JPERANAN ICT-I. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN ISLAM DI JAMB! SEBERANG (1914-1970) Diajukau kepada Fakultas Adah dan Humaniora untuk mcrnenuhi syarat gdar Sarjana Humaniora (S.Hum) Skripsi , Oleh: AB][) ULLAH HUMAlNI NI!vf. 101022021320 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 HI 2006 M
99
Embed
JPERANAN ICT-I. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14693/1/ABDULLAH... · nama-nama ulama besar, seperti KH. Hasyim As'ari, KI-I.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JPERANAN ICT-I. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN
ISLAM DI JAMB! SEBERANG
(1914-1970)
Diajukau kepada Fakultas Adah dan Humaniora untuk mcrnenuhi syarat gdar
Sarjana Humaniora (S.Hum)
Skripsi
,
Oleh:
AB][) ULLAH HUMAlNI NI!vf. 101022021320
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 HI 2006 M
l'ERANAN KH. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN
!SLAM DI JAMB! SEBl~RANG
( 1914-1970)
Skripsi
Diajulrnn Kepada Fakultas Ad.1b clan Humaniorn
l111i11k Mc111c1a1hi Syarat-Syarat Mcncapai
Gclar Sarjana Humaniorn
( S.llun1)
Olch ABDULLAI! HUMAlNl
NIM. 101022021320
Di llawah l3imbingan Pcmbiml.' ig I
Prof. Dr. . Bacld Yatim, MA NIP. 150 231354
JU R USAN SE.J ARAI-I DAN PERADABAN ISLAI\1
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
LJNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAII
JAKARTA
2006
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul "PERANAN KH. ABDUL QADIR DALAM
MENGEMBANCKAN ISLAM DI JAMBI SEBERANG (1914-1970 M)"
telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2006. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu
(S 1) pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.
Ketua Merangkap Anggota
Prof. r. H. Badri Yatim, MA NIP: 150 231 354
Pembimbing
Prof. r. H. Badri Yatim, MA NIP: 150231354
Jakarta, I 7 Maret 2006
Sidang Munaqasah
Anggota:
Sekretaris Merangkap Anggota
~~~: Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA NIP: 150 247 010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, pqji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sd1ingga pem1lis dapat
.• rnenyusun skripsi ini. Oleh karena itu hanya kepada-Nya segala pengabdian dan rasa
syukur dikembalikan.
Sudah kewajiban yang harus diselesaikan bagi mahasiswa (khususnya
mahasiswa UIN) dalam rangka mengakhiri masa studinya, untuk membuat karya tulis
ilmiah berupa skripsi, dan alhamdulillah berkat rahmat Allah S WT penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul "Penman KI-I. Abdul Qadfr Dalam
Mcngembangkan Islam di ,fambi Seberang (1914-1970 M)". Skripsi ini
merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program strata I (SI)
di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan J-Iumaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Mengingat jasa-jasa baik dari seluruh pihak yang telah memberikan bantuan,
maka sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada :
I. K.edua orangtuaku, Ibunda Siti Rugaiyah dan Ayahanda Sapawi M. Nuh tercinta,
yang tela11 memberikan harapan penuh baik semangat dan nasehat kepada anauda
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.·
/
2. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA, Dekan Fakultas Adab dan Humaninra !JIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Budi Sulistiono, M.Hum, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.
5. Drs. H. Ma'ruf Misbah, MA, Selaetaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan
Dosen Penasehat Akademik.
6. Dr. Didin Saefuddin, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA, selaku Dosen Pernbimbing, yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyc1sunan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adah dan Humaniora, yang telah mendidik dan
memberikan bekal ilmu kepada penulis.
9. KH. Najmi Qadir, KH. Abdul Rahman M,ung, KH. Abmad Tarmidzi, KH. Said
Mahgwie, Guru Ahmad Sirajuddin, yang telah mernberikan keterangan tentang
KH. Abdul Qadir kepada penulis.
10. KH. Helmi Abdul Mubin, Le, selaku Pimpinan Pondok Pesantren Ummu! Quro
Al-Islami dan dewan guru yang telah banyak member! nasehat kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku, Yulia, S.Psi, Allahum Maghfirlah Ust. Asep Lukman
di Medan: Pesantren Mustofawiyah, Di Iambi Pesantren Nurul Iman,
Sa'adatuddarein, Jaeharein, (salafi) dan Poudok Pesantren As'ad (modern). Dari
lembaga-lembaga ini banyak melahirkan ulama yang dapat dan rnampu mengabdikan
dirinya di tengah-tengah masyarakat. Al-Qur' an rnenempatkan ulanm pada martabat
yang mulia. 1
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (AlMujaadilah: 11 him. 910).
Sejak munculnya pemerintahan Islam yang ditegakkan atas dasar hukwn-
hukum Al-Qur'an, ummat Islan1 telah berhasil mencapai puncak kemakmuran yang
nyata. Suatu masyarakat yang dinamis di bawah bimbingan para ulama yang
berpendirian teguh, penuh kejujuran, keberanian dan keikhlasan untuk menegakkan
syari'at Islam. Sehingga para ulama itu bagaikan bintang yang menerangi jalan setiap
1 Perhatikan QS. Al- Mujaadalah: l l, h.910
1
2
manusia, baik dia penguasa ataupun rakyat biasa, di dalam menempuh kegalapan
hidup di dunia.2
Sejarah pe1juangan dan keberhasilan para ulama terdahulu telah tercatat dalam
sejarah. Para ulama telah mengembangkan berbagai disiplin ilmu keislaman. Ilmu
pengetahuan yang mereka sumbangkan ke berbagai belahan dunia, kemudian menjadi
pokok peradaban bangsa Barnt. Para ulama yang termasyhur dalam pengembangan
ilmu pengetahuan di antaranya:
1. Ibnu Hisyam (695 M), ilmuwan dalam bidang ilmu alam dan penyusun
pertanm ilmu geometri.
2. Abu Musa Jabir bin Hayyan (720-813 M), terkenal sebagai pakar ilmu
kimia yang sangat berpengaruh di Baral.
3. Tsabit bin Qurra (825-901 M), Terkenal dalam bidang ilmu kedokteran.
4. Hunain bin Ishak (907-977 M), menguasai ilmu kedokteran dan filsafat.
5. Abu Bakar Muhammad Zakariya Ar-Razi (865-925 M), lahir di Teheran,
Iran, ahli dalam bidang ilmu kedokteran, kimia, filsafat, dan ilmu lainnya. 3
Dan masih banyak lagi ulama-ulama yang mempunyai keahlian dalm bidang
ilmu-ilmu tertentu.
Para ulama tersebut di atas telah menyumbangkan keahlian dalam bidangnya
masing-masing dan terkenal secara internasional. Pada tingkat nasional juga terdapat
2 Abdul 'Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, Perte1jemah: Salim Muhammad Wakid, (Solo Indonesia: Pustaka Mantiq 1987), cet. Ke-2 h. 9
Ulama adalah orang yang be1iaqwa kepada Allah yang sanggup mengamalkru1
ilmunya, mengerti ilmu tafsir, ilmu hadits, dan tru1ggap terhadap masalah yang
5 Abdul 'Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, op.cit., h.82-83 6 Mahmud Yunus, SejarahPendidikan Islam di Indonesia, (Jaka1ta: PT. Hidakaraya Agung)
h.171
5
dihadapi umat pada zamannya. Orang yang pintar yang tidak mengamalkan ilmunya
tidak bisa disebut ulama. 7
Ulama yang memimpin pesantren disebut kiai. Namun di zan1ai1 sekarang,
banyak juga ulatna yang cukup berpengaruh di masyai·akat juga mendapat gelar kiai,
walaupun mereka tidak mendirikan/memimpin pesantren. Misalnya KH.
Abdurrahmat1 Wahid yang kita kenal dengan sebutan GusDur, KH. Zainuddin MZ.
Gelar kiai biasai1ya dipakai untuk menunjukkan para ulama dari kelompok Islam
tradisional.8 Namtm dari Islam modernpun disebut dengan kiai seperti: KI-I. Imam
Zarkasyi pimpinan pondok pesantren Gontor. KI-I. Ahmad Rifa' I pimpinat1 pondok
pesantren Daarul Qalatn.
KH. Abdul Qadir adalah tennasuk salah satu ulama yang terkenal di Iambi.
Dengan madrasah/pondok pesantren yang didirikannya dia telah berpatiisipasi dalam
membat1tu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa.
Popularitas yang KH. Abdul Qadir peroleh dan melekat pada diri beliau,
walaupun sudah meninggal dunia pada tahun 1970-an, diduga ad.a kaitarmya dengan
tugas-tugas beliau semasa hidupnya, baik nonformal seperti, pengajian ibu-ibu yang
dilakukan KI-I. Abdul Qadir sencliri, dan maupun formal seperti:
I. Mudir Maclrasah Nurul Iman.
2. Ketua Mahkamah Syari'ah Jambi. (1960-an).
7 Ibid, h.46 8 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tenlang Pandangan Hidup Kiai,(Jakarta:
Penerbit LP3ES, 1994) ,Cet. ke-6, h.55
6
3. Pendiri Pondok Pesantren As'ad, tahun 1952 M.9
Ketertarikan say a menulis ten tang ulama J ambi ldmsusnya KH. Abdul Qadir,
karena beliau adalah salah satu tokoh ulama yang terkenal di Iambi, di samping itu
beliau juga meinpunyai pemikiran-pemikiran yang ingin memajukan generasi muda
agar tidak ketinggalan zaman, di antaranya dengan mendirikan lembaga pendidikan
yaitu Pondok Pesantren As'ad yang sampai saat ini masih berjalan di bidang
pendidikan dan pengajaraimya. Di san1ping itu beliau mempunyai murid yang
berhasil, dan menjabat posisi penting di Iambi yaitu sebagai Ketua I MUI Provinsi
Iambi, dan ketua Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). Beliau juga mempunyai
alull111i-alumni Madrasah As'ad yang beliau dirikan di antar<mya adalah Drs. H.
Hasan Basri Agus, MM. (Sekda Muara Iambi), Drs. H. Mmyadi Syai·if, M. Pd. Wakil
Bupati Kabupaten Sarolangun dan bulan Januari 2006, beliau menjabat sebagai
Bupati Sementara Kabupaten Sarolangun karena Bupati terpilih H. Muhmmad Madel
dinonaktifkan dari jabatan sebagai Bupati. Putera KH. Abdul Qadir sendiri yaitu KH.
Najmi Qadir, yai1g sampai sekarang tahun 2006 M, menjabat sebagai Anggota Dewan
Provinsi Jambi, Fraksi PKB, Komisi V.
Hal-ha! di ataslah yang rnendorong penulis untuk meneliti dalam kajian ilmiah
ym1g berbentuk skripsi yang berjudul "Peranan KH. Abdul Qadir dalam
Mengembangkan Islam di Jam bi Scberang".
9 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, op.cit., h. 171.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah.
Agar tidak terjadi penyimpangan pembahasan dalam rnemaharni inforrnasi
tentang KI-I. A:bdul Qadir, maka penulis membatasi masalah pada wilayah Jambi
seberang, sejauhmana beliau itu dikenal sebagai seorang ulama dan sumbangan be]iau
kepada masyarakat Jambi Seberang khususnya dan umat Islam pada umumnya dalam
mengembangkan Islam. Tentunya dari tahun 1914, saat ia lahir sampai pada tahun
1970, saat ia meninggal dunia.
2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan pokok pikiran di atas, malrn dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Latar Belakang Kehidupan KH. Abdul Qodir itu sendiri.
b. Riwayat hidup, dan aktivitas KH. Abdul Qadir.
c. Beliau menyumbangkan ide dan pikiran bagi masyarakat Jambi klmsusnya dan
Islam pada umunrnya clalam pengembangan agairn1 Islam clalam bidang agama,
clalam bidang pencliclikan dan dalam bidang politik. Jnga kiprah beliau di
mahkamah syar'iyah.
C. Tujuan dan Manfaat Pcnelitian
1. Tnjnan Pcnelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan permasalahan di atas, maka tujuan
yang hendak dicapai penelitian adalah:
8
a. Ingin mengetahui sosok KH. Abdul Qodir.
b. Ingin mengetahui popularitas yang beliau peroleh di kalangan 11msyarakaf · ·
seberang kota Jambi.
c. Ingin mengetahui sumbangan yang telah beliau berikan bagi masyarakat Jambi
khususnya dan Islam pada umumnya dalam perkembangan Islam.
2. Manfaat Penelitian
Apabila tuj uan tersebut dapat tercapai maka diharapkan penulisan ini dapat
digunakan.
a. Untuk menambah data tentang biografi KH. Abdul Qodir.
b. Untuk dapat memberikan sumbangan bagi pemahaman sejarah Islam di
Indonesia.
c. Untuk memberikan informasi lengkap mengenai sejarah keagamaan, politik, dan
pendidikan Islam di Jam bi Seberang dru1 di Indonesia pada nmumnya.
D. Mctode Penelitian
1. Metode Penclitian Scjarah
Metode penelitiru1 Sejarah lazim juga disebut Metode Sejru·ah. Metode itu
sendiri cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk telmis. Metode disini
dapat dibedakru1 dari metodologi, sebab metodologi adalah "Science of Methods",
yakni ilmu yang membicarakan jalan. Adapun yang dimaksud dengan penelitian,
menurut Florence M.A. Hilbish (1952), adalah penyelic!ikan yang seksama clan teliti
terhadap suatu masalah, atau untuk menyokong atau menolak suatu teori. Oleh karena
9
itu, metode sejarah dalam pengertiannya yang umum adalah penyelidikan atas suatu
masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif histories. 10
Pengertian yang lebih khusus, sebagaimana di kemukakan Gilbert J.
Garraghan (1957:33), bahwa Metode Penelitian Sejarah adalah seperangkat aturan
dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif,
menilainya secara laitis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam
bentuk te1iulis. Senada dengan pengertian ini, Louis Gottchalk (1983:32),
menjelaskan Metode Sejarah sebagai "proses menguji dan menganalisis kesaksian
sejarah guna menemukan data yang otentik dan dapat dipercaya, serta usaha sintesis
atas data semacam itu menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya. 11
Penelitian dilakukan tidak lepas dari ilmu tentang penelitian yang sudah
(Minangkabau), tuan guru (Nusa Tenggara, Kalimantan Sela.tan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tengah). 5 Dapat kita perhatikan sering kali dalam dalam sambutan atau
muqaddimah yang disampaikan oleh ketua panitia maulid Nabi Muhammad saw
misalnya, atau Kiai dalam suatu acara tabligh akbar, yang saya muliakan para ulanm,
disini dapat kita asumsikan bahwa kata ulama untuk saat ini adal.ah tunggal bagi umat
Islam Indonesia namun tidak untuk orang Arab.
4 Mimbar Ulama, Suara Maj/is Ulama Indonesia no. 56 tahun VI ISSN 0125 h. 9. 5 Ensiklopedi Nasional Indonesia, PT Delta Pamungkas, jilid 17 u- zw Jakarta: 2004. h.25
15
Seseorang akan dipanggil-panggil tuan guru, karena rnempunyai alasan di
antaranya adalah kelebihan dalam bidang ilmu agama, karena pemahaman dan
menguasai ajaran-ajaran Islam yang cukup luas.6 Sekarang kata tuan itu jarang sekali
terucapkan kepada seorang guru atau seorang ulama tetapi hanya panggilan guru saja
yang sering kali terucapkan. Sedangkan panggilan kiai kadang sering dipakai itu
hanya mengadopsi dari Jawa, demikian juga panggilan Buya itu juga bukan tradisi
Jambi melainkan bawaan dari ulama-ulama yang pernah belajar di Minang (Sumatera
Barnt).
Dan apabila pengertian ulama ini memasyarakat dan dimiliki oleh setiap
pribadi ulama, maka para ulama kita akan clapat dan mampu berperan clan mampu
menjawab setiap tantangan sosial clan kenegaraan. 7
Ulama aclalah salah satu Pilar Moral utama dalam masyarakat Muslim. Bila
pilar itu miring, apalagi roboh maka akan goyah atau runtuh pulalah umat Muslim.
Bila umat awam melakukan kesalahan, mungkin bisa clipaharni, tetapi jika ulama
yang memahami agama membuat kekeliruan, bisa fatal akibatnya. 8
B. Perio<lesasi Keulamaan
1. Perio<le Kesultanan
Peranan Ulama di dunia Islam tidak bisa kita lupakan begitu saja oleh kita,
karena clengan perannya clapat mengembangkan ajaran Islam di seluruh penjuru dunia
6 Wa\vancara Pribadi dengan Tuan Guru Tannidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M. 7 Ibid 8 Prof. Dr. Azyumari Azra, MA. Menuju Masyarakat Madani, Gagasan Fakta dan
Tantangan. (Bandung: PT. Rcmaja Rosda Karya, 2000),: cet. ke-2, h.8 l
16
termasuk didalamnya adalah ulama yang berasal dari tanah air Indonesia ini, pada
abad ke XVII yang merupakan ulama-ulama yang terkenal dan mempunyai
kelebihan-kelebihan dalam bidangnya masing-masing diantara mereka adalah:
1. Hamza7z Al-Fansur, ia adalah seorang sufi penganut tarekat Qodiriyah, juga
seorang sufi yang terkemuka di Aceh, naskah-naskah tua tidak
menyingkapkan dengan terang riwayat hidupnya, tapi para ahli masih bisa
mengenal dengan baik ajaran-ajaran tasawufnya, melalui sejumlah karya
tulisnya sendiri aatau karya tulis ulama lain, seperti Nur al-Raniri, yang
melakukan penelitian terhadap paham yang dianutnya.9 Kajian tasawuf untuk
pertama kalinya terlihat pada seorang ulama yang bernama Hamzah Fansmi 10
Dari penelitian naskah-naskah tua, clapat disimpulkan bahwa karya-karya tulis
Hamzah Fansuri merupakan awal kelahiran literatur Islam clalam Bahasa
Melayu. Selain itu ia tercatat sebagai orang pertama memperkenalkan puisi
dalam bentuk syair kedalam sastra Melayu. Ia ulama pertama agaknya yang
membawa paham Wahdatul Wujud (kesatuan wujud), yang berasal dari Ibnu
A b· ll ra I. Sayangnya bukti-bukti yang menyatakan kapan sebenarnya syekh
Hamzah Fansuri lahir dan wafat, dimana dilahirkan dan climana pnlajasadnya
clikuburkan sampai saat ini belum acla fakta-fakta yang jelas.
9 Prof. Dr. Harun Nasution, dkk. Ensik/opedi Islam Indonesia, Jakai1a: Penerbit Djambatan, 1992), Disusun oleh Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.296
10 Lihat Yunasril Ali, Jvlanusia citra ilahi penge111bangan konsep lnsan Ka1nil Jbnu ,4rabi oleh al-Jili (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 182-183
11 Prof. Dr. Harun Nasution, dkk. Ensiklopedi Islam Indonesia, op.cit., h.297
17
Nur Al- Din Al-Raniri (w. 1068-1658), Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.
Mengatakan bahwa tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi, namun
menurunya kemungkinan besar menjelang abad ke-16. dalam bukunya
disebutkan juga bahwa ibu dari Al-Raniri adalah berasal dari Melayu. 12 Guru
beliau yang terkenal adalah Abu Haj~ Umar b. 'Abd Allah Ba Syayban Al
Tarimi Al-Hadharami (w. 1066/1656). 13 Al-Raniri tujuh tahun hidup di Aceh
di kenal seorang yang alim, mufti, dan menentang doktrin Wujudiyah dan
bahkan lebih dari itu dengan mengeluarkan fatwa yang mengarah kepada
pemburuan kepada orang-orang sesat, membunuh ora11g-orang sesat yang
tidak mau meninggalkan keyakinannya, membakar buku-buku mereka, namun
tidak menggoyangkan kedudukannya di istana sampai (1054-1644) dan secara
tiba-tiba ia meninggalkan Aceh pergi ke kota kelahirannya, Ranir. Dalam ha!
ini salah seorang muridnya mencatat dalam kolofon kaiya Al-Raniri, yaitu
Jawahir Al-Ulum fl Kasyf Al-1\1a'lu111. 14 Al-Raniri adalah seorang ulama,
kaiya-kaiyanya banyak membicmakan masalah tasawuf, fiqih, hadits, sejmah,
dai1 perbandingan agama. Al-Raniri beranggapatl salah satu masalah dasai· di
kalangan kaum Muslim Melayu-Indonesia adalah 'aqa'id(landasan keimaiian).
12 Prof. Dr. Azyu1nardi Azra, MA. Jaringan U/an1a 1'in1ur Tengah dan kepulauan NusantaraAbad XVII & XVIII, Akar Pembaharuan di Indonesia, (Jakm1a: Kencana, 2004), cet. Ke-2 h. 2002
13 Ibid., h.205 14 Ibid., hlm.214-215
18
Dengan demikian dia berusaha menjelaskan, antara Jain, hubungan antara
Hakikat Tuhan dan hubungannya clengan alam raya serta manusia. 15
Abd. Al-Rauf A/-Sinkili (1024-110511615-1693), menurut Azyumardi, beliau
aclalal1 ulama yang berasal clari wilayah pantai Aceh, orang Melayu dari
Fansur. Tahun kelahirannya ticlak diketahui, tetapi Ringkes, setelah
mengadakan kalkulasi ke belakang dari saat kembalinya dari Timur Tengah
ke Aceh, menyarankan, bahwa dia dilahirkan sekitar 1024/1615. 16 perlu kita
ketahui sebagian besar waktu yang dimanfaatkan Al-Sinkili belajar di
Madinah dengan guru Al-Qusyasyi clan Al-Kurani, namun dia juga menjalin
Jmbungan keilmuan dengan ulama terkemuka disana. Sebagai mana
tercamtum dalam daftarnya di antaranya yaitu; Mulla11 Muhammad Syarif Al-
Kurani; Ibn 'Abel 'Al-Rasul Al-Barzanji; Ibrahim b. Abd Al-Rahman Al-
Universitas yang memakai nama beliau yaitu Universitas Hmnka
(UI-IAMKA), di jalan Limo Radio dalam Jakarta Selatan. Beliau pernah
bermukim di Mekkah clan berguru dengan Syekh Ahmad Chatib. Di antara
murid-murid I-Imnka adalah Ahmad Rasjid, Sultan Mansjur, H. Djalaluddin,
dan I-I. Muchtar Lutfi ( dari Persatuan Muslimin Indonesia).
Muhammad Natsir, Beliau dilahirkan di Kampung Jembatan Berukir, Alahan
Pm1jang, Sumatera Barat pada tanggal 17 Juli 1908.37 Beliau adalah tokoh
agmnis yang pemikirannya lebih banyak merujuk ajaran-ajaran agama,
pemikiran beliau di antm·anya tentang aka] beliau menjelasjakan bahwa salah
satu dari tiang-tiang ajaran Nabi Muhammad saw yang penting adalah
menghargai aka] mmmsia dan melindunginya dari penindasan orm1g lain.38
juga beliau mendukung adanya Piagam Jakarta yang menjadi perdebatan
antara beliau clan Soekarno dalam sebuah kemelut politik nasional di
Indonesia pada saat itu. Beliau pcrnah menjabat sebagai Ketua Pengurus
Besar Persatuan Islam Bandung.39 lni adalah sebuah organisasi keagmnaan
yang awalnya diketuai oleh A. Hasan. Dimana pacla masa itu, tempat
kedudukan Persatuan Islam (PERSIS) merupakan sumber gerakan Islam
modern.40 Beliau pernah menjabat beberapa jabatan penting di pemerintahan,
di antaranya yaitu:
37 Lihat Yusuf A. Puar, M Natsir 70 Tahun: Kenangan-kenangan Kehidupan Pe1juangan, (Jakarta: Pustaka Antara, 1978), h.4
38 M. Natsir, Capita Selecta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.432 39 Yusuf A. Puar op.cit., h.18 40 Moh. Roem, Persatuan Siswa Ke/as V Pesantren Persis, dalam Syajig A. Mughni, Hasan
Bandung, Pemimpin Persis Radikal, (Surabaya: tpn, 1980), h.81-82
29
1. Anggota Badan Peke1ja (1945-1946).
2. Menteri Penerangan RI ( 1946-1949).
3. Perdana Menteri (1950-1951).
4. Anggota Parlemen (1950-1958).
5. Anggota Konstituante RI (1951-1958).
Sedangkan organisasi politik, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai
Masyumi (1949-1958). Beliaujuga mempunyai kaiya tulis di antaranya adalah Kapita
Selekta, yang diterbitkan di Jakarta, penerbit Bulan Bintang, tahun 1973.
BAB III
RIWAYAT HIDUP KH. ABDUL QADIR
A. Silsilah Kcturunannya
Keturunan ini dinamakan jantan gelar penghulu yang bermukim di Riau.
Dalam ha! ini Syekh Abie! (Kakek Syekh Abdul Madjid), mempunyai dua orang anak
yaitu pertama bernama Muhammad Yusuf dan keclua bemama Mas'ud, sedangkan
anak dari Muhanmmd Yusuf bernama Kamaruddin dan Abdul Madjid (Kakek dari
KH. Abdul Qadir), ini di katakan clengan guru kramat karena sampai saat ini kalau
kita be1ianya tentang keluarga KH. Abdul Qadir maka sering kali menyebut nama
mereka dengan panggilan misalnya guru Madjid kramat, guru Ibrahim kramat, guru
Qadir kramat, karena mereka di anggap mempunyai kelebihan-kelebihan di luar
kemampuan manusia. Syekh Abdul Macljicl yang dikenal clengan sebutan guru
Macljicl, pernah belajar di Mekkah al-Mukarrah clan pulang ke Jambi clan berpropesi
sebagai guru/pengajar. Di antara muricl-muriclnya yaitu:
1. Sultan Thaha Saefuclclin.
2. H. Ibrahim.
3. I-I.Abdul Qani.
4. H. Abdul Somacl.
5. H. Kemas Sholeh.
6. I-I. Ahmad S yukur.
7. I-I. Usman.
8. Said Alwi bin Muhammad Shibab clan lain sebagainya.
30
31
Dari sekian murid-muridnya ada beberapa yang menclirikan pondok pesantren
yang sampai saat ini terkenal di provinsi Jambi, yaitu H. Ahmad Syukur, beliau
mendirikan pondok pesantren As'ad, dan I-I. Ibrahim, salah satu pendiri pondok
pesantren Nur{1l Iman yang berada di kelurahan Kampung Tengah.
Kemudian Syeld1 Abdul Madjid bin Muhammad mempunyai dua orang anak
yaitu H. Ibrahim dan H. Abdul Qhani, karena ajal sudah datang padanya maka I-I.
Abdul Qhani meninggal dunia dalam usia yang sangat muda.
KH. Abdul Qadir adalah anak dari KI-I. Ibrahim. Sedangkan ayah KI-I.
Ibrahim adalah Syaikh Abdul Madjid. KI-I. Abdul Qadir lahir di desa Kampung
Tengah yang sekarang menjadi Kelurahan Kan1pung Tengah dalam wilayah
kecamatan Pelayangan kota madya daerah tingkat II Jan1bi, pada tanggal 18 syafar
1332 I-I, bersamaan dengan tahun 1914 M. 1
Nama Kl-I. Abdul Qadir lengkapnya adalah Abdul Qadir Jaelani, akan tetapi
kata Jaelani belakangan menjadi hilang. Nama ini diberikan oleh orangtuanya, KI-I.
Ibrahim untuk mengenang kakek anaknya yang meninggal ketika perjalanan pulang
berzirah dari makam Syeld1 Abdul Qadir J ailani. 2
Akan tetapi sekarang beliau lebih dikenal dengan narna Kl-I. Abdul Qadir
Ibrahim. Ujung namanya memakai nama ayahnya, karena di Jambi banyak nama
1 Lihat Buku Muglmil Awwam, karangan KI-I. Abdul Qadir, cet. IO. 1993, him I 2 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir. Selasa, 31 Mei 2005 M.
32
Abdul Qadir, agar dapat dibedakan antara Abdul Qadir yat1g satu dengan yang
1 . 3 amnya.
KH. Abdul Qadir adalah figur seorang ulama yang dikenal dengan guru
kramat4, sama·seperti gelar kramat yang diberikan oleh masyarakat kepada kakeknya
Syekh Abdul Madjid kramat dan ayahnya KH. Ibrahim kramat. 5 Walaupun saat
penelitian ini ia telah tiada. Panggilan guru atau Kiai Qadir masih sangat populer di
kalangan masyarakat Iambi seberang dulu sampai saat ini.
KH. Ibrahim wafat pacla tahun 1923 M, KH. Abdul Qadir pada waktu itu
clalam usia 8 ( delapan), telah menjacli seorang anak yatim, yang tiada berayah yang
selama hayatnya selalu memberi bimbingan dan pendiclikan dalam keluarga namun
pada akhirnya ia tetap menjacli anak yang kuat clan berkepribadian yang luhur.
B. Riwayat dan Aktivitas Pendidikan
Pada masa kanak-kanak, KH. Abdul Qadir lidak mendapat pendidikan umum,
karena pada masa itu yang ada hanya pendidikan agama. Jadi pendidikannya hanya
mengaji di Madrasah Nurul Iman, lembaga pendidikan pesantren yang salah satu
pendirinya aclalah orangtuanya, clengan kelebihan yang cliberikan Allah swt beliau
mengaji pada waktu di Maclrasah Nurul Iman waktu itu ticlak sampai ketingkat kelas
akhir (kelas 7), tapi hanya sebatas kelas lima,waktu belajarnya aclalah pagi sampai
3 Wawancara dengan Guru Sirajuddin Sabtu, 30 April 2005 M. 4 Kramat adalah gelar pemberian yang diberikan oleh masyarakat kepada guru KH. Abdul
Qadir, Syekh Abdul Madjid dan KH. Ibrahim sampai saat ini, karena beliau mempunyai kelebihan yang aneh ( dengan izin Allah swt, di luar kemampuan orang-orang biasa.
5 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir. 31 Mei 2005 M.
33
dzuhur, atau idhofah waktu setelah dzhur sampai sebelum ashar, dan beliau juga di
perkenankan untuk mengajar di Madrasah Nurul Iman.
Jenjang pendidikan yang telah KH. Abdul Qadir lalui tidaklah sama dengan
pendidikan yang seperti ulama-ulama sekarang lalui, baik dari jalur pesantren di
Indonesia maupun belajar di luar negeri seperti di Makkah, Mesir, dan lain-lain.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari putra beliau H. Najmi Qadir, pendidikan
fonnal yang ditempuh hanya sampai kelas lima pada madrasah Nurul Iman, yang
berada di U!u Geclong, sebuah madrasah tertua yang salah satu pendirinya adalah
ayalmya, KH. Ibrahim, tahun 1915.6 KH. Abdul Qadir tetap bertahan di dalan1 kelas
clengan sangat rajin dan tekun, ia belajar sendiri untuk mengulangi clan mempelajari
kembali materi pelajaran yang suclah diajarkan oleh gurunya sehingga betul-betul
san1pai dikuasai dan faharn. Di samping itu saat belajar di madrasah sebagai santri
saat rumahpun ia juga tekun belajar untuk mempelajari materi pelajaran yang akan
diterimanya besoknya. 7
Tidak ketinggalan pula ia be!ajar, bertanya clan bcrdisku;;i clengan para ulama-
ulama yang datang berkunjung ke Jambi, terutama yang datang clari tanah suci
Makkah al-Mukarrah. Antaranya ialah:
I. Syekh Hassan bin Al-Allah Syekh Said Al-Y arna.ni
2. Allamah Syekh Alif Attubussy
3. Allamah Syekh Mahmud dari Makkah
6 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir 31 Mei 2005 M 7 Wawancara pribadi dengan Kh. Najmi Qadir 31 Mei 2005 M.
34
Prestasi yang diraihnya berkat dukungan kerajinan dan ketekunan ia dalam
belajar, dalam usia 13 tahun KH. Abdul Qadir oleh teman··teman seangkatannya
sepakat mengangkatnya menjadi ketua muthala'ah. Penunjukan semacam ini tentu
bukan tanpa ·alasan dan pertimbangan sama sekali, paling tidak ia mempunyai
kemampuan khusus di bidang ini di bandingkan dengan santri-santri lainnya.
Madrasah Nurul Iman adalah salah satu tempat KH. Abdul Qadir menuntut
ilmu agama. Madrasah Numl Iman itu sendiri didirikan oleh Perukunan Tsamaratul
Insan, yaitu organisasi sosial keagamaan yang berkedudukan di kampung Ulu
Gedong seberang Ko ta J an1bi, yang disyahkan berdasarkan surat Keputusan Residen
Negeri Jan1bi, No. 1636, tanggal 10 September 1915 yang bertepatan dengan tanggal
Dzulhijjah 1333 H. Pengerus Tsamaratul Insan terdiri dari nlama Seberang Kota
Jan1bi, tepatnya ulama dari Pecinan, dengan dipimpin oleh Guru H. Abdul Shamad
bin H. Ibrahim. Didirikannya Madrasah Nurul iman terkait erat dengan strategi
perjuangan para ulama Seberang Kota dalam melanjutkan pe1juangan melawan
Belanda tanpa kekerasan. 8
Setelah KH. Ibrahim bin KH. Abdul Madjid wafat talmn 1923 M, pimpinan
madrasah ini dip::gang o!eh seorang syai!d1 yang bernama Mahmud Buld1ari dari
talmn 1925-1927. Pada tahun 1927 ini datanglah seorang guru yang sangat alim, yang
telah lama bermukim di Makkah yang dikenal dengan H. Hasan bin H. Anang Yahya,
yang langsung diangkat pula menj adi mudir Nurul Iman sampai meningggal pada
8 Lihat Buku yang disusun oleh Pengurus Madrasah Nurul I1nan, Ga111baran U1nzan Tentang Madrasaah Nunil Iman Ulu Gedong Kata Jambi. Him. 1
35
1940, selanjutnya diganti oleh H. Muhammad Ja'far bin H. Abdul Jalil sampai
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Atas kedatangan ustadz Hasan
bin H. Anang Yahya yang alim ini madrasah Nurul Iman terns menerus adanya
peningkatan yang bersifat ilmiah dan dibuka sampai kelas tujuh, sehingga setuasi
madrasah disesuaikan dengan keadaan di Makkah karena itu tidak berlebihan
dikemukakan disini bahwa madrasah Nurul Iman sejak saat itu meningkat maju
dengan pesatnya dan merupakan salah satu madrasah lebih dari madrasah-madrasah
lain di daerah provinsi Jambi ini. Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 mulailah madrasah Nurul Iman be1jalan menuju pembaharuan, dalam
arti merobah sikapnya yang semula tidak mau tahu atau tidak mau ikut campur dalam
persoalan kenegaraan dan masalah ilmu··ilmu pengetahuan umum. Pembaharuan ini
berlansung pada saat madrasah itu dipimpin oleh KI-I. Abdul Qadir Ibrahim. Beliau
ini menjabat sebagai mudir sampai tahun 1948. Dia memasukkan mata pelajaran
umum yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Kenyataannya tidak disetujui oleh
tokoh dalam lingkungan madrasah Nurul Iman. Oleh karena itu beliau terpaksa
meninggalkan lingkungan madrasah Nurul Iman. Beliau diganti oleh KI-I. Saman
Abdul Muhi, sejak tahun 1948 sampai bergantian kepemimpinan, dalam wawancara
saya dengan guru Tannidzi tidak dapat beliau rnenyebutkan tahunnya dengan alasan
lupa. Setelah KI-I. Qadir meninggalkan madrasah Nurul Iman dengan mendirikan
madrasah lain, pusat kegiatan pendidikan Islam pada tahun 19:50-an yaitu madrasah
As'ad di kampung Olak Kemang.9
9 Wawancara Pribadi dengan Guru Tarmidzi, 29 Mei 2005 M.
36
KH. Abdul Qadir mendirikan pondok pesantren As'ad, clidirikan olehnya pada
tahun 1369 H bertepatan dengan tahun 1948 M, dan selesainya pada tanggal 29
Agustus 1951. Adapun tujuan didirikan Madrasah As'ad adalah membantu
pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, baik di bidang ilmu pengetahuan Islam maupun ilmu pengetahuan umum. 10
Yang ikut terlibat dalam pendirian Pondok Pesantren As'ad itu adalah KH. Nurdin
Abdul Ghadi, KH. Hasan Thohir, KH. Said Nurdin, KH. Suk Muddin, ada lagi
Jalagan Muhammad (Said Abu Bakar al-Makhdhar). Mereka itulah yang membantu
beliau dalam mendirikan Pondok Pesanten As'ad itu. 11
KI-I. Abdul Qadir adalah pemimpin pondok pesantren Nurul Iman, sekitar
tahun 1942 M, tetapi karena ada sedikit perbedaan pendapat antara KH. Abdul Qadir
Ibrahim dengan KI-I. Muhammad Ja'far pak Penghulu, dalam masalah pendidikan
anak perempuan di luar rumah yang di anggap sebagian ulama Jambi itu merupakan
suatu hal yang kurang baik, namun KH. Abdul Qadir tepat kepada pendiriannya
bahwa anak-anak perempuan itu di perbolehkan untuk belajar di luar rumah,
sedangkan sebagian ulama-ulama Jambi tidak setuju dengan pendapatnya itu
diantaranya Pak Penguhulu KH. Muhammad Ja'far. Sedangkan pak penghulu itu
setingkat dengan ketua yayasan untuk . zanmn sekarang, maim KH. Abdul Qadir
Ibrahim ini diganti dengan KH. Saman Abdul Muhi. Karena diberhentikan lalu beliau
berkata, "Siapa yang mau belajar dengan saya, saya mengajar setiap sudah maghrib di
10 Lihat Buku Panduan Orientasi Ponclok Pesantren As'ad, Olak Kemang, Jambi: hlm. 2-3 11 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M.
37
Langgar Putih". Maka banyaklah murid-murid mengaji dengannya. Langgar Putih ini
adalah tern pat belaj ar sementara sebelum dibangunnya pesantren As' ad. 12
Kitab-kitab yang dipelajari di Langgar Putih pada waktu itu adalah kitab
hadits Dali! nl-Falihin Syaroh Riyad As-Sholihin. Kemudian setelah pondok
pesantren As'ad itu siap, waktu itu masih madrasah namanya, jendela belum ada,
belum diplaster. tetapi sudah berlingkat dua, maka kami (rnurid-murid termasuk di
dalamnya Said Maghwie), beransur-ansur pindah ke Madrasah As'ad itn. Pelajaran
yang diajarkan 100% kitab kuning,di antaranya yaitu kitab Riyad As-Sholin,
Jururniyah, Tauhid, Tafsir Jalalain dan sebagainya. Belnm ada pelajaran umum
seperti Fisika, Matematika, Biologi pada waktu itu. 13Dalam mengartikan kitab itu
murid harus menggunakan atau menulis dengan tulisan Arab Melayu, bukan tnlisan
Latin.
Sebelum orang Melayu Jambi mengenal tulisan Latin seperti sekarang,
mereka telah mengenal dan menggunakan tulisan Arab. Aksara Arab sering dipakai
dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan dan
komunikasi. Aksara Arab itu lazim mereka kenal dengan tulisan '"Arab Gundul" atau
"Arab Melayu", yang dikenal dengan "Jawi'', yang menunjukkan perbeda:m tertentu
dengan tulisan Aksara Arab untuk menuliskan kata-kata bahasa Melayu. Tulisan ini
digunakan sejak masa kerajaan atau kdliltanan Melayu yang Ialu. 14
319
12 Wawancara Pribadi dengan K.H.M. Said Magwie. Abad, 9 Oktober 2005 M. 13 Wawancara Pribadi dengan K.H.M. Said Maqwie. Abad, 9 Oktober 2005 M. 14 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Penerbit PT. Delta Pamungkas 2004), Jilid 7, b.
38
KH. Abdul Qadir pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah melalaikan
waktu, setiap waktu, benar-benar beliau manfaatkan untuk belajar, sebelum beliau
masuk kelas ketika guru menerangkan pelajaran yang belum diajarkan di kelas beliau
sudah paham, karena beliau sudah sering bertanya kepada guru-guru yang main ke
rumalmya; kesempatan itu beliau manfaatkan. Dengan demikian wajarlah beliau
dapat memahami pelajaran, sedangkan pelajaran itu belum diajarkan kepada siswa
lain. Beliau juga sering membaca kitab-kitab peninggalan kakeknya Syekh Abdul
Madjid, seperti kitab Tafsir Ghozin, Kitab Ruhul Ma'ani. 15
C. Pribadi dan Keluarga
Di usia yang sangat muda KH. Abdul Qadir sudah dikenal masyarkat Jambi
sebagai seorang tokoh agama (ulama), yang memeliki kepribadian yang mulia dan
lembut. Ia tidak pernah menampakkan jiwa emosional, ballirnn sanggup membalas
kejal1atan orang yang dihadapkan pada dirinya dengan kebaikan, beliau tidak mau
membalasnya dengan kejal1atan (sifat dendam). Salal1 satu contoh adalah beliau
pernah di hina dan di caci maki oleh ulama-ulan1a lain yang menganggapnya terlalu
berani memberi pernyataan tentang masalah perempuan boleh untuk belajar di luar
rumah, sedangkan saat itu ulama-ulama Iambi pada umumnya terlalu fanatik kepada
paham kesufian. 16
15 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 16 I(etetengan yang pernah di sa1npaikan KI-I. Najn1i Qadir pada \Va\vancara saya.
39
KI-I Abdul Qadir mempunyai sifat yang sangat menonjol dalam pembawaan
dan bergaul di tengah-tengah masyarakat antara lain adalah :mngat pendiam, tidak
banyak bicara, kalupun bicara, walaupun ia bicara sangat hemat sekaJi. Kata-kata
yang ia ucapkan indah padat, selalu berisi nasehat sepe1ii melambangkan kewibawaan
yang tinggi, akan tetapi ia selalu berhati-hati untuk berbicara karena tidak mau
perkataannya akan menyakitkan orang lain. Dalam wawancara saya dengan KH.
Najmi Qadir beliau juga pernah mengatakan bahwa; "Kami St'jak kecil benar-benar
diperhatikan oleh orangtua kami, baik itu dalan1 pendidikan maupun dalam bersopan
santun, misalnya ketika ada tanrn yang datang kerumah kita harus bersikap
bagaimana? Ketika masuk rumah apa yang akan di ucapkan, ketika mau ke WC apa
yang akan di baca dan banyak lagi ha! yang selalu kami ikuti dari nasehat orangtua
kami. 17
Dengan berbagai kesibukan KH. Abdul Qadir clalam mengemban tugas
sebagai seorang ulama mengembangkan Islam clan tokoh pendidikan, tugas pokoknya
sebagai kepala rumah tangga tidak pula terabaikan, bahkan beliau tergolong orang
yang punya tanggung yang jawab tinggi tentang pembinaan dan keselamatan rumah
tangga beliau. Buktinya keberhasilan beliau clalam menclidik analc dan menjadi orang
orang yang sholeh.
Dengan akhlak yang mulia clan perilaku yang baik clapat menjacli contoh bagi
keluarganya. Sebagaimana Rasulullal1 saw, memberi contoh yang baik bagi umatnya
bahkan dalam haclist beliau yang masyhur, yang artinya, "Alrn tidak diutus kedunia
17 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir, 31 Mei 2005 M.
40
ini kecuali untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia". Maka setiap orang yang
berhias akhlaq tersebut dalam jiwanya haruslah mampu mengintrospeksi hasil-hasil
perjuangannya secara matang. Dan tidak mungkin bagi seseorang sukses di dunia ini
bila ia tidak inempunyai kemauan keras (iradat), sabar, ulet. komit, bersemangat
tinggi, siap berkorban, merasa berkewajiban, dan mampu menghadapi gejolak. Selain
itu dia harus menghiasi dirinya dengan sifat-sifat kemuliaan seperti dermawan, murah
tersebut telah climiliki oleh incliviclu dari umat-umat yang ada atau bagi jama'ah-
jama'ah yang ada, maka berarti mereka telah memiliki kekayaan clan modal untuk
berjuang. 18
Banyak pemikiran KI-I. Abdul Qadir yang bertentangan dengan ulama-ulama
di Iambi, di antaranya adalah memberi kesempatan kepada anak-anak perempuan
untuk belajar sebagaimana anak laki-laki belajar pacla zamannya, karena beliau yakin
bahwa suatu saat nanti akan clatang zamannya climana perempuan-perempuan akan
mendapatkan pendiclikan seperti anak laki-laki itu sendiri yaitu pada zaman sekarang
ini. 19 Maka clari itu wajar kalau kita lihat pada masa sekarang memang banyak anak-
anak perempuan yang belajar di luar rumah terutama di Madrasah Tsanawiyah dan
Aliyah, juga di ponclok pesantren. Di ponclok pesantren As'ad misalnya siswa-siswi
belajar pada satu atap, dengan guru-guru yang sesuai clengan bidang stuclinya.
18 Husni Adnan Jarrar, Pergi Kejalan Islam, Sebuah Pake/ Tentang Metode Gerakan Islam Masa Kini, (Jakarta: Gema Insani Press 1993), cet. ke-5, h.73
19 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 200:5 M.
41
Dengan keyakinan dan keberanian KH. Abdul Qadir dalam bertindak dapat
menghasilkan sesuatu yang berarti dan bermanfaat bagi orang lain. "Keyakinan"
adalah sebuah posisi puncak dari tahapan-tahapan spiritual manusia, ketika seseorang
memiliki sebtiah keyakinan yang dilandasi oleh kekuatan sebagai wakil Allah yang
mewakili sifat-sifat-Nya, seperti: Teguh, komitmen, terpercaya, adil, bijaksana,
gagah, jujur, kreatif, pemaaf, pemberi, berhati luas, penyayang serta sabar.20
Beliau keturunan dari ulama-ulama yang dapat menjadi contoh bagi
masyarakat Jambi sebagaimana Rasulullah saw, menjadi tauladan bagi umat manusia
seluruh dunia dengan kepribadian dan akhlak yang mulia.
Pada zaman modem sekarang ini keteladanan sebagai. alat dakwah, seperti
yang dulu pernah dipraktekkan oleh Dr. Futaki di Tokyo, ternyata sangat berhasil. Dr.
Futaki berhasil mengajak atau mendakwahi orang-orang Jepang untuk memeluk
agama Islam, karena keteladanan yang diberikannya. Orang J epang tertarik pada
Islan1 dan menjadi muslim karena melihat pribadi Futaki sebagai gambaran ajaran
Islam itu sendiri.21 Juga di Indonesia pada saat ini dapat kita contohkan K.H. Abdullah
Gymnastiar, Arifin Ilham dan lain sebagainya, mereka ulama muda tetapi hidupnya
dapat memberikan contoh membimbing keluarga yang bahagia, menjadi orang yang
sukses kuncinya ada tiga M, bukan hanya sededat berdakwah saja.
20 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER Sebuah Inner Journey Melalui Al-Jhsan, (Jakarta: Penerbit Arga 2003), eel. ke-1, h.296
21 Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H. Hj. Habibah Daud S.H. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), eet. ke-1, h.173
42
D. Kiprah di Mahkamah Syar'iyah/Pcngadilan Agama
Ulama di Jam bi disamping sebagai takah panutan, guru, juga sebagai "Hakim"
yang memutuskan pcrkara hampir pacla scmua masalah yang acla clalam kehiclupan
masyarakat, torutmna ym1g berkaitan clengan hukum-hukum halal dan haram, baleh
tidak baleh clan scbagainya. Sebagian besar masyarakat seberang ragu-ragu terhadap
status hukum alas apa yang henclak mcreka lakukan, kcpada ulama pemberi fatwa
seperti Tuan Guru Ibrahim, Tuan guru Aabdul Qadir Ibrahim, Tua11 Guru Sa111a11
Muhyi, Syekh H.M.O Bafadhal, Tuan Guru Abdul Madjid (al-Marhum), dm1
sekarang Tuan Guru Thayib, dm1 guru Samad dimana tempat masyarakat minta
putusm1. 22 Ulama yang berstatus pemberi fatwa dan putusa11 masalah-masalah
kehidupan, terutama sekali dalam masalah kehidupan agama :masym·akat Seberm1g,
ada dua kritcria.23
Perlu kita ketahui ada clua pulusan yang biasa dijadikan pcgangan aleh
masym·akat Scberang Kata Iambi di antaranya yaitu:
1. Putnsm1 masalah lrnkum tauhid, kedudukan ini ditangani aleh pm·a tuan guru
yang terkenal luas ilmuna, taat dan wara' dalam ibaclah mnaliyahnya.
2. Putusan Masalah biasa, seperti ibadah dan ritual sehari .. hari,
kedudukan ini ditangangi aleh guru-guru mucla ta111atm1 Institut Agama Islam
Negeri. 24
22 Usman Abu Bakar, Pendidikan Islam di Jambi Corak Madrasah dari Kebudayaan Masyarakat Seberang Kata Jambi, (Disertasi, 1992), h. 150
23 Kriteria ulama dimaksud diukur dengan: I. Keluasan ilmu yang dimilikinya; Bidang keahliannya; 3. Pengalan1an belejar mengajarnya, miniinal sepuluh tahun; 4. Tingkat ketaatan tinggi yang ditandai dengan banyak melakukan sholat sunat; 5. Pengakuan masyarakat terhadap ulama yang bersangkutan. Lihat dalam Disertasi Usman Abu Bakar, h. 150
24 Ibid, h.151
43
Selain hal diatas, tuan guru yang berada pada jenjang pertama terkenal pula
sebagai cendikiawan Islam, yang mempunyai kemampmm berargumentasi dalam
mempertahankan faham dan alirannya pada waktu mendapat pertanyaan atau
serangan dari faham lain. Mereka terdiri dari tuan-tuan guru senior seperti kiyai atau
tuan guru Abdul Qadir Ibrahim, Prof. Syekh H. M. 0. Bafadhal, tuan guru H. Saman
Abdul Muhyi, semuanya telah meninggal wafat. Yang menggantikan kedudukan
mereka di sekarang adalah seperti tuan guru Thayib, Tuan Guru Abdul Kaclir Ahmad
clan guru Muhammad Yusuf. KH. AbcluJTahman Mung, KH Najmi Qadir, Guru
Tarmiclzi clan sebagainya.25
Syari'at Islam merupakan hukum Islam yang berlaku abacli sepanjang masa,
seclangkan fiqih aclalah perumusan kontret syari' at Islam untuk diterapkan pacla suatu
kasus tertentu di suatu tempat clan suatu masa. Kecluanya bisa kita beclakan tetapi
ticlak bisa kita pisahkan.26
Pada zaman Nabi Muhammad saw, bcliaulah imam al-ummah, menjadi hakim
clan mufti akbar. Aclat-aclat jahilayah ada yang di hapuskan, ada yang diakui dan
ditetapkan clengan nash sebagai hukum. Nabi, sebagai ummi, ticlak dapat menulis
Kitab suci Al-Qur'an. Sedangkan Al-Qur'an itu sendiri di tuliskan oleh para sahabat
penulis wahyu dan dihapalkan oleh segenap kaum Muslimin.27
25 Ibid., h.151 26 Tulisan Mohammad Daud Ali, Secara Jengkap, dapat dibaca dalam Cik Hasan Bisri
(penyunting), Hukum Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, (Jakai1a: Logos Wacana Ilmu, 1980). h.39-52.
27 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, et al. Hukum Islam di Indonesia, Perkembangan dan Membentukan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset, 1994), eel. ke-2, h.2
44
Dalam masalah Pengadilan ini, perlu kita ketahui bahwa Pengadilan Agama
adalah pengadilan yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang Islam sedangkan
untuk agama lain adalah Pengadilan Umum.28
Di negara kita Indonesia sebagai negara hukum, pemerintal1 dan rakyatnya
bergerak dengan berpegang pada hukum. Pancasila dan UUD 1945 hukum dari dasar
negara Republik Indonesia, menentukan sikap serta aparatur dan masyaralrnt dalam
menegakkan hukum dan menaati hukum. I-Iukum Islam sebagai tatanan hukum yang
dipegang ( ditaati) oleh semua penduduk dan ralyat Indonesia adalal1 hukum yang
telal1 hid up di dalam masyarakat, merupakan sebagian dari :tj aran dan keyakinan
Islam dan ada clalam kehiclupan hukum nasional serta merupakan bahan clalam
membina clan mengembangkannya. 29
Pancasila merupakan suatu filsafat yang harus cliamalkan sesuai dengan
anlanat rakyat yang tertuang dalam Tap MPR. No. 11/MPR/1978. GBI-IN biclang
agama menyatakan bahwa "Pengamalan agama dalam kehidupan pribadi dapat
terlaksana tanpa bantuan perunclang-unclangan. Namun, pengamalan agama clalam
kehiclupan kemasyarakatan memerlukan proses masuknya aj aran atau hukum agama
keclalam
hukum bermasyakarat clidalam kerangka lmkum nasional.." Pernyataan GBHN
menguatkan pernyataan bahwa hukum agan1a clalam hal ini hukum Islam merupakan
unsur sistem hukum Pancasila. Dengan clemikian, sistem hukum Pancasila ticlak
28 Ibid., h.79 29 Ibid., h.100
45
mungkin meninggalkan unsur hukum agama, disamping unsur hukum adat dan
hukum lainnya yang tidak bertentangan dengan jiwa Pancasila. Kenyataan
menunjukkan berbagi J!Wa, peraturan perundang-undangan menjadikan agama
sebagai unsur ·ajaran dan etikanya seperti yang tercantum dalam undang-undang UU
No. 22/1946, jo UU No. 32/1954, yakni UU NTCR; UU Darurnt No. 1/1951, jis, UU
No. 1/1961, PP No. 29/1957, yang diganti dan diperluas wilayah hukumnya dengan
PP No. 4511957; UU No. 13/1965, UU No. 14/ 1970 dan UU no. 15/1985, tentang
Mahkamah Agung, UUD Pokok Aagraria No. 2811977; UU no. 1 PNPS/1965; UU
No. 1/1974 jo, PP No. 9/1975.30 Masalahnya sekarang adalah bagaimana menjadikan
hukum Islam sebagai penunjang pembangunan dalam kerangka sistem hukum
Pancasila. Walaupun dalam praktek tidak lagi berperan penuh dan menyeluruh,
hukum Islam masih memiliki arti besar bagi kehidupan para pemeluknya. Setidak-
tidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan hukum Islam masih memiliki peran besar
dalam kehidupan bangsa kita ini yaitu:
1. Hukum Islam telah turut serta menciptakan tata nilai yang mengatur
kehidupan umat Islam, minimal dengan menetapkan apa yang harus dianggap
baik dan buruk, apa yang menjadi perintah, anjuran, perkenaan, dan larangan
agama.
2. Banyak keputusan hukum dan unsur yurisprudensial dari hukum Islam tetap
diterapkan menjadi bagian dari hukum positif yang berlaku.
30 Prof. Dr. H. Rachmat Djatmika, dkk. H11k11111 Islam di Indonesia, Perkembangan dan Pembentukan, op.cit., h.15
46
3. Adan ya golongan yang masih memiliki aspirasi teolaatis di kalangan umat
Islam dari berbagai negeri sehingga slogan pe1juangan yang masih
mempunyai peranan cukup besar.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh lembaga Pengadilan Agama Kota
Barn dimana ini tempat KH. Abdul Qadir menjadi ketua Mahkamah Syar'iyah atau
dikenal sekarang dengan Pengadilan Agama (PA) sekitar tahun 1960-an, namun saya
belum dapat mencari keterangkan yang j e!as tanggal dan tahun berapa KH. Abdul
Qadir menjadi ketua di Mahkamah Syar'iyah atau sekarm1g yang kita kenal dengan
nmna Pengadilfill Agama (PA). Nmnun beliau juga pernah di Bantu olch muridnya
yang bernama Said Maqwie yang saat itu sai Maqwie sebagai Panitra Muda di
Pengadilan Agama yang bm1yak mengurusi masalah-masalah rujuk, perceraim1 dan
masalah ahli waris dalam persengketaan tanah.
Sebagairnana pernyatam1 Said Maqwie pada wawancara saya dengannya:
"Jadi saya menurutlah apo kato guru, diurus lalu saya diangkat lansung menjadi
Pfillitra Muda di Pengadilfill Agama/Mahkamah Syar'iyah Iambi, tapi cuman hanya
setahun, lepas itu diangkat langsung menjadi Hakim Anggota, sayolah yang
membfilltu KH. Abdul Qadir selamo di (PA) Pengadilan Agama itu".31
Karena Said Magwie ini salah seorang murid yang taat dfill berprestasi, maka
kepercayam1 KH. Abdul Qadir kepadanya itu tidak diragukan lagi, dengm1 bukti
diMgkatnya Said Magwie sebagai Pm1itra Muda yang banyak membfilltu beliau
31 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Said Maqwie, Abad, 9 oktober 2005 M. Beliau adalah Murid KH. Abdul Qadir, dan sekarang masih menjabat sebagai Ketua I MUI tingkat Provinsi Jambi.
47
dalam tugasnya sebagai ketua Mahkamah Syar'iyah yang kita k.enal sekarang dengan
nama Pengadilan Agama.
Pengadilan Agama (PA), atau dulunya di sebut dengan Mahkamah Syar'iyah
itu mengurusi· masalah perkara perdata Islam, yang berhubungan dengan masalah
yang sangat dominant di tengah-tengah masyarakat, di antaranya masalah gugatan
cerai antara suami dan istri dalam suatu rumah tangga, masalah pembagian warisan
bagi ahli waris yang berhal( untuk menerimanya. Sebagaimana dalam hasil
wawancara saya pribadi dengan KH. Najmi Qadir di kediamannya, yaitu:
"Perkara mengenai perclata Islan1, yang berlmbungan clengan masalah yang paling
banyalc itu, masalal1 pasal perempuan minta gugatan cerai clari suan1inya yimg paling
banyalc, di samping itu masalah pembagian waris, kalau acla orang yang mengaclu
kesana minta clitetapkan pembagian warisan clisana bisa.32 !ni aclalah persoalan
hukum yang akan ditetapkan oleh Pengadi!an Agama yang diketuai oleh Hakim
dalam menentukan keputusan dalam persiclangan suatu perkara. Di antaranya yaitu
Masalah kawin, talak, rujuk, wakaf dan lain-lainnya.
Dalam masalah perkawinan juga suclah cliatur clalam peraturan penmclang
undangan tersencliri. Ketentuan ini cliatur clalam pasal 12 Undang-unclang perkawinan
yang menurut penjelasan di nyatakan, ketentuan pasal 12 ini tidak mengurangi
ketentuan yang cliatur clalam unclang-undang nomor 22 tahun 1946 jo. Unclang
unclang nomor 32 tahun 1954. Undang-unclang tentang pencatatan nikah, talalc, clan
rujuk menj elaskan a clan ya ha!, yaitu: nikah yang di la!cukan menurut agama Islan1,
32 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M.
48
selanjutnya disebut nikah, didasari oleh Pegawai Pencatat Nikah yang diangkat oleh
Menteri Agama atau pegawai yang ditunjuk olehnya. Talak dan rujuk, diberitalmkan
kepada pegawai pencatat nikah. Dalam pengawasan yang berhak untuk mengawasi .
adalah atas nikah clan menerima pcrnbcritahuan tentang talak clan rujnk, hanya
pegawai yang diangkat oleh Menteri atau oleh pegawai yang ditunjuk olehnya.33
Sebelum lahirnya tmdang-undang tentang perkawinan No. 1 tahtm 1974 dan
sebelum lahir rujukan hakim-hakim Pengadilan Agama, jangan keluar dari 10 macam
kitab ini, "nah lupo namo-nan10 kitabnyo", tapi, I'anah, Bajuri apo segalo
macamnyo!(dan sebagainya). Nah jadi 90 % atau katokanlah 100% Syafi'iyah, dak
do madzhab lain, nah ya! Lalti untuk menerima hakim juga sulit, sehingga terasa
kurang hakim itu, climana-rnana, jadi bahkan setelah lahir Unclang-undang, rnaka kita
suclah mulai ada hukum material yang positif, kita berpedornan kepacla undang-
undang, tapi belum biasa menerapkan secara penuh, umpamanya, talak yang
dilakukan di luar sidang Pengadilan Agarna adalah tidak sah, nah itu belum, karena
masyarakat masih tetap rnengakui itu dimana saja diucapkan, kalimatnya sorekh yang
miinya jelas, itu jatuh. Sedangkan Pengadilan Agama adalah unclang-undang
menyatakan harus diucapkan di muka sidang.34
Hukum waris mengatur hal ihwal harta benda seseorang sesuclah ia mninggal.
Sebenarnya ia termasuk hukum harta. Dalam pada itt1 perhubungannya sangat rapat
dengan lrnkum keluarga, karena pe1iama-tama kelum·ga clari orang yang rneninggal
Tsamaratul Insan6 Merupakan perkumpulan sosial keagamaan yang bergerak
di bidang kekeluargaan, dalam hal ini hanya menangani masalah kematian dan
memberikan pertolongan kepada anggota masyarakat yang di timpa musibah atau
kemalangan, itulah kegunaannya pada saat itu.7 Dalam perkembangam1ya (Tsamatul
Insan), K.H. Abdul Qadir hanya meneruskan usaha-usaha pe1juangan ulan1a
sebelumnya, clengan melakukan aktivitas membantu masyarakat clalam menghadapi
berbagai persoalan yang seperti kalau ada kematian, maka apa yang harus clilakukan
atau dengan beke1jasama dalam menengani masalah mayat, membantu masyarakat
yang kena musibah serti korban banjir, kebakaran clan sebagainya.
Kemudian perkumpulan Tsamaratul Insan ini juga turut serta dalam
memikirkan dan menangani masalah dalam biclang pendidikan maupun yang laillilya,
misalnya dalam penclidikan agama yang mana berfungsi sebagai. tempat sarana untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri, contoh sekolah agama yang mana maclrasah yang
melindungi clan memikirkan kehidupan masyarakat Iambi seberang maupun Kodya
Jan1bi. Peran KH. Abdul Qadir clalam masalah penclidikan ini sangat berarti sekali
bagi masyarakat Iambi, dengan didirikan oleh beliau ponclok pesantren As'ad yang
sampai saat ini masih perjalan aktivitas belajar mengajar.
KI-L Abdul Qadir telah banyak be1jasa dalam mengembangkan agama Islam
di Jambi. Melalui inisiatif beliau dengan diadakan pengajian-pengajian kelompok,
6 Tsamaratul Insan adalah Organisasi yang didirikan ·oleh beberapa pimpinan madrasah, ulama-ulama Jambi Seberang khususnya, di antara madrasahnya yaitu Madrasah Nurul Iman, Madrasah Sa'adatuddarein, Madrasah Nurul Islam, Madrasah Jauharain. (Wawancara Pribadi dengan KH. Abdurrahman Mung).
7 Wawancara Pribadi dengan KH. Abdurrahman Mung. Kamis, 15 September 2005 M.
54
para santri-santrinya dengan bennuthala'ah kerumah guru sesuai dengan materi yang
ditentukan oleh gurunya dilaksanakan pada malam hari dirumah guru seperti mengaji
Fiqh, Irsyadul !bad, Riyadus Al-sholihin, dan sebagainya. Untuk ibu-ibu hanya
mengaji di masjid Kampung Tengah atau Langgar Putih pada malam Selasa dan
malam Jum'at dengan materi masalah ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan
masalah keluarga. Misalnya tentang pergaulan, baik itu perkawinan, talak, rujuk,
hubungan anak dan orangtua, suan1i dan istri, keluarga dengm1 tetangga ini seringkali
disampaikan dalam kegiatan dakwah KH. Abdul Qadir di Jambi Seberang. Ini sudah
menjadi kegiatan harim1 beliau sejak pagi, sore, bahkan sampai malmn hari, karena
walaupun ia tidak pernah mencicipi yang namanya perguruan tinggi, kemampuan ia
untuk menguasai ilmu agama tentm1g keimanan, syari'ah dan akhlak sangat luas,
berkat ketekunan ia belajar sendiri dan bertanya kepada orang yang lebih mengetahui
(pintar), itulah kelebihan beliau.8 Perlu diketahui bahwa KH. Abdul Qadir sering kali
berdakwah bukablah dengan berceramah dimasjid-msasjid, di langgar-langgar dengan
berdiri diatas mimber akan tetapi beliau berceramah dengan duduk bersila, dan
membuka kitab diantara kitab yang dipakai adalah kitab Fiqih, yang bertulisan Arab
melayu yang terangkan dihadapan santri atau juga pengajian lbu-ibu dengan
mengajukm1 pertanyaan-pertm1yaan ketika materi yang di. smnpaikan belum
dipahaminya, sebelum pengajian ditutup dengan do'a.
8 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M.
55
B. Dalam Bidang Pendidikan
Berdasarkan data yang dapat ketahui, sej ak abad ke-7 Mase hi, penclidikan itu
telah berjalan clan ada di daerah Jambi. Hal ini dapat diketahui dari daftar-daftar guru-
guru yai1g mengajai· di usrau-surau clan rumah-rumah sebagai berikut:
I. Said Hu sin Ahmad Baraq bah ( 1626 M)
2. Haji Ishak bin Haji Karim, Mufti Jambi (1700 M)
3. Kemas Haji Muhammad Zein bin Kemas Haji A. Rauf Al-Jainbi Al-Syafii
Al-Asy'ari Al-Naqsabai1di (1815 M)
4. Pangeran Penghulu Noto Agomo Kampung Magatsai·i (1815 M)
5. Syekh Alwi Al-Baithi (1870 M)
6. Sayicl Alwi Al-Baithi (1870 M)
7. Al-Qaclhi Abdul Ghani bin I-Iaji Abdul Wahid (1875-1888 M)
8. I-Iaji Abdul Macljicl bin I-Iaji Muhammad YusufKeramat (1893 M).9
Dari segi bahasa, pendidikan dapat diartikan perbuatan (ha!, tatacai·a dan
sebagainya) mendiclik, dan berarti pula pengetahuan tentang mencliclik, atau
Pengertian pendidikan clai·i segi istilah dalam undfil1g-undang Republik mdonesia
tentfil1g sistem pencliclikan Nasional (UU RI No. 2 talmn 1989) adalah usaha sadar
9 Tim Penelitian IAIN Sultan Thaha Saifoddin, Laporan Penelitian Perkembangan Pendidikan Islam diJambi, 1979, h, 15
19 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet. ke-2, h.250
56
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
bagi peranan dimasa yang akan datang. 11
Dilihat dari segi isi pendidikan, maka isi pendidikan dan pengaj aran agama
Islam sampai timbul sistem madrasah, baik yang diajarkan di surau-surau, langgar,
masjid maupun pondok pesantren adalah sebagai berikut:
a. Pengajian Al-Qur'an, pelajarannya:
1. Hurufhijaiyah dan membaca al-Qur'an.
2. Ibadah (praktek dan perukunan).
3. Keimanan (sifat dua puluh).
4. Akhlaq ( dengan cerita dan tiruan teladsan).
b. Pengajian Kitab, pelajarannya:
1. Ilnm Shorof.
2. Ilnm Nahwu.
3. Ilmu Fiqh.
4. Ilmu Tafsir dan lain-lainnya. 12
Berbicara tentang pendidikan ini peran ulama sangat clominan. Kini pesantren
clan ulama clituntut melakukan inovasi pencliclikan. Mereka harus menghasilkan
kelompok umat yang siap menghaclapi perkembangan zanmn.
Tujuan Penclidikan Islam harus sesuai clengan tujuan hidup clan cliarahkan
untuk mencapai tujuan hidup muslim yang terangkum clalam do'a yang selalu
11 Sinar Grafika, UU Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya (UU RI No.2 tahun 1989), Jakm1a: 1993), cet. ke-4, h.37.
12 H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan lslam di Indonesia, (Jakm1a: Mutiara, 1979) h.52.
57
dibacanya setiap kali melakukan sholat, yang juga merupakan ikrar kepada Allah
bahwa sholatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata-mata hanya bagi Allah Tuhan
k 1. l 13 seru se a ian a am.
Dengan demikian pendidikan Islam, dapat disimpulkan,. yaitu memiliki dua
tujuan, tujuan keagamaan dan tujuan kecluniaan. Aclapun tujuan keagamaan aclalah
bahwa setiap orang muslim beramal untuk akhirat alas petunjuk dan ilham
keagamaan yang benar, yang tumbuh clan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam
yang bersih clan suci. Tujuan keagamaan mempertemukan diri pribadi kepacla
Tuhannya me!alui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak clan kewajiban,
sunat clan fardhu bagi seorang muallaf, tujuan keduniaan cliarahkan kepada peke1jaan
yang berguna (pragmatis) atau untuk mempersiapkan anak mengahaclapi kehidupan
masa clepan. 14 Tujuan pencliclikan Islam adalah sejalan clengan tujuan Islam itu sendiri
yaitu mengajak manusia hiclup aman, damai clan selamat clunia akhirat dengan cam
patuh clan tunduk kepacla Allah swt. Pengcrtianislarn, secara harfiyah berasal dari
bahasa Arab yaitu Aslama, Yuslimu, Jslaman, yang artinya berarti berserah diri,
patuh, tuncluk serta taat. Kata aslama pada mulanya berasal clari kata salima yang
berarti selamat, sentosa, clan clan1ai. 15
Mastuhu berpenclapat bahwa tuj uan penclidikan Islam aclalah kerja
pembangunan kehiclupan cluniawiyah melalui pendidikan sebagai perwujuclan
13 Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H. Hj. Habibah Daud, S.H. op.cit., h.139 14 Aljumbulati, Ali. Perkembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), cet. ke-
1, h. 37-38 15 Ali Maulana, Islamologi (Dinul Islam) te1j. R.Kaelan dan 1-1.M. Bachrun. (Jakarta: Ikhtiar
Baru-Van Hoeven, 1989), h.63
58
pengabdian kepadaNya. Pembanguanan kehidupan duniawi bukan menjadi tujuan
final, melainkan merupakan kewaj iban yang diimani karena terkait kuat dengan
tujuan dinalnya adalah kehadapan Allah swt. 16
KH. Abdul Qadir menyadari pcntingnya pendidikan dalam kehidupan
manusia maka beliau mempunyai motivasi yang besar untuk mendirikan lembaga
pendidikan sebagai sarana untuk mecerdaskan anak-anak bangsa tentunya dengan
gmu-guru ahli di bidangnya agar dapat mendidik siswa-siswi dalam belajar kepada
suatu bidang disiplin ilmu tertentu. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai-
nilai yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. 17
Para ulama adalah pendidik clan penasehat bagi umat karena mereka
mempunyai ilmu pengetahuan agama melebihi orang-orang awam, di antaranya KH.
Abdul Qadir adalah seorang pendidik, ia merasa dan menyadari betapa pentingnya
pendidikan bagi suatu bangsa yang ingin berkembang clan maju. Untuk menjalan
pencliclikan lebih maju clan moderal beliau rnenginginkan generasi mucla yang akan
memimpin masyarakat Jan1bi seberang, bangsa clan Negara Repnblik Indonesia, ia
mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas, serta taat beragama, baik dari
kalangan muslimin clan nrnslimat. Karena agama selalu menun1ut kita agar menjacli
orang yang berilmu pengetahuan, bahkan bila menginginkan kebahagiaan tentunys
16 Mastuhu, Ed. M. Dawam Rahardjo, Menuju Paradig111a Baru Pendidif.c.an Indonesia Dalan1 Ke/uarga dari Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Inter Masa, 1997). h.88-89
17 Ibid., h.137
59
ingin kebahagiaan clunia clan akhirat rnaka harus juga rnenguasa.i ilrnu pengetahuan. 18
Kalan kita rnempunyai harta, jabatan clan segala macarn materi itu kita yang
menjaganya tapi kalau ihnu kita yang clijaga olehnya.
Pandangan Kl-I. Abdul Qadir clalam masalah pendiclikan khususnya bagi
perempuan di luar rumah itu perlu, karena setelah beliau rnelihal bahwa dimasa depan
akan terjadi perubahan yang besar-besaran clirnana anak perernpuan bukan hanya
belajar di rurnah saja melaink:an di luar rurnah. Dengan demikian KH. Abdul Qadir
mendirikan pondok pesantren As'acl juga berlaku bagi anak-anak perempuan,
rnengantisipasi banyaknya anak-anak perernpuan yang belajar di SD,SMP , SMA
dalam rnasalah pendidikan agama di pendidikan itu sangatlah sedikit sekali. 19 Dapat
dibuktikan tulisan di atas kata-kata yang terucapkan dari mulut KH. Abdul Qadir
yang dikenal clengan guru Qadir itu, bahwa ada perubahirn besar bagi anak
perempuan yang dulu di rumah saja dalam belajar, sekara.ng jutru banyak yang
berbondong-bonclong belajar di sekolah-sekolah luas khususnya sekolah umum.
Maka untuk mengantisipasi ha! itu KH. Abdul Qadir mendirikan pondok pesantren
As'ad agar anak perempuan khususnya tidak begitu banyak yang belajar di sekolah
umum. Beliau tidak menginginkan perempuan belajar disekolah urnum, karena
khawatir anak-anak perempuan akan j auh dari sifat-sfatnya sebagai seorang
perempuan yang solihah, misalnya kalau masuk pencliclikan urnum jelaslah mereka
18 Wa\vancara dengan Guru Tannidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M 19 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir. Selasa, 31 Mei 2005 M.
60
alcan membuka aurat dengan tidak betjilbab, baju lengan pendek, dan pengatahuan
keagamaannya juga sangat sedikit sekali yang didapatkan di sekolah itu.
Selain menclirikan pondok pesantren As'ad usaha dan peran belian juga ada
dalam memajitkan lembaga pendidikan cliperguruan tinggi Isl.am, clengan tahapan
awal menclirikan Perguruan Tinggi Al-Ma'arif di antaranya fakultas Tarbiyah clan
fakultas Ushuluddin. Usaha beliau untuk 111c111perjuangkan clan menegerikan dua
falcultas terse but cliatas berhasil, tidak sia-sia j erih payah yang clilakukannya dalan1
menegerikan falcultas Tarbiyah san Ushuluclclin yang awalnya swasta di bawah
asuhan PT. Al-Ma'rif Jambi dibuka pacla tahun 1965, malrn berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Agan1a RI tanggal 27 Juli 1967 N. 85 clan akhirnya Falcultas
Tarbiyah dan Fakultas Uslrnluddin di negerikan dan sekaligus cliintegrasikan clengan
Falcultas Syari' ah yang merupakan cabang clari IAIN Raden Fatah (Palembang).
Kemudian pada tanggal 8 September 1967 cliresmikan oleh Bapak Menteri Agama RI
Prof. KH. Saifuddin Zuhri dengan nama IAIN Sultan Thalm Saifuddin Iambi.
Dalam clisertasi Usman Abu Bakar clikatakan bahwa, KH. Abdul Qadir adalah
sebagai agen pembalmru pendidikan Islam di daerah Seberang Kota Iambi, pada
mulanya mendapat tantangan yang cukup hebat . tantangan terse but datang dari:
1. Kelompok guru yang tetap memegang teguh tradisi, terutama dari
kelompok guru madrasah Nurul Iman. Kedua, dari kelompok guru
madrasag As'ad sendiri yang tidak setuju terhadap upaya pembaharuan
yang dilakukan oleh KJL Abdul Qadir.
61
2. Kelompok masyarakat yang masih kokoh memegang tradisi, terutama
dari kelompok masyarakat kelurahan Olak Kemang Laut dan Kelurahan
Ulu Gedong, yang tidak setuju terhadap upaya pembaharuan yang
dilakukan oleh KH. Abdul Qadir.20
C. Dalam Bidang Politik
Berdirinya Kerajaan (Kesultanan) Jambi sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, namun diperkirakan pada abad ke-15. Pada abad pertama, daerah Jambi
adalah bandar kerajaan Melayu, karena letaknya yang strategis. Itu merupakan bandar
yang ramai di kunjungi pedagang-peclagang asing. Tentu tidak disangsikan lagi
bahwa di antara pedagang-pedagang asing itu, termasuk juga pedagang-pedagang
beragam Islam, baik yang datang langsung dari tanah Arab sendiri. Meskipun
demikian sampai saat ini belum diperoleh petunjuk-petunjuk yang menjelaskan mula
masuknya Islam ke Jambi.21 Demikian juga menurut DR. Ulrn Tjandra Sasmita,
bahwa datangnya pedagang-pedagang Muslim ke Jambi diperkirakan pada abad ke-7
dan 8 M. Kedatangan Islan1 pada abad ke-9 M. di daerah Jambi sebagaimana
didasarkan berita Cina dan Arab belumlah ditunjang oleh data arkeologis peninggalan
Islmu. Karena dari hasil penelitian belum acla nisan kubur atau benda lainnya yang
berasal dari a bad tersebut. 22
20 Usn1an Abu Bakar, Disertasi, op., cit. h.155 21 Teain Penyesun Monografi Daerah Ja111bi, Monografi Daerah Ja1nbi, (Jakarta: Dep. P dan
K, 1976), cet. ke-3, h. 8 22 Lihat Mimbar Agama dan Budaya Volume XX, No.2, 2003, ISSN 0854-5138 Jakarta:
Penerbit UIN Jakarta, h.145
62
Sejarah Islam di Indonesia, rnernpunyai hubungan erat sekali dengan politik
dan perdagangan, sudah diketahui, akan tetapi lmbungan itu belum mendapat
perhatian yang semestinya, juga belum clianalisa dengan baik mengenai pola yang
sesungguhnya ·clari hubungam1ya dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya -
faktor-faktor yang memerangi hubungan tersebut dan pada gilirannya cliperjelas.23
Seringkali orang bertanya, kenapa agarna dibawa-bawa ke dalam politik. Atau
sebalilmya, kenapakah politik di bawa-bawa ke clalam agama? Pertanyaan ini timbul
karena seringkali orang mengartikan bahwa yang dinamakan agama itu, hanyalah
semata-mata satu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-macam agama. Akan tetapi tidak
tepat bagi agama Islam, yang hakikatnya nyatalebih dari itu.24
Banyak ulama-karena membela clan menegakkan kebenaran -difitnah clan
hams meringkuk di penj ara atau bahkan clibunuh oleh para penguasa yang zalim.
Kecuali mereka yang mampu "bersiasat" dalam menjalankan peran "kenabian clan
kerasulan" mereka, ulama-terutama di zaman ketika kekuasaan menjacli panglirna -
agaknya memang terbagi dua, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali.
penguasa serta ulama yang tetap mempertahankan kebenaran yang diyakininya clan
23 Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat, Lin/as Historis Islam di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), cet. ke-2, h. l 03
24 Dr. Anwar Harjono, SH. Dkk, Pemikiran dan Pe1juanga11 M. !Vatsir, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Jakm1a, 2001), cet. ke-2 h.199
63
memilih untuk menjadi "ulama oposan atau ulama yang oposisi''.25 Ulama yang tidak
berpihak kepada ulama su' dan penguasa. Dengan demikian malca ulama dapat
menglaitik penguasa dan ulama yang clekat dengannya ketika melakukan suatu
kesalahan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing ulama menyampaikan
nasihat clan penguasa melaksanakan amanat sebagai pemimpin.
Bila clilihat secara seksama, ulnma di Indonesia rnerniliki peran yang
signifikan dalarn clinamika politik umat Islam. Namun clemikian, menyimak
pengalaman Pernilu 1999, eksistensi ulama justru di pertanyakan. Beberapa kasus,
semisal politik yang ditujukan kepada massa politik Islam agar ticlak memilih partai
politik yang memperjuangkan Caleg non-Muslim, merupakan picu konflik yang
mencemaskan. Selain imbauan tersebut tidak efektif-- terbukti partai-partai politik
Islam kalah--berbagai kalangan memanclang bahwa langkah tersebut ticlak
menclukung proses demokrasi. 26
Terkaclang hukum-hukum kenegaraan dalam Eijaran Islam, menurut Natsir,
adalah suatu bukti bahwa Islan1 tidak mengenal pemisahan antara agama clan Negara.
Sebagai penclapat H.A.R. Gibb, bagi Natsir, "Islam bukan sekeclar agama, tetapi
peradaban yang komplit", panclangan Natsir ini cliclasarkan pada al-Qur'an (QS. Adz-
Dzariat: 56).27
25 KH. Mustafa Bisri, Ulama-u!ama Oposan, (Jakarta: Pustaka Hidayah 2000), cet. ke-1, h.9 26 Abdul Mu'nim D.Z, Di tengah Arns Transisi, (Jakarta: PT. Gramedia, Kompas, 2000)
cet.ke-1, h.168 27 Lihat M. Natsir, Capita Selekta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.436-437
64
Perasaan atau sentiment anti kolonial dan anti pemerintahan asing, merupakan
isu pokok clalam pematangan situasi pra pergumulan di Jambi. Selain itu, segala
macam pajak clan pungutan, ke1ja paksa akan clihapuskan oleh ulama-ulama dan
pemerintahan ·Jambi, orang Belanda clan asing lainnya akan diusir dari claerah
Jambi.28
KH. Abdul Qadir aclalah ketua NU (Nahdhatul Ulama) di daeraj Iambi clan
pada awalnya tidak berpolitik, karena Jam'iyah hanya mengelola dan aktif clalam
masalah clakwah, masalah pendiclikan, clan sebagainya. NU, PERTI, PSII pada
zamannya di bawah koordinasi Masyumi (Majlis Syuro Indonesia). Namun pada
muktamar di Palembang NU clengan tegas melepaskan diri clari Masyumi, karena
dengan alasan Masyumi tidak bermadzhab. Maka keluarlah NU clari Masyumi, sejak
itu NU mendeklarasikan dirinya sebagai partai politik, maka pacla waktu itu ketua
pertama di Jambi adalah KH. Abdul Qadir seclangkan sekretarisnya adalah H. Wahab
Nasution.29
NU aclalah organsasi yang bermaksucl memperkuat ikatan kepacla salah satu
dari empat madzhab serta untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk anggota,
sesuai dengan Islam. 30 Lahirnya NU cliawali clengan perkumpulan para ulan1a seluruh
Jawa clan Madura di Surabaya (tempat keclimrnm KH. Abdul Wahab Chasbullah)
pacla tanggal 31 Januari 1926, tanggal kelahiran NU sebagai organisasi keagamaan
28 Lihat Jurnal Kajian Dakwah Vol. VI No.2 Desember 2004, Komunitas Agama dan Budaya, Penerbit. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, U.l.N Jakarta 2004. h.161
29 Wawancara dengan K.H.M. Said Magwie 30 Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES, 1996), cet. ke-8, h.251.
65
(Jam'iyah Diniyah). Pertemuan para ulama tersebut mengambil dua keputusan
penting, yaitu: pertama, meresmikan dan mengukuhkan berdirinya Komite Hijaz
dengan masa ke1ja sampai delegasi yang <liutus menemui raja Sa'ud, dan setelah itu
kembali ke ·tanah air. Kedua, membentuk Jam'iyah (organisasi) untuk wadah
persatuan para ulama dan tugasnya meminpin ummat menuju terciptanya cita-eita
"Izzul wal Muslimin" (Kejayaan Islam dan Umat Islam), atas usu! Alwi Abdul Aziz,
Jami'yah tersebut diberi nama NU (Nahdatul Ulama), yang artinya Kebangkitan para
Ulama.31
NU keluar dari Masyumi pada bulan Mei 1952 dengan alasan karena perasaan
tidak puas atas dominasi sayap reformasi dalam memimpin Partai, selain itu karena
se!era politik praktis NU sudah muncul kc permukaa. Bukan hanya NU yang keluar
dari Masyumi ini akan tetapi sudah didahului oleh PSII yang keluar dari Masyumi
bulan Juli 1947 pada periode pertamaa saat terbentuknya kabinet Amir I.32 Masyumi
adalah sebuah partai politik Islam yang didirikan pada tanggal 7 November 1945, dan
dibubarkan oleh pemerintah tanggal 17 Agustus 1960, atau membubarkan diri pada
tanggal 13 September 1960.33
Agama menunjang politik dengan memberikan pengesahan dalam artikata
mendukung adanya politik pada suatu negara, partai, dan perorangan. Dikungan
31 M. Mansur Amin, Nu ljtihad Po/itik Kenegaraan, (Yogyakarta: Al· Amin Press), h.50-53. 32 Dokumen Penelitian Yusril Ihza Mahendra 12 April 1984, h. 2-4. 33 Ibid, h. 7
66
kepada negara sudah lama dilakukan oleh Islam.34 Maka wajarlah kalau banyak di
antara ulama peranannya di dunia politik baik dan dapat memberikan respon positif
kepacla umat agar tidak terpecah pelah, peranan KI-I. Abdul Qadir dalam biclang
politik ticlak lepas dari cluksungan masyarakat Jambi khususnya Jambi Seberang.
Keterlibatan banyak ulama clalam partai politik itu clengan senclirinya
menjaclikan mereka ikut berkiprah clalam rnemenangkan partai tertentu. Memang ha!
ini bisa membawa clampak positif, karena rnereka akan clapat ikut serta memberikan
pendapat clalarn proses pengambilan kebijakan umum. Narnun ha! ini juga bisa
membawa clampak negatif, karena mereka berupaya mempengarnhi umatnya untuk
memilih partainya clengan cam ticlak bij aksana. 35 Karena ulama di pengarnh oleh
salah saru partai politik dan hanya mementingkan golongan mereka sencliri clan
mengabaikan kepentingan clan kesejahteraan umat. Pengaruh seorang Ustaclz, Kiai,
Ajengan, Buya di Padang clan sebagainya itu merupakan fiqur-fiqur yang sangat
mempengaruhi massa di dalam masyarakat, dari dulu dan sekarang ini di antara
ulan1a-ulama tidak begitu berpengaruh besar ditengah-tengah mnat, buktinya dalam
pemilihan ummn yang dicalonkan KI-I. Hasyim Musyacli sebagai Wakil Presiden dan
Pencalonan KI-I. Abdul Rahman Wahid atau dikenal clengan GusDur sebagai ketua
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menclapatkan suara yang sangat minim sekali.
Nah ini membuktikan merosotnya pengaruh seorang ulama terhadap massa. Atau
kepercayaan massa terhadap seorang ulama sudah berkurang.
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan ls/am di Indonesia, PT. Hidakarya, Jakarta:
Observasi/Pcnelitian Lapangan :
1). Wawancara dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 2). Wawancara dengan Kif. M. Said Magwie, Ahad, 9 Oktober 2005 M. 3). Wawancara dengan Kif. Abdurrn!tma11 !vfu11g, Kamis, 15 September 2005 M. 4). Wawancara dengan Guru Ahmad Tarmidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M. 5). Wawancara dengan Guru Sirnjuddin, Sabtu, 30 April 2005 M.
LAMPIRAN - LAMJPIRAN
SURAT KETERANGAN
Yang benanda tangan di bawah ini :
Nan1an
Jabatan
Ala111at
Mencrangkan hah\\·a
Nam a
Nim
Jabatan
Asal PTN
Faki.l ur
Semester
Ala111at
: Cluru Tarrnirdzi
: Guru Senior Madrasah Nurul Iman
J t. KH. Abdtt Bakait Rt. & Ke.t. lllu Gedo11a
: /\bdullah Humain1
101022021320
: Mahasiswa U.I.N Svarif Hid:1yatullah Jakarta
: U.l.N SyarifHidayatullah Jakarta
: /\dab dan Hu111aniorwSejarah chm Peradaban lslarn
: IX A 2005
: .lln.Kuningan Barnt Ill Rt OOlJ/03 No.58
l(d. Kuningan Barnt Kcc.1\1a111pang Prapatan
Jakarta Se Iatan 12 710
Adalah benar-bcnar telah mengaclakan wawanca;·a dengan saya, sehubungan
dengan data yang di perlukan untuk kepentingan skripsi ini.
De1nikian surat keterangan ini saya buat dengan sebanarnya.
Jambi, 29 Mei 2005
SURAT KETERANCAN
Yang bertanda"tangan di ba\vah ini :
Nania
.labatan
Alamat
i _; •\
Menerangkan bahwa
Nania
Jab a tan
Asal PT
Semester
Alamat
: KH. Najmi Qadir
: Pulera pcrtanrn !([I. i\hdul t)adir Ibrahim dan sckarang
iVIenjabat sebagai anggotn IJPP, Provinsi Jan1bi
: Kel. Kampung Tcngah, Jambi Sebcrang
I c
: Abdullah Hurnaini
: Mahasiswa
: U.l.N Syarif Hidayatullah Jakarta
: IX (sernbilan)
: JI. Kuningan Barnt l!L Rt 009 03 No. 58.
Marnpang Prapatan Jakarta Se Iatan 12710
Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan
dengan data yang di perlukan untuk kcpentir.gan pembuatan skripsi ini.
Den1ikianlah surat keterangan ini saya buat c!engan sebenarnya.
Pe'i'r'awlinca r·,:i _J
- ,/ 1/. i/; ;::~_,. -v t _,, - I Abdullah Humaini
Jambi, I l - 10-2005
KH, Najmi Qadir
SURAT K~7TERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Jabatan
Alarnat
Menerangkan bahwa
Narna
Jabatan
Asal PT
Semester
Alam at
: KH. Abdurrahman Mung
: Guru Senior Madrasah Nurul Iman
: Ke!. Ulu Gedong. Jcrn1bi Scberang
: Abdullah Humaini
: Mahasiswa
: U.l.N SyarifHidayatullah Jakarta
: IX (sembilan)
: JI. Kuningan Barnt IIL Rt 009/03 No. 58.
Mam pang Prapatan Jakarta Se Iatan 127 I 0
Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubunga;1
dengan data yang di perlukan untuk kcpcntingan pembuatan skripsi ini.
Dernikianlah surat keterangan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jamb., I I - I 0 - 2005 1C
'Pe'YJ:J t·I di.Yl c: ~; ·~
-r~~f.d(;'
I
Kil. .\hdur/ahmam \1un~ . . i
SURAT h.ETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nam a
Jabatan
Alam at
Menerangkan bahwa
Nam a
Jabatan
Asal PT
Semester
Alam at
: Guru Sirajudclin
: Guru senior di Madrasah As'ad
: KeL Olak Kemang. Jambi Scbcrnng
: Abdullah I·Iumaini
: Mahasiswa
: UJ.N Syaril' Hiclayatullah Jakarta
: IX (sernbilan)
: JL Kuningan Barat III, Rt 009/03 No. 58.
Marnpang Prapatan Jakarta Selatan 12710
Aclalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan
dengan data yang di perlukan untuk kepentingan pembuatan skripsi ini.
Demikianlah surat keterangan ini saya buat dengan scbenarnya.
I ~
(,_z/J~ Uet ,..,. - I/_ ll ';:1-Abdullah Humaini
Jambi, 11 - 10 - 2005
SURAT I<ETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Naman
Jabatan
Alam at
Menerangkan bahwa
Nama
Nim
Jabatan
Asal PTN
Fak/Jur
Semester
Alamat
: K.H.M. Said Magwie
: Murid KH.Abdu!Qadir, dan sekarang menjabat sebagai Ketua I
MUI Provinsi Jambi merangkap Ketua Badan Amil Zakat
Provinsi Jambi (BAZDA).
: JI. Karya Maju 2 Sarnping Masjid Darussalam, Karya Maju Kota
Jam bi.
: Abdullah I-Iumaini
: 101022021320
: Mahasiswa U.I.N Syarifl-!idayatullah Jakarta
: U.I.N SyarifHidayatullah Jakarta
: Adab dan Humaniora/Sejarah dan Peradaban Islam
: TX A 2005
: .Jln.Kuningan Barnt Ill Rt 009/03 No.58
Kd. Kuningan Baral Kcc.Marnpang Prnpatan
Jakarta Selatan 127 l 0
Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan
dengan data yang di perlukan untuk kepentingan skripsi ini.
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebanarnya.
Jambi, 31Oki2005
r~:".,l..Olv'?>\Ai,A..--~ Abdullah Humaini
DEPARTEI\:IEN AGAJVIA lJNIYERSITAS ISLAiVI NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKLLTAS ADAB DAN HUMANIORA
da No. 95 Ciputat 15412 Telp. 7443329 Fax. 7493364
SVRi\'f Kl~TERANGAN NO.EA/PP/009.2/ 367/lV/2005
Dekan Fakultas 1\dab dan llumaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini
menerangkan bah1Na
Nama Abdullah Humaini
Nim I 0 l 02202 i320
Tempat /tanggal lahir : Saro!angun. 23 Juni 1980
Sein ester rj urusan
Keperluan
VIII I Sejarah Peradaban Islam
Untuk penelitian ke Pondok Pesantren As'ad Jambi
Seberang
Keterangan lain-lain : Ybs,benar inahasiswa semester V!lJ jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam Fakultas !\dab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan sckarang sedang menyu
sun Skripsi.
Demikianlah surnt keterangan 1111 kam i buat dengan sebenarnya agar dapat
.ipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta , 19 Apri I 2005 An. Dekan, Kabag. Tata Usaha
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, Mlj(
DEPARTEJVIEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (U!IN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
fa No. 95 Ciputat 15412
SURAT KETERANGAN NO. EA/PP.009.2 //l'-f I I 1/2005
Telp. 7443329 Fax. 7493364
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ini
111enerangkan bahwa :
Nama
Nomor lnduk
Tempat/tgl lahir
Semester/j urusan
Keperluan
Abdullah Humaini
101022021320
Sarolangun . 28 Juni 1980
VTU ! Sejarah h:radaban Islam
Untuk mencan data di Perpustakaan Umum dan Fakultas
Adab !1\IN Sultan Thaha .Iambi.
Kcterangan la111-lalll Ybs. benar mahasiswa semester VI 11 j urusan Sejarah Pera-
daban Islam 1:akultas Adah dan i luinaniora UIN Syuril~
I l1daya1ullab .h:kar!a
Demikianlah surat keterangan ini karni buat dengan se4benamya agar dapat lipergunakan sebagai1nana 1nestinya.
Jakarta, 21 Februari 2005 An. Dekan Kabag Tata Usaha,
Drs.H.Burhanuddin Yusuf.MM NIP : I 50 203 CJ I 2 !
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAIVI NEGERI (IUIN) SYARiF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
!a No. 95 Ciputat 15412
SURAT KET ERAN GAN NO. EA/PP.009.2 ! /l l- / J I/2005
Telp. 7 443329 Fax. 7 493364
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ini
nenerangkan bahwa :
Nama
Nornor Induk
Tempat/tgl la hi r
Semester~jurusan
Keperluan
Abdullah Hurnaini
101022021320
Sarolangun , 28 .luni 1980
VIII! Sejarah Peradaban Islam
Untuk Wawancara dengan para tokob Ulama /Kiyai
Masyarakat di .Iambi.
Keterangan lain-lain Ybs, benar mahasiswa semester Vlll jurusan Sejarah Pera-
daban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif-
1 lidayatullah Jakarta.
Demikianlah surnt keterangan ini kami buat dengan se4benarnya agar dapat !ipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 21 Februari 2005 An. Dekan Kabag Tata Usaha,
Drs.H.Burhanuddin Yusuf MM Nf P : 150 203 O 12 5
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF I-IIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN I-IUMANIORA
la No. 95 Ciputat '15412
SURAT IffiTERANGAr~ NO.ENPP.009.2/750/VIII/2005
Telp. 7443329 Fax. 7493364
Dekan Fakultas Aclab clan Humaniora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, clengan ini
menerangkan bahwa
Nama Abdullah Humaini
Nim 101022021320
Tempat,Taggal Lahir Sarolangun, 28 Juni 1980
Semester/.Jurusan IX I Sejarah Peraclaban Islam (SPI)
Keperluan : Untuk penelitian di IAIN Sultan Thaha Saefudclin Jambi.