Jaringan Akses FiberJaringan akses fiber atau Optical Access
Network atau yang lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan
Lokal Akses Fiber), merupakan suatu solusi strategis bagi jaringan
pelanggan namun sangat sensitif terhadap jenis teknologi.
Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila diterapkan
secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun
pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi
sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan,
efektifitas investasi serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru.
Teknologi Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang
berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk
diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya
dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang
dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive
Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid
Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan
dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan
teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial. Pemilihan
teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara
lain :y y y y y y y
Jenis jasa dan kapasitas. Kemudahan O&M. Konfigurasi dan
kehandalan sistem (reliability). Kompatibilitas antarmuka dan
sesuai standard (compatibility). Tidak mudah usang dan dijamin
produksinya. Biaya efektif. Tahapan pembangunan dan pengembangan
dari teknologi JARLOKAF
Fiber-Copper Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan
oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak
digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi
JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut
berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1.
No Teknologi Konfigurasi Dasar Tipe Jenis Keterangan Jasa 1. DLC
Konevensional DLC generasi baru (NG DLC) atau Flexible Multipexer
2. PONy y
Point to point Point to point
y IS-A y IS-A y IS-B y IS-A y IS-B y DS
Telah banyak digunakan di dunia. Relatif baru dan belum banyak
digunakan. Mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1994.
y y
Point to multipoint Percabangan sinyal optik pasif
3. AON
Point to multipoint melalui perangkat percabangan sinyal optik
aktif
y y
IS-A IS-B
Dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan.
Tabel 1. Teknologi sistem JARLOKAF Ada pun PON dan DLC tersebut
sudah banyak diimplementasikan. Dari kapasitasnya, PON mau pun DLC
mempunyai perbedaan seperti pada tabel 2. JARLOKAF Type Kapasitas
Perangkat Di lokasi sentral PON I II III IV V DLC I II III IV 800
800 800 800 800 120 240 480 1920 Di lokasi pelanggan 4 16 30 60 120
120 240 480 8 Mbps 34 Mbps 34 Mbps Berbeda Setiap Pabrikan Bit
rate
1920 140 Mbps Tabel 2. Kapasitas sistem JARLOKAF
Fiber-Coax Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang
unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling
bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk
jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan
layanan menuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi
yang lain digunakan jaringan kabel serat optik dengan kemampuan
sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan
teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang
baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL
(Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL
(Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Very high-data
Digital Subscriber Line). Konfigurasi jaringan dari headend sampai
dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik.
Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi
modulatordemodulator dan sebagai antar muka. Fungsi
modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air
TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN (Public
Switched Telephone Network), dan komunikasi data. Pada beberapa
referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai
maksud yang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface
Unit), CIU dengan CTU (Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah
CNU (Coaxial Network Unit). Penamaan istilah ini tergantung dari
produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perlu
adanya standarisasi dalam penamaannya.
Media yang digunakan dari headend sampai dengan fiber node
adalah kabel serat optik, sebagai jaringan backbone. Sementara
jaringan kabel koaksial dimulai dari titik fiber node sampai dengan
terminal CUI, BIU atau MDU. Termasuk didalamnya sistem pencatuan
perangkat, tapper dan amplifier. Perangkat CIU (Customer Unit
Interface) digunakan untuk daerah residensial/perumahan, BIU
(Business Interface Unit) untuk gedung perkantoran dan MDU
(Multiple Dwelling Unit) pada apartemen/flat. Layanan Sistem DLC
banyak digunakan bagi pelanggan yang terkumpul di gedung tinggi.
Pemilihan sistem DLC basic atau primary disesuaikan dengan
perkiraan pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan pertimbangan
investasi. Sistem PON dapat digunakan bagi pelanggan terkumpul
digedung tinggi maupun pelanggan tersebar di rumah-rumah tunggal
dan akan semakin ekonomis bila digunakan juga untuk menyalurkan
jasa TV kabel (CATV) dan jasa pita lebar lainnya. Hal ini ditempuh
dengan cara instalasi co-located yaitu menggunakan kabel serat
optik dan perangkat catu daya yang sama. Layanan POTS Payphone
Saluran sewa analog ISDN BRA ISDN PRA Saluran sewa
PON DLC
Saluran sewa digital 64 kbit/s
-
N x 64 kbit/s Saluran sewa 2 Mbit/s CATV
Tabel 3. Perbandingan layanan DLC dan PON
Transmisi Baik PON, DLC, maupun teknologi jarlokaf lainnya
menggunakan suatu teknik transmisi. Teknologi transmisi jasa
interaktif pita sempit pada JARLOKAF ditunjukkan pada tabel 4.
Skema Transmisi Space Division Multiplexing (SDM) Wave Division
Skema Transmisi Dua Arah Simpleks Jumlah Serat Optik Panjang
Gelombang Keterangan
2 (dua) 1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima 1 (satu)y
Sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat optik yang
berbeda. Sinyal kirim dan sinyal
Dipleks
1550 nm sinyal
Multiplexing (WDM)y
kirim 1310 nm sinyal terima 1310/1550 + x nm sinyal kirim 1310/
1550 - x nm sinyal terima
terima dikirim pada waktu yang bersamaan tetapi menggunakan
panjang gelombang yang berbeda
y
y
Time Compression Multiplexing (TCM)
Sinyal kirim dan sinyal terima di-kirm pada waktu yang berbeda
dan bergantian Tabel 4. Teknologi transmisi jasa interaktif pita
sempit
Dupleks
1 (satu) 1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima
Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral
lokal (STO) yang digunakan adalah :y y y
Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
Antarmuka digital 2 Mbps V5.2.
Konfigurasi antarmuka V5.x ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1.
Konfigurasi antarmuka V5.2 Keterangan:y y y y
Ia = Titik referensi disisi LE Ib = titik referensi disisi AN
QLE = Titik referensi TMN disisi LE QAN = Titik referensi TMN
disisi AN
Modus Aplikasi Sistem JARLOKAF paling sedikit memiliki 2 (dua)
buah perangkat opto-elektronik yaitu 1 (satu) perangkat
opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu) perangkat di sisi
pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan
letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur JARLOKAF
berbeda pula yaitu:
Fiber To The Zone (FTTZ)TKO terletak di suatu tempat diluar
bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga
beberapa
kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang
letaknya jauh dari sentral atau bila infrastruktur duct pada arah
yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan
dengan kabel tembaga. Arsitektur FTTZ dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Arsitektur FTTZ
Fiber To The Curb (FTTC)TKO terletak di suatu tempat diluar
bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih
kecil (e 120 SST). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat
diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu
area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau
bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi
pelanggan jasa hiburan. Arsitektur FTTC dapat dilihat pada gambar
3. Gambar 2.3 Arsitektur FTTC
Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan
biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga
dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
indoor atau IKR. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di
gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di
apartemen. Arsitektur FTTB dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4
Arsitektur FTTB Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di dalam
rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga indor atau IKR hingga beberapa puluh meter.
Arsitektur FTTH dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Arsitektur
FTTH
Penerapan ERP pada Layanan Jaringan Akses Pelanggan di Kantor
Telkom (Soal 1)Dalam rencana transformasi organisasi Telkom dimasa
yang akan datang, Telkom bertekad untuk dapat menjadi customer
centric organization, dimana fokus utamanya adalah memberikan
layanan terbaik dan customized kepada para pelanggannya. Dalam
menentukan strategi aplikasi Telkom, maka diperlukan sudut pandang
baru yaitu merencanakan strategi untuk memposisikan pelanggan pada
tempat yang utama. Dalam pandangan customer centric, sistem
aplikasi bukanlah sekedar perangkat lunak yang digunakan untuk
mengotomasikan serangkaian proses bisnis, akan tetapi
aplikasi-aplikasi tersebut merupakan sarana untuk menjembatani
Telkom dan pelanggan untuk berinteraksi. Sehubungan dengan hal
tersebut, pengembangan aplikasi customer centric didasarkan pada
Enhanced Telecommunications Operation Map (eTOM) Business Process
Framework.
Telkom mempunyai banyak sekali aplikasi yang digunakan yang
mayoritas adalah software yang dikembangkan oleh internal Telkom.
Software ini dikembangkan oleh masing-masing fungsi dan unit secara
terpisah. Tantangan implementasi sistem yang berasal dari sistem
yang berbeda-beda tersebut biasanya terletak pada (OLS 2002) : 1.
2. 3. 4. 5. Integrasi dan kompabilitas data Menjaga kemulusan
workflow antar sistem Kesulitan dalam ekstraksi dan pengumpulan
data untuk keperluan data warehouse Kesulitan ekstraksi data untuk
keperluan laporan Sulit menilai efektivitas dan kinerja
sistem-sistem tersebut
ERP adalah solusi untuk mengatasi tantangan integrasi tersebut.
ERP menyediakan kerangka kerja untuk integrasi sistem melalui
kontrol integrasi dan kompabilitas data serta kebutuhan penelusuran
dari hulu ke hilir.
Secara umum proses Layanan Jaringan Akses Pelanggan di kantor
Telkom dapat digambarkan dalam model value chain seperti pada
gambar diatas. aktivitas pada value chain didasari oleh filosofi
bahwa keuntungan (profit) yang didapat sangat ditentukan oleh
sejauh mana perusahaan dapat melakukan penghematan dan meningkatkan
nilai produk pada semua rantai proses bisnis yang terjadi. Dari
analisa value chain ini maka akan muncul kebutuhan aplikasi yang
akan diintegrasikan dalam sistem ERP. Permasalahan mengintegrasikan
sebuah sistem tidak hanya terletak pada masalah teknis seprti
struktur database, konversi data maupun interaksi antar program,
tetapi juga permasalahan non teknis seperti perbedaan bisnis
proses, penetapan standar hingga perbedaan persepsi. Aplikasi yang
berupa modul-modul ERP yang akan dibuat, adalah : Inbound Logistic
: 1) Aplikasi Manajemen stock material pelanggan 2) Aplikasi
Pengelolaan demand calon pelanggan
3) Aplikasi Pengelolaan terminal pelanggan 4) Aplikasi
Pengelolaan kartu perdana flexi Operation : 1) Aplikasi Material
and Capacity Planning 2) Aplikasi Cost Management 3) Aplikasi NMS
(network management systems) 4) Aplikasi Pengelolaan interkoneksi
jaringan 5) Aplikasi Testing and Measuring Network 6) Aplikasi
Quality Management Outbound Logistic : 1) Aplikasi distribusi kartu
perdana sesuai wilayah 2) Aplikasi distribusi pesawat flexi home 3)
Aplikasi distribusi antena WLL sesuai BTS 4) Aplikasi distribusi
modem pelanggan siap pasang Sistem Penjualan dan Marketing : 1)
Aplikasi Master data management 2) Aplikasi Order management 3)
Aplikasi Warehouse management 4) Aplikasi Shipping 5) Aplikasi
Billing 6) Aplikasi Pricing (diskon) 7) Aplkasi Sales support 8)
Aplikasi Pengelolaan advertising & promosi Service 1) Aplikasi
pengelolaan komunitas 2) Aplikasi Service Level Guarantee 3)
Aplikasi pengelolaan informasi layanan 4) Aplikasi Pengelolaan
Instalasi Jaringan pelanggan 5) Aplikasi Pengelolaan Repair 6)
Aplikasi Pengelolaan upgrade jaringan dan perangkat Dari analisa
yang dilakukan maka terdapat 28 aplikasi dimana ada 4 aplikasi
untuk proses inbound logistic, 6 aplikasi operasi, 4 aplikasi untuk
outbound logistic, 8 aplikasi untuk sales & marketing, dan 6
aplikasi untuk service. Aplikasi ini harus bisa mengintegrasikan
seluruh fungsi, seluruh area dalam organisasi dan seluruh platform
kedalam sebuah sistem ERP. Analisa value chain diperlukan untuk
mengefektifkan proses bisnis dan mengefisienkan biaya. Disetiap
titik value chain kita akan meneukan peluang bisnis yang bisa kita
kembangkan untuk masa depan.
Jaringan Lokal Akses Fiber OptikSelama ini fiber hanya dipakai
untuk transmisi antar sentral, sebagai jaringan backbone, dan
digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai dikembangkanlah
suatu jaringan local bahkan sampai ke terminal pelanggan dengan
media fiber. Sistem transmisi fiber optik yang digunakan pada
jaringan local tersebut dinamakan Jaringan Lokal Akses Fiber
(Jarlokaf).
Jarlokaf merupakan sebuah solusi strategis bagi jaringan akses
pelanggan. Namun, ketepatan dalam segi perencanaan dan operasional,
serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan
akan sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi, perawatan,
efektivitas investasi, serta kemudahan pengembangan jaringan dan
layanan jasa. Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu narrowband dan broadband.
Narrowband, dengan transmisi kurang dari 2 Mbps, mampu memberikan
layanan voice (telepon). Broadband, dengan transmisi diatas 2 Mbps,
dapat memberikan layanan yang lebih beragam seperti voice, data,
dan citra, baik diam maupun bergerak. Arsitektur Jaringan Fiber
Optik Secara Umum Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah
perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di
sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan.
Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya
disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti
batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai
lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.
Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan
biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB
dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan
akses tembaga.
Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak di suatu tempat di luar
bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan
dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa
kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK
Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar
bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai
pengganti KP.
Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Dari
gambar dibawah ini keberadaan kabel tembaga dapat dihilangkan sama
sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam menyediakan bandwidth
yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi. Teknologi Jaringan
Fiber Optik Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang
berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk
diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya
dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang
dangan baik antara lain:
DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan
AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON
dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan
copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang
terintegrasi dengan coaxial.
Jenis konfigurasi dasar yang dimiliki antara DLC dan PON/AON
mempunyai perbedaan dimana pada DLC konfigurasi dasarnya point to
point, berbeda dengan PON/AON yang berkonfigurasi point to
multipoint yaitu hubungan dari titik ke banyak titik. Untuk layanan
DLC sendiri masih terbatas dan belum mampu mensupport transmisi
data dengan high bit rate. Teknologi AON menggunakan spliter aktif
yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau biasa disebut active
splitter (AS). ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan
informasi dari dan ke OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan
kapasitas sebagai multiplexer/demultiplexer serta sebagai
intermediate regenerator (penguat), sehingga spliter pada AON
bersifat aktif. Adapun perbedaan lainnya adalah pada tipe jenis
jasa yang diberikan oleh masing-masing teknologi
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa
kriteria antara lain : 1. Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan
O&M. 3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). 4.
Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). 5.
Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. 6. Biaya efektif. 7.
Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.
Terdapat teknologi yang digunakan untuk mentransmisikan jasa
interaktif yang merupakan layanan telekomunikasi dua arah. Pada
Space Division Multiplexing (SDM) skema transmisinya disebut
Simplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat
optik yang berbeda sehingga dibutuhkan dua buah serat optik, tetapi
panjang gelombang yang digunakan cukup satu. Kemudian pada
Wavelength Division Multiplexing (WDM) skema transmisinya disebut
Full-Duplex, yaitu digunakannya panjang gelombang yang berbeda
untuk sinyal kirim dan sinyal terima, sehingga proses sinyal dapat
dilakukan secara bersamaan dalam satu serat optik. Teknologi
multiplex yang lainnya adalah Time Division Multiplexing (TDM).
Skema transmisi dari TDM disebut Half-Duplex, yaitu sinyal kirim
dan sinyal terima dikirim pada waktu yang berbeda secara
bergantian, sehingga dapat menggunakan panjang gelombang yang sama
dan hanya membutuhkan satu serat optik.
JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK
JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK (JARLOKAF) 3.1.Pengertian
Jarlokaf Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) merupakan
suatu teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media
transmisi dalam sistem telekomunikasi. Salah satu jenisnya adalah
jaringan Digital Loop Carrier (DLC), yaitu suatu sistem JARLOKAF
dengan hubungan point to point tanpa melewati percabangan, hanya
menggunakan komponen sambungan (splice) dan konektor. Teknologi ini
memberikan keuntungan berupa peningkatan kemampuan
banyak-nya/kapasitas satuan sambungan layanan. Casa Grande Estate
sebagai salah satu barometer perumahan hunian modern di Yogyakarta
dituntut untuk menyediakan layanan yang maju, cepat, mudah, dan
unggul dalam segala bidang, yang salah satunya adalah adanya
layanan telekomunikasi yang bekualitas tinggi. Teknologi yang umum
digunakan adalah dengan menggunakan materi tembaga (cooper) yang
dapat mengantarkan tranmisi sinyal berupa pulsa elektronik. Namun
ini sangat terbatas dalam jumlah , kualitas serta jarak tempuhnya.
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan kabel coaxial maupun
kabel tembaga , fiberoptik lebih banyak digunakan dalam saluran
backbone. Sistem yang digunakan dalam fiberoptik hamper sama dengan
yang digunakan dalam system tembaga . perbedaannya adalah dalam
penggunaan pulsa cahaya untuk menghantarkan informasi data
(teknologi tembaga menggunakan pulsa elektronik). Dalam system
fiber optic , dikenal istilah transmitter , yaitu perangkat yang
menjadi tampat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke
fiber optic. Informasi data berupa pulsa elektronik yang telah
diterima oleh transmitter ini, kemudian diproses dan diterjemahkan
menjadi informasi yang sama , tapi dalam bentuk pulsa cahaya.
Transmitter biasanya menggunakan Light Emitting Diode (LED) atau
Injection Laser Diode ( ILD ) dalam proses penerjemahan ini . Ada 3
jenis kabel fiber optik yang biasa digunakan yaitu : Single Mode
,Multimode dan Plastic Optical Fiber , yang berfungsi sebagai
penunjuk cahaya dari ujung kabel ke ujung kabel lainnya . kemudian
, dari transmitter berlanjut ke receiner , yang berfungsi untuk
mengubah pelsa elektronik ke cahaya dan senaliknya , dalam bentuk
Light Emiting Diode ataupun laser . Kabel Fiber Optik Single Mode
merupakan fiber glass tunggal yang dapat mengantarkan data sampia
10 mikrometer , memiliki satu jenis transmisi yang dapat
mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk
jarak jauh , dan membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spectrum
yang lebih kecil . Kemampuan kabel jenis single mode dalam
mengantarkan transmisi adalah 50 kali lebih cepat dari kabel jenis
multimode , karena memeiliki core yang lebih kecil sehingga dapat
menghilangkan setiap distorsi dan pulsa cahaya yang tumpah tindih .
Kabel Fiber Optik Multimode terbuat dari fiber glass dengan
diameter lebih besar, yaitu 50 100 mikrometer yang dapat
mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk
jarak menengah . Apabila jarak yang ditempuh lebih dari 300
kaki,akan terjadi distorsi sinyal pada sisi penerima yang
mengakibatkan transmisi data menjadi tidak akurat . Sedangkan
Plastic Optical Fiber adalah kabel berbasis plastic terbaru yang
menjamin tingkat performa yang sama dengan fiber glass dalam jarak
pendek dengan biaya yang jauh lebih murah .Pemilihan teknologi
JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain: 1.
Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan O&M. 3. Konfigurasi dan
kehandalan sistem (reliability). 4. Kompatibilitas antarmuka dan
sesuai standard (compatibility). 5. Tidak mudah usang dan dijamin
produksinya.
6. Biaya efektif. 7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari
teknologi JARLOKAF Berdasarkan tempat peralihan sinyal optik (TKO =
titik Konversi Optik ) menjadi sinyal elektrik di pelanggan maka
dibedakan beberapa arsitektur Jarlokaf. Yaitu: - Fiber to the Zone
( FTTZ). TKO terletak di RK dan dari RK dihubungkan ke pelanggan
dengan kawat tembaga melalui DP. Panjang kawat tembaga yang
digunakan kepelanggan dalam orde km.
- Fiber to curb ( FTTC ) TKO terletak di DP dan dari DP
kepelanggan menggunakan kabel tembaga dalam orde ratusan meter. -
Fiber to the Building ( FTTB ) TKO terletak di sebuah bangunan
perkantoran yang besar dengan nomor telepon yang banyak dan
bertindak sebagai RK. Sistem ini mirip dengan istilah CTL ( catuan
langsung ). Dari FTTB ke pelanggan menggunakan kabel tembaga. Dalam
konfigurasi ini tidak adalagi DP.
- Fiber to the Home ( FTTH). TKO terletak di rumah rumah
pelanggan dan langsung dihubungkan kepesawat pelanggan dengan kabel
dalam rumah. Ordenya sampai puluhan meter ( kalau dimensi rumah
pelanggan juga puluhan meter )
Jaringan Fiber optik sebagai jaringan lokal, mempunyai
konfigurasi yang sama dengan Jarlokat hanya istilahnya berbeda.
Sebagai ganti MDP di sentral digunakan perangkat OAN ( optical
Access Network ). Sebagai ganti RK digunakan perangkat PON (Passive
Optical Network) atau AON ( active Optical Network). Dan terakhir
sebagai ganti DP digunakan ONU ( optical Network Unit ). Dari ONU
hubungan kepelanggan langsung terjadi dengan menggunakan kabel
tembaga (saluran penanggal). Saluran ini dipakai karena jarak yang
dekat antara ONU ke pelanggan. 3.2.Alasan penggunaan fiber optik
untuk akses jaringan pelanggan adalah: Kebutuhan pelanggan akan
pelayanan dengan pita frekwensi yang lebih lebar dari voice Band
width (VBW) misalkan : untuk penyaluran video, data kecepatan
tinggi dll. Sehingga aplikasinya bukan hanya untuk percakapan
telepon, tetapi juga entertainment, multimedia, dlsb. Fiber optik
mempunyai kapasitas yang besar dan dapat menggantikan kabel primer
dengan sangat berarti. bayangkan diameter kabel primer dengan 1200
pasang kabel untuk 1200 pelanggan rumah ( k. l. 8 cm. ). Bayangkan
pula Fiber optik dengan diameter ini dalam mikrometer ( ukuran
rambut ) dan dibungkus oleh pelindung hingga sebesar k. l 1 cm.
Fiber optik ini dapat membawa sekali gus 40.000 saluran. Dengan
diameter yang besar maka satu gulung kabel primer hanya dapat
membawa kabel sepanjang ~