JOURNAL READINGSurgical Management of Traumatic Extradural
Haematoma: Experiences with 610 Patients and Prospective
AnalysisDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan
KlinikIlmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Pembimbing :Mayor CKM dr. Aditya Wicaksana, Sp.BS
Oleh :Annisa Rahim(01.210.6082)
ILMU BEDAH RST DR.SOEDJONO TINGKAT II MAGELANGFAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG2014
8
LEMBAR PENGESAHANJOURNAL READINGSurgical Management of Traumatic
Extradural Haematoma: Experiences with 610 Patients and Prospective
Analysis
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan
KlinikIlmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Disusun oleh :Annisa Rahim(01.210.6082)
Telah disetujui dan disahkan oleh :Dokter Pembimbing
Mayor CKM dr. Aditya Wicaksana, Sp.BS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nyadan tidak lupa sholawat dan salam yang senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta
sahabat-sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan journal
reading ini dengan judul Surgical Management of Traumatic
Extradural Haematoma: Experiences with 610 Patients and Prospective
Analysis. Journal reading ini ditulis untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Surgical Management of Traumatic Extradural
Haematoma: Experiences with 610 Patients and Prospective Analysis
dan merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosenpembimbing, dr. Aditya Wicaksana, Sp.BS yang telah
meluangkan waktu untukmembimbing dan memberikan pengarahan dalam
penyusunan journal reading ini dari awal hingga selesai. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa journal reading ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan
yang membangun dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga journal reading ini dapat berguna bagi kita semua.
Magelang, September 2014
Penulis
ii
TERAPI PEMBEDAHAN HEMATOMA TRAUMA EKSTRADURAL: PENELITIAN PADA
610 PASIEN DENGAN ANALISIS PROSPEKTIF
Chowdhury Noman Khaled SM M S, Raihan MZ M S, Chowdhury FH FCPS,
Ashadullah ATM MBBS, Sarkar MH M S, Hossain SS FCPSDepartment of
Neurosurgery, Dhaka Medical College Hospital, Dhaka, Bangladesh
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase
umur, jenis kelamin, mekanisme cedera, lokasi, gejala klinis,
gambaran CT scan, tindakan dan hasil operasi hematoma ekstradural
pada populasi pasien di Fakultas Kedokteran Dhaka. 610 pasien
dengan consecutive sampling, dengan hematoma ekstradural yang
menjalani operasi di Departemen Bedah Saraf dari 1 Januari 2006
sampai 6 Oktober 2008 dilibatkan dalam penelitian prospektif ini.
Setiap pasien dievaluasi dalam hal usia, jenis kelamin, mekanisme
cedera, lokasi hematoma, gejala klinis, gambaran CT scan, tindakan
dan hasil operasi. Dari 610 kasus, 86,32% adalah laki-laki dan
13,78% perempuan. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 6,27: 1.
Umur berkisar 2,5-83 tahun. Kelompok usia yang paling banyak adalah
21 sampai 30 tahun. Mekanisme cedera yang paling banyak adalah
kecelakaan lalu lintas 53,45%, diikuti oleh serangan. Gejala klinis
yang paling banyak adalah sakit kepala / muntah 63,61%, diikuti
oleh perubahan sensorium 60,66%. Dalam penelitian prospektif ini
dari 610 kasus EDH, lokasi temporoparietal ditemukan dalam 33.45%
kasus, diikuti oleh daerah frontal 23.28%. Enam puluh lima pasien
(10.66%) meninggal; 19 kasus berhubungan dengan cedera otak dan 28
kasus pasien mengalami koma. Hematoma ekstradural adalah keadaan
darurat bedah saraf di mana intervensi bedah dini berhubungan
dengan prognosis terbaik. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
operasi hematoma ekstradural dan yang paling penting adalah durasi
waktu antara kejadian / kecelakaan dengan operasi bedah saraf di
ruang operasi; kematian dapat mendekati 0% jika interval waktu ini
dapat diminimalkan. Kata kunci: hematoma ekstradural, cedera
kepala
PENDAHULUANCedera kepala adalah penyebab utama kematian pada
kelompok usia 16-40 tahun1. Hematoma ekstradural (EDH) adalah
adanya kumpulan darah antara cranium dan duramater, disebabkan oleh
perdarahan dari pembuluh ekstraserebral, merupakan komplikasi umum
dari cedera kepala, sering fatal jika tidak ditangani segera2.
Insiden EDH pada pasien cedera otak traumatis (TBI) telah
dilaporkan antara 2,7-4%3. Ketersediaan computed tomography (CT)
telah meningkatkan diagnosis hematoma ekstradural. Di antara pasien
koma, hingga 9% yang mengalami EDH membutuhkan kraniotomi3,4.
Puncak kejadian hematoma ekstradural (EDH) adalah pada dekade kedua
kehidupan dan rata-rata usia pasien dengan EDH dalam penelitian
yang lain adalah antara 20 dan 30 tahun 3,5-17. Hematoma
ekstradural sangat jarang terjadi di usia ekstrem. Tingkat kematian
bervariasi dari 10 sampai 40%, merupakan indeks kewaspadaan dan
efisiensi perawatan kesehatan serta pengaturan rumah sakit di
sebuah negara18. Sebenarnya hematoma ekstradural, dianggap sebagai
salah satu lesi traumatik yang paling membutuhkan penanganan segera
oleh ahli bedah saraf. Angka kematian dini adalah 86% 19, dengan
adanya pengenalan CT, tindakan resusitasi yang tepat dan intervensi
bedah yang tepat waktu angka kematian turun 5 sampai 12% 9. Kami
menganalisis 610 pasien dengan consecutive sampling, dengan EDH
yang menjalani operasi selama 2 tahun 7 bulan dari Januari 2006
sampai Juli 2008, dalam rangka mengetahui gambaran demografi EDH,
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi EDH dan hasil
operasi EDH serta untuk mengevaluasi strategi manajemen kami saat
ini dalam menangani kasus EDH.
DESAIN DAN METODE PENELITIANPenelitian ini melibatkan 610 pasien
dengan consecutive sampling yang menjalani operasi EDH di
Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Dhaka antara
1 Januari 2006 dan 31 Juli 2008. Setiap pasien dievaluasi dalam hal
usia, jenis kelamin, mekanisme cedera, lokasi hematoma, gejala
klinis, gambaran CT scan, tindakan dan hasil operasi.
PENGAMATAN DAN HASIL Enam ratus sepuluh pasien EDH yang
ditangani melalui pembedahan di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Dhaka dari 1 Januari 2006 sampai 31 Juli 2008.
Dari jumlah tersebut, 86,32% adalah laki-laki (n = 528) dan 13.78%
perempuan (n = 84), dengan rasio 6.27: 1. Usia pasien berkisar dari
dua setengah tahun sampai 83 tahun. Kelompok usia yang paling
banyak adalah antara 21 sampai 30 tahun (n = 180, 29,51%), diikuti
oleh kelompok usia 11 sampai 20 tahun (n = 168, 27,55%). Pada
penelitian ini ditemukan bahwa mekanisme cedera yang paling sering
adalah kecelakaan lalu lintas (KLL) (n = 326, 53,45%) diikuti oleh
serangan (n = 172, 28.20%). Gejala klinis yang paling banyak adalah
sakit kepala / muntah (n = 388, 63,61%) diikuti oleh perubahan
sensorium (n = 370, 60,66%). Lima puluh dua pasien (8.53%)
mengalami koma pada saat masuk, sementara 111 pasien (18.20%)
memiliki kelainan pupil. Midriasis unilateral ditemukan pada 93
pasien (15,25%) dan 18 pasien (2,96%) mengalami midriasis
bilateral.Dalam penelitian prospektif ini dari 610 kasus EDH,
lokasi temporo-parietal ditemukan pada 33.45% kasus (n = 204)
diikuti oleh daerah frontal 23.28% (n = 142). Enam pasien (0,98%)
mengalami EDH di daerah fossa posterior. Cedera terkait terjadi
pada 198 pasien (32.46%). Semua kasus dilakukan operasi secara
darurat. Pasien yan diterapi secara konservatif tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. Mereka yang dirawat secara konservatif
mengalami hematoma kecil, ketebalan hematoma