LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHANHabitat, Komunitas dan
EkosistemDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata
kuliah Ekologi Tumbuhan
Disusun oleh:Nama: Jajang Ahmad FaozanNIM: 1137060040
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG2015BAB IPENDAHULUAN1.1Latar
BelakangDi dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan
kompleks. Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan
pendekatan hipotesis deduktif yang menggunakan pengamatan dan
eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari
fenomena-fenomena ekologis (Campbell,2000).Ekologi mempunyai
tingkatan pengkajian yaitu unsure biotik dan abiotik. Lingkungan
meliputi komponen abiotik seperti suhu, udara, cahaya dan nutrient.
Yang juga penting pengaruhnya kepada organisme adalah komponen
biotik yakni semua organisme lain yang merupakan bagian dari
lingkungan suatu individu (Campbell, 2000).Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen
tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi,
dan produktivitas (Sativani, 2010).Satuan makhluk hidup dalam
ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Individu
adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala,
atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu
species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh: di
padang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala.
Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran,
kematian, dan migrasi ( emigrasi dan imigrasi).Sedangkan komunitas
yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah
tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh:
di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi
rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu,
populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut
habitat (Andri, 2011).Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi
selalu mengalami perubahan. Antara faktor biotik dan abiotik selalu
mengadakan interaksi, hal inilah yang merupakan salah satu penyebab
perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat disebabkan oleh proses
alamiah atau karena campur tangan manusia (Andri, 2011).Lahan
pertambangan merupakan lahan yang secara morfologi dan anatomi
sudah berubah dari lahan awalnya, dimana telah terjadi degradasi
tanah yang akan mempengaruhi komponen-komponen ekosistem, habitat
tempat hewan tinggal dan komunitas yang ada didalamnya.Berdasarkan
latar belakang tersebut maka dilakukanlah pengamatan mengenai
habitat, komunitas dan ekosistem yang menarik untuk diamati.
1.2Tujuan PraktikumTujuan praktikum adalah untuk mengetahui
deskripsi secara umum dan analisis biotik secara lengkap mengenai
suatu habitat (makro habitat dan mikro habitat).1.3Alat dan
BahanAlat dan bahan yang digunakkan dalam observasi yaitu : Kamera,
sebagai alat pengambil gambar Handphone, untuk mengetahui suhu Alat
tulis, untuk mencatat segala yang diamati1.4Prosedur Pelaksanaan
1.4.1Metode Deskriptif Metode yang menggambarkan secara keseluruhan
habitat yang diamati baik komponen abiotik maupun biotik yang
terdapat dalam suatu daerah pengamatan. 1.4.2Teknik Pengumpulan
Data 1. Pada permulaan teknik pengumulan data adalah habitat diberi
nama yang berdasarkan penampakan vegetasi yang paling dominan
didaerah tersebut.2. Melakukan pencatatan seperti : tanggal, hari,
waktu, musim pada saat pengamatan.3. Melakukan pencatatan mengenai
lokasi habitat itu berada, letak geografis, letak posisinya, jarak
dengan perkampungan atau dengan perkotaan, ketinggian tempat
(mdpl).4. Melakukan pencatatan mengenai tofografi meliputi :
kemiringan, perkiraan luas kawasan, intensitas cahaya, temperature,
kelembaban tanah, pH tanah, dan bentang lahan (landsekap) seperti
pegunungan, bukit, lembah, lereng, dataran, sungai, danau, rawa5.
Melakukan analisis vegetasi yaitu : a. Membuat daftar nama tanaman
secara detil (berdasarkan taksonominya) b. Menentukan klasifikasi
tipe komunitas dengan menggunakan nama spesies dominan c.
Mendeskripsikan serta melakukan pengukuran bentuk daun 6. Penentuan
tipe komunitas, yaitu dengan mencatat spesies tumbuhan yang dominan
dan sejarah kejadiannya, bagaimana sampai terbentuk komunitas yang
ada sekarang (kebakaran, banjir, penebangan pohon, sengaja
dijadikan padang rumput, dsb), contoh tipe komunitas utama seperti
tundra, padang rumput, rawa, kolam, danau savana, gurun pasir,
sawah, semak, dll. 7. Pengamatan terhadap bentuk kehidupan tumbuhan
yaitu berupa kehidupan tumbuhan darat, bentuk daun, dan kondisi
musim 8. Melakukan stratifikasi tumbuhan yaitu menunjukan
lapisan-lapisan secara jelas pada kebanyakan habitat a. Di hutan,
contohnya tumbuhan hutan, herba, semak, tiang atau pancang dan
kanopi b. Tumbuhan rendah termasuk lumut, lichen, jamur c. Herba
terdiri dari beberapa tumbuhan annual atau perennial d. Semak yaitu
semak dan daun muda e. Pancang yaitu jenis kanopi dan bukan kanopi
f. Padang rumput yaitu strata akar dan strata permukaan tanah 9.
Pengamatan kepadatan daun adalah kepadatan dari seluruh volume daun
yang ada di suatu habitat, yaitu dengan melakukan pengukuran
rata-rata ketebalan daun atau tinggi daun dari masing-masing
strata.10. Pengamatan penutupan vegetasi, dengan kategori jarang
(kurang dari 5%), sedang (50% - 75%), padat (lebih dari 75%) 11.
Pengamatan dispersi (penyebaran) yaitu dengan menyatakan suatu
distribusi ruang tumbuh (suatu baris, acak, berkelompok atau
mengumpul), dapat dikatakan tersebar secara luas (jarang) atau
tersebar dekat (padat). 12. Pengamatan terhadap keanekaragaman
habitat 1.4.3 Pengumpulan Data 1. Tentukan daerah yang akan diamati
habitatnya dan beri nama habitat tersebut2. Catat, tanggal, hari,
waktu, titik koordinat, letak geografisnya, jarak keperkampungan
terdekat, ketinggian, kemiringan, temperatur, kelembaban tanah, pH
tanah, bentang lahan (lansekap), intensitas cahaya, dan perkiraan
luas habitat yang diamati3. Lakukan analisis vegetasi dengan cara
fisiognomi4. Tentukan tipe komunitasnya5. Catat bentuk kehidupan
tumbuhan (plant life form)6. Lihat dan catat stratifikasi
tumbuhan7. Hitung kepadatan daun dan penutupan vegetasi8. Analisis
keanekaragaman habitat didaerah yang dijadikan pengamatan 1.4.4
Analisis Data Lapangan Setelah data terkumpul maka buatlah
deskripsi umum dan analisis biotik mengenai habitat yang diamati
1.4.5. Analisis Evaluasi Data Hitung keanekaragaman habitat secra
kuantitatif dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon,
dengan rumus sebagai berikut : H = - pi log pi dimana : H = indeks
diversitas pi = proporsi total areal habitat yang tertutup oleh
setiap kategori putupan
7
BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN2.1Hasil Pengamatan
Unsur BiotikHewan : KadalKadal (Mabouya multifasciata) merupakan
organisme reptil yang berjalan dengan melata, memiliki dua pasang
kaki dan biasanya dapat kita temui di persawahan ataupun area
perkebunan. kadal ini dapat hidup di lingkungan yang
ekstrim,seperti suhu yang tinggi dan ketersediaan air yang
terbatas.
Capung
Capung merupakan serangga yang menarik, memiliki 4 sayap yang
berselaput dan banyak sekali urat sayapnya. Bentuk kepala besar
dengan mata yang besar pula. Antena berukuran pendek dan ramping.
Capung ini memiliki toraks yang kuat dan kaki yang sempurna.
Abdomen panjang dan ramping, tidak mempunyai ekor, tetapi memiliki
berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik.Mata
capung sangat besar dan disebut mata majemuk, terdiri dari banyak
mata kecil yang disebut ommatidium. Dengan mata ini capung mampu
melihat ke segala arah dan dengan mudah dapat mencari mangsa atau
meloloskan diri dari musuhnya, bahkan dapat mendeteksi gerakan yang
jauhnya lebih dari 10 m dari tempatnya berada. Tubuh capung tidak
berbulu dan biasanya berwarna-warni. Semut
semuaseranggaanggotasukuFormicidae,bangsaHymenoptera. Semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di
kawasantropika. Sebagian besar semut dikenal sebagaiserangga
sosial, dengankolonidansarang-sarangnya yang teratur beranggotakan
ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut
pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.Secara ekologi, sarang
semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai
hingga ketinggian 2400 m.Tumbuhan : Alang-alang
Alang-alang (Imperata cylindrica L) merupakan tumbuhan pioner
pada lahan terbuka akibat penebangan, kebakaran hutan, perladangan
berpindah atau cara pengelolaan tanah yang kurang baik seperti yang
terjadi di daerah-daerah transmigrasi. Alang-alang merupakan gulma
yang mempunyai kemampuan tumbuh sangat mengagumkan. Alang-alang
dapat berkembang biak melalui biji atau rhizom (akar rimpang).
Rumput teki
Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit
terlindung dari sinar matahari, seperti di tanah kosong, tegalan,
lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan pertanian, dan tumbuh
sebagai gulma yang susah diberantas.Unsur Abiotik Suhu :
240CKeanekaragaman Habitat Pada lokasi pertambangan yang dikunjungi
habitatnya terdiri dari 30% ditutupi oleh bebatuan, 30% pasir, 20%
semak dan 20% ditutupi air, maka keanekaragaman habitatnya adalah :
H = - (0,30 log 0,30 + 0,30 log 0,30 + 0,20 log 0,20 +0,20 log
0,20) = - (0,30 (-0,522) + 0,30 (-0,522) +0,20 (-0,698) + 0,25
(-0,698) = - ( -0,156 0,156 0,139 -0,139) =
0,592.2PembahasanPengamatan dilakukan pada lahan bekas tambang,yang
didominasi oleh tanah dan pasir. Setelah diamati maka didapat
jumlah semut sebanyak 9, capung sebanyak 10 ekor, kadal sebanyak
ekor, ilalang berjumlah 120, rumput teki sebanyak 200 buah. Kita
tahu bahwa dalam sebuah ekosistem terjadi hubungan timbal balik
antara sesama organisme dan dengan lingkungannya. Hal itu dilakukan
semata-mata untuk dapat bertahan hidup dengan membutuhan komponen
lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kelangsungan hidup organisme
memerlukan energi. Energi tersebut bisa di transfer melalui rantai
makanan. Peristiwa makan dimakan antar organisme dalam suatu
ekosistem membentuk struktur trofik. Tingkat trofik pertama adalah
kelompok organisme autrotrof. Organisme autotrof adalah organisme
yang dapat membuat makanannya sendiri , dalam praktikum kami hanya
ditemukan tumbuhan rumput dengan dua jenis rumput yang jumlahnya
cukup banyak. Kemudian trofik kedua ditempati oleh organisme
heterotrof yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Dalam pengamatan yang telah dilakukan di bekas lahan
tambang hanya ditemukan capung dan ilalang yang jumlahnya lumayan
sedikit. Dalam proses makan dimakan atau rantai makanan produsen
dapat membuat makanannya sendiri, sedangkan produsen tersebut
dimakan oleh konsumen tingkat pertama sedangkan konsumen tingkat
pertama dimakan oleh konsumen tingkat dua begitu seterusnya.
Didalam pengamatan rumput menjadi produsen lalu rumput mati dan
mongering dan semut sebagai konsumen tingkat pertama dapat memakan
daun-daun yang kering tersebut karena terkadang semut juga dapat
memakan sisa organik yang telah mongering atau mengais unsur
glukosa dalam tumbuhan.Unsur abiotik sangat berpengaruh bagi
organisme atau komponen biotik yang berada di dalam ekosistem
tersebut, seperti halnya batu digunakan oleh semut untuk berlindung
dari musuhnya dengan kata lain sebagai alat untuk pertahanan diri
dari pesaingnya dalam melakukan kompetisi begitu juga dengan
plastik, suhu sangat diperlukan oleh makhluk hidup berkaitan dengan
enzim yang digunakan dalam reaksi kimia. Kelembaban mengindikasikan
adanya uap air dalam suatu ekosistem yang berguna mengurangi
terjadinya penguapan yang berlebihan yang dapat membuat tumbuhan
kering, sehingga rumput tidak mengalami kekeringan. Kecepatan angin
juga berpengaruh pada penyebaran spora bagi tumbuhan spora. Unsur
yang lain seperti tanah tentu sangat berpengaruh bagi makhluk hidup
yaitu sebagai tempat berlindungnya semut, sebagai media tanaman
agar dapat tumbuh dan menyediakan air dan unsur hara
didalamnya.Piramida makanan tentunya di awali dengan produsen
(rumput) yang paling bawah karena produsen ini yang menyediakan
makanan untuk para konsumen dan jumlahnya harus banyak karena
apabila tidak banyak akan menyebabkan kepunahan makhluk hidup
akibat dari persaingan yang semakin ketat. Kemudian disusul oleh
semut sebagai konsumen pada ekosistem tersebut, jumlahnya lebih
sedikit dari produsen karena apabila lebih banyak maka akan ada
semut yang tidak kebagian makanan punah.Aliran energi tentunya
dimulai dari cahaya matahari sebagai penyedia energi terbesar di
bumi, lalu oleh rumput digunakan melakukan fotosintesis dan membuat
makanan dalam bentuk glukosa, dalam kasus ini energi cahaya
matahari diubah menjadi energy kimia, kemudian energi kimia
tersebut mengalir pada konsumen dalam jalur rantai makanan, begitu
seterusnya.Dalam pengamatan yang dilakukan, dengan melihat komponen
ekosistem secara biotik yang terdiri dari kadal, capung, dan semut
(hewan), serta alang-alang dan rumput teki (tumbuhan), dapat
diketahui bahwa lokasi ini merupakan habitat bagi hewan dan
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan ligkungan yang ekstrim, jadi
hanya hewan dan tumbuhan tertentu saja yang dapat hidup dan
berkembang-biak sehingga membentuk komunitas yang dapat bertahan
dan melangsungkan hidupnya.
BAB IIIPENUTUP3.1KesimpulanMelihat komponen ekosistem secara
biotik yang terdiri dari kadal, capung, dan semut (hewan), serta
alang-alang dan rumput teki (tumbuhan), dapat diketahui bahwa
lokasi yang dikunjungi yaitu pertambangan merupakan habitat bagi
hewan dan tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan ligkungan yang
ekstrim, jadi hanya hewan dan tumbuhan tertentu saja yang dapat
hidup dan berkembang-biak sehingga membentuk komunitas yang dapat
bertahan dan melangsungkan hidupnya.3.2SaranAkan lebih baik lagi
jika praktikum tidak disatukan dengan tugas kunjungan agar sesuai
dengan modul.
Daftar PustakaAndri.2011.Laporan Tetap Ekologi Pertanian.
http://andriecaale.blogspot.com/
2011/06/laporan-tetap-ekologi-pertanian.html. Diakses tanggal 03
April 2015 pukul 22.03 WIB.Anonim.2012.Pengaruh Faktor Biotik
Ekosistem. http://novyjuli.blogspot.com /
2012/02/laporan-praktikum-ekologi.html. Diakses tanggal 03 April
2015 pukul 22.05 WIB.Bonari,Mega.2011.Keragaman Komunitas.
http://megabohari.blogspot.com/ 2011/
12/laporan-ekwan-keragaman-komunitas.html. Diakses tanggal 03 April
2015 pukul 22.11 WIB. Campbell, Neil A. dkk. 2000. Biologi Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta.Penerbit Erlangga.Caudill,
Herb.2005.Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia:Suatu Kerangka Pikir
untuk Penilaian.Jakarta. Millennium Ecosystem Assessment.Sativani,
Risa.2010.Ekologi Populasi. http://oryza-sativa135rsh.
blogspot.com/ 2010/01 /ekologi-populasi.html. Diakses tanggal 03
April 2015 pukul 22.13 WIB.