8 | Page
Khutbah Idul Fithri 1435 HJALAN SUKSES PRIBADI TAQWAIr. Abdul
Wahid Surhim, MT.
9 . . . . . .
Allahu Akbar walillahil hamdMaasyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah,
Di tengah rasa sedih karena ditinggal bulan yang penuh berkah,
bulan Ramadhan, dan kesedihan melihat saudara-saudara kita di Gaza
Palestina (bumi kelahiran Imam Syafii) yang dibantai Israel
lanatullah, umat Islam sedunia merayakan kemenangan besar karena
telah berhasil menunaikan tugas atau kewajiban puasa selama sebulan
penuh. Allah menjadikan kita pribadi-pribadi taqwa yang fitri
karena telah bersih dari dosa-dosa, bagaikan bayi yang baru lahir
dari Rahim ibunya.
Pribadi taqwa hasil tempaan selama bulan Ramadhan tentu tidaklah
mudah perjalanan sebelas bulan kedepan, karena suasananya sudah
berubah, terutama karena musuh utama manusia, syaitan, yang selama
Ramadhan diikat, sekarang sudah dilepas kembali oleh Allah SWT.
Iblis dan setan serta bala tentaranya tidak akan pernah rela
pribadi-pribadi taqwa ini tetap dalam keadaan fitri. Mereka akan
segera beraksi untuk memporak-porandakan hasil-hasil Ramadhan
dengan segala upaya. Ingatlah, mereka sudah dari dulu sudah
memproklamirkan penyesatan kepada seluruh manusia seperti
diungkapkan dalam Al-Quran: (16) (17
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak
akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-Araf
[7]:16-17)
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Allah SWT pun sudah mempersilakan Iblis-syaitan untuk
menyesatkan manusia, bahkan dipersilakan untuk mengerahkan segala
pasukannya. Seperti halnya manusia, iblis-syaitan memiliki pasukan
tempur yang lengkap. Pasukan tempur mereka ada yang berupa pasukan
berkuda (kavaleri), ada juga yang berupa pasukan infantry (pasukan
berjalan kaki). Allah SWT berfirman: (63) (64
Tuhan berfirman: "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang
mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu
semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa
yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang
berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan
oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. Al-Isra
[17]: 63-64)
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pertempuran antara pribadi-pribadi taqwa dan iblis-syaitan
memang abadi hingga hari kiamat. Allah memberikan kemurahanNya
hanya di bulan Ramadhan dan tidak di bulan-bulan lain. Akan tetapi,
pribadi-pribadi taqwa adalah pribadi-pribadi yang dipersiapkan
untuk memenangkan pertempuran abadi ini, karena Allah SWT telah
membekalinya dengan tiga hal, yakni Al-Quran, keyakinan yang kuat,
dan hidayah. Allah menegaskan hal ini pada awal surat
Al-Baqarah:
(1) (2
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. Al-Baqarah [2]:
1-2)
Jadi pribadi taqwa adalah pribadi yang tidak pernah ragu
terhadap Al-Quran sehingga menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya.
Jika pribadi-pribadi seperti ini ditanya tentang Al-Quran, maka
jawaban yang keluar darinya sangat mantap, yang menunjukkan bahwa
dirinya yakin tanpa ragu sedikit pun dan sudah merasakan nikmatnya
berjalan di bawah naungan Al-Quran. Allah SWT berfirman:
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang
telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Kebaikan". (QS.
An-Nahl [16]: 30)
Bandingkan jawaban ini dengan jawaban pribadi-pribadi yang
sombong sebagaimana disebutkan di surat yang sama: Dan apabila
dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu". (Qs.
An-Nahl [16]: 24)
Keyakinan yang dalam pribadi-pribadi taqwa terhadap Al-Quran
inilah yang menjadikan mereka selalu berjalan di belakang Sang
Imam, yakni Al-Quran. Sebaliknya, kesombongan yang merupakan watak
asli iblis-syaitan inilah yang menyebabkan sikap arogan dan
menghina Al-Quran.
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Dalam sejarah kehidupan bangsa-bangsa, Bani Israil adalah bangsa
yang paling banyak diceritakan oleh Al-Quran. Allah SWT banyak
mengutus nabi dan rasul kepada Bani Israil. Kitab-kitab suci pun
banyak diturunkan untuk mereka. Tapi sebagian besar mereka bersikap
buruk terhadap Kitab-kitab suci. Kalangan intelektual (rahib,
rabbi) mereka suka mengubah-ubah makna maupun kalimat-kalimat yang
ada dalam Kitab Suci: Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan
percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah [2]: 75)
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa mereka
mendengar langsung firman Allah ketika Allah berfirman kepada Nabi
Musa sehingga memahami makna yang sebenarnya, tetapi mereka sengaja
menyimpangkannya. Orang-orang seperti ini sulit diharapkan
keimanannya. Mereka telah melihat berbagai mukjizat para nabi dan
rasul, tetapi tidak mau juga beriman. Di samping mengubah-ubah
makna, kalangan rahib mereka juga suka memalsukan Kitab, tetapi
mereka mengatakan bahwa itu dari Allah padahal tulisan tangan
mereka sendiri:
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al
Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari
Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat
dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS.
Al-Baqarah [2]: 79)
Kitab tulisan mereka dikumpulkan dan dinamakan dengan Talmud.
Sampai sekarang Talmud sudah berjumlah 63 buku yang terdiri atas
524 bab. Yahudi bahkan menganggap Talmud adalah kitab suci
tertinggi mereka. Shadaqallahul azhiim Mahabenar Allah dengan
segala firmanNya yang membuka bobroknya Yahudi al-maghdhuub
alaihim.
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Selain para ulama mereka, di antara Bani Israil, ada juga
orang-orang bodohnya. Mereka ini buta huruf (ummiy), tidak bisa
membaca dan menulis Kitab, dan tentu tidak mengerti isi Kitab
kecuali hanya kira-kira atau dugaan-dugaan saja:
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al
Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya
menduga-duga. (QS. Al-Baqarah [2]: 78)
Sungguh menyedihkan, masih banyak di antara kaum Muslimin yang
tidak bisa membaca Al-Quran apalagi memahaminya. Kita menjadi
seperti orang-orang Yahudi yang digambarkan oleh ayat ini.
Sedangkan kelompok besar Bani Israil memiliki sikap: beriman
sebagian dan kafir sebagian terhadap Kitab mereka. Mereka
memilah-milah mana isi Kitab yang sesuai dengan hawa nafsunya,
mereka akan mengimaninya dan mengamalkannya. Tetapi yang tidak
sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan kafir dan menjauhinya.
Allah SWT berfirman:
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan
ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang
yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada
siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu
perbuat. (QS. Al-Baqarah [2]: 85)
Bahkan mereka akan membunuh Rasul yang membawa sesuatu yang
tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka:
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh;
maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa
orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. Al-Baqarah [2]: 87)
Di antara Rasul Allah yang mereka bunuh adalah Nabi Zakaria as
dan anak beliau, Nabi Yahya as. Kalau para rasul saja dibunuh,
apalagi rakyat Palestina, terutama di Gaza? Bangsa Israel yang
sekarang ini tidaklah beda dengan nenek moyangnya. Mereka tidak
akan mempan dengan nasihat dan anjuran. PM Israel menyatakan bahwa
Israel tidak akan tunduk pada dunia untuk menghentikan gempuran
militer keji di Gaza. Seperti diketahui bahwa banyak pihak,
termasuk AS dan juga PBB yang menyerukan gencatan senjata antara
Israel dan Palestina. Keburukan Yahudi tidak berhenti di situ,
karena mereka pun berani menjadikan Malaikat Jibril sebagai musuh
mereka:
Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril
itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin
Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (QS.
Al-Baqarah [2]: 97)
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Itulah gambaran nyata sebuah bangsa yang mayoritasnya adalah
orang-orang yang bersikap buruk terhadap Kitab Suci. Wajar kalau
tanggapan mereka terhadap Al-Quran juga sangat buruk, mengganggap
Al-Quran hanyalah kumpulan dongeng-dongeng masa lalu, bukan pedoman
hidup, bukan imam hidupnya. Apakah itu karena mereka merasa asing
dengan Al-Quran? Ternyata tidak, karena Al-Quran adalah
satu-satunya kitab yang selalu disebut-sebut di kitab-kitab yang
sebelumnya:
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam
Kitab-kitab orang yang dahulu. (QS. Asy-Syuara [26]: 196)
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pribadi taqwa menjalani hidup dengan yakin dan berpedoman dengan
Al-Quran. Karena itu, Allah SWT pun senantiasa membersamainya ( ),
tidak membiarkan menyelesaikan segala problematika hidup untuk
diselesaikan sendiri, tetapi selalu dibantu oleh Allah ( ),
diselesaikan, dicarikan jalan keluar dan dimudahkanNya ( , ).
Ingatlah, siapa yang menghadapi segala problematika hidup dengan
kekuatannya sendiri, maka itu tanda buruk bahwa Allah
membiarkannya. Kalau Allah membiarkannya maka tidak akan ada yang
dapat melindungi dan menolongnya ( ). Naudzu billah min dzalik.
Taqwa membentuk pribadi yang sensitive terhadap maksiat sehingga
ia akan segera menjauhinya segera setelah ia mengetahuinya ( ).Akan
tetapi, jika pun ia akhirnya jatuh dalam kemaksiatan kecil maupun
besar, maka ia akan segera ingat Allah dan beristighfar minta
ampunanNya; ia tidak bertahan terus-menerus dalam kemaksiatan(
).
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pada akhirnya, kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertaqwa ( ). Begitulah perjalanan pribadi taqwa: ia berjalan
dengan modal yang baik (keyakinan yang kokoh kepada Al-Quran dan
menjadikannya sebagai imam hidupnya), selama dalam perjalanan
selalu dibimbing dan dilipatgandakan bimbingan (hidayahnya) oleh
Allah, dan akhirnya adalah kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Semoga Allah selalu memperkokoh hati kita dalam Agama Allah:
Duhai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di
atas agamaMu
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi orang yang sukses
dari Ramadhan ke Ramadhan. Semoga kita bisa berjumpa dengan bulan
Ramadhan yang akan datang.
Marilah kita tutup dengan bermunajat kepada Allah SWT.
. . . . . . .
Ya Allah, tolonglah para pejuang Islam di segala tempat dan
masa. Tolonglah mujahidin di Palestina, khususnya di Gaza.
Hancurkanlah tentara-tentara Yahudi. Selamatkanlah kaum muslimin di
segala penjuru dunia.
Ya Allah, berikanlah kami dari takut kami kepadaMu sesuatu yang
akan mencegah kami dari memashiyatiMu, dari taat kami kepadaMu
sesuatu yang akan menyampaikan kami ke dalam surgaMu, dan dari
yakin kami sesuatu yang akan membuat kami ringan menghadapi musibah
dunia; berikan kenikmatan melalui pendengaran kami, penglihatan
kami dan kekuatan kami; jadikan itu sebagai pewarisan hidup kami;
balaskan untuk kami orang yang menzhalimi kami; bela kami atas
orang yang memusuhi kami; jangan jadikan musibah kami dalam urusan
agama kami; jangan jadikan dunia sebagai puncak cita-cita dan
puncak ilmu kami; jangan jadikan kami dalam cengkeraman orang yang
tidak mengasihi kami.
Ya Allah, jadikanlah kumpulan kami, jamaah yang dirahmati,
tempat orang muda yang menghormati orang tua, tempat orang tua yang
menyayangi orang muda.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi pelindung urusan
kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi penghidupan kami dan
perbaikilah akhirat kami tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini dapat menambah kebaikan bagi kami dan jadikanlah kematian itu
istirahat bagi kami dari segala keburukan.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami selama sebulan penuh di
bulan Ramadhan. Ya Allah, terimalah ibadah puasa kami, shalat
fardhu kami, shalat tarawih kami, shalat witir kami, shalat
tahajjud kami, wudhu kami, ruku dan sujud kami, khusyu kami, dzikir
kami, bacaan al-Quran kami. Kami sadar, ya Allah, semua ibadah yang
kami lakukan jauh dari sempurna. Hanya sebatas itu, ya Allah,
kemampuan iman kami. Tapi kami memohon kepadaMu, dengan sepenuh
kerendahan dan sepenuh pengharapan kami, terimalah itu semua, ya
Allah. Ridho-Mu, ya Allah, hanya ridho-Mu-lah yang kami harapkan
melingkupi diri kami, keluarga kami, orang tua kami,
saudara-saudara kami, masyarakat kami, negara kami. Engkau adalah
satu-satunya tempat kami bergantung dan kami memohon pertolongan.
Hanya kepadaMu kami bertawakkal, ya Allah. Ya Allah, sampaikanlah
kami di bulan Ramadhan yang akan datang, sehingga kami
berkesempatan untuk memperbaiki kembali kekurangan-kekurangan
kami.