BAB tV. PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH A. Seiar?h Lahirnva Pendidikan Muhammadivah. Jauh sebelum Muhammadiyah didirikan, kampung Kauman (perkampungan di Yogyakarta, tempat Muhammadiyah didirikan) kondisi pendidikan masyarakat berjalan dengan sistem pesantren. Secara teknis, pondoklah yang mempertemukan murid dan kyai dalam sistem pendidikan. Sedangkan mengaji, merupakan metode belajar ala pesantren, dimana santri membaca kitab, menghafal al-Qur'an atau lafal do'a secara bergitiran a /dihadapan kyai. Materi yang diberikan khusus mengenai agama lslam.l Gambaran pesantren yang terisolatif, kerapkali dipicu oleh sistem kelembagaan yang terlalu bergantung selera kyai. Disamping kurikulum yang bersifat sempit, terdiri atas mata pelajaran yang meliputi segi-segi kepercayaan, syaiat, akhlak, tasawuf, dan masalah ibadat lainnya, dan tidak diajarkan mata pelajaran umum (sekule{. Dengan cirinya yang khas pesantren ada dalam tawanan tradisinya dan tidak peka terhadap masalah zaman yang menyodorkan masalah baru. lKondisi yang demikian tidak saja menggambarkan kampung Kauman, namun kondisi masyarakat lndonesia pada umumnya. Lihat dalam Ahmad Adaby Darban, Sejarah Kauman: Menguak ldentitas Kampung Muhammadiyah, (Yogyakarta: Tarawang, 2000), hal. 82 4q digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Embed
Jauh di - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/14518/7/Bab 4.pdf · 54 Kemunculan sekolah Kyai terkesan aneh, karena pada pendidikan tradisional tidak dikenal ilmu pengetahuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB tV.
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
A. Seiar?h Lahirnva Pendidikan Muhammadivah.
Jauh sebelum Muhammadiyah didirikan, kampung Kauman
(perkampungan di Yogyakarta, tempat Muhammadiyah didirikan) kondisi
pendidikan masyarakat berjalan dengan sistem pesantren. Secara teknis,
pondoklah yang mempertemukan murid dan kyai dalam sistem pendidikan.
Sedangkan mengaji, merupakan metode belajar ala pesantren, dimana santri
membaca kitab, menghafal al-Qur'an atau lafal do'a secara bergitiran
a/dihadapan kyai. Materi yang diberikan khusus mengenai agama lslam.l
Gambaran pesantren yang terisolatif, kerapkali dipicu oleh sistem
kelembagaan yang terlalu bergantung selera kyai. Disamping kurikulum yang
bersifat sempit, terdiri atas mata pelajaran yang meliputi segi-segi
kepercayaan, syaiat, akhlak, tasawuf, dan masalah ibadat lainnya, dan tidak
diajarkan mata pelajaran umum (sekule{. Dengan cirinya yang khas
pesantren ada dalam tawanan tradisinya dan tidak peka terhadap masalah
zaman yang menyodorkan masalah baru.
lKondisi yang demikian tidak saja menggambarkan kampung Kauman, namunkondisi masyarakat lndonesia pada umumnya. Lihat dalam Ahmad Adaby Darban, SejarahKauman: Menguak ldentitas Kampung Muhammadiyah, (Yogyakarta: Tarawang, 2000), hal.82
cara penyelenggaraannya. sedangkan terhadap sistem pendidikan
pemerintah kolonial, Muhammadiyah menyelenggarakan sekolah-sekolah
sejenis dengan menambahkan mata pelajaran agama ke dalam
kurikulumnya.5
Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, mulai menonjol pada
tahun 1913, tepatnya di kampung Kauman berdiri Sekolah Kyai (sekolah
yang diadakan oleh kyai). Pendirian sekolah ini terkesan kontroversial
dibandingkan dengan pola yang berlaku saat itu, baik itu menyangkut
pemakaian nama sekolah yang masih asing bagi masyarakat Kauman,
peralatan, ataupun metode yang dipakai menyamai sekolah Belanda,
memakai bangku dan papan tulis dan dipelajarinya ilmu pengetahuan umum'
Adanya Sekolah Kyai menimbulkan reaksi dari para ulama dan
masyarakat Kauman yang belum sepaham dengan gerakan pembaharuan
lslam yang dilakukan Muhammadiyah. Mereka mengecam bahwa usaha
pendidikan tersebut menjauhkan orang dari ajaran lslam dan memakai cara
orang kafrr Belanda.6'
utbid, hal. 68€9.6;;;; pendidikan KH. Ahmad Dahlan yang'keluar" dari tradisi pesantren, dan
jauh dari ya-ng biasanya dipraktekkan oleh kebanyakan para Kyai, tidak jarang orang yang'OerseOerang"I., Oengannya menentang dengan mengecam $lrwa usaha pendidikan yang
dilakukan 1iU. nnmaO OinUn menlauhkan orang dari ajaran lslam dan memakai cara-cara
kolonial Belanda. Bahkan tidak iarang sebutJn kafr, dialamatkan kepala KH Ahmad
o"nr"n selanjutnya baca Ahmad Adaby Darban, sejarah Kauman: ...-. op. clt, hal' 43
yang diagamakan oleh para pemeluknya. Untuk memasyarakatkan gagasan
pembaharuan lslam, Muhammadiyah menggunakan forum pengajian,
ceramah, dan pendidikan. Pada awalnya Muhammadiyah bergerak lewat
pendidikan dengan mengadopsi model Barat. Melalui metode pendidikan
model Barat yang mempelaiari pengetahuan umum, warga Muhammadiyah
lebih rasional dalam menghadapi masalah, dan tidak begitu saja mengikuti
apa yang diucapkan oleh pemimpinnya.ll
Dasar pendidikan Muhammadiyah ialah lslam yang bersumber pada
al-Qu/an dan Sunnah. Pendidikan watak dan penghayatan lslam murni
merupakan karakter pendidikan Muhammadiyah.l2 Karenanya keberadaan
sekolah Muhammadiyah berfungsi sebagai alat sosialisasi ideologi
Muhammadiyah. Sekaligus keberadaannya diharapkan dapat mempengaruhi
cara berfikir anak didik dan masyarakat terhadap Muhammadiyah sebagai
t'sekedar mengilustrasikan perbedaan pendidikan Muhammadiyah dan NaMlatul
Ulama, awal ketika KH, Ahmad Dahlan menggagas pendidikan Muhammadiyah, sebagian
besar para Kyai tradisonal menghukumi "haram'terhadap metode pendidikan seperti yang
dipraktekkan oleh kolonial Belanda, yang dipraktekkan Muhammadiyah. Hal ini didasarkanpada penafsiran terhadap sabda Nabi: "Barang siapa menyerupaisesuafu kaum maka ia'1masiX1
golongan mereka". Karena Belanda dinilai "kafir'', maka secara otomatis melakukan
ipa yang dilatiukan oleh orang kafir, inkluding orang kafir. Hal lain yang membedakannya
dengan Muhammadiyah adalah sikap warga yang taqlid kepada kyai. Artinya apa yang
diucapkan kyainya dipercaya dan dilaksanakan begitu saja tanpa proses berpikir dan
unsur lama yang tetap dipertahankan adalah lslam sebagai dasar,
sedangkan yang baru adalah teknik penyelenggaraannya yang banyak
mengambil dari sistem Barat. Dengan didirikannya pendidikan yang
menggabungkan tradisi pesantren dan Barat, dengan sendirinya
Muhammadiyah dapat mencapai dua tujuan: menyelenggarakan pendidikan
umum yang diperlukan bangsanya dan sec€lra leluasa dapat
menyelenggarakan pendidikan agama.
Jika diperhatikan lebih jauh maka pendidikan yang diselenggarakan
Muhammadiyah mempunyai konsekwensi yang berlipat ganda' Peftama,
menambahkan kesadaran nasional bangsa lndonesia melalui ajaran lslam.
Kedua, melalui sekolah Muhammadiyah gagasan pembaharuan lslam Secara
luas dapat disebarkan. Ketiga, mempromosikan ilmu kegunaan (practical
knowtedge) dari ilrnu pengetahuan modem.2o ' '4
shabir, Pembaharuan ....., dalam Din syamsuddin, (Ed.), Muhammadiyah ..-.. op. cit' ha[
225-2i6" Lihat iuga Ahmad Adaby Darban, Seiarah Kauman: ..... Op. Crf., hal. 106 .-_- _- *K;raitJr penOidikan Muhammadiyah adalah terpadunya pembinaan iman dan
penyesuaian diri dengan perubahan sosial, keseimbangan antara cita dan landasan'feniOupan beragamJ dengan kesadaran akan tuntutan perkembangan ,zaman'Op"raiion"fisasi iari pengeribangan karakteristik dijabarkan dalam wuiud kelembagaan,
organisasi, kurikuler, riset dan pengembangan. Lihat dalam Sukamto, Pendidikan
Uiia**iAiyah Menyongsong eia lndustri, dalam lmron Nasri, A. Hasan Kunio
(Fenyuntingi, A Srpriar I Op Cit., hal. 4142. Lihat juga A. Jainuri, Muhammadiyah .-..-
Permulaan abad ke-20, produk dari dua sistem pendidikan yang
berbeda (pesantren-tradisional dan Barat-modem) memperlihatkan
perbedaannya dalam kegiatan sosial seperti dalam berbicara, berpakaian
dan cara berfikir. Melihat kenyataan seperti itu, KH. Ahmad Dahlan (pendiri
Muhammadiyah) bertekad memperbaharui bidang pendidikan. Pembaharuan
yang dimaksud adalah perubahan dengan menciptakan bentuk baru yang
berwujud nilai batin dan cara atau teknik baru dalam lingkungan pendidikan
dan pengajaran yang tetap memenuhi tuntutan zaman dengan dasar pada
pedoman yang tetap dari prinsip ajaran lslam.
Pembaharuan segi cita-cita yang dimaksudkan KH. Ahmad Dahlan
ialah ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama,
luas pandangan, paham masalah ilmu keduniaan, dan bersedia berjuang
untuk kemajuan masyarakatnya. Adapun teknik, adalah tebih banyak
berhubu ngan dengan cara-cara penyelenggaraan pengajaran. 21
2lMeski Muhammadiyah telah menangani dunia pendidikan terhitung sejak tahun
19'12, namun perumusan tujuannya mulai disusun pertama kali pada tahun 1936. Demikianjuga ketika Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo 1969 menerima prasaran pedoman pokok
pendidikan Muhammadiyah yang intinya adalah menggiring anak lndonesia menjadi manusia
muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat.
Sedangkan target yang ingin dicapai setiap lulusan pendidikan Muharnmadiyah adalah
memili[i akidah yang benar, akhlak yang mulia, cerdas, terampil, dan pengabdian
masyarakat. Lihat dalam Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan
Muiammadiyah datam Perspe0if Perubahan Sosla/, (Jakarta: BumiAksara, 1990), hat- 113.
Baca juga Muslich Shabir, Pembaharuan .....Op.Cff., hal. 222. Baca juga Malik Fadjar'
tvtencii- Dasar F/osofis Pendidikan lstam Sebuah Tinjauan Terhadap Pendidikan
Kemuhammadiyahan dan Al-tstam, dalam lmron Nasri, A. Hasan Kunio (Penyunting), Di