Halaman 4 Buletin Penanganan Pengaduan Masyarakat Selama bulan Desember 2013, unit kerja Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat telah menerima tanggapan dari instansi terkait atas surat tindak lanjut pengaduan masyarakat sebanyak 10 surat. Adapun jenis permasalahan yang paling banyak mendapatkan tanggapan dari instansi terkait adalah permasalahan kepegawaian dan ketenagakerjaan yakni sebanyak 8 surat. Sedangkan masalah Pertanahan/Perumahan dan Lingkungan Hidup masing-masing menda- patkan tanggapan sebanyak 1 surat. Dari banyaknya surat pengaduan yang diterima, terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus pada bulan Desember 2013 antara lain: 1. Dugaan kecurangan yang terjadi dalam se- leksi pengangkatan tenaga honorer kategori 2 menjadi CPNS; 2. Permohonan penjelasan tentang mekanisme BPJS Kesehatan bagi Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja; 3. Permohonan agar kawasan hutan yang telah dikelola masyarakat secara turun temurun tidak dimasukkan ke dalam areal Kawasan Hutan; 4. Permohonan kebijakan dan kejelasan atas status rumah negara yang ditempati oleh para pensiunan/duda/janda/anak PT Kereta Api Indonesia (Persero) 5. Dugaan pelanggaran kode etik oleh hakim Pengadilan Negeri; 6. Laporan kejanggalan penanganan kasus dugaan gratifikasi dalam kegiatan penertiban alat dan perangkat pos dan informatika se- cara terpadu di wilayah Kabupaten/Kota/ Provinsi Riau. Edisi ke-28/Bulan Januari 2014 Gedung Baru Kementerian Sekretariat Negara Sayap Timur Lantai 3 Jl. Veteran III No. 10 Jakarta Pusat 10110 Telepon/Faksimili : 021-3500836/021-3842646 Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakaan Kementerian Sekretariat Negara RI OPTIMALISASI PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT Edisi ke-28/Bulan Januari 2014 penerimaan, penelaahan, dan penyampaian tindak lanjut kepada instansi teknis terkait yang memiliki kewenangan dalam menyelesaikan permasalahan dimaksud. Dalam pelaksanaannya, penanganan pengaduan masyarakat di berbagai instansi masih menghadapi permasalahan, di antaranya masih kurangnya kualitas dan kuantitas kinerja aparatur yang profesional di bidangnya; terbatasnya anggaran kegiatan maupun sarana dan prasarana; belum optimalnya pelaksanaan tugas pemantauan penanganan pengaduan; tuntutan untuk semakin responsif dalam memberikan pelayanan penanganan pengaduan seiring dengan perkembangan teknologi dan pengolahan data (karena belum tersedianya sistem informasi yang terintegrasi); serta tingkat respon instansi terkait dalam penanganan pengaduan belum berbanding lurus dengan jumlah pengaduan yang disampaikan. Dalam kegiatan Diskusi Terbatas dengan tema Optimalisasi Penanganan Pengaduan Masyarakat pada 11 Desember 2013, Asdep Pengaduan Masyarakat mendapatkan masukan dan pembelajaran untuk melakukan pendalaman dari best practice penanganan pengaduan masyarakat dalam rangka membangun pola/model penanganan pengaduan yang optimal, sebagaimana pe- nanganan pengaduan masyarakat yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu, penyempurnaan sistem teknologi informasi pada Asdep Pengaduan Masyarakat juga akan terus dilakukan, serta menyusun pedoman tata cara/ mekanisme penanganan pengaduan masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi masyarakat yang akan menyampaikan pengaduannya kepada Presiden, Wakil Presiden dan Menteri Sekretaris Negara, maupun instansi terkait yang menangani tindak lanjut pengaduan masyarakat. p emerintahan yang dinamis dan responsif dapat diindikasikan dari peran dan fungsinya dalam memberikan inspirasi, memanfaatkan dan mendorong partisipasi masyarakat secara luas dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat secara aktif harus diimbangi dengan kemampuan pemerintah untuk lebih peka terhadap segala perubahan dan situasi yang berkembang sehingga diperlukan adanya inovasi sesuai dengan kebutuhan dalam menjalankan mandatnya, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat (service excellent). Sebagai konsekuensi dari iklim keterbukaan demokrasi, pengaduan masyarakat saat ini menjadi salah satu bentuk partisipasi yang dianggap efektif dalam rangka mengawal tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), terlebih didukung dengan regulasi yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengadu yaitu UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Terkait hal tersebut kemampuan aparat yang menangani pengaduan masyarakat perlu senantiasa ditingkatkan. Unit kerja Asdep Pengaduan Masyarakat yang dibentuk sejak tahun 2005 dengan tugas menangani pengaduan masyarakat kepada Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara, setiap bulannya menangani tidak kurang dari 600 berkas dan hingga saat ini secara total telah menangani pengaduan masyarakat sebanyak 53.429 berkas (data per Desember 2013). Secara garis besar, penanganan pengaduan masyarakat pada Asdep Pengaduan Masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang dimulai dari No Kode Jenis Masalah Jenis Permasalahan Jumlah Prosentase 1 1 Penyalahgunaan Wewe- nang 0 0% 2 2 Pelayanan Masyarakat 0 0% 3 3 Korupsi/Pungli 0 0% 4 4 Kepegawaian/ Ketenagakerjaan 8 80% 5 5 Pertanahan/Perumahan 1 10% 6 6 Hukum/Peradilan/HAM 0 0% 7 7 Kewaspadaan Nasional 0 0% 8 8 Tatalaksana/birokrasi 0 0% 9 9 Lingkungan Hidup 1 10% 10 10 Umum 0 0% Jumlah 10 100% Motto “Masyarakat mengadu, kami membantu” Edisi ke-28 Bulan Januari 2014 Salah satu tanggapan instansi terkait adalah dari PT Kereta Api (Persero) Daop 4 Semarang atas pengaduan masyarakat mengenai permohonan ganti rugi serta penangguhan pembongkaran dan pemindahan warga di Jl. Noroyono, Kel. Bulu Lor, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, yang antara lain menjelaskan bahwa: 1. Tanah yang selama ini dihuni warga adalah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero), namun telah ditempati tanpa ijin serta tidak terikat perjanjian sewa; 2. Sebelum dilakukan penertiban tanah dan bangunan, telah dilaksanakan sosialisasi dan pemberitahuan. Walaupun demikian, PT Kereta Api Indonesia (Persero) tetap memberikan bantuan biaya/dana kebutuhan bongkar dan ongkos angkut (pindah) sebagaimana keten- tuan dalam Pedoman Pelaksanaan Penertiban Bangunan di Atas Tanah Milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang Terkena Proyek Jalur Ganda.