JENIS-JENIS JENIS-JENIS JENIS-JENIS JENIS-JENIS PLESETAN PLESETAN PLESETAN PLESETAN SERTA SERTA SERTA SERTA HUBUNGAN HUBUNGAN HUBUNGAN HUBUNGAN MAKNA MAKNA MAKNA MAKNAANTARA ANTARA ANTARA ANTARA LEKSEM LEKSEM LEKSEM LEKSEM TERUCAP TERUCAP TERUCAP TERUCAP DAN DAN DAN DAN LEKSEM LEKSEM LEKSEM LEKSEM TERMAKSUD TERMAKSUD TERMAKSUD TERMAKSUD DALAM DALAM DALAM DALAM HUMOR HUMOR HUMOR HUMOR PLESETAN PLESETAN PLESETAN PLESETAN DALAM DALAM DALAM DALAM BUKU BUKU BUKU BUKU PLESETAN PLESETAN PLESETAN PLESETAN REPUBLIK REPUBLIK REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA INDONESIA INDONESIA KARYA KARYA KARYA KARYA KELIK KELIK KELIK KELIK PELIPUR PELIPUR PELIPUR PELIPUR LARA LARA LARA LARA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Wendy Nugroho NIM: 114114002 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Embed
JENIS-JENIS PLESETAN SERTA HUBUNGAN MAKNA ANTARA LEKSEM … · DAN LEKSEM TERMAKSUD DALAM HUMOR PLESETAN DALAM BUKU PLESETAN REPUBLIK INDONESIA KARYA KELIK PELIPUR LARA Tugas Akhir
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Penelitian ini mengkaji hubungan makna antara leksem yang dimaksuddengan leksem terucap yang terdapat dalam wacana humor plesetan. Ada duamasalah yang diangkat dalam penelitian ini. Permasalahan yang pertama adalahjenis-jenis plesetan apa saja yang memiliki hubungan makna antara leksemterucap dan leksem termaksud. Permasalahan yang kedua adalah apa saja jenishubungan makna antara leksem terucap dan leksem termaksud. Tujuan Penelitianini adalah mendeskripsikan jenis-jenis plesetan yang memiliki hubungan maknaantara leksem terucap dengan leksem yang dimaksud dan mendeskripsikanjenis-jenis hubungan makna yang terdapat dalam plesetan.
Objek dalam penelitian ini adalah hubungan makna antara leksem terucapdengan leksem termaksud. Sumber data dalam penelitian ini adalah plesetanbahasa. Data diperoleh dari sumber pustaka berupa buku karya Kelik Pelipur Larayang berjudul Plesetan Republik Indonesia. Data diperoleh menggunakan metodesimak. Teknik catat diterapkan dengan mencatat satuan-satuan lingual yangmemuat unsur plesetan. Tidak seluruh data dimasukkan ke dalam penelitian ini,penulis hanya menggunakan beberapa data yang representatif sebagai sampel.Data-data kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing.
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini penulis menerapkanmetode padan. Ada beberapa sub-jenis metode padan yang digunakan, yaitumetode padan referensial, metode padan fonetis artikulatoris, metode padanortografis, dan metode padan translasional. Metode padan referensial, alatpenentunya adalah kenyataan atau referen bahasa. Metode padan fonetisartikulatoris, alat penentunya adalah organ wicara. Metode padan ortografis, alatpenentunya adalah tulisan. Metode padan translasional, alat penentunya adalahbahasa lain.
Berdasarkan penelitian ini, tidak semua jenis plesetan memiliki hubunganmakna antara leksem terucap dan leksem termaksud. Hubungan makna tersebuthanya ditemui dalam jenis plesetan fonologis, plesetan grafis, plesetan ideologi,plesetan diskursi. Hubungan makna tidak ditemui dalam jenis plesetan morfemis,plesetan frasal, plesetan ekspresi. Berdasarkan hubungan makna antara leksemterucap dan leksem termaksud, plesetan dapat digolongkan menjadi (1) plesetanantonimi, (2) plesetan homonimi, (3) plesetan polisemi, (4) plesetan hiponimi, (5)plesetan metonimi, dan (6) plesetan asosiatif.
Kata kunci: plesetan, relasi makna, leksem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
This research investigated the meaning relation between meant lexemes andspoken lexemes in plesetan humor discourse. There were two problems discussedin this research. The first was what kinds of plesetan which had meaning relationbetween spoken and meant lexeme were. The second was what kinds of meaningrelation between spoken and meant lexemes. This research aimed to describe thetypes of plesetan which had meaning relation between spoken and meant lexemesand types of meaning relation in plesetan.
The object in this research was meaning relation between meant lexemes andspoken lexemes. The data in this research was language plesetan. The data wasobtained from literary resource in form of book written by Kelik Pelipur Laraentitled Plesetan Republik Indonesia. The data achieved by intensive reading.Notation technique was applied by noting lexicons which contains plesetan’selements. The researcher did not put the whole data; only the representative oneswere chosen as samples. Then, the data was classified into groups based on theirtypes.
To answer the formulated problems in this research, the researcher appliedmatching method. There were several sub-types of matching method used in thisresearch. They were referential, phonetic-articulatory, orthographic, andtranslational matching method. The determining instrument of referentialmatching method was reality or language referent. The determining instrument ofphonetic-articulatory matching method was phonetic articulation devices. Thedetermining instrument of orthographic matching method was script or writing.The determining instrument of translational matching method was otherlanguages.
Based on this research, not all plesetan had meaning relation between spokenand meant lexemes. The meaning relation was only found in phonologicalplesetan, graphic plesetan, ideological plesetan, and discourse plesetan. Themeaning relation was not found in morphemic plesetan, phrasal plesetan, andexpressional plesetan. Based on the meaning relation between spoken and meantlexeme, plesetan could have been classified into (1) antonymic plesetan, (2)homonymic plesetan, (3) polysemous plesetan, (4) hyponymy plesetan, (5)metonymic plesetan, and (6) associative plesetan.
Keywords: plesetan, meaning relation, lexeme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR BAGANBAGANBAGANBAGAN
Bagan 1: Ranah yang Dibahas dalam Pembahasan........................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTARTABELTABELTABELTABEL
Tabel 1: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Fonologis..............................................................................23
Tabel 2: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Grafis.................................................................................... 25
Tabel 3: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam PlesetanMorfemis.............................................................................. 27
Tabel 4: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Frasal.................................................................................... 29
Tabel 5: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Ekspresi................................................................................ 31
Tabel 6: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Ideologi.................................................................................34
Tabel 7: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Diskursi................................................................................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR ISIISIISIISI
HALAMANHALAMANHALAMANHALAMAN JUDULJUDULJUDULJUDUL ......................................................................... i
HALAMANHALAMANHALAMANHALAMAN PERSETUJUANPERSETUJUANPERSETUJUANPERSETUJUAN PEMBIMBINGPEMBIMBINGPEMBIMBINGPEMBIMBING ............................ ii
HALAMANHALAMANHALAMANHALAMAN PENGESAHANPENGESAHANPENGESAHANPENGESAHAN PENGUJIPENGUJIPENGUJIPENGUJI......................................... iii
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO.............................................................................................. iv
PERNYATAANPERNYATAANPERNYATAANPERNYATAANKEASLIANKEASLIANKEASLIANKEASLIAN KARYAKARYAKARYAKARYA.............................................. v
LEMBARLEMBARLEMBARLEMBAR PERSETUJUANPERSETUJUANPERSETUJUANPERSETUJUAN PUBLIKASIPUBLIKASIPUBLIKASIPUBLIKASI....................................... vi
KATAKATAKATAKATA PENGANTARPENGANTARPENGANTARPENGANTAR ....................................................................... vii
ABSTRAKABSTRAKABSTRAKABSTRAK ........................................................................................ ix
ABSTRACTABSTRACTABSTRACTABSTRACT ....................................................................................... x
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR BAGANBAGANBAGANBAGAN ............................................................................ xi
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTARTABELTABELTABELTABEL............................................................................... xii
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR ISIISIISIISI....................................................................................... xiii
Perlu dipahami bahwa kata grafis di sini bukan bermakna gambar, melainkan
huruf. Plesetan jenis ini menggelincirkan setiap huruf pada suatu satuan lingual
dengan menganggapnya memiliki kepanjangannya masing-masing sehingga
satuan lingual tersebut menjadi sebuah singkatan.
Plesetan Grafis (huruf) yaitu plesetan gabungan huruf denganmenjadikannya sebagai singkatan. Contoh: ABCD diplesetkan menjadiABRI Bukan Cepak Doang. Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengansingkatan atau akronim. Namun, perbedaannya terletak pada prosespembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentukyang panjangnya sehingga dibentuk menjadi singkatan atau akronim,contohnya: Sekolah Menengah Atas disingkat menjadi SMA. Namun,plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada ataudiciptakan kemudian diberi kepanjangan. Misalnya MBA menjadiMarried By Accident. (Dhianari. 2011: 15-16)
Berdasarkan hasil pengolahan data, plesetan diskursi adalah jenis plesetan
dengan tingkat kebahasaan tertinggi. Plesetan jenis ini melibatkan satuan-satuan
kebahasaan yang lebih kecil mulai dari fonem hingga kalimat. Jadi, boleh
dikatakan bahwa sangatlah mungkin terdapat plesetan jenis lain seperti plesetan
fonologis, plesetan morfemis, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan data yang diperoleh, kerumitan yang terdapat pada plesetan
dikursi ditandai dengan adanya plesetan jenis lain yang berada dalam satu wacana.
Fakta dari sebuah wacana biasanya digelincirkan dengan cara memanfaatkan
keberadaan plesetan jenis lain atau plesetan dengan bentuk yang lebih sederhana.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan contoh berikut:
(24) Berikut akan saya sampaikan tentang Ramalan Cuaca untuk daerahYogyakarta dan sekitarnya. Untuk Bogem Berawan, Pakem TidakBerawan, sedang Sarkem Tidak Perawan.
(25) Nah, sekarang kalo Anda merasa terganggu dengan ulah kecoa-kecoanakal di rumah Anda. Ada tips menarik untuk mengusirnya. Caranyamudah, tunjuk salah satu kecoa yang Anda anggap paling senior, lalujadikan beliau sebagai 'Kecoa Panitia' nya. So pasti kecoa tersebutbangga dengan jabatannya, kontan apa yang kita inginkan pasti akandisampaikan pada seluruh anggotanya. Apalagi cuma mengusir?!
(26) Sementara hingga berita ini diturunkan teryata masih menyisakannama seorang artis gaek yang artinya kebetulan sama dengan profesiistrinya sebagai penyanyi dangdut. Artis yang dimaksud adalah EDISUD yang artinya Eh, Dia Istrinya Suka Dangdut.
(27) Gara-gara makin maraknya televisi swasta bermunculan, makabanyak artis Indonesia yang menggunakan namanya dengan namasenjata. Di antaranya Keris Dayanti, Broery Peso Lima (alm), TioPaku Sadewa, dan Meriam Belina.
Keempat contoh tersebut digolongkan dalam plesetan wacana karena plesetan
tersebut hadir dalam bentuk narasi dan ada fakta yang diputarbalikkan. Untuk
mengetahui leksem termaksud dan leksem terucap pada jenis plesetan ini perlu
pengidentifikasian lebih dalam pada satuan lingual yang lebih kecil dari wacana.
Dari data yang diperoleh, plesetan diskursi lebih berperan sebagai wadah bagi
jenis plesetan. Contoh (24) merupakan sebuah narasi yang menceritakan tentang
ramalan cuaca. Dalam contoh tersebut ditemukan adanya plesetan fonologis yang
tidak memiliki hubungan makna antara leksem terucap dengan leksem termaksud.
Plesetan fonologis dalam contoh (24) adalah plesetan kata berawan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perawan. Pada contoh tersebut, leksem termaksud dan leksem terucap hanya
memiliki kemiripan bunyi dan maknanya tidak berhubungan.
Pada contoh (25), terdapat narasi yang menggiring pembaca untuk
mengetahui cara mengusir kecoa. Namun, alur logika dari wacana tersebut
bergeser dengan munculnya "kecoa panitia". Hal tersebut merupaka plesetan
fonologis yang menjadi kunci penggeseran alur logika wacana tersebut.
Sebenarnya tidak ada hubungan secara semantis antara leksem "kecoa panitia"
dengan leksem "ketua panitia". Oleh sebab itu, contoh ini bukan merupakan
plesetan yang berhubungan makna.
Contoh (26) merupakan contoh plesetan wacana yang melibatkan plesetan
frasal untuk mengubah alur logika dari sebuah wacana. Wacana yang sebenarnya
menggiring pembaca untuk mengetahui siapa yang dibicarakan oleh penutur.
Setelah pembaca mengetahui bahwa artis yang dimaskud adalah EDI SUD,
penutur menggelincirkan EDI SUD menjadi sebuah frasa yang dianggap sebagai
akronim dari "Eh, Dia Istrinya Suka Dangdut". Leksem EDI SUD yang
merupakan nama tidak memiliki hubungan makna dengan leksem Eh, Dia Istrinya
Suka Dangdut.
Contoh (27) merupakan narasi yang menyebutkan nama-nama artis yang
namanya merupakan nama senjata. Pada contoh (27), ditemukan beberapa
plesetan fonologis dalam contoh plesetan diskursi tersebut, yaitu Keris Dayanti,
Broery Peso Lima, Tio Paku Sadewa, dan Meriam Belina. Leksem yang digaris
bawah tersebut merupakan leksem terucap, sedangkan leksem termaksud adalah
keris, peso (pisau), paku, dan meriam yang keempat pasang leksem tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memiliki kesamaan bunyi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam buku Plesetan Republik Indonesia,
plesetan diskursi lebih banyak memanfaatkan jenis plesetan lain dalam suatu
diskursi atau wacana. Hubungan makna antara leksem terucap dengan leksem
yang dinaksud pada plesetan jenis lain yang terdapat dalam plesetan diskursi
terkadang mendukung hubungan-hubungan lainnya, termasuk hubungan plesetan
dengan sasaran atau tujuan atau maksud plesetan tersebut.
Berikut adalah tabel mengenai keberadaan hubungan makna antara leksem
terucap dengan leksem termaksud dalam plesetan.
Tabel 7: Hubungan Makna antara Leksem Terucap dan Leksem Termaksuddalam Plesetan Diskursi
Plesetan HubunganHindari makan-makanan yang pedas-pedas. Seperti misalnya,Berikut akan saya sampaikan tentang Ramalan Cuaca untukdaerah Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk Bogem Berawan,Pakem Tidak Berawan, sedang Sarkem Tidak Perawan.
_
Nah, sekarang kalo Anda merasa terganggu dengan ulahkecoa-kecoa nakal di rumah Anda. Ada tips menarik untukmengusirnya. Caranyya mudah, tunjuk salah satu kecoa yangAnda anggap paling senior, lalu jadikan beliau sebagai 'KecoaPanitia' nya. So pasti kecoa tersebut bangga dengan jabatannya,kontan apa yang kita inginkan pasti akan disampaikan padaseluruh anggotanya. Apalagi cuma mengusir?!
_
Sementara hingga berita ini diturunkan teryata masihmenyisakan nama seorang artis gaek yang artinya kebetulansama dengan profesi istrinya sebagai penyanyi dangdut. Artisyang dimaksud adalah EDI SUD yang artinya Eh, Dia IstrinyaSuka Dangdut.
_
Gara-gara makin maraknya televisi swasta bermunculan, makabanyak artis Indonesia yang menggunakan namanya dengannama senjata. Diantaranya Keris Dayanti, Broery Peso Lima(alm), Tio Paku Sadewa, dan Meriam Belina.
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(30) Beras Kasihan: Sementara untuk menyiasati agar tidak terjadinyakelangkaan beras di peredaran. Maka pemerintah telah melakukanoperasi pasar, dengan menginstruksikan pedagang beras, agar penjualanberas tidak dijual perkilo melainkan per butir.
(31) Masih dari dunia hiburan. Seorang pesulap handal Deddy Corbuzier,tahun lalu sempat menghebohkan warga Ibu Kota Jakarta, lantaran iaberhasil menghilangkan sebuah mobil saat mendemonstrasikan sulapnya.Namun itu belum seberapa dibandingkan dengan Edy Tanzil, yanghingga kini mampu menghilang dan tak kembali lagi.
Contoh (28) dan contoh (29) merupakan plesetan yang memiliki hubungan
makna antonimi. Tidak seperti plesetan yang hanya memunculkan leksem terucap,
contoh plesetan ini menghadirkan pula leksem yang dimaksud oleh penutur.
Pada contoh (28), dapat dijumpai leksem terucap yang hadir dalam tuturan,
yaitu cukup. Selain itu, leksem termaksud dihadirkan pula dalam wacana tersebut,
yaitu cukup susah. Hubungan makna pada contoh ini terdapat antara kata dan
frasa, yaitu kata cukup dan frasa cukup susah.
Kata cukup dalam kehidupan sehari memiliki konotasi yang mengarah ke
keadaan atau sifat yang positif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kata cukup berarti 1111 jumlahnya memenuhi kebutuhan; tidak kurang; 2222 genap; 3333
lumayan; sedang. Kata cukup juga dapat bermakna 'agak'. Oleh sebab itu,
sejatinya kata cukup pada contoh, sebagai leksem terucap, mengarahkan pembaca
kepada pemahaman bahwa keuangan seseorang adalah cukup yang berkonotasi
positif. Namun, pada contoh (28), kata cukup tersebut diteruskan rantai
kalimatnya menjadi sebuah frasa cukup susah. Pada taraf ini penutur
menghadirkan leksem termaksud untuk menjelaskan bahwa yang dimaksudkan
dalam plesetannya adalah cukup susah.
Berlawanan dengan kata cukup yang berkonotasi positif, frasa cukup susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
justru memberikan konotasi yang negatif. Nilai emotif yang terdapat pada kedua
leksem tersebut memiliki sifat yang berlawanan tetapi tidak mutlak. Maksudnya,
makna 'cukup' di sini tidak selalu berlawanan dengan 'cukup susah'. Pengukuran
tingkat kecukupan ini sebenarnya memiliki gradasi yang jumlahnya tidak
terhitung, yang bisa diwakili dengan kata agak menjadi agak cukup. Dalam hal
keuangan, lebih atau kurang sepeser pun telah bergeser dari titik gradasinya.
Berkenaan dengan keuangan, jika meminjam kata kaya dan miskin, terdapat
gradasi antara kedua kutub tersebut yang dapat diukur setiap peser dari seseorang.
Oleh sebab itu, contoh (28) merupakan plesetan antonimi. Karena makna
yang bertentangan tidak mutlak dan bergradasi, secara spesifik hubungan makna
yang terdapat dalam contoh tersebut adalah antonimi kutub atau antonimi polar.
Hal serupa juga dijumpai pada contoh (29). Kasusnya sama dengan contoh
(28). Leksem yang terucap pada contoh ini adalah kata lumayan dan leksem
termaksud adalah frasa lumayan bokek. Leksem termaksud sengaja dihadirkan
penutur dalam tuturannya untuk menunjukkan leksem yang dimaksudkan oleh
penutur karena jika mitra bicara tidak dapat menangkap maksud penutur jika
leksem termaksud tidak diharirkan.
Kata lumayan dalam KBBI memiliki dua arti, yaitu 1111 agak banyak; sedang;
cukup jugs, 2222 agak baik; sedang (cantik, pandai, dsb). Kata lumayan meskipun
memiliki kecenderungan mengarah ke konotasi negatif, tetapi dalam kamus lebih
mengarah ke konotasi positif. Lalu, kata lumayan itu digelincirkan menjadi frasa
lumayan bokek yang artinya tidak punya uang.
Kedua leksem tersebut memiliki dua kutub, karena konteksnya masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
membicarakan soal keuangan, yaitu kaya (memiliki banyak uang) dan bokek
(tidak memiliki uang). Kata lumayan sendiri berada di antara kedua kutub tersebut.
Karena posisinya yang berada di tengah-tengah, kata lumayan sudah tidak
mungkin berlawanan secara mutlak dengan kata sifat lainnya, yang pasti makna
kata lumayan pada contoh memiliki makna yang berlawanan dengan frasa
lumayan bokek yang juga terdapat di antara kedua kutub tadi. Jadi, contoh (29)
juga merupakan contoh plesetan antonimi. Karena kedua leksem tidak secara
mutlak berlawanan dan memiliki gradasi, contoh (29) tergolong dalam plesetan
antonimi kutub atau polar.
Pada contoh (30) pembaca diajak mengikuti sebuah narasi dalam sebuah
wacana yang bercerita tentang distribusi beras. Dalam wacana tersebut dibahas
tentang distribusi beras yang penjualannya dihitung berdasarkan satuan hitung
tertentu; satuan hitung yang digunakan dalam penjualan beras dalam wacana
tersebut adalah kilogram. Namun, terdapat permasalahan kelangkaan beras yang
mendesak pemerintah untuk mengubah cara penjualan beras tersebut berdasarkan
satuan hitung yang lain.
Sampai di sini pembaca memahami bahwa dalam wacana tersebut ada satuan
hitung yang lain, tetapi itu masih berupa ide abstrak. Ide tersebut jika ditarik dari
segi fungsinya dapat digolongkan sebagai leksem termaksud meskipun tidak
secara langsung diucapkan. Keberadaan ide tentang satuan hitung yang akan
menggantikan satuan hitung kilogram itu merupakan leksem terucap.
Terdapat penggelinciran terhadap ide tentang satuan hitung tertentu itu
menjadi satuan hitung yang tidak wajar dalam menghitung beras, yaitu butir. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sinilah titik kelucuan yang terdapat dalam contoh plesetan (30), bahwa tidaklah
lazim dan tidaklah efisien jika penjualan beras dihitung setiap butirnya.
Kata butir dalam konteks wacana tersebut dimaknai sebagai salah satu satuan
hitung yang disetarakan dengan kata kilogram. Jadi, butir dan satuan hitung yang
berada dalam satu jajaran dengan kilogram memiliki hubungan antonimi
hierarkial. Chaer (1990: 95) mengatakan makna kata-kata yang beroposisi
hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan. Oleh karena itu
kata-kata yang beroposisi hierarkial ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan
ukuran (berat, panjang, dan isi), nama satuan hitungan dan penanggalan, nama
jenjang kepangkatan, dan sebagainya. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat
ditarik simpulan bahwa kilogram adalah salah satu bagian dari satuan hitung
massa yang tentu saja memiliki pebanding lain berupa satuan hitung massa lain
yang bernilai lebih tinggi atau lebih rendah.
Pada contoh (31), tidak dapat diidentifikasikan secara jelas mana yang
merupakan leksem terucap dan leksem dimaksud. Leksem termaksud dan leksem
terucap pada contoh ini bersifat abstrak. Oleh sebab itu, dua ekstraksi ide berikut
mewakili kedua leksem tersebut. Leksem termaksud adalah ide tentang
'menghilangkan', sedangkan leksem terucap adalah ide mengenai 'menghilang'.
Kedua kata tersebut meskipun berasal dari kata asal yang sama, yaitu hilang,
tetapi maknanya menjadi berbeda setelah melalui proses morfologis. Kata
menghilang berarti kegiatan melenyapkan diri atau membuat dirinya tidak ada lagi.
Biasanya dalam sintaksis kata menghilang disebut sebagai kata kerja intransitif
karena tidak perlu diikuti dengan objek. Berbalikan dari sifat tersebut, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menghilangkan bermakna kegiatan yang membuat atau menyebabkan benda lain
lenyap atau tidak ada lagi. Berdasarkan logika tersebut, kata menghilangkan
merupakan kata kerja transitif karena harus diikuti objek.
Antonimi yang terdapat dalam bentuk ini disebut khas karena antonimi ini
muncul secara morfologis walaupun bentuk dasarya sama (Parera, 1990: 56-57).
Berdasarkan sifat kedua kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa menghilang dan
menghilangkan memiliki hubungan antonimi yang secara spesifik digolongkan
Plesetan homonimi juga mencakup homografi dan homofoni. Beberapa ahli
meletakkan homografi dan homofoni dalam satu poin bersama homonimi. Chaer
(1990: 97) mengutip perkataan Edi Subroto bahwa homonimi, homografi,
homofoni sebenarnya tidak terlalu tepat dibicarakan di bawah judul 'relasi makna'.
Alasannya karena di antara leksem-leksem yang dibicarakan di sini tidak terdapat
relasi makna. Namun demikian, istilah-istilah itu secara tradisional dibicarakan
bersama dengan polisemi, antonimi, hiponimi. Chaer (1990: 97) mendefinisikan
homonimi sebagai ungkapan yang bentukbentukbentukbentuknya sama dengan ungkapan lain.
Hubungan antara leksem-leksem yang ditemui dalam contoh-contoh yang terdapat
di buku Plesetan Republik Indonesia juga bukan merupakan hubungan makna,
melainkan berupa hubungan bentuk. Namun, dalam konteks hubungan makna,
secara turun-temurun, hingga sekarang, homonimi yang juga mencakup
homografi dan homofoni tetap manjadi sentral dalam pembahasan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hubungan makna.
Berikut adalah beberapa contoh plesetan yang mengandung hubungan
homonimi, baik itu homografi, homofoni, maupun homonimi sendiri:
(32) Dewasa ini untuk meraih popularitas banyak seorang penyanyiIndonesia yang suka menggunakan 2 nama untuk dijadikan satu. Sepertimisalnya: Nia dan Niati, Ham dan ATT, serta tak mau ketinggalanpenyanyi yang cukup beken di kalangan remaja yaitu, Ahmad dan I.
(33) Gara-gara makin maraknya televisi swasta bermunculan, maka banyakartis Indonesia yang menggunakan namanya dengan nama senjata. Diantaranya Keris Dayanti, Broery Peso Lima (alm), Tio Paku Sadewa, danMeriam Belina.
(34) Binatang apa yang paling kaya? Beruang(35) Makanan yang paling seram? Terancam(36) Cara menutup obat yang benar: Bagaimana menutup obat yang benar
dan aman? Carannya sangat mudah. Pertama-tama buatlah undanganrapat di rumah Anda sebanyak-banyaknya untuk dibagikan kepadatetangga, kerabat, dan sodara-sodara lainnya. Kedua ajaklah mereka rapatdi rumah Anda untuk membahas tentang cara menutup obat yang benardan aman, karena sesuai dengan anjuran dokter yang tertulis padakemasan obat yang berbunyi, "Tutuplah obat ini dengan rapat!"
Pada contoh (32), penutur menggelincirkan beberapa nama orang. Secara
auditori, plesetan tersebut tidak akan dengan mudah ditangkap mitra bicara.
Melalui tulisanlah plesetan itu lebih mudah ditangkap. Dalam wacana tersebut,
dapat diketahui beberapa leksem yang menjadi kunci dari plesetan yang ingin
disampaikan penutur. Kunci tersebut adalah Nia Daniati, Hamdan ATT, dan
Ahmad Dani. Ketiga leksem tersebut merupakan leksem terucap. Berhubungan
ketiga leksem tersebut adalah nama, tentu saja tidak dapat diketahui arti dari
ketiganya, maka ketiga leksem tersebut cukup dipahami sebagai nama. Mitra
bicara atau pembaca yang mengenali bunyi yang ditimbulkan dari leksem tersebut
jika dibaca atau dibacakan akan mudah menangkap leksem yang dimaksud oleh
penutur. Leksem termaksud penutur adalah Nia dan Niati, Ham dan ATT, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Ahmad dan I.
Wacana tersebut berbicara mengenai nama artis yang menggabungkan dua
nama menjadi satu. Nama-nama tersebut dituliskan kembali menjadi sebuah frasa
yang terdiri atas dua nama yang mengapit kata "dan". Pembicaraan tidak akan
terlalu membahas menganai makna dan, tetapi sebagai pemahaman bersama,
bunyi dan yang secara kebetulan terdapat pada ketiga nama tersebut dianggap
sebagai kata.
Antara Nia Daniati dengan Nia dan Niati, Hamdan ATT dengan Ham dan
ATT, Ahmad Dani dengan Ahmad dan I, terdapat kesamaan bunyi. Secara bentuk,
hal ketiga pasang tersebut dapat digolongkan dalam hubungan homofoni.
Suku kata pertama dan kedua pada Hamdan dipisahkan menjadi dua.
Pembagian suku kata juga terjadi pada kata Ahmad dan Daniati. Hanya Daniati
yang mengalami penambahan huruf n sebelum huruf i pada kata baru iati.
Meskipun secara tertulis ketiga pasang leksem tersebut berbeda, tetapi karena
ketiganya memiliki kesamaan bunyi, ketiga pasang leksem tersebut memiliki
hubungan homofoni.
Seperti yang terjadi pada contoh (32), contoh (33) juga melibatkan beberapa
nama orang. Wacana pada contoh (33) membicarakan beberapa artis yang,
dinarasikan, bersenjata. Leksem termaksud dalam plesetan tersebut sekaligus
berkedudukan sebagai leksem terucap, hanya saja leksem termaksud adalah salah
sebagian dari kelompok kata yang tersusun sebagai nama.
Pada nama Krisdayanti yang dalam buku dituliskan dengan Keris Dayanti,
dua suku pertama dari nama tersebut memiliki kesamaan bunyi dengan keris yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bermakna 'senjata tajam'. Karena adanya kemiripan bunyi yang terdapat pada dua
suku kata pertama pada leksem termaksud (Krisdayanti) dengan leksem terucap
(kata Keris pada Keris Dayanti), kedua leksem tersebut memiliki hubungan
homofoni.
Berbeda dengan kasus pada nama Krisdayanti, pada nama Broery Peso Lima
terdapat kata Peso yang bunyi dan (terlepas dengan keberadaan huruf kapital)
tulisannya sama dengan kata peso dalam bahasa Jawa yang berarti 'pisau' dalam
bahasa Indonesia. Secara kebetulan kedua leksem tersebut memiliki susunan huruf
dan bunyi yang sama. Oleh sebab itu, leksem Peso memiliki hubungan homonimi
dengan kata peso (Jawa).
Masih berbicara soal homonimi, secara kebetulan kata Paku pada nama Tio
Paku Sadewa memiliki kesamaan baik bunyi maupun susunan huruf terhadap kata
paku dalam bahasa Indonesia yang bermakna 'benda bulat tajam yang terbuat dari
logam dan memiliki ujung runcing'. Karena kesamaan bunyi dan susunan huruf
tersebut, kedua leksem tersebut memiliki hubungan homonimi.
Berbeda dari ketiga nama yang telah dibahas pada contoh (33), kata meriam
pada nama Meriam Belina secara tidak sengaja memiliki kesamaan huruf dengan
kata meriam dalam bahasa Indonesia yang bermakna 'senjata api yang berat,
berlaras panjang, dan pelurunya besar'. Yang berbeda antara kedua leksem
tersebut adalah bunyi pengucapannya. Jika huruf e Meriam pada nama Meriam
Belina diucapkan dengan bunyi /é/. Huruf e pada kata meriam yang bermakna
'senjata api' diucapkan dengan bunyi /ə/. Oleh sebab itu, kedua leksem tersebut
memiliki hubungan homografi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada contoh (34) dan (35) terdapat kasus yang serupa. Keduanya memiliki
pasangan leksem yang memiliki kesamaan baik bunyi maupun susunan hurufnya.
Secara kebetulan, leksem terucap berupa kata beruang pada contoh (34) memiliki
susunan huruf dan bunyi yang sama dengan leksem yang dimaksud oleh penutur,
yaitu kata beruang yang bermakna 'memiliki uang'. Pada awalnya, pembaca atau
mitra bicara akan menangkap leksem terucap tersebut sebagai kata beruang yang
bermakna 'binatang' karena kata beruang yang bermakna 'memiliki uang' jarang
digunakan dalam kegiatan sehari-hari; yang lebih sering digunakan adalah frasa
"punya uang" atau "memunyai uang" atau "memiliki uang".
Kesamaan bentuk dan bunyi tersebut terjadi karena adanya proses morfologi
pada kata uang yang mengalami afiksasi dengan awalan ber-, yang menghasilkan
kata turunan berupa beruang. Bunyi dari kedua leksem tersebut juga sama.
Keduanya dibaca dengan bunyi /b/.
Sama dengan kasus pada contoh (34), pada contoh (35) juga dijumpai
kesamaan bunyi dan kesamaan susunan huruf pada leksem terucap dan leksem
termaksud. Kedua leksem tersebut adalah terancam yang bermakna 'salah satu
jenis sayur' dan terancam yang bermakna 'diancam oleh'. Kedua leksem tersebut
menjadi dua kata yang memiliki bentuk dan bunyi yang sama. Kesamaan bentuk
dan bnyi tersebut terjadi karena adanya proses morfologi pada kata ancam yang
mendapat awalan ter- menjadi kata turunan terancam. Oleh sebab itu, contoh (34)
dan contoh (35) sama-sama memiliki hubungan homonimi.
Pada contoh (36) ditemukan sebuah kasus yang cukup unik. Contoh tersebut
merupakan sebuah wacana yang memunculkan leksem terucap dan leksem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
termaksud penutur dalam tuturan. Leksem terucap dalam wacana tersebut berupa
kata rapat yang bermakna 'sidang atau pertemuan untuk membahas sesuatu',
sedangkan leksem termaksud penutur adalah 'hampir tidak berantara atau derap
sekali'. Uniknya, dalam wacana tersebut penutur memunculkan leksem terucap
hingga tiga kali. Dua kemunculan yang pertama, yaitu pada "Pertama-tama
buatlah undangan rapatrapatrapatrapat di rumah Anda ..." dan "Kedua ajaklah mereka rapatrapatrapatrapat di
rumah Anda ...", belum memunculkan kelucuan karena kata tersebut digunakan
pada konteks yang tepat. Namun, pada akhir wacana, leksem tersebut muncul
untuk yang ketiga kalinya sebagai penggelinciran penggunaan sebuah ekspresi
"Tutuplah obat ini dengan rapatrapatrapatrapat!".
Hubungan kedua leksem tersebut bisa dibilang agak rumit karena leksem
tersebut tidak berdiri sebagai kata yang disandingkan begitu saja dengan leksem
dimaksud oleh penutur. Namun, kedua leksem tersebut terdapat dalam dua wacana
terpisah yang dijadikan satu. Wacana pertama membahas tentang cara
mengadakan rapat yang bermakna 'pertemuan', sedangkan wacana kedua, yang
berupa ekspresi atau kalimat perintah "Tutuplah obat ini dengan rapat!" pada
kemasan obat. Karena adanya hubungan sintagmatik yang dialami kedua kata
tersebut dalam jajaran rantai kalimat masing-masing, kedua kata tersebut memiliki
dua makna yang berbeda. Kata rapat yang muncul dua kali pada konteks
kemunculan pertama bermakna 'sidang atau pertemuan untuk membahas sesuatu',
sedangkan kata rapat pada ekspresi mengenai cara menutup obat bermakna
'hampir tidak berantara atau derap sekali'.
Kedua kata berbeda makna tersebut memiliki susunan huruf yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Keduanya juga diucapkan dengan bunyi yang sama. Oleh sebab itu, kedua leksem
Seperti yang telah dibahas pada landasan teori, polisemi merupakan satuan
kebahasaan yang memiliki makna lebih dari satu. Suatu kata dapat memiliki
makna ganda karena biasanya bergabung dengan kata lain menjadi frasa atau
satuan kebahasaan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Kata tersebut selalu
memiliki beberapa unsur atau komponen makna. Komponen makna tersebut yang
nantinya akan menjadi benang merah satuan kebahasaan turunannya karena
makna-makna tersebutlah yang menjadi dasar pemaknaan satuan kebahasaan
turunannya. Oleh sebab itu, sangat penting adanya pembahasan mengenai
komponen makna dari beberapa contoh yang ditemukan dalam buku Plesetan
Republik Indonesia berikut untuk meengetahui hubungan makna antara leksem
yang terucap dengan leksem termaksud:
(37) Buah apa yang selalu melambai-lambai? Buah dada(38) Setelah diadakan lomba debat dengan para pejabat ternyata yang
dinobatkan sebagai pemenang adalah atlit silat. Terbukti selain pandaibersilat ia juga lihai bersilat lidah.
(39) Pihak Pemda Jogjakarta baru-baru ini telah mengeluarkan keputusanbaru, bahwasanya bagi para pelajar Jogja mulai sekarang ini dilarangmenonton bioskop memakai seragam sekolah, melainkan diwajibkanmemakai duit!
Sayangnya tidak dapat dijumpai lebih banyak contoh lagi untuk membahas
polisemi dalam buku Plesetan Republik Indonesia. Pada contoh (37) dijumpai
frasa buah dada yang menjadi jawaban atas sebuah pertanyaan mengenai salah
satu jenis buah. Pertanyaan tersebut sebenarnya bertanya mengenai salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
jenis buah, tetapi jawabannya merupakan leksem terucap berupa buah dada. Frasa
buah dada tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada
contoh ini leksem termaksud masih bersifat abstrak dan tidak dapat ditentukan.
Namun, dapat diketahui bahwa leksem termaksud dalam contoh ini merupakan
buah yang jenisnya tidak disebutkan secara spesifik.
Jika dilihat dari bentuk wacana yang ada, penutur bermaksud menyebut buah
dada untuk mengatakan sesuatu yang memiliki sifat melambai-lambai; sifat
melambai-lambai mengacu pada sifat feminin dari manusia, hal ini merujuk pada
perempuan. Sifat tersebut berkaitan dengan kata buah yang nantinya akan
diturunkan menjadi frasa buah dada.
Kata buah di sini memiliki komponen makna yang mangikat hubungan kata
buah sendiri dengan buah dada. Kata buah pada umumnya bersifat menggantung
pada pohon, bentuknya dominan bulat atau tidak kubistis. Komponen makna
tersebut juga berlaku pada frasa buah dada meskipun tidak seratis persen persis.
Sifat-sifat tersebutlah yang membuat ide mengenai buah dalam pertanyaan pada
contoh (37) berpolisemi dengan frasa buah dada.
Contoh (38) juga merupakan plesetan wacana yang memanfaatkan hubungan
polisemi. Hubungan tersebut terdapat pada kata bersilat, kegiatan yang dilakukan
oleh seorang pesilat, yang disandingkan dengan frasa bersilat lidah.
Penggelinciran pada plesetan ini sebenarnya bukan pada kata bersilat,
melainkan penggunaan frasa bersilat lidah pada konteks wacana tersebut yang
menyatakan bahwa pemenang lomba debat adalah seorang atlet silat karena atlet
silat dalam wacana tersebut ahli dalam bersilat lidah. Dapat dilihat bahwa frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
bersilat lidah yang berkedudukan sebagai leksem terucap memiliki hubungan
dengan kata silat dan kegiatan debat yang berkedudukan sebagai leksem
termaksud. Kegiatan debat memiliki keterkaitan makna dengan kegiatan yang
mengandalkan serangan dan juga pertahanan. Kegiatan debat tersebut memiliki
kemiripan dengam kegiatan silat, hanya saja silat merupakan salah satu cabang
olahraga. Dari situ dapat ditemui sebuah komponen makna dari kata silat, yaitu
silat merupakan sebuah kegiatan, silat mengandung unsur menyerang dan
bertahan. Kata silat tersebut berkembang menjadi frasa bersliat lidah yang kurang
lebih mengandung komponen makna yang serupa dengan komponen makna yang
dimiliki kata silat, yaitu bersilat lidah bermakna bersilat kata atau beradu mulut.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa kata silat berpolisemi dengan frasa bersilat
lidah.
Contoh (39) sedikit berbeda dengan kedua contoh yang lain. Dalam wacana
tersebut dapat ditemui gabungan kata memakai seragam dan gabungan kata
memakai duit. Sebenarnya kata memakai tersebut masih bersifat umum. Kata
memakai bisa bermakna mengenakan atau mempergunakan. Karena faktor
sintagmatis yang dialami masing-masing kata tersebut, makna memakai pada
masing-masing leksem menjadi lebih spesifik. Kata memakai yang pertama
menjadi bermakna mengenakan karena diikuti oleh objek seragam sekolah,
sedangkan kata memakai yang kedua menjadi bermakna memakai karena diikuti
oleh objek duit atau uang. Oleh sebab itu leksem terucap bukan frasa memakai
duit, melainkan kata memakai yang diikuti kata duit, sedangkan leksem termaksud
adalah kata memakai yang diikuti kata seragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kasus ini tidak dapat dikatakan bahwa kata memakai dan memakai
berhubungan homonimi karena keduanya adalah kata yang sama, bukan kata yang
sama tetapi maknanya berbeda. Kata tersebut secara unik, setelah diikuti objek
yang berbeda, menjadi memiliki maknanya sendiri-sendiri. Sebenarnya
mempergunakan dan mengenakan memiliki kemiripan dari segi penggunaan
barang. Keduanya merupakan tindakan yang dilakukan terhadap suatu objek
tertentu, tetapi caranya yang berbeda. Maka, dapat disimpulkan bahwa kata
memakai dalam contoh (39) dapat bermakna mempergunakan atau mengenakan.
Pada poin ini, selain membicarakan hubungan hiponimi, akan dibahas pula
hipernimi dan kohiponim untuk memperluas cakupan dalam pembahasan
beberapa contoh plesetan yang akan dibahas. Verhaar (1978: 137) dalam Chaer
(1990: 102) menyatakan hiponim ialah ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi
kiranya dapat juga frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan lain. Kebalikan dari hiponimi, hipernimi
merupakan ungkapan yang maknanya dianggap merangkul ungkapan-ungkapan
lain di bawahnya. Hubungan antara ungkapan yang sama-sama merupakan bagian
dari ungkapan lain disebut kohiponim.
Berikut akan dibahas beberapa contoh plesetan yang memiliki leksem terucap
dan leksem termaksud yang berhubungan baik homonimi, hipernimi, maupun
kohiponim:
(40) Tabrakan Medali: Tabrakan segitiga yang terjadi di Jalan Tol Jagorawikemaren, antara mobil angkot, sedan dan metromini cukup banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memakan korban. Diantaranya: 7 Tewas, 4 Perak dan 3 Perunggu.(41) Hindari makan-makanan yang pedas-pedas. Seperti misalnya, soto...
campur koyok, terus bakso campur rheumason, dll.(42) Jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung minyak.
Misalnya, Minyak Tanah, Minyak Wangi, Minyak Goreng, apalagiMinyak Jinggo. Ho-oh, tho!
(43) Banyak penyanyi kondang Indonesia yang membubuhkan merkkendaraan baik di depan maupun di belakang namanya untuk meraihpopularitasnya. Misalnya, Atik CB, Nicky Astrea, dan Titik Vespa.
Contoh (40) adalah sebuah wacana yang berupa paragraf. Wacana tersebut
bercerita tentang adanya kecelakaan antara angkot, sedan, dan metromini yang
terjadi di jalan tol Jagorawi. Diceritakan dalam wacana teresebut bahwa
kecelakaan tersebut memakan beberapa korban. Hingga bagian ini, pembaca atau
mitra bicara diajak menyimak sebuah berita. Biasanya, ketika mendengar soal
kecelakaan dan korban, akan muncul beberapa kata yang secara kolokatif
menjelaskan kondisi dari korban tersebut. Keadaan tersebut biasanya adalah
meninggal, luka parah, luka ringan, terkadang ada juga belum ditemukan.
Ungkapan tersebut sebenarnya tidak tertulis dalam wacana, tetapi pada wacana
yang lebih luas biasanya ungkapan tersebut muncul.
Sebelum membahas mengenai keadaan korban, penutur menggelincirkan
kelompok kata tersebut dengan kelompok kata "7 Tewas, 4 Perak dan 3
Perunggu". Pada ungkapan tersebut, hanya disebut bahwa ada nominal 7 yang
menunjukkan jumlah korban dalam keadaan tewas, sedangkan dua nominal
lainnya, digelincirkan sedemikian rupa sehingga bukannya membicarakan
keadaan korban, melainkan membicarakan jenis medali.
Untuk mempermudah melihat hubungan antara tewas, perak, dan perunggu,
lupakan angka-angka yang diikuti ketiga kata tersebut. Jika mengacu pada judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
wacana "Tabrakan Medali", kata perak dan perunggu saling berkohiponim,
sedangkan tewas tidak berkohiponim dengan perak dan perunggu, bahkan tidak
berhubungan sama sekali.
Leksem tewas sebenarnya menggantikan kata emas dalam ungkapan "7 Tewas,
4 Perak dan 3 Perunggu". Seharusnya leksem tewas berkohiponim dengan
kondisi atau keadaan korban seperti "luka ringan" atau "luka parah". Sedangkan
perak dan perunggu berkohiponim dengan emas yang sengaja tidak dihadirkan
oleh penutur. Jadi, dalam contoh plesetan (40) terdapat penggelinciran yang
menukar posisi leksem yang tidak hadir, yaitu emas, dengan leksem yang hadir,
yaitu tewas. Perspektif dapat juga dibalik, jika pembaca menganggap wacana
tersebut sebagai kabar atau berita tentang kecelakaan yang memakan korban,
leksem perak dan perunggu lah yang menukar leksem lain berupa keadaan korban
yang entah itu luka ringan atau luka parah yang tidak hadir dalam wacana.
Contoh (41) merupakan sebuah ekspresi atau lebih tepatnya perintah bagi
pembaca untuk tidak terlalu banyak memakan makanan yang pedas. Namun,
terjadi penggelinciran pada penyebutan makanan-makanan yang pedas. Yang
dihadirkan dalam wacana tersebut justru penambahan benda pedas (bukan
makanan) pada beberapa makanan.
Pada contoh tersebut, disebutkan dua leksem, yaitu soto dan bakso, yang
merupakan hiponim dari jenis-jenis makanan. Dalam hal ini dapat dibenarkan
bahwa kedua leksem tersebut merupakan makanan. Namun makanan tersebut
masih bersifat netral atau tidak pedas karena sebenarnya yang memberikan rasa
pedas adalah bahan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada wacana tersebut, seperti yang telah disinggung tadi, muncul benda pedas
yang bukan merupakan makanan menjadi campuran dari makanan tadi sebagai
pemberi rasa pedas. Benda-benda tersebut diwakili oleh leksem rheumason dan
koyok yang memang bersifat pedas, tetapi pedas yang dirasakan kulit, bukan
indera pencecap.
Oleh sebab itu, terdapat hubungan hiponimi dan hipernimi secara sintagmatik
antara sifat pedas dengan leksem rheumason dan koyok. Hubungan hipernimi juga
dimiliki leksem soto dan bakso terhadap ungkapan jenis-jenis makanan yang
secara eksplisit diungkapkan penutur. Jadi, boleh dikatakan bahwa hubungan, baik
hiponimi, hipernimi, maupun kohiponim dalam contoh (41) tidak bersifat
paradigmatis. Yang jelas hubungan hiponimi, hipernimi, dan kohiponim muncul
akibat faktor sintagmatik dalam contoh plesetan (14).
Tidak jauh berbeda dari contoh (41), contoh (42) juga merupakan sebuah
plesetan wacana yang berupa larangan bagi pembaca untuk tidak memakan
makanan yang mengandung minyak. Namun, terdapat penggelinciran pada
penyebutan makanan yang mengandung minyak. Bukannya jenis-jenis makanan
yang disebut dalam ungkapan tersebut, melainkan jenis-jenis minyak.
Leksem yang hadir adalah Minyak Tanah, Minyak Wangi, Minyak Goreng,
Minyak Jinggo. Dalam pembahasan kali ini lupakan leksem minyak jinggo karena
leksem tersebut tidak memiliki hubungan sama sekali baik terhadap minyak,
maupun makanan. Leksem minyak tanah, minyak wangi, dan minyak goreng
merupakan kelompok leksem yang merupakan bagian (dalam hal ini jenis)
minyak. Oleh sebab itu, seperti pada kasus-kasus sebelumnya, hubungan hiponimi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
hipernimi, maupun kohiponim dalam contoh ini lebih bersifat sintagmatik.
Yang jelas, sebenarnya terdapat kelompok leksem lain yang tidak dihadirkan
oleh penutur yaitu jenis-jenis makanan mengandung minyak yang keberadaannya
telah digantikan oleh kelompok leksem jenis-jenis minyak tadi.
Contoh (43) sebenarnya juga mengalami kasus yang tidak jauh berbeda
dengan contoh lainnya. Contoh (43) merupakan plesetan wacana yang membahas
soal nama artis yang mencantumkan merk kendaraan. Sebenarnya contoh plesetan
ini tergolong plesetan homonimi karena antara beberapa leksem termaksud
dengan leksem terucap memiliki bentuk atau susunan huruf berbeda dan tersusun
atas deretan bunyi yang sama.
Namun, berhubung poin ini membahas mengenai hiponimi, hipernimi, dan
kohiponim, yang disoroti pada contoh ini adalah hubungan antara nama-nama
artis dengan leksem Atik CB, Nicky Astrea, dan Titik Vespa. Leksem-leksem
tersebut juga memiliki hubungan dengan merk-merk kendaraan.
Hubungan-hubungan tersebut merupakan hubungan sintagmatik dalam sebuah
wacana. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Titik Vespa adalah plesetan dari
nama Titik Puspa. Selain nama itu, Atik CB dan Nicky Astrea memang merupakan
nama artis di Indonesia, maka jelas bahwa ada hubungan kohiponim di antara
ketiga leksem tersebut. Mereka berhiponim dengan ungkapan nama-nama artis
Indonesia yang tidak hadir dalam wacana.
Selain nama-nama artis tersebut, ada bagian-bagian dari leksem-leksem
tersebut yang berhiponim dengan merk kendaraan. CB pada leksem Atik CB,
Astrea pada leksem Nicky Astrea, dan Vespa pada Titik Vespa, saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
berkohiponim dan sekaligus berhiponim dengan ungkapan merk kendaraan yang
tidak hadir dalam wacana.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari beberapa contoh di atas, hiponimi,
hipernimi, kohiponim tidak dijumpai dalam hubungan paradigmatis yang terdapat
dalam buku Plesetan Republik Indonesia. Hubungan-hubungan tersebut terdapat
pada ranah sintagmatis dalam suatu deret kata, frasa, dan kalimat-kalimat pada
Perlu dikatahui bahwa tidak semua plesetan yang memiliki hubungan
metonimi antara leksem terucap dengan leksem termaksud dapat digolongkan ke
dalam plesetan metonimi. Dalam hubungan metonimi, sebutan atau satuan
kebahasaan lain merujuk secara langsung kepada referen yang sama. Jadi, asosiasi
yang merujuk pada referen yang berbeda tidak dapat digolongkan ke dalam
metonimia.
Untuk lebih jelasnya, telah ditemukan beberapa contoh plesetan yang
memiliki hubungan metonimi antara leksem terucap dengan leksem termaksud
dalam buku Republik Plesetan Indonesia. Berikut ada contoh-contoh plesetan
metonimi:
(44) Andaikata celana Anda terkena noda, so pasti akan mengurangipenampilan Anda. Nah, untuk menghilangkan noda pada celana Andasangatlah mudah untuk mengantisipasinya. Pertama-tama, rendamlahcelana Anda pada air hangat selama 15 menit. Kedua peras dan jemurlahdi depan pagar rumah Anda selama 24 jam. Dijamin sebelum 24 jam,noda yang menempel pada celana Anda akan hilang seketika, berikutcelananya.
(45) Warga Jogja baru-baru ini dihebohkan oleh adanya berita tentang Polisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Jogja yang kini telah mendapat penghargaan dari MURI alias MuseumRekor Indonesia. Adapun penghargaan tersebut diterima, karena terbuktibahwa Polisi di kota Jogja ternyata postur tubuhnya paling tinggi di dunia.Hal ini terbukti dengan adanya tulisan terpampang di dekat kantor-kantorPolisi yang menyebutkan: "Polisi 100 meter."
(46) Sementara di Jogja baru saja dihebohkan dengan adanya berita bahwaSate Terpanjang di dunia ada di kota Jogja. Maka tak heran apabila salahsatu warung sate di kota Jogja juga mendapat penghargaan dari MURIatau Museum Rekor Indonesia. Hal ini juga terbukti dengan adanyatulisan yang terpampang di dekat warung sate tersebut, yangmenyebutkan: "Sate 50 meter."
Contoh (44) merupakan sebuah wacana yang membahas mengenai cara
menghilangkan noda pada celana. Wacana eksposisi tersebut menggiring
pemahaman pembaca atau mitra bicara untuk percaya bahwa nantinya noda pada
celana akan benar-benar hilang. Namun, terdapat penggelinciran ide pada wacana
tersebut. Noda pada celana itu benar-benar hilang, tetapi disebutkan pula oleh
penutur bahwa yang hilang bukan hanya nodanya saja, melainkan berikut
celananya.
Dalam hubungan metonimi, dikenal adanya penyebutan salah satu bagian dari
suatu ungkapan untuk menyatakan keseluruhan referen yang diacu. Hal tersebut
biasa disebut dengan pars pro toto. Pada contoh (44), wacana tersebut berbicara
bahwa untuk menghilangkan noda pada celana perlu dilakukan pencucian celana
tersebut, lalu celana dijemur hingga nodanya hilang.
Dari awal hingga menjelang akhir, pembaca digiring untuk memahami bahwa
yang akan hilang adalah salah satu bagian dari celana yang dicuci, yaitu noda.
Namun, pada akhir paragraf, disebutkan bahwa ternyata cara yang dianjurkan oleh
penutur tersebut mencoba menghilangkan celana secara keseluruhan. Dari kasus
tersebut, dapat diidentifikasi bahwa leksem noda pada celana adalah leksem yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terucap, sedangkan leksem yang dimaksudkan oleh penutur adalah celana secara
keseluruhan yang dihadirkan pula pada akhir wacana.
Karena leksem noda pada celana pada wacana tersebut sebenarnya merujuk
pada referen berupa celana pada utuhnya, dapat ditentukan bahwa ada hubungan
metonimi berupa penyebuan sebagian untuk mengacu pada keseluruhan objek.
Pada contoh (45), terdapat sebuah wacana yang sebenarnya menceritakan
bahwa postur tubuh polisi di Jogja paling tinggi di seluruh dunia. Yang menjadi
alasan penutur menyatakan berita tersebut karena tinggi polisi di Jogja mencapai
100 meter. Hal ini tentu saja tidak mungkin karena sebenarnya terjadi sebuah
penggelinciran tentang leksem termaksud dengan kehadiran leksem terucap.
Leksem Polisi 100 meter berkedudukan sebagai leksem terucap. Leksem tersebut
sebenarnya merupakan sebutan bagi keseluruhan suatu benda yang lebih utuh,
yaitu sebuah papan petunjuk yang mengandung informasi berupa tulisan "Polisi
100 meter" yang biasanya dilengkapi dengan tanda panah. Makna 100 meter pada
tersebut sebenarnya mengacu pada jarak papan hingga kantor polisi terdekat.
Bentuk papan secara utuh beserta informasi tersebut memang tidak hadir dalam
wacana, tetapi ia berkududkan sebagai leksem termaksud.
Karena leksem terucap "Polisi 100 meter" merupakan salah satu bagian dari
keseluruhan benda lain, yaitu leksem termaksud dalam wacana tersebut, contoh
plesetan metonimi penyebutan sebagian dari keseluruhan.
Hampir sama dengan contoh (45), contoh (46) juga dapat digolongkan dalam
plesetan metonimi. Wacana pada contoh (46) bercerita bahwa warung sate
terpanjang di dunia terdapat di Jogja. Hal tersebut ditandai dengan munculnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
leksem terucap, yaitu Sate 50 meter. Leksem tersebut sebenarnya juga merupakan
sebuah penggelinciran. Sebenarnya Sate 50 meter tersebut tidak menunjuk pada
warung sate yang panjangnya mencapai 50 meter. Sate 50 meter tersebut hanyalah
bagian dari sebuah papan petunjuk yang mengandung informasi berupa tulisan
Sate 50 meter. Sebenarnya Sate 50 meter bermakna jarak menuju warung sate
terdekat. Oleh sebab itu, karena leksem Sate 50 meter merupakan bagian dari
keseluruhan papan pentunjuk warung sate, ada hubungan metonimi penyebutan
Dari contoh-contoh yang telah dibahas dalam beberapa poin mengenai
hubungan metonimi, masih ada hubungan yang bersifat asosiatif yang tidak dapat
digolongkan ke dalam hubungan metonimi atas berbagai pertimbangan. Terlepas
dari jenis hubungan yang seperti apa, hubungan asosiatif itu ada dalam setiap
rangkaian wicara. Berikut adalah kutipan dari sebuah pengantar berjudul
"MONGIN-FERDINAND DE SAUSSURE (1857-1913) BAPAK LINGUISTIK
MODERN DAN PELOPOR STRUKTURALISME" oleh Harimurti Kridalaksana
dalam buku Pengantar Linguistik Umum karya Ferdinand de Saussure:
Setiap mata rantai dalam rangkaian wicara mengingatkan orang pada
satuan bahasa lain karena satuan itu serupa atau berbeda dari yang lain
dalam bentuk dan makna. Inilah yang disebutnya hubungan-hubungan
asosiatif. Hubungan ini disebut hubungan in absentia kaerna butir-butir
yang dihubungan itu ada yang muncul, ada yang tidak tidak ada dalam
ujaran (Saussure 1988: 16).
Berdasarkan pemahaman di atas, ada beberapa hal yang patut diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Bentuk ungkapan, baik itu kata, frasa, kalimat, hingga wacana, pada kondisi
tertentu akan mengingatkan seseorang pada ungkapan lain yang memiliki bentuk
atau makna yang sama atau berbeda. Apa yang diingat orang ketika berhadapan
pada suatu ungkapan biasanya tidak hadir dalam tuturan atau ujaran. Hal tersebut
memiliki formula yang serupa dengan plesetan pada umumnya. Dalam kutipan
tersebut yang menjadi kunci suatu ungkapan mengasosiasikan kepada hal lain
adalah bentuk atau makna yang sama atau berbeda. Itulah yang telah ditemui dari
beberapa poin yang telah dibahas sebelumnya.
Namun, ditemui beberapa contoh yang memiliki hubungan, tetapi tidak
tergolong ke dalam jenis-jenis plesetan yang telah dibahas sebelumnya. Itu
sebabnya dibuatlah poin ini (plesetan asosiasi). Berikut adalah beberapa contoh
plesetan yang dimaksud:
(47)Berikut ini akan disampaikan mengenai harga-harga sembako aliassembilan bahan pokok. Untuk harga susu makin hari makin menonjol.Dikarenakan susu makin menonjol, maka mengakibatkan untuk hargapisang naik turun. Sementara untuk kacang hingga kini masih menjepit.
(48)STPDN: Sekolah Tanpa Peraturan Dan Norma (perikemanusiaan)
Pada contoh (47) terdapat tiga leksem yang berpotensi berhubungan asosiasi
dengan hal lain. Leksem tersebut adalah susu, pisang, dan kacang. Pada wacana
tersebut, kata susu dirangkaikan dengan kata menonjol. Konteksnya, wacana
tersebut membicarakan harga sembilan bahan pokok. Tentu saja harusnya kata
susu bermakna 'bahan minuman yang berupa cairan atau bubuk'. Namun, karena
adanya faktor sintagmatis, yaitu kata susu yang disandingkan dengan kata
menonjol, pembaca dapat mengasosiasikan susu tersebut sebagai 'organ tubuh
yang menempel di dada'. Hubungan leksem susu dan susu dapat diterima juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebagai hubungan homonimi, hanya saja fokus pembicaraan pada poin ini adalah
asosiasinya.
Dalam wacana yang sama, muncul leksem pisang yang disandingkan dengan
frasa naik turun. Inilah yang sebenarnya menjadi inti pembicaraan mengapa
hubungan pada leksem pisang ini tidak dapat digolongkan ke dalam jenis plesetan
yang lainnya.
Kata pisang tentu saja bermakna 'jenis tanaman' atau 'jenis buah'. Namun,
dalam wacana tersebut, terdapat penggelinciran yang dilakukan penutur dengan
cara meletakkan kata pisang dengan menyandingkannya dengan frasa naik turun
dan sebelumnya telah dibahas mengenai susu. Setelah berada pada konteks
tersebut, leksem pisang dapat berasosiasi ke hal lain, yaitu bagian tubuh laki-laki
yang dianggap tabu.
Antara bagian tubuh laki-laki dengan pisang sebenarnya tidak ada hubungan .
Namun, perlu diketahui bahwa ada hubungan asosiasi pada kedua leksem tersebut.
Jika digolongkan dalam plesetan metonimi, tentu saja leksem pisang tidak
memenuhi syarat karena asosiasi pisang tidak mengacu benda yang sama,
melainkan referen lain yang memiliki bentuk serupa.
Begitu pula dengan leksem kacang pada wacana mengenai harga sembako.
Karena sebelumnya telah dibahas mengenai susu dan pisang, pembaca akan lebih
mudah menangkap bahwa pembicaraan menjurus ke arah pembicaraan tabu.
Hampir sama dengan asosiasi yang terjadi pada leksem pisang, leksem kacang
mengasosiasikan pembaca kepada organ tubuh wanita yang dianggap tabu. Tentu
saja tidak ada hubungan antara keduanya. Namun, kacang dapat menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
asosiasi bagi pembaca. Karena pisang dan kacang tidak mengacu pada referen
yang sama, itu sebabnya plesetan ini tidak dapat digolongkan dalam plesetan
metonimi.
Pada contoh (48), asosiasi muncul karena adanya penggelinciran leksem
STPDN yang dianggap merupakan singkatan dari Sekolah Tanpa Peraturan Dan
Norma (perikemanusiaan). Munculnya leksem norma (perikemanusiaan) tersebut
menyebabkan asosiasi mengarah ke kasus yang pernah dialami oleh Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), yaitu adanya kejadian yang
memakan korban jiwa atas cara senior memperlakakukan juniornya.
Secara bentuk Sekolah Tanpa Peraturan Dan Norma (perikemanusiaan) tidak
beruhungan dengan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri, tetapi pada
konteks tertenu, leksem Sekolah Tanpa Peraturan Dan Norma (perikemanusiaan)
dapat menimbulkan asosiasi mengenai kejadian seputar STPDN yang tidak hadir
dalam tuturan.
Hubungan juga terdapat pada unsur pokok pada pembentuk frasa kedua
leksem, yaitu sekolah. Kata sekolah pada Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam
Negeri dan kata sekolah pada Sekolah Tanpa Peraturan Dan Norma
(perikemanusiaan).menunjuk pada referen yang sama, yaitu bangunan atau
gedung yang digunakan untuk menuntut ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Baryadi, I. Praptomo. 2003. "Plesetan: Gejala Dekonstruksi Berbahasa?" DalamJurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis, Vol.1, No.1, Oktober 2003, hlm. 37-51.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PenerbitRineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dhianari, Ni Made. 2011. "Ragam Bahasa Kaskus". Thesis. Program Pascasarjana,Universitas Udayana, Denpasar.
Heryanto, Ariel. 1996. "Pelecehan dan Kesewenang-wenangan Berbahasa:Plesetan dalam Kajian Berbahasa dan Politik Indonesia". Dalam PELLBA9: Linguistik Lapangan. Yogyakarta: Kanisius.
Parera, Jos Daniel. 1990. Teori Semantik. Jakarta: Penerbit Erlangga
Purwanti. 2006. "Analisis Wacana Plesetan pada Kaos Dagadu Djokja (KajianPragmatik)." Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasSebelas Maret, Surakarta.
Saussure, Ferdinand de. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: GajahMada University Press
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: DutaWacana University Press.
Verhaar, J. W. M. 1998. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press
Widodo, Rachmat. 2011. "Proses Pembentukan dan Jenis-Jenis Plesetan SatuanLingual". Skripsi. Program Studi Sastra Indoensia, Universitas SanataDharma, Yogyakarta.
Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Semantik Teori danAnalisis. Surakarta: Yuma Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
JARUMSUPER Janda Rumantis Suka Pergi JARUM SUPER: _
GUDANGGARAM
Lugu, Sedang, tapi Garangdan Seram GUDANG GARAM: _
SUSUKIKATANA
Sungguh-sungguh LelakiKalem tapi mempesona SUSUKI KATANA _
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Plesetan Leksem Terucap Leksem Termaksud Hubungan
SUPERKIJANG
Suka Perempuan BerkakiPanjang SUPER KIJANG _
SUSUKIVITARA
Sungguh-sungguh LelakiVitalitasnya Tiada Tara SUSUKI VITARA _
DERAPHUKUM
Demi Rayu PerempuanHutangku Menumpuk DERAP HUKUM _
JEJAKKASUS
Jelajahi Aku Kalo SudahSiap JEJAK KASUS _
Plesetan EkspresiLeksem Terucap Leksem Termaksud HubunganLempar batu sembunyi di taman. Lempar batu sembunyi tangan _Tong gosong terbukti garing. Tong kosong berbunyi nyaring _Ing ngarsa sung tulada, ing madyambangun tresno, Cut Wuri njalukrabi.
Ing ngarsa sung tuladha, in madyamangun karsa, tut wuri handhayani _
Swedia Payung Sebelum Hujan Sedia payung sebelum hujan _"Beruang kali, aku mebcoba" (lagu) Berulang kali, aku mencoba _"Kaulah Serigalanya bagiku" (lagu) Kaulah segalanya bagiku _
Plesetan ideologiLeksem Terucap Leksem Termaksud Hubungan KeteranganMeski sedikituang, tapi penuharti.
Meski sedikit uang,tapi penuh arti.Artinya, ya miskin! +
Ide sebagai leksemterucapberhubungandengan ide leksemyang dimaksud
Kamu bakalketemu samateman lama, ...
Kamu bakal ketemusama teman lama,tentunya yang sudahmeninggal dunia.
+
Ide sebagai leksemterucapberhubungandengan ide leksemyang dimaksud
Cinta itu ibaratkentut. Artinyakalo ditahan terasasakit, tapi kalodikeluarinmalu-maluin.
Cinta itu ibaratkentut. Artinya kaloditahan terasa sakit,tapi kalo dikeluarinmalu-maluin.
+
Ide sebagai leksemterucapberhubungandengan ide leksemyang dimaksud
Keuangan: Cukup.Maksudnya,cukup susah...
Keuangan: Cukup.Maksudnya, cukupsusah... Hihihi!
+Ide sebagai leksemterucapberhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ide sebagai leksemterucapberhubungandengan ide leksemyang dimaksud
Plesetan DiskursiPlesetan HubunganCara menutup obat yang benar: Bagaimana menutup obat yangbenar dan aman? Carannya sangat mudah. Pertama-tamabuatlah undangan rapat di rumah Anda sebanyak-banyaknyauntuk dibagikan kepada tetangga, kerabat, dan sodara-sodaralainnya. Kedua ajaklah mereka rapat di rumah Anda untukmembahas tentang cara menutup obat yang benar dan aman,karena sesuai dengan anjuran dokter yang tertulis padakemasan obat yang berbunyi, "Tutuplah obat ini dengan rapat!"
+ (fonologis)
Gara-gara makin maraknya televisi swasta bermunculan, makabanyak artis Indonesia yang menggunakan namanya dengannama senjata. Diantaranya Keris Dayanti, Broery Peso Lima(alm), Tio Paku Sadewa, dan Meriam Belina.
+ (fonologis)
Dewasa ini untuk meraih popularitas banyak seorang penyanyiIndonesia yang suka menggunakan 2 nama untuk dijadikansatu. Seperti misalnya: Nia dan Niati, Ham dan ATT, serta takmau ketinggalan penyanyi yang cukup beken di kalanganremaja yaitu, Ahmad dan I.
+ (fonologis)
Masih dari dunia hiburan. Seorang pesulap handal DeddyCorbuzier, tahun lalu sempat menghebohkan warga Ibu KotaJakarta, lantaran ia berhasil menghilangkan sebuah mobil saatmendemonstrasikan sulapnya. Namun itu belum seberapadibandingkan dengan Edy Tanzil, yang hingga kini mampumenghilang dan tak kembali lagi.
+
Beras Kasihan: Sementara untuk menyiasati agar tidakterjadinya kelangkaan beras di peredaran. Maka pemerintahtelah melakukan operasi pasar, dengan menginstruksikanpedagang beras, agar penjualan beras tidak dijual perkilomelainkan per butir.
+
Pihak Pemda Jogjakarta baru-baru ini telah mengeluarkankeputusan baru, bahwasanya bagi para pelajar Jogja mulaisekarang ini dilarang menonton bioskop memakai seragamsekolah, melainkan diwajibkan memakai duit!
+
Warga Jogja baru-baru ini dihebohkan oleh adanya beritatentang Polisi Jogja yang kini telah mendapat penghargaan dariMURI alias Museum Rekor Indonesia. Adapun penghargaantersebut diterima, karena terbukti bahwa Polisi di kota Jogja
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Plesetan Hubunganternyata postur tubuhnya paling tinggi di dunia. Hal ini terbuktidengan adanya tulisan terpampang di dekat kantor-kantorPolisi yang menyebutkan: "Polisi 100 meter."Setelah diadakan lomba debat dengan para pejabat ternyatayang dinobatkan sebagai pemenang adalah atlit silat. Terbuktiselain pandai bersilat ia juga lihai bersilat lidah.
+
Nah, sekarang kalo Anda merasa terganggu dengan ulahkecoa-kecoa nakal di rumah Anda. Ada tips menarik untukmengusirnya. Caranyya mudah, tunjuk salah satu kecoa yangAnda anggap paling senior, lalu jadikan beliau sebagai 'KecoaPanitia' nya. So pasti kecoa tersebut bangga dengan jabatannya,kontan apa yang kita inginkan pasti akan disampaikan padaseluruh anggotanya. Apalagi cuma mengusir?!
- (asosiatif)
Seorang calon Atlit pembawa obor untuk PON (PekanOlahraga Nih, yee...) mendatang yang diselenggarakan di kotaPalembang, kini harus berurusan dengan pihak yang berwajibsaat melakukan latihannya. Hal ini terjadi lantaraan saatmelakukan latihan ternyata terbukti banyak rumah yangterbakar.
- (asosiatif)
Berikut ini akan disampaikan mengenai harga-harga sembakoalias sembilan bahan pokok. Untuk harga susu makin harimakin menonjol. Dikarenakan susu makin menonjol, makamengakibatkan untuk harga pisang naik turun. Sementarauntuk kacang hingga kini masih menjepit.
+
Sementara di Jogja baru saja dihebohkan dengan adanya beritabahwa Sate Terpanjang di dunia ada di kota Jogja. Maka takheran apabila salah satu warung sate di kota Jogja jugamendapat penghargaan dari MURI atau Museum RekorIndonesia. Hal ini juga terbukti dengan adanya tulisan yangterpampang di dekat warung sate tersebut, yang menyebutkan:"Sate 50 meter."
+
Jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandungminyak. Misalnya, Minyak Tanah, Minyak Wangi, MinyakGoreng, apalagi Minyak Jinggo. Ho-oh, tho!
+
Hindari makan-makanan yang pedas-pedas. Seperti misalnya,soto... campur koyok, terus bakso campur rheumason, dll. +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Plesetan Leksem Terucap Leksem Termaksud Jenis HubunganMakna
Keuangan: Cukup. Maksudnya, cukup susah... Hihihi! cukup cukup susah antonimiKeuangan: Lumayan. Maksudnya, lumayan bokek...Hek!
lumayan lumayan bokek antonimi
Beras Kasihan: Sementara untuk menyiasati agar tidakterjadinya kelangkaan beras di peredaran. Makapemerintah telah melakukan operasi pasar, denganmenginstruksikan pedagang beras, agar penjualan berastidak dijual perkilo melainkan per butir.
kilo butir antonimihierarkial
Masih dari dunia hiburan. Seorang pesulap handalDeddy Corbuzier, tahun lalu sempat menghebohkanwarga Ibu Kota Jakarta, lantaran ia berhasilmenghilangkan sebuah mobil saat mendemonstrasikansulapnya. Namun itu belum seberapa dibandingkandengan Edy Tanzil, yang hingga kini mampu menghilangdan tak kembali lagi.
menghilang menghilangkan antonimi khas
Meski sedikit uang, tapi penuh arti. Artinya, ya miskin! Penuh arti Artinya, ya miskin! antonimiDewasa ini untuk meraih popularitas banyak seorangpenyanyi Indonesia yang suka menggunakan 2 namauntuk dijadikan satu. Seperti misalnya: Nia dan Niati,Ham dan ATT, serta tak mau ketinggalan penyanyi yangcukup beken di kalangan remaja yaitu, Ahmad dan I.
Nia dan Niati Nia Daniati homofoni
Ham dan ATT Hamdan ATT homofoni
Ahmad dan I Ahmad Dani homofoni
Gara-gara makin maraknya televisi swasta bermunculan,maka banyak artis Indonesia yang menggunakannamanya dengan nama senjata. Diantaranya Keris
Keris Dayanti Krisdayanti homofoniBroery Peso Lima Broery Peso Lima homonimiTio Paku Sadewa Tio Paku Sadewa homonimi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Plesetan Leksem Terucap Leksem Termaksud Jenis HubunganMakna
Dayanti, Broery Peso Lima (alm), Tio Paku Sadewa, danMeriam Belina.
Meriam Belina Meriam Belina homografi
Cara menutup obat yang benar: Bagaimana menutupobat yang benar dan aman? Carannya sangat mudah.Pertama-tama buatlah undangan rapat di rumah Andasebanyak-banyaknya untuk dibagikan kepada tetangga,kerabat, dan sodara-sodara lainnya. Kedua ajaklahmereka rapat di rumah Anda untuk membahas tentangcara menutup obat yang benar dan aman, karena sesuaidengan anjuran dokter yang tertulis pada kemasan obatyang berbunyi, "Tutuplah obat ini dengan rapat!"
rapat (sidang) rapat (derap) homonimi
Makanan yang paling seram? Terancam terancam (sayur) terancam (mendapatancaman)
homonimi
Ikan yang pinter masak? Koki koki 'ikan' koki 'juru masak' homonimiIkan yang kalo dipencet berhenti? Pause pause paus homofoniBuah apa yang selalu melambai-lambai? Buah dada Buah dada buah polisemiSetelah diadakan lomba debat dengan para pejabatternyata yang dinobatkan sebagai pemenang adalah atlitsilat. Terbukti selain pandai bersilat ia juga lihai bersilatlidah
silat lidah silat polisemi
Pihak Pemda Jogjakarta baru-baru ini telahmengeluarkan keputusan baru, bahwasanya bagi parapelajar Jogja mulai sekarang ini dilarang menontonbioskop memakai seragam sekolah, melainkandiwajibkan memakai duit!
memakai(mengenakan)
memakai(menggunakan)
polisemi
Tabrakan Medali: Tabrakan segitiga yang terjadi di JalanTol Jagorawi kemaren, antara mobil angkot, sedan dan
7 tewas, 4 perak, 3perunggu
Keadaan korbantabrakan/jenis-jenis
hiponimi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Plesetan Leksem Terucap Leksem Termaksud Jenis HubunganMakna
metromini cukup banyak memakan korban. Diantaranya:7 Tewas, 4 Perak dan 3 Perunggu
medali
Hindari makan-makanan yang pedas-pedas. Sepertimisalnya, soto... campur koyok, terus bakso campurrheumason, dll.
Soto campur koyok,bakso campurrheumason
Makanan yangbersifat pedas
hiponimi
Jangan terlalu banyak makan makanan yangmengandung minyak. Misalnya, Minyak Tanah, MinyakWangi, Minyak Goreng, apalagi Minyak Jinggo. Ho-oh,tho!
Minyak Tanah,Minyak Wangi,Minyak Goreng,apalagi MinyakJinggo. Ho-oh, tho!
Jenis-jenis minyakyang berbahaya bagikesehatan
hiponimi
Banyak penyanyi kondang Indonesia yangmembubuhkan merk kendaraan baik di depan maupun dibelakang namanya untuk meraih popularitasnya.Misalnya, Atik CB, Nicky Astrea, dan Titik Vespa.
Atik CB, NickyAstrea, dan TitikVespa.
Honda CB, Astrea,Vespa
hiponimi
Andaikata celana Anda terkena noda, so pasti akanmengurangi penampilan Anda. Nah, untukmenghilangkan noda pada celana Anda sangatlah mudahuntuk mengantisipasinya. Pertama-tama, rendamlahcelana Anda pada air hangat selama 15 menit. Keduaperas dan jemurlah di depan pagar rumah Anda selama24 jam. Dijamin sebelum 24 jam, noda yang menempelpada celana Anda akan hilang seketika, berikutcelananya.
noda noda besertacelananya
metonimia
Warga Jogja baru-baru ini dihebohkan oleh adanya beritatentang Polisi Jogja yang kini telah mendapatpenghargaan dari MURI alias Museum Rekor Indonesia.Adapun penghargaan tersebut diterima, karena terbukti
Polisi 100 meter Papan kantor polisiyang memuat tulisan"polisi 100 meter"
metonimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Plesetan Leksem Terucap Leksem Termaksud Jenis HubunganMakna
bahwa Polisi di kota Jogja ternyata postur tubuhnyapaling tinggi di dunia. Hal ini terbukti dengan adanyatulisan terpampang di dekat kantor-kantor Polisi yangmenyebutkan: "Polisi 100 meter."Sementara di Jogja baru saja dihebohkan dengan adanyaberita bahwa Sate Terpanjang di dunia ada di kota Jogja.Maka tak heran apabila salah satu warung sate di kotaJogja juga mendapat penghargaan dari MURI atauMuseum Rekor Indonesia. Hal ini juga terbukti denganadanya tulisan yang terpampang di dekat warung satetersebut, yang menyebutkan: "Sate 50 meter."
Sate 50 meter Spanduk atau papanyang memuat tulisan"sate 50 meter"
metonimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI