Top Banner
21

Jong Arsitek Apr

Jan 20, 2015

Download

Technology

jong arsitek

klo di baseball 3 strike berarti keluar. klo kata Piper, Phoebe, dan
Paige, 3 itu "charm", berarti mempesona.
ini edisi ketiga kami. semoga bukan yang terakhir...

selamat menikmati...

jongArsitek!
adalah media bulletin kegiatan arsitek yang tujuannya
sebagai media dokumentasi kegiatan karya dan wadah
berkarya kita-kita orang arsitek yang dibuat oleh kita
dikerjakan oleh kita untuk siapa saja. Siapa saja bisa
berkontribusi dan meluangkan pikiran maupun wujud
desain yang memiliki makna yang terkadang di lewatkan
oleh orang lain, bahkan bos-kita. Gratis dibagikan
dan disebarkan dalam bentuk digital, fotokopi, print
out maupun di mading kampus-kampus, kantor, jadwal
kerja, atau sebagai poster di kamar anda, sebagaimana
bisa disebarkan sebagai berita baik, doktrinasi maupun
propaganda arsitektur dan issue-nya.
Awas penipuan dalam bentuk uang, laporkan ke Polisi
terdekat bila media ini di distribusikan secara komersial.
selamat membaca, desain menginspirasi

JongARSITEK!
April 2008

-Tim Editorial-
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jong Arsitek Apr
Page 2: Jong Arsitek Apr

Every morning in Africa, a ga-zelle wakes up. It knows it must run faster than the fastest lion or it will be killed. Every morning

a lion wakes up. It knows it must outrun the slowest gazelle or it will starve to death. It doesn’t

matter whether you are a lion or a gazelle. When the sun comes

up, you better start running.

African proverb (the world is flat, p. 114)

Selamat menikmati.. Desain menginspirasi

[email protected]

Except where otherwise noted, content on this magazine islicensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License

Page 3: Jong Arsitek Apr

Edisi ketiga JongARSITEK!

JongEDITORIAL!oleh : Danny Wicaksono

Kontributortanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka langsung ke frenster dan media sosialweb lainnya.

adikritzhttp://profiles.friendster.com/adikritz

danny wicaksonohttp://profiles.friendster.com/3982445

rafael arsonohttp://profiles.friendster.com/8063285

paskalis khrisno ayodyantorohttp://profiles.friendster.com/6831264

farid rakunhttp://fairdkun.multiply.com/

andri ferik

terimakasih sudah mendownload...

edisi ketiga ini benar2 berbeda dari dari dua edisi sebelumnya. yaa..secara materi memang masih belum ada perbaikan yang terlalu intelektual. masih cuap-cuap seada pemikiran kami saja. kami pun masih berusaha menyajikan pemikiran beberapa arsitek muda ini, se “mentah-mentahnya” tanpa ada editan apapun. sejujur dan senaif seperti pertama kali pemikiran itu terbesit.

yang membuat edisi ini menjadi sangat berbeda, adalah pengerjaannya. tidak ada satupun dari kami yang bertanggung jawab atas terbitnya edisi ini, pernah bertatap muka dalam prosesnya. semua ha-dir di depan komputer anda, berkat teknologi internet, yang tiba-tiba membuat jarak menjadi 0mm.

semua diskusi materi kami lakukan lewat yahoo messenger, kemudian paskal yang harus berang-kat ke edinburgh, melayoutnya disana. cover dan artikel wisma kuwera di kerjakan oleh Adikritz dan Relan di Singapura. sedangkan penulis yang lain menuliskan artikel mereka di indonesia, untuk kemudian dikirimkan via email. edisi ini juga terasa lebih berwarna karena adanya Adnyani Dewi. seorang fotografer muda berbakat yang saat ini sedang meneruskan studinya di SPEOS, Paris.

kami merasa perlu untuk menceritakan proses ini, karena banyak orang yang ingin membuat pub-likasi, merasa kesulitan dalam melakukannya. disini kami ingin berbagi, bahwa ada sebuah metode publikasi yang ringkas, dan efisien, yang bahkan bisa diselesaikan tanpa perlu bertatap muka. yang di butuhkan hanya pemikiran segar yang terbekukan, dan semangat untuk membaginya.

semoga ini berguna untuk merangsang munculnya pemikiran-pemikiran liar dan progresif dalam wacana arsitektur kita.

-untuk publikasi pemikiran arsitektur yang lebih progresif-danny wicaksono

-Beijing04102008-

relan masatoprofiles.friendster.com/relanmasato

adnyani dewihttp://profiles.friendster.com/4768320

Page 4: Jong Arsitek Apr

p4jongEditorialsambutan dari redaksi kita

p8jongTulisanExodus!!

p12jongFotoHo Chi Minh City

p18jongGambarrumah sempit

p22jongRiviewWisma Kuwera

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

p28jongGambarPerpustakaan Umum Daerah Jakarta barat

p38jongGayahidupSocialitur

granada . april 2008

p36jongFotoadnyani dewi

Page 5: Jong Arsitek Apr

Sejarah mencatat, Nabi Musa berexodus bersama orang-orang Yahudi membelah dan melewati laut merah, menyelamatkan diri sekaligus menenggelamkan Firaun serta pasukannya. Bob Marley bercerita tentang perpindahan penduduk di masa perang lewat ‘Exodus’, lagu dengan karakter yang khas.

Exodus pada dasarnya adalah orang yang berbondong-bondong melakukan tindakan perpinda-han ke tempat yang lebih baik. Bedol Desa, perpindahan yang masif, dalam rangka pemerataan penduduk di suatu daerah, Imigrasi, Urbanisasi.

Siapa yang tidak mau pindah ke tempat yang lebih baik?? Era globalisasi mempermudah kes-empatan itu. Ujung-ujungnya Duit! Yak, seperti teori Maslow, tingkat piramid terdasar adalah kebutuhan hidup yang perlu lebih dulu dipenuhi. Ketika lapangan kerja arsitek dan pendapatan-nya tidak sebanding dengan jumlah sarjana arsitek segar, Exodus pun terjadi.

Go East! Begitu slogan dalam buku Content!1 Karya Rem Koolhaas bersama AMO. Asia Teng-gara dan China sedang boom pembangunan. Timur Tengah pun menyusul. Makin banyak arsitek top dunia membuka cabangnya di kontinen tersebut, membutuhkan puluhan, ratusan karyawan arsitek untuk membantu mengembangkan ide-ide yang belum pernah direalisasikan sebelum-nya. Sebut saja Norman Foster, William Alsop, OMA/Rem Koolhaas, Herzog & deMeuron, konsultan menjelma raksasa menjadi incaran fresh grad. Why Not??

Singapura menjadi persinggahan awal karir arsitek di luar Indonesia, Sebagai international-hub , berkarir di negeri ini menawarkan batu loncatan untuk berlabuh ke ke negeri lain. Good carreer, good money, better city. Negeri kecil tapi banyak proyek prestis ini kekurangan arsitek junior karena lulusan arsitek Singapura langsung hijrah ke luar negeri. Mereka punya inter-national brand, seperti SCDA, WOHA, Kerry Hill, dan tentu saja yang terbesar, DP Architect. Yang terakhir, sebagai konsultan raksasa Singapore, rancangan DP barangkali tempat paling banyak menyerap arsitek Indonesia dan karyanya paling banyak “diterima” oleh pasar Indone-sia, sebut saja Senayan City, Kemang Village, beberapa bangunan kampus UPH, gedung kantor di kawasan bundaran HI dan lain-lain.

Kembali ke exodus, banyak hal di luar pendapatan yang menggiurkan para arsitek muda Indo-nesia untuk bekerja di luar negeri, yaitu mencicipi lingkungan dan kehidupan yang lebih teratur. Selain exodus berkarir di negeri orang, banyak arsitek muda segenerasi saya meneruskan studi di luar negeri. Walaupun bagi sebagian arsitek yang lebih senior pilihan itu dianggap sebagai “menghindari kenyataan hidup”, maklum, arsitek disinyalir merupakan ilmu dan ketrampilan berdasarkan pengalaman—dan sekolah dianggap tidak mengasah pengalaman—, teman-teman saya toh tetap melenggang dengan tekadnya masing-masing.

Exodus!!Selayang Pandang Arsitektur Indonesiaoleh Rafael Arsono

1 Content! AMOMA, Rem Koolhaas

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

��

0 20 40 60 80

723

4

2

5

10

3

1

2

1

2

dp

forum

surbana

aedas

saajames goh & partner

scda

woha

addp

bdl

shing

Page 6: Jong Arsitek Apr

Fase exodus ini mengingatkan saya pada era dimana Almarhum Soejoedi, Pak Han Awal, Prof.Suwondo, Bianpoen, dan kawan-kawan berguru di Eropa. Kepulangannya, menghasilkan arsitektur modern Indonesia yang megah dan konsisten pada patron International Style. Lalu kiranya bagaimana jika 10 tahun lagi teman-teman arsitek yang saat ini sedang berguru di luar negeri kembali lagi ke Indonesia??? Persilangan antara “tempat” di Indonesia, ketika mereka kembali dan membuka praktek di Indonesia dan “tempat dimana mereka belajar” (mereka: arsitek Indonesia), membuahkan hibrida yang menarik, at least pada langgam. Di samping itu, akan semakin banyak copy-paste desain luar yang menyebabkan image kota secara keseluruhan jadi generic. Serupa, mirip, tentu saja tak sama.

Satu dan lain hal yang unik, seperti pak Eko Prawoto yang “hati Jogja, otak Belanda”, karya-karyanya yang mengakar pada konteks Jogja manjadi jawaban hasil perguruannya di Berlage Insitute, Rotterdam.

Rem Koolhaas dalam tugas akhirnya-nya, Exodus or The Voluntary Prisoners of Architecture2, menganalogi kota terbagi dua, Good Half dan Bad Half. Para penghuni Bad Half mulai pindah ke Good Half, exodus. Jika peristiwa itu berlangsung terus-menerus, maka populasi Good Half makin berlipat ganda, sedangkan Bad Half menjadi kota mati! Untuk mengantisipasi populasi yang tak terkendali, maka dibangunlah dinding (The Wall), yang memisahkan dua bagian kota tersebut. Orang-orang pun semakin terobsesi dengan ide pindah menembus dinding. Bagi yang kuat bertahan untuk menerima “ketidakmampuannya untuk pindah”, kemudian menjadi the voluntary prisoners of architecture. Sejenis black comedy, fakta campur imajinasi. Teori yang fun tapi juga satir. Hhhh….

Dengan segala carut-marut kejadian yang menimpa negeri ini, mari sejenak kita anggap Indone-sia sebagai Bad Half dari dunia, Singapura, Dubai, Hong Kong, Eropa, Timur Tengah, sebagai Good Half. Jika 50% lulusan arsitek di Jakarta tiap tahunnya langsung hijrah ke luar negeri, maka Jakarta akan jadi kota tanpa arsitek muda. Sebagian besar dari sisanya akan bekerja di konsultan arsitek-pernah-muda Indonesia yang “menua”. Coen Brothers bilang No Country for Old Men, jadi ‘darah muda’ yang liar tetap diharapkan untuk meramaikan persaingan dengan arsitek asing yang masuk ke Indonesia. Dalam hal ini, saya angkat topi buat teman-teman yang sudah survive membuka kantornya sendiri.

Saya teringat karikatur Bobby Irandita pada pameran AMI terdahulu, sesaat setelah pameran di negeri Belanda. Dimana karya teman-teman AMI berada dalam kapal Nabi Nuh, untuk di-ekspor ke luar negeri, di tengah badai krisis moneter. Hal seperti ini mestinya yang kita mesti lakukan. Dengan heroik dan percaya diri terus memperkenalkan keunikan Arsitektur Kontempo-rer Indonesia, bukan terus mencari jawaban dari luar, untuk di-impor ke Indonesia.

Exodus is happening!Dan ini wajar, asal bukan karena pelarian…karena teman saya bilang cepat atau lambat Indo-nesia akan hancur! Benarkah? Jika demikian keadaannya, lalu kenapa juga kamu (teman saya) lari? Apapun itu, dimana pun kita belajar, ada baiknya kita memperkuat sikap terhadap negeri sendiri, yang penuh inspirasi, tantangan sekaligus hutan rimba, tempat apa pun bisa terjadi.

Lalu berpengaruh apa terhadap kemajuan Arsitektur Indonesia sekarang dan masa depan? apakah Indonesia lebih dikenal sebagai kota budaya, dengan arsitekturnya yang khas sekaligus modern? Atau Indonesia akan jadi Las Vegas? Hfff…terlalu berat untuk dijawab sekarang, kita tunggu saja 20 tahun lagi…

2 S,M,L,XL Rem Koolhaas & Bruce Mau

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

1110

Page 7: Jong Arsitek Apr

.ho chi minh city

menara-menara hunian

dari udara...

ho chi minh city

menara-menara hunian

[a.k.a saigon]

natalan 2oo7

1312

Page 8: Jong Arsitek Apr

suasana jalanan

. ima j i far id rakun. lokasihoch iminhc i t yvietnam.kamera2 l -can ikoncoo lp i x35oo fu j icas7o5

suasana pelabuhan

Page 9: Jong Arsitek Apr

korban dari satu sisi...

‘stra ight to hel l ’ o leh the clash

. . .y ’ wa n na j o i n i n a c h o ru so f t h e a m e r as i a n b lu e s ?w h e n it ’ s c h ri st m as out i n h o c h i m i n h c ityk i d d i e s ay pa pa pa pa pa pa pa pa- s a n ta k e m e h o m es e e m e g ot ph ot o ph ot o ph ot o g r a ph o f youm a m m a m a m m a m a m m a- s a no f you a n d m a m m a m a m m a m a m m a- s a nl e m m e t e ll ya b out you r b lo o d, ba m b o o k i dit a i n ’ t c o ca- c o la it ’ s ri c e

. . .

... dan dari sisi lainnya

Page 10: Jong Arsitek Apr

Keterbatasan lahan yang tersedia dan adanya peraturan daerah yang ada mengenai garis sempadan bangunan tidak selalu menjadikan ide-ide kreatif akan pengolahan komposisi bangunan dengan adaptasi tapak menjadi ter-batas.

Pengolahan ruang-ruang yang dibutuhkan sedemikian dioptimalkan terhadap lahan yang tersedia. Perbandingan lahan dengan ruang untuk hunian memang menuntut lebih banyak diarahkan untuk ruang terbuka hijau agar fungsi resapan air hujan tetap terjaga dengan baik dimana tapak memang berada di posisi persimpangan atau hook jalan yang secara otomatis terkena garis sepandan bangunan.Dalam situasi dan batasan tertentu dalam perancangan yang serba minimalistik justru memberi solusi yang tepat. Tapak yang sempit dan memanjang memang tidak mem-beri pilihan lain untuk meletakan seluruh ruangan menjadi jejeran linier baik dilantai

dasar maupun di lantai atasnya. Untuk menyikapi hal tersebut maka tapak dibelah menjadi dua bagian dibagian ten-gah menjadi ruang yang terbuka, sehingga menjadi dua massa bangunan yang ber-orientasi kebagian ruang terbuka tersebut agar tetap menciptakan ruang-ruang yang terbuka dan hijau.Bentuk bangunanpun dibuat secara masif yang terbelah menjadi dua bagian yang pada peletakanya dibedakan ketinggianya saja dan mengalami pergeseran kekanan dan kekiri agar dapat dipakai sebagai ruang terbuka. Bidang yang terbelah itulah sebagai bukaan-bukaan yang dapat di-manfaatkan untuk keluar masuk udara dan cahaya secara optimal.

1�

rumahsempit

Page 11: Jong Arsitek Apr

2120

Pemilihan bentuk atap datar yang dipa-tahkan membentuk bentuk atap limasan yang asimetris juga merupakan pilihan terhadap bentuk yang berkarakter tetap tropis dan kontek terhadap bangunan sekitarnya.Dengan memanfaat-kan perbedaan keting-gian lahan terhadap ketinggian jalan ling-kungan yang cukup rendah maka pengola-han ruang–ruang yang dibutuhkan menjadi permainan ruang den-gan perbedaan level masing-masing ruang yang dibutuhkan na-mun tetap sederhana. Lantai dasar berada sejajar dengan jalan lingkungan bagian depan, setengahnya berada lebih tinggi dari jalan lingkungan tersebut, sehingga secara tidak langsung lantai diatasnya terasa sebagai lantai dasar jika dilihat dari jalan bagian belakang site yang memang mem-punyai ketinggian yang lebih tinggi.Lantai dasar diputus-kan dibiarkan terbuka secara horizontal agar dapat menyalur-kan ventilasi udara secara alami, selain itu dibagian bawah ini dapat digunakan sebagai ruang terbuka

hijau yang luas untuk resapan dan belimpah cahaya alami yang masuk Topografi tapak yang semakin tinggi kebelakang menjadi salah satu potensi yang dimanfatkan secara optimal sehingga ruang yang berada dibawah seakan didekap permu-kaan tanah yang ber-fungsi sebagai partisi dari dalam bangunan.Dinding- dinding partisi tersebut selain sebagai batas tepi site dimanfaatkan sebagai pagar hijau yang dibuat seperti seperti gun-dukan rumput hijau. Dinding tersebut juga menciptakan batas site dengan jalan lingkun-gan menjadi hilang. Hal ini diharapkan agar bangunan tetap terasa menjadi bagian dari lingkungan yang tidak ada batasnya namun tetap terjaga dan berfungsi sebagai pengaman batas.Dengan semangat tetap menciptakan ruang hi-jau dilingkungan tapak sendiri setidaknya ber-harap dapat ikut dalam menyumbangkan dan menjaga kelestarian bumi kita.

andriferik

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

Page 12: Jong Arsitek Apr

Tulisan ini sebenarnya sudah berumur tiga tahun, tp sy jadi tergelitik untuk mem-publishnya, bukan karena alasan tertentu, tapi saat ini lebih kepada cermin bagi saya untuk terus mengingat suatu arsi-tektur yang wajar dan tak melulu seragam, mem-berikan referensi pada diri saya sendiri untuk terus mengingat bahwa ada arsitek yang tak biasa justru karena kesederhanannya.

Wisma Kuweraoleh Relan Masato

Page 13: Jong Arsitek Apr

Assalamualaikum Wr. Wb. Mungkin saat ini tak begitu banyak mahasiswa Arsitektur yang mengenal YB. Mangunwijaya se-bagai seorang arsitek yang sarat bahasa Arsitektur modern, kita lebih banyak mengenal beliau seb-agai seorang budayawan, aktivis sosial, pendidik, sastrawan dan tentunya sebagai pendeta, namun arsitek dengan pemikiran dan produk arsitektur yg modern , tak banyak kiranya yang memahami.

Latar belakang beliau sebagai pendeta memang lebih mengedepankan permasalahan sosial dan pemberdayaan masyarakat, seperti yang beliau lakukan di perkampungan pinggir Kali Code, Yog-yakarta, atau mungkin aktivitas politiknya dengan perkumpulan dengan cendekiawan lain macam Gus Dur, Cak Nur Dll mengkritisi pemerintahan saat itu atau sampai pada membicarakan tatanan masyarakat Indonesia masa depan.

Namun tak adil apabila kita melihat Romo man-gun dengan satu sudut pandang saja, sesungguh-nya hasil karya romo mangun sendiri, karya arsi-

2524

tekturalnya adalah sebuah karya arsitektural yang sarat akan citra, , begitu peka akan ruang yang dihasilkan, dan sarat detail yang tak biasa, walau terlihat sederhana, namun sesungguhnya dibalik kesederhanaan itu terdapat pemikiran yang dalam dan maksud yang jelas.

Salah satu bangunan yang mampu merefleksikan itu semua adalah wisma kuwera, tempat tinggal romo mangun, tempat kumpul-kumpul diskusi, tempat bersembunyi para aktivis, tempat tinggal bagi para rohaniwan, dan bahkan tempat berseko-lah pula. Beragam fungsi ini dikonfigurasikan dengan sangat kompleks dan sarat detail.

Wisma kuwera terletak di gang Kuwera, masuk kedalam kira-kira 100 m dari jl Gejayan Yogya-karta, perjalanan saya sendiri kesana sungguh-sungguh sangat melelahkan, mengingat waktu tempuh yang “jauh” dikarenakan minimnya in-formasi, namun tatkala sosok bangunan yang saya kenal sosoknya di selembar postcard dan hala-man buku-buku itu sudah muncul, semangat saya segera muncul.

Melihat sosok bangunan ini dari luar memang yang terlihat adalah sebuah bangunan yang hampir-ham-pir tak terawat, dengan atap yang sungguh tak bi-asa, atap yang saling menggunting dan memotong dengan ruang-ruang yang keluar masuk, belum lagi dengan material yang sangat beragam, saya jadi malu sendiri kalau ingat karya-karya him-melblau dengan guntingan-guntingan bidangnya sudah saya anggap hebat, ternyata romo mangun sudah melakukannya dsini, dengan material yg sederhana pula, dan tanpa campur tangan teknologi yang keterlaluan.

Pertemuan saya dengan karya romo mangun yang satu ini sendiri adalah sangat istimewa, dengan ekspektasi yang besar pula, mengingat pada suatu kesempatan saya mengunjungi peziarahan send-angsono, Muntilan dengan berharap mampu berja-lan di paving cetakan khas romo mangun dengan tenang, berteduh dibawah pendoponya, memba-suh muka di keran airnya, tetapi apa yang terjadi, ternyata pada saat itu sedang ada perhelatan 100 ta-hun peziarahan sendangsono, sehingga tak terbay-angkan ramainya sendangsono pada saat itu, setiap sudut dipenuhi orang-orang yang merayakan acara tersebut, yang kemudian saya sendiri larut dalam keramaian tersebut.

Masuk ke dalam Wisma kuwera pertama kali kita dibawa pada sebuah pelataran yang tidak terlam-pau besar, dititik inilah kita bisa melihat keseluru-han bagian dari wisma kuwera ini, proporsi bangu-nan yg awalnya terasa penuh perlahan mulai bisa di nikmati sebagai satuan-satuan yang lebih kecil, pandangan kita dapat mulai lebih mendetail, ma-teri apa yang digunakan, mulai dapat kita rasakan karakternya, hadirnya kolam ikan berbentuk per-segi, mengingatkan saya akan begitu menjamurnya reflecting pond saat ini, kolam ini pun terasa cukup menenangkan suasana, terlihat akhiran kolamnya yang masuk kedalam ruang pertemuan dibaliknya. Bagi saya yg cukup menarik dsini adalah kemam-puan romo mangun untuk menciptakan rasa ruang bahwa kita sudah masuk di dalam bangunannya, padahal sebenarnya secara fisik kita masih berada di luar bangunan.Kawan saya yang pernah mengikuti ekskursi karya Romo Mangun pernah mengatakan, bahwa wisma kuwera adalah bangunan yang sangat memeras otak, dikarenakan ruang-ruangnya yang sangat tak terduga, bisa masuk di satu pintu dan ternyata keluar dipintu yang lain, masuk keruang lain, kemudian ternyata bisa saja kita masuk lagi ke ruang awal kita masuk ,seperti labirin. Imaji-

Page 14: Jong Arsitek Apr

2726

nasi macam ini malah membuat ekspektasi saya semakin tinggi, seperti alice di negeri antah berantah di alice in wonderlandnya.

Dalam lahan yang tak begitu besar, romo mangun mampu bermain dengan konfigurasi massa yang kompleks, menghindari sosok bangunan tunggal yang totaliter, massa bangunan dipecah menjadi beberapa bagian, dari pelataran depan sendiri bangunan terlihat sangat majemuk, dengan massa yang diangkat, pilotis, membentuk sebuah bridge meninggalkan kolom-kolom struktur sebagai pemisah imajiner untuk menuju ke pelataran dalam yang lebih privat. Konsep pilotis ini sendiri saya yakin romo mangun melakukannya dengan sadar, dan bisa saja mereferensi dr 5 butir arsitektur barunya corbusier, massa yg diangkat tersebut dibungkus oleh nako yang terbuat dari kayu, menghasilkan fasad yang sangat atraktif, kisi-kisi kayu yang serba menjamur saat inipun seperti tak memperoleh kesempatan untuk tampil apalagi fungsional di bangunan ini.

Bangunan ini memang menjadi seolah-olah tak memiliki hirearki ruang, Tak jelas benar memang mana yang menjadi entrance utama untuk masuk kedalam bangunan, Romo mangun seolah menolak logika untuk menjadikan bangunannya berkesan formal, area masuk yang cukup sering dipergunakan berada di massa bagian belakang, terkontrol dari sebuah teras yang berbentuk panggung, saat masuk kita menemui ada dua percabangan, yang kanan menuju ruang yang sekarang dipergunakan sebagai perpustakaan, sedang yang kiri menuju asrama di bagian belakang.

Untuk menuju asrama, kita melewati terlebih dahulu gudang dan workshop tempat romo mangun dan kawan-kawan tukangnya biasa bekerja, kesan pertama kali yang didapat adalah suasana suram dan gelap, karena kurang pencahayaan, tetapi kemudian ruang gelap tersebut akan dibuka dengan taman yang besar yang kaya akan cahaya matahari. Perbedaan sangat jelas tatkala kita memasuki area belakang yang difungsikan sebagai asrama, diasrama ini suasana rumah akan sangat terasa, ruang duduk asrama yang seolah-olah diangkat dari kolam ikan kecil, menjadi titik tangkap yang tepat,fungsional dan tak dibuat-buat. Asrama ini sendiri terdiri dari 2 kamar yang agak besar dan 10 kamar yang saling berhadap-hadapan dengan taman dibagian tengahnya.

Taman ini kecil secara ukuran namun menjadi sangat dominan dikarenakan perletakan dan pena-taanya, dengan ditumbuhi rumput jarum, dan disekelilingnya dengan pakis haji, hanjuan dll. Pada bagian ujung-ujungnya, Romo mangun membuat semacam altar kecil dari roaster cetakan dengan pola yang bisa kita temui dibeberapa karya romo mangun lainnya (setidaknya saya lihat di buku, dan saya lihat langsung di Sendangsono), altar kecil ini sendiri menjadi sebuah akhiran yang saling melengkapi dengan taman dalam menciptakan ruang secara keseluruhan.

Disini saya memahami bahwa arsitektur kemudian adalah sesuatu yang memang mewadahi fungsi, diawal bagian depan bangunan, fasade, massa, entrance, semua dibuat kabur,penuh dan sesak serta non hirearkis, namun ketika kita sampai di bagian asrama ini, romo mangun tahu bagaimana seharus-nya kemudian orang membutuhkan istirahat, jeda sejenak dr kehidupan mereka dan juga jeda visual tentunya. Sehingga perancangan menjadi lebih tenang dan konvensional.

Ke bagian tengah Wisma Kuwera, adalah sekarang difungsikan sebagai perpustakaan, baik bagi karya-karya sastra romo mangun maupun bacaan anak-anak lainnya, di sini dinding, plafon, dan setiap bidang lainnya tak luput dari perhatian detail, disini, sambungan kayu pada plat lantai dan struktur nya menjadi pemandangan yang tak bisa diabaikan mata, struktur lantai kayu diatasnya, romo mangun menggunakan papan, dan posisinya tidak tidur, melainkan tegak dengan bagian tipisnya diatas, tentunya dengan potongan kayu khas romo mangun.

Menuju level lebih keatas, kita berada pada sebuah ruangan yang sekarang menjadi kantor bagi yayas-an yang didirikan Romo Mangun, yayasan dinamika edukasi dasar, di level ini kita ada pada bridge yang terlihat dari pelataran luar, sebenarnya tak ada level lantai yang benar-benar sama, semua split level, dan semua terpakai, setiap sudut di perpindahan lantai itu kalau tidak difungsikan sebagai ruang maka difungsikan sebagai storage, di ruangan kantor ini dinding bagian yang menghadap kedalam

tidak menggunakan kaca sama sekali hanya frame kayu, full dari lantai ke plafon (walau sebenarnya ada list pasangan kaca) memberikan angin terus menerus 24 jam, saya hanya membayangkan apabila hujan.

Secara keseluruhan wisma kuwera ini menyadarkan saya bahwa romo mangun adalah seorang pemikir besar, pada bangunannya, ia tidak hanya berbicara melalui konseptual Arsitektur yang sulit dipahami orang, ia berbicara melalui penyelesaian detail, secara tectonis, bagaimana bangunan bisa berdiri den-gan sambungan-sambungan yang tak biasa, ruang-ruang yang ia coba beri makna,ia juga menyejajar-kan konsep dengan skill ketukangan, beliau tak berbicara hal-hal yang besar, hal-hal yang rumit dan terkadang bahkan arsitek-arsiteknya harus menulis berjilid-jilid buku khusus menjelaskan apa maksud bangunannya dan konsep-konsep dibaliknya.

(tercatat sebenarnya banyak sekali detail bangunan romo mangun yg sampai sekarang masih terpakai terus,dari pattern dinding, kisi-kisi kayu, blok massanya dan walau memang tidak original namun terbukti sebelum hal-hal tersebut menjadi populer, ia sebenernya telah mulai menggunakannya)

Romo mangun juga sekaligus mengangkat martabat para tukang yang sering oleh para arsitek tidak dianggap berjasa, atau bahkan menjadi sasaran omelan apabila hasil akhir tak memuaskan birahi para arsitek ini. Bahkan saya dengar, pada setiap proyek romo mangun, ongkos tukang selalu lebih mahal dibandingkan dengan harga material dan lain-lain. Sehingga memang tukang-tukang romo mangun adalah tukang-tukang yang sudah menahun ikut bersamanya.

Dibangunan ini pula saya merasakan keberpihakan yang jelas terhadap suatu kewajaran, Arsitektur tak hanya indah selalu dengan bahan yang mahal dan mesti baru, Arsitektur tidak harus membuat manusia penghuni dan pembuatnya harus kesusahan untuk mencari-cari menutup biaya bangunan, bangunan sewajarnya, menceritakan apa yang harus diceritakan.

Bangunan ini sendiri walau terlihat usang dari luar namun saya yakin pemikiran mendalam dan nilai-nilai Arsitektur yang universal dan global tak harus melupakan lokalitas, dan tentunya membuat pertanyaan-pertanyaan baru lagi pada diri saya, Dan kemudian membuat saya ingin sekali membaca wastu citra, untuk belajar lagi….Dari awal.

Wassalam, April 2005-maret 200�

Page 15: Jong Arsitek Apr

digital desain dalam arsitektur

desain eksperimental untuk tigas akhir

Perkembangan teknologi dalam arsitektur membawa perkem-bangan yang drastis dalam perancangan arsitektur sekarang. Teknik dan teknologi arsitektur kemudian berkembang seiring kemajuan komputerasi dalam desain arsitektur. Komputer yang terus berkembang dapat bermacam cara pengaplikasiannya dalam (ber)arsitektur. Di Indonesia kita sudah banyak melihat bagaimana sebuah usaha konvensional pemakaian komputer menghasilkan gambar atau animasi presentasi hingga virtual reality yang dapat menjelaskan ruang.

oleh : Paskalis Khrisno Ayodyantoro

studi kasus:perpustakaan umum daerah jakarta barat

Page 16: Jong Arsitek Apr

Perkembangan pemakaian 2d dalam drafting (meng-gambar) memudahkan pengembangan proyek sehingga mudah terbaca dan memudahkan dalam penyebaran dan manajerial suatu proyek. Dalam era berikutnya pengem-bangan 3dimensi menjadikan sebuah konsep rancangan mudah terlihat secara utuh dan dapat di lihat dalam sebuah persfektif yang lebih mendekati realita. Perkem-bangan rendering sekarang juga sudah mendekati realita dan hampir sulit membedakan antara keaslian gambar 3dartist dan foto. Arsitektur yang sangat dekat dengan media ruang mau tidak mau kemudian mengembangkan program yang tidak hanya memberikan fasilitas gambar dan presentasi tetapi merambah pada usaha mendoku-mentasikan sebuah proyek arsitektur dengan program BIM (building information modelling) seperti archicad dan revit. Ditambah dengan teknologi mesin CNC (Computer Numerical Control), prototype sebuah model dapat tercetak sesuai dengan bentuk digitalnya menjadi-kan proses perancangan digital menjadi lebih mudah.

Pada tingkat selanjutnya penggunaan komputer di arsitektur kemudian tidak terbatas pada bidang diatas, tetapi kemudian berkembang pada proses merancang itu sendiri, sebagai alat yang dapat merangkai konsep arsitektur kedalam media yang terwujud. Eksplorasi ini sangat berkembang pesat dalam waktu waktu ini. Desain parametrik hingga computational desain merambah pada pengetahuan scripting atau program komputer hingga penguasaan geometri matematis tingkat lanjut. Perkem-bangan ini sangat berpengaruh dalam bidang arsitektur, selain mengeksplorasi ruang dan bentuk arsitektur juga mempengaruhi dalam proses dan research tentang metode bangunan ramah lingkungan seperti ekplorasi panas bangunan, tingkat cahaya matahari hingga modul struktur.

Teknologi ini kemudian berkembang pesat di seantero dunia dan menghasilkan definisi yang baru yang hingga kini pun masih terjadi proses eksperimentasi digital di studio studio arsitek di seluruh dunia. Sebutlah Gehry dengan CATIA -software yang biasa dipakai dalam aeromodelling- nya dalam proses dokumentasi desain-nya, Patrick schumacker dan Zaha Hadid yang intensif dalam penteorian dan perwujudan konsep desainnya dengan komputer, Ali Rahim dengan Maya yang sebel-umnya digunakan dalam industri film digunakan sebagai proses pembentukan ruang dengan penggunaan Dy-namical effect di program tersebut, hingga UN Studio dalam pemanfaatan Rhino untuk menghasilkan paramet-ric modelling. Masih banyak penggunaan program yang dipakai dan menghasilkan metode dan keruangan baru yang memberikan khazanah arsitektur di seluruh dunia.

Pada proyek ini, sebuah ruang perpustakaan sangat bervariasi sifatnya. Pendekatan Keruangan perpustakaan yang baru telah diberikan oleh Rem Koolhas (OMA) dalam pengelompokkan program ruang di proyek Seattle Public Library. Pendekatan ini ke-mudian dipakai untuk menghasilkan kelom-pok program ruang yang didasarkan pada kemudahan sirkulasi, pemanfaatan cahaya alami, kesatuan utilitas dan kesamaan sifat program ruang. Grup-grup program ruang ini kemudian menghasilkan luasan dalam format data yang kemudian menghasilkan satuan volume dalam tiap grup tersebut.

Proses selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi besaran site yang bisa dibangun dan kemu-dian grup program ruang ini diletakkan secara acak dengan proses “Stocastic Search” dalam batas luas site yang bisa terbagun dan tinggi maksimal bangunan. Stocastic search dalam hal ini adalah proses pencarian secara random dalam ruang sampai kondisi yang kita beri dapat ter-wujud (Terzidis, Kostas: 2006). dalam proses mudahnya adalah kita melakukan perintah script (rhino) untuk melakukan random volume box dari data volume yang kita beri, setelah itu kita acak (random) perletakan secara x, y, dan z dalam batas ruang - luas site dan tinggi maksimal -. Proses ini akan berjalan sendiri menurut komputer dan akan berhenti hingga volume grup program ruang tidak bertabrakan dengan batas yang telah kita buat. Namun karena beberapa Kesulitan dalam perancangan, tetap ada intuisi dari perancang untuk memberikan input atau memberhentikan proses bila sekiranya bentuk dan proses telah terkomposisi dengan baik. Dalam komposisi yang terjadi, sisa ruang yang terbentuk justru digunakan sebagai mixed space dan suntikan-suntikan ruang publik yang menjadi generator pergerakan sirkulasi.

komposisi program ruang3130

penyusunan dan perkiraan volumevolume program ruang komposisi masa setelah analisa site

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

Page 17: Jong Arsitek Apr

Setelah bentuk dasar bangunan telah terbuat, selanjutnya adalah memasukkan denah kedalam komposisi ini. Dalam proses ini masih dibentuk secara manual dengan membuat potongan denah per elevasi (rhino dan microstation) un-tuk mendapatkan perimeter ruang per elevasi. Proses perletakan denah masih dilakukan secara manual guna memberikan keruangan, pemberian modul struktur dan sirkulasi yang lebih baik. Proses ini akan memakan waktu hingga program ruang akan terlihat meny-enangkan dan dalam proses ini akan terbentuk modifikasi modifikasi komposisi yang telah kita buat diatas.

32

Karena pada dasarnya perancangan ini mengambil tema sebagai penanda (landmark) kawasan, maka bangunan ini dibuat dengan contrasting (Tyler:2000) dengan membuatnya lebih tinggi, bentuk yang berbeda, pembedaan material, dan memiliki spatial prominent (lynch, Kevin:1�60) sebagai daerah pengamat atau set back sehingga penampilan bangunan lebih terasa dan harmo-nis agar bangunan ini menjadi bangunan publik yang mudah diingat dan di lihat dikawasannya. Kulit bangunan yang berbeda kemudian diambil dengan memberikan material kaca sebagai area masuk cahaya alami kedalam bangunan. Kulit bangunan ini dibentuk secara sederhana, dengan menggunakan titik-titik terluar bangunan, kemudian menghubungkannya dengan garis NURBS, yang pada akhirnya terbentuk kulit NURBS surface. Setelah terbentuk kulit ini tahap selan-jutnya adalah bagaimana kulit ini bisa terbangun. Proses pencarian struktur kulit ini menggu-nakan parametric desain dengan menggunakan proses delaunay trianggulation dengan 3ds max. Delaunay trianggulation (Delaunay, Boris:1�34) adalah proses breakdown (pemecahan) suatu bidang menjadi segitiga yang terkait satu sama lainnya dengan panjang garis yang terdefinisi hingga membentuk segitiga 180 derajat. Definisi parametrik disini adalah pemberian maksi-mum panjang garis segitiga sepanjang 3 meter sehingga dapat diletakkan modul kaca yang ada di pasaran. Proses ini adalah salah satu proses yang menurut saya lebih teratur dan simple dibandingkan proses voronoi, arch cut, dan lain sebagainya.

33

jongArsitek! apr i l 2008 | desain menginspiras i

Page 18: Jong Arsitek Apr

Setelah proses ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah pendokumentasian gambar kerja. Semua desain yang telah terancang di microstation kemudian dibawa ke dalam archicad untuk memudahkan dokumentasi tampak, dan potongan dengan baik. Dengan Meng-impor bentuk kulit yang telah ter-pecah melalui maxonform kedalam archicad, semua proyeksi tampak dan potongan lebih mudah terlihat secara detail dan presisi. Gambar-gambar hasil archicad kemudian di dokumen-tasikan kedalam microstation untuk memberikan notasi dan pengembangan yang lebih detail. Hasil ruang 3 dimensi dan struktur kulit kemudian di akhiri dengan render 3dsmax serta pembuatan quicktime virtual reality. Quicktime reality digu-nakan untuk dapat melihat ruang secara point per point dengan tampak 360 derajat.

pada akhirnya sebuah komposisi bangunan dapat terlihat jelas dengan beberapa modifikasi. bentuk ruang yang masih kotak adalah hasil dari bentukan pertama yang kemudian di modifi-kasi mengikuti kulit dan denah. Proses yang biasanya terjadi linear menjadi acak karena kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dalam proses perancangan. Pengetahuan program komputer pun menjadi signifikan untuk menghasilkan dan sebagai alat bantu dalam mewujudkan konsep desain kita. Pada akhirnya tetap arsiteklah yang menentukan kapan hasil akhirnya terjadi, dan tidak sepenuhnya mengerahkan pada komputer.

By Employing techniques, contemporary technological prac-tices seek to engage in a feedback loop that yields catalytic cultural effects. (Rahim, Ali:2006)

Page 19: Jong Arsitek Apr
Page 20: Jong Arsitek Apr

3�

socialiturm e d i a a c a r a d a n s o s i a l i s a s i e v e n t a r s i t e k t u r

Pembukaan Pameran 4D Univeristas Indonesia 2008

Open House Rumah Bekasi oleh Ahmad Djuharap a r i s

© a d n y a n i d e w i

Page 21: Jong Arsitek Apr