Top Banner
JENIS-JENIS KOROSI Oleh : DEKY MARTANTO 125214098 TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
27

JENIS-JENIS_KOROSI

Feb 01, 2016

Download

Documents

Aulia Rahmi

Bahan Korosi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JENIS-JENIS_KOROSI

JENIS-JENIS KOROSI

Oleh :

DEKY MARTANTO

125214098

TEKNIK MESINFAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA2014

Page 2: JENIS-JENIS_KOROSI

KOROSI

Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa

contoh kerugaian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan

material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.

A. Pengertian korosi

Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang

disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar lain,

yaitu :

1. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material

2. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif

3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air,

tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.

B. Faktor Penyebab korosi

Marsudi dalam “Hand Out Teknik Pelapisan” meninjau dari segi material

faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan korosi, adalah:

1. Homogenitas fisik dan kimia

2. Nilai elektro potensial di dalam larutan

3. Kemampuan membentuk lapisan pelindung

4. Hidrogen- over voltage

5. Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam (CO2, SO2,

NaCl) yang pada musim penghujan atau pada kelembaban tinggi

1. Uniform attack ( korosi seragam )

Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia

karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam

makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.

Page 3: JENIS-JENIS_KOROSI

Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara :

a. Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.

a. Untuk jangka pemakain yang lebih lama disarankan diberi logam berpaduan

tembaga 0,4%

b. Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodic

c. Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)

Gambar korosi merata pada kaleng minuman

2. Pitting corrosion ( korosi sumur )

.     

Page 4: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar korosi sumuran pada westafle

Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi

pada satu titik atau area kecil, dan membentuk bentuk rongga. Korosi sumuran

adalah salah satu bentuk yang paling merusak dari korosi, karena sulit terlihat

kerusakaanya jika tanpa alat bantu.

Mekanisme Korosi Sumur : Untuk material bebas cacat, korosi sumuran

disebabkan oleh lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia agresif

seperti klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat

terjadi pada dudukan oksida. Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi

(tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi

anodik (pusat tetesan air).

Cara pengendalian korosi sumuran adalah sebagai berikut:

a. Hindari permukaan logam dari goresan.

b. Perhalus permukaan logam

c. Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.

d. Pilih bahan yang homogen

e. Diberikan inhibitor

f. Diberikan coating dari zat agresif

Page 5: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar mekanisme pitting corrosion

3. Errosion Corrosion ( korosi erosi )

Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang

tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga

diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung

pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini

dapat dicegah dengan cara :

a. Pilih bahan yang homogen

b. Diberi coating dari zat agresif

c. Diberikan inhibotor

d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras

e. Menghindari partikel abrasive pada fluida.

Page 7: JENIS-JENIS_KOROSI

4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )

Gambar Korosi Galvanic pada Sambungan Baut

        Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua

macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.

           Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi

dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit

sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal

yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion

– ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion

Page 8: JENIS-JENIS_KOROSI

negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa

tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur

karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.

Gambar Mekanisme Korosi Galvanis

Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah:

Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda

dan katoda

 Mengisolasi logam yang cukup tebal dari lingkungannya sehingga tidak

terjadi aliran elektrolit

Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan

mineralisasi

Mengurangi oksigen yang larut dalam air

Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis

 Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan

Mencegah celah atau menutup celah

Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.

Pasang proteksi katodik

Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

5. Stress corrosion (korosi tegangan )

Page 9: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar korosi SCC pada sebuah logam

Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi secara

bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini

tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat.

Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi, yang dapat

menghancurkan paduan tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan sisa. Retak

korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan hidrogen.

Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu

(1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan) dan (3)

adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa

amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan

terhadap klorida.

Page 10: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar mekanisme korosi SCC

  Cara pengendalian korosi tegangan adalah:

a.Turunkan besarnya tegangan

b.Turunkan tegangan sisa termal

c.Kurangi beban luar atau perbesar area potongan

d.Penggunaan inhibitor.

6. Crevice corrosion ( korosi celah )

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan

konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan

logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga

kosentrasi O2 pada mulut kaya dibanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam

lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik

Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa

kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia

(perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah (katoda), kandungan

oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.

Page 12: JENIS-JENIS_KOROSI

 Cara pengendalian korosi celah adalah sebagai berikut:

Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan sambungan

las.

Gunakan gasket non absorbing.

Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.

Dikeringkan bagian yang basah

Dibersihkan kotoran yang ada

7. Korosi mikrobiologi

Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi

korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab

terhadap degradasi material di lingkungan.

Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya

berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam

dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.

Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan

ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.

Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya

b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya

c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif

d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.

e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.

Page 13: JENIS-JENIS_KOROSI

8. Fatigue corrosion ( korosi lelah )

Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus

berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi

kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan

propeller kapal.

Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Menggunakan inhibitor

b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

9. Bakteri Penyebab Korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri.

Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat 

Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen

atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan

Page 14: JENIS-JENIS_KOROSI

klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung

metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada

daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. 

Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar

H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai

fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi

asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang

mengkonsumsi hidrogen. 

2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida 

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi

sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam

sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit

mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. 

3. Bakteri besi mangan oksida 

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan

dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan

Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya

oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. 

10. Selective Leaching Corrosion

Page 15: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar selective leaching corrosion pada pipa

Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen dari

paduan larutan padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau

serangan selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi, decobaltification,

denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.

Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki

potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan

modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial

korosi yang berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi kekuatan

pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan

tersebut.

Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari

paduan tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos dan

rapuh.

Page 16: JENIS-JENIS_KOROSI

Gambar mekanisme selective leaching corrosion

Cara pengendalian atau mencegah selective leaching adalah :

Menghindari komposisi yang berbeda dari material penyusun

11. Intergranular Corrosion

Gambar korosi batas butir pada pipa

Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut "intercrystalline korosi" atau

"korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang

Page 17: JENIS-JENIS_KOROSI

batas butir dan jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi tegangan

(IGSCC)" atau hanya "intergranular stress corrosion cracking".

Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda

potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan

casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan

karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular.

Gambar mekanisme korosi batas butir

·         Cara pengendalian korosi batas butir adalah:a.Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.

b.Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.

c.Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.

d.Pelarutan karbida melalui pemanasan.

e.Hindari pengelasan.

C. Sistem Proteksi Korosi

Ada beberapa prinsip pencegahan korosi yang penggunaannya disesuaikan dengan

jenis peralatan, tempat, serta jenis lingkungan yang korosif. Adapun prinsip-prinsip

pencegahan korosi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif

2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya lagi

Page 18: JENIS-JENIS_KOROSI

3. Prinsip penggunaan bahan yang sama dengan yang tahan terhadap jenis korosi

tertentu

4. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor)

5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik

6. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :

Pelapisan dengan cat (organic coating)

Pelapisan metal coating, lining, overlay, dan clodding

Pelapisan anorganik

pembalutan (wrapping)

Proses pelapisan secara umum bertujuan untuk perlindungan (protektif),

hiasan(dekoratif) atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan

panas, tahan cuaca, tahan korosi, tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan

sebagainya. Pelapisan terdiri dari bermacam-macam, seperti pelapisan dengan

cat (coating), pelapisan dengan logam, pelapisan anorganik dan lain-lain. Jenis-jenis

proses pelapisan logam sering digunakan antara lain :

1.      Elektroplating

Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah suatu

pelapisan logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam lain

yang akan di lapisi melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating adalah proses

mengendapkan bahan logam pelapis terhadap bahan yang akan dilapisi melalui

pertukaran elektron secara konduktif melalui proses oksidasi-reduksi.

Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada

penghematan pemakaian logam, serta dapat memberikan alternatif pemakaian bahan

yang lebih murah.

2.       Galvanisasi

Proses galvanisasi sebenarnya hampir sama dengan proses elektroplating,

hanya saja pada proses galvanisasi tidak terjadi perpindahan elektron tapi terjadi

penempelan atau pembekuan logam pelapis terhadap logam yang dilapisi.

Mekanismenya berlangsung pada suhu tinggi sehingga mengakibatkan difusi yang

Page 19: JENIS-JENIS_KOROSI

akan menyebabkan transisi karena banyak fasa, sehingga adhesinya lebih kuat

dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif singkat. Cara ini disebut

galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi sebagai logam

yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses

pencelupan panas (hot dipping).

3.      Semprotan Logam (Metal spray)

Menurut Ir. Wahyudin dalam “Metal Spray “ (metallizing proces, Puslitbang

Metalurgi-LIPI:1) dikatakan bahwa semprotan logam adalah proses metalisasi

(metallizing proces),di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada suatu

permukaan dan membentuk lapisan. Logam yang disemprotkan baik murni ataupun

paduan dicairkan oleh sumber arus dan diatomisasikan oleh udara membentuk butir-

butir yang sangat halus dan disemprotkan pada permukaan benda kerja membentuk

lapisan logam padat.

Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat

membuat logam menjadi butiran-butiran halus, kecepatan gas tersebut kira-kira 200-

270 m/s. Butiran-butiran leleh tersebut kemudian melekat pada permukaan logam

yang akan dilindungi melalui proses pendingin cepat seperti pada casting. Bahannya

berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang kemudian meleleh karena semprotan gas

panas yang terbakar (misalnyaOxy- acetylene) atau dengan busur listrik (electric

arc).

4.      Sementasi (cementation)

Caranya adalah dengan mengguling-gulingkan peralatan yang akan

dilindungi ke dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada

suhu tinggi, sehingga menyebabkan logam pelindung tadi terdifusi pada permukaan

logam yang dilindungi. Selain dengan serbuk logam dapat juga dilakukan dengan

mencelupkan bahan yang akan dilindungi ke dalam kalsium yang mencair dan

mengandung salah satu bahan yang dipergunakan sebagai pelindung dengan

regangan yang inert.

Page 20: JENIS-JENIS_KOROSI

5.      Penggunaan Zat Pelambat Pengkorosian (Inhibitor)

Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit

ke dalam suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif

memperlambat atau mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis

inhibitor, yaitu:

1. Inhibitor pemasif (passivating inhibitor)

2. Inhibitor katodik (catodic inhibitor)

3. Inhibitor organis (organic inhibitor)

4. Inhibitor penyebab pengendapan (preccipitate inducing inhibitor)

5. Inhibitor berbentuk uap (Vapor phase inhibitor).

Cara pemakaian inhibitor ada beberapa teknik, diantaranya adalah :

1. Injeksi terus menerus

2. Pemasokan secara setakar-setakar (batch)

3. Cara pengecatan (squeeze treatment)

4. Valetilasi (dengan ketel uap dan kontainer tertutup)

5. Pelapisan (coating).

Penggunaan inhibitor selain untuk mencegah terjadinya pengkaratan juga dapat

menimbulkan beberapa masalah, seperti di bawah ini :

a)    Pembuihan (foaming) akibat pengaruh organic inhibitor

b)   Terjadinya emulsi karena fase-fase gas dan cair bercampur disertai gerakan

agitasi

c)    Penyumbatan (plugging) karena adanya lapisan oksidasi dan kerak terkelupas,

sehingga ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan lain-lain.

d)   Terciptanya karat baru, karena ada beberapa inhibitor dapat bereaksi dan

menghasilkan produk yang dapat merusak

e)    Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat yang

berlebihan

Page 21: JENIS-JENIS_KOROSI

f)    Pengaruh beracun

g)   Kehilangan inhibitor karena pengendapan (presipitation), proses adsorpsi atau

terlalu mudah atau lambat larut.

Penggunaan inhibitor bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari serangan

korosi, diantaranya yaitu:

1. Memperpanjang usia pakai peralatan

2. Mencegah penghentian pabrik (shut down)

3. Mencegah kecelakaan karena rusaknya peralatan

4. Mencegah kehilangan pertukaran panas (heat transfer)

5. Mempertahankan rupa permukaan yang menarik (attractive appearance)

http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam-macam-bentuk-korosi.html

https://www.academia.edu/4685891/Korosi_pada_Logam