Top Banner

of 26

jenis-jenis semen.docx

Feb 06, 2018

Download

Documents

Desi Supiyanti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    1/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 25

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    4.1 Definisi Semen

    Semen berasal dari kata Caementum yang artinya perekat. Semen

    adalah senyawa atau zat perekat hidrolisis yang terdiri dari senyawa C-S-H

    atau kalium silikat hidrat yang bila bereaksi dengan air akan dapat mengikat

    bahan-bahan padat lainnya, membentuk satu kesatuan massa yang kompak,

    padat dan keras.Semen adalah Hydraulic binder atau perekat hidraulik, yang berarti

    bahwa senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen dapat bereaksi

    dengan air dan membentuk zat yang rekat terhadap batuan, sifat hidraulik ini

    yang membuat semen bisa mengeras bila ditambahkan air dan tidak larut dalam

    air. Sifat ini yang kemudian dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan.

    4.2 Deskripsi Umum Semen

    Pada mulanya, istilah semen digunakan untuk setiap bahan pengikat yang

    mampu mempersatukan atau merekatkan bahan-bahan padat menjadi satu

    kesatuan sehingga menjadi bahan yang terikatkan. Istilah semen sudah dikenal

    sejak jaman Mesir kuno sebagai perekat batu-batuan, dimana digunakan bahan

    anorganik seperti kapur gamping (Quick Lime), Gypsum dan Pozzolan. Jenis

    semen yang lazim dipakai adalah semen Portland.

    Standar Industri Indonesia (SII) menyebutkan bahwa semen Portland

    adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan terak yang

    terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolisis bersama bahan

    tambahan lainnya, dengan gypsum sebagai bahan tambahan yang biasa

    digunakan.

    Semen Portland memiliki karakteristik sebagai berikut:

    - Dapat mengeras bila dicampur dengan air

    - Tidak larut dalam air

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    2/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 26

    4.3 Bahan Baku Produk

    4.3.1Bahan Baku Utama

    1. Limestones

    Batu Kapur (Limestone) atau CaCO3 banyak tersebar di alam. Bentuk

    yang paling umum dari CaCO3 adalah Limestone. Sebagian besar struktur

    Limestone adalah Kristal yang halus. Kekerasan dariLimestone tergantung dari

    umur geologinya. Semakin tua umur geologinya, maka semakin keras struktur

    Limestone.

    Limestone umumnya mengandung campuran Clay atau komponen besi

    yang mempengaruhi warna Limestone. Komponen Limestone dalam bahan

    baku pembuatan semen umumnya mencapai 76-80%. Oleh karena itu, sifat

    fisik dan kimiaLimestonemenjadi sangat penting dalam memilih metode dan

    mesin produksi yang digunakan. Untuk Plant 9 dan Plant 10, batu kapur ini

    ditambang di bukit Kromong yang terletak sekitar 1,5 km dari lokasi pabrik.

    Spesifikasi batu kapur yang digunakan yaitu:

    - Fasa : Padat

    - Warna : Putih kekuningan

    -Bentuk : Bongkahan

    - Titik Lebur : 8001.300C

    - Komposisi : CaCO3 : 8895%

    SiO2 : 13 %

    Al2O3 : 12%

    Fe2O3 : 0,51%

    H2O : maks. 2%

    MgO : maks. 5%SO3 : maks. 3%

    Na2O : maks. 0,6%

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    3/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 27

    4.3.2Bahan Baku Additif

    1. Tanah Liat (Clay)

    Tanah liat mempunyai rumus kimia AL2O3.2SiO2.H2O. Dalam semen,

    tanah liat merupakan komponen penyusun C2S, C3S, C3A, C4AF. Clay

    dibentuk dari proses weathering alkali dan tanah alkali yang mengandung

    Alumunium Silikat. Komponen utama clay adalah Alumunium Silikat Hidrat.

    Ukurang partikel clayumumnya dibawah 2 mikron.

    Spesifikasi clay yang digunakan yaitu:

    - Fasa : Padat

    - Warna : Coklat Kekuningan

    -Bentuk :Flake

    - Komposisi : SiO2 : 1518%

    Al2O3 : 5056%

    Fe2O3 : 610%

    H2O : maks. 25%

    CaO : 2 - 7%

    MgO : maks. 1%

    Impurities : maks. 1%

    2. Pasir Silika (Sil ica Sand)

    Rumus kimia pasir silika adalah SiO2. Dalam semen, pasir silika

    berfungsi sebagai:

    - Pembentuk C3S yang menunjang kekuatan awal dari semen dan

    menghasilkan panas hidrasi yang rendah dibandingkan panas hidrasi

    C3A.

    - Pembentuk C3S yang berfungsi menunjang kekuatan akhir dari semen

    dengan penambahan air akan terjadi reaksi pengerasan pasta dan

    menghasilkan panas hidrasi.

    Pasir silika dibeli di Rembang. Komposisi pasir silika dalam campuran

    bahan baku semen sebanyak 5%.

    Spesifikasi clay yang digunakan yaitu:

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    4/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 28

    - Fasa : Padat

    - Warna : Abu-abu kehitaman, merah kekuningan

    - Bentuk : Butiran

    -Komposisi : SiO2 : 88 - 95%

    Al2O3 : 1 - 3%

    Fe2O3 : 610%

    H2O : maks. 25%

    CaO : 2 - 7%

    MgO : maks. 1%

    Impurities : maks. 1%

    3. Pasir Besi (I ron Sand)

    Rumus kimia pasir besi adalah Fe2O3. Dalam pembuatan semen Pasir Besi

    berfungsi sebagai pembentuk komponen dasar yaitu C4AF yang menyebabkan semen

    berwarna abu-abu dan berpengaruh terhadap ketahanan dalam penyiraman. Pemakaian

    Pasir Besi dalam pencampuran bahan baku hanya 1 %. Pasir Besi yang digunakan

    dibeli dari Kutoarjo.

    Spesifikasi pasir besiyang digunakan yaitu:

    - Fasa : Padat

    - Warna : Coklat kehitaman

    - Bentuk : Butiran

    - Komposisi : Fe2O : 70 - 85 %

    SiO2 : 16 - 25 %

    Al2O3 : 5 - 10 %

    CaO : 1 - 4 %

    MgO : 2 - 4,2 %

    Impurities : maks 1 %

    4.3.3Bahan Baku Tambahan

    Selain bahan baku utama dan bahan baku additif, semen juga mengandung

    bahan baku tambahan yaitu gypsum.Gypsummerupakan hidrat sulfat (CaSO4.2H2O)

    yang berfungsi sebagai retarder (untuk memperlambat proses pengerasan pada

    pemakaian semen). Pemakaian Gypsum untuk campuran halus diperhatikan karena

    Gypsum yang berlebih dapat menyebabkan cracking, waktu pengerasan berjalan

    lambat dan pemborosan bahan. Jika komposisi Gypsumkurang maka terjadi kelebihan

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    5/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 29

    C3A yang menyebabkan panas yang paling besar sehingga dalam penggunaannya

    semen mudah pecah. Gypsumdidatangkan dari Gresik.

    Spesifikasigypsum yang digunakan yaitu:

    -Fasa : Padat

    - Warna : Putih kekuningan

    - Bentuk : Tepung

    - Komposisi : CaSO4.2H2O : min 60 %

    SiO2 : maks 3 %

    Al2O3 : min 0,3 %

    Fe2O3 : min 0,6 %

    CaO : min 25 %

    MgO : maks0,5 %

    H2O : maks 10 %

    Impurities : maks 1 %

    4.3.4Proporsi Bahan Baku

    Klinker sebagai hasil antara dari proses pembuatan semen, diharapkan

    dapat memenuhi komposisi mineral-mineral sesuai dengan standar yang

    diterapkan oleh pabrik. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komposisi dari bahan

    baku yang digunakan. Untuk memperoleh semen tipe 1 sesuai dengan kualitas

    yang ditetapkan maka perlu perbandingan jumlah bahan baku sebagai berikut:

    - Batu kapur : 80 - 90 %

    - Tanah liat : 5 - 15 %

    - Pasir silika : 2 - 10 %

    - Pasir besi : 1,02,5%

    Perbandingan bahan baku tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan

    komposisi mineral-mineral dalam semen seperti berikut:

    - C3S : 53 3 %

    - C2S : 23 5 %

    - C3A : 11 2 %

    - C4AF : 10 1 %

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    6/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 30

    4.3.5 Bahan Pengikat

    Semen mengandung bahan-bahan pengikat yang mempengaruhi sifat

    semen, yaitu:

    1. Zat Pengikat Organik

    Zat pengikat organik adalah zat yang menyebabkan semen mengeras jika

    ada penguapan kandungan air, polimerisasi atau kondensasi. Contohnya yaitu:

    resin alam, protein dan polimer.

    2. Zat Pengikat Anorganik

    Zat pengikat anorganik dibagi dua, yaitu:

    a. Zat pengikat anorganik non hidrolisis, yaitu zat yang menyebabkan

    semen mengeras jika ditambahkan air.

    - Kapur

    ()

    Ca(OH)2+ CO2 CaCO3 + H2O

    Batu kapur atau CaCo3 yang dipanaskan dengan suhu 850 akan

    bereaksi membentuk CaO dan CO2. CaO dikenal sebagai kapur tohor atau

    burnt lime atau quick lime.Lalu CaO itu ditambahkan air sehingga membentuk

    Ca(OH)2yang dikenal sebagai kapur padam atau slaking lime atau hydrated

    lime. Ca(OH)2 ini yang bila dibiarkan di udara terbuka dan bereaksi dengan

    CO2akan mengeras menjadi CaCO3kembali.

    - Gypsum

    Gypsum adalah zat pengikat sebagai pengatur dari pengerasan semen

    pada saat berlangsungnya reaksi hidrasi semen. Gypsum dapat diperoleh dari

    alam maupun buatan. Dari alam, gypsum dapat diperoleh dengan bentuk

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    7/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 31

    CaSO4.2H2O dan CaSO4. Sedangkan gypsum buatan dapat diperoleh dari

    produk samping pembuatan garam dan pupuk.

    b.

    Zat pengikat anorganik hidrolisis, yaitu zat pengikat yang biasa

    digunakan dan berbentuk sebagai dispersi di dalam air, bereaksi dengan

    air dan membentuk senyawa yang padat kompak dan tidak larut dalam

    air.

    4.3.6Komponen Pengotor

    Komponen pengotor yang terdapat dalam bahan baku antara lain:

    1. MgO

    Kadar MgO dalam clinker tidak boleh lebih dari 2 %. Jika lebih, MgO

    dalam clinker akan timbul sebagai MgO bebas atau periclase. Hal ini dapat

    menimbulkan ekspansi magnesia yang dapat mengakibatkan keretakan.

    2. Alkali

    Kadar Alkali (% berat Na2O + 0,659 % berat K2O) tidak boleh lebih dari

    0,6 % berat. Karena bila kandungan alkali terlalu banyak akan menyebabkan

    keretakan pada beton.

    3. Sulfur

    Sulfur sebagian besar muncul sebagai Sulfit di dalam semua bahan

    baku semen. Kadar Sulfur dalam semen adalah 2,54 % SO3. Jika lebih dari

    itu dapat menyebabkan ekspansi Sulfur. Sulfur berfungsi untuk mengikatalkali. Alkali Sulfat dalam clinker sangat menguntungkan untuk kekuatan awal

    semen

    4. Klorida

    Kadar maksimum Klorida dalam semen adalah 0,1 %. Jika lebih, dapat

    menyebabkan korosi pada baja.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    8/26

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    9/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 33

    e. White Cement

    White Cement menggunakan white earth dan CaF2sebagai bahan baku.

    Kadar Fe2O3dari semen ini rendah. Semen ini biasa digunakan untuk dekorasi.

    f. Oil Well Cement

    Semen ini mempunyai waktu pengikatan tinggi dan tahan sulfat. Oil Well

    Cement digunakan untuk sumur minyak dan gas alam.

    g. High Sulfate Resistance

    Semen ini mempunyai kandungan C3A rendah untuk menahan serangan

    sulfat. Biasa digunakan untuk konstruksi dermaga, konstruksi bawah laut dan

    terowongan.

    2. Mixed Cement

    a. Blast Furnace Slag Cement

    Blast Furnace Slag Cement merupakan semen dengan kuat tekan awal

    kecil, tetapi kuat tekan akhir tinggi. Semen ini sangat tahan suhu dan bahan

    kimia. Semen ini dipakai dalam konstruksi dam broke water.

    b. Silica Cement

    Silica Cement adalah semen dengan campuran abu vulkanik dan white

    earth. Semen ini bersifat sangat tahan suhu dan bahan kimia.

    c. Fly Ash Cement

    Semen ini merupakan semen dengan campuran abu terbang dengan sifatpanas hidrasi rendah dan tahan bahan kimia.

    3. Special Cement

    a. Alumina Cement

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    10/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 34

    Bahan baku semen ini adalah batu kapur dan bauksit. Waktu pengikatan

    cepat dan kuat tekan cukup. Semen ini dipakai dalam konstruksi darurat dan

    refraktori.

    b.

    Expansive Cement

    Bahan baku dari semen ini adalah batu kapur, CaSO4 dan alumina.

    Semen ini digunakan untuk menghindari penyusutan beton dan mengatasi retak

    pada semen.

    c. Colour Cement

    Colour Cement ini dibuat dengan menambahkan admixture dan pigmen

    pada White Cement. Sama halnya dengan semen putih, semen ini juga

    digunakan untuk keperluan dekorasi.

    d. Jet Cement

    Semen ini memiliki sifat setelah 2-3 jam kuat tekannya menjadi 200

    kg/cm2. Digunakan untuk konstruksi darurat.

    4.4.2

    Semen Portland

    Semen Portland terbagi atas beberapa tipe, yaitu:

    1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)

    Semen ini merupakan produk yang paling banyak digunakan untuk

    konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus, misalnya untuk

    bangunan perumahan, gedung bertingkat, jembatan, jalan dan dapat dipakai

    sebagai bahan baku komponen bangunan seperti: asbes semen, ubin, batako,paving block, eternit dan lain-lain.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    11/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 35

    2. Tipe II (Moderate Heat Cement)

    Semen ini memberikan daya yang lebih besar terhadap keretakan yang

    disebabkan oleh bahan-bahan kimia agresif, khususnya Sulfat yang terdapat

    dalam tanah dan air tertentu. Tetapi semen tipe ini mengeras lebih lambat dan

    mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dari pada tipe I. Semen tipe ini

    digunakan untuk keperluan yang membutuhkan panas sedang atau untuk

    konstruksi beton yang sebagian besar terkena Sulfat. Panas yang dihasilkan

    semen ini tidak boleh lebih dari 295 J/g setelah 7 hari dan 335 J/g setelah 28

    hari.

    3.

    Tipe III (H igh Ear ly Strength)

    Semen ini dibuat dari bahan baku dengan perbandingan Lime dengan

    Silika lebih tinggi dan digiling lebih halus daripada semen tipe I. Hal ini

    menyebabkan waktu pengerasan dan pelepasan panas cepat. Semen jenis ini

    mengandung C3S yang paling tinggi sehingga dapat digunakan untuk

    pembetonan dalam cuaca dingin yang membutuhkan kekuatan awal tinggi.

    4.

    Tipe IV (Low Heat Cement)

    Semen ini mengandung kadar C3S dan C3A rendah sehingga menurunkan

    laju pelepasan panas selama proses hidrasi. Akibatnya kadar C4AF meningkat

    karena proses penambahan Fe2O3 yang dilakukan untuk mengurangi jumlah

    C3A. Panas yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 250 J/g setelah 7 hari dan

    295 J/g setelah 28 hari.

    5.

    Tipe V (Sulfate Resistance)Semen ini disebut demikian karena komposisinya atau prosesnya tahan

    terhadap Sulfat lebih baik daripada semen tipe lainnya. Semen ini mempunyai

    ketahanan Sulfat yang tinggi. Semen ini dipakai untuk semua jenis konstruksi

    pada daerah yang mengandung kadar Sulfat pada air tanahnya, kandungan

    Sulfatnya biasanya berkisar 0,17 1,16 % dan 125 1250 ppm dinyatakan

    sebagai SO3. ( misalnya : konstruksi air buangan atau konstruksi di bawah air.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    12/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 36

    Tipe Portland Cement C3S C2S C3A C4AF

    Tipe I Ordinary Portland Cement 46 28 10 10

    Tipe II Moderate Heat Cement 44 31 7 12

    Tipe III High Early Strength 55 20 10 9

    Tipe IV Low Heat Cement 28 49 4 12

    Tipe V V Sulfate Resistance 41 36 4 10

    Tabel 6 Jenis Portland Cement dan Kandungan Mineralnya

    4.4.3Semen Standar

    Dari 155 negara anggota PBB, sebanyak 68 negara di dunia menerbitkan

    standar semennya sendiri, sementara 28 negara lainnya mengambil standar

    semen dari negara lain seperti Belgia, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat (

    1982 ).

    Cembureau di Paris menerbitkan kumpulan ke-68 standar semen di dunia

    tersebut, membagi semen-semen standar menjadi 2 kelompok besar dengan

    pembagian sebagai berikut:

    a. Semen-semen utama

    b. Semen-semen khusus

    Tabel 3.2. menunjukan bahwa semen Portland standar dengan lebih 95 %

    terak berada pada peringkat pertama. Semen jenis inilah yang paling banyak

    diproduksi. Berikutnya adalah 4 kelas Portland Mixed Cement, dengan

    kandungan minimal 65% terak. Keempat kelas ini tetap disebut sebagai semen

    Portland, sedangkan dua kelas terakhir yang disebut Balst Furnance Cement

    dan Pozzolan Cement tidak lagi disebut sebagai semen Portland.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    13/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 37

    Tabel 7 Nomenklatur Semen Utama

    Nama Item Keterangan

    W

    SR

    LH

    SS

    OW

    Al

    M

    C

    SI.Li

    PO.Li

    ARE

    R

    AS

    White cement

    Sulfate Resisting cement

    Low Heat of Hardening Cement

    Super Sulfate Cement

    Oil Well Cement

    Aluminous

    Masonary Cement

    Colored Cement

    Slag with Lime

    Pozzolana + Lime

    Alkali Resisting CementExpansive Cement

    Road & Run Way Pavement

    Produk Semen Asbes

    Tabel 8 Nomenklatur Semen Khusus

    Singkatan Pembagian Komposisi

    P Portland 95 % terak

    P.Co.

    P.SI.

    P.FI.

    P.Po.

    Portland Composite

    Portland Slag

    Portland Fly Ash

    Portland Pozzolana

    65 % terak + < 35 %

    konstituen lain

    BIF

    Poz

    Blast Furnance

    Pozzolanic

    35 % Slag terak +

    Pozzolana

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    14/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 38

    Item 1 Item 2 Jenis

    Air setting

    Cement

    Simple Cement1. Calciumhydrate, Dolomite plaster

    2. Calcium Sulfate

    Mixed Cement Magnesia Sulfate

    Hydraulic

    Cement

    Simple Cement

    (Portland Cement)

    1. Hydraulic Calcium hydrat

    2. Roman Cement

    3. Natural Cement

    4. Portland Cement

    HydraulicCement

    Mixed Cement

    1. Blast Furnace Slag Cement

    2. Silica Cement

    3. Fly Ash Cement

    4. Masonary Cement

    5. Expansive Cement

    Other

    Cement

    Other than Portland

    Cement

    1. High Sulfate Slag Cement

    2. Expansion Cement

    3. High Heat Resistance Cement

    4. High Acid Resistance Cement

    5. Dental Cement

    6. Water Glass Cement

    7. Alumina Cement

    8. Jet Cement

    Tabel 9 Pembagian Jenis-Jenis Semen

    4.4.4

    Semen Bukan PortlandSelain semen Portland, ada berbagai jenis semen bukan Portland, yaitu:

    a. Semen Alam, yaitu senyawa hidrolisis dari pembakaran suhu tinggi dari

    karang semen alam. Terak yang dihasilkan selanjutnya digiling. Semen

    alam ini bersifat tahan terhadap sulfat, memiliki panas hidrasi rendah dan

    waktu pengikatan lebih lambat dari semen Portland.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    15/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 39

    b. Semen Slag, yaitu semen yang terbuat dari Blast Furnace Cement.

    Semen ini banyak mengandung MgO, Al2O3 dan rendah CaO. Semen

    slag lebih banyak mengandung silika dan alumina dibanding semen

    Portland. Kuat tekan semen slag ini akan sama dengan semen Portland

    jika digiling lebih halus. Beton yang dihasilkan stabil, serta muai dan

    susut ruang dalam udara kering sama dengan semen Portland. Semen ini

    tahan terhadap suhu tinggi, tetapi tidak dapat dipakai sebagai batu tahan

    api. Semen ini juga memiliki panas hidrasi rendah.

    c. Semen Sorel, yaitu semen yang dihasilkan dengan cara mereaksikan

    magnesia bersama-sama dengan MgCl2. Magnesia diperoleh dari

    kalsinasi magnesit yang kemudian digiling dan dicampur dengan larutan

    MgCl2. Reaksi tersebut menghasilkan magnesium-oxi-clorine

    (3MgO.MgCl2.11H2O) yang disertai dengan timbulnya panas. Semen

    sorel memiliki sifat yaitu kuat, keras, mudah terserang air dan sangat

    mudah korosif.

    d.

    Semen Super Sulfat, yaitu semen yang mempunyai ketahanan terhadap

    sulfat yang tinggi. Komponen utama semen ini adalah terak tanur yang

    mempunyai kadar alumina yang tinggi ditambah terak semen Portland

    5% dangypsum3%.

    e. Semen Pozzoland, yaitu semen yang dihasilkan dari terak semen

    Portland yang digiling bersama-sama bahan Pozzoland atau dengan

    bahan campuran dari kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan Pozzoland.Bahan Pozzoland sendiri banyak berasal dari gunung berapi yang banyak

    mengandung mineral-mineral silikat dan aluminat yang tinggi, dapat larut

    dalam air, tidak mempunyai silikat yang mengikat dank eras. Bila bahan

    dalam keadaan halus dan dicampur dengan quick lime serta air

    secukupnya akan menyebabkan campuran tersebut bersifat hidrolisis.

    Demikian pula halnya bila dicampur dengan semen Portland. Semen

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    16/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 40

    Pozzoland memiliki panas hidrasi rendah, penyusutan thermalkecil dan

    tahan terhadap serangan sulfat yang tinggi.

    f.

    Waterproof cement, yaitu semen Portland yang dicampur dengan

    waterproofing agents, seperti misalnya bentonite. Waterproof cement

    dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi sebagai penahan tekanan

    hidrostatik. Contohnya adalah tangki-tangki penyimpanan larutan kimia.

    g. Semen alumina tinggi, yaitu semen yang diperoleh dari campuran kapur

    danger bauksite yang mempunyai kadar alumina yang tinggi. Semen ini

    menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan yang tinggi serta tahan

    terhadap serangan sulfat dan serangan asam, tatapi tidak tahan terhadap

    serangan alkalis (NaOH). Semen tahan api atau refractory concrete

    dibuat dari semen alumina tinggi ini.

    h. Semen jenis khusus, dibuat untuk kebutuhan-kebutuhan konstruksi yang

    spesifik. Jenis semen jenis khusus antara lain:

    - Corrosion Resisting, yaitu semen untuk memenuhi kebutuhan pabrik-

    pabrik yang membutuhkan semen tahan korosi (reaktor, tangki

    penampungan, digester asam, dsb). Contohnya adalah semen Furan dan

    semen Fenolat.

    - Semen Putih, yaitu semen yang menggunakan bahan baku yang bebas

    senyawa besi dan senyawa minor lainnya seperti mangan (Mn2O3), krom

    (Cr2O3) dan vanadium (V2O5). Suhu pembakaran semen putih lebihtinggi dari semen Portland. Semen putih banyak digunakan pada industri

    pembuatan bahan-bahan yang menggunakan larutan sulfat encer, tahan

    terhadap pelumas dan tahan terhadap asam organik.

    - Semen Sumur Minyak, yaitu semen yang digunakan pada pengeboran

    minyak dan tahan terhadap sulfat. Semen ini memiliki waktu pengikatan

    yang relatif rendah dan muai ruangnya kecil.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    17/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 41

    4.5 Semen Produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

    PT. Indocement Tunggal Prakarsa telah memproduksi beberapa jenis

    semen, yaitu semen Portland jenis I (semen Portland biasa), semen Portland

    jenis II (semen Portland dengan panas hidrasi sedang), semen Portland jenis III

    (semen Portland dengan kuat tekan awal tinggi), semen Portland jenis V

    (semen Portland sangat tahan terhadap sulfat), semen sumur minyak (Oil Well

    Cement), semen putih (White Cement), semen abu terbang (Fly Ash Cement),

    dan Portland Composite Cement.

    Semen-semen diatas memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-

    beda sebagai berikut:

    1. Semen Portland jenis I

    Semen ini digunakan untuk konstruksi yang tidak memerlukan syarat

    khusus. Jenis semen ini diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa,

    Tbk. berdasarkan standar SII 0013-1981 (Indonesia), ASTM C-150-1978

    (USA), dan BSS 12-1978 (Inggris).

    ChemicalProperties

    ASTM JIS BSS SII IndocementClinker Cement

    1. SiO2 - - - - 20-22 -

    2.

    Al2O3 - - - - 5-7 -

    3.

    Fe2O3 - - - - 3,5-4,5 -

    4. CaO - - - - 63-66 -

    5.

    MgO max 6,00 5,00 4,00 5,00 3 3

    6. SO3 max 3,50 3,00 3,00 3,00 0,65 2,0-2,5

    7. IR max 0,75 - 1,5 1,50 0,30 0,40

    8. LOI max 3,0 3,00 - 3,00 0,50 2,50

    9. Alkali max - - - - - -

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    18/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 42

    10.F-CaO max - - - 0,60 0,60 0,60

    11.C3S max - - - - 50-55 48-53

    12.

    C2S Ave 2,4 - - - - -

    13.C4AF - - - - 10-12 10-12

    14.LSF - - 66-102 - 91 -

    15.

    C3A - - - - 9-11 9-11

    16.

    SM - - - - 2,0-2,4 -

    17.IM - - 0,66 - 1,6-1,7 -

    18.C3S +C2S - - 73 - - -

    Tabel 10 Perbandingan Standar OPC Analisis Kimia

    Phisical

    PropertiesASTM JIS BSS SII Cement

    1. Kehalusan

    a. Blaine min 2800 2500 2250 2800 3200

    b. Residue #170(90m) - - - - 10 -

    c. Residue #325(44m) - - - - - 10

    2. Ekspansi autoklaf

    Ekspansi autoklaf max 0,80 - 10 0,80 0,2

    3. Kuat Tekan

    a. 3 hari (kg/cm2)min

    1800

    psi70

    23,0

    N/mm2125 180-210

    b. 7 hari (kg/cm )min

    2800

    psi150 - 200 260-300

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    19/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 43

    c. 28 hari (kg/cm2)min - 300

    41,0

    N/mm2- 370-420

    3. Waktu Pengikatan Vicat

    a. Pengikatan Awal

    (Menit)min 45 60 45 45 120

    b. Pengikatan Akhir

    (Jam)max 8:00 10:00 10:00 08:00 6:00

    4. Waktu Pengikatan (Gillmore)

    a. Pengikatan Awal

    (Menit)min 50 - - 50 120

    b. Pengikatan Akhir

    (Jam)max 10:00 - - 10:00 7:00

    c. False Set (%) min 50,00 - - 50,00 70,00

    Tabel 11 Perbandingan Standar OPC Analisis Fisika

    2. Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement/ OWC)

    Semen ini diproduksi di Plant 5 PT. Indocement Tunggal Prakarsa

    berdasarkan standar API (American Petroleum Institute). Untuk Tiga Roda,

    OWC digolongkan pada kelas G-HSR (High Sulfate Resistance).

    Semen ini digunakan khususpada proses pengeboran minyak bumi dan

    gas alam, baik di darat (on share), maupun lepas pantai (off shore). Berbentuk

    mud atau lumpur semen yang berasal dari campuran oil well cement, air dan

    aditif seperti bentotite, barite, abu terbang dan lain-lain.

    Oil well cementberfungsi untuk memperkecil bahaya tekanan dari daerah

    yang bertekanan tinggi, membatasi gerak cairan pada pembentukan sumur

    minyak, dan mendukung kedudukan pipa minyak. OWC kelas G-HSR ini

    digunakan untuk sumur dengan kedalaman hingga 8000 feet atau 2400 m.

    Pada proses pembuatan OWC, bahan yang dapat ditambahkan pada

    penggilingan dan atau air yang harus dicampurkan dan digiling bersama-sama

    terak.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    20/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 44

    3. Portland Composite Cement

    Semen ini tidak jauh berbeda dengan tipe semen OPC, begitu juga

    penggunaannya sama dengan tipe OPC. Hanya berbeda dalam komposisinya

    saja. Dimana semen PCC ditambah zat-zat aditif seperti Limestone dan Trass.

    Sedangkan semen OPC tidak mengandung kedua zat aditif tersebut.

    4. Semen Putih

    Semen Putih yaitu semen yang dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan

    untuk tujuan konstruktif. Misalnya luluhan traso, bangunan arsitektur, dan

    dekoratif. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. merupakan satu-satunya

    yang memproduksi semen putih. semen ini dibuat pertama kali dengan nama

    Tial White Cement.

    4.6 Persyaratan dan Standar Mutu Semen

    4.6.1Sifat-Sifat Semen

    1. Kehalusan

    Laju reaksi semen dengan air sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel

    semen. Semakin halus ukuran partikel maka semakin besar luas permukaannya.

    Hal ini menyebabkan laju reaksi semen dengan air dan laju pengerasan semen

    menjadi semakin cepat. Tetapi jika terlalu halus, semen akan terhidrasi oleh

    uap air di dalam grinding mill atau dalam proses penyimpanan yang

    mengakibatkan kerusakan pada semen. Kehalusan pada semen dinyatakan

    dalam istilah luas permukaan spesifik dengan satuan cm2/gr semen (blain).

    Kehalusan semen ini umumnya diukur dengan menggunakan Blaine Air

    Permeability Test.

    2. Waktu Pengikatan dan Pengerasan

    Sifat ini pada adonan semen dengan air dimaksudkan sebagai gejala

    terjadinya kekuatan pada adonan tersebut. pada prakteknya, sifat ini ditunjukan

    oleh waktu pengikat (setting time), yaitu mulai terjadinya kekakuan.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    21/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 45

    Ada 2 macamsetting time, yaitu:

    a. Initian Setting Time, yaitu waktu mulainya adonan terjadi sampai

    mencapai tingkat kekakuan. Inilah yang menyebabkanfalse set.

    b.

    Quick Set, yaitu gejala terjadinya pengembangan kekakuan adonan yang

    terlalu cepat yang disertai dengan pelepasan panas yang cukup besar.

    Kekakuan ini tidak dapat dihilangkan dengan pengadukan lebih lanjut

    tanpa penambahan air. Quick set ini dapat disebabkan oleh terlalu

    tingginya kadar C3A dalam semen relative terhadap kadar CaSO4.2H2O

    dan terlalu halusnya partikel serta tingginya kadar C3S.

    3.

    Kuat Tekan

    Kuat tekan adalah sifat kemampuan menahan suatu beban tekan.

    Kekuatan tekan merupakan sifat yang penting dari beton. Umumnya kekuatan

    tekan dinyatakan pada saat umur beton 28 hari. Dengan kadar C3S yang tinggi,

    semen akan mempunyai kekuatan tekan awal yang besar. Sedangkan C 2S akan

    menyebabkan semen mempunyai kekuatan tekan untuk waktu yang lama.

    4.

    Penyusutan

    Pada proses pengeringan beton terjadi penguapan air kapiler yang

    menyebabkan terjadinya penyusutan volume beton. Penyusutan dipengaruhi

    oleh komposisi semen, jumlah air, concrete mix dan curing condition. Ada 3

    jenis penyusutan, yaitu :

    - Hydration shrinkage

    - Carbonation shrinkage

    -

    Drying shrinkage

    Dari ketiga jenis penyusutan tersebut,Drying Shrinkage merupakan yang

    paling mudah menyebabkan keretakan pada beton. Drying Shrinkage

    disebabkan oleh penguapan air yang terkandung dalam pasta semen selama

    berlangsung proses Setting danHardening.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    22/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 46

    5. Panas Hidrasi

    Reaksi hidrasi antara komponen-komponen semen dengan air bersifat

    eksotermis. Panas yang dilepas per satuan berat disebut panas hidrasi. Jumlah

    panas yang timbul tergantung pada:

    - Jenis semen

    - Komposisi kimia semen

    - Kehalusan semen

    - Perbandingan jumlah air dan semen

    Panas hidrasi dari semen Portland tipe III adalah yang paling tinggi,

    sedangkan tipe IV yang paling rendah. Diantara komponen-komponen yang

    terkandung dalam semen, C3A menghasilkan panas hidrasi yang paling besar

    dan C2S yang paling kecil.

    6. Pemuaian karena Sulfat

    Pada umumnya semua senyawa Sulfat sangat merusak beton, kecuali

    BaSO4yang tidak larut dalam air sehingga tidak agresif. Sulfat bereaksi dengan

    Ca(OH)2dan juga denga Kalsium Aluminat hidrat. Reaksi yang terjadi dapat

    menghasilkan pengembangan volume dan mengakibatkan terjadinya ekspansi.

    Jika pengaruh Sulfat berlangsung terus menerus, ekspansi tersebut akan

    menimbulkan keretakan yang dapat mengakibatkan beton hancur.

    Kelembaban semen akan menyebabkan :

    - Menurunnya Spesific gravity

    - Terbentuknya gumpaan-gumpalan

    - Menurunnya mutu semen

    -

    Menurunnya kekuatan tekan- Bertambahnya waktu pengikatan dan pengerasan

    7. Hidrasi Semen

    Senyawa-senyawa C3S, C2S, C3A, C4AF jika ditambahkan air akan

    mengalami reaksi hidrasi. Reaksi ini terutama dipengaruhi oleh kehalusan

    semen, jumlah air, dan suhu. Reaksi hidrasi tersebut menghasilkan senyawa-

    senyawa hidrat yang sebagian besar terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    23/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 47

    (3CaO.2SiO2.3H2O), Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2), Kalsium Aluminat

    Hidrat (3CaO.Al2O3.3CaSO4.3H2O) yang semuanya berbentuk kristal halus

    dan dikenal dengan sebutan cement gel.

    Reaksi ini secara sederhana digambarkan sebagai berikut :

    - 2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

    - 2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.2 SiO2.3H2O + Ca(OH)2

    - 2(3CaO.Al2O3) + 3CaO.Al2O3.3CaSO4.3H2O + 4 H2O

    3(3CaO.Al2O3.13H2O)

    - 4 CaO.Al2O3.Fe2O3 + 4Ca(OH)2 + 22H2O 4 CaO.Al2O3.13 H2O +

    4CaO.Fe2O3.13H2O

    Pada reaksi hidrasi ini sebenarnya terjadi perubahan zat-zat dan energi

    dengan kecepatan perubahan tertentu. Reaksi hidrasi ini penting diketahui

    untuk menentukan sifat-sifat mekanis dari semen yang mengeras.

    4.6.2Persyaratan Kimia

    1. IL (I gnition Loss)

    IL disyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mineral yang dapat

    diuraikan pada pemijaran. Besarnya hilang pijar yang tergantung pada

    banyaknya air kristal gypsum umumnya berkisar 2,53 %. Hilang pijar pada

    semen terutama disebabkan oleh terjadinya penguapan air kristal yang berasal

    dari gypsum dan penguapan air dan CO2 yang terlepas ke udara. Kristal

    mineral-mineral tersebut pada umumnya dapat mengalami perubahan dalam

    waktu beberapa tahun dan menimbulkan kerusakan.

    2. IR (I nsoluble Residue)

    IR adalah residu yang tetap tinggal setelah semen direaksikan dengan

    HCl dan Na2CO3. IR dibatasi untuk mencegah tercampurnya bahan semen

    dengan bahan pengotor yang tidak dapat dibatasi oleh persyaratan fisika.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    24/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 48

    3. Free L ime (CaO bebas)

    Free Lime adalah CaO yang tidak ikut bereaksi dengan komponen lain

    selama proses pembuatan clinker. Bila terlalu tinggi, akan membuat kekuatan

    beton rendah.

    4. MgO

    Kandungan MgO dibatasi karena dapat menimbulkan ekspansi terhadap

    semen, setelah jangka waktu beberapa tahun (akibat reaksi MgO dengan air

    menjadi Mg(OH)2 yang mempunyai volume yang lebih besar). Magnesia

    expansion ini berdasarkan persamaan reaksi: MgO + H2O Mg(OH)2.

    5. SO3

    Gypsumsebagai sumber utama SO3mengatur pengikatan mortar dan kuat

    tekannya. Penambahan gypsum yang terlalu banyak akan menyebabkan

    kerugian pada sifat ekspansif dan menurunkan kuat tekan semen.

    6. Alkali

    Kandungan alkali pada semen akan menimbulkan keretakan pada beton

    apabila digunakan agregat yang mengandung silika reaktif terhadap alkali,

    sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:

    Na2O + SiO2 2NaSiO3

    K2O + SiO2 2KSiO3

    7.

    Mineral C3S, C2S, C3A dan C4AF

    Umumnya standar mineral ini tidak dibatasi karena pengukurannya

    membutuhkan peralatan mikroskopik yang mahal, namun dapat dihitung

    melalui perhitungan estimasi.

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    25/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    PT Indocement Tunggal Prakkarsa, Tbk Page 49

    Tabel 12 Syarat Kimia dari Semen Portland

    (Sumber:Reff Duda, Cement Data Book)

    Bahan

    BakuSiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO SO3 LOI Total

    Batu kapur 4,28 2.25 0.80 50.30 0.70 - 41.25 90.68

    Tanah liat 58.68 22.10 5.90 2.50 0.80 - 9.07 99.20

    Pasir Silika 73.20 11.80 3.30 4.60 1.00 - 2.83 99.05

    Pasir Besi 9.64 13.70 71.60 4.20 2.80 - 2.83 99.05

    Gypsum 5.20 1.00 0.20 32.40 0.20 40.8 0.20 90.30

    Tabel 13 Komposisi Kimia Rata-rata Bahan Baku

    (Sumber:Reff Duda, Cement Data Book)

    No. UraianTipe

    I II III IV V

    1. MgO Maks 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0

    2. SO3Maks untuk C3S < 8% 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0

    3. SO3maks untuk C3S > 8% 2,5 3,0 4,5 - -

    4. Ignation Loss Maks 3,0 3,0 3,0 2,5 3,0

    5. Insoluble Maks 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

    6. Alkali sebagai Na2O 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6

    7. C3S Maks - - - 35 -

    8. C3S Min - - - 40 -9. C3A Maks - 8 25 7 6

    10.C4AF + 2C3S atau C4AF +

    C2S Maks- - - - 20

    11. C3S + C3A Maks - 56 - - -

  • 7/21/2019 jenis-jenis semen.docx

    26/26

    Laporan Praktek Kerja Industri

    4.6.3Persyaratan Fisika

    1. Kehalusan

    Diisyaratkan untuk menentukan luas permukaan partikel semen dalam

    proses hidrasi. Untuk standar kehalusan semen dipakai spesifikasi ayakan 90

    micron(325 mesh).

    2. Waktu Pengikatan

    Diisyaratkan untuk mengendalikan sifat plastisitas dan workabilitas

    adonan.

    3.

    Kekekalan Bentuk

    Diisyaratkan untuk mengendalikan pemuaian/ penyusutan beton yang

    merusak konstruksi bangunan.

    4. Kuat Tekan

    Diisyaratkan untuk mengontrol kemampuan menerima beban tekan dari

    mortar atau beton.

    5. Pengikatan Semu

    Batasan terjadinya kekakuan semu yang dapat hilang dengan pengadukan

    ulang tanpa penambahan air.

    6. Panas Hidrasi

    Diisyaratkan untuk mengontrol agar panas hidrasi yang ditimbulkan pada

    reaksi hidrasi semen tidak terlalu besar karena dapat menimbulkan keretakanpada beton.

    7. Pemuaian Terhadap Sulfat

    Diisyaratkan untuk mengatur ketahanan terhadap sulfat.