BAB III
26
BAB II
JARINGAN IKAT
Jaringan ikat atau jaringan penyambung bertanggung jawab untuk
memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai suatu
fungsi mekanis. Mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi
memghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada akhirnya
memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan jaringan lain
(epitel, saraf dan otot). Jaringan penyambung terutama berfungsi
melalui komponen ekstra selnya.
Gambar.2.1 Jaringan ikat beserta komponen-komponen
penyusunnya
Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderem dengan
beberapa pengecualian misalnya jaringan ikat pada sistem saraf
seperti neuroglia berasal dari ektoderm embrional. Ciri khas
jaringan ikat adalah mempunyai komponen seluler yang sedikit bila
dibandingkan dengan substansi interselulernya. Dipandang dari segi
komposisi struktural, jaringan penyambung dibagi menjadi dua
komponen yaitu sel dan matriks ekstra sel. Matriks ekstra sel,
terdiri atas (i) serabut-serabut protein, (ii) zat dasar amorf, dan
(iii) cairan jaringan. Cairan jaringan terutama terdiri atas air
dan zat-zat terlarut. Di dalam matriks ekstra sel terdapat
jenis-jenis sel khusus jaringan penyambung (lihat gambar 2.1)A.
FUNGSI JARINGAN PENYAMBUNG
Jaringan penyambung dapat berfungsi sebagai penyokong, pengikat,
pengisi, pembungkus, penyimpanan, pertahanan, perbaikan,
transportasi dan nutrisi pada berbagai jenis hewan.
1. Penyokong, Pengikat, dan Pengisi
Jaringan epitel, jaringan otot dan jaringan saraf satu sama
lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung. Selain itu jaringan
penyambung mengisi ruang-ruang diantara sel-sel. Tendo atau urat
merupakan jaringan penyambung yang menyokong atau menghubungkan
antara jaringan otot dan tulang.
2. Pembungkus
Jaringan ikat membungkus jaringan lain, biasanya merupakan
bentuk selaput atau kapsul yang mengelilingi organ tubuh misalnya
kapsula dan ginjal dan meninges yang membungkus otak.
3. Penyimpanan
Berbagai jenis lipida yang penting sebagai cadangan makanan
disimpan dalam bentuk adipose yang kaya dengan glikosaminoglikan.
Jaringan ikat kendur berfungsi sebagai penyimpanan cadangan air dan
elektrolit, terutama ion Na+. Sepertiga bagian protein plasma tubuh
disimpan dalam ruang-ruang intraseluler jaringan ikat.
4. Pertahanan
Peranan jaringan peyambung dalam pertahanan tergantung pada
komponen selulernya. Jaringan penyambung mengandung sel-sel
fagositik yang disebut makrofag yang mampu memakan
partikel-partikel dan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Sel
plasma menghasilkan protein khusus yang disebut antibody. Antibody
penting untuk pertahanan tubuh. Selain itu komponen matriks
jaringan penyambung merupakan suatu rintangan fisik yang
menghalangi penyebaran mikroorgansime yang menembus rintangan
epitel. Sel-sel limfosit dapat melintasi kapiler darah dengan cara
diapedisis dan berperan dalam perondaan tubuh.
5. Perbaikan (Reparasi)
Kemampuan regenerasi jarigan ikat yang tinggi dapat dengan mudah
memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan(luka). Luka pada
jaringan yang selnya tidak mampu membelah diri lagi akan diisi oleh
jaringan ikat dan membentuk parutan.
6. Transportasi
Ada hubungan yang erat antara kapiler darah, pembuluh darah dan
jaringan ikat. Kedua pembuluh ini selalu dihubungkan oleh jaringan
penyambung yang membantu membawa nutrisi dari pembuluh darah ke
jaringan yang lain.
7. Nutrisi
Matriks jaringan penyambung berfungsi sebagai media dimana
nutrien dan sampah metabolisme dipertukarkan diantara sel-sel dan
suplai darah yang mengandung zat-zat gizi.
B. KOMPONEN JARINGAN IKAT
1. Komponen Seluler
a. Fibroblast
Fibroblast memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasma yang tidak
teratur, inti bulat telur, besar, kromatin halus, dan memiliki
nukleulus yang jelas. Di dalam sitoplasma, terdapat R.E granuler
dan badan golgi yang berkembang dengan baik.
Gambar 2.2 Fibroblas (kanan) dan Fibrosit (kiri)
Fibroblast adalah sel yang paling sering ditemukan dan paling
penting dalam jaringan ikat. Fibroblast berfungsi untuk mensintesis
matriks ekstraseluler seperti serabut kolagen, serabut elastis dan
zat-zat amorf. Selain itu ia berperan mengikat matriks
ekstraseluler untuk membentuk jaringan dan mempercepat penyembuhan
luka.
Bentuk fibroblast bervariasi. Pada jaringan ikat padat teratur.
Fibroblast tampak berbentuk fusiformis diantara serabut-serabut
jaringan. Pada jaringan ikat longgar dijumpai berbentuk bintang
atau stellata sebagai akibat serabut-serabut jaringan ikat yang
tidak teratur. Fibroblast yang dewasa disebut fibrosit.
Fungsi biologik fibroblast adalah berdifferensiasi untuk
mensintesis dan mensekresikan matriks ekstraseluler. Sintesis dan
sekresi fibroblast mencakup kolagen, fibronektin, glikoprotein dan
proteoglikan. Fibroblast membantu mensintesis glikokonyugat
ekstraseluler. Fibroblast memiliki banyak mikrofilamen aktin serta
mikrotubul.
b. Makrofag
Dibedakan berdasarkan kesanggupannya yang besar untuk
berpinositosis dan fagositosis, bukan dengan sifat-sifat
morfologinya, sebab bentuknya berubah-ubah sesuai dengan keadaan
fungsional dan lokasinya. Makrofag memiliki kemampuan untuk
mengembara dengan gerakan amoeboid.
Diameter makrofag berkisar 20 nm, nucleus satu dengan satu
lekukan yang jelas, banyak mengandung butir eukromatin. Sitoplasma
mengandung banyak vakuola fagositik dan lisosom primer. Fusi
diantara keduanya membentuk fagosom.
Makrofag bekerja sebagai fagosit dan tersebar di seluruh bagian
tubuh, mas hidup yang panjang serta berhubungan dengan sistem
fagosit monokuler seperti : stem cell sumsum tulang belakang.
Monosit dalam darah perifer, monoblast dalam sumsum tulang,
histosit dalam jaringan ikat. Sel kuffer dalam sinusoid hati,
makrofag alveolar dalam cairan serosa tubuh, mikroglia di dalam
susunan saraf pusat, dan osteoklas di dalam sel tulang.
Gambar 2. 3 Makrofag, L = lisosom sekunder, Nu= nukleulus
Fungsi biologis makrofag meliputi (i) fungsi fagositik non
spesifik misalnya sel makrofag alveolar yang terdapat di paru-paru
dan berperan memfagositosis asap rokok, polusi industri, debu dan
sebagainya (ii) fungsi fagositik spesifik, dilakukan oleh sel
makrofag yang memiliki reseptor permukaan sel yang mengenal residu
protein dan karbohidrat tertentu dari dinding sel bakteri.
Fagositosis spesifik terjadi melalui cara opsinasi dan sel memori.
Opinisiasi yaitu proses dimana membran sel mikroorganisme dilapisi
oleh imunoglobin dan reseptor sel mengenal molekul imunoglobin
tersebut. Sel memori suatu prose fagositik dimana bakteri yang
memasuki tubuh menimbulkan respon imun karena sifat permukaan
selnya dikenal sebagai benda asing, (iii) makrofag juga bersifat
kemotaksis yaitu meningkatkan gradiensi konsentrasi sistem
komplemen tertentu pada tempat peradangan, dan meningkatkan sel
fagositik pada tempat peradangan.
c. Sel Plasma
Sel plasma terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalam jaringan
ikat, namun mereka banyak dijumpai pada tempat-tempat yang mudah
dan sering ditembus bakteri dan protein asing misalnya mukosa
usus.
Sel plasma merupakan sel-sel yang besar, berbentuk bulat telur
dan mengandung banyak retikulum endoplasma kasar. Inti berbentuk
speris dan mengandung heterokromatin padat dan kasar.
Gambar 2.4 Ilustrasi sebuah sel plasma
Sel plasma berfungsi untuk sintesis antibody. Setiap antibody
disintesis khas untuk satu anti gen yang menyababkan produksi
antibody yang bereaksi dengannya. Proses sintesis antibody terjadi
oleh adanya hubungan seluler antara makrofag yang memfagosit
antigen dengan sel plasma. Oleh sebab itu makrofag disebut sebagai
penyaji antigen (lihat gambar 2).
Dari gambar 2 menunjukkan bahwa makrofag yang telah memfagosit
benda asing akan (i) menginduksi munculnya sel plasma yang
membentuk antiobodi khas terhadap benda asing tersebut, dan (ii)
mengeluarkan zat yang mengandung informasi mengenai benda asing
tersebut kepada sel plasma sehingga sel plasma membentuk antibody
khas terhadap benda asing tersebut.
d. Mast Cell
Sitoplasmanya mengandung butir-butir kromatin. Bentuk selnya
bulat, inti bulat dan terdapat di tengah, banyak dijumpai pada
lamina propria di bawah mukosa epitel dari organ-organ visera.
Permukaan mast cell mengandung reseptor khusus untuk IgE, sejenis
imunoglobulin yang dihasilkan oleh selaput plasma. Mast cell dapat
melepaskan zat antikoagulan yaitu heparin. Selain itu juga
menghasilkan histamin yang dapat menyebabkan kontraksi otot polos,
dilatasi kapiler serta meningkatkan permiabilitas. Selain itu
menghasilkan ECF.A (Eosinofil Chemotactic Factor of Anaphylaxis)
dan SRS. A (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis) pada kondisi
tertentu.
Mast cell berfungsi mengikat IgE, dan berperan dalam reaksi
alergi, menarik eosinofil dan menyebabkan kontraksi otot polos.
e. Sel Lemak
Umum dijumpai pada jaringan ikat areolar, dapat sendiri-sendiri
atau berkelompok. Bila kelompok sel-sel tersebut besar, maka ia
akan membentuk suatu jaringan yang disebut jaringan lemak atau
jaringan adipose. Biasanya dijumpai pada bagian hypodermis
kulit.
(a) (b)
Gambar 2.5 Sel-sel lemak pada jaringan adiposaf. Leukosit
Salah satunya adalah jaringan limfosit. Limfosit ada yang
berumur panjang hingga beberapa bulan disebut limfosit T, dan ada
yang berumur pendek disebut limfosit B. limfosit T berperan dalam
reaksi imun sedangkan limfosit B menghasilkan sel plasma yang dapat
membentuk antibody sesuai dengan antigen.
Eosinofil merupakan jenis leukosit yang sitoplasmanya banyak
mengandung granula (lisosom). Inti sel biasanya berlobus dua.
Basofil adalah bentuk leukosit yang mengandung granula dengan
komposisi dan fungsi sama dengan mast cell.
Gambar 2.6. Beberapa jenis sel darah putih
g. Kromatofor (sel pigmen)
Kromatofor pada mamalia umumnya jarang dijumpai. Namun demikian
ia dapat dijumpai pada selaput pigmen pada mata, dan lapisandermis
pada kulit. Sel ini memiliki juluran sitoplasma yang
panjang-panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir
pigmen. Bila pigmen yang dikandungnya berwarna, misalnya melanin,
maka selnya disebut melanofor, bila pigmennya berwarna perak
disebut guanofor, bila warna merah disebut eritrofor, dan bila
warna kuning disebut lipofor.
Sel-sel jaringan ikat berkembang dari sel-sel mesenkim, misalnya
menajdi mast sel, sel-sel endotel, dan sel lemak (gambar 1. 6)
Gambar 2.6. Perkembangan sel-sel jaringan ikat
2. Serabut Jaringan Ikat
Ada tiga jenis serabut jaringan ikat yaitu serabut kolagen,
serabut elastik, dan serabut retikuler. Ketiga jenis serabut
tersebut didistribusi secara seimbang diantara berbagai jenis
jaringan penyambung.
a. Serabut Kolagen
Merupakan serabut yang paling banyak dijumpai dalam jaringan
ikat. Dalam keadaan segar berupa benang-benang yang tidak berwarna.
Tetapi bila terdapat dalam jumlah besar, ia tampak berwarna putih
misalnya pada tendon. Serabut kolagen juga dapat dijumpai pada
mesenterium dan terlihat sebagai struktur panjang silindris yang
berliku-liku dan memiliki garis-garis lngituginal. Diameter serabut
kolagen berkisar 1 20 (m. terdiri atas fibril-fibril yang lebih
halus dengan diameter berkisar 0,2 0,5 (m. dilihat dengan mikroskop
cahaya, serabut kolagen berwarna merah dengan pewarnaan eosin, dan
biru dengan pewarnaan trikom Mallory, dan hijau dengan pewarnaan
trikom Massom.
b. Serabut Elastik
Serabut elastik mudah dibedakan dari serabut kolagen, sebab
serabut elastik lebih tipis dan tidak memiliki garis-garis
longituginal. Selain itu serabut elastik bercabang-cabang dan satu
sama lainnya bersatu membentuk suatu jaringan yang tidak teratur.
Dalam keadaan segar dan dalam jumlah yang banyak tampak berwarna
kuning.
c. Serabut Retikuler
Serabut retikuler sangat halus dengan diameter kurang lebih sama
dengan fibril pada kolagen, dan terutama dijumpai pada organ-organ
hematopoietik misalnya lien, nodus limpatikus dan sumsum tulang
merah.
Gambar 2.7 Serabut pada jaringan ikat longgar
C. PEMBAGIAN JARINGAN PENYAMBUNG
Pembagian jaringan penyambung adalah sebagai berikut :
1. Jaringan ikat sesungguhnya
a. Jaringan ikat longgar = J.i. jarang = J.i areolar
b. Jaringan ikat padat
1) Jaringan adipodsa
2) Jaringan ikat padat tidak teratur
2. Jaringan ikat dengan sifat-sifat khusus
a. Jaringan adipose atau jaringan lemak
b. Jaringan retikuler
c. Jaringan hematopoietik
3. Jaringan ikat khusus atau jaringan penyokong
a. Tulang rawan
b. Tulang
1. Jaringan Ikat Areolar
Sering disebut sebagai jaringan ikat longgar. Jaringan ikat
longgar mengisi ruang diantara serabut dan sarung otot, menyokong
jaringan epitel. Dan membentuk suatu lapisan yang mengelilingi
pembuluh limfe dan pembuluh darah. Jaringan penyambung longgar
terutama dijumpai pada lapisan papilla dermis, di dalam hypodermis,
di dalam lapisan serosa kavum peritoneum dan pleura dan di dalam
kelenjar serta kavum peritoneum dan pleura dan di dalam kelenjar
serta membran mukosa (membran lembab yang melapisi organ berongga)
yang
Gambar 7. Jaringan Ikat Longgar
Ciri khas jaringan ikat longgar adalah (i) elemen-elemen
selulernya terletak berjauhan oleh substansi intrasel, (ii)
substansi dasar amorf merupakan unsur pembentuk substansi intrasel
utama. Komponen-komponen jaringan ikat longgar meliputi (i)
elemen-elemen seluler berupa fibrosit, sel mast, makrofag, leukosit
dan sebagainya (ii) serabut intra sel atau serat, ekstra seluler
meliputi serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikuler.
(iii) elemen intrasel atau substansi dasar amorf atau substansi
ekstra seluler terutama berupa proteoglikan dan glikoprotein.
Ada dua tipe jaringan ikat areolar yaitu (i) jaringan ikat
gelatinosa dan (ii) jaringan ikat embrional. Jaringan ikat
gelatinosa yaitu jaringan ikat longgar dimana substansi
estraselulernya menyerupai sel. Matriks antar selnya disebut
matriks gelatinosa. Pada jaringan ikat ini terdapat banyak ruang
intermolekuler yang berisi cairan jaringan. Fungsi ruang
intermolekuler dan cairan jaringan adalah (i) memperlancar diffusi
oksigen dan makanan dari kapiler di dalam jaringan ikat kepada
sel-sel, (ii) meningkatkan diffusi efektif produksi tambahan
metabolic dari arah yang berlawanan. Jaringan ikat gelatinosa
terdapat pada funikulus umbilikalis. Di sini jaringan ikat selain
berfungsi seperti disebutkan di atas, juga berperan sebagai
bantalan untuk mencegah terjepitnya pembuluh darah yang terapit di
dalam funikulus umbilikus.
Gambar 8. Jaringan ikat embrional
2. Jaringan Ikat Padat
Memiliki komponen-komponen yang kurang lebih sama dengan
jaringan ikat longgar, tetapi unsur serabutnya lebih dominan.
Jaringan ikat padat memiliki jumlah sel yang lebih sedikit dari
pada jaringan ikat longgar. Fibroblas merupakan elemen seluler yang
paling banyak. Jaringan ikat padat kurang fleksibel, namun sangat
resisten terhadap stress.
Berdasarkan orientasi serabut-serabut penyusunnya, jaringan ikat
padat terdiri atas dua tipe yaitu (i) jaringan ikat padat teratur
dan (ii) jaringan ikat padat dan tidak teratur. Jaringan ikat padat
teratur mengandung serbaut0-serabut dengan orientasi yang teratur.
Berdasarkan jenis serabut dominan yang menyusunnya, maka jaringan
ikat padat teratur dibagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan ikat
padat kolagen, dan (ii) jaringan ikat padat elastin.
Jaringan ikat padat kolagen mempunyai serabut kolagen yang
dominan dan berjalan secara. Dijumpai antara lain pada tendon, dan
ligemantum.
Gambar 8. Tendon
Tendon merupaka serabut kolagen yang berhimpitan padat dan
berjalan secara paralel dengan deretan inti fibrosit. Yang terjepit
diantaranya. Pada tendon sel-sel fibriosit, merupakan sel yang
menghasilkan serabut kolagen. Diantara berkas serabut-serabut
kolagen terdapat pembuluh darah. Namun masih jarang terlihat.
Sejumlah tendon dibungkus oleh selubung yaitu pada tempat adanya
gesekan tulang atau benda lain. Pada dasarnya selubung tendon
terdiri atas dua lapisan yaitu (i) lapisan luar berupa tabung yang
terdiri atas jaringan ikat yang melekat pada jaringan di
sekitarnya, (ii) lapisan dalam yang langsung membungkus tendon dan
melekat padanya. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat celah
sempit yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai peredam
getaran. Permukaan dalam selubung luar dan permukaan luar selubung
dalam tidak dilapisi oleh sel-sel secara utuh dan
Gambar 10. jaringan ikat padat tidak tertur
hanya terdiri atas serabut kolagen sehingga permukaannya licin
dan dapat saling bergesekan.
Ligamen merupakan jaringan ikat padat teratur yang mengandung
serabut kolagen yang mengikat tulang dan sendi, terdiri atas
berkas-berkas serabut intersel yang bergabung padat dengan deretan
fibrosit yang terjepit diantaranya. Serabut longituginal pada
kebanyakan ligamentum adalah serabut kolagen, namun diantaranya
terdapat serabut kolagen yang lebih halus dan sejumlah serabut
elastis.
Jaringan ikat padat elastis merupakan jaringan ikat padat
teratur yang terdiri atas berkas-berkas serabut elastis yang tebal
dan berjalan sejajar, dan diantara setiap berkas tersebut terdapat
(i) sedikit anyaman jaringan ikat longgar, (ii) fibroblast muda
yang mirip dengan fibroblast pada tendon, dan sedikit serabut
kolagen.
Banyaknya serabut elastis menyebabkan jaringan ini berwarna
kuning dan memiliki elatisitas yang besar. Tipe jaringan ini jarang
ditemukan, namun biasanya dijumpai pada ligamen elastis seperti
ligamen suspensorium penis, dan ligamen kuning pada kolumna
vertebrae.
D. JARINGAN ADIPOSA
Jaringan adiposa merupakan jaringan ikat dengan sifat yang
khusus, terdiri atas sel-sel lemak yang disebut sel-sel adiposity
yang menonjol. Sel-sel ini dapat ditemukan senti-sendiri atau
berkelompok-kelompok kecil di dalam jaringan ikat itu sendiri,
tetapi sebagian besar ditemukan di dalam jaringan adipose yang
tersebar di seluruh tubuh. Jaringan adipose penting sebagai suatu
tempat penyimpanan lipida yang merupakan sumber energi bagi
tubuh.
E. JARINGAN RETIKULER
Merupakan jaringan ikat dengan sifat khusus yang hanya terdapat
pada limfa, limfonodus, matriks tulang dan pembuluh darah hati.
Jaringan retikuler terdiri atas sel-sel retikuler dan
serabut-serabut retikuler yang disintesis oleh sel-sel retikuler.
Oleh sebab itu jaringan retikuler dijumpai pada organ yang
menghasilkan sel-sel darah, dan ia berfungsi sebagai kerangka yang
menyokong sel-sel bebas yang ditemukan di dalam organ tersebut.
Sel-sel retikuler memiliki tonjolan sitoplasma yang panjang, inti
bulat, besar dengan benang-benang kromatin yang halus. Nucleoli
satu atau dua.
19PAGE