1 IV. PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Propinsi Lampung. Pada tahun 2008 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.05/I/2608/08 tanggal 28 Juli 2008 ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung didirikan sejak tahun 1914 oleh perkebunan (Onderneming) pemerintah Hindia Belanda untuk merawat buruh perkebunan. Pada waktu itu bangunan rumah sakit semi permanent dengan kapasitas 100 tempat tidur. Pada tahun 1942-1945 sebagai rumah sakit untuk merawat tentara jepang. Dari tahun 1945-1950 sebagai RSU dikelola oleh Pemerintah pusat RI. Dari tahun 1950-1964 sebagai RSU dikelola oleh Pemerintah Prop. Sumsel. Dari tahun 1964-1965 sebagai RSU dikelola oleh Kodya Tanjung Karang. Dan sejak tahun 1965 sampai sekarang RSU Propinsi Lampung dikelola oelh Pemerintah Propinsi Lampung.
29
Embed
IV. PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah ...digilib.unila.ac.id/19809/7/BAB VI.pdf · Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul ... 3 Kesehatan Anak 13 Gigi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IV. PEMBAHASAN
4.1. Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung
merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Propinsi Lampung. Pada tahun 2008
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.05/I/2608/08
tanggal 28 Juli 2008 ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B pendidikan.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung
didirikan sejak tahun 1914 oleh perkebunan (Onderneming) pemerintah Hindia
Belanda untuk merawat buruh perkebunan. Pada waktu itu bangunan rumah sakit
semi permanent dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Pada tahun 1942-1945 sebagai rumah sakit untuk merawat tentara jepang.
Dari tahun 1945-1950 sebagai RSU dikelola oleh Pemerintah pusat RI.
Dari tahun 1950-1964 sebagai RSU dikelola oleh Pemerintah Prop. Sumsel.
Dari tahun 1964-1965 sebagai RSU dikelola oleh Kodya Tanjung Karang.
Dan sejak tahun 1965 sampai sekarang RSU Propinsi Lampung dikelola oelh
Pemerintah Propinsi Lampung.
Tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Lampung No :
G/180/B/HK/1984 pada tanggal 7 Agustus 1984 nama Rumah Sakit Umum
Propinsi Lampung diganti menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Propinsi Lampung.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomo : 8 tahun 1995
pada tanggal 27 Februari 1995 RSU Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Daerah
Tingkat I Lampung diubah menjadi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Daerah Tingkat I Lampung yang telah disahkan oleh menteri dalam negeri dengan
surat keputusan nomor : 139 tahun 1995 yang diundangkan dalam lembaran
Daerah Propinsi Lampung nomor : 173 tahun 1995 seri : nomor: 168 tanggal 28
November 1995. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung melalui
Peraturan Daerah Propinsi Lampung nomor :12 tahun 2000 tanggal 8 Juni 2000
(persetujuan DPRD Propinsi Lampung nomor 13 th 2000 tanggal 8 Juni 2000)
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Unit Swadana Daerah (RSUSD).
Untuk tertib pelaksanaannya telah dikeluarkan Petunjuk Pelaksanaan
(JUKLAK) melalui Keputusan Gubernur Propinsi Lampung Nomor 25 TAHUN
2000 tanggal 25 Juli tahun 2000 tentang JUKLAK Perda nomor 12 tahun 2000.
4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Didalam Peraturan Daerah Propinsi Lampung No. 10 Tahun 2007 tentang
organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung,
disebutkan bahwa tugas pokok RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung
adalah Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
layanan rumah sakit, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan
pemerintah kepada gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
46
ditetapkan oleh gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugas pokok RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Lampung menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan rumah sakit
3. Pembinaaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan rumah sakit
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur di bidang pelayanan
rumah sakit
5. Pengolahan adminstratif
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Moeloek Bandar
Lampung merupakan struktur organisasi lini yang memiliki garis komando.
Gambar struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Moeloek
Bandar Lampung dapat dilihat pada halaman lampiran.
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Moeloek Bandar
Lampung terdiri dari :
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :
1. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Pelayanan Medik
b. Sub Bidang Penunjang Medik
47
2. Bidang Keperawatan, membawahi :
a. Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
b. Seksi Peralatan dan Tenaga Keperawatan
3. Wakil Direktur Diklat dan SDM, membawahi :
1. Bagian Diklat, membawahi :
a. Sub Bagian Diklat Medik dan Non Medik
b. Sub Bagian Diklat Keperawatan
2. Bagian Perlindungan dan Pengembangan SDM,membawahi :
a. Sub Bagian Hukum dan Perlindungan SDM
b. Sub Bagian Pengembangan SDM
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
1. Bagian Kesekretariatan, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
c. Sub Bagian Kepegawaian
2. Bagian Perencanaan dan Rekam Mesik, membawahi :
a. Sub Bagian penyusunan Program dan Laporan
b. Sub Bgaian Rekam Medik
c. Sub Bagian Hubungan Masyarakat
3. Bagian Keuangan, membawahi :
a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan
b. Sub Bagian Mobilisasi Dana
c. Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
48
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.
4.1.4. Landasan Operasional
Landasan Operasional RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung
adalah :
1. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 12 tahun 2000, tentang RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung menjadi Unit Swadana Daerah.
2. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 8 tahun 1995; tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
3. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 5 tahun 2002; tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan pada RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
4. Surat Keputusan Menkes No. 1163/MENKES/SK/XII/1993, tentang
peningkatan kelas RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung menjadi
Rumah Sakit Kelas B non Pendidikan.
5. Surat Keputusan Gubernur Propinsi Lampung No. 115 tahun 1997 tentang
Uraian Tugas Sub Bag dan Seksi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Lampung.
4.1.5. Visi Misi dan Motto
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor :
G/369/RSUD/HK/1999, visi, misi dan motto RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar
Lampung adalah sebagai berikut :
49
VISI
Rumah Sakit profesional kebanggaan masyarakat Lampung.
MISI
1. Memberikan pelayanan prima di segala bidang pelayanan Rumah Sakit.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan unggulan
3. Mewujudkan RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung sebagai Rumah
Sakit pendidikan.
MOTTO
ASRI (Aktif, Segera, Ramah, Inovatif)
4.1.6. Status dan Kapasitas
RSUD Dr.H.Abdul Moeloek adalah rumah sakit milik Pemerintah Propinsi
Lampung dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Propinsi Lampung.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.05/I/2603/08
RSUD Dr.H.Abdul Moloek ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B Pendidikan
dan berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Dr.H.Abdul Moloek Nomor
800/139/I/2008 tanggal 14 Januari 2008 tentang relokasi tempat tidur di RSUD
Dr.H.Abdul Moloek, maka relokasi tempat tidur ditetapkan menjadi 600 tempat
tidur.
4.1.7. Kegiatan Pelayanan
A. Jenis Pelayanan
Jenis Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Propinsi Lampung adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan.
50
2. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap.
3. Kegiatan Pelayanan Penunjang Diagnostik.
4. Kegiatan Pelayanan Tindakan dan Tertapi.
5. Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Medik.
6. Kegiatan Pelayanan Jenazah.
7. Kegiatan Pelayanan Konsultasi Gizi.
8. Kegiatan Pelayanan Farmasi.
9. Kegiatan Pelayanan Visum et Repertum.
10. Kegiatan Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah.
B. Kemampuan Pelayanan
Kemampuan pelayanan selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan
dengan bertambahnya bidang spesialistik dan subspesialistik yaitu bedah saraf,
bedah tulang pathologi anatomi sehingga saat ini RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
mampu memberikan pelayanan dalam 20 spesialistik dan subspesialistik sebagai
berikut :
1 Penyakit Dalam 11 Anesthesi
2 Bedah 12 Kulit Kelamin
3 Kesehatan Anak 13 Gigi Mulut
4 Obstetri/Gynekologi 14 Pathologi Anatomi
5 Neorologi 15 Pathologi Klinik
6 Mata 16 Ortopedi
7 THT 17 Bedah Syaraf
8 Paru-paru 18 Rehabilitasi Medik
9 Radiologi 19 Urologi
10 Kardiologi 20 Oncologie
51
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Responden
Deskripsi profil responden dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut tabel yang
menunjukan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tabel 8. Data Karakteristik Responden
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1
Jenis Kelamin
Pria 20 32,79%
Wanita 41 67,21%
2
Umur
≤ 25 Th 12 8,20%
26 Th – 40 Th 40 65,57%
41Th – 50 Th 5 19,67%
≥ 51 Th 4 6,56%
3
Lama Bekerja
≤ 5 Th 25 40,98%
6 Th- 10 Th 15 24,59%
11 Th – 20 Th 21 34,43%
≥ 20 Th - 0%
4
Pendidikan
Amd. Keperawatan 39 63,93%
S1 Keperawatan 19 31,15%
SPK 3 4,92%
SPK Plus Askep - 0%
S2 Keperawatan - 0%
Lain-lain - 0%
5
Status Pekerjaan
PNS 35 57,38%
CPNS 12 19,67%
Kontrak 10 16,39%
Magang 2 3,28%
Honor BKD 2 3,28%
Sumber : Data diolah, 2010
Perawat yang menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini adalah
wanita yaitu 41 orang atau (67,21%) dan responden pria sebanyak 20 orang atau
(32,79%). Umur rata-rata responden antara 26-40 tahun, pada usia ini merupakan
52
usia yang masih produktif untuk bekerja dan menggunakan keahliannya untuk
menghasilkan kinerja yang baik.
Berdasarkan tingkat pendidikan yang dicapai yaitu Amd. Keperawatan
sebanyak 39 responden atau (63,93%), S1 Keperawatan sebanyak 19 responden
atau (31,15%) dan SPK sebanyak 3 responden atau (4,92%). Hal ini menunjukkan
bahwa dari latar belakang pendidikannya, responden telah menempuh pendidikan
keperawatan sesuai dengan bidang pekerjaannya saat ini, hal ini tentunya akan
sangat bisa menunjang kemampuannya untuk memberikan pelayanan kepada
pasien dalam rangka menggunakan keahlian yang dimiliki ilmu yang didapat
untuk menjadi perawat yang profesional.
Berdasarkan lamanya masa kerja sebagai perawat di RSUDAM yaitu ≤ 5
th sebanyak 25 responden atau (40,98%), 6 th- 10 th sebanyak 15 responden atau
(24,59%) , 11 th – 20 th sebanyak 21 responden atau (34,43%). Dari lamanya
masa kerja ini, kita dapat melihat pengalaman yang didapat sebagai perawat, dari
tabel dapat kita lihat sebagian besar responden mempunyai masa kerja kurang
dari 5 tahun sehingga butuh lebih banyak pengembangan pengalaman baik dalam
hal pendidikan keperawatan maupun dalam praktek-praktek keperawatan lainnya.
Berdasarkan status pekerjaan yang menggambarkan jenjang karir sebagai
perawat RSUAM adalah PNS sebanyak 35 responden atau (57,38%), CPNS
sebanyak 12 responden atau (19,67%), kontrak sebanyak 10 responden atau
(16,39%), magang sebanyak 2 responden (3,28%), serta perawat yang masih
berstatus honor BKD sebanyak 2 atau (3,28%). Jenjang karir ini akan menjadi
motivasi sendiri bagi perawat untuk terus meningkatkan kinerjanya sebagai
seorang perawat.
53
4.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.2.1. Uji Validitas
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Valid tidaknya
suatu instrumen dapat diketahui dengan menghitung korelasi masing-masing
pernyataan dan menggunakan teknik korelasi product moment dengan taraf
signifikan 5% dan jumlah sampel (n) sebanyak 61 responden dengan angka r tabel
sebesar 0,252, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka
korelasi tabel korelasi nilai r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka item pada
kuesioner tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka
kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan alat analisis SPSS 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji validitas variabel kecerdasan emosional dan kinerja
seluruh item pernyataan mempunyai nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,252)
sehingga seluruh item pernyataan adalah valid (lampiran 6).
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan alat analisis SPSS 16 for Windows yang hasilnya secara rinci dapat
dilihat pada lampiran dengan menggunakan rumus korelasi Alpha Cronbach
(Uyatno. 2006: 264) dalam Siswanto (2008) digunakan rumus sebagai berikut:
cronbach =
54
Keterangan:
K = Jumlah butir dalam skala pengukuran
= Ragam (variance) dan butir ke-i
= Ragam (variance) dan skor total
Knitenia putusan menurut Sarwono (2006: 220) yaitu:
a. Jika nilai Cronbach’s Alfa secara keseluruhan > dari Cronbach alpa If item
deleted, maka dinyatakan reliabel
b. Jika nilai Alpa Cronbach’s Alfa secara keseluruhan < dari Cronbach alpa If
item deleted, maka dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel kecerdasan emosional diperoleh
hasil sebagai berikut :
1. Tahap 1 terdapat 3 item pernyataan yang tidak reliabel, yaitu item pernyataan
nomor 3, item nomor 9 dan item nomor 11.
2. Tahap 2 semua item pernyataan dinyatakan reliabel.
Sedangkan pada hasil uji reliabilitas variabel kinerja diperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Tahap 1 terdapat 2 item pernyataan yang tidak reliabel ( no.1, dan no 17)
2. Tahap 2 terdapat 2 item pernyataan yang tidak reliabel (no.10 dan no.21)
3. Tahap 3 terdapat 3 item pernyataan yang tidak reliabel (no. 14, no.15 dan
no.20)
4. Tahap 4 semua item pernyataan dinyatakan reliabel.
Setelah hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X dan variabel Y semua
item yang tidak valid dan tidak reliabel dikeluarkan sehingga hanya item
55
pernyataan yang valid dan reliabel yang diolah. Untuk variabel kecerdasan emosi
setelah mengeluarkan item pernyataan yang tidak valid dan tidak reliabel (item
nomor 3, nomor 9, nomor 11) tersisa 15 item pernyataan sedangkan untuk
variabel kinerja setelah mengeluarkan item pernyataan yang tidak valid dan tidak