Seraku, N., Takahashi, F., dan Tsuji, S.(1984). Attractive Quality and Must-be Qual-ity, The Journal of The Japanese Society for QualityControl, Vol.14, 39-48.

Long, M. dan McMellon, C. (2004), ExploringThe Determinants of Retail Service Qualityon The Internet, Journal of Services Marketing,Vol.18, 78-90.

Madu, C.N. dan Madu, A.A. (2002), Dimensionsof E-Quality, International Journal of Quality andReliability Management, Vol.19, 246-258.

Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., dan Berry,L.L. (1994), Reassessment of Expectations asA Comparison Standard in Measuring ServiceQuality: Implications for Future Research,Journal of Marketing, Vol.58, 111-124.

Poiesz, T.B.C. dan Bloemer, J.M.M. (1991), Cus-tomer (Dis)Satisfaction with The Performanceof Products and Services The Applicabilityof The (Dis)Confirmation Paradigm, Market-ing Thought Around The World (Proceedingsfrom the European Marketing Academy Confer-ence), Dublin, 446-462 (Vol.2).

Pyzdek, T. (2003). The Six Sigma Handbook: AComplete Guide for Green Belts, Black Belts, andManagers at All Levels. Revised and Expanded.The McGraw-Hill Companies, Inc., UnitedStates of America.

Sarkar, D. (2008). Lean for Service Organizationsand Offices: A Holistic Approach for AchievingOperational Excellence and Improvements. ASQQuality Press, Milwaukee.

Sektor Riil: 36 Juta Jiwa Aktif MenggunakanBisnis Online [online]. http://economy.okezone.com/read/2013/04/01/320/784483/redirect.html, diakses 24 Juni2013.

Suyanto, M. (2003). Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Andi, Yo-gyakarta.

20

Page 24: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Integrasi Metode Zone of Tolerance, Kano, dan Lean Six Sigma untuk MeningkatkanKualitas Layanan Online Shop

Tan, K.C. dan Pawitra, T.A. (2001), Integrat-ing SERVQUAL and Kanos Model into QFDfor Service Excellence Development, Manag-ing Service Quality, Vol.11, 418-430.

Yang, Z. dan Fang, X. (2004), Online ServiceQuality Dimensions and Their Relationshipswith Satisfaction: A Content Analysis of Cus-tomer Reviews of Securities Brokerage Ser-vices, International Journal of Service IndustryManagement, Vol.15, 302-326.

Yang, Z., Jun, M., dan Peterson, R.T. (2004),Measuring Customer Perceived Online Ser-vice Quality: Scale Development and Man-agerial Implications, International Journal ofOperations and Production Management, Vol.24,1149-1174.

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., dan Malho-tra, A. (2000), A Conceptual Framework forUnderstanding E-Service Quality: Implicationsfor Future Research and Managerial Practice,MSI Working Paper Series, Report No.00-115,Cambridge, MA, p. 1-49.

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., dan Malhotra,A. (2002), Service Quality Delivery throughWebsites: A Critical Review of Extant Knowl-edge, Journal of The Academic of Marketing Sci-ence, Vol.30, 362-375.

21

Page 25: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Matakuliah Secara OtomatisBerbasis Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO)

Dwi Ana Ratna Wati1∗, Yuli Agusti Rochman2

1Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro,

Universitas Islam Indoensia

Jl. Kaliurang km 14,5 Yogyakarta 55584

Email: dwi [email protected] Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Universitas Islam Indoensia

Jl. Kaliurang km 14,5 Yogyakarta 55584

Email: [email protected]

Abstrak

Penjadwalan mata kuliah merupakan pekerjaan rutin yang selalu dilakukan setiap institusipendidikan pada awal semester. Penjadwalan tersebut menjadi sebuah pekerjaan yang rumitdikarenakan persoalan penjadwalan merupakan masalah kombinatorial yang memiliki batasan-batasan yang harus dipenuhi. Batasan tersebut terbagi ke dalam batasan mutlak yang harusdipenuhi seperti ketersediaan ruang kelas dan kapasistasnya, ketersediaan dosen, serta mahasiswadan batasan lunak seperti preferensi dosen dalam memilih waktu mengajar. Solusi terbaik daripersoalan penjadwalan tersebut adalah sebuah jadwal yang mampu mengoptimalkan penggu-naan berbagai sumber daya pembelajaran seperti ruang kelas, pengajar/dosen, mahasiswa danmemenuhi peraturan yang berlaku pada sebuah kurikulum. Pada penelitian ini dirancang sebuahmodel penjadwalan mata kuliah secara otomatis berbasis algoritma Particle Swarm Optimization(PSO). Model penjadwalan otomatis ini bertujuan menghasilkan jadwal yang memenuhi semuabatasan mutlak dan meminimalkan total aktivasi batasan lunak berupa preferensi dosen. Kandidatsolusi berupa partikel pada algoritma PSO, merepresentasikan posisi sebuah mata kuliah padasuatu tabel jadwal. Setiap kondidat solusi memiliki nilai biaya yang merupakan jumlah dariaktivasi batasan mutlak dan batasan lunak. Populasi partikel dibangkitkan di awal iterasi danpada setiap iterasi, partikel-partikel tersebut memperbaiki posisinya menuju posisi terbaik, yaituposisi optimum sebuah mata kuliah pada tabel jadwal. Proses ini dilakukan untuk setiap matakuliah yang akan dijadwalkan, sehingga diperoleh sebuah jadwal yang utuh. Berdasarkan hasilpercobaan, model penjadwalan mata kuliah berbasis algoritma PSO dapat melakukan tugaspenjadwalan secara otomatis dan menghasilkan solusi yang memenuhi semua batasan mutlak danmeminimalkan aktivasi batasan lunak. Dengan menggunakan model penjadwalan berbasis PSO,proses penjadwalan menjadi lebih cepat dibandingkan proses penjadwalan manual.

Kata Kunci: Penjadwalan mata kuliah, optimasi, algoritma Particle Swarm Optimization

1 Pendahuluan

Penjadwalan merupakan sebuah prosespengambilan keputusan yang sering di-lakukan di industri manufaktur maupun diindustri yang bergerak di bidang pelayananatau jasa (Pinedo, 2012). Persoalan penjad-

∗Korespondensi Penulis

walan berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya ke dalam tugas-tugas atau fungsi-fungsitertentu. Tujuan penjadwalan adalah untukmengoptimalkan satu atau beberapa tujuan.

Penjadwalan mata kuliah merupakankegiatan rutin yang dilakukan oleh setiapinstitusi pendidikan pada setiap awal semester.Dalam pembuatan jadwal kuliah, dijumpai

22

Page 26: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis Algoritma Particle SwarmOptimization (PSO)

berbagai persoalan seperti keterbatasan ruang,jumlah ruang yang dapat digunakan untukmenyelenggarakan perkuliahan, keterbatasankapasitas ruang, dan keterbatasan jam mengajardosen. Semakin bertambahnya jumlah mata ku-liah yang akan dijadwalkan, semakin komplekspersoalan penjadwalan yang dihadapi.

Selama ini, penjadwalan yang dilakukanumumnya masih bersifat manual, dengan men-gakomodasi keterbatasan-keterbatasan tersebut,namun belum mempertimbangkan sisi efisiensibaik dari sisi penggunaan ruang dan fasilitasyang ada maupun dari sisi kenyamanan bagidosen maupun mahasiswa. Selain itu juga perludiperhatikan efisiensi penggunaan ruang, yaituperlunya pengalokasian ruang yang tepat bagisuatu mata kuliah berdasarkan kapasitas ruangdan beban utilitas ruang tersebut.

Untuk mengatasi masalah penjadwalan matakuliah, beberapa peneliti telah melakukanriset penjadwalan kuliah melalui pendekatanteknik optimasi. (Jamnezhad,M.E., Javidan,R.,Dezfouli , M.A., 2011) telah menerapkan Al-goritma Genetik dalam menyusun jadwal ku-liah mingguan. (Aldasht,M.M., Saheb,M., Na-jjar, Tamimi, M.H., Takruri, T.O., 2005) telahmelakukan penjadwalan mata kuliah Pales-tine Polytechnic University (PPU) menggu-nakan teknik Evolutionary Algorithm (EA) den-gan teknik pemrograman parallel untuk menan-gani multi-objective optimization with soft and hardconstraint. Dengan menerapkan teknik pemro-graman parallel tersebut diperoleh hasil yanglebih baik dengan lebih cepat. (ChaudhuriArindam, De Kajal, 2010) memodifikasi Algo-ritma Genetik untuk menjadwalkan mata kuliahdi St. XaviersCollege, India. Dalam penelitiantersebut digunakan model himpunan fuzzy un-tuk mengukur nilai soft constraint pada fungsi fit-ness, Micro Genetic Algorithms dan heuristic Lo-cal Search operator. (Oner,A., Ozcan,S., Dengi,D., 2011) telah melakukan optimasi jadwal ku-liah pada universitas di Turkey menggunakanteknik Hybrid Artificial Bee Colony Optimization.

Pada penelitian ini, didesain sebuah modelpenjadwalan mata kuliah otomatis berbasis al-goritma Particle Swarm Optimization (PSO). Algo-ritma PSO merupakan sebuah teknik optimasistokastik berdasarkan populasi yang dikem-bangkan pada tahun 1995 oleh Dr. Eberhartdan Dr. Kennedy, yang diinspirasi oleh perilakusosial kawanan burung atau sekelompok ikan(Haupt, R.L., Haupt, S.E., 2004). PSO memilikibeberapa kesamaan dengan teknik komputasievolusioner seperti algoritma genetik. Diband-ingkan dengan algoritma genetik, PSO memilikibeberapa kelebihan, antara lain mudah diimple-

Tabel 1: Contoh Jadwal Mata KuliahRuang A Ruang B Ruang C Ruang D

Senin MK 1 MK 4 MK 6Selasa MK 2 MK 3Rabu MK 5Kamis MK 8 MK 7 MK 10Jumat MK 9 MK 11 MK 13Sabtu MK12

mentasikan dan memiliki lebih sedikit fungsioperasi dan parameter yang harus ditentukan(Haupt, R.L., Haupt, S.E., 2004).

2 Tinjauan Pustaka

2.1 Penjadwalan

Penjadwalan memegang peran yang sangatpenting di industri manufaktur maupun in-dustri jasa (Pinedo, 2012). Permasalahan pen-jadwalan merupakan permasalahan kombina-torial yang rumit karena memiliki daerah al-ternatif solusi yang luas dan banyak dijumpailokal optimal (Yu, 2006). Permasalahan tersebutmenjadi salah satu permasalahan kombinatorialyang mendapatkan banyak perhatian dari parapeneliti (Amirthagadeswaran, K. S. , Arunacha-lam, V. P.,, 2006). Beberapa diantaranya mem-buktikan bahwa permasalahan tersebut bertipeNP-hard (non deterministic polynomial -time hard)atau tipe permasalahan yang sulit untuk disele-saikan untuk ukuran yang besar (Xia, W., Wu,Z., 2006).

Penjadwalan mata kuliah menjadi salah satumasalah kompleks yang selalu dihadapi olehsetiap universitas. Penjadwalan mata kuliahmerupakan penyusunan dan pengaturan jadwalmata kuliah - mata kuliah pada slot waktu yangtersedia selama satu minggu beserta pembagianruang kelasnya seperti ditunjukkan pada Tabel1. Penjadwalan tersebut harus memperhatikanbeberapa hal seperti kapasitas ruang, dosen, ma-hasiswa, dan jumlah SKS setiap mata kuliah.Masalah penjadwalan meliputi optimasi beber-apa kriteria termasuk batasan-batasan sepertikebijakan kurikulum, pemilihan ruang kelasyang sesuai, dan ketersediaan dosen pengajar(Oner,A., Ozcan,S., Dengi, D., 2011).

Dalam penjadwalan mata kuliah, terdapatdua kategori batasan yaitu batasan yang bersi-fat harus atau disebut batasan mutlak (hard con-straint) dan batasan yang bersifat preferensi ataudisebut batasan lunak (soft constraint) (Oner,A.,Ozcan,S., Dengi, D., 2011). Batasan yang bersifatmutlak yang wajib dipenuhi, yaitu:

23

Page 27: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

1. Seorang dosen tidak dapat mengajar lebihdari satu mata kuliah dalam waktu yangsama

2. Sekelompok mahasiswa (dengantingkatan/semester yang sama) tidakdapat dijadwalkan mengikuti kuliah lebihdari satu dalam waktu yang sama

3. Hanya satu mata kuliah yang dapat dise-lenggarakan di suatu ruang kuliah pada slotwaktu yang ada.

4. Jumlah alokasi slot waktu setiap mata ku-liah harus sesuai dengan beban SKS matakuliah tersebut.

5. Kapasistas ruang kuliah harus mampumenampung sejumlah mahasiswa yangakan mengambil suatu mata kuliah.

6. Beberapa mata kuliah harus dijadwalkanpada ruang kuliah tertentu seperti labora-torium komputer.

Sedangkan batasan lunak yang bersifat “prefe-rensi” merupakan batasan yang boleh dilanggarjika perlu, yaitu:

1. Preferensi dosen pengajar mata kuliah danpreferensi mahasiswa seharusnya dipertim-bangkan. Preferensi ini dapat dinyata-kan dengan bilangan numerik yang meru-pakan tingkat ketidakpuasan mahasiswaatau dosen.

2. Matakuliah dengan beban 4 SKS dapat di-laksanakan dalam satu sesi atau dalam duasesi masing-masing 2 SKS, tergantung pre-ferensi dosen.

3. Dosen sebaiknya memiliki hari libur men-gajar.

Jamnezhad, et al. (2011) menambahkanbatasan lunak sebagai berikut :

1. Waktu jeda antar mata kuliah dalam satuhari bagi mahasiswa seharusnya dimini-malkan.

2. Ruang kelas untuk mahasiswa semesteryang sama sebaiknya menggunakan ruangyang sama.

Berbagai tujuan penyusunan jadwal mata ku-liah seperti dihasilkannya jadwal yang efisien,jumlah kelas yang berurutan sedikit dari seo-rang dosen, dan sebagainya menyebabkan per-soalan penjadwalan mata kuliah sebagai per-soalan optimasi multi-objektif (Aldasht,M.M.,Saheb,M., Najjar, Tamimi, M.H., Takruri, T.O.,2005). Dalam penyusunan jadwal kuliah,preferensi dosen juga dapat dijadikan salah

Tabel 2: Contoh Tabel Preferensi Dosen (Oner,A.,Ozcan,S., Dengi, D., 2011)Jam ke- Senin Selasa Rabu Kamis Jumat1 10 10 10 10 92 9 4 2 8 93 2 0 0 0 94 2 0 0 0 95 1 2 1 1 106 1 2 1 2 107 7 5 6 3 108 7 5 6 3 10Keterangan nilai preferensi:0 : tersedia waktu mengajar, semakin kecil

semakin lebih disukai oleh dosen10 : tidak tersedia waktu mengajar

satu tujuan seperti dicontohkan pada penelitian(Oner,A., Ozcan,S., Dengi, D., 2011) yang meng-gunakan tabel preferensi dosen seperti ditun-jukkan pada Tabel 2. Angka [0,10] pada tabelpreferensi tersebut menunjukkan nilai derajatketidakpuasan, artinya semakin tinggi nilai, se-makin tidak puas.

2.2 Optimasi

Optimasi adalah setiap usaha untuk mem-peroleh kondisi terbaik untuk suatu masalah(Dorigo, M., and Stutzle, T., 2004). Bidangrekayasa atau engineering merupakan bidangilmu yang senantiasa dihadapkan pada masalahoptimasi dalam melakukan perancanganmaupun dalam penyelesaian masalah. Masalahyang dihadapi biasanya dinyatakan dalam ben-tuk suatu fungsi objektif atau fungsi biaya (costfunction) yang nilainya dipengaruhi oleh beber-apa parameter atau variabel. Masalah optimasidikaitkan dengan batasan, yaitu kondisi yangharus dipenuhi oleh semua variabel. Formulasimasalah optimasi adalah sebagai berikut:Minimumkan

f (x) (1)

dengang(x)≤ 0

danh(x) = 0

x = [x1,x2,x3, · · · ,xn]

ai ≤ xi ≤ bi

i = 1,2, · · · ,n

Istilah-istilah terkait dengan formulasi masalahoptimasi pada Formulasi 1 tersebut dijelaskansebagai berikut:

24

Page 28: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis Algoritma Particle SwarmOptimization (PSO)

1. Fungsi objektif dinotasikan dengan f(x)merupakan fungsi yang akan dioptimasi,dalam hal ini dicari nilai minimumnya.x = [x1,x2,x3, · · · ,xn] adalah variabel yangmenentukan nilai fungsi objektif. Masing-masing variabel xi memiliki nilai batasbawah ai dan batas atas bi.

2. Batasan atau constraint, terdapat dua jenisbatasan yaitu g(x) yang merupakan batasanpertidaksamaan (inequality constraint), danh(x) yang disebut batasan persamaan (equal-ity constraint)

3. Daerah feasible merupakan daerah kandidatsolusi, yaitu nilai-nilai x = [x1,x2,x3, · · · ,xn]yang memenuhi syarat g(x) dan h(x).

4. Minimum global adalah nilai xg =[x1,x2,x3, · · · ,xn] yang menghasilkan ni-lai f (xg) < f (x) untuk semua nilai x didaerah feasible.

5. Minimum lokal adalah nilai xl =[x1,x2,x3, · · · ,xn] yang menghasilkan ni-lai f (xl) < f (x) untuk semua nilai x didaerah lokal sekitar xl saja.

2.3 Algoritma Particle Swarm Opti-mization (PSO)

Algoritma PSO diperkenalkan oleh Dr. Eberhartdan Dr. Kennedy pada tahun 1995, merupakanalgoritma optimasi yang meniru proses yangterjadi dalam kehidupan populasi burung danikan dalam bertahan hidup.Sejak diperkenalkanpertama kali, algoritma PSO berkembang cukuppesat, baik dari sisi aplikasi maupun dari sisipengembangan metode yang digunakan padaalgoritma tersebut (Haupt, R.L., Haupt, S.E.,2004). Hal ini disebabkan, algoritma PSO meru-pakan algoritma optimasi yang mudah dipa-hami, cukup sederhana, dan memiliki unjukkerja yang sudah terbukti handal. AlgoritmaPSO dapat digunakan pada berbagai masalahoptimasi baik kontinyu maupun diskrit, liniermaupun nonlinier.

PSO memodelkan aktivitas pencarian solusiterbaik dalam suatu ruang solusi sebagai aktiv-itas terbangnya kelompok partikel dalam suaturuang solusi tersebut. Posisi partikel dalam ru-ang solusi tersebut merupakan kandidat solusiyang berisi variabel-variabel optimasi. Setiapposisi tersebut akan dikaitkan dengan sebuahnilai yang disebut nilai objektif atau nilai fit-ness yang dihitung berdasarkan fungsi objektifdari masalah optimasi yang akan diselesaikan.Proses di dalam algoritma PSO dapat dijelaskansebagai berikut. Sebanyak p partikel disebar se-

Gambar 1: Operasi pada algoritma PSO

cara acak pada ruang solusi yang ada. Posisipartikel i saat waktu t, yaitu xi(t) akan diperbaikimenurut persamaan posisi sebagai berikut.

xi(t +1) = xi(t)+ vi(t +1) (2)

dengan vi(t + 1) adalah kecepatan partikel yangdihitung dengan persamaan berikut:

vi(t +1) = wvi(t)+n1r1 (pbesti(t)− xi(t))

+n2r2 (gbest(t)− xi(t)) (3)

Titik pbesti(t) adalah solusi lokal terbaik yangdicapai oleh partikel i sampai saat t, dan mere-presentasikan kontribusi kognitif terhadap vek-tor vi(t + 1). Titik gbest(t) adalah solusi globalterbaik yang telah dicapai diantara partikel-partikel sampai saat t dan merepresentasikankontribusi sosial terhadap vektor kecepatan. Bi-langan acak r1 dan r2 terdistribusi seragam padainterval [0,1]. Faktor skala kognitif (n1) dan fak-tor skala sosial (n2) pada algoritma PSO umum-nya bernilai dua. Variabel w adalah bobot in-ersia. Inersia yang besar memfasilitasi eksplo-rasi global (pencarian dalam daerah yang luas)sedangkan inersia yang kecil menghasilkan ek-splorasi lokal (pencarian dalam daerah yangsempit). Oleh karena itu, nilai w merupakan fak-tor kritis yang menentukan perilaku konvergenalgoritma PSO. Untuk itu, direkomendasikanuntuk memilih nilai w yang besar pada awal-nya agar menghasilkan eksplorasi global padaruang solusi, selanjutnya nilai w diturunkan se-cara bertahap untuk mendapatkan solusi yanglebih baik.

Pers. 2 dan 3 dijelaskan oleh Gambar 1 sebagaipenjumlahan vektor. Faktor pembelajaran kog-nitif, yang dirumuskan sebagai n1r1(pbest i(t)−xi(t)) pada Pers. 2 merupakan memori partikeljangka pendek. Faktor pembelajaran kognitifini menunjukkan inklinasi partikel untuk men-gulang perilaku sebelumnya yang terbukti suk-

25

Page 29: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

ses pada partikel tersebut. Hal ini juga menun-jukkan adanya pengaruh memori partikel terse-but. Faktor pembelajaran sosial, yang diberikanoleh bagian n2r2(gbest(t) − xi(t)), merupakan“peer pressure” bagi sebuah partikel. Fak-tor pembelajaran sosial tersebut menunjukkaninklinasi partikel untuk meniru atau mengemu-lasi perilaku partikel lain yang telah sukses. Halini menunjukkan adanya pengaruh tetanggapartikel. Setiap iterasi, sekawanan partikeldievaluasi nilai fitness-nya dan berdasarkan ni-lai tersebut, kecepatan dan posisi partikel diper-baharui. Proses dalam algoritma PSO dapat dis-ajikan dengan diagram alir pada Gambar 2.

Diagram alir algoritma PSO secara detail dije-laskan sebagai berikut. Untuk masalah optimasidengan fungsi objektif f dan variabel x1, · · · ,xndapat dituliskan sebagai persamaan berikut:

min(x1,···,xn) f (x1, · · · ,xn) (4)

dengan ukuran populasi npop dan ukuran par-tikel n langkah-langkah optimasi dengan PSOadalah :

Inisialisasi populasi partikel : dilakukan den-gan membangkitkan populasi partikel (par) se-cara acak pada ruang solusi [0,1], sebanyaknpop yang masing-masing berisi vsariabel se-banyak n. Jadi populasi awal berupa matriksdengan ukuran npop x n. Selanjutnya juga di-lakukan pembangkitan nilai kecepatan partikelvpar berupa bilangan random pada domain [0,1].vpar berukuran sama dengan par yaitu npop x n.

Perhitungan nilai fitness semua partikel di-awali dengan melakukan proses dekoding par-tikel ke dalam domain variabel x1, ,xn yaitu[xlower,xupper]. Setelah itu nilai variabel hasildekoding dievaluasi oleh fungsi f (x1, · · · ,xn).

Tentukan pbest (terbaik lokal); hasil evaluasifungsi f (x1, · · · ,xn) diperoleh nilai cost sebanyaknpop yaitu f1, · · · , fnpop. Selanjutnya pbest diten-tukan sebagai berikut: jika nilai cost dari se-buah partikel lebih baik (lebih kecil) dari nilaicost sebelumnya maka pbest akan diset ke nilaicost yang baru, atau dapat dijelaskan sebagaiberikut:

Untuk iterasi ke k;Untuk i=1 sampai npop

Jika pbesti(k−1)> fi(k) makapbesti(k)> fi(k)

Jika pbesti(k−1)≤ fi(k) makapbesti(k) = pbesti(k−1)

Tentukan gbest (terbaik global); jika nilai mini-mum cost dari seluruh partikel lebih baik (lebihkecil) dari nilai minimum cost dari seluruh par-tikel pada iterasi sebelumnya maka nilai gbestakan diset sebagai nilai minimum cost yang barutersebut.

Gambar 2: Diagram alir algoritma PSO

Atau untuk iterasi ke k, tentukanminimum f1(k), · · · , fnpop(k) = fmin(k).

Jika fmin(k)≤ gbest(k−1) makagbest(k) = fmin(k).

Jika tidak demikian makagbest(k) = gbest(k−1).

Cek kondisi berhenti, jika kondisi berhenti terca-pai maka keluar dari proses perulangan (iterasi),jika belum tercapai lanjutkan ke iterasi berikut-nya yaitu perhitungan kecepatan untuk masing-masing partikel sesuai pers. 3 dan perhitunganposisi yang baru untuk masing-masing partikelsesuai pers. 2.

3 Metodologi Penelitian

3.1 Pemodelan Masalah

Penjadwalan mata kuliah merupakan prosespengaturan mata kuliah-mata kuliah ke dalam

26

Page 30: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis Algoritma Particle SwarmOptimization (PSO)

Tabel 3: Daftar Mata KuliahMata Sem S K S Dosen Jumlah Ruangkuliah peserta kelas/labMK1 2 3 A 50 kelasdan seterusnya

Tabel 4: Daftar Kapasitas Ruang Kelas dan Lab-oratorium

Ruang kuliah/laboratorium KapasitasR1 20R2 50dan seterusnya

slot waktu dan slot ruang kelas/laboratoriumdengan mempertimbangkan batasan-batasanmutlak yang bersifat “wajib” dan memper-timbangkan batasan-batasan lunak. Untukmenyusun jadwal perkuliahan dengan programPSO dibutuhkan data input yang disajikan seba-gai berikut:

1. daftar mata kuliah lengkap dengan datasemester pada distribusi mata kuliah dikurikulum sebuah institusi pendidikan (ju-rusan/program studi), beban SKS, dosenpengampu, serta estimasi jumlah maha-siswa yang mengambil mata kuliah terse-but, seperti pada tabel 3,

2. data kapasitas ruang kelas dan laborato-rium seperti tabel 4,

3. data preferensi dosen mengajar yangdinyatakan dengan tingkat nilai “keti-dakpuasan” pada setiap time-slot (TS)seperti pada tabel 5.

Untuk dapat mendesain jadwal kuliahdengan menggunakan algoritma PSO, par-tikel pada PSO berupa array dengan tigavariabel berupa bilangan bulat yang berisi[nomor time slot,nomor ruang,nomor hari]. Keti-ganya merupakan indeks posisi sebuah matakuliah pada tabel jadwal seperti pada tabel 6,misalnya indeks posisi mata kuliah Kalkulusadalah [1,3,2] artinya mata kuliah Kalkulusdijadwalkan pada jam ke-1, di ruang 3, hariSelasa. Proses penjadwalan dilakukan untuksetiap mata kuliah, satu per satu dengan prosesoptimasi posisi mata kuliah berbasis algoritmaPSO sehingga diperoleh jadwal yang utuhuntuk seluruh mata kuliah. Vektor x pada pers.1adalah posisi sebuah mata kuliah [i, j] padaalgoritma PSO ini yaitu berupa indeks time slot(baris ke-i) dan indeks ruang (kolom ke- j) daritabel 6. Tujuan optimasi adalah meminimalkannilai total aktivasi dari batasan mutlak dan

Tabel 5: Contoh Form Nilai KetidakpuasanDosen

Dosen ASenin Ts1 10

Ts2 0Ts3 0Ts4 10

Selasa Ts1 0Ts2 0Ts3 4Ts4 8

Rabu Ts1 5Ts2 0Ts3 9Ts4 10

Kamis Ts1 3Ts2 3Ts3 6Ts4 10

Jumat Ts1 8Ts2 9Ts3 10Ts4 10

Keterangan nilai preferensi:0 : tersedia waktu mengajar, semakin kecil

semakin lebih disukai oleh dosen10 : tidak tersedia waktu mengajar

Tabel 6: Dekoding Partikel Array sebagai JadwalMata Kuliah

Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3 Ruang 4Senin Ts1

Ts2Selasa Ts1

Ts2Rabu Ts1

Ts2Kamis Ts1

Ts2Jumat Ts1

Ts2

27

Page 31: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

batasan lunak, yang dirumuskan sebagai fungsiobjektif sebagai mana pers. 5.

min T D =time slot

∑j=1

N ruang

∑i=1

DSVi j (5)

dengan DSV : Dissatisfaction yang merupakannilai aktivasi dari batasan mutlak dan batasanlunak yang dihasilkan dari posisi sebuah matakuliah yang dijadwalkan. Jika sebuah batasantidak terpenuhi maka nilai aktivasi batasantersebut sama dengan satu, dan sebaliknya jikasebuah batasan dapat dipenuhi maka nilai akti-vasi batasan tersebut sama dengan nol.

Batasan-batasan mutlak yang digunakanpada penjadwalan ini adalah :

1. Seorang dosen tidak dapat mengajar lebihdari satu mata kuliah dalam waktu yangsama.

2. Sekelompok mahasiswa (dengantingkatan/semester yang sama) tidakdapat dijadwalkan mengikuti kuliah lebihdari satu dalam waktu yang sama.

3. Hanya satu mata kuliah yang dapat dise-lenggarakan di suatu ruang kuliah pada slotwaktu yang sama.

4. Kapasitas ruang kuliah harus mampumenampung sejumlah mahasiswa yangakan mengambil suatu mata kuliah yang di-laksanakan di ruang tersebut.

Sedangkan batasan lunak yang digunakanadalah preferensi dosen pengampu mata ku-liah dalam memilih waktu mengajar. Batasanini dihitung dengan nilai ketidakpuasan dosenpengampu mata kuliah sebagaimana tabel 5terhadap sebuah jadwal mata kuliah. Padaawal perencanaan kuliah, setiap dosen dim-inta mengisi form seperti pada tabel 5 terse-but. Setiap kandidat solusi berupa posisi matakuliah dalam sebuah jadwal dilakukan evalu-asi nilai TD (total dissatisfaction) seperti pers.5. Setiap batasan akan dicek satu per satu,jika batasan tersebut tidak dipenuhi maka akanmenambah nilai TD. Batasan mutlak diberibobot lebih besar dari batasan lunak, yaitumasing-masing aktivasi batasan mutlak dika-likan sepuluh sedangkan batasan lunak dika-likan 0,1. Hal ini dilakukan agar semua batasanmutlak dapat dipenuhi terlebih dahulu, baru ke-mudian meminimalkan batasan lunak. Solusiyang memenuhi adalah yang memiliki nilai TDminimal. Alur program penjadwalan otomatisdengan PSO yang dirancang pada penelitian inidisajikan pada gambar 3.

Gambar 3: Diagram alir penjadwalan mata ku-liah berbasis algoritma PSO

4 Hasil dan Pembahasan

Perancangan model penjadwalan otomatisberbasis PSO tersebut selanjutnya diuji untukmelakukan penjadwalan mata kuliah denganstudi kasus mata kuliah semester genap tahunakademik 2012/2013 di Jurusan Teknik ElektroUII sebanyak 60 mata kuliah dengan time-slotyang tersedia setiap hari sebanyak 12 time-slotyang dimulai pada pukul 07.00 dan berakhirpada pukul 17.30, dengan masing-masingtime-slot berdurasi 50 menit (satu SKS). Jumlahruang yang digunakan adalah sepuluh ruang.Kelompok mahasiswa dibagi dalam kelompoksemester dan kelasnya sebagai mana dirangkumpada tabel 5, sedangkan Tabel 8 menyajikansampel data input yang digunakan dalamproses penjadwalan otomatis berbasis PSO.

Berdasarkan hasil pengujian sebanyak em-pat kali diperoleh total aktivasi fungsi objek-tif untuk semua mata kuliah sebagaimana di-sajikan pada tabel 9. Dari data pada tabel terse-but dilihat bahwa total aktivasi untuk semuamata kuliah yang sudah dijadwalkan berkisardua. Hal ini menunjukkan jadwal memenuhibatasan mutlak yang berupa persyaratan yangbersifat wajib dan meminimalkan batasan lu-nak yang dimiliki oleh posisi setiap mata ku-

28

Page 32: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis Algoritma Particle SwarmOptimization (PSO)

Tabel 7: Pengelompokan mahasiswa peserta kuliahKodeKelompokMahasiswa

Keterangan

”2a” semester 2 kelas a”2b” semester 2 kelas b”4a” semester 4 kelas a”4b” semester 4 kelas b”6a” semester 6 umum”6e” semester 6 konsentrasi elektronika”6k” semester 6 konsentrasi kendali”6t” semester 6 konsentrasi telekomunikasi”8a” semester 8 dan pilihan umum”8t” emester 8 pilihan konsentrasi telekomunikasi

Tabel 8: Data input yang digunakan untuk penjadwalan otomatis dengan algoritma PSOMata Kuliah Dosen Kelompok Mahasiswa SKS Jumlah Peserta”Fisika II” ”BA” ”2a” 3 60”Fisika II” ”BA” ”2b” 3 60”TrnDaya” ”BA” ”8a” 3 40”Rlistrik” ”WB” ”2a” 2 60”Rlistrik” ”WB” ”2b” 2 60”Eprofesi” ”WB” ”6a” 2 60”Kwiraus” ”WB” ”6a” 2 60

”ManjEner” ”WB” ”8a” 3 40”SCADA” ”WB” ”8a” 3 40”Sismik” ”TB” ”4a” 2 60”Sismik” ”’TB” ”4b” 2 60”Aljabar” ”DA” ”2a” 2 60”Aljabar” ”DA” ”2b” 2 60

Tabel 9: Nilai total fungsi objektif (Pers. 5) pada percobaan I - IVPercobaan ke I II III IVTotal nilai aktivasi batasan 2,2 2,15 2,25 2,25Rata-rata total 2,2125Varians 0,0023

29

Page 33: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Tabel 10: Output hasil penjadwalan otomatis dengan algoritma PSOHari Jam 105 106 205 206 210 212 214 304 305Senin 07.00-07.50 PSD TopikKssSenin 07.50-08.40 PSD TopikKssSenin 08.40-09.30 PSD TopikKss KwargaSenin 09.30-10.20 Fisika II Broadcast DSK PSE KwargaSenin 10.20-11.10 Fisika II Broadcast Probstat DSK PSESenin 11.10-12.00 Fisika II Broadcast Probstat DSK PSESenin 12.30-13.20 RekTrafik PerSD DSR ElektrSenin 13.20-14.10 RekTrafik PerSD DSR ElektrSenin 14.10-15.00 PerSD DSR ElektrSenin 15.00-15.50 PASK DSR ElektrSenin 15.50-16.40 PASKSenin 16.40-17.30 PASK

Selasa 07.00-07.50 TrnDayaSelasa 07.50-08.40 TrnDayaSelasa 08.40-09.30 TrnDayaSelasa 09.30-10.20Selasa 10.20-11.10 PablC PPISelasa 11.10-12.00 PablC PPiSelasa 12.30-13.20 EkotekSelasa 13.20-14.10 EkotekSelasa 14.10-15.00Selasa 15.00-15.50 MultimedSelasa 15.50-16.40 Sismik MultimedSelasa 16.40-17.30 Sismik Multimed

Rabu 07.00-07.50 SCADA Ibadah Elkands Jarkom TinstrumenRabu 07.50-08.40 SCADA Ibadah Elkands Jarkom TinstrumenRabu 08.40-09.30 SCADA Aljabar Elkands Jarkom Ibadah TinstrumenRabu 09.30-10.20 Tinstrumen Aljabar Radar Ibadah ManajEnerRabu 10.20-11.10 Tinstrumen Radar ManajEnerRabu 11.10-12.00 Tinstrumen Radar ManajEnerRabu 12.30-13.20 PIS RegTelkm ElkaDayaRabu 13.20-14.10 PIS RegTelkm ElkaDayaRabu 14.10-15.00 PIS Probstat Rlistrik RegTelkm ElkaDaya

liah. Data pengujian pada tabel 9, juga menun-jukkan bahwa optimasi yang dilakukan denganalgoritma PSO menghasilkan solusi yang ter-letak di sekitar titik optimum global. Hal iniditunjukkan oleh nilai fungsi objektif (pers. 5)yang kecil variasinya yaitu sebesar 0,0023 den-gan rata-rata sebesar 2,2125. Nilai total fungsiobjektif yang bernilai kurang dari 10 tersebutmenunjukkan bahwa semua batasan mutlak da-pat dipenuhi, dan batasan lunak diminimalkan.Output hasil penjadwalan secara otomatis den-gan algoritma PSO adalah tabel jadwal lengkapuntuk keenampuluh mata kuliah, yang manasampelnya disajikan pada tabel 10.

5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasandi atas, dapat disimpulkan bahwa model pen-jadwalan kuliah otomatis berbasis PSO da-pat digunakan sebagai alat bantu pembuatanjadwal yang menghasilkan tabel jadwal yangmemenuhi semua kriteria yang bersifat wa-jib dan dapat mengakomodasi preferensi dosendalam memilih waktu mengajar. Model ini san-gat membantu tugas penjadwalan yang cukuprumit sehingga tugas penjadwalan dapat di-

lakukan secara otomatis dalam waktu yanglebih cepat. Pada penelitian ini digunakan studikasus penjadwalan mata kuliah di sebuah ju-rusan/program studi. Pada bebarapa universi-tas, jurusan/program studi yang berada di satufakultas yang sama menggunakan fasilitas ru-ang secara bersama-sama untuk kegiatan perku-liahan. Oleh karena itu, penelitian lebih lan-jut tentang implementasi model penjadwalanmata kuliah otomatis ini di tingkat fakultasyang mencakup kurikulum dari beberapa ju-rusan/program studi perlu dilakukan untukmengetahui efektifitas dari model ini.

Daftar Pustaka

Aldasht,M.M., Saheb,M., Najjar, Tamimi, M.H.,Takruri, T.O. (2005). University CourseScheduling Using Parallel Multi-ObjectiveEvolutionary Algorithms. Journal of Theo-retical and Applied Information Technology,www.jatit.org, 129-136.

Amirthagadeswaran, K. S. , Arunachalam, V.P.,. (2006). Improved solutions for job shopscheduling problems through genetic algo-rithm with a different method of schedule de-

30

Page 34: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Model Penjadwalan Mata Kuliah Secara Otomatis Berbasis Algoritma Particle SwarmOptimization (PSO)

duction. International Journal of Advanced Man-ufacturing Technology, 532-540.

Chaudhuri Arindam, De Kajal. (2010). FuzzyGenetic Heuristic for University CourseTimetable Problem. International Journal ofAdvances in Soft Computing and Its Applications,100 -123.

Dorigo, M., and Stutzle, T. (2004). Ant Colony op-timization. London, England: MIT Press Cam-bridge.

Haupt, R.L., Haupt, S.E. (2004). Practical GeneticAlgorithm, Second Edition. Wiley.

Jamnezhad,M.E., Javidan, R.,Dezfouli , M.A.(2011). Optimization of timetabling structuresbased on evolutionary algorithms. 5th Sym-posium on Advances in Science and Technology(5thsastech) Mashhad, Iran.

Kennedy J. & Eberhart R. (Nov. 1995). ParticleSwarm Optimization. International Conferenceon Neural Networks, vol. 4, Nov 1995, 1942-1948.

Oner,A., Ozcan,S., Dengi, D. (2011). Optimiza-tion Of University Course Scheduling Prob-lem With A Hybrid Artificial Bee Colony Al-gorithm. Evolutionary Computation (CEC), 2011IEEE Congress on, 339-345.

Pinedo, M. L. (2012). Scheduling: Theory, Algo-rithms, and Systems. New York: Springer.

Xia, W., Wu, Z. (2006). A hybrid particleswarm optimization approach for the job-shop scheduling problem. International Journalof Advanced Manufacturing Technology, 360366.

Yu, J. (2006). Scheduling of an assembly line witha multi-objective genetic algorithm. Interna-tional Journal of Advanced Manufacturing Tech-nology, 551-555.

31

Page 35: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP)dalam Pemilihan Supplier Bahan Baku Kertas pada PT

Mangle Panglipur

Alfian1∗, Ignatius A. Sandy2, Hanif Fathurahman3

1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141

email:1) [email protected], 2)[email protected], 3)[email protected]

Abstrak

PT Mangle Panglipur adalah perusahaan yang menerbitkan majalah berbahasa Sunda dimulai21 November 1957. Dalam menerbitkan majalah, dibutuhkan bahan baku yaitu kertas untukbagian dalam majalah. Dalam memilih supplier yang memasok kertas, perusahaan tersebutmenerapkan cara yang konvensional. Proses pemilihan supplier yang tidak tepat akan berdampakpada penjualan dari perusahaan karena berhubungan dengan proses produksi dan juga produkyang akan dijual nantinya. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih supplier. Dalamproses pengambilan keputusan untuk memilih supplier, harus diperhatikan faktor-faktor (kriteria)yang satu sama lainnya mungkin saling terkait. Metode Analytic Network Process (ANP) meru-pakan metode pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang saling terkait. Permasalahanini direpresentasikan dalam sebuah sistem dengan ketergantungan (dependence) dan feedback.Keterkaitan yang terdapat pada metode ANP adalah keterkaitan dalam satu set elemen (node com-parison) dan keterkaitan terhadap elemen yang berbeda (cluster comparison). Penggunaan metodeANP akan menghasilkan bobot nilai prioritas pada seluruh elemen yang terdapat dalam sistempengambilan keputusan. Dari penelitian yang telah dilakukan di PT. Mangle Panglipur terdapat 4kriteria pertimbangan yang terdiri dari 12 sub-kriteria, dan 3 alternatif pilihan. Berdasarkan darihasil pengolahan data, alternatif supplier CV Karya Jaya terpilih sebagai alternatif supplier terbaikdengan nilai bobot tertinggi sebesar 0,158 kemudian CV Makmur Jaya dengan 0,145 dan CV SinarJaya sebesar 0,134. Maka dari itu, alternatif supplier Karya Jaya merupakan alternatif supplierterbaik bagi pihak perusahaan.

Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Pemilihan Supplier Bahan Baku, Banyak Kriteria, KeterkaitanKriteria, ANP (Analytic Network Process).

1 Pendahuluan

PT. Mangle Panglipur adalah perusahaan yangbergerak di bidang informasi dengan menya-jikan konten-kontennya berupa majalah berba-hasa Sunda. Perusahaan ini merupakan bagiandari sektor industri menengah (mid-stream)dalam dunia industri grafika secara keselu-ruhan. Tak dapat dipungkiri pada keny-ataannya bahwa keberadaan majalah Mangl tu-rut terancam dengan berkembangnya zaman,persaingan antara media sejenis maupun me-

∗Korespondensi Penulis

dia lain pun menjadi sangat ketat. Untuk dapatbertahan dalam mengatasi persaingan ini makaperusahaan harus berusaha memperoleh keung-gulan kompetitif. Oleh karena itu PT Mangleperlu meningkatkan dan memperbaiki produkyang ditawarkan, sehingga dapat berkompetisidengan perusahaan lain.

Masalah bahan baku adalah masalah utamayang dialami oleh perusahaan, karena bahanbaku sangat berpengaruh dalam meningkatkandan memperbaiki produk yang ditawarkan. Ba-han baku yang dapat digunakan perusahaanadalah kertas yang dapat diperoleh dari berba-

32

Page 36: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam Pemilihan Supplier Bahan BakuKertas pada PT Mangle Panglipur

gai supplier. Setiap supplier memiliki karak-teristik sendiri terkait dengan kriteria pemili-han perusahaan. Keputusan seleksi supplieryang rumit adalah fakta bahwa berbagai macamkriteria harus dipertimbangkan dalam prosespengambilan keputusan. Dengan kata lainproses seleksi supplier tidak hanya mempertim-bangkan harga bahan baku, tetapi juga berba-gai faktor seperti kualitas produk, waktu padapengiriman, sejarah kinerja supplier, dan ke-bijakan garansi yang digunakan oleh supplier(Dickson1966).

Banyak sekali kriteria yang berkaitan den-gan pengambilan keputusan dengan memper-timbangkan kemampuan supplier secara ke-seluruhan. Untuk dapat memilih supplier den-gan baik, diperlukan solusi yang tepat un-tuk menyelesaikan masalah yang ada. Salahsatu cara adalah dengan menggunakan modelpengambilan keputusan yang dapat melibatkanberbagai kriteria/faktor pemilihan supplier be-serta keterkaitan yang ada di dalamnya, dengandemikian proses pengambilan keputusan dapatdilakukan dengan jelas dan lebih sistematis.

2 Metodologi Penelitian

Untuk bisa memilih supplier kertas terbaikbagi PT Mangle Panglipur, diperlukan langkah-langkah yang jelas yang sekaligus menjadimetodologi dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut dimulai dari identifikasi pihakpengambil keputusan di PT Mangle Panglipur.Pihak pengambil keputusan merupakan pihakyang mengetahui karakteristik setiap suppliersecara mendalam dan juga mengetahui krite-ria produk seperti apa yang memenuhi syaratbagi perusahaan. Pihak pengambil keputu-san yang dimaksudkan di sini adalah mana-jer pembelian. Setelah diketahui dengan je-las siapa pihak pengambil keputusan yang di-maksud, tahap selanjutnya adalah identifikasikriteria dan subkriteria yang dijadikan per-timbangan dalam pemilihan supplier kertasdi PT Mangle Panglipur. Proses identifikasiini dilakukan dengan mewawancarai manajerpembelian. Tidak hanya melalui wawancara,sebagai referensi pendukung mengenai krite-ria/subkriteria pemilihan supplier, dilakukanjuga studi literatur.

Dari kriteria dan subkriteria yang telah dida-patkan, akan diidentifikasi bagaimana hubun-gan yang terjadi di antara kriteria dan subkrite-ria tersebut. Hal ini dilakukan dengan wawan-cara terhadap pengambil keputusan menge-nai keterkaitan antarkriteria/subkriteria yang

Gambar 1: Metodologi Pemilihan Supplier Ker-tas PT Mangle Panglipur

mungkin terjadi ketika memilih supplier. Sete-lah kriteria/subkriteria dan hubungannya dida-patkan, dapat dibangun sebuah model pengam-bilan keputusan. Berdasarkan model ini, di-lakukan penilaian kepentingan terhadap krite-ria/subkriteria. Nilai diberikan oleh pihak man-ajer pembelian sebagai pihak yang memangkompeten dalam menilai supplier-supplier yangada. Hasil penilaian ini akan diolah menggu-nakan konsep ANP dimana di dalamnya meli-batkan pengecekan konsistensi penilaian, pem-buatan matriks penilaian, hingga akhirnya dida-patkan suatu nilai bobot yang dapat membantupengambilan keputusan supplier kertas ter-baik. Pengolahan data hasil penilaian dilakukandengan menggunakan sebuah perangkat lunakyang memang dapat mengakomodasi model-model pengambilan keputusan termasuk ANP.Secara lebih jelas, alur penelitian yang di-lakukan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

3 Identifikasi Kriteria danSubkriteria

Dalam mengambil keputusan mengenaisupplier kertas terbaik bagi PT Mangle

33

Page 37: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Panglipur, diperlukan kriteria-kriteria yangmemang mendukung pengambilan keputusanini. Adapun pengambilan keputusan yangdilakukan saat ini masih menggunakan intuisisehingga belum ada kriteria-kriteria yang jelassebagai bahan pertimbangan dalam pemilihansupplier. Pada dasarnya pengambilan kepu-tusan dengan intuisi ini pastilah melibatkankriteria-kriteria tertentu, namun belum adanyacara sistematis dalam mengambil keputusanmenyebabkan pertimbangan setiap kriteriayang ada menjadi tidak jelas sehingga bisaberakibat pada keputusan yang salah. MetodeANP diusulkan sebagai alternatif metodepengambilan keputusan yang lebih terstruktur.Kriteria-kriteria pengambilan keputusan yangjelas diperlukan dalam metode ini. Oleh sebabitu dilakukan wawancara terhadap pengambilkeputusan di PT Mangle Panglipur mengenaikriteria apa yang menjadi pertimbangan dalampemilihan supplier selama ini.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan den-gan pihak pengambil keputusan di perusa-haan didapatkan beberapa kriteria yang me-mang diperhatikan dalam pemilihan supplier.Kriteria-kriteria tersebut adalah kualitas ker-tas, harga kertas, kriteria pelayanan supplier,dan kriteria pengiriman. Kualitas bahan bakukertas merupakan kriteria penting yang perludipertimbangkan karena penerimaan terhadapkualitas kertas tertentu yang dipasok supplierakan mempengaruhi kualitas majalah yang di-hasilkan. Kriteria kualitas kertas bisa dibagimenjadi 3 subkriteria yang lebih spesifik, yaituketebalan kertas, warna kertas, dan pori-porikertas. Subkriteria ketebalan kertas berkaitandengan kemudahan proses produksi. Kertas-kertas yang terlalu tipis seringkali terlipat saatproses pencetakan sehingga mesin cetak ter-paksa dihentikan terlebih dahulu untuk di-lakukan perbaikan kondisi bahan baku kertas.

Subkriteria kedua adalah warna kertas. Pe-rusahaan menginginkan warna kertas yangputih. Namun kondisi tempat penyimpanankertas di pihak supplier berbeda-beda dan ser-ingkali menyebabkan warna kertas berubahmenjadi kekuningan. Oleh sebab itu perlu dip-ilih supplier yang dapat memberikan pasokankertas dengan warna terbaik. Subkriteria ketigaadalah pori-pori kertas. Kertas dengan pori-poriyang baik seharusnya dapat menyerap warnadengan baik dan tidak menyebabkan tulisanhasil cetak tembus di bagian belakang kertas.Tinta cetak yang tembus di bagian belakangkertas tentunya akan membuat tulisan menjaditidak jelas sehingga dihasilkan produk cacat.

Selain subkriteria pada kriteria kualitas ker-

tas, didapatkan juga 3 subkriteria dari krite-ria harga kertas, yaitu tingkat harga kertas,diskon yang diberikan, dan cara pembayaran.Tingkat harga kertas berkaitan dengan hargadasar yang diberikan supplier terhadap pe-rusahaan. Tentunya perusahaan menginginkansupplier yang dapat memberikan harga kertassemurah mungkin. Selain itu, besar diskonyang diberikan supplier turut menjadi pertim-bangan. Adanya diskon terhadap harga kertasserta semakin besarnya diskon yang diberikanakan mengurangi biaya pembelian bahan bakuyang harus dikeluarkan sehingga diharapkandapat meningkatkan keuntungan perusahaan.Subkriteria ketiga dalam kriteria harga kertasberkaitan dengan kemudahan cara pembayaranyang diberikan oleh supplier. Kebijakan sup-plier yang lebih fleksibel terhadap cara pem-bayaran bahan baku pesanan tentunya menjadipilihan perusahaan.

Kriteria ketiga adalah kriteria pelayanansupplier. Terdapat 4 subkriteria yang dipertim-bangkan dalam kategori ini, yaitu kemampuanberkomunikasi, kemudahan dihubungi, ke-cepatan tanggap, dan intensitas menyampaikaninformasi. Kemampuan berkomunikasi tidakhanya mengenai kecepatan supplier mengertiapa yang disampaikan, tetapi juga sikap sertacara bicara supplier yang santun sehingga tidakmenyebabkan salah paham. Subkriteria keduaadalah kemudahan dihubungi. Semakin mudahsupplier untuk dihubungi maka akan semakinmudah perusahaan dalam memenuhi bahanbaku kertas yang diinginkan. Kecepatan tang-gap merupakan subkriteria yang juga diper-lukan untuk memastikan pesanan bahan bakuyang kita inginkan dipenuhi tepat waktu. Tidakhanya itu, subkriteria ini pun diperlukan dalammenanggapi adanya keluhan-keluhan dari pe-rusahaan yang salah satunya mengenai produkcacat yang ditemukan pada bahan baku yangdikirim. Subkriteria keempat dalam kriteriapelayanan supplier adalah intensitas penyam-paian informasi. Dilihat dari sisi perusahaan,supplier yang baik seharusnya selalu mem-berikan informasi-informasi terbaru mengenaibahan baku yang memang terkait dengan kon-sumennya. Dengan demikian, perusahaan da-pat menyusun strategi penyediaan bahan bakudengan lebih baik

Kriteria keempat yang teridentifikasi darihasil wawancara adalah kriteria pengirimanproduk. Kriteria ini dapat dibagi lagi menjadi2 subkriteria, yaitu ketepatan waktu pengiri-man dan ketersediaan barang. Setiap konsumententunya mengharapkan pemenuhan pesananyang tepat waktu. Keterlambatan pemenuhan

34

Page 38: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam Pemilihan Supplier Bahan BakuKertas pada PT Mangle Panglipur

pesanan tentunya akan mengakibatkan keru-gian, salah satunya adalah keterlambatan prosesproduksi yang pada akhirnya mengakibatkanketerlambatan pemenuhan kebutuhan majalahyang dihasilkan PT Mangle Panglipur. Subkri-teria kedua adalah ketersediaan barang. Sub-kriteria ini berkaitan dengan ada tidaknya ba-han baku yang dipesan. Tidak tersedianyabarang pada supplier tentunya mengharuskansupplier memesan bahan baku tersebut ke pi-hak ketiga. Hal ini akan menambah waktuyang diperlukan oleh perusahaan untuk menda-patkan barang pesanannya sementara mungkinsaja bahan baku tersebut diperlukan dengansegera. Tentunya hal ini sangat merugikanperusahaan sehingga perusahaan akan lebihmemilih supplier yang memiliki persediaan ba-han baku yang lebih banyak dan cukup untukmemenuhi pesanan.

4 Identifikasi Keterkaitan An-tarkriteria dan Subkriteria

Salah satu keuntungan penggunaan model ANPdalam proses pengambilan keputusan adalahdapat diakomodasinya keterkaitan antarkriteriadan subkriteria pengambilan keputusan dalammasalah yang dihadapi. Berdasarkan sub-kriteria yang telah diidentifikasi, ditemukanketerkaitan pada beberapa subkriteria tersebut.Keterkaitan ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu in-ner dependence dan outer dependence. Inner depen-dence adalah keterkaitan yang terjadi antarsub-kriteria dalam sebuah kriteria yang sama sedan-gkan outer dependence merupakan keterkai-tan yang terjadi antarsubkriteria di kriteria-kriteria yang berbeda. Informasi keterkaitanantara subkriteria yang terdapat dalam peneli-tian ini didapatkan dari hasil wawancara ter-hadap pengambil keputusan. Adapun salahsatu keterkaitan tersebut terjadi antara subkrite-ria diskon dengan subkriteria tingkat harga ker-tas. Besar diskon yang diberikan supplier ten-tunya akan mempengaruhi harga akhir kertasyang harus dibayarkan perusahaan ke supplier.Perusahaan tentunya lebih menyukai supplieryang memberikan harga akhir kertas termu-rah. Keterkaitan ini termasuk dalam jenis in-ner dependence. Keterkaitan lainnya terjadi an-tara subkriteria cara pembayaran dengan sub-kriteria diskon. Diskon diberikan oleh sup-plier apabila kondisi/syarat tertentu dipenuhiperusahaan. Salah satu contohnya adalah di-lakukannya pembayaran tunai terhadap totalbiaya barang pesanan dibandingkan mencicil

pembayaran barang. Secara umum semakinfleksibel sistem pembayaran yang diinginkanoleh konsumen maka harga bahan baku akan se-makin ketat atau dengan kata lain semakin kecilkemungkinan diberikannya diskon.

Keterkaitan selanjutnya adalah antara ke-mampuan berkomunikasi dengan kecepatantanggap. Seperti telah dibahas sebelumnya, ke-mampuan berkomunikasi ini berkaitan dengankemampuan supplier mengerti apa yang di-inginkan oleh konsumen. Semakin tinggi ke-mampuan supplier mengerti informasi yangdisampaikan konsumen maka seharusnya se-makin cepat tanggapan yang diberikan. Sub-kriteria kemudahan dihubungi pun tentu akanmempengaruhi kecepatan tanggap supplier.Apabila supplier dapat dengan mudah di-hubungi, maka informasi dari konsumen punakan sampai dengan cepat sehingga diharapkansupplier dapat menanggapinya dengan cepatpula. Subkriteria kemudahan dihubungi akanmempengaruhi intensitas penyampaian infor-masi. Semakin mudah pihak supplier di-hubungi maka akan semakin banyak informasi-informasi yang didapatkan pihak perusahaanterutama mengenai harga bahan baku kertassaat ini. Keterkaitan terakhir yang termasukke dalam kategori inner dependence terjadi an-tara subkriteria ketersediaan bahan baku den-gan ketepatan pengiriman. Tersedianya ba-han baku pesanan tentunya akan mempermu-dah supplier untuk dapat mengirimkan barangpesanan perusahaan tepat waktu. Sebaliknyakondisi kekosongan atau kekurangan bahanbaku pada pihak supplier akan menyebabkansupplier harus menunggu terpenuhinya jumlahpesanan yang dipasok oleh pihak ketiga hinggaakhirnya dapat melakukan pengiriman kepadakonsumen.

Keterkaitan yang terjadi antarsubkriteria lain-nya termasuk ke dalam jenis outer dependence.Outer dependence antarsubkriteria sekaligus me-nunjukan keterkaitan antarkriteria tempat sub-kriteria tersebut berada. Keterkaitan yang per-tama dalam kategori ini terjadi antara ketebalankertas dengan tingkat harga kertas. Semakintebal kertas maka harga kertas akan semakintinggi. Kedua subkriteria lainnya pada kri-teria kualitas, yaitu warna dan pori-pori ker-tas pun memiliki hubungan yang sama denganketebalan kertas terhadap tingkat harga ker-tas. Subkriteria selanjutnya adalah kemudahandihubungi yang memberikan pengaruh padaketepatan waktu pengiriman kertas. Semakinmudah seorang supplier dihubungi maka akansemakin cepat informasi pesanan sampai ditangan supplier sehingga prioritas pengiriman

35

Page 39: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

barang pesanan pun akan semakin tinggi. Tidakhanya subkriteria kemudahan dihubungi, sub-kriteria kecepatan tanggap pun akan mempe-ngaruhi ketepatan waktu pengiriman. Apa-bila informasi pesanan sudah sampai ke tangansupplier namun pihak supplier tidak dengancepat mempersiapkan barang pesanan tersebutdan menjadwalkan pengiriman barang, makaproses pengiriman barang pun akan terganggusehingga dapat mengakibatkan keterlambatanpengiriman. Berdasarkan setiap kriteria, sub-kriteria, serta hubungannya, dapat dibangunmodel pengambilan keputusan yang melibatkansetiap hal-hal tersebut. Gambar 2 menunjukanmodel yang akan digunakan dalam pengambi-lan keputusan supplier bahan baku kertas ter-baik bagi PT Mangle Panglipur.

Pada Gambar 2 terlihat adanya Goal dan kri-teria supplier. Goal merupakan tujuan yangingin dicapai oleh PT Mangle Panglipur melaluipenggunaan model pengambilan keputusan ini.Tujuan ini menjadi kriteria kontrol bagi kriteria-kriteria yang dibawahinya atau dengan katalain, kriteria maupun subkriteria yang ada akandinilai berdasarkan seberapa penting kriteriaatau subkriteria tersebut mempengaruhi penca-paian tujuan yang diinginkan oleh PT ManglePanglipur. Selain itu, terdapat juga hubun-gan antara kriteria supplier dengan kriteria dansubkriteria lainnya. Hubungan yang terjadiditandai dengan hubungan 2 arah. Hal inimenunjukan bahwa proses pengambilan kepu-tusan akan melibatkan proses perbandingansetiap alternatif supplier berdasarkan kriteriaatau subkriteria yang ada serta perbanding-an beberapa subkriteria dengan secara spesifikmengacu pada alternatif supplier tertentu.

5 Hasil dan Pembahasan

Model pengambilan keputusan pada Gambar2 akan menjadi landasan pengambilan kepu-tusan supplier kertas terbaik bagi PT ManglePanglipur. Untuk menghasilkan keputusan inimaka diperlukan pengumpulan data mengenaitingkat kepentingan setiap kriteria dan subkri-teria berdasarkan hubungan yang terjadi an-tarkriteria dan subkriteria tersebut. BerdasarkanGambar 2, dapat dicontohkan beberapa cara pe-nilaian yang harus dilakukan. Hasil penilaianpada Tabel 1 adalah contoh penilai- an tingkatkepentingan setiap kriteria dalam hubungan-nya dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasilpenilaian ini ditunjukkan dalam bentuk ma-triks perbandingan berpasangan dengan hu-ruf A sampai D berturut-turut mewakili kri-

Tabel 1: Penilaian Goal-KriteriaA B C D Nilai Eigen

A 1 1 4 3 0,351B 1 1 6 6 0,467C 1/4 1/6 1 1/2 0,072D 1/3 1/6 2 1 0,110Inconsistency Index : 0,030

teria harga, kualitas, pelayanan, dan pengi-riman. Berdasarkan Saaty (1991) aturan in-deks nilai yang dapat diberikan dimulai dariangka 1 yang menunjukan bahwa kedua ele-men yang dibandingan sama pentingnya hinggaangka 9 yang menunjukan bahwa elemen yangsatu mutlak lebih penting dibandingkan elemenlainnya. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahuibahwa perbandingan kriteria A (pada baris) dankriteria D (pada kolom) menghasilkan nilai 3yang menunjukan bahwa kriteria harga agaklebih penting dari kriteria pengiriman dalammempertimbangkan supplier kertas yang harusdipilih, sedangkan kriteria harga pada baris Adan kualitas pada kolom B sama pentingnyadalam mendukung proses pengambilan keputu-san di PT Mangle Panglipur.

Penilaian tingkat kepentingan setiap kriteriaberdasarkan kriteria kontrol tertentu dilakukanoleh pihak pengambil keputusan. Hasil pe-nilaian ini akan diolah dengan menggunakanperangkat lunak yang dapat mengakomodasimodel ANP hingga dihasilkan bobot penilai-an yang menunjukan supplier kertas terbaikbagi PT Mangle Panglipur. Contoh penilai-an kepentingan lainnya yang didasarkan padamodel di Gambar 2 adalah perbandingan an-tara kriteria supplier dengan subkriteria kon-trol warna kertas. Contoh kedua ini dapat dili-hat pada Tabel 2 dimana angka romawi I sam-pai III berturut-turut mewakili CV Karya Jaya,CV Makmur Jaya, dan CV Sinar Jaya. Interpre-tasi penilaian pada Tabel 2 agak berbeda denganpenilaian pada Tabel 1. Sebagai contoh per-bandingan antara baris II kolom I menunjukanangka 3. Hal ini menunjukan bahwa CV Mak-mur Jaya agak lebih unggul dibandingkan CVKarya Jaya dalam hal warna bahan baku ker-tas yang dimiliki. Hubungan dua arah antarakriteria supplier dengan kriteria lainnya men-ciptakan penilaian berkebalikan dimana krite-ria supplier-lah yang dijadikan sebagai kriteriakontrol bagi penilaian kriteria-kriteria lainnya.Setelah semua proses penilaian dilakukan, perludilanjutkan dengan pengujian konsistensi peni-laian dimana nilai inkonsistensi yang dihasilkantidak boleh lebih dari 0,1, jika tidak penilaian

36

Page 40: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam Pemilihan Supplier Bahan BakuKertas pada PT Mangle Panglipur

Gambar 2: Model Pengambilan Keputusan Supplier Kertas PT Mangle Panglipur

harus dilakukan ulang. Semua hasil penilaianpada penelitian ini menunjukan tingkat konsis-tensi yang memenuhi syarat.

Eigen value merupakan nilai hasil pengolah-an matriks perbandingan berpasangan yang me-nunjukan tingkat kepentingan setiap kriteriaatau subkriteria berdasarkan kriteria kontrol ter-tentu. Eigen value pada Tabel 1 menunjukanbahwa kriteria kualitas menjadi kriteria terpen-ting dalam memilih supplier bahan baku ker-tas. Pendekatan yang dapat digunakan untukmenghitung eigen value dimulai dari normal-isasi penilaian di setiap kolom pada matriksperbandingan berpasangan kemudian merata-ratakan nilai hasil normalisasi masing-masingbaris kriteria/subkriteria (Winston 1994). Tabel3 menunjukan nilai hasil normalisasi penilaianpada Tabel 2. Normalisasi dilakukan denganmembagi setiap komponen nilai di kolom ter-tentu dengan nilai total kolom tersebut. Sete-lah normalisasi dilakukan, pendekatan perhi-tungan eigen value dapat dilakukan denganmerata-ratakan nilai normalisasi setiap baris kri-teria/subkriteria sehingga didapatkanlah eigenvalue seperti pada Tabel 3.

Eigen value yang dihasilkan dari setiap ma-triks perbandingan berpasangan akan menjadiinput dalam pembuatan cluster weight matrixdan unweighted supermatrix. Kedua matrix iniakan menjadi input bagi weighted supermatrix.

Dari weighted supermatrix lalu akan dihasilkanlimiting matrix. Limiting matrix inilah yangakan menunjukan solusi akhir bagi permasalah-an yang dihadapi. Tabel 4 menunjukan bobotakhir setiap subkriteria yang didapatkan darilimiting matrix.

Berdasarkan bobot yang didapatkan, disim-pulkan bahwa CV Karya Jaya merupakansupplier kertas terbaik bagi PT ManglePanglipur. Hal ini ditunjukan dari nilaibobot terbesar yang dimiliki oleh CV KaryaJaya dibandingkan supplier-supplier lainnya.Berdasarkan bobot pada Tabel 3 pun dapat dike-tahui bahwa pihak Mangle Panglipur sangatmenitikberatkan hal ketebalan kertas dalammemilih supplier. Hal terpenting kedua yangdiperhatikan ketika memilih supplier adalahtingkat harga kertas yang diberikan. Urutan ke-pentingan setiap subkriteria ini bisa didapatkandengan mengurutkan bobot pada Tabel 4 dariyang terbesar hingga terkecil. Dengan demikiandiketahui juga bahwa kriteria dengan prioritasterbawah dalam memilih supplier kertas adalahkemampuan komunikasi.

Berdasarkan proses penilaian yang telah di-lakukan, didapatkan juga informasi menge-nai keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing supplier kertas di subkriteria tertentu.Tabel 5 menunjukan informasi yang dimak-sud. Berdasarkan tabel tersebut diketahui

37

Page 41: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 2, No.1, 2013

Tabel 2: Penilaian Warna-SupplierI II III Nilai Eigen

I 1 1/3 1/2 0,163II 3 1 2 0,539III 2 1/2 1 0,296Inconsistency Index : 0,088

Tabel 3: Hasil Normalisasi Warna-SupplierI II III Eigen Value

I 0,167 0,182 0,143 0,164II 0,500 0,545 0,571 0,539III 0,333 0,273 0,286 0,297

bahwa sebenarnya CV Makmur Jaya-lah yangmemiliki keunggulan di bidang ketebalan kertasyang justru menjadi prioritas utama PT ManglePanglipur dalam memilih supplier. Namunpada kenyataannya hasil pengolahan data me-nunjukan bahwa CV Karya Jaya yang terpilihsebagai supplier terbaik. Hal ini memang ma-suk akal dilihat dari keunggulan-keunggulanCV Karya Jaya yang didapatkan dari beberapasubkriteria yang menduduki prioritas tinggi.Sebagian besar subkriteria ini dapat dipenuhioleh CV Karya Jaya dibandingkan oleh alternatifsupplier lainnya.

6 Kesimpulan

Metode ANP dapat digunakan untuk memilihsupplier pemasok kertas di PT ManglePanglipur dengan menggunakan kriteria-kriteria kualitas, harga, pengiriman danpelayanan.

Kriteria tersebut diuraikan menjadi 12 subkriteria yaitu cara pembayaran, diskon, tingkatharga, ketebalan, pori-pori, warna, intensitaspenyampaian informasi, kecepatan tanggap, ke-mampuan komunikasi, kemudahan dihubungi,ketepatan waktu, dan ketersediaan barang.

Supplier CV Karya Jaya terpilih sebagaisupplier terbaik dengan mendapatkan bobotpaling besar berdasar hasil pembobotan ter-hadap tiap elemen dalam model keterkaitanyaitu 0,158, disusul supplier CV Makmur Jayadengan 0,145 dan supplier CV Sinar Jaya dengan0,134.

Daftar Pustaka

Dagdeviren, M. dan Yuksel, I. (2007). PersonnelSelection Using Analytic Network Process. Istan-bul Ticaret University.

Tabel 4: Bobot Akhir SubkriteriaSubkriteria BobotCV Karya Jaya 0,158268CV Makmur Jaya 0,14526CV Sinar Jaya 0,13414PT Mangle Panglipur 0Cara Pembayaran 0,045718Diskon 0,061293Tingkat harga 0,081221Ketebalan 0,087246Pori-pori 0,079005Warna 0,055545Intensitas penyampaian informasi 0,009724Kecepatan tanggap 0,022302Kemampuan komunikasi 0,009146Kemudahan dihubungi 0,009318Ketepatan waktu 0,074884Ketersediaan barang 0,02693

Tabel 5: Keunggulan SupplierSubkriteria SupplierCara Pembayaran CV Makmur JayaDiskon CV Karya JayaTingkat harga CV Karya JayaKetebalan CV Makmur JayaPori-pori CV Sinar JayaWarna CV Makmur JayaIntensitas penyampaianinformasi CV Sinar JayaKecepatan tanggap CV Karya JayaKemampuan komunikasiCV Makmur JayaKemudahan dihubungi CV Sinar JayaKetepatan waktu CV Karya JayaKetersediaan barang CV Makmur Jaya

38

Page 42: jrsi - Program Studi Teknik Industriti.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/04/B-14-JRSI-Vol-2.pdf · keselamatan kerja, produksi, persediaan dan logistik, otomasi, statistika

Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam Pemilihan Supplier Bahan BakuKertas pada PT Mangle Panglipur

Dempsey, W.A. (1978). Vendor selection and thebuying process, Industrial Marketing Manage-ment 7, 257-267.

Dickson. (1966). An analysis of vendor selection: systems and decisions, Journal of Purchasing,Vol. 1, N. 2, pp: 5-17.

Ellram, Lisa M. 1995. Supplier Selection AndEvaluation in Small Versus Large ElectronicsFirms. Journal of Small Business Management

Luecke, R. dan Rowe, A. J. (2006).Harvard Busi-ness essentials : Decision Making : 5 Steps to Bet-ter Results, Harvard Business School Publish-ing, Boston.

Lyes Benyoucef L., Hongwei Ding H., dan XieX. (2003). Supplier Selection Problem : SelectionCriteria and Methods, Inria-Lorraine, MACSIProject.

Noorderhaven, N. (1995).Strategic Decision Mak-ing, Addison-Wesley Publishers, Wokingham,England.

Raharjo, J., Stok, R.E., Yustina, R., (2000).Penerapan Multi-Criteria Decision MakingDalam Pengambilan Keputusan Sistem Pe-rawatan. Jurusan Teknik Industri, U.K. Petra,Surabaya.

Saaty, T.L. (1991). Pengambilan Keputusan BagiPara Pemimpin. Jakarta : IPPM dan PT PustakaBinaman Pressindo.

Saaty, TL, (1996). Decision Making with Depen-dence And Feedback The Analytic Network Pro-cess, RWS Publications, Pittsburgh.

Vanany I, (2003). Aplikasi Analytic Netwok Process(ANP) pada Perancangan Sistem Peng- ukuranKinerja, Surabaya, vol. 5, no.1

Winston, W.L. (1994). Operation Research : Ap-plication and Algorithms 3rd ed. USA : Interna-tional Thomson Publishing.

39