PAS – POST ANAESTHESIA SHIVERING Pembimbing: dr. Sonny, Sp.An. Penyusun: Inez Adelita S. 07120070001 Astuti Yovita 07120070022 Dian Yosie M. 07120070046 Meryl J. Kallman 07120080089 Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi - FK Universitas Pelita Harapan Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto Periode : 15 Oktober – 10 November 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PAS – POST ANAESTHESIA SHIVERINGPembimbing:
dr. Sonny, Sp.An.
Penyusun:Inez Adelita S. 07120070001Astuti Yovita 07120070022Dian Yosie M. 07120070046
Meryl J. Kallman 07120080089
Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi - FK Universitas Pelita HarapanRumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto
Periode : 15 Oktober – 10 November 2012
Pendahuluan
• sistem pengaturan panas tubuh koordinasi pertahanan terhadap suhu lingkungan guna mempertahankan suhu tubuh internal.
• Pickering 1956: “Sistem yang paling efektif untuk mendinginkan seseorang adalah melakukan pembiusan terhadap orang tersebut”.
• suhu tubuh diakui oleh Wunderlich sebagai parameter utama.
• pembiusan (1960) kasus pertama hipertermia yang membahayakan teramati
• Hipotermia dihubungkan dengan hasil negatif pada periode pasca pembedahan.
• mengigil adalah komplikasi yang penting dari hipotermia.
• Timbul 40 - 60% setelah pembiusan yang tidak stabil, tetapi gejala ini tetap saja tidak begitu dipahami.
• etiologi yang jelas dikatakan terangsang oleh dingin, tetapi beberapa gigilan, seperti gemetaran tidak dirangsang dari panas tubuh.
• pengelolaan sistem perangsangan oleh suhu tubuh dan terutama fisiologi mengigil pasca pembedahan, akibat, tindakan pencegahan dan pengobatan
THERMOREGULATION
• Thermoregulation memiliki tiga komponen: perasa panas afferent, pengaturan pusat dan tanggapan efferent
HypothalamusBagian lain dari otakPermukaan kulitSum-sum tulang belakangJaringan pusat dalam
VasoconstrictionTidak ada gigilanThermogenesisTimbul gigilan
Vasolidasi aktifMengeluarkan keringat
Afferent thermal sensing
• Sinyal-sinyal dari penerima dingin fibers delta
• sinyal-sinyal dari tanggapan panas disampaikan oleh fibers C diintegrasikan pada tingkat sum-sum tulang belakanghypothalamus( pusat kendali perangsangan akibat suhu tubuh utama pada mamalia).
• masukan panas tubuh peripheral ke area hypothalamicmelalui area-area retikuler non-spesifik polysynaptic pada batang otak.
• Area nucleus raphe magnus dan subcoeruleus batang otak merupakan pusat transmisi yang penting dalam transmisi informasi panas tubuh dari kulit ke hypothalamus.
Pengaturan pusat
• pra-optik dari hypothalamus anteriorpengendali perangsangan akibat panas tubuh otonomi yang dominan pada mamalia.
• Hippocampus menghubungkan sistem limbic (emosi, memori dan perilaku) ke tanggapan perangsangan akibat panas tubuh.
Ambang batas perangsangan akibat panas tubuh pada manusia yang tidak diberikan obat bius
Ambang batas perangsangan akibat panas tubuh pada manusia yang diberikan obat bius
Respon effernt
• Berbagai input diintegrasikan ke dalam sinyal efferentmekanisme effector cara teratur guna memastikan pengaturan yang optimal.
• Hilangnya panas diatur dengan vasodilasi melalui kulit atau vasoconstriction, berkeringat dan gigilan adalah reaksi-reaksi utama tubuh terhadap pengaturan panas tubuh.
• Gigilan akibat rangsangan panas tubuh merupakan pertahanan “upaya akhir” yang hanya timbul ketika kompensasi perilaku dan vasoconstriction shunt pembuluh arteri – pembuluh vena secara maksimal tidak mencukupi untuk mempertahankan suhu inti.
MENGGIGIL
• Aktivitas otot involunter meningkatkan produksi panas hingga 600%
• Timbul jika bagian preoptik hipotalamus mengalami hipotermia
TERMOREGULASI DAN MENGGIGIL
• Hipotermia sentral pada anestesi regional dan umum hampir sama karena redistribusi panas tubuh dari pusat ke perifer
• Keseimbangan suhu sentral tidak dapat dipertahankan karena vasokostriksi perifer terganggu
• Menggigil hanya dapat terjadi pada daerah yang distal dengan daerah yang di blok produksi panas sedikit
• Menggigil muncul pada sekitar 40% pasien yang tidak dihangatkan dan menerima anestesi umum
• 50% pada suhu sentral 35,5oC dan 90% pada suhu sentral 34,5oC.
AKIBAT DARI MENGGIGIL
• Meningkatnya kebutuhan oksigen dan produksi karbon dioksida 2 sampai 3 kali
• Meningkatnya resiko perburukan miokard hingga 3 kali pada hipotermia sentral 1,3oC diduga karena peningkatan katekolamin
• Meningkatnya TIO dan TIK• Intensitas menggigil turun pada pasien yang
tua dan hipoksemia
POLA TREMOR• Tiga pola aktivitas otot pada pasien dengan
hipotermi pasca anestesi dengan isoflurane– Kaku tonik tidak dipengaruhi temperatur– Peningkatan dan penurunan tonus menggigil
sebagai termoregulasi– Klonus spontan berdasarkan EMG karena
hipotermia• Tidak selalu muncul pada pasien hiptermia,
kadang pada normotermia• Berhubungan dengan stress atau nyeri saat
operasi
PEMANTAUAN SUHU
• Tempat pengukuran suhu harus sama• Suhu sentral diukur pada arteri pulmoner,
esofagus distal, nasofaring, dan membran timpani
PENCEGAHAN• Mencegah hipotermia• Penghangatan pasca operasi kontroversial• Penghangatan intraoperatif lebih baik daripada
pasca operasi• Satu lapis selimut menurunkan hilangnya panas
sampai 30%• Paling efektif adalah pemberian udara yang
hangat• Metode lain dapat digunakan untuk menjaga
suhu sentral di atas 36oC
FARMAKOTERAPI
• Antishivering potensial mengandung
monoamine biogenik, cholinomimetics, kation,
peptida endogen dan mungkin N-methyl-D-
aspartate (NMDA)
Antagonis reseptor NMDA
• Memodulasi mekanisme termoregulasi
sentral.
• Fungsi normal dari golongan ini beragam dan
lokasi dominan untuk aksi obat ini sulit
ditentukan.
Peran 5 HT, Nor epinephrine, dan Epinephrine
• 5 HT menyebabkan mengigil dan vasokonstriksi peningkatan pada suhu inti (core) induksi hipertermia
• nor epinephrine, epinephrine, dopamin menurunkan temperatur normal
• Keseimbangan antara modulasi 5 HT dan epinephrine bertanggungjawab dalam adaptasi termoregulasi ambang mengigil (shivering threshold) baik jangka pendek maupun panjang.
Nefopam
• Analgetik + antishivering kuat
• penghambat potensial dari uptake 5 HT, nor
epinephrine dan dopamin.
Tramadol
• Menghambat pengambilan ulang (reuptake)
dari 5 HT, nor epinephrine dan dopamin, dan
memfasilitasi pelepasan 5 HT.
• A2-adrenoreceptor pada otak juga berperan
dalam peredaman postoperative shivering
oleh tramadol.
Asetilkolin dan nikotin • Menginduksi vasokonstriksi, menggigil, dan reaksi