BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis maupun bersifat mikroskopis yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern. Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya serta hubungan cahaya dengan benda-benda lainnya, sedangkan alat optik merupakan alat yang bekerja 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang banyak digunakan
sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala
alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi dan fenomena atau
kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis maupun bersifat mikroskopis yang
berkaitan dengan perubahan zat atau energi.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh
indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika dan
gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern.
Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya serta hubungan cahaya
dengan benda-benda lainnya, sedangkan alat optik merupakan alat yang bekerja
berdasarkan prinsip cahaya (Nurachmandani, 2009:121). Setiap manusia memiliki
alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata merupakan bagian dari
panca indra yang berfungsi untuk melihat. Mata manusia mampu melihat fenomena-
fenomena alam yang indah dan unik, salah satunya adalah fenomena fatamorgana.
Fatamorgana adalah salah satu bentuk ilusi optik yang sangat unik dan
kompleks yang seperti halnya ilusi optik lainnya. Fatamorgana merupakan sebuah
fenomena yang terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir dan aspal. Pada
umumnya fatamorgana yang sering kita jumpai menyerupai seperti genangan air
1
pada suhu tertentu yang berada dipermukaan jalan, jenis fatamorgana ini disebut
fatamorgana inferior.
Fatamorgana inferior terjadi ketika suhu dipermukaan jalan lebih tinggi
dibandingkan suhu di udara, sehingga bayangan terbentuk tepat di bawah objek
aslinya. Menurut Bhatnagar (2006:106), mengemukakan “ Ketika fatamorgana
terlihat di bawah posisi objek aslinya disebut fatamorgana inferior”.
Pada keadaan tertentu fatamorgana dapat menghasilkan bayangan yang
berbeda dibandingkan fatamorgana pada umumnya, di mana bayangan tidak terlihat
di bawah objek aslinya melainkan bisa dilihat di atas atau di samping dari benda
sehingga terlihat seolah-olah seperti melihat halusinasi pada keadaan yang jarang
terlihat pada kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
timbul pertanyaan bagaimanakah terjadinya peristiwa fatamorgana yang bayangan
dihasilkan tidak di bawah objek benda aslinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah dengan judul “Jenis-Jenis
Fatamorgana dan Proses Terjadinya“
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penulisan ini adalah bagaimana proses terjadinya fatamorgana yang ditinjau
dari jenisnya?
2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian rumusan masalah dan latar belakang di
atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas
bagaimana proses terjadinya fatamorgana yang ditinjau dari
jenisnya..
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk
menambah wawasan pembaca mengenai penyebab dan proses terjadinya
fatamorgana yang ditinjau dari berbagai jenis.
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Fatamorgana
Fatamorgana adalah sebutan kepada hal yang bersifat khayal yang tidak
mungkin dapat dicapai. Hal ini diambil dari gejala optis pada suatu permukaan yang
sangat panas yang tampak mengkilat seperti pemukaan air. Menurut Hartono (2007:
90), “Fatamorgana yaitu ilusi optik akibat pembiasan sinar matahari oleh udara
dengan tingkat kerapatannya berbeda”.
Fatamorgana sudah menjadi bagian dari cerita-cerita petualangan di padang
pasir, yaitu dimana seseorang yang tersesat, kelelahan, kelaparan dan kehausan
melihat di kejauhan ada genangan air, akan tetapi setelah didekati genangan air itu
menghilang. Pada cerita-cerita demikian dikesankan bahwa penglihatan orang itu
sebagai penglihatan khayal, atau halusinasi orang yang kelelahan. Akan tetapi tidak
demikian halnya, kejadian-kejadian itu benar ada dan bisa dialami oleh orang yang
segar bugar.
Fatamorgana biasanya berupa genangan air di tengah padang pasir atau
dipermukaan jalan beraspal yang terkena panas terik matahari. Ketika sinar matahari
menengenainya, maka terjadi perubahan suhu pada permukaan aspal sehingga
kerapatan udaranya menjadi renggang. Dengan adanya perubahan kerapatan udara
maka terjadi perbedaan indeks bias antara udara dipermukaan aspal dengan udara
disekitarnya.
4
2.2 Jenis-jenis Fatamorgana
Ditinjau dari posisi bayangannya, fatamorgana dibendakan menjadi 3 jenis,
diantaranya:
a. Fatamorgana inferior
Fatamorgana inferior merupakan jenis dari fatamorgana yang paling umum
terjadi dan dapat dilihat oleh semua orang. Saat terjadi fatamorgana inferior, sebuah
objek terlihat seperti sebuah genangan air di bawah objek yang sebenarnya dalam
keadaan terbalik, hal ini dapat terjadi karena ketika tanah atau aspal yang sangat
panas, panas akan diradiasikan keluar dari dalam tanah dan memanaskan udara yang
berada tepat di atasnya. Fatamorgana inferior dapat dilihat seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 2.1 Fatamorgana inferiorhttp://25.media.tumblr.com/tumblr_lyonobuXLT1qfqcw0o1_1280.jpg
Ketika udara menjadi panas, maka indeks bias udara akan lebih kecil dari
indeks bias udara dingin. Menurut Giancoli (2006: 292), “Udara panas lebih tipis
dari udara sejuk, sehingga indeks bias sedikit lebih rendah di udara yang panas”.