Top Banner
1. Bakorpakem: Ahmadiyah tak Terlarang edisi Januari 2008 6 S eiring polemik yang terus bergulir, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) akhirnya mengeluarkan 12 penjela- san tentang pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1��) tentang pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1��) pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1��) Penjelasan tersebut dibacakan langsung Amir Ahmadiyah In- donesia, H Abdul Basith, dalam jumpa pers di Bayt al Qur’an, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur Penjelasan 12 pokok keyakinan Ahmadiyah tersebut ditandatangani H Ab- dul Basith dkk (perwakilan Ahmadiyah), Atho Mudzhar (Ka- balitbang dan Diklat Depag RI), Nasaruddin Umar (Dirjen Bimas Islam Depag RI), Azyumardi Azra (Deputi Seswapres Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), Saleh Saaf (Kabaintel Polri) dan beberapa tokoh masyarakat Pernyataan yang dibuat JAI tersebut merupakan puncak dari tujuh kali dialog yang difasilitasi Balitbang Depag RI Dalam penjelasan tersebut ditegaskan, anggota JAI bersya- hadat dengan dua kalimat syahadat sebagaimana umat Islam pada umumnya Ditambahkan, JAI meyakini Nabi Muham- mad adalah khatamun nabiyyin (nabi penutup) JAI juga meya- kini, tidak ada wahyu syariat setelah al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Pernyataan ini menegasikan kesim- pulan sebagian kaum muslimin yang mengklaim JAI meng- anggap Mirza Gulam Ahmad sebagai rasul dan Tadzkirah se- bagai kitab sucinya Masalah inilah yang membuat MUI dan kelompok Islam tertentu mendesak pemerintah untuk melar- ang JAI Menurut penjelasan tersebut, Mirza Gulam Ahmad tidak lain hanyalah guru, mursyid, pembawa berita gembira dan peringatan serta pengemban mubasysyirat, pendiri dan pe- mimpin Jemaat Ahmadiyah yang bertugas memperkuat dak- Otoritas Agama versus Otoritas Negara Sinopsis B adan Koordinasi Pengawas Aliran Keper- cayaan (Bakorpakem) yang mengeluarkan keputusan tidak melarang keberadaan Ahmadiyah di Indonesia mendapat perlawanan dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang didukung Forum Umat Islam Indonesia (FUII). Dua ormas yang disebut terakhir ini masih terus berusaha menekan Kejaksaan Agung untuk meninjau ulang keputusan Bakorpakem tersebut. Hiruk-pikuk Ahmadiyah ini tampaknya masih akan terus berlanjut memenuhi ruang publik ke depan. Inilah headline Monthly Report on Religious Issues (MroRI) kali ini. MRoRI edisi VI merupakan rekam peristiwa keagamaan yang terjadi dalam rentang per- tengahan Desember 2007 sampai akhir Januari 2008. Selama periode pelaporan ini, ditemukan banyak kasus keagamaan yang menjadi isu publik. Di samping kasus Ahmadiyah, edisi ini juga melaporkan sejumlah kasus seperti teror terhadap warga Syiah di Bangil Pasuruan pasca penyerangan 26 November 2007. Kasus lain menyangkut komunitas Syiah juga terjadi di Mataram, NTB. Jamaah pengajian Syiah dibubar- kan massa di sana. Konflik masyarakat terkait aliran keagamaan juga terjadi di Serang, Banten. Pesantren Miftahul Huda yang dipimpin Nur Syahidin dirusak massa, karena disinyalir menyebarkan ajaran sesat. Konflik tempat ibadah juga masih terjadi, kali ini di Lombok Barat berupa penyerangan dan pem- bakaran Pure Sangkareang. Dari berbagai kasus itu, kita belum bisa bernafas lega karena penye- satan dan kekerasan masih terus terjadi. Susunan Redaksi Penanggung Jawab: Yenny Zannuba Wahid, Ahmad Suaedy | Pemimpin Redaksi: Rumadi Sidang Redaksi: Ahmad Suaedy, Gamal Ferdhi, Nurul H Ma’arif, Abd Moqsith Ghazali Staf Redaksi: M Subhi Azhari Lay out: Widhi Cahya Alamat Redaksi: The Wahid Institute Jln Taman Amir Hamzah �, Jakarta - 1�32� Website: wwwwahidinstituteorg Email: info@wahidinstituteorg Kontributor: Akhdiansyah - NTB, Suhendy - Jawa Barat, Nur Kholik Ridwan - Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Alamsyah M Dja’far - Jakarta, Zainul Hamdi - Jawa Timur, Syamsul Rijal - Makassar Kerjasama dengan TIFA Foundation Monthly Report on RELIGIOUS ISSUES
12

Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

Mar 10, 2019

Download

Documents

leque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

1. Bakorpakem: Ahmadiyah tak Terlarang

edisi

Januari 2008

6

Seiring polemik yang terus bergulir, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) akhirnya mengeluarkan 12 penjela-san tentang pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1���)��tentang pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1���)�� pokok keyakinan Ahmadiyah (1��1���)��

Penjelasan tersebut dibacakan langsung Amir Ahmadiyah In-donesia, H�� Abdul Basith, dalam jumpa pers di Bayt al Qur’an, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur�� Penjelasan 12 pokok keyakinan Ahmadiyah tersebut ditandatangani H�� Ab-dul Basith dkk (perwakilan Ahmadiyah), Atho Mudzhar (Ka-balitbang dan Diklat Depag RI), Nasaruddin Umar (Dirjen Bimas Islam Depag RI), Azyumardi Azra (Deputi Seswapres Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), Saleh Saaf (Kabaintel Polri) dan beberapa tokoh masyarakat�� Pernyataan yang dibuat JAI tersebut merupakan puncak dari tujuh kali dialog yang difasilitasi Balitbang Depag RI��

Dalam penjelasan tersebut ditegaskan, anggota JAI bersya-hadat dengan dua kalimat syahadat sebagaimana umat Islam pada umumnya�� Ditambahkan, JAI meyakini Nabi Muham-mad adalah khatamun nabiyyin (nabi penutup)�� JAI juga meya-kini, tidak ada wahyu syariat setelah al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad�� Pernyataan ini menegasikan kesim-pulan sebagian kaum muslimin yang mengklaim JAI meng-anggap Mirza Gulam Ahmad sebagai rasul dan Tadzkirah se-bagai kitab sucinya�� Masalah inilah yang membuat MUI dan kelompok Islam tertentu mendesak pemerintah untuk melar-ang JAI��

Menurut penjelasan tersebut, Mirza Gulam Ahmad tidak lain hanyalah guru, mursyid, pembawa berita gembira dan peringatan serta pengemban mubasysyirat, pendiri dan pe-mimpin Jemaat Ahmadiyah yang bertugas memperkuat dak-

Otoritas Agama versus Otoritas Negara

Sinopsis

Badan Koordinasi Pengawas Aliran Keper­cayaan (Bakorpakem) yang mengeluarkan keputusan tidak melarang keberadaan

Ahmadiyah di Indonesia mendapat perlawanan dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang didukung Forum Umat Islam Indonesia (FUII). Dua ormas yang disebut terakhir ini masih terus berusaha menekan Kejaksaan Agung untuk meninjau ulang keputusan Bakorpakem tersebut. Hiruk­pikuk Ahmadiyah ini tampaknya masih akan terus berlanjut memenuhi ruang publik ke depan. Inilah headline Monthly Report on Religious Issues (MroRI) kali ini. MRoRI edisi VI merupakan rekam peristiwa keagamaan yang terjadi dalam rentang per­tengahan Desember 2007 sampai akhir Januari 2008. Selama periode pelaporan ini, ditemukan banyak kasus keagamaan yang menjadi isu publik. Di samping kasus Ahmadiyah, edisi ini juga melaporkan sejumlah kasus seperti teror terhadap warga Syiah di Bangil Pasuruan pasca penyerangan 26 November 2007. Kasus lain menyangkut komunitas Syiah juga terjadi di Mataram, NTB. Jamaah pengajian Syiah dibubar­kan massa di sana. Konflik masyarakat terkait aliran keagamaan juga terjadi di Serang, Banten. Pesantren Miftahul Huda yang dipimpin Nur Syahidin dirusak massa, karena disinyalir menyebarkan ajaran sesat. Konflik tempat ibadah juga masih terjadi, kali ini di Lombok Barat berupa penyerangan dan pem­bakaran Pure Sangkareang. Dari berbagai kasus itu, kita belum bisa bernafas lega karena penye­satan dan kekerasan masih terus terjadi. ■

Susunan Redaksi Penanggung Jawab: Yenny Zannuba Wahid, Ahmad Suaedy | Pemimpin Redaksi: Rumadi Sidang Redaksi: Ahmad Suaedy, Gamal Ferdhi, Nurul H Ma’arif, Abd Moqsith Ghazali�� Staf Redaksi: M�� Subhi Azhari Lay out: Widhi Cahya Alamat Redaksi: The Wahid Institute Jln Taman Amir Hamzah �, Jakarta - 1�32� Website: www��wahidinstitute��org Email: info@wahidinstitute��org

Kontributor: Akhdiansyah - NTB, Suhendy - Jawa Barat, Nur Kholik Ridwan - Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Alamsyah M�� Dja’far - Jakarta, Zainul Hamdi - Jawa Timur, Syamsul Rijal - Makassar�� Kerjasama dengan TIFA Foundation

Monthly Report on ReligiouS iSSueS

Page 2: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

kasus-kasus bulan ini

■ Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008

The Wahid Institute

wah dan syi’ar Islam yang dibawa Nabi Muham-mad SAW�� Keterangan penting lain, JAI tidak pernah mengafirkan umat muslim di luar Ah-madiyah dan menegaskan masjid Ahmadiyah bukanlah masjid eksklusif, tapi terbuka untuk seluruh umat Islam dari golongan apapun��

Tiga isu yang sering menyulut kesalahpaha-man di masyarakat memang menjadi prioritas utama untuk dijelaskan, yakni soal kenabian Muhammad, kitab suci dan interaksi JAI di tengah masyarakat yang kerap dianggap tidak mau berbaur alias eksklusif�� Ketiga isu ini ti-dak jarang menjadi pembenar berbagai tin-dak kekerasan terhadap JAI�� Penjelasan ini diharapkan dapat dipahami dengan semangat ukhuwah Islamiyah serta persatuan dan kesa-tuan bangsa��

Penjelasan tersebut mendapat sambutan positif dari Departemen Agama dan Badan Koordinasi Pengkaji Aliran Kepercayaan Ma-syarakat (Bakorpakem) Kejaksaan Agung RI�� Hal ini tampak dari kesediaan perwakilan De-pag menjadi salah satu penandatangan surat penjelasan di atas�� Selain itu, Depag juga mem-bawa penjelasan tersebut ke rapat Pakem yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (15�1���) lalu�� Lebih jauh, Depag berkomitmen untuk menyebarkan perkembangan ini ke seluruh In-donesia��

Bagai gayung bersambut, langkah lebih

maju diambil Bakorpakem dalam rapat terse-but�� Lembaga antar departemen, yang berang-gotakan Kejaksaan Agung, Polri, Depdagri, De-pag dan BIN, ini menyatakan aliran Ahmadi-yah tidak dilarang di Indonesia, karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam�� Keputusan ini diambil setelah mempe-lajari dan membahas dengan seksama 12 butir penjelasan Pengurus Besar JAI�� Alhasil, Bakor-pakem memberikan kesempatan kepada JAI untuk melaksanakan 12 butir penjelasan terse-but secara konsisten dan bertanggungjawab��

Meski demikian, Bakorpakem tetap meman-tau perkembangan yang ada dan akan memberi penilaian dalam tiga bulan ke depan�� Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan-nya, Bakorpakem mempertimbangkan penye-lesaian lain sesuai ketentuan yang berlaku�� Karena itu, Bakorpakem menghimbau semua pihak dapat memahami maksud dan niat baik PB JAI sebagai bagian dari membangun keru-kunan umat beragama sekaligus menghindari aksi anarkis��

Kabidpenum Polri Kombes Pol Bambang Kuncoko yang juga hadir dalam kesempatan itu menyatakan, polisi tidak segan menindak mereka yang melakukan kekerasan pada JAI�� Inilah yang diharapkan banyak pihak�� Polisi tidak perlu ragu lagi menindak siapapun yang melanggar hukum�� Penjelasan Bakorpakem

PENJELASAN PENGURUS BESAR JEMAAT AHMADIYAH INDONESIATENTANG POKOK-POKOK KEYAKINAN DAN KEMASYARAKATAN WARGA JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA

1. KamiwargaJemaatAhmadiyahsejaksemulameyakinidanmengucapkanduakalimahsyahadatsebagaimanayangdiajarkanolehYangMuliaNabiMuhammadRasulullahSAWyaitu,AsyhaduanlaailaahaillaAllahuwaasyhaduannaMuhammadarRasulullah,artinya:akubersaksibahwasesungguhnyatiadatuhanselainAllahdanakubersaksibahwasesungguhnyaMuhammadadalahRasulullah

2. SejaksemulakamiwargaJemaatAhmadiyahmeyakinibahwaMuhammadRasulullahadalahKhatamunNabiyyin(nabipentutup).3. DiantarakeyakinankamibahwaHadhratMirzaGulamAhmadadalahseorangguru,mursyid,pembawaberitagembiradanperingatanserta

pengembanmubasysyirat,pendiridanpemimpinJemaatAhmadiyahyangbertugasmemperkuatdakwahdansyiarlslamyangdibawaolehNabiMuhammadSAW.

4. UntukmemperjelasbahwakataRasulullahdalam10syaratbai’atyangharusdibacaolehsetiapcalonanggotaJemaatAhmadiyahbahwayangdimaksudadalahNabiMuhammadSAW,makakamimencantumkankataMuhammaddidepankataRasulullah.

5. KamiwargaJemaatAhmadiyahmeyakinibahwa:a. Tidakadawahyusyariatsetelahal-QuranulKarimyangditurunkankepadaNabiMuhammadSAW,b. al-QurandansunnahNabiMuhammadRasulullahSAWadalahsumberajaranlslamyangkamipedomani.

6. BukuTadzkirahbukanlah kitab suciAhmadiyah,melainkan catatanpengalaman rohaniHadhratMirzaGulamAhmadyangdikumpulkandandibukukansertadiberinamaTadzkiraholehpengikutnyapadatahun1935yakni2tahunsetelahbeliauwafat(1908).

7. KamiwargaJemaatAhmadiyahtidakpernahdantidakakanmengkafirkanoranglslamdiluarAhmadiyah.baikdengankata-katamaupunperbua-tan.

8. KamiwargaJemaatAhmadiyahtidakpernahdantidakakanmenyebutmasjidyangkamibangundengannamaMasjidAhmadiyah.9. KamimenyatakanbahwasetiapmasjidyangdibangundandikelolaolehJemaatAhmadiyahselaluterbukauntukseluruhumatlslamdarigolongan

manapun.10. KamiwargaJemaatAhmadiyahsebagaiMuslimselalumelakukanpencatatanperkawinandiKantorUrusanAgamadanmendaftarkanperkara

perceraiandanperkara-perkaralainnyaberkenaandenganitukekantorPengadilanAgamasesuaidenganperaturanperundang-undangan.11. KamiwargaJemaatAhmadiyahakan terusmeningkatkansilaturrahimdanbekerjasamadenganseluruhkelompok/golonganumat lslamdan

masyarakatdalamperkhidmatansosialkemasyarakatanuntukkemajuanlslam,bangsadanNegaraKesatuanRepublikIndonesia(NKRI).12. Denganpenjelasanini,kamiPengurusBesarJemaatAhmadiyahlndonesia(PBJAI)mengharapkanagarwargaJemaatAhmadiyahkhususnya

danumatlslamumumnyasertamasyarakatIndonesiadapatmemahaminyadengansemangatukhuwahIslamiyah,sertapersatuandankesatuanbangsa. Jakarta, 14 Januari 2008

Page 3: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

The Wahid Institute �

Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008 ■

The Wahid Institute

Kabar “keanehan” ajaran Nur Syahi-din Salim, pengasuh Ponpes Miftahul Huda Kampung Jaha, Desa Baros,

Kabupaten Serang, sebetulnya sudah sam-pai ke telinga KH�� Muhtadi Dimyati sekitarMuhtadi Dimyati sekitar lima atau enam tahun silam�� Yang pertamaYang pertama kali menginformasikan adalah seorang santri alumni pesantrennya yang konon pernah di-bai’at Nur Syahidin��

KH�� Muhtadi juga mengaku pernah dida-tangi para kyai dari Baros dan sekitarnya yang menyoal ajaran Nur Syahidin�� Bahkan mereka sudah membuat selarik pernyataan vonis sesat untuk ditandatangani�� Tapi demi menghindari prasangka adu domba antar kyai, “Saya larang mereka,” kata KH�� Muhtadi (Radar Banten, 19�12��7)�� Lelaki berperawakan kecil ini ber-niat hendak menyelesaikan sendiri kasus terse-but dengan dialog dan cara-cara kekeluargaan�� Apalagi ia masih bertalian famili dengan isteri Nur Syahidin��

Di wilayah Banten dan sekitarnya, KH�� Muhtadi dikenal sebagai figur penting�� Ia putera kyai karismatik Banten, Abuya Dim-yati, pendiri pesantren Cidahu, Cadasari�� Setelah Abuya meninggal, KH�� Muhtadi yang

menjadi pengasuh pesantren yang memiliki ribuan alumni ini��

Malang, penyelesaian berujung tragis�� Proses dialog yang dilakukan KH�� Muhtadi dengan Nur Syahidin dan pihak-pihak terkait tak bisa membendung amarah massa�� Kamis (13�12��7), menjelang Dzuhur Ponpes Mif-tahul Huda diamuk ratusan massa�� Sambil menggemakan takbir, massa yang membawa batu dan pentungan membakar ruang utama pesantren di lantai satu, kamar santri, enam sepeda motor yang diparkir di halaman, juga beberapa kitab kuning�� Berbagai perabotan rumah tangga ludes terbakar��

Massa datang ke lokasi dengan mengenda-rai 2� truk, meski yang berhasil masuk hanya empat�� Aparat yang ada tak berkutik�� Berun-tung tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang baru berhasil dihentikan saat puluhan anggotapuluhan anggota Pengendalian Masyarakat (Dalmas) dari Polda Banten tiba�� Beberapa jam sebelum peristiwa, dialog sebetulnya sudah dilakukan�� Dipimpin ketuanya KH�� Syafei AN, MUI Kabupaten Serang menggelar dialog di sekretariat MUI di Islamic Center Banten�� Nur Syahidin danNur Syahidin dan dan seorang rekannya asal Yogyakarta dihadirkan

2. Pesantren Miftahul Huda Serang Diserang

menandaskan, JAI tidak melakukan penodaan terhadap agama sebagaimana yang dituduh-kan sejumlah kelompok�� “Tidak ada yang me-langgar, termasuk saat dibandingkan dengan ciri-ciri aliran sesat yang dikeluarkan MUI,” tegas Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Su-broto�� (Indo Pos, 16�1���)��

Wisnu menambahkan, selaku ormas ke-agamaan, Ahmadiyah juga telah mendaftar-kan diri ke Depdagri sejak 1953�� Dengan fakta tersebut, praktis Ahmadiyah selama ini telah diterima dengan baik oleh berbagai lapisan masyarakat (Indo Pos, 16�1���). Namun deng-an keluarnya fatwa MUI tahun 19�� dan 2��5 tentang kesesatan aliran Ahmadiyah, status Ahmadiyah menjadi tidak menentu�� Karenan-ya, pihak JAI menyambut gembira keputusan Bakorpakem tersebut�� Pengikut Ahmadiyah di Tasikmalaya misalnya, berharap semua pi-hak memberikan ruang kepada mereka un-tuk beribadah secara tenang (Pikiran Rakyat,

17�1���)�� Namun, MUI menyatakan kecewa ter-

hadap keputusan Bakorpakem tersebut dan menganggapnya sebagai keputusan yang tidak aspiratif�� MUI, melalui tokohnya, KH�� Ma’ruf Amin dalam suatu jumpa pers bersama FUII, mengaitkan keputusan Bakorpakem dengan keputusan ulama sedunia yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menyatakan Ahmadiyah bukan Islam�� MUI tetap ngotot, Ahmadiyah sesat dan MUI tidak ikut bertanggungjawab (www��nu��or��id, 17��1�2���)�� Penolakan juga disampaikan MUI Kabupaten Tasikmalaya yang mengang-gap 12 butir pernyataan Ahmadiyah seba-gai kamuflase (Pikiran Rakyat, 17��1���)�� Menanggapi berbagai protes keputusan Ba-korpakem, Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan, pembubaran Ahmadiyah dinilai tak menyelesaikan persoalan (www��detik��com, 22�1���)�� ■

Page 4: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

kasus-kasus bulan ini

■ Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008

The Wahid Institute

sebagai pihak tertuduh�� Tiga orang, Sudrajat, Lulu Amrulloh, keduanya warga Baros dan Euis Suhartini, warga Kaujon, sebagai saksi�� Beberapa tokoh turut hadir, di antaranya KH�� Muhtadi��

Dialog yang dimulai pukul 1����� WIB ini disesaki ratusan massa�� Mereka mendesakMereka mendesak MUI Serang tegas mengeluarkan fatwa sesat�� Tapi, MUI tak menggubris dan hanya akan menyampaikan hasil dialog itu ke MUI Banten sembari menunggu proses lebih lanjut�� Men-dengar keputusan itu massa mulai kelihatan beringas dan berteriak-teriak�� Bahkan, KH�� Muhtadi sempat berang, “MUI jangan meng-anggap remeh kami, segera keluarkan fatwa,” katanya seraya menghambur keluar ruangan (Radar Banten, 1��12��7)�� Dari Islamic Center massa tak membubarkan diri, tapi langsung menuju Ponpes Miftahul Huda yang hanya berjarak 5�� meter dari Pasar Baros di Jalan Raya Pandeglang-Serang�� Pembakaran pun ter-jadi�� KH�� Muhtadi dianggap orang yang ikut memicu pembakaran, tapi anggapan itu lang-sung dibantahnya��

Nur Syahidin mendirikan Ponpes Mifta-hul Huda di kampung Jaha sejak 199��� Nama Miftahul Huda sendiri masih terkait dengan Ponpes Miftahul Huda, di Manonjaya, Tasik-malaya, Jawa Barat, pesantren dengan 1��2�� cabang di seluruh Indonesia�� Nur Syahidin adalah alumni pesantren yang didirikan K��H�� Choer Affandi ini�� Di pesantren yang berdiri sejak 7 Agustus 1967 ini, dai kondang Abdul-lah Gymnastiar sempat menjadi santri KH�� Choer Affandi�� Sebelum pembakaran terjadi, Nur Syahidin bahkan masih tercatat sebagai Koordinator Himpunan Alumni Miftahul Huda (HAMIDA) untuk wilayah Banten�� Tapi tiga hari setelah peristiwa pembakaran, lelaki yang sempat nyantri di Ponpes Nurul Huda, Kampung Sawah, Baros itu dicopot dari jaba-tannya��

“Dari hasil pertemuan itu saya menegaskan ajaran Nur Syahidin bukan ajaran yang dite-rapkan Ponpes Miftahul Huda di manapun di Indonesia�� Ajaran itu mengacu pada Pade-pokan ESA pimpinan Rahmat Hidayat,” kata KH�� Asep Ahmad Maoshul Affandi yang da-tang ke Banten sehari setelah peristiwa (Radar Banten, 17�12��7)�� KH�� Asep Ahmad Maoshul, salah seorang putera KH�� Choer Affandi yang kini menjadi pimpinan Ponpes Miftahul Huda

Manonjaya�� Ia juga tercatat sebagai Wakil Ke-tua Lajnah Tanfidziah Majelis Mujahidin Indo-nesia (MMI)��

Kepada media Nur Syahidin memang meng-aku ritual yang banyak disoalkan itu diperoleh-nya dari Padepokan ESA pimpinan Rahmat Hidayat�� Tak jelas sejak kapan Nur Syahidin terlibat dalam kegiatan padepokan yang ber-lokasi di Gardenia Loka Blok E7�11, Graha Raya, Bintaro Sektor 12 Tangerang ini��

Ritual tersebut dikenal dengan tawajjuh, semacam praktik sufi untuk mengenal Tuhan lebih dalam melalui ma’rifatullah�� Rahmat Hi-dayat mengaku memperoleh ritual tersebut dari seorang sufi yang memiliki silsilah ke Su-nan Kudus hingga Nabi Muhammad via Sa-habat Ali bin Abi Thalib�� Informasi ini salahInformasi ini salah satunya dimuat dalam hasil penelitian Julia Day Howell, salah seorang Associate Professor di Griffith Asia Institute, Griffith University, bertajuk “Repackaging Sufism in Urban In-donesia”�� Dipublikasi di Jurnal ISIM 19 edisi musim semi 2��7��

Dalam praktiknya, seperti dilontarkan ketiga saksi, prosesi tawajjuh dilakukan dengan sarana kain kafan, beras, sejumlah uang, dan mata ter-tutup�� Mereka lalu diperintahkan untuk meng-injak-injak beras dan uang yang ditempatkan di atas kain kafan��

Tapi Nur Syahidin menolak jika praktik itu dianggap sesat�� Itu hanya kiasan bahwa harta dan materi yang di dunia tidak berguna ke-tika di akhirat�� Sampai sekarang dia mengaku masih menjalankan syariat Islam seperti syaha-dat atau shalat seperti muslim kebanyakan��

Dalam penelusuran Monthly Report, Pade-pokan ESA memang masih terkait dengan Misykatul Anwar dan Padepokan Thoha�� Dalam struktur organisasi Misykatul Anwar, Rahmat Hidayat tercatat sebagai Dewan Pem-bina�� Program lembaga ini fokus pada pember-dayaan dana zakat dan bazis�� Sedang di Pade-pokan Thoha, Rahmat Hidayat adalah pemim-pin pengajian yang berlokasi di Kebayoran Baru itu�� Komunitas ini rutin menggelar penga-jian, ceramah agama, dan pelatihan�� Beberapa tokoh yang sempat diundang dalam kegiatan mereka adalah Rektor UIN Jakarta Komarud-din Hidayat, Ketua PBNU Said Aqiel Siradj, dan Penulis Buku Sufi Achmad Chodjim��

Setelah pembakaran, Padepokan ESA me-mang jadi sorotan�� Komunitas ini dianggap

Page 5: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

The Wahid Institute �

Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008 ■

The Wahid Institute

3. Syi’ah: Dari Bangil sampai Mataram

Pasca penyerangan 26 November 2��7, warga Syi’ah Bangil agaknya masih harus dicekam suasana takut akibat teror dari

kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai jamaah Sunni�� Teror dalam bentuk kampanye anti-Syi’ah semakin tampak dan ber-skala luas�� Kampanye tersebut bahkan sudah meluas sampai di kota Pasuruan�� Spanduk dan stiker yang bertuliskan pesan anti-Syi’ah juga bertebaran di mana-mana��

Sejumlah spanduk yang berhasil direkam, misalnya, bertuliskan, “Warga Nahdlatul Ul-ama’ kota Pasuruan Pengikut Ahlussunnah Wal-Jama’ah”�� Ada juga spanduk besar deng-an logo Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Pasuruan ber-tuliskan “Awas!!! Aliran Sesat”�� Tidak kurang agitatifnya, sejumlah stiker bertuliskan “Kami Pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah, bukan Aliran Sesat” juga dapat ditemui di banyak ti-tik di kota Pasuruan�� Pesan yang hendak disam-paikan jelas, Syi’ah adalah aliran sesat�� Dengan klaim seperti ini, maka konsekuensi berikutnya adalah pembenaran segala tindakan penyerang-an terhadap kaum Syi’ah�� Karena, begitulah perilaku masyarakat dalam mengambil sikap terhadap kelompok mana saja yang dianggap sebagai sesat��

Kampanye anti-Syi’ah semakin mendapat pembenaran dengan beredarnya fatwa sesat yang dikeluarkan oleh beberapa orang habib di Bangil, Pasuruan�� Selebaran fatwa penyesatan

terhadap ajaran Syi’ah tersebut telah beredar luas di kalangan umat Islam Bangil�� Misalnya, dengan merujuk pada Qanun Asasi (pedoman dasar) NU, Achmad Zein Alkaf mengeluarkan selebaran yang diberi judul “Fatwa dan Him-bauan KH Hasyim As’ari Tentang Kesesatan Faham Syi’ah Imamiah”�� Ada juga selebaran terjemahan (disertai dengan copy surat asli) himbauan habaib Hadramaut (Yaman) dan Haramain (Makah dan Madinah)yang menya-takan bahwa Rabithah Alawiyah (organisasi para Habib Alawiyin, keturunan Ali bin Abi Thalib) seharusnya tetap berjalan di atas rel Ahlussunnah wal Jama’ah��

Himbauan tersebut dikirim karena ada-nya berita mengenai adanya beberapa oknum Habaib Alawiyin di Indonesia dan di beberapa negara yang terpengaruh aliran Syi’ah Ima-miyah�� Surat edaran yang berisi fatwa sesat ini diedarkan melalui masjid-masjid di Bangil bersamaan dengan pelaksanaan shalat Jumat�� Dengan penyebaran model demikian, fatwa sesat ini dengan cepat tersebar luas dan ham-pir semua jama’ah Sunni di Bangil memiliki kesimpulan yang sama, bahwa Syi’ah adalah ajaran sesat yang perlu diwaspadai��

Ketegangan seperti ini terus berlangsung�� Dan tidak banyak pilihan bagi jamaah Syi’ah di kota Bangil, kecuali menutup diri untuk berhubungan dengan komunitas di luar aliran mereka�� Pengrusakan masjid dan beberapa rumah pada 26 November 2��7 yang lalu,

A. Syiah Bangil Kembali Terancam

pihak yang mesti “didalami” MUI Banten un-tuk menetapkan apakah Nur Syahidin sesat atau tidak�� Jika terbukti cocok dengan 1� krite-ria sesat MUI, padepokan ini bisa-bisa gulung tikar�� Kamis 2� Desember adalah hari terakhir Nur Syahidin muncul ke padepokan��

Satu bulan lebih setelah peristiwa penye-rangan, MUI Banten akhirnya mengeluarkan fatwa yang menyatakan ajaran Nur Syahidin sesat dan menyesatkan (Antara, 23��1���)�� Ratusan warga yang memenuhi Masjid Baitul Iffah di Kampung Jaha, Kecamatan Baros, Serang, Rabu, melakukan sujud syukur setelah mendengarkan pembacaan fatwa yang disam-

paikan KH�� Aminudin Lc, salah seorang Ketua MUI Banten, yang mewakili Ketua Umum MUI Banten, KH�� Wahab Afif, karena berha-langan hadir��

Fatwa MUI Banten Nomor 1 Tahun 2��� yang telah dikeluarkan sejak 16 Januari 2��� juga menyatakan, pemerintah berkewajiban melarang penyebaran paham dan ajaran yang dibawa Nur Syahidin, serta menutup semua tempat kegiatannya�� MUI meminta kepada mereka yang telah terlanjur mengikuti pa-ham dan ajaran tersebut, agar kembali kepada ajaran Islam yang sesuai al-Quran dan Hadist�� ■

Page 6: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

kasus-kasus bulan ini

■ Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008

The Wahid Institute

B. Pengajian Syi’ah Mataram Dibubarkan Massa

membawa trauma yang tidak juga mereda�� Teror-teror dalam bentuk cemoohan dan kam-panye anti-Syi’ah telah menjadikan jama’ah ini semakin rapat mengunci pintunya untuk ber-hubungan langsung dengan kelompok lain��

Didekap oleh ketakutan yang terus menerus, pimpinan jama’ah Syi’ah melimpahkan semua persoalan Syi’ah—termasuk kasus penyerangan dan pengrusakan—kepada tim pengacara yang mereka siapkan untuk mengantisipasi semua jenis aksi susulan dan serangan hukum terha-dap mereka�� Saat ini, hampir tidak ada seorang pun dari jama’ah Syi’ah yang dapat diajak bicara mengenai persoalan ini�� Ketika ditan-yai tentang permasalahan itu yang menimpa mereka, umumnya jawaban mereka seragam�� “Semua perkara sudah dilimpahkan kepada tim pengacara, dan hanya mereka yang berhak bicara atas persoalan ini,” demikian tegas Ali Ibrahim, pengikut Syi’ah yang juga Ketua RW 2 Bendo, Mungal, Bangil��

Namun ketika ditanya siapa saja tim peng-acara yang dimaksud, dan bagaimana melaku-kan wawancara dengan tim pengacara tersebut, Ali keberatan menjawab dan tidak berkenan memberikan informasi��

Ali Ibrahim adalah satu dari sedikit orang yang bisa diajak bicara di kawasan tersebut�� Menurut Ali, jama’ah Syi’ah memilih bung-kam dan menyerahkan segala urusan kepada tim pengacara mereka karena penyerangan dan pengrusakan yang menimpa mereka sudah da-pat dikategorikan sebagai tindakan kriminal berbasis agama�� Menghadapi masalah seperti ini, “perlu ada penanganan hukum secara serius,” tegas Ali��

Jama’ah Syiah juga harus menadapatkan perlindungan sebagaimana hak perlindungan hukum yang didapatkan oleh warga negara lainnya�� Menyadari pentingnya hal ini, jama’ah Syi’ah juga menyerahkan kasus penyerangan

dan pengrusakan pada 26 November 2��7 lalu kepada Polres Bangil�� Menurut keterangan Ali Ibrahim, banyak jama’ah Syi’ah juga terta-rik bergabung dalam Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) karena adanya kebutuhan untuk melindungi keselamatan diri mereka dari berbagai serangan susulan yang berpotensi pecah kembali di Bangil��

Ancaman akan adanya serangan dan peng-usiran terhadap jama’ah Syi’ah Bangil bu-kanlah asap tanpa api�� Gencarnya kampanye anti-Syi’ah yang semakin menguat pascapenye-rangan 26 November, diikuti menguatnya al-iansi Ahlussunnah wal Jamaah yang tidak hanya beranggotakan ormas-ormas Islam di Bangil saja, tetapi juga di beberapa daerah lain di Jawa Timur dan Madura��

Beberapa santri yang dijumpai di pondok pesantren Darul Ihya’ul Ulum asuhan Habib Muhammad Bin Husen Bin Abu Bakar As-segaf membenarkan akan adanya penyerangan susulan terhadap jama’ah Syi’ah�� “Jama’ah Sunni pimpinan Habib Umar Bin Abdullah Assegaf saat ini tengah merencanakan aksi untuk membubarkan Syi’ah dari Bangil�� Ha-bib juga melakukan konsolidasi besar-besaran antar sesama penganut faham Ahlussunnah wal Jamaah se Jawa-Madura untuk mendukung gera-kan ini,” terang Sholeh Bin Hasan Al Haddar, salah seorang santri pesantren tersebut��

Meskipun demikian, tidak ada seorang san-tri pun yang berani memberikan informasi ten-tang kapan penyerangan itu akan dilakukan�� “Yang jelas penyerangan ini akan digelar di tahun 2��� ini,” tutur seorang santri yang ke-beratan disebut namanya�� Rencana aksi tahun 2��� ini rencananya dinamai “Gerakan Jawa-Madura”�� “Aliansi ini terdiri dari warga Nah-dlatul Ulama’, Muhammadiyah, dan jama’ah Ahlussunnah wal Jama’ah,” tutur Sholeh Bin Hasan Al-Haddar�� ■

Awal 2���, kekerasan hampir saja me-nimpa pengikut Ahlul Bait (Syi’ah) Ke-lurahan Kebon Roek Kec��Ampenan

Kota Mataram, Minggu (13�1���) malam lalu�� Ratusan massa yang datang dari berbagai desa di Kecamatan Ampenan mendatangi lokasi pengajian pengikut Syi’ah�� Seolah ada yang

mengomandoi, begitu selesai sholat Magrib, ratusan massa tiba-tiba menyemut mendekati lokasi pengajian�� Dalam waktu singkat massa mengepung tempat pengajian dari depan dan belakang�� Sambil berteriak, massa yang tidak sedikit berbaju muslim dan berkopiah putih itu meminta agar pengajian dihentikan��

Page 7: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

kasus-kasus bulan ini

The Wahid Institute �

Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008 ■

The Wahid Institute

Kerukunan umat beragama di Lom-bok Barat kembali ternoda�� Rabu, (16�1���) malam Pura Sangkareang di

Dusun Sangkareang, Desa Keru, Kecamatan Narmada, Lombok Barat dibakar dan dirusak massa�� Peristiwanya terjadi pukul 22��3� Wita�� Pelaku diperkirakan berjumlah ratusan orang yang menggunakan truk dan motor�� Walau kerusakan tidak begitu parah, tapi akibat aksi anarkis itu, renovasi pura yang sudah berdiri puluhan tahun itu menjadi terhenti�� Di bebe-rapa sudut kepala patung naga dan tembok pura dirobohkan serta kain pembalut pura di-bakar�� Kapolsek Narmada, Ida Bagus yang di-temui dilokasi mengungkapkan, satu hari sebe-lum kejadian Selasa, (15�1) puluhan massa ber-sama Kepala Desa Keru datang ke lokasi keja-dian�� Mereka mempertanyakan maksud pem-

bangunan pura tersebut�� Namun karena tidak merasa puas dengan penjelasan panitia, kepala desa berjanji akan mengumpulkan masyarakat dan pihak terkait untuk membicarakan masa-lah itu��

Inaq Inah, seorang warga yang bermukim di daerah tersebut mengaku tidak mengetahui siapa dan dari mana pelaku perusakan�� Dia ha-nya mendengar suara teriakan dan kendaraan�� Menurut informasi, perusakan itu dipicu oleh isu relokasi dana pembangunan Pura Penata-ran Agung, Desa Senaru di bawah kaki Gu-nung Rinjani yang ditentang masyarakat�� Se-lain itu, di Pura Sangkareang akan diadakan upacara sembahyangan Pujawali (Odalan) seka-ligus acara peresmian pura tersebut�� Sebagai bentuk syukurnya warga Hindu akan melaku-kan pemotongan babi dengan jumlah yang cu-

4. Pura Umat Hindu di Lombok Barat Dibakar Massa

Namun dalam waktu yang tidak lama, Wali Kota HM�� Ruslan SH, Lurah Ampenan lang-sung terjun kelokasi�� Secara bersamaan juga Kapolsek Ampenan AKBP Triyono juga lan-gung mengerahkan puluhan anggotanya guna mencegah aksi perusakan dari warga�� Dengan menggunakan pengeras suara, Wali Kota minta kepada warga tidak bertindak anarkhis�� Rupan-ya seruan tersebut cukup didengar warga sehing-ga keberingasan massa dapat dihindarkan��

Muhammad, seorang pengikut Syi’ah yang rumahnya dijadikan tempat pengajian ketika ditemui mengatakan, pengajian sembilan hari mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Husain rutin diadakan tiap tahun�� “Bahkan ini malam yang keempat kita adakan,” kata Muhammad�� Layaknya penga-jian biasa yang diawali dengan pembacaan su-rat Yasin berjamaah�� Dalam pengajian tersebut siapapun boleh ikut�� “Jadi tidak benar, kalau pengajian kita tertutup�� Siapapun boleh ikut, jendela dan pintu sengaja kita buka lebar-le-bar,” tambahnya�� Panitia pengajian juga men-gaku telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Polsek Ampenan dan Kelurahan Ke-bon Roek��

Mengomentari aksi pembubaran penga-jian Syi’ah tersebut, Majelis Ulama Indonesia

(MUI) NTB mengeluarkan peryataan bahwa Syi’ah bukan aliran sesat�� “Ajaran Syi’ah itu tidak sesat�� Dan tidak ada yang mengatakan bahwa Syi’ah itu sesat,” kata Prof�� Saiful Mus-lim, Ketua MUI NTB (Lombok Post, Senin (1��1���)�� Menurut Saiful Muslim, memang ada perbedaan ajaran antara Ahlussunnah dengan Syi’ah, namun aqidah, rukun Islam, rukun Iman dan yang lainnya sama��

Sementara Wali Kota Mataram HM�� Ruslan pada media yang sama mengungkapkan, se-benarnya yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap masalah tersebut adalah PAKEM (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat)�� Tapi PAKEM tidak bisa bertindak karena ter-bentur pada HAM�� “Selain itu juga karena ad-anya demokratisasi dan globalisasi yang melam-pui batas,” ungkapnya kepada wartawan��

Sehari setelah kejadian, Muhammad men-gaku menerima surat pelarangan pengajian dan aktivitas kelompok Syi’ah dari kelurahan�� Ketika diminta surat tersebut, dia tidak ber-sedia memberikan dengan alasan bahwa su-rat tersebut belum diterima oleh ketua Syi’ah NTB, Bagir Salim yang kebetulan masih berada di Jakarta�� “Kalau sudah diterima pak ketua, pasti saya kasih” tambah pria berambut putih keturunan Arab ini�� ■

Page 8: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

Adalah Miftahul Huda, seorang wargaDusun Bendo Desa Sukolilo Keca-matanJabungyangmenikahdengan

seorang gadis warga Desa Sidorejo. Perni-Perni-kahaninimenjadiawalperubahanhidupnya,khususnyaterkaitdenganspiritual.Huda,be-gitubiasadiadisapa,mulaimengenalajaranSyafaatushSholawatdarimertuanya.Karenatertarik, sejak tahun 2002 Huda mulai ikutaktivitas ritual jamaah di Singosari, Malang,yangdipimpinNurHambali,seorangustadzmuda yang masih seusia dengannya. NurHambali adalah jebolan Pesantren Majalen-gka,JawaBarat,yangmerupakanpusatSya-faatushSholawat.

AktivitasritualinisebelumnyaberpusatdiSingosari, namun karena protes dari wargaakhirnya sering berpindah-pindah di kedia-man jamaah. Yang paling sering, ritual di-lakukandiJambangan,Pakis,Malang.Sete-lah lama berpindah-pindah, mereka merasaperlu memiliki tempat permanen. MiftahulHudayangmemiliki lahansawahpeningga-lanorangtuanyayangberadaagakmasukdipedalamandanjauhdaripemukimanmena-warkan untuk ditempati sebagai aktivitasjamaah. Sejak pertengahan 2006, aktivitasSyafaatush Sholawat mulai dipusatkan ditanah itu. Dengan sangat sederhana, Hudadan ketiga rekannya, Zaenal, Wasian dan

Arifin,membangunbangunansederhanadariterpaldanbambu.

Melihatadakegiatankeagamaandisana,beberapawargamulaikasak-kusuk.Merekamerasa “aneh” dengan kegiatan rutin yangdilakukanseminggusekalidibangunanbaru.Yangseringmenjadiperhatianwargaadalahbanyakyajamaahdariluardesayangdatangdan beraktivitas di “rumah baru” milih Hudaitusampaipagihari.Melihatgejolakkecildimasyarakat,UstadzSholihan,seorangtokohagama setempat pada bulan Oktober 2006mengajakmusyawarahantarajamaahmush-alla dengan jamaah Syafaatush Sholawat.Pada intinyawargatidakmengizinkanHuda

Kamis, 26 Desember 2��7, segerombolan orang, kebanyakan anak muda merusak komplek rumah terpencil milik Mifta-

hul Huda yang disinyalir sebagai tempat penye-baran ajaran sesat�� Dua hari setelah kejadian itu, rumah yang terletak di RT 25 Dusun Ben-do, Desa Sukolilo, Jabung, Malang, yang bias-anya disebut sebagai Padepokan Jamaah Syafaa-tush Sholawat itu sepi dan terlihat bekas-bekas reruntuhan pengrusakan�� Sebagaimana yang diceritakan Pak Wo (Kepala Dusun) Bendo, pada saat kejadian, ada seratusan lebih massa yang datang merusak rumah dan membakar bagian belakang komplek��

Rumah tersebut sebenarnya jauh dari pemu-

kiman penduduk�� Komplek bangunan yang menghadap ke timur itu berjarak 3� meter�� Bangunan utama terdiri dari satu aula dan em-pat kamar�� Di belakang bangunan utama ada tiga banguan kecil, yang difungsikan untuk dapur, mushola dan kamar mandi�� “Itu bukan mushalla, itu hanya bangunan kecil yang mi-rip mushola�� Warga tidak akan berani meru-sak mushola,” tukas salah satu warga yang ikut menjaga lokasi kejadian itu�� Kini, komplek Padepokan Syafaatush Sholawat ditutup ke-polisian�� Masih terlihat sisa–sisa barang-barang milik keluarga Huda (Miftahul Huda) seperti TV, radio, pakaiaan dan perabot rumah tangga lain yang hancur atau terbakar�� ■

Kronologi Pengrusakan

5. Padepokan Syafaatush Sholawat di Malang Dirusak

kasus-kasus bulan ini

kasus-kasus bulan ini

■ Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008

The Wahid Institute

kup besar�� Dalam perkembangannya muncul klaim kepemilikan tanah dari warga�� Mereka menilai izin pembangunan pura bertentangan Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang Pembangunan Rumah Ibadah��

Menyikapi maraknya aksi kekerasan atas nama agama di daerah ini, sejumlah maha-siswa dan pemuda yang tergabung dalam Ko-alisi Kebangsaan untuk Perdamaian (KKUP) mendatangi Polda NTB (1��1���)�� Mereka minta pihak kepolisian bertindak tegas teha-dap pelaku kekerasan yang suka bertindak an-arkhis atas nama agama�� Beberapa elemen yang tergabung dalam KKUP diantaranya, Perge-

rakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ja-ringan Islam Kampus (Jarik) Mataram, BEM IAIN Mataram, Pemuda Hindu (PERADAH), BEM STAH, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), Keluarga Mahasiswa Hin-du Dharma (KMHDI) Unram�� Dalam aksinya, puluhan aktivis mahasiswa Islam dan Hindu ini dijaga ketat oleh aparat keamanan��

Setelah berorasi beberapa menit, per-wakilan aktivis diterima oleh Wakapolda NTB, Kombes Pol��Drs��Lalu Suparta�� Dalam pertemuan tertutup selama satu jam itu L�� Suparta berjanji akan segera mengusut pelaku pengrusakan rumah ibadah umat Hindu�� ■

Page 9: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

csuntukmelanjutkanaktivitasnyakecualisu-dahmendapatkanizindaridesa.

Namun, tuntutan warga tersebut tidakdipenuhi Huda. Mereka tetap menjalankanaktivitasnya. Melihat aktivitas SyafaatushSholawat tetap berjalan, warga mengadukepada Kepala Desa Sukolilo, H. Ali Masy-har yang kebetulan juga Ketua MWC NUKecamatan Jabung waktu itu. Maka diad-akanlahpertemuandiBalaiDesapadabulanJanuari2007.Pertemuan iniuntukmemintaklarifikasidariHudaCs tentangajaranyangdikembangkannyadidesaSukolilo.Dariper-temuanituHudaberjanjiakanmenghadirkanpimpinan Syafaatush Sholawat. Dalam per-temuantersebutdisepakati,untuksementaraaktivitaskeagamaanyangdilakukandirumahHuda dihentikan sampai ada izin dari RT,RW,dankelurahan.

Awalnya aktivitas di rumah Huda ber-henti beberapa waktu. Namun beberapabulankemudianaktivitasdisanamulaihiduplagi.Bahkan,Hudadengandibantubeberapajamaah mulai membangun komplek pade-pokan. Huda dan keluarganya menjadikantempat itusebagai tempat tinggal, sehinggaaktivitassemakinseringdilakukan.

Sebetulnya,keresahanmasyarakattidaksemata-matadipicuolehketidaktaatanHudacsterhadapkesepakatan,namunjugaterkaitdengan“persaingan”antarkelompokkeaga-maan.Halini,misalnya,terlihatpadakekha-watiran beberapa warga akan keberaaanjemaah Syafaatush Sholawat yang semakinmembesar. Mereka khawatir anak-anakmereka terpengaruh dengan ajaran Syafaa-tushSholawat.EkspresiyangberlebihandarijamaahSyafaatushSholawat jugamenying-gungperasaanwargadantokohmasyarakat.Misalnya, pandangan sinis pengikut Sya-faatush Sholawat yang melihat masyarakatterlalumengkultuskankiai.Warga juga ters-inggungdengan“seloroh”yangseringdinya-takan Huda bahwa keagamaan masyarakatbanyakmasihperludikasihanikarenashalat-nyamasihbelumkhusyu’.

Konflik keluarga juga menambah apikeresahan semakin membara. Misalnya,terjadinya pertengkaran antara salah satujamaah,Wasi’andenganibunya.Sebagaim-anadiceritakanKetuaRT25,sejakikutSya-faatush Sholawat, Wasi’an jarang pergi kesawah karena waktunya dihabiskan untukibadah sehingga tanggung jawab keluar-ganyaterbengkalai.KisahlainadalahsepertiyangdiceritakanolehAinulYaqin,Salahse-orangwargaRT28,yangmenuturkanbahwaWasi’andanistrinyahampirberceraikarenasiistritidakmaubergabungdenganSyafaa-tushSholawat.Urusankeluargayangsesung-guhnya masalah privat ini akhirnya menjadiisu publik. Gosip pertengkaran keluarga ini

berkembangmenjadibahanbagimasyarakatuntuk melakukan black campaign terhadap ajaranSyafaatushSholawat.

Semakin lama, komunitas SyafaatushSholawat berada dalam posisi berhada-pan dengan masyarakat yang kebanyakanadalah warga NU. “Kalau mereka mengakuAhlusSunnahdanbermadzhabSyafi’i,makamerekaharusnyabelajardahulual-Ta’lim wa al-Muta’allim.Disitumerekaakantahumen-gapa masyarakat ta’dhim (hormat) kepadakiai,” kata salah seorang pengurus TakmirMasjidAl IkhlasDesaSukolilo.Padasituasiyang sudah mengkristal inilah masyarakatmenganggap ajaran Syafaatush Sholawatmenyimpang atau sesat. Atas inisiatif dariYahyaUbaid,KetuaMUIKecamatanJabung,diadakanpertemuanuntukmengetahuiajaranSyafaatush Sholawat yang sudah tersiar dimasyarakatsebagaiajaransesat.

Pada 22 Nopember, diadakanlah per-temuandiKantorKecamatanLawang,den-gandihadiriMUIJabung(YahyaUbaid),MUIKabupaten Malang (KH. Mahmud Zubaidi),

Kapolsek,KepalaDesa,Camat, danbeber-apa tokoh masyarakat. Dari pertemuan ituterjadi diskusi antara Syafaatush Sholawatyang diwakili oleh Nur Hambali (Singosari,Malang)danM.Fathoni(Jombang)danMUIyang diwakili oleh Mahmud Zubaidi (KetuaUmum MUI Kabupaten Malang) dan YahyaUbaid(KetuaMUIJabung).Dalamdiskusiitumuncul perdebatan tentang ajaran Syafaa-tush Sholawat. Salah satunya adalah TafsirShalatyangdalamajaranSyafaatushShola-watdisebutkan,rakaatshalatmemilikimaknasendiri-sendiri.Shalatsubuhduarakaat,duadiartikan sebagai hubungan antara hambadengan Allah. Shalat maghrib tiga rakaat,tiga diartikan sebagai perjumpaan antaramanusia,Muhammad,danAllah.Sedangkanshalat Dzuhur, Ashar, dan Isya’ yang bilan-ganrakaatnyasejumlahempatdimaknaise-bagai hubungan antara hamba, Allah, rasuldanmalaikat.

Pemaknaan shalat tersebut di atas

termaktub dalam kitab Beribadah dengan Berbekal al-Quran dan Sunnah yang men-jadibukupegangankelompokini.Penafsirantersebut dipertanyakan banyak kalangan.Salah satunya Munadi (pengurus Bahtsul Masa’ilPCNUKabupatenMalang),menan-yakan itu dasarnya apa? Mengambil darikitabapa?PerwakilanSyafaatushSholawattidak bisa menjawab karena mereka hanyameneruskan dari pusat. Mereka berjanjiakan menghadirkan Abi Yatim, PimpinanPusatSyafaatushSholawatpadapertemuanberikutnya pada 27 Desember 2007, tapiternyatayangdijanjikantidakdatang.

Pertemuan berikutnya, menghasilkansurat kesepakatan bermaterai Rp 6.000,00yang ditandatangani tiga orang dari pihakHuda Cs, meliputi Miftahul Huda, Ham-bali danZainal Arifin.Hasil kesepakatan inimenyebutkan, untuk sementara kegiatan dirumahMiftahulHudadihentikansampaiadakejelasandaripihak terkait.Beberapatokohmasyarakatditingkatkecamatanmenyimpansuratkesepakataninisebagaibuktiagarkes-epakatantidakdilanggarlagi.Selainitu,pihakdesadankeluargaMiftahulHudamelakukanpendekatan persuasif agar kesepakatan initidakdilanggarlagi.

Namun, tampaknya Huda cs tidakbergeming. Kegiatan terus berlanjut, seh-ingga Yahya Ubaid menfasilitasi pertemuanyangkeduakalinyadikantorkecamatanpada27 Desember 2007. Pertemuan ini dihadiriolehAKPAgusGuntoro(KapolsekJabung),Suharno (CamatJabung),KH.MahmudZu-baidi, Ali Mashar (Kepala Desa Sukolilo),SamsulHadi (KetuaMWCNUJabung)danAinulYakin,tokohmasyarakatyangkebetu-lan menjadi anggota DPRD dari PKB dapilJabung, dan beberapa tokoh masyarakat.Acarainijugadihadiriratusanwargayangin-ginmengetahuihasilkeputusanterakhirakankeberadaanaliranini.

Baru setengah jam acara dimulai, tiba-tiba terjadi amuk massa di dusun Bendo,tepat di rumah Miftahul Huda. “Saya waktuitu duduk di dekat pak Kapolsek. Tiba-tibakapolsek ditelpon anak buahnya disuruhke lokasi. Kontan saja semuanya ke sana,”terang Kepala Desa Sukolilo. Seratusanwarga yang kebanyakan anak muda telahberkumpul di kediaman Huda dengan me-lempari bangunan dan membakar sebagianisirumah.Sebelummerusakpadepokanitu,wargamemintaorangyangberadadidalambangunanuntukkeluar.KeempatorangyangterdiriatasistridanduaanakHuda,besertaseorangkerabat keluarmenyelamatkandiri.Gerombolanmassaitukemudianmelemparibangunanitudenganmeneriakkantakbir.

Dalampengakuankepaladesamaupuntokohmasyarakat, aksi perusakan itumurni

kasus-kasus bulan ini

The Wahid Institute �

Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008 ■

The Wahid Institute

Baru setengah jam acara dimulai, tiba-tiba ada amuk

massa di dusun bendo, tepat di rumah Miftahul Huda.

”Kontan saja semuanya ke sana” Seratusan warga yang

kebanyakan anak muda telah berkumpul di kediaman Huda,

melempari bangunan dan membakar sebagian isi rumah

sambil meneriakkan takbir.

Page 10: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

Ketua MUI Serang KH�� A Syafe`i AN meminta maaf kepada kaum Nahdli-yin khususnya di Kabupaten Serang

dan Provinsi Banten atas surat edaran MUI Serang No 122�MUI-Srg�XI�2��7 tanggal 21 November 2��7�� Dalam surat edaran itu, MUI Serang menyebarkan fatwa yang mengatasna-makan ulama NU Jombang yang ternyata itu fatwa palsu�� Fatwa itu berisi berbagai larangan dalam shalat, seperti larangan membaca ush-alli (niat shalat) dengan suara keras, tahlilan, doa qunut dan berbagai kegiatan ibadah lain yang umumnya biasa dilakukan warga NU��

”Saya memohon maaf atas keteledoran dan kecerobohan menyebarluaskan surat edaran itu, sehingga membuat resah umat Islam teru-tama kalangan Nahdlatul Ulama,” kata KH�� Syafei, kepada sejumlah wartawan dan bebera-pa pengurus NU Kota Serang di Kantor MUI Kabupaten Serang, Jum`at (25�1���)��

KH�� Syafei yang dikenal sebagai tokoh PER-SIS (Persatuan Islam) itu menjelaskan, sekitar November 2��7 ia memperoleh surat edaran fatwa ulama NU Jombang dalam berbagai ibadah dan amalan dari salah seorang pengu-rus MUI Kabupaten Serang yang didapatnya dari sebuah buletin�� Selanjutnya, surat edar-an fatwa yang mengatasnamakan ulama NU Jombang, dan belakangan diketahui palsu itu, malah disebarluaskan melalui surat edaran MUI Kabupaten Serang��

Akibatnya, berbagai kalangan jemaah pen-gajian terutama di kalangan warga NU se-bagaimana dikatakan Ketua Pengurus Cabang NU Kota Serang, Matin Syarkowi, resah den-gan adanya selebaran tersebut serta memper-tanyakan kebenarannya�� Sehingga, beberapa organisasi di bawah NU meminta Ketua MUI Serang menarik kembali edaran tersebut dan meminta maaf��

Permintaan penarikan surat dan per-mintaan maaf itu, juga datang dari Pengurus Wilayah NU Provinsi Banten yang ditanda-tangani Ketua Syuriah Pengurus Wilayah NU Provinsi Banten KH�� Ahmad Syatibi�� Sebab, kata dia, fatwa palsu yang pernah beredar pada 2��3 itu, sudah diklarifikasi PBNU kepada ulama-ulama NU Jombang yang na-manya tercantum dalam selebaran tersebut�� Ulama dan kyai tersebut mengaku tidak per-nah mengeluarkan fatwa itu�� Bahkan, beber-apa diantara ulama dan kyai yang tercantum dalam edaran itu sudah meninggal dunia jauh sebelum fatwa itu dikeluarkan�� ”Surat edaran fatwa itu palsu dan tidak jelas sumbernya�� Saya kira tujuannya ingin memojokan NU dan memecah belah umat Islam,” kata Matin Syarkowi (Antara, 25�1���)��

Bukan tidak mungkin, edaran-edaran tidak jelas seperti ini memang sengaja dipakai untuk mengadu domba dan mengaduk-aduk NU�� Sayangnya lagi, lembaga seperti MUI (Serang)

6. Ketua MUI Serang Minta Maaf kepada Kaum Nahdliyin

Kronologi Pengrusakan ...spontanitaswargakarenatidaksabardenganprosesdialogdanmediasiyangsudahdilaku-kan setahun lebih. Polisi langsung menga-mankanpengikutSyafaatushSholawat,baikyangadadilokasikejadianmaupunyangikutdalam pertemuan. Dengan menggunakanempat kendaraan kepolisian, 18 pengikutSyafaatush Sholawat diamankan dan lang-sungdiungsikankePolresKepanjen.

Sejak itu, kasus ini kemudian ditanganiPolres Kepanjen. Aiptu Nanang, Kanit Intel

Kecamatan Jabung, menjelaskan bahwapihaknya masih menunggu keputusan dariMUIKabupatenMalang.MUIMalangmasihmempelajari 7 kitab pedoman yang dipakaiolehjamaahSyafaatushSholawat.AKPSu-nardimenyatakan,kasusinitidakbisadinilaisebagaitindakankriminal.Dalamhalini,ke-polisian lebihmenekankanaspekperlindun-gandankeamanan.Padahalsebenarnyajikadilihatdenganadanyaperusakanmilikoranglain,inijelasmelanggarhukumpidana.

Untuk menenangkan warga, kepolisianmemeriksa 18 pengikut Syafaatush Shola-

watdiPolresKepanjen.Namunsebenarnyamerekatidakdisidiktapidiamankan.Darto,seorangstafReskrimyangmenemaniparakorban,sempatberdiskusipanjangdenganparajamaah.Dalamkesimpulanpriaparuhbaya ini, apa yang diajarkan oleh kelom-pok ini tidak ada yang berbeda denganajaranpadaumumnya.Cumamerekalebihmenekankanpadaaspekspiritualitas.Dartomelihat kasus ini adalah sebuah kesalah-pahaman. Warga tersinggung, sementarajamaahSyafaatushSholawatkurangrendahhatidalambersosialisasi. ■

kasus-kasus bulan ini

kasus-kasus bulan ini

10

■ Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008

The Wahid Institute

Page 11: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

Matriks Kasus Keagamaan

Desember 2007-Januari 2008

tanpa melakukan tabayyun (klarifikasi) dan penelitian, langsung mengedarkan fatwa tidak

jelas itu�� Hal ini dimungkinkan karena pema-haman yang ada di kepala MUI Serang sama dengan isi dari fatwa palsu itu�� ■

Ketua MUI Serang ...

kasus-kasus bulan ini

The Wahid Institute 11

Monthly Report on Religious Issues, Edisi VI, Januari 2008 ■

The Wahid Institute

No Tanggal dan Waktu

Peristiwa Lokasi Pelaku Korban Dampak

1 1� Desember 2��7

Penyerangan terhadap Ahmadiyah

Manislor Kuningan

Gerakan Anti Ahmadiyah

(GERAH) dan Gerakan Umat

Islam Indo-nesia (GUII) Indramayu

Warga Ah-madiyah

Masjid dan properti Warga Ah-madiyah disegel dan dirusak

massa

2 15 Januari 2���

Teror terhadap Ahmadi-yah

Bandung Aliansi Umat Islam Jawa

Barat

Warga Ah-madiyah

Warga Ahmadiyah merasa terteror

3 6 Desember 2��7

Aliran Shalat Berubah Arah

Rembang Kandepag dan MUI Rembang

Anggota Shalat

Berubah Arah

Anggota Shalat Berubah Arah tidak bisa bebas mengekspresi-kan keyakinanya yang tersebar di beberapa daerah di Kragan

Rembang

� 17 Desember 2��7

Penandatanganan tobat tiga anggota al-Qiyadah al-

Islamiyah

Wonosobo Wakapolres Wonosobo

Kompol Par-tono, MUI

Jateng, MUI Wonosobo, Kejaksaan, Kesbanglin-

mas, beberapa pejabat Depag dan perangkat

desa

Tiga orang anggota al-Qiyadah al-Islamiyah

Memprakarsai prosesi pindah keyakinan yang mewajibkan para pengikut QI harus me-

lepas keyakinannya

5 13 Desember 2��7

Penyerangan Ponpes Miftahul Huda

Serang Sekelompok massa dan

KH�� Muhtadi Dimyati

Nur Syahidin dkk

Ponpes dan properti yang ada di dalamnya rusak

6 Desember 2��7

Intimidasi terhadap Warga Syiah

Pasuruan MUI dan beberapa

kelompok mas-yarakat

Warga Syiah Pasuruan

Warga Syiah Pasuruan merasa tidak aman karena teror dan kampanye anti Syiah terus di-

lakukan dan kian meluas

7 13 Januari 2���

Penyerangan dan Pem-bubaran Pengajian As-

Syuro Jemaah Ahlul Bait (Syi’ah)

Jl�� Saleh Sungkar, Kebon Roek Kec�� Ampenan Kota

Mataram

Masyarakat dari kampung

sekitar

Jamaah peng-ajian Ahlul

Bait��

Pengajian dihentikan dan warga Syiah diteror

� 16 Januari 2���

Penyerangan dan Pemba-karan Pure Sangkareang��

Desa Keru, Kec�� Keru Lombok Barat – NTB

Massa tanpa identitas��

Sekitar 1��-an orang yang

meneriakkan takbir dan kata

kata jihad��

Pengurus Pura, Panitia

Renovasi dan panitia Pelaksanaan

Pukawali dan Umat Hindu

di NTB��

Sejumlah ornamen seperti pa-tung tempat pemujaan hancur, kelambu dan kain sembahyang

terbakar nyaris habis��

Page 12: Januari 2008 Otoritas Agama versus Otoritas Negara · Bidang Kesra), Denty Lerdan (Ditjen Kesbangpol Depdagri), ... Malang, penyelesaian ... MUI Kabupaten Serang menggelar ...

Suhendy - Cianjur, Marzuki Rais - Cirebon, Samsu Rijal - Makassar, Ahmad Zainul Hamdi, Yuni - Surabaya, Alamsyah M�� Dja’far, Rumadi - Jakarta, Yusuf Tantowi -Yusuf Tantowi -

Mataram, Jayadi - Jawa Timur, Damanhuri, M�� Iqbal, dan Rasyidin - Jawa Barat, Jayadi - Jawa Timur, Damanhuri, M�� Iqbal, dan Rasyidin - Jawa BaratJawa Barat

A n a l i s i sDari laporan edisi ini, ada beberapa hal yang penting untuk dianalisis:

Isu Ahmadiyah agaknya akan masih terus terjadi�� Kekerasan di Manis Lor (Kuningan), Indramayu, Bandung, Tasikmalaya, Majalengka dan seterusnya akan senantiasa mewarnai kehidupan kelom-pok Ahmadiyah�� Keputusan Bakorpakem yang menyatakan Ahmadiyah bukan organisasi terla-rang, bukanlah akhir dari kekerasan yang menimpa kelompok itu�� Meski untuk sementara kepu-tusan Bakorpakem cukup melegakan, namun desakan kelompok-kelompok yang menginginkan Ahmadiyah dibubarkan dan dinyatakan sebagai aliran terlarang masih cukup kuat�� Karena si-fatnya masih extra-judicial, maka keputusan ini masih sangat mungkin untuk dievaluasi karena desakan kelompok-kelompok yang anti Ahmadiyah�� Apalagi MUI melalui tokohnya KH�� Ma’ruf Amin, disamping menolak keputusan itu, juga mengatakan tidak bertanggungjawab atas dampak dari keputusan itu�� Pernyataan Ma’ruf ini bisa multi-interpretasi��Meski keputusan Bakorpakem cukup baik, tapi kita masih bisa mempersoalkan argumen yang dipakai�� Bakorpakem masih menggunakan agama sebagai standar�� Hal ini bisa dilihat dari argu-men Bakorpakem yang menyatakan Ahmadiyah tidak dilarang karena 12 pernyataannya tidak ada yang menyimpang dari Islam�� Argumen ini sebenarnya masih menyimpan masalah, karenaArgumen ini sebenarnya masih menyimpan masalah, karena justru konstitusi Indonesia, sama sekali tidak menjadi dasar keputusan Bakorpakem��Isu aliran sesat dan kekerasan masih akan terus menjadi problem dalam masyarakat�� Sepuluh panduan untuk mengidentifikasi kelompok sesat yang dikeluarkan MUI masih akan dijadikan dasar oleh masyarakat untuk menghakimi yang lain�� Bila hal ini dibiarkan terus terjadi, maka akan menimbulkan iklim kehidupan beragama yang tidak sehat dan mungkin penuh kekerasan��Khusus menyangkut permohonan maaf MUI Serang kepada warga NU, hal ini penting untuk mendapat perhatian�� Bukan tidak mungkin, penyerangan kelompok Islam tertentu terhadap NU akan dilakukan dengan modus seperti fatwa ulama “palsu” dari Jombang�� Sayangnya, banyak orang “termakan” dengan cara-cara seperti ini�� Ini bukan semata-mata problem NU, tapi problem kehidupan kebangsaan secara keseluruhan�� Jika MUI saja, dalam hal ini ketua MUI Serang, tidak melalui tabayyun, mencari kebenaran informasi untuk mengeluarkan fatwa, mudah terprovokasi, apalagi masyarakat awam�� ■

1��

2��

3��

���

R e k o m e n d a s iBerdasar uraian di atas, hal penting yang harus mendapat perhatian serius adalah:

Keputusan terhadap Ahmadiyah, meskipun bersifat extra-judicial, bisa sedikit melegakan�� Namun demikian, anggota Bakorpakem agaknya mendapat tekanan yang cukup kuat dari kelompok anti Ahmadiyah�� Dengan argumen-argumen keagamaan, kelompok ini mendesak pemerintah melalui Bakorpakem agar Ahmadiyah dibubarkan�� Dalam kaitan ini kelompok civil society yang berpegang pada konstitusi perlu mem-back up Bakorpakem agar mereka tidak merasa sendirian�� Perlu penguatan pengetahuan dan pemahaman kepada aparat pemerintah, pemimpin masya-rakat dan terutama anggota MUI, tentang konstitusi, HAM, dan hukum internasional�� Hal ini penting agar mereka tidak ambigu dan semena-mena dalam menegakkan hukum dan mengambil keputusan yang berakibat langsung kepada publik��Kelompok mayoritas Islam, terutama NU, perlu mewaspadai kemungkinan dijadikannya NU sebagai tunggangan kelompok fundamentalis�� Dalam banyak kasus NU dijadikan juru bicara dan eksekutor untuk menyerang kelompok lain, sementara gagasan dan inisiasinya dipersiapkan kelompok fundamentalis tersebut�� ■

1��

2��

3��