Jakarta, 3 Nopember 2008 Bagian 1 Pengantar Bagian 2 Ekonomi Ekonomi B i 3 Antisipasi Dampak Krisis Finansial Global Bagian 3 SDM dan KESRA Bagian 4 Peraturan Bersama Empat Menteri Dr. Bambang Widianto, MA Deputi Meneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan B i 5 Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Bagian 5 Penutup 1
64
Embed
Jakarta, 3 Nopember 2008 Bagian 1 Pengantar · PDF file“dikasih ikan” diajari mancing “dibantu untuk punya pancing dan ... dikasih ikan perahu sendiri Perlindungan Sosial...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jakarta, 3 Nopember 2008Bagian 1Pengantar
Bagian 2EkonomiEkonomi
B i 3Antisipasi Dampak
Krisis Finansial Global
Bagian 3SDM dan KESRA
Bagian 4Peraturan Bersama Empat Menteri
Dr. Bambang Widianto, MADeputi Meneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Evaluasi Kinerja PembangunanB i 5 Bidang Evaluasi Kinerja PembangunanBagian 5
Penutup
1
Bagian 1
Pengantar
2
Dampak Krisis Finansial Global
Mengeringnya LikuiditasMelalui Pasar Modal dan PerbankanDunia UsahaKemampuan Pemerintah Membiayai Pembangunan
Melemahnya Ekspor Karena Melambatnyay p yPertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor
Neraca Pembayaran
Melambatnya Sektor Riil
Kesejahteraan Masyarakat3
Kondisi krisis 1997/98 & 2008
KONDISI 1997 1998 2008•Politik & Keam •Demo & Krisis
•Utang LN •60 persen GDP •72 persen GDP •30 persen GDPC d d i USD 17 4 ili USD 23 5 ili USD 57 1 ili•Cad devisa •USD 17,4 miliar •USD 23,5 miliar •USD 57,1 miliar
•Perbankan •Fundamental rapuh •Kritis (panik/ rushed) •Fundamental kuat
•SBI •20,0 persen •38,4 persen •9,5 persenP K k h K k h S l h•Pangan •Kekurangan, harga
meningkat•Kekurangan, harga
tinggi•Surplus, harga
terkendali• Iklim usaha •Memburuk •Buruk (etnis Tionghoa
lari ke LN)•Cukup kondusif
4
)
Sumber: BPS, Depkeu dan BI. Data 1997 & 1998 per 31 Desember; 2008 per 15 Oktober (Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
Sumber: Bank Indonesia. Data 1997 & 1998 per 31 Desember; 2008 per 31 Agustus(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
( )
5
Indikator ekonomi di beberapa negara ASIA 2008
INDIKATOR INDO MALY SING THAI CINA INDIA KORINDIKATOR INDO MALY SING THAI CINA INDIA KORPertumbuhan ek (%) 6.3 6.0 4.0 4.8 9.8 7.3 4.6Inflasi (%) 12.1 5.4 6.5 6.4 6.4 7.9 4.9Perub nilai tukar (%) -4.2 -6.9 -2.3 -13.8 6.4 -22.8 -32.2Cad devisa 2007 (mlr $) 57.1 101.1 163.0 87.5 1,534 NA 262.2Perub Index Shm (%) -46.8 -38.1 -41.8 -38.3 -59.4 -56.7 -46.6Sumber: BPS, Depkeu, BI, ADB dan The Economist (15 Oktober)(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
Kondisi Indonesia tidak burukKondisi Indonesia tidak buruk. Beberapa negara telah meminta bantuan bailout dari IMF, yaitu Belarusia, Hungaria, Ukraina, dan Pakistan untuk membantu kebekuan likuiditas pasar uang dan terpuruknya komoditas mereka.
6
p g p y
Pengamanan Sistem Keuangan
Beberapa langkah pentingPengamanan Sistem Keuangan
Perpu Jaring Pengaman Sistem KeuanganPerbankan
Perpu Tentang Perubahan Kedua Atas UU BIPerpu Tentang Perubahan Kedua Atas UU BI- Perluasan Aset AgunanPerpu Tentang Perubahan Atas UU LPS- Peningkatan Jaminan Dana Simpanan, Rp. 2 M.g p p
MoneterBI Rate 9,5 %Pengurangan GWMKelonggaran Memperoleh Valas
Pasar ModalMenghindari Mark to MarketK d h B B kKemudahan Buy Back
PerdaganganMemangkas PE Kelapa Sawit
IndustriIndustriMenurunkan PPN-BM
7
Beberapa langkah penting
InvestasiPP No 62 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas PP No 1 Tahun 2007 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanam Modal di BidangUsaha tertentu dan/atau di Daerah Tertentu
KetenagakerjaanPeraturan Bersama Menakertrans, Mendagri, Menperin, Mendag TentangPemeliharaan momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional DalamMengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global .
APBNPerubahan AsumsiPertumbuhan 6 %, Inflasi 6,2 %, Nilai Tukar 9.400, Suku Bunga 7,5 %, harga minyak 80 US/BarelPrioritas: (1). Menjaga kesejahteraan masyarakat miskin denganmemperkuat social safety net; (2). Menjaga tersedianya bahan pokok; (3). Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.Percepatan PembelanjaanS t Ed M t i N PPN/K l BAPPENAS NSurat Edaran Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS, No: 0217/M.PPN/10/2008 Perihal Upaya Anisipasi PerlambatanPerekonomian Global Melalui Pendaagunaan dan Percepatan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah TA 2009.Proses Pengadaan Barang/Jasa TA 2009 dapat dilakukan mulai saat iniProses Pengadaan Barang/Jasa TA 2009 dapat dilakukan mulai saat iniPenekanan Penggunaan Produk Dalam Negeri
8
Strategi penanggulangan kemiskinan
Kluster IIIPemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK)“diajari mancing”
Kluster IIPemberdayaan
Masyarakat
Mikro dan Kecil (UMK)
“dikasih ikan”
diajari mancing
“dibantu untuk punya pancing dan perahu sendiri”
Kluster IBantuan dan
Perlindungan Sosial
y
Program-program yang tergabung dlm PNPM.
Sasaran: Pelaku usaha mikro dan kecil. Penyaluran
dikasih ikan perahu sendiri
Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran
Sasaran 19,1 juta RTS/ Rumah Tangga Sasaran
Fokus: 5.720 kecamatan Bentuk : Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp. 3 Milyar/kec./
kecil. PenyaluranKUR: diarahkan untuk kredit Rp. 5 juta ke bawah. Plus: penyaluran program
(Raskin, PKH, BOS, JAMKESMAS, dll), termasuk pemberian layanan khusus bagi 3,9
NLP Nasional Jaw a Barat (West Java) Banten DKI Jakarta (Special Capital Province of Jakarta) D.I Yogyakarta (Special Province of Yogyakarta) Jaw a Tengah (Central Java) Jaw a Timur (East Java)
NLP Nasional Bengkulu Jambi Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara (North Sumatra) Sumatera Barat (West Sumatra)
Sumber: BI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas) 15
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara (North Sumatra) Sumatera Barat (West Sumatra) Riau Kepulauan Riau 1 Sumatera Selatan (South Sumatra) Bangka Belitung Lampung
Non-performing loan (2 of 3)Kalimantan & Nasional
6 00
8.00
10.00
-
2.00
4.00
6.00
Sulawesi & Nasional
Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08NLP Nasional Kalimantan Selatan (South Kalimantan) Kalimantan Barat (West Kalimantan) Kalimantan Timur (East Kalimantan) Kalimantan Tengah (Central Kalimantan)
Nasional Jaw a Barat (West Java) Banten DKI Jakarta (Special Capital Province of Jakarta) D.I Yogyakarta (Special Province of Yogyakarta) Jaw a Tengah (Central Java) Jaw a Timur (East Java)
(6.00)Nasional Kalimantan Selatan (South Kalimantan) Kalimantan Barat (West Kalimantan) Kalimantan Timur (East Kalimantan) Kalimantan Tengah (Central Kalimantan)
Nasional Maluku Papua Maluku Utara (North Maluku) Irian Jaya Barat
Sumber: BI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (1 of 3)Jawa & Nasional
4.006.008.00
10.00
(6.00)(4.00)(2.00)
-2.00
Aug-07
Sep-07
Oct-07
Nov-07
Dec-07
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-08
May-08
Jun-08
Jul-08
Sumatera & Nasional
(8.00)Credit Nasional Jaw a Barat (West Java) Banten DKI Jakarta (Special Capital Province of Jakarta) D.I Yogyakarta (Special Province of Yogyakarta) Jaw a Tengah (Central Java) Jaw a Timur (East Java)
Credit Nasional Bengkulu Jambi Nanggroe Aceh Darussalam
Sumber: BI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
21
Jambi Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara (North Sumatra) Sumatera Barat (West Sumatra) Riau Sumatera Selatan (South Sumatra) Kepulauan Riau 1 Bangka Belitung Lampung
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (2 of 3)Kalimantan & Nasional
Credit Nasional Kalimantan Selatan (South Kalimantan) Kalimantan Barat (West Kalimantan) Kalimantan Timur (East Kalimantan) Kalimantan Tengah (Central Kalimantan)
2.004.006.008.00
10.00
(8.00)(6.00)(4.00)(2.00)
-Aug-07
Sep-07
Oct-07 Nov-07
Dec-07
Jan-08 Feb-08
Mar-08
Apr-08
May-08
Jun-08 Jul-08
Sumber: BI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
22
Credit Nasional Sulaw esi Tengah (Central Sulaw esi) Sulaw esi Selatan (South Sulaw esi) Sulaw esi Utara (North Sulaw esi) Sulaw esi Barat (West Sulaw esi) 1 Sulaw esi Tenggara (Southeast Sulaw esi)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (3 of 3)Nusa Tenggara-Bali-Gorontalo & Nasional
2.004.006.008.00
(10 00)(8.00)(6.00)(4.00)(2.00)
-Aug-07
Sep-07
Oct-07 Nov-07
Dec-07
Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08
Jun-08 Jul-08
Maluku-Papua & Nasional
(10.00)
Credit Nasional Gorontalo Nusa Tenggara Barat (West Nusa Tenggara) Bali Nusa Tenggara Timur (East Nusa Tenggara)
4.006.008.00
10.0012.00
(8 00)(6.00)(4.00)(2.00)
-2.00
Aug-07
Sep-07
Oct-07
Nov-07
Dec-07
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-08
May-08
Jun-08
Jul-08
Sumber: BI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia(Diolah oleh Direktorat Jasa Keuangan dan Analisis Moneter, Bappenas)
23
(8.00)
Credit Nasional Maluku Papua Maluku Utara (North Maluku) Irian Jaya Barat 1
Pasar tujuan ekspor utama Indonesia
J J l Sumbanga
2008
PASAR/NEGARA TUJUANPasar tujuan ekspor utama Indonesia (pasar
Jan-Jul Sumbangan thd total
Jepang 7.915,7 12,4% Amerika Serikat 7.433,3 11,6%
ekspor tradisional) adalah:• Uni Eropa• Jepang Singapura 6.234,9 9,7%
Cina 4.915,8 7,7% Malaysia 3.614,2 5,6% Korea Selatan 2.780,8 4,3%
• Jepang• Amerika Serikat• Singapura
, , UNI EROPA 8.966,4 14,0% Taiwan 1.661,8 2,6% Australia 1.141,7 1,8%Total 9 Negara Tujuan 44.664,6 69,7% Total 9 Negara Tujuan 44.664,6 69,7% Lainnya 22.211,4 34,7% TOTAL NON MIGAS 64.072,5 100,0%
Sumber: BPS (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
24
10 Produk Ekspor Utama Indonesia ke AmerikaHS
Classification (HS) Share (%)Code
Sumber: BPS (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, (%)Code
HS 62 Pakaian dan Aksesori Pakaian, Bukan Rajutan Atau Kaitan 15,4%
HS 40 Karet dan Barang Daripadanya 11,0%
HS 61 Pakaian dan Aksesori Pakaian, Barang Rajutan Atau Kaitan 12,1%
Ekspor Indonesia terbesar ke Amerika adalah pakaian jadi (kontribusinya 15 4%)
, j ,Bappenas)
HS 85 Mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya; perekam dan pereproduksi suara, perekam dan pereproduksi gambar dan suara televisi, dan bagian serta aksesori dari barang tersebut
10,9%
HS 27 Bahan bakar mineral minyak mineral dan produk 5 3%
(kontribusinya = 15,4%)
HS 27 Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk sulingannya; zat mengandung bitumen; malam mineral
5,3%
HS 3 Ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata air lainnya 4,1%
HS 84 Reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis; bagian daripadanya
4,1%HS 62
HS 94 Perabotan; keperluan tidur, kasur, alas kasur, bantalan kursi dan Furniture; perabotan yang diisi semacam itu ; lampu dan alat kelengkapan penerangan, tidak dirinci atau termasuk dalam pos lain; tanda iluminasi, papan nama iluminasi dan sejenisnya; bangun
4,9% 29%
11%
15% HS 40HS 61HS 85HS 27i u i a i a eje i ya; a gu
HS 64 Alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya; bagian dari barang tersebut
2,7%
HS 38 Aneka Produk Kimia 1,4%Subtotal of 10 commodities 71 7%
5%3%1%
4%
12%
HS 3HS 84HS 94HS 64Subtotal of 10 commodities 71,7%
Others 28,3%
Total from Indonesia 100,0%
4%4%
11%
5%
HS 38Others
25
Pelabuhan ekspor penting
Sumber: BPS (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
26
10 Besar ekspor daerah (Januari-Des 2007)
27Sumber: BPS (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
10 Besar ekspor daerah (Januari-Juni 2008)
28Sumber: BPS (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
TOTAL 30,924.2 20,649.7 34,878.9 28,372.3 8,496.6Sumber: BKPM (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
• Total realisasi IUT PMDN dari tahun ke tahun masih terkonsentrasi di Indonesia bagian baratTotal realisasi IUT PMDN dari tahun ke tahun masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat khususnya di P. Jawa dan Sumatera.
• Konsentrasi pesebaran realisasi PMDN menunjukkan perubahan/pergeseran, dimana sebesar 63,1% pada tahun 2006 masih terkonsentrasi di P. Jawa, sedangkan pada tahun 2007 telah berkurang menjadi 53,8%.
• Penurunan total realisasi IUT PMDN pada Semester I/2008 terjadi hampir di semua pulau kecuali P. Bali dan Nusa Tenggara, dengan Papua.
29
Realisasi Izin Usaha Tetap [IUT] PMA Per Pulau
LOKASI 2005 2006 2007 2007 2008Jan-Jun Jan-Jun
Dalam juta US$
SUMATERA 1,232.4 898.4 1,398.5 639.7 733.5 JAWA 7,239.8 4,416.4 8,503.5 3,227.6 9,458.5 BALI & NUSATENGGARA 102.6 106.2 56.7 27.0 77.2
• Total realisasi IUT PMA dari tahun ke tahun masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat
Sumber: BKPM (Diolah oleh Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas)
• Total realisasi IUT PMA dari tahun ke tahun masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat khususnya di P Jawa dan Sumatera.
• Total Realisasi IUT PMA Semester I/2008 mengalami kenaikan 153% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2007.
• Kenaikan total Realisasi IUT PMA pada Semester I/2008 terjadi hampir di semua pulau kecuali PKenaikan total Realisasi IUT PMA pada Semester I/2008 terjadi hampir di semua pulau kecuali P Kalimantan.
30
Percent of respondents reporting obstacle to be moderate, severe, or very severe
43
48
49
53
47
59
52
42
66
C ti C t l G tEconomic Policy Uncertainty
Corruption Local GovernmentTransportation
Macroeconomic Instability
38
39
39
42
43
39
38
41
36
47
Labor skill & EducationTax rate
Legal System&Conflict ResolutionElectricity
Corruption Central Government
35
37
37
38
38
34
37
37
39
39
Labor Regulation Central GovernmentCost of Finance
Labor Regulation Local GovernmentTax Administration
Labor skill & Education
29
32
33
35
35
27
36
36
36
CrimeCustoms&Trade Regulation-NationalCustoms&Trade Regulation-RegionalLicense & Permits Local Government
Labor Regulation Central Government
end-2005
mid 2007
21
28
28
29
21
23
28
29
TelecommunicationFinancial Access
Monopoly PracticesLicense & Permits Central Government mid-2007
2016
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Land Procurement
31
Labor -- Less than one-third of firms perceive labor issues as severe obstacles, but:
S d l ff d th bi tSeverance pay and lay-off procedures are seen as the biggest obstacles
% of respondents reporting obstacle to be severe or very severe
lay-off procedures
severance pay
overtime regulations
minimum wages
expatriate employment regs
"local hire" regulations
labor inspections
social security regulations end-2005
mid-2007
0 5 10 15 20 25 30 35
female employment regs32
B i 3Bagian 3SDM dan
Kesejahteraan sosialKesejahteraan sosial
33
Angka partisipasi murni (APM) SD/MI (Chart)
94.389.9
93.9
94.3
94 494.494.594.794.895.596.0
DI Yogyakarta Nusa Tenggara Barat
R i a u Banten
Nanggroe Aceh Darussalam Kalimantan Tengah
93.294.293.9
92.792.792.392.894.3
93 993.994.094.194.294.294.294.4
Lampung Sumatera Utara
Jawa Tengah Sumatera Barat
Jawa Barat Jawa Timur
J a m b i
92.3
93.492.4
89.591.5
92 993.093.193.393.393.793.893.9
S la esi TengahSumatera Selatan
Maluku Utara B a l i
Kalimantan Selatan Kepulauan Riau
Kalimantan Barat Bengkulu
88 6
88.9
89.591.491.1
91.191.591.691.792.292.392.992.9
Sulawesi SelatanBangka Belitung
Nusa Tenggara Timur Sulawesi Barat
Maluku Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur Sulawesi Tengah
81.8
90.4
91.488.6
78.188.2
90.490.590.891.1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Papua Papua Barat
Sulawesi Utara Gorontalo
DKI Jakarta Sulawesi Selatan
Sumber: Bappenas 2007, Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007
RT yang menggunakan sumber air bersih untuk minum (Chart)
78.5982.01
84.9592.75
87.4499.32
84 7285.9886.94
89.2390.9692.10
98.94
K l RiNusa Tenggara Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
B a l i DI Yogyakarta
DKI Jakarta
70.3968.32
83.4481.40
84.48
78 0078.28
80.8181.3782.0983.6984.2084.72
Kalimantan Timur Gorontalo
Maluku Sulawesi Utara
Jawa Barat Banten
Kepulauan Riau
71.11
64.4972.98
75.5470.2472.07
72 0672.7273.1873.6073.99
77.2477.8578.00
Sulawesi Tengah Maluku Utara
Bangka Belitung Sulawesi Tenggara
Sumatera Utara R i a u
Sulawesi Selatan
57 2457.21
63.05
70.0161.36
64.9566.16
68.3770.1070.9571.6272.06
Kalimantan Barat Kalimantan Selatan
J a m b i Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Barat Sumatera Selatan
Papua Barat
54.50
46.7262.94
66.27
57.24
45.9351.67
54.2359.6860.49
64.56
Bengkulu Papua
Kalimantan Tengah Lampung
Nusa Tenggara Timur Sulawesi Barat
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
2007 2002
Sumber: BPS 2002 & 2007, Statistik Kesejahteraan Rakyat (SUSENAS) 42
RT yang menggunakan sumber air bersih untuk minum (Map)
Sumber: BPS 2006, SUSENAS 43
Rumah tangga dengan akses ke sanitasi (Chart)
77 076.3
84.973.2
81.492.7
80.383.283.784.1
90.693.8
B a l iR i a u
Lampung Sulawesi Utara DI Yogyakarta
DKI Jakarta
62 159.9
63.664.0
72.768.4
77.0
69.169.870.572.5
75.976.7
80.2
Sumatera SelatanJawa Tengah
Sulawesi Selatan Jawa Timur
Kepulauan Riau Sumatera Utara
Kalimantan Timur B a l i
53.8
60.564.263.2
62.1
62.766.467.468.068.268.969.0
Nanggroe Aceh DarussalamKalimantan Selatan
Bangka Belitung Bengkulu
Sulawesi Tenggara Nusa Tenggara Timur
Banten Sumatera Selatan
48.749.6
55.154.0
59.1
52 054.756.558.3
60.961.161.562.7
MalukuPapua
Sulawesi Tengah Maluku Utara
J a m b i Jawa Barat
Kalimantan Barat Nanggroe Aceh Darussalam
44.2
41.3
40.8
46.247.5
49.851.052.052.052.0
Nusa Tenggara Barat Sulawesi Barat
Sumatera Barat Papua Barat
Kalimantan Tengah Gorontalo
Maluku
Sumber: Bappenas 2007, Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007
0 20 40 60 80 100
2006 2002
44
Rumah tangga dengan akses ke sanitasi (Map)
Sumber: BPS 2006, SUSENAS 45
Rumah tangga dengan akses listrik (Chart)
95 9496.3595.9597.0397.5899.96
97.1097.7697.7797.9698.5399.68
Jawa TimurJawa Tengah
Jawa BaratBali
DI YogyakartaDKI Jakarta
86 1888.66
83.5485.73
90.4190.05
95.94
90 9691.1791.3392.2392.7793.1894.84
Sumatera UtaraKalimantan Timur
Kalimantan SelatanKepulauan Bangka Belitung
Kepulauan RiauBanten
Sulawesi UtaraJawa Timur
63.6378.87
74.48
77.9876.66
86.18
81 1182.6584.7084.8485.4286.9187.68
90.96
LJambi
Nusa Tenggara BaratRiau
Nanggroe Aceh DarussalamSumatera Barat
Sulawesi SelatanSumatera Utara
60.84
61.4367.09
65.0364.06
53.75
74 0074.1374.9876.7176.9777.34
80.5281.11
Sulawesi TengahMaluku
GorontaloKalimantan Barat
BengkuluSumatera Selatan
Lampung
36 97
52.05
63.65
38.6846.36
67.2668.9471.3072.7474.00
Nusa Tenggara TimurPapua
Papua BaratSulawesi Barat
Sulawesi TenggaraMaluku Utara
Kalimantan Tengah
Sumber: BPS 2002 & 2007, SUSENAS
36.97
0 20 40 60 80 100 120
gg
2007 2002
46
Rumah tangga dengan akses listrik (Map)
Sumber: BPS 2006, SUSENAS 47
RT dengan akses ke lembaga kredit mikro
48Sumber: Podes
RT dengan kepemilikan rumah
49Sumber: BPS 2006, SUSENAS
4Bagian 4Peraturan Bersama
Empat Menterip
50
PERATURAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PEMELIHARAAN MOMENTUM PERTUMBUHANPEMELIHARAAN MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DALAM MENGANTISIPASI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
TUJUAN MENGHINDARI PHK MASALPenyesuaian terhadap Krisis Tidak Melalui PHKPenyesuaian terhadap Krisis Tidak Melalui PHKPengurangan Waktu KerjaDefensive RestructuringPelatihan Untuk Antisipasi Lapangan Kerja baruMenyempurnakan Aturan Main Yg BerpotensiMendorong Perusahaan Beralih Dari Penggunaang ggPekerjaUpah Riil Tidak Meningkat TajamPerundingan BiparitPerundingan Biparit
51
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasig j g1. Perumusan Upah Minimum2. Mendorong Bipartit3. Penyelesaian Perselisihan Hubungan
IndustrialMenteri Dalam NegeriMenteri Dalam NegeriMengamankan Kebijakan KetenagakerjaanMenteri PerindustrianMenteri Perindustrian1. Meningkatkan Daya Saing2. Kebijakan Penggunaan Produk DN
Menteri Perdagangan1. Memperkuat & Mengamankan Pasar DN2 P i P P d k DN2. Promosi Penggunaan Produk DN
52
Kebijakan Pengupahan
II UpahUpah MinimumMinimumI.I. UpahUpah MinimumMinimum
SifatnyaSifatnya mmelindungielindungi yyangangtterlemaherlemahtterlemaherlemahUpahUpah tterendaherendah didi lapanganlapanganpp p gp gkerjakerja formalformalDD P hP h //N i iN i iDewanDewan PengupahanPengupahan//NegosiasiNegosiasiTripartitTripartitppDenganDengan KeputusanKeputusanP i t hP i t hPemerintahPemerintah
54
Dewan Pengupahan
-- WakilWakil PekerjaPekerjaSerikatSerikat PekerjaPekerjaPerusahaan Perusahaan MenengahMenengah//BesarBesar
(Diolah oleh Direktorat Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja, Bappenas)
Bagian 5Penutup
62
Penutup
Diharapkan kita semua dapat menjelaskan potensi dampak krisis ekonomi global dan langkah-langkah
ti i i t l h di bil l h i t hantisipasi yang telah diambil oleh pemerintahPenjelasan yg baik diperlukan agar semua pihak tidak panikpanikMasyarakat tidak perlu panik, tidak perlu menarik seluruh dana dari perbankan, tidak perlu membeli
di b h k k d b l bihpersediaan bahan pokok dengan berlebihanPriorias pemerintah adalah melindungi bagi mereka yg paling rentan, memenuhi kebutuhan pokok, menjagapaling rentan, memenuhi kebutuhan pokok, menjaga momentum pertumbuhan.Tidak akan mengurangi program berkaitan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran