BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutka n bahwa “Ist ila h komunik asi atau baha sa Inggris communication berasal dari kata Latin Communicatio , dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna” (Effendy, 2005:9). Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Hal tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatifapabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Komunik asi antarmanusia hanya dapat terjadi apabila ada seseorang yang menyampai kan pesan kepada ora ng lain denga n tujua n tert ent u. Ar ti nya, komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber pesan, media, penerima , dan efek. Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mengemukakan komunikasi adalah “Suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pa da gil iran nya aka n tiba pada saling peng erti an yang mend alam” (Ca ngar a, 1998:19). 28
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
Berdasarkan pengertian di atas, Cangara menspesifikasikan hakikat suatu
hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi atau pesan, di mana ia
menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam
menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu
proses komunikasi. Komunikasi tidak akan berjalan apabila hanya dilakukan oleh
satu orang, tetapi lebih efektifnya, dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2.2 Komunikasi Pemerintahan
Komunikasi pemerintahan menurut Erliana Hasan dalam bukunya
Komunikasi Pemerintahan, adalah:
“Penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakatdalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini pemerintah dapatdiasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan,
namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat” (Hasan, 2005:95).
Dalam kondisi tersebut, berarti pemerintah memiliki kewenangan
sekaligus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan untuk merespon
keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah sebagai pihak pertama, berada di tingkat pusat dan daerah
berperan sebagai stakeholders utama dari e-Government. Peranan pemerintah
dalam konsorsium (pengusaha yang mengadakan usaha bersama) terkait adalah
sebagai pihak yang menentukan tujuan, kebijakan, standar, dan pola kerja sama
dari segala yang berkaitan dengan perencanaan, penerapan, dan pengembangan
konsep e-Government . Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk
29
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
membentuk sebuah lingkungan yang kondusif agar implementasi sistem e-
Government dapat terlaksana dengan baik.
2.3 Komunikasi Media
B. Aubrey Fisher mengemukakan komunikasi media atau komunikasi
bermedia sebagai berikut:
“Komunikasi bermedia dibedakan menjadi dua hal yaitu komunikasi
interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal adalahkontak tatap muka itu memungkinkan adanya hubungan langsung diantara
para komunikator. Komunikasi massa adalah adanya suatu perantaraansuatu harian, majalah, buku, pesawat televisi, dan lain sebagainya
penerima antara sumber dengan penerima meniadakan pencapaianhubungan tersebut. Sebagai konsekuensinya, sumber pesan tetap tinggalsebagai sebuah sumber dan si penerima” (Fisher, 1986:170).
Fisher menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dan komunikasi
massa merupakan proses fenomenal yang berlainan secara fundamental. Hal
tersebut, disebabkan karena tidak terbaginya kombinasi peran sumber atau
penerima sebagaimana yang dilakukan dalam keadaan perorangan. Pendapat
Fisher tidak sejalan dengan Erliana Hasan, dimana ia mengemukakan bahwa
komunikasi mempunyai proses yang dinamakan dengan proses komunikasi
media. Proses komunikasi media menurut Erliana Hasan adalah “Proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang (bahasa) sebagai
media pertama (Hasan, 2005:33).
Adapun unsur-unsur dalam proses komunikasi media menurut Effendy
dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , sebagai
berikut:
30
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
1. Sender (komunikator)Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.2. Encoding (penyandian)Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.3. Message (pesan)Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yangdisampaikan oleh komunikator.4. MediaSaluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepadakomunikan.5. Decoding (pengkodean)
Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.6. Receiver (komunikan)Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.7. Response (tanggapan)Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.8. Feedback (umpan balik)Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan ataudisampaikan kepada komunikator.9. Noise (gangguan)
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagaiakibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
(Effendy, 2005:18-19).
Proses komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam interaksi,
komunikator menyandi suatu pesan kemudian menyampaikannya kepada
komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut. Kondisi yang
demikian, komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder . Karena
komunikasi antarpersona bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberi
reaksi terhadap komunikasi tersebut kembali menjadi encoder dan komunikator
menjadi decoder . Secara kongkrit dapat dijelaskan bahwa selama komunikasi
berlangsung antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi akan terjadi
31
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
apabila disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya, lebih mudah
mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang.
3. Kekuatan
Kekuatan menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu
Sosiologi adalah:
“Kepercayaan diri yang harus dimiliki seseorang komunikator jika ia ingin
mempengaruhi orang lain. Kekuatan sebagai kekuasaan di mana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan olehorang yang memiliki kekuasaan. Misalnya kepala kantor kepada
bawahannya” (Cangara, 1998:91).
Hal di atas, mengemukakan bahwa kekuatan memudahkan komunikan
menerima pendapat dari orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan tidak
selamanya menjadi prasyarat bagi seseorang komunikator yang menginginkan
kesuksesan, tetapi minimal, komunikator harus memiliki kepercayaan dan daya
tarik. Kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan daya tarik sangat
ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk berempati. Komunikator memiliki
kemampuan untuk memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain.
2.3.2 Penyandian
Penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 2005:13). Komunikator
menyandi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini, berarti
komunikator memformulasikan pikiran atau perasaan ke dalam lambang (bahasa)
yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan, kemudian, komunikan
36
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
mengawasandi pesan dari komunikator itu. Penafsiran lambang yang mengandung
pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Proses
tersebut, komunikator berfungsi sebagai penyandi dan komunikan berfungsi
sebagai pengawasandi.
2.3.3 Pesan
Pesan menurut B. Aubrey Fisher dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi
adalah:
“Pikiran atau ide pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neourophysiological ) dari sumber/penerima dan setelah penyandianterjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalamrangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yangterpantulkan (secara visual). Alat pengalihan sandi pada sumber/penerimamentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata
petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi dalam bentuk energi
fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi, itu merupakanseperangkat isyarat ( signal ) fisik” (Fisher, 1986:365).
Fisher mengemukakan pesan dalam bentuk mekanistis yang
ditransformasikan pada titik-titik atau saat-saat penyandian dan pengalihan sandi.
Sehingga, pesan itu sendiri merupakan pikiran atau ide pada suatu tempat. Hal ini,
berbeda dengan pesan yang dikemukakan Hafied Cangara sebagai berikut:
“Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yangdisampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengancara tatap muka atau melalui media komunikasi. (isinya dapat berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasaInggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atauinformation)” (Cangara, 1998:23).
Cangara mengemukakan pesan dalam proses komunikasi. Proses
komunikasi tersebut, tidak terlepas dari simbol dan kode, karena pesan yang
37
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
dikirim komunikator kepada komunikan terdiri atas rangkaian simbol dan kode.
Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala
alam yang ada di sekitarnya. Kemampuan manusia menciptakan simbol-simbol
membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam
berkomunikasi. Pesan tersebut berbentuk mulai dari simbol yang sederhana
seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk
sinyal-sinyal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, TV, telegram,
telex, dan satelit.
Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang
dipengaruhi oleh kondisi budaya yang berkembang pada suatu masyarakat.
Adapun kode-kode simbol sebagai berikut:
1. Semua kode memiliki unsur nyata
2. Semua kode memiliki arti3. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya4. Semua kode memiliki fungsi5. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-
saluran komunikasi lainnya.(Cangara, 1998:95)
Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kode verbal
(bahasa) dan kode nonverbal (isyarat) (Cangara, 1998:95).
1. Kode Verbal
Kode verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa. Bahasa dapat
didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara bersturktur sehingga
menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa menurut Hafied
Cangara memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
38
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
Setelah mengemukakan penjelasan tersebut, maka terdapat cara
penggunaan kode dalam penyusunan pesan, diantaranya penyusunan pesan
bersifat informatif yang dikemukakan oleh Hafied Cangara sebagai berikut:
1. Space order (pesan berdasarkan kondisi ruang) yaitu penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional,nasional, dan daerah.
2. Time order (pesan berdasarkan waktu) penyusunan pesan berdasarkanwaktu atau periode yang disusun secara kronologis.
3. Deductive order (pesan bersifat umum ke khusus) yaitu penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.
4. Inductive order (pesan bersifat khusus ke umum) penyusunan pesanyang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang
bersifat umum.(Cangara, 1998:111)
Model penyusunan pesan bersifat informatif tersebut, lebih banyak
ditujukan kepada perluasan wawasan dan kesadaran penerima pesan. Prosesnya
lebih banyak percampuran, penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak
menggunakan istilah-istilah yang kurang terkenal di kalangan penerima pesan
atau komunikan.
2.3.4 Media
Media menurut Effendy adalah “Saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dan komunikator kepada komunikan” (Effendy, 2005:18). Pendapat Effendi
ini sejalan dengan Cangara yang menempatkan media sebagai sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Adapun media menurut Cangara adalah
“Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima
(Cangara, 1998:23). Media dalam komunikasi terdiri dari 2 macam, yaitu media
cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku,
42
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
1. Innovator (pembaharu) adalah orang yang menyukai perubahandengan berani melakukan uji coba yang penuh risiko.
2. Early adopter (penerima dini) maksudnya orang yang pertama kalimenerima ide-ide baru dari pembaharu.
3. Early majority ( penerima mayoritas cepat) adalah orang-orang yangtergolong sebagai penerima pesan-pesan atau ide-ide baru sebelumrata-rata anggota lainnya menerima ide tersebut.
4. Late majority (penerima moyoritas lambat) adalah orang-orang yangmenerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerimanyalebih awal.
5. Laggard (pengikut) adalah orang-orang yang tergolong penerima
terakhir dari sistem sosial yang ada.(Cangara, 1998:142)
Golongan pembaharu sangat terbuka pada dunia luar, serta memiliki
pengetahuan teknis pada bidang-bidang tertentu. Golongan pembaharu tersebut,
kadangkala mengalami ketidakcocokan dengan lingkunganya, sehingga berusaha
untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Rata-rata para pembaharu ini tergolong
berusia muda.
Golongan penerima dini berintegrasi dengan sistem sosial yang ada.
Sistem sosial yang dimaksud adalah golongan yang ada di sekitarnya yang
berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungannya. Golongan penerima
dini tersebut, menjadi tempat bertanya dan diminta pertimbangan dari orang-orang
yang ada disekitarnya.
Penerima mayoritas cepat tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi
anggota biasa yang dekat dengan jaringan pimpinan yang menerima
pembaharuan. Penerima mayoritas cepat menjadi penghubung antara penerima
dini dengan penerima lambat. Mereka termasuk golongan yang mempunyai waktu
46
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
Umpan balik dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Umpan
balik bersifat positif menunjukkan respons atau tanggapan yang menyenangkan,
artinya komunikasi dapat dilanjutkan. Umpan balik bersifat negatif artinya
tanggapan kurang menyenagkan dan komunikasi dapat dihentikan atau tidak perlu
dilanjutkan.
2.3.9 Hambatan
Komunikasi dapat terlihat sangat sederhana, namun untuk mendapatkan
komunikasi yang efektif seringkali terdapat banyak hambatan, walaupun faktor
situasi dan kondisi turut berperan. Komunikasi sebagai proses interaksi, maka
faktor manusia memainkan peran yang sangat penting dalam pencapaian
komunikasi yang efektif. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya
komunikasi yang efektif menurut Erliana Hasan dalam bukunya Komunikasi
Pemerintahan tahun 2005 adalah:
1. Perbedaan latar belakang:a. Perbedaan persepsi
b. Perbedaan pengalaman dan latar belakangc. Sikap praduga/stereotip2. Faktor bahasa:a. Perbedaan arti kata
b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentuc. Komunikasi non verbal
3. Sikap pada waktu berkomunikasi; hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapatmenghambat komunikasi tersebut antara lain:a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar
b. Mengadakan penilaian terhadap pembicarac. Sibuk mempersiapkan jawaband. Bukan pendengar yang baik e. Pengaruh faktor emosif. Kurang percaya dirig. Gaya/cara bicara dan nada suara4. Faktor lingkungan: faktor tempat dan faktor
situasi/waktu
48
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
Pengertian interkoneksi menurut Sistem Informasi Manajemen Daerah dan
Etalase Kabupaten Subang (www.subang.go.id) adalah saluran komunikasi yang
hanya dilakukan antar dinas, badan, lembaga di Kabupaten Subang saja. Namun,
saat ini hanya 5 SKPD yang memiliki program interkoneksi data. Diantaranya,
Badan Perencanaan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pusat
Statistik, serta Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Data sebagai bahan dari informasi yang dirumuskan sebagai sekelompok
lambang-lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal
lain. Data menurut Teguh Wahyono dalam bukunya Sistem Informasi Konsep
Dasar, Analisis Desain, dan Implementasi adalah:
“Data adalah bahan baku informasi yang didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kualitas, tindakan, benda, dansebagainya. Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis data” (Wahyono, 2004:2).
Jadi data berhubungan dengan informasi dan data belum menunjukkan
sesuatu yang bisa dipahami karena harus diproses terlebih dahulu. Data tersebut
dapat berbentuk suara, bunyi-bunyian, simbol-simbol, sinyal, gambar, dan
sebagainya. Informasi merupakan sarana untuk pengambilan keputusan dan
sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya.
Selain itu, informasi berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang, maupun masa depan, sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data
yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya, sesuatu
kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya, kenyataan
atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan