Jika Aku Menjadi “Kader Lingkungan Hidup di Desa Girilaya” KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) merupakan program yang menjadi ajang mahasiswa dalam belajar, mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi di masyarakat. Desa Girilaya menjadi salah satu tempat yang dijadikan tempat pelaksanaan KKNM. Desa merupakan struktur terkecil pemerintahan yang ada pada pembagian kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya pengaturan dan pemerintahan terkecil, acapkali masih lekat dan kuat nuansa kekeluargaan, persaudaraan dan kearifan lokal/kearifan tradisional di dalamnya. Begitu indahnya Tuhan menciptakan sumber daya yang ada di desa ini. Begitu banyak potensi alam yang terdapat di Desa Girilaya ini. Hamparan sawah yang membentang luas, sumber air jernih, pohon-pohon buah yang tumbuh di halaman rumah warga, kolam-kolam ikan dan masih banyak lagi. Selain sumber daya alam yang tersedia, sumberdaya manusianya pun bervariasi seperti petani, pedagang, guru dan lain-lain. Di tambah dengan suasana desa yang agamis menambah hangatnya atmosfer desa ini. Desa Girilaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis yang dari beberapa banyak desa-
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jika Aku Menjadi “Kader Lingkungan Hidup di Desa Girilaya”
KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) merupakan program yang menjadi ajang
mahasiswa dalam belajar, mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi di
masyarakat. Desa Girilaya menjadi salah satu tempat yang dijadikan tempat pelaksanaan
KKNM. Desa merupakan struktur terkecil pemerintahan yang ada pada pembagian kekuasaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya pengaturan dan pemerintahan terkecil,
acapkali masih lekat dan kuat nuansa kekeluargaan, persaudaraan dan kearifan lokal/kearifan
tradisional di dalamnya.
Begitu indahnya Tuhan menciptakan sumber daya yang ada di desa ini. Begitu banyak
potensi alam yang terdapat di Desa Girilaya ini. Hamparan sawah yang membentang luas,
sumber air jernih, pohon-pohon buah yang tumbuh di halaman rumah warga, kolam-kolam
ikan dan masih banyak lagi. Selain sumber daya alam yang tersedia, sumberdaya manusianya
pun bervariasi seperti petani, pedagang, guru dan lain-lain. Di tambah dengan suasana desa
yang agamis menambah hangatnya atmosfer desa ini.
Desa Girilaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Panawangan, Kabupaten
Ciamis yang dari beberapa banyak desa-desa di seluruh Indonesia yang memiliki keragamaan
dan potensi masing-masing tersebut. Desa Girilaya ini merupakan pemekaran dari Desa
Gardujaya untuk pembangunan wilayah ini maka memisahkan diri. Desa Girilaya terbentuk
pada tahun 2007, desa ini memiliki tiga dusun yaitu Dusun Cipeuteuy, Dusun Calingcing dan
Dusun Peundeuy. Desa Girilaya ini bisa dikatakan memiliki tarif ekonomi yang sedang
karena penduduk disini mayoritas berpenghasilan bertani dan beternak. Penduduk disini rata -
rata memiliki pendidikan dari SD, SMP, dan SMA. Dilihat dari pendidikannya saja desa
Girilaya ini memiliki kualitan pendidikan yang cukup tinggi. Di Desa Girilaya hanya
memiliki 2 SD, 1 MTS dan 1 SMA. Sebagian warga di Desa Girilaya lebih berminat
mensekolahkan anaknya diluar desa Girilaya. Kualitas pertaniannya pun bagus karena
didukung oleh kualitas tanah dari jenis alluvium dari batu pasir dan batu breksi yang bagus
untuk bertani khususnya pada tani padi. Selain padi, warga Desa Girilaya juga mayoritas
memiliki pohon kelapa dan pohon cokelat, yang mana biasa mereka olah menjadi gula kelapa
dan hasil dari pohon cokelat di jual kepada pengumpul cokelat. Komoditas utama di desa ini
memang kelapa dan padi, namun di Desa Girilaya kami menemukan beberapa pabrik
rumahan. Pabrik rumahan tersebut terdapat pabrik cengkeh dan pabrik mebeul. Kami juga
menemukan beberapa rumah yang memiliki peternak ayam dan domba. Hasil dari beternak
ayam tersebut di jual ke beberapa kota, termasuk Bandung. Potensi ini sunggulah harus digali
dan dikembangkan lebih jauh lagi dalam upaya memajukan Desa Girilaya.
Namun dilihat dari segi lingkungannya bisa dikatakan masih kurang di karenakan
desa disini masih membuang sampahnya tidak pada tempatnya dikarenakan tidak ada
penyediaan tempat pembuangan sampah dan juga rata – rata warga desa lebih memilih
membakar sampahnya sendiri dibandingkan membuang sampahnya di TPS (Tempat
Pembuatan Sampah). Lalu di Desa Girilaya Permasalahan yang ada yaitu masih banyaknya
MCK (Mandi Cuci Kasus) yang bersatu dengan empang dan pembuangannya pun ke empang
tidak ada septictank. Dari ke tiga dusun yang masih banyak MCK yang bersatu dengan
empang ialah Dusun Calingcing. BAK dan BAB di empang sudah menjadi suatu kebiasaan
masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan oleh warga di Desa Girilaya dan sudah merasa
nyaman. Pada tahun 2012 angka kejadian diare di Desa Girilaya ini sudah berstatus KLB
(Kejadian Luar Biasa).
Jika saya menjadi kader lingkungan hidup di desa Girilaya, saya akan melakukan
upaya penyuluhan kepada masyarakat di Desa Girilaya dan pelatihan pengelolaan sampah
rumah tangga tersebut sehingga dapat memberi manfaat yang besar terhadap kesehatan
lingkungan dan perekonomian Desa Girilaya. Upaya pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat melalui konsep 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recyle. Upaya pertama
adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan
akibat kegiatan pembakaran sampah, lalu mengenai MCK diberikan penyuluhan bahwa MCK
yang bersatu dengan empang akan mengakibat dampak negatif bagi kesehatan warga di Desa
Girilaya dan memberi saran kepada warga di desa Girilaya untuk membuat MCK di setiap
rumah warga. Kegitan yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kepada setiap keluarga/warga
melalui pendekatan yang menarik dan mudah dipahami, seperti dengan cara dialog interaktif
dan memberi contoh langsung tata cara pengelolaan sampah menjadi produk yang menarik
dan inovatif. Selain itu, dilakukan juga pelatihan mengenai jenis dan cara pemisahan sampah
organik dan anorganik.
Penerepan dan pelaksaan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga harus dilakukan
secara berkelanjutan sehingga manfaat yang diperoleh juga terus menerus dirasakan oleh
masyarakat. Melalui kegiatan ini, Desa Girilaya dapat menjadi desa percontohan yang
menggunakan konsep pembangunan desa yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Dengan demikian, diharapkan masalah sampah rumah tangga dan MCK yang bersatu dengan
empang dapat teratasi dengan baik sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
serta menambah pengahasilan masyarakat Desa Girilaya dari pemanfaatan limbah tersebut.
Jika Aku Menjadi “Konsultan Pembangunan Perekenomian Daerah atau Desa”
Saya Indri mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Ekonomi Studi
Pembangunan Universitas Padjadjaran yang akan memasuki semester 7. Saat ini saya sedang
menjalankan kegiatan KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) yang merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang saya ambil ketika semester enam. Ketika saat plotting atau pemilihan
desa untuk tempat KKN saya berpikir pasti ada beberapa desa yang telah memiliki fasilitas
yang cukup memadai dan tentu juga pasti masih ada desa yang masih kurang akan fasilitas
sarana dan prasana. Jujur, pada saat itu saya sangat berharap bahwa desa yang saya pilih
adalah desa yang memiliki fasilitas yang cukup agar nantinya saya dan teman-teman lainnya
mungkin tidak akan kesulitan. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih Desa Girilaya yang
berada di Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis. Saya berharap lebih kepada desa
tersebut nantinya ketika saya sedang menjalani kegiatan KKN saya merasa nyaman untuk
tinggal di desa tersebut.
Desa Girilaya terletak di atas pegunungan yang memiliki 3 dusun yaitu Dusun
Cipeuteuy, Dusun Peundeuy dan Dusun Calincing. Saya dan teman-teman tinggal disuatu
rumah tinggal yang terletak di Dusun Calincing yang merupakan dusun yang letaknya paling
atas diantara kedua dusun lainnya. Pada hari pertama datang yang kami rasakan awalnya
adalah tidak adanya akses sinyal internet yang tersedia di desa ini. Awalnya kami kira itu
hanya beberapa saat tetapi hal tersebut memang bukanlah suatu kesalahan sistem, melainkan
memang kurangnya akses internet yang ada di Desa Girilaya. Pada hari ketiga di rumah kami
memiliki masalah yaitu air yang mengalir ke rumah yang kami tempati tidak jalan. Sehingga
membuat semua diantara kami jika ingin mandi dan buang air harus mencari mck atau
menumpang di rumah warga lain di sekitar rumah yang memiliki air lebih. Awalnya kami
merasa tidak enak harus menumpang mandi dan buang air di rumah mereka tetapi melihat
keramahan penduduk desa, kami merasa senang karena kedatangan kami ternyata disambut
baik oleh mereka. Selain itu, kamipun kesulitan untuk mendapatkan beberapa bahan-bahan
untuk memasak seperti sayur-sayuran. Memang sebagian besar pekerjaan warga dusun sini
adalah bertani padi dan sayuran dan mereka pun mendapatkan bahan sayuran dari lahan
mereka sendiri tetapi tetap ada beberapa sayuran yang tidak tersedia disini dan harus
membelinya di pasar yang letaknya sangat jauh dari desa. Selain ketiga masalah tersebut yang
saya rasakan masih sangat kurang adalah akses jalan yang terhubung dari desa lain yang
merupakan jalan utama desa karena jalan disini masih sangat berbatu dan sangat menanjak
yang menyulitkan dan membahayakan para pejalan kaki apabila tidak berhati-hati. Akan
lebih baik bila warga desa menggunakan kendaraan bermotor tapi masih banyak kepala
keluarga yang masih belum memiliki kendaraan bermotor.
Saya berhipotesis apakah semua kejadian atau aktifitas ini hanya ada di dusun
yang kami tinggali atau kejadian ini juga terdapat pada kedua dusun lainnya yang ada di
desa? Setelah beberapa hari kami dibagi menjadi 3 kelompok yang dibagi sesuai dengan
jumlah dusun yang ada untuk mencari tau potensi dan aspek apa saja yang ada disetiap dusun.
Saya kebagian di Dusun Calincing yaitu dusun yang rumah kami tinggali. Setelah
berkeliling-keliling dengan teman kelompok pada siang hari, tanpa sengaja pada sore harinya
kepala dusun mendatangi rumah kami dan mengajak saya dan teman-teman kelompok saya
untuk berkeliling mengetahui apasaja yang ada di Dusun Calincing. Tempat pertama yang
kita kunjungi adalah tempat penyulingan minyak cengkeh. Disana kita melihat dari proses
penyulingan minyak cengkeh dari tahap batang cengkeh diuap, direndam dalam air panas,
hingga pemisahan antara air dan minyak cengkeh yang dihasilkan dari proses tersebut. Ujar
salah satu pekerja yag ada di tempat tersebut dari 2 ton batang cengkeh yang digunakan pada
produksi hanya menghasilkan sekitar 10 – 20 liter minyak cengkeh. Setelah minyak tersebut
jadi dimasukkan ke dalam beberapa jerigen yang nantinya dijual kepada distributor untuk
dikemas kembali, diberi merek dan dijual ke pasaran.
Tempat kedua yang kami kunjungi yaitu peternakan ayam yang salah satunya
merupakan milik dari kepala dusun. Di tempat itu kami diberi tahu bagaimana cara merawat
ayam-ayam pedaging dengan benar dengan memisahkan antara ayam yang masih kecil
dengan ayam dewasa, hal itu ditujukan agar ayam dewasa tidak mengganggu proses
pendewasaan ayam kecil dan ayam dewasa pun dapat berreproduksi kembali. Bagaimana cara
memberi makan dengan mencampur beberapa vitamin ke dalam makanan yang diberikan ke
ayam-ayam, hingga nanti setelah waktunya panen akan dijual ke distributor dan ke pasar.
Setelah dari peternakan ayam kita diajak berkeliling ke sawah kadu yang warga sini biasa
menyebutnya seperti itu karena sawah-sawah yang ada merupakan lahan sawah yang sangat
luas dan menjadi lahan pertanian utama yang dimiliki warga Dusun Calincing. Di tengah
perjalanan tersebut kami ditunjukkan ada sumber mata air yang ujar kepala dusun mata air
tersebut digunakan untuk mengairi sekitar 30 hektar sawah yang ada di dusun ini, meskipun
mata air tersebut tidak akan pernah habis ujarnya tetapi mata air tersebut tidak dapat
digunakan oleh rumah-rumah untuk dikegiatan rumah tangga.
Pada hipotesis awal yang saya simpulkan dan setelah mengamati beberapa
keadaan dan mendapatkan informasi dari teman-teman lain yang dibagi dari kedua dusun lain
ternyata tidak semua masalah tersebut dialami oleh ketiga dusun. Untuk di Dusun Calincing
yang dapat saya simpulkan masalah yang dialami oleh dusun ini adalah masih ada kesulitan
beberapa rumah untuk mendapatkan air padahal letaknya di paling atas pegunungan,
kesulitan untuk mendapatkan akses sinyal internet dan mendapatkan beberapa bahan sayuran.
Untuk kedua dusun lainnya saya menyimpulkan bahwa untuk masalah air tidak memiliki
kesulitan untuk mendapatkannya, untuk akses sinyal internet yang saya rasakan ketika
berkunjung ke salah satu dusun lebih mudah untuk mendapatkan sinyal internet padahal
letaknya lebih di bawah. Hal tersebut terjadi entah karena dusun tersebut lebih dekat ke jalan
raya yang mayoritas jalan raya merupakan jalur tempat semua warga dusun, desa maupun
antar kabupaten beraktifitas. Untuk masalah mendapatkan sayur-sayuran saya berpendapat
bahwa hampir semua dusun yang berada di setia desa memang harus berbelanja ke pasar
induk yang ada disetiap kecamatan. Serta masalah akses jalan yang tidak bagus saya rasa di
setiap dusun masih merasakannya.
Saya berpikir suatu tempat akan lebih berkembang dan maju apabila hal pertama
yang dilakukan adalah dari memperbaiki masalah perekonomian. Perekonomian tidak hanya
mencakup tentang kegiatan ekonomi tetapi juga mengenai pilihan warga untuk memperbaiki
hidup agar lebih berkembang dan maju mulai dari sarana dan prasarana yang tersedia. Saya
berinisiatif apabila suatu saat saya menjadi seorang konsultan pembangunan perekonomian
daerah baik di kota maupun desa, khususnya apabila saya memiliki kesempatan untuk
memperbaiki Desa Girilaya ini ada beberapa masalah yang mungkin belum bisa terpecahkan
hingga saat nanti. Pertama, untuk masalah pembagian air yang masih belum didapatkan oleh
beberapa rumah, ada baiknya dusun tersebut membuat suatu penampungan air yang lebih
besar yang nantinya setiap rumah-rumah warga dapat menghubungkan saluran air ke tempat
penampungan tersebut, apabila penampungan air tesebut besar maka akan dirasa cukup untuk
memenuhi kebutuhan air di setiap rumah warga dusun.
Kedua, untuk masalah akses sinyal internet saya beranggapan bahwa untuk di
zaman sekarang internet adalah salah satu sumber kehidupan, karena dengan internet semua
orang akan mendapatkan informasi lebih yang didapat tidak hanya dari pendidikan formal
seperti sekolah saja. Saya memiliki usulan bahwa kepala desa mengajukan usulan untuk
pembangunan tower sinyal provider ke pemerintah kabupaten yang nantinya bisa diajukan ke
salah satu perusahaan provider. Di harapkan setidaknya dengan adanya pembangunan dan
pemasangan tower provider masyarakat desa akan sangat sadar betapa penting dan besarnya
manfaat hadirnya internet di desa mereka untuk menjadikan kehidupan merek lebih maju.
Ketiga, masalah mendapatkan sayur-sayuran ada baiknya setiap warga desa yang memiliki
warung untuk menyediakan sayuran atau membuka warung sayur agar tidak selalu bergantng
untuk membeli ke petani yang tidak setiap jenis sayur ada. Meskipun harga di pasar
memangsedikit lebih mahal dibanding dengan di petani tetapi semua jenis sayur pasti tersedia
dan dapat menambah kebutuhan sayur untuk warga desa. Keempat, untuk permasalah akses
jalan yang masih sangat kurang sebaiknya kepala desa mengajukan usulan ke pemerintah
kabupaten untuk mengadakan perbaikan jalan secara menyuluruh ke semua desa. Agar
nantinya warga yang belum memiliki kendaraan tidak merasa kesulitan dan merasa nyaman
apabila harus jalan kemanapun terutama kepada warga yang telah lanjut usia.
Jika Aku Menjadi “ Dokter di POSYANDU Desa Girilaya”
Selama berkegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) di Desa Girilaya banyak
hal yang saya temukan, terutama di bidang kesehatan. Karena saya merupakan salah satu
mahasiswa dari jurusan kesehatan yang berkegiatan KKNM di desa ini, maka fokus saya
tertuju pada bidang kesehatan itu sendiri. Setiap kegiatan KKNM yang berhubungan dengan
kesehatan seperti mengunjungi kegiatan Posyandu Desa Girilaya, menyediakan jasa ukur
tekanan darah dan konsultasi kesehatan gratis, hingga memberikan penyuluhan ke murid-
murid SD tentang kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang meliputi cara mencuci
tangan dan menggosok gigi yang benar serta meningkatkan kesadaran akan buang sampah
pada tempatnya, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada pelaksanaan
dan penerapan kesehatan di desa ini.
Namun dibalik itu semua, desa ini memiliki potensi yang sangat banyak, baik itu
potensi alam maupun potensi manusianya. Potensi alam yang dimiliki masyarakat Desa
Girilaya yang berhubungan dengan kesehatan yaitu ketersediaan air bersih yang melimpah,
karena aliran air bersih ke desa ini kebanyakan berasal dari pegunungan. Selain itu suasana
desa yang dingin dan sejuk ditambah dengan pemandangan alam yang indah menambah
kenyamanan warga yang bertempat tinggal di desa ini, hal ini dapat berguna untuk
mengurangi terjadinya stres akibat kerja ataupun akibat masalah lain. Selain potensi alam
tersebut, potensi manusia yang dimiliki oleh Desa Girilaya tidak kalah banyak. Masyarakat
Desa Girilaya rata-rata sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan diri dan
lingkungan, namun dalam penerapannya masih kurang baik. Selain itu warga Desa Girilaya
dikenal sebagai masyarakat yang pekerja keras dan memiliki kebiasaan gotong royong yang
baik.
Walaupun terdapat potensi besar pada Desa Girilaya, namun desa ini tidak luput dari
berbagai permasalahan, terutama permasalahan bidang kesehatan. Ketersediaan air bersih di
desa ini sudah baik karena langsung berasal dari pegunungan, namun akses air bersih ke
setiap rumah-rumah di desa ini masih kurang. Air bersih yang berasal dari pegunungan
dialirkan melalui pipa-pipa karet ke rumah-rumah warga di setiap dusun Desa Girilaya.
Permasalahannya adalah tidak cukup tersedia pipa yang kualitasnya baik, banyak terdapat
pipa yang bocor sehingga air bersih tidak dapat mengalir dengan baik ke setiap rumah warga.
Selain itu, kebiasaan masyarakat yang masih nyaman menggunakan jamban pada tepi kolam
ikan/empang menyebabkan timbulnya masalah lain. Pembuangan yang langsung ke kolam
ikan/empang menyebabkan air di desa ini menjadi tercemar. Selain itu, sebagian masyarakat
yang telah memiliki toilet sendiri di dalam rumah masih menimbulkan masalah yang sama
karena tidak tersedianya fasilitas pembuangan ke septic tank.
Pernah di laporkan terjadinya penyakit endemik diare pada anak-anak di desa ini.
Hampir setiap anak di desa ini pada waktu yang sama mengalami penyakit diare. Hal ini
diketahui sebagai akibat dari kebiasaan masyarakat yang buruk menggunakan jamban pada
kolam ikan/empang. Masyarakat sudah sadar akan kebersihan lingkungan dan dampak
pembuangan tinja pada kolam ikan/empang ke kesehatan lingkungan, namun kebanyakan
masyarakat yang masih menggunakan jamban pada tepi kolam ikan/empang mengatakan
bahwa kebiasaan ini susah diubah sebab mereka sudah nyaman dan terbiasa dengan hal itu.
Selain itu pembuatan toilet dan akses pembuangan ke septic tank membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.
Dari permasalahan diatas, masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan. Salah satunya yaitu dengan menghilangkan kebiasaan membuang tinja
atau menggunakan jamban di kolam ikan/empang. Kebutuhan ini sangat krusial, mengingat
sudah pernah terjadi penyakit diare yang endemik di desa ini akibat kebiasaan buruk tersebut.
Selain itu, masyarakat butuh akses akan air bersih yang melimpah. Perlu adanya perbaikan
pada pipa aliran air bersih ke rumah-rumah warga dan juga tempat fasilitas umum lainnya.
Ketersediaan dokter yang mudah dijangkau oleh masyarakat juga dibutuhkan oleh warga
pada masing-masing dusun Desa Girilaya.
Jika saya menjadi dokter yang bertugas di Posyandu Desa Girilaya, saya akan
melakukan perbaikan pada desa ini terkait bidang kesehatan. Sebelum munculnya penyakit,
saya lebih fokus pada pencegahan timbulnya penyakit tersebut. Saya akan melakukan
perbaikan pada pipa aliran air bersih ke rumah-rumah warga. Sebaiknya aliran air bersih
tersebut tidak menggunakan pipa karet, karena mudah bocor. Pipa besi yang ditanam di
dalam tanah lebih cocok agar meminimalisir terjadinya kebocoran dan menyebabkan aliran
air menjadi terganggu. Selain ke rumah-rumah warga, akses air bersih ini juga harus dialirkan
ke tempat-tempat fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, balai desa, dll.
Untuk kebiasaan masyarakat yang masih nyaman dan terbiasa menggunakan jamban
pada tepi kolam ikan/empang, perlu diadakannya penyuluhan yang intensif pada warga Desa
Girilaya terkait dampak pembuangan tinja pada kolam ikan/empang serta manfaat
penggunaan septic tank. Penyuluhan ini harus terus dilakukan hingga warga sadar dan mulai
bisa mengganti kebiasaan buruk tersebut.
Selain itu, akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan ketersediaan dokter juga
perlu diperbaiki. Perlu adanya posyandu atau puskesmas tetap pada masing-masing dusun di
Desa Girilaya agar semua masyarakat dapat menjangkau fasilitas kesehatan dengan mudah.
Hal ini perlu dilakukan mengingat masih banyak masyarakat Desa Girilaya yang ketika sakit
tidak mendapat pertolongan karena akses akan fasilitas kesehatan yang jauh dan tidak mudah
dijangkau. Kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungan sangat perlu dijaga dengan baik,
jika tidak maka akan muncul permasalahan kesehatan yang buruk. Untuk itu, saya berharap
dikemudian hari gagasan saya ini dapat terealisasi.
Jika Aku Menjadi “Seorang Kepala Puskesmas Desa Girilaya”
Saya adalah salah satu dari kedua puluh mahasiswa yang melaksanakan program
KKN Integratif di kota Ciamis ini, tepatnya di Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan, Jawa
Barat. Nama saya Meilani dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Saya dan
teman-teman dari berbagai macam fakultas lainnya ditugaskan oleh universitas selama satu
bulan penuh untuk menjalani kehidupan di desa kecil ini. Kami datang untuk mempelajari
bagaimana keadaan di desa ini, mempelajari struktur perangkat desanya, kehidupan
masyarakatnya, bagaimana kondisi lingkungannya, bagaimana kondisi kesehatannya,
pendidikannya dll. Karena saya datang dari ranah kesehatan, saya lebih terfokus untuk
melihat dan mempelajari bagaimana kondisi kesehatan dan lingkungan di desa girilaya ini.
Selama satu bulan saya tinggal di desa ini, saya merasakan masih banyak masalah
tentang kesehatan yang terjadi di desa ini. Saya menyimpulkan hal tersebut berdasarkan hasil
pengamatan saya terhadap perilaku kesehatan masyarakat di desa ini. Selain itu, saya juga
mengamati masalah tersebut dari bagaimanakah respon atau sikap masyarakat terhadap
berbagai kegiatan kesehatan yang saya dan teman-teman lakukan selama ini, mulai dari
menyediakan jasa ukur tekanan darah dan konsultasi gratis, mengikuti kegiatan posyandu
bulanan, hingga melakukan penyuluhan ke murid-murid SD tentang kebersihan diri dan
kebersihan lingkungan. Masalah tersebut pun juga saya konfirmasi dari informasi yang telah
saya dapatkan dari ibu bidan yang bekerja di puskesdes Girilaya. Di desa ini belum ada
Puskesmas, hanya ada satu puskesdes yang terletak di samping balasi desa Girilaya. Hal ini
menurut saya juga menjadi suatu kekurangan bagi desa ini di bidang kesehatan.
Hal pertama yang saya pikirkan ketika membuat tugas ini adalah bagaimana “jika aku
menjadi seorang Kepala Puskesmas Desa Girilaya”. Alasan saya memilih menjadi kepala
puskesmas Desa Girilaya adalah karena seorang kepala puskesmas merupakan jabatan
tertinggi di suatu desa di bidang kesehatan. Dengan memiliki jabatan tertinggi, saya dapat
menyusun dan mengatur kebijakan-kebijakan mengenai kesehatan yang efisian serta cepat
dan tepat untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di desa ini. Saya harap tulisan
saya ini dapat menjadi pendorong bagi Desa Girilaya untuk membangun suatu Puskesmas di
Desa ini.
Sebelum saya menyebutkan masalah kesehatan serta penyelesaiannya jika saya
menjadi seorang kepala puskesmas, saya akan menceritakan terlebih dahulu potensi apa saja
yang dimiliki oleh desa ini. Salah satu potensi yang dimiliki oleh desa ini adalah ketersediaan
air bersih yang melimpah, karena aliran air bersih ke desa ini berasal dari pegunungan
langsung. Selain itu, karena desa ini merupakan daerah pergunungan dan sangat jarang
kendaraan bermotor yang lewat, udara di desa ini sangat bersih dan bebas polusi. Hal inilah
yang sangat langka untuk ditemukan di daerah perkotaan. Udara yang segar dan bersih ini
akan mengurangi resiko terjadinya penyakit pada organ pernafasan di masyarakat. Di
samping keadaan alam yang mendukung, masyarakat di desa ini rata-rata telah memiliki
pengetahuan yang cukup baik di bidang kesehatan. Mereka telah mengerti hal mana yang
baik dan hal mana yang buruk bagi kesehatan mereka. Namun untuk penerapannya, dalam
arti sikap dan perilaku mereka terhadap kesehatan masih kurang. Unsur kepercayaan atau
kebiasaan di desa inilah yang menurut saya yang membatasi mereka untuk menerapkan
pengetahuan yang telah mereka miliki.
Namun sayangnya potensi-potensi tersebut tidak dikembangkan dengan baik.
Ketersediaan air bersih di desa ini sudah baik karena berasal langsung dari pegunungan.
Namun distribusi air bersih ke setiap rumah di desa ini tidak berjalan dengan lancar. Pipa
yang digunakan untuk mengalirkan air bersih dari sumber air ke rumah warga masih banyak
yang rusak. Hal ini menyebabkan beberapa tempat di desa ini, khususnya fasilitas pendidikan
yakni sekolah masih kekurangan akses air bersih. Tentunya hal tersebut membuat penerapan
hidup sehat di sekolah tidak berjalan dengan baik. Air yang bersih sangat diperlukan di
sekolah untuk kebutuhan kakus dan cuci tangan. Saya dan teman-teman telah mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang cuci tangan ke sekolah dasar di desa ini. Namun karena tidak
adanya air bersih di SD ini, otomatis hal yang telah kami ajarkan ke murid-murid kurang bisa
diterapkan oleh mereka di sekolah.
Hal kedua yang menjadi masalah kesehatan di desa ini adalah kebiasaan masyarakat
yang masih menggunakan empang sebagai tempat pembuangan akhir MCK. Padahal
masyarakat di desa ini telah tahu bahwa tempat pembuangan akhir MCK yang baik adalah
septic tank. Namun, karena di setiap rumah di desa ini memiliki empang dan hal tersebut
telah menjadi kebiasaan, banyak warga yang membangun toilet di pinggir empang mereka
masing-masing. Hal tersebut tentunya dapat mencemari kondisi air yang telah baik di desa
ini. Air yang tercemar ini akan meningkatkan resiko masyarakat untuk terkena penyakit diare.
Pernah dilaporkan bahwa penyakit diare pernah menjadi penyakit endemik di desa ini.
Tentunya hal tersebut terjadi sebagai dampak kebiasaan masyarakat membuang sisa MCK ke
empang. Mereka telah mengerti bahwa hal tersebut tidak baik. Namun, karena telah menjadi
suatu kebiasaan dan mereka telah nyaman dengan hal tersebut, warga disini tetap
melanjutkan kebiasaan buruk tersebut. Apalagi ditambah biaya untuk membangun septic tank
cukup mahal. Selain itu, karena rata-rata di setiap depan rumah warga terdapat empang,
genangan air ini saya takutkan akan memicu timbulnya penyakit DBD ataupun malaria.
Tidak adanya puskesmas di desa ini menurut saya merupakan aspek yang sangat
krusial. Banyak para lansia di desa ini yang mengalami hipertensi. Menurut saya hal ini
terjadi karena tidak adanya puskesmas di desa ini. Puskesmas dapat memantau bagaimana
kondisi kesehatan lansia di desa ini dengan mengadakan pengecekan kesehatan di setiap
kunjungan pasiennya. Namun karena di desa ini tidak ada puskesmas dan hanya ada di desa
cinyasag yang cukup jauh jaraknya, masyarakat tidak dapat mengecek kesehatannya dengan
mudah dan bahkan jika menderita suatu penyakit, mereka harus menempuh jarak yang jauh
untuk membeli obat. Di desa ini, hanya diadakan sebulan sekali kegiatan poslandes. Mungkin
hal ini juga yang membuat kesehatan para lansia di desa ini kurang terpantau.
Dari permasalahan diatas, masyarakat perlu ditegaskan kembali mengenai kesehatan
lingkungan, khususnya tentang masalah air bersih. Masyarakat harus terus didorong untuk
mengubah kebiasaan membuang sisa MCK ke empang. Memang hal ini cukup sulit, karena
harus mengubah suatu kebiasaan yang dari dahulu ada dan hal ini membutuhkan biaya yang
cukup besar. Jika saya menjadi kepala puskesmas di desa ini, saya akan membentuk suatu
program penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya masalah ini. Saya akan
membentuk struktur ibu-ibu kader agar penyuluhan ini lebih terinci dan menyebar di setiap
rumah warga. Penyuluhan ini harus terus dilakukan hingga warga disini sadar dan mulai bisa
mengubah kebiasaan tersebut. Selain itu, saya akan bekerja sama dengan pihak desa untuk
membantu masyarakat dalam pembangunan septic tank serta pengadaan pipa pengganti yang
baru agar akses air bersih ke desa ini berjalan dengan lancar.
Selain itu, jika terdapat puskesmas di desa ini, saya akan mengadakan pengecekan
kesehatan rutin setiap minggu di desa ini. Dengan begitu, kondisi kesehatan masyarakat di
desa ini dapat terpantau dengan baik. Selain itu, saya akan membentuk program senam
aerobik setiap minggu nya untuk mengurangi resiko terjadinya hipertensi pada lansia di desa
ini. Seperti yang sebelumnya saya tulis, saya akan membentuk struktur ibu-ibu kader disini.
Saya ingin tidak hanya petugas kesehatan saja yang memiliki pengetahuan di bidang
kesehatan, saya juga ingin masyarakat didalamnya juga memiliki pengetahuan yang luas
tentang kesehatan. Dengan adanya kader, masyarakat akan lebih nyaman dan lebih mudah
untuk berkonsultasi jika terdapat masalah kesehatan.
Jika Aku Menjadi “Dokter di Desa Girilaya”
Kesehatan merupakan aspek utama yang penting dan perlu diperhatikan oleh setiap
individu maupun kelompok masyarakat. Dalam menjaga kesehatan di masyarakat terdapat
fungsi-fungsi utama yaitu preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Diperlukan tokoh di antara
masyarakat yang mampu membina masyarakat dalam menerapkan fungsi-fungsi kesehatan.
Pembina kesehatan masyarakat yang bertugas di tingkat desa adalah bidan dan kader
kesehatan. Kader kesehatan ini adalah tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang bertugas
membantu mengembangkan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan adalah warga dari
masyarakat setempat yang dipilih masyarakat dan bekerja dengan sukarela. Salah satu
kegiatan kami, mahasiswa KKNM Girilaya dalam bidang kesehatan adalah melakukan
penyuluhan mengenai kanker payudara bersama Desa Cinyasag dan diikuti oleh kader-kader
kesehatan Desa Girilaya.
Di Desa Girilaya, setiap bulan rutin diadakan Posyandu dan Balai Pengobatan di balai
dusun. Didatangkan petugas kesehatan, bidan dan perawat dari Puskesmas Gardujaya. Pada
kegiatan Posyandu dan Balai Pengobatan bulan Agustus ini, mahasiswa KKNM turut
membantu jalannya pemeriksaan di posyandu bagi balita dan pelayanan kesehatan bagi
lansia. Kami melakukan pengukuran tinggi dan berat badan anak-anak dan pemeriksaan
kesehatan terutama tekanan darah pada dewasa dan orang tua.
Dalam menangani permasalahan kesehatan, sebagian besar warga di Desa Girilaya
hanya berobat bila gejala penyakit sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Kebanyakan
warga mengandalkan obat-obatan dari warung dan hanya berobat pada mantri dan bidan yang
tinggal di desa. Bila masih belum sembuh, warga baru berobat ke Puskesmas terdekat yang
terletak di Desa Gardujaya dan perlu ditempuh dengan kendaraan. Menurut saya, jarak dari
desa ke Puskesmas terbilang jauh dan menyebabkan masyarakat menunda-nunda pengobatan
ke dokter di Puskesmas hingga benar-benar mendesak.
Menurut data yang kami dapatkan, permasalahan yang banyak terjadi di desa Girilaya
adalah kejadian diare, terutama pada anak-anak. Angka kejadian diare yang cukup tinggi
disebabkan karena permasalahan pada kebersihan lingkungan desa. Di Desa Girilaya
terutama Dusun Calincing, masih banyak warga yang belum memiliki septic tank dan kamar
mandi di dalam rumah. Kebanyakan rumah hanya memiliki jamban berupa bilik dengan
pembuangan ke kolam untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Sejauh ini warga baru menerapkan fungsi kuratif (pengobatan) dalam menangani
kejadian diare dan memberikan obat dan oralit bagi penderita diare. Namun masih sedikit
warga yang berupaya mencegah diare dengan membangun kamar mandi dalam rumah dan
septic tank. Menurut Kepala Desa, sudah sering dilakukan penyuluhan mengenai kebersihan
lingkungan namun akibat kendala biaya maupun alasan kenyamanan pribadi, sebagian warga
masih enggan untuk meninggalkan jamban di kolam. Alangkah lebih baiknya bila warga
melakukan pencegahan atau upaya preventif untuk permasalahan diare dengan membangun
kamar mandi di dalam rumah.
Untuk warga usia dewasa dan lanjut, permasalahan kesehatan yang paling banyak
terjadi adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satu dari kegiatan kami adalah
mengecek tekanan darah ke rumah-rumah warga dan di acara pengajian ibu-ibu. Pada salah
satu kesempatan mengikuti pengajian, salah satu ibu-ibu sempat tiba-tiba pingsan, menurut
keluarga dan warga sekitarnya, ibu tersebut sudah lama memiliki tekanan darah yang tinggi.
Ibu tersebut tidak melanjutkan obat-obatan akibat sudah habis dan tidak merasa perlu
untuk ke Puskesmas membeli obat. Ibu ini hanya mengecek tekanan darah bila ada kegiatan
Posbindu bulanan dan hanya berobat bila mulai terasa pusing. Selain itu, walaupun memiliki
riwayat tekanan darah yang tinggi, ibu tersebut masih mengkonsumsi asinan. Hal ini dapat
menggambarkan kesadaran masyarakat yang kurang dalam konsumsi obat dan menjaga gaya
hidup untuk menghadapi hipertensi.
Kejadian pingsan tersebut menurut saya dapat dikatakan darurat. Setelah kami
periksa, tekanan darah ibu tersebut mencapai 220 / 110. Hipertensi yang telah menahun ini
dapat berujung pada stroke bila tidak ditangani dengan benar. Dalam keadaan gawat darurat,
diperlukan tindakan yang cepat dan terkadang untuk menjamin keselamatan dari pasien
dibutuhkan alat-alat maupun fasilitas yang memadai. Hal ini belum dapat ditemukan di Desa
Girilaya akibat minimnya sarana kesehatan.
Di balik segala permasalahan kesehatan di desa ini, desa ini sebenarnya memiliki
potensi-potensi yang belum dimanfaatkan. Salah satunya dalam menanggulangi kejadian
diare, Desa Girilaya termasuk desa yang dekat dengan gunung dan mata air. Air di desa saat
ini masih kekurangan pada musim kemarau akibat tidak semua warga memiliki akses ke
sumber air sendiri. Namun dengan pembinaan yang cukup, masyarakat sebenarnya mampu
untuk membangun kamar mandi dalam rumah, membangun septic tank, mengatur aliran air
ke rumah-rumah dan meninggalkan kebiasaan jamban di kolam.
Jika saya menjadi dokter atau mantri di Desa Girilaya, saya berencana untuk
mengusulkan anggaran kesehatan dari dana yang masuk untuk Desa Girilaya. Saya
mengusulkan untuk membangun Puskesmas di dekat Balai Desa.
Dengan berdirinya Puskesmas, saya berharap dapat menyediakan layanan kesehatan
yang terpadu dan memadai bagi masyarakat Desa Girilaya dengan fasilitas yang baik. Selain
itu, dengan didirikannya Puskesmas di Desa Girilaya mampu membuka lapangan kerja bagi
pekerja kesehatan.
Lulusan kedokteran dari seluruh universitas di Indonesia sudah banyak, namun
wahana yang tersedia untuk kegiatan internship atau pengabdian pada daerah masih kurang.
Sehingga, menurut saya untuk mendirikan Puskesmas di Girilaya tidak perlu mencemaskan
sumber daya manusia yang bekerja di sana.
Selain itu, bila saya menjadi dokter di Desa Girilaya, saya ingin bahu-membahu
dengan tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan untuk mengadakan
penyuluhan yang rutin mengenai hipertensi dan pentingnya konsumsi obat dan gaya hidup.
Selain itu saya juga ingin membuat penyuluhan yang membahas pentingnya MCK dengan
sistem septic tank dan kamar mandi dalam. Karena, menurut saya suatu informasi baru bisa
diterima masyarakat bila diterangkan berkali-kali dan diterapkan oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Saya juga ingin menggalang dana untuk membangun MCK di rumah-rumah
warga yang kiranya kurang mampu.
Jika Aku Menjadi “Pakar Informatika di Desa Girilaya”
Kisah ini berawal dari pengambilan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) ketika
memasuki semester 7. Seperti kita semua tahu bahwa sebagai mahasiswa haruslah
menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu 1. Pendidikan, 2. Penelitian, 3.
Pengabdian. Yap, kegiatan KKN ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai
pengabdian yang kami junjung tinggi di universitas, tentunya diaplikasikan dengan bidang
ilmu setiap dari kami yang sudah mengenyam pendidikannya masing – masing. Saya, Rivo,
mahasiswa yang bisa dibilang tingkat akhir, karena sudah menginjak semester 7 di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran, jurusan Teknik
Informatika. Jurusan yang mungkin orang lain menganggapnya “wah”, karena berhubungan
dengan teknologi dan dengan segala macam perkembangan sesuai zamannya. Saya hanyalah
mahasiswa biasa, mahasiswa sederhana, mahasiswa yang berusaha aktif di organisasi
kemahasiswaan mulai dari tingkat jurusan sampai universitas, mahasiswa yang mencoba
untuk mulai peka dengan keadaan sekitar, mahasiswa yang mencoba untuk mengerti dengan
dinamika pemerintahan negara kami tercinta, mahasiswa yang mencoba untuk bisa berpikir
kritis dan menolak segala macam bentuk penjajahan yang ada di lingkup terdekat misalnya
universitas. Dengan pasangan yang saya miliki di Fakultas Psikologi, membuat pribadi saya
lebih baik dan bisa berkembang untuk menambal kebolongan yang saya miliki sebelumnya,
semoga bisa memberikan kebermanfaatannya untuk kedepannya.
Desa Girilaya, merupakan desa yang saya tempati bersama 20 teman lainnya dari
berbagai fakultas yang ada di Unpad. Desa yang tidak sengaja dipilih dari berbagai desa yang
ditawarkan dari 4 kota besar di Jawa Barat. Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan,
Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Desa yang belum lama terbentuk karena pemekaran
dari Desa Gardujaya ini terletak cukup di atas karena berada di kaki gunung dan
membutuhkan stamina yang cukup untuk menuju desa ini apalagi kalau melakukan
perjalanan dengan berjalan kaki. Desa ini memiliki 3 dusun, dari yang paling bawah sampai
keatas yaitu, Dusun Cipeuteuy, Dusun Pendeuy, dan Dusun Calingcing yang menjadi tempat
menetap kami. Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki diatas tanah Girilaya, beribu rasa
dan pertanyaan meraung menembus ketiadaan agar menampakkan keberadaan atas
jawabannya. Desa yang cukup sejuk, indah, diwarnai dengan pemandangan berwarna hijau di
sekitarnya karena mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai petani. Selama dua minggu
beradaptasi di desa ini, rasa betah pun mulai hinggap di diri ini karena respon sekitar yang
bagus kepada mahasiswa KKN, seperti para pemuda yang aktif bersosialisasi, para petinggi
yang selalu berkomunikasi dengan kami, petani dan warga sekitar yang ramah karena
menjunjung tinggi kearifan lokal mereka.
Dari awal, saya pribadi memegang teguh perkataan dari kawan BEM saya, ia berkata
“Mahasiswa pergerakan harus tetap bergerak meskipun di desa. Jangan sampai menjadi
sampah di masyarakat!”, kalimat itu ngena sekali bung. Sesuai dengan prinsip saya,
setidaknya minimal dikenal oleh warga dan kehadiran kami disini dirasakan oleh seluruh
warga Desa Girilaya. Sapaan dan senyuman dari warga desa yang kami terima merupakan
cinderamata yang langka karena mungkin tidak bisa dirasakan di daerah perkotaan, dan bisa
kami berikan kepada teman – teman yang belum pernah merasakan indahnya suasana
kehidupan di desa.
Ketika saya bermain ke satu – satunya SMK yang ada di Desa Girilaya, SMK Al-
Qoryah Khazanah Kebajikan, bertanya jawab dan berbagi cerita kehidupan yang dimiliki oleh
pemilik yayasan yang sangat terbuka pada kami. SMK ini hanya memiliki 2 jurusan, Jurusan
Agribisnis Ternak Unggas dan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Kebetulan jurusan
kedua, Jurusan TKJ ini sangatlah cocok dan sejalan dengan bidang ilmu saya. Tetapi, ketika
mendengar penjelasan dari pemilik yayasan, hati saya terasa kesal karena mereka habis
terkena tipu oleh guru pengajar TKJ nya sendiri, seluruh komponen komputer yang mereka
miliki seperti: harddisk, prosesor hilang dibawa kabur. Bukan kesal berarti marah karena
mereka tidak memiliki pengetahuan akan hal itu, tapi kesal karena tidak adanya
perikemanusiaan oleh penipu tadi, tidak berterima kasih kepada tempat dia bekerja, tidak
berterima kasih kepada orang sekitar, tidak bisa mengerti keadaan yayasan. Seharusnya,
orang yang menjadi satu – satunya yang mengerti teknologi komputer itu bisa memberikan
pencerdasan kepada orang yang ada di yayasan untuk mengerti teknologi, tetapi yang terjadi
malah sebaliknya, ia memanfaatkan kelebihan dia untuk menipu orang lain. Dari situlah,
inspirasi saya muncul, jika saya menjadi pakar informatika atau pakar teknik di Desa Girilaya
ini, pertama saya akan melakukan pendataan di desa ini, kira – kira daerah mana dan lembaga
apa saja yang memiliki komputer serta komponen kelengkapannya, kedua memberikan
penyuluhan secara merata berupa penjelasan mengenai gunanya komputer, pentingnya
komputer, dan bagaimana cara menggunakan komputer yang baik dan benar untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari. Kemudian mencoba melakukan kerjasama dengan pihak donator
agar bisa menyumbangkan komputer untuk digunakan di sekolah, atau untuk keperluan desa
lainnya. Karena sebaik – baiknya ilmu adalah yang dibagikan kepada orang lain.
Tetapi, tidak hanya sekedar melakukan pencerdasan mengenai komputer. Ketika
merasakan sinyal yang melintas di desa ini kurang bagus dan tidak merata di semua tempat.
Jika saya menjadi pakar informatika atau pakar teknik di Desa Girilaya, saya langsung akan
melakukan mediasi dengan pihak penyedia jasa internet untuk memasang tower di desa ini,
kalaupun itu tidak bisa, saya akan melobi untuk bisa memanjangkan kabel dan memperkuat
sinyal dari Desa Cinyasag dibawah yang menerima sinyal sangat bagus, agar penduduk di
Desa Girilaya ini bisa beraktivitas sama seperti penduduk di desa lainnya. Tentu dengan
koneksi internet yang mudah akan membuat mereka semakin berkembang dan up-to-date
dengan informasi terkini. Setelah itu, tidak lupa harus memberikan penyuluhan lagi mengenai
penggunaan internet yang bijak dan benar kepada semua kalangan dari muda sampai tua,
karena seperti kita tahu, dengan tidak adanya pencerdasan mengenai penggunaan internet di
masyarakat, maka mereka tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang
diatur undang – undang dan mana yang tidak, sehingga mereka akan bertindak asal – asalan
dan kadang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu, untuk mencegah itu
semua terjadi dan penduduk desa menjadi melek teknologi serta tidak ketinggalan zaman,
usaha ini bisa direalisasikan jika terjalin kerjasama yang baik antara saya, pihak desa, dan
pihak jasa internet yang bekerja. Ini semua demi kepentingan, kenyamanan, dan kemajuan
kita bersama.
Diharapkan beberapa pihak di desa juga lebih memperhatikan kesejahteraan
penduduk dan siswa sekolah, merasakan bahwa masalah ini sangatlah penting dan harus
dilakukan. Semoga ketika kita melihat beberapa tahun kedepan, saya ingin sekali melihat ada
kabar berita yang baik mengenai perkembangan desa ini di koran – koran. Mungkin juga,
saya bisa diberikan kesempatan untuk mengunjungi desa ini lagi, dan sangar berharap desa
ini dapat mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi guna menyongsong masa depan warga di Desa Girilaya.
Jika Aku Menjadi “Petani Sayuran Di Desa Girilaya”
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Saya Feisal Rachman Soedibja, anak
ke dua dari dua bersaudara yang berasal dari Bandung. Fakultas Pertanian UNPAD adalah
almamater saya yang saya banggakan. Ada beberapa alasan mengapa dalam KKNM ini, saya
memilih tema menjadi petani sayuran di desa Girilaya yang saya perlahan mulai saya sukai
ini.
Alasan pertama,
Saya bercita cita menjadi petani. Walaupun latar belakang saya anak kota yang
dibesarkan di Bandung dan saya sangat jarang melihat sawah, tetapi jiwa saya ada di lahan -
lahan subur yang petani garap. Ritme kehidupan yang tenang tetapi bermakna selalu menarik
bagi saya yang terbiasa hidup di kota yang gaduh. Menurut saya, mereka (petani) pun adalah
kasta penting dalam kehidupan manusia, karena dari merekalah kita dapat makan, lalu hidup
dan berkisah. Ya, alasan pertama saya adalah karena saya ingin menjadi petani, petani yang
dapat membentuk keluarga kecil bahagia di desa yang tenang. Juga menjadi petani yang
dapat membuat kedua orangtua saya berangkat ke tempat suci dan pulang sebagai haji.
Alasan kedua,
Bertani adalah cinta, cinta adalah bertani. Menjadi petani tidak sama dengan bekerja
di pabrik maupun di kantor. Sebuah tanaman tidak akan tumbuh tanpa cinta dari petaninya.
Begitu pula petani tidak akan mendapatkan apa-apa jika ia tidak dicintai tanamannya. Maka,
jadilah simbiosis sayang menyayangi antara dua spesies ciptaan Tuhan tersebut. Petani yang
cinta keluarganya, pasti akan semakin mencintai tanamannya. Karena tangisan anak petani
yang meminta sepeda, membuat sang bapak tani semakin giat menggarap lahannya. Sang
bapak yang lelah pulang bekerja karena sayang anaknya, pastilah semakin disayang istrinya.
Begitulah seterusnya kisah cinta sederhana antara keluarga petani dan ribuan tanaman
mereka.
Alasan ketiga,
Kegiatan bertani dapat diartikan juga mengolah alam ciptaan Tuhan. Setahu saya yang
awam ini, manusia dihadirkan di dunia untuk beribadah, dan dunia itu sendiri, dihadirkan
untuk dimanfaatkan oleh manusia. Petani haruslah memahami alam, tetapi alam tidak harus
memahami petani, sebuah hubungan yang juga aneh. Jika sang kemarau tidak mengijinkan
sang petani menanam apa – apa, maka sang petani haruslah tabah. Tetapi jika sang musim
penghujan datang dengan ramahnya, bersyukurlah petani yang seakan diijinkan untuk
menanam segalanya.
Dan yang saya akan lakukan jika saya adalah seorang petani sayuran di desa Girilaya
adalah:
Mengkondisikan lahan saya sehingga subur dan menghasilkan banyak sayuran untuk
dijual. Saya lihat lahan di Girilaya ini sebenarnya sudah subur, tetapi karena salah
pengerjaan, menjadi lahan yang biasa saja. Saya akan mengganti pupuk kimia menjadi
pupuk organik, sehingga sayuran yang saya hasilkan pun lebih sehat dan memberi manfaat
bagi orang banyak. Produk organik pun harganya lebih mahal jika dijual pada orang yang
tepat.
Setelah lahan saya subur dan sehat, maka yang saya lakukan adalah menanam sayuran
yang tepat. Saya akan menanam sayuran yang memiliki nilai jual tinggi, seperti Kentang,
Kale, Asparagus, Beef Tomato, ataupun sayuran sayuran yang disukai pasar menengah ke
atas. Iklim Girilaya yang sejuk sebenarnya mendukung untuk menanam sayuran sayuran
mahal yang biasanya hanya ditanam di daerah Lembang ataupun Pangalengan. Tetapi juga
terkadang cukup hangat untuk memacu pertumbuhan tanaman agar cepat menghasilkan.
Memang tidak mudah untuk membuat suatu lahan sehat yang menghasilkan sayuran -
sayuran berkualitas. Tetapi dengan usaha dan kerja keras, saya yakin bisa untuk membuatnya.
Sebagai petani yang sudah sukses, seharusnya bisa membagi kesuksesan dengan rekan -
rekan petani yang belum sukses. Maka saya akan membuat suatu kelompok tani yang
berorientasi pada pengembangan usaha. Adalah suatu hal yang umum terjadi dii kalangan
petani jika seseorang diantara mereka berhasil, mereka yang lain akan mengikuti seseorang
yang berhasil itu. Saya akan membina rekan rekan petani untuk kembali mengintensifkan
usaha mereka.
Goal saya jika menjadi petani di Girilaya adalah, membuat generasi petani yang baru.
Petani yang semua saya temui disini rata rata berusia lanjut dan tidak ada satupun anaknya
yang meneruskan profesinya. Padahal setiap hari, kita butuh makan dari hasil panen mereka.
Anak petani, haruslah menjadi petani. Anak pegawai, buruh, juga pedagang, haruslah juga
berorientasi pada pertanian. Karena suatu masyarakat yang besar adalah masyarakat yang
mandiri dalam hal makanan. Girilaya adalah desa yang dibangun dari hasil pertanian, maka
seharusnya pula dapat berkembang dari hasil pertanian.
Sekian tulisan saya yang singkat ini, semoga dapat mewakili semua pemikiran saya
jika saya diposisikan menjadi petani sayuran desa Girilaya.
Jika Aku Menjadi “Pemilik Seluruh Tanah dan Potensi di Desa Girilaya”
Sebagai manusia yang memiliki insting untuk selalu memeningkatkan derajat
hidupnya dalam bidang perekonomian dan kemampuan individu untuk hidup. Sebagai
mahasiswa kedokteran gigi saya memiliki cita-cita luhur untuk menjadi seorang dokter gigi
yang memiliki kompetensi yang baik dan melebihi teman-teman sejawat saya. Akan tetapi
saya memiliki tujuan yang lain yaitu untuk menjadi seorang pengusaha. Melihat Indonesia
merupakan Negara agraris dan desa girilaya memiliki potensi dalam hal pengembangan
tanaman kayu dan cengkeh. Maka saya berkeinginan untuk menguasai dan memiliki tanah
dan titik titik potensi di desa girilaya ini. Dalam hal ini juga saya memiliki tujuan untuk
membantu perekonomian warga desa girilaya sebagai desa penghasil kayu dan cengkeh
kualitas terbaik.
Apabila keinginan saya dapat diwujudkan saya akan mengembangkan desa girilaya
ini dengan cara memperkenalkan potensi desa girilaya kepada investor-investor untuk
membangun fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan desa, terutama jalan dan fasilitas
fasilitas lain. Saya juga dapat bergerak memajukan desa girilaya dengan melihat program-
program pemerintah yang dapat memajukan dan menguntungkan dalam pembangunan desa
girilaya. Semua masyarakat desa girilaya akan bekerja pada saya dengan gajih yang layak
berkelanjutan dan jaminan pensiun. Dengan keuntungan yang saya dapatkan saya juga akan
memberikan program pendidikan bagi seluruh anak-anak desa girilaya agar mereka dapat
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan mewujudkan cita-citanya.
Saya juga akan membangun aspek aspek pendukung dalam kemajuan ekonomi
girilaya, apabila sudah terbentuk perkebunan kayu dan cengkeh yang stabil dan baik, maka
hal ini dpat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas wisata untuk masyarakat sekitar
maupun luar untuk dapat menikmati, melihat dan belajar mengenai semua hal yang saya
bangun.
Saya akan menjadikan kecamatan panawangan khusunya di desa girilaya ini salah
satu pusat perekonomian maju nan futuristic yang ada di jawa barat. Suatu usaha yang dapat
mendukung program-program pemerintah dalam penghijauan dan meningkatkan
produktivitas produk Indonesia dlam hal kayu dan rempah-rempah.
Selain itu di desa girilaya tumbuh subur tanaman coklat, Hal ini juga dapat
dikembangkan. Diketahui bahwa coklat adalah bentuk pangan yang banyak di sukai oleh
orang-orang diseluruh penjuru dunia, dan ini merupakan suatu kesempatan atau market place
yang sangat besar. Dengan teknik penanaman yang baik dan pengolahan yang memiliki
standar yang tinggi, kita dapat menghasilkan coklat yang baik pula.
Akan tetapi hal ini tak akan terwujud tanpa adanya usaha yang keras, modal yang
cukup besar dan tentunya resiko yang tinggi pula. Maka dari itui dalam pelaksanaan hal ini
dibutuhkan planning ya g baik. Dalam proses manajemen POACE, Planning merupakan
suatu hal yang penting dan menentukan kelancaran langkah-langkah yang akan diambil
selanjutnya. Maka dibutuhkan suatu pemikiran yang lebih matang lebih dari sekedar mimpi
dan angan-angan untuk hal ini dapat terwujud. Serta dibutuhkan kerjasama dengan pihak-
pihak pemerintahan sekitar beserta warga agar ide ini dapat terwujud secara baik
sebagaimana mestinya.
Saya sangat antusias dengan pemikiran ini karena saya percaya apabila saya dapat
meningkatkan tingkat kesejahteran secara merata kepada masyarakat sekitar maka aspek
aspek yang lain dalam hidup seperti pendidikan, kesehatan, sosial akan meningkat dengan
sendirinya apalagi dengan didukung fasilitas yang serba mudah dan terjangkau.
Saya juga ingin menjadikan desa girilaya ini suatu desa yang selalu up to date dan
mudah untuk mendapat dan menggali informasi dari luar. Hal ini dapat terwujud apabila ada
fasilitas internet sehingga siapapun terutama warga girilaya bias dapat mendapatkan
informasi terkini tentang apapun, karena saya percaya orang yang pintar dalah orang yang
mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya dekat maupun jauh di belahan dunia yang
lainya. Selain itu para pelajar di girilaya juga dapat mengakses informasi berupa buku, video
pembelajaran, dan apapun yang dibutuhkan bagi pendidikan mereka. Saat ini para pelajar di
desa girilaya kekurangan buku pedoman untuk belajar, serta minimnya fasilitas untuk
penjualan buku juga sangat terbatas dan sulit dijangkau. Maka apabila ada internet maka
seluruh pelajar di desa girilaya dapat mendapat ilmu dan informasi dengan cepat dan murah.
Inilah yang akan saya lakukan jika saya menjadi pemilik dari seluruh asset desa
girilaya, saya akan memajukan desa girilaya menjadi semaju-majunya di bawah
kepemimpinan dan penguasaan saya. Demikian lah ide dan angan-angan yang saya miliki,
semoga dimasa depan saya dapat kembali kesini dan mewujudkan hal tersebut.
Jika Aku Menjadi “Seorang Kader Kesehatan di Desa Girilaya”
Sebagai seorang mahasiswa semester VI di Universitas Padjajaran ((Unpad), sudah
menjadi kewajiban untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) yang
selalu diadakan disetiap pergantian smester. Kegiatana KKNM Unpad bertujuan agar
mahasiswa dapat belajar dari masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan bidang keilmuannya maupun berkaitan dengan kehidupan. Dalam
kegiatan ini mahasiswa dituntut untuk belajar mendekatkan diri dengan masyarakat dan
belajar mengidentifikasi permasalahan dengan mencari beberapa alternative kemungkinan
pemecahan masalah yang ditemukan selama KKNM berlangsung. Pada tahun ini, diadakan
dua periode KKNMUnpad, yaitu pada bulan Januari-Februari 2015 dan Juli- Agustus 2015.
Saya bersama teman-teman di beberapa fakultas lain di Unpad mendapat kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan KKNM Unpad tahun ini periode Juli-Agustus 2015.
Kegiatan satu bulan KKNM ini saya laksanakan dengan 20 teman lain yang berasal
dari berbagai fakultas di Universitas Padjajaran, seperti fakultas Ekonomi, Hukum,