PERCOBAAN 2 MOTOR ASINKRON (MOTOR INDUKSI) ROTOR BELITAN A. Tujuan Percobaan Setelah melaksanakan percobaan ini, maka mahasiswa harus dapat : a. Mengetahui cara kerja motor asinkron rotor belitan b. Dapat mengoperasikan motor asinkron rotor belitan c. Mengetahui rangkaian ekivalen motor asinkron d. Memahami cara pengukuran untuk rata-rata geometri dan rata-rata aritmatik. e. Mengetahui karakteristik beban nol f. Mengetahui karakteristik pembebanan terhadap putaran B. Teori Dasar Pada motor induksi arus rotor bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh stator. Konstruksi motor induksi tiga fasa Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mmsampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa 4-1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERCOBAAN 2
MOTOR ASINKRON (MOTOR INDUKSI) ROTOR BELITAN
A. Tujuan Percobaan
Setelah melaksanakan percobaan ini, maka mahasiswa harus dapat :
a. Mengetahui cara kerja motor asinkron rotor belitan
b. Dapat mengoperasikan motor asinkron rotor belitan
c. Mengetahui rangkaian ekivalen motor asinkron
d. Memahami cara pengukuran untuk rata-rata geometri dan rata-rata
aritmatik.
e. Mengetahui karakteristik beban nol
f. Mengetahui karakteristik pembebanan terhadap putaran
B. Teori Dasar
Pada motor induksi arus rotor bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi
merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh stator.
Konstruksi motor induksi tiga fasa Motor induksi tiga fasa memiliki dua
komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian
stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mmsampai 4
mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi
menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi
yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yangsama dengan lilitan statornya dan
rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana
konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan
melewati slot-slot yang ada ada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian
disatukan oleh cincin sehingga batangan logam terhubung singkat dengan
batangan logam yang lain.
Pada sebuah motor asinkron atau motor induksi rotor belitan mempunyai
sebuah belitan primer yang disebut stator (bagian yang diam) dan sebuah belitan
sekunder yang disebut rotor (bagian yang bergerak), yang dikenai suatu
4-1
rangkaian fluks yang berubah secara sinusoidal, komposisi ke 3 fluks dari masing-
masing fasa meimbulkan fluks putar pada celah udara, yang mana ada
perbandingan transformasi pada primer pada sisi stator dan sekunder pada sisi
rotor.
Persamaan (1) dan (2) tegangan melalui pemberian tegangan pada belitan stator
Dimana : Vs = tegangan fasa stator. Vr = tegangan fasa rotor.
Persamaan (3) dan (4) merupakan hasil sistem pengukuran antara keduanya
diperoleh perbandingan transformasi :
K = untuk rata-rata geometri ............................... (3)
K untuk rata-rata aritmatik ............................... (4)
C. Alat dan Bahan
a. Mesin asinkron rotor belitan 3 O
b. Amperemeter dan voltmeter
c. Multimeter (ohmmeter)
d. Regulator 3 O / variabel AC 3 O
e. Kabel penghubung
4-2
D. Diagram Rangkaian
Gambar 4.3 Rangkaian percobaan pengukuran perbandingan transformasi. (a) Pemberian tegangan melalui belitan stator. (b) Pemberian tegangan melalui belitan rotor.
4-3
E. Prosedur Percobaan
1. Mencatat data yang tercantum pada name plat mesin asinkron yang
akan dipraktekkan.
2. Mengukur tahanan belitan stator (U1-U2, V1-V2 dan W1-W2) dan
tahanan belitan rotor (K-L, K-M, L-M) dengan multimeter(Ohm-
Meter) Memasukkan data pada tabel 4.1.
3. Mengukur tahanan belitan stator (U1-U2, V1-V2 dan W1-W2) dan
tahanan belitan rotor (K-L, K-M, L-M) dengan metode voltmeter-
amperemeter. Seperti pada gambar 4.2. Memasukkan data pada tabel
4.2.
4. Mengukur tahanan isolasi antara belitan stator (U1-V1, U1-W1, W1-
V1) antara belitan stator dengan belitan rotor (U1-K, U1-L, U1-M, V1-
K, V1-L, V1-M, W1-K, W1-L, W1-M) antara belitan stator dengan
rangka mesin dan antara belitan rotor dengan rangka mesin dengan
menggunakan multimeter dan megger. Memasukkan data pada tabel
4.3.
5. Kemudian merangkai seperti pada gambar 4.3 dan memberikan
tegangan pada belitan stator secara bertahap dan mengukur tegangan
stator dan rotornya (rangkaian rotor pada cincinnya tidak dihubung
singkat). Kemudian memasukkan dalam tabel 4.4
6. Merangkai seperti pada gambar 4.3 dan memberikan tegangan pada
belitan rotor secara bertahap dengan 10 V, 20 V, dan 30 V . Kemudian
memasukkan ke dalam tabel 4.4
4-4
Spesifikasi Motor Asinkron 3 O
Motor Asinkron 3 O : Type : DL 2052/5 n° = 068703Rated voltage : 220 / 380 VRated current : 21,3 / 12,3 ARated power : 5,5 kWRated Speed : 2840 G/1 AT : 50 HzRated exc current : rotor voltage with open time 215 VInsulation class : F cos Ø : 0,84
4.1.6 HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Pengukuran Perbandingan Transformasi
NoTegangan Stator
VS (V)Tegangan Rotor
VR (V)Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
30
60
90
120
150
15
33
51
66
84
Pemberian
Tegangan
pada sisi
stator
1.
2.
3.
4.
5.
24
54
75
102
126
15
30
45
60
75
Pemberian
Tegangan
pada sisi rotor
4-5
4.1.7 ANALISA HASIL PERCOBAAN
Perbandingan tegangan melalui pemberian tegangan pada belitan stator di ambil data pada tabel no. 3. sebagai berikut :
Dik : Vs = 30 volt
Vr = 16 volt
Dit : K1 = ... ?
Penyelesaian :
K1 =
=
= 1,88
Perbandingan tegangan melalui pemberian tegangan pada belitan rotor di ambil data pada tabel no. 3. sebagai berikut :
Dik : Vs = 30 volt
Vr = 45 volt
Dit : K2 = ... ?
Penyelesaian :
K2 =
=
= 0.67
Untuk mencari rata-rata geometri yang merupakan hasil sistem pengukuran maka diambil contoh no. 03 sebagai berikut :
Dik K1 = 1,88K2 = 0,67
4-6
Dit K rata-rata geometri = ... ?
Penyelesaian :
K =
=
= 0,92
Untuk mencari rata-rata aritmatik yang merupakan hasil sistem pengukuran maka diambil contoh no. 03 sebagai berikut :
Dik K1 = 1,88
K2 = 0,67
Dit K rata-rata aritmatik = ... ?
Penyelesaian :
K =
=
= 1,28
Tabel 4.5. Hasil analisa dari Perbandingan Transformasi
No Tegangan stator (V) Tegangan rotor (V) K1
1
2
3
10
20
30
6
12
16
1,66
1,66
1,88
No Tegangan stator (V) Tegangan rotor (V) K2
1
2
3
10
20
30
14
30
45
0,71
0,66
0,67
Tabel 4.6. Hasil Perbandingan Transformasi
No K1 K2
K
rata-rata geometri rata-rata aritmatik
1 1,66 0,71 1,08 1,33
2 1,66 0,66 1,04 1,16
4-7
3 1,88 0,67 0,92 1,28
4.1.8 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
o Terdapat perbedaan pengukuran antara tahanan isolasi pada instrument
dengan menggunakan ohm-meter dan Meger adalah pada instrument
ohm-meter mengukur sampai tak terhingga hanya sampai kΩ,
sedangkan instrument Megger nilai terbaca sampai MΩ.
o Nilai K untuk hasil perbandingan rata-rata geometri lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata aritmatik hasil tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.6.
4.2 PERCOBAAN DINAMIS
4.2.1 Tujuan Percobaan
Karakteristik beban nol :V0 terhadap Io = f(Vo), Po = f(Vo),Untuk
mengetahui pengaruh tegangan masukan beban nol terhadap arus
beban nol (I0), dan daya beban nol (P0) pada motor asinkron/motor