27 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Profil KUD Sinarjaya Koperasi Unit Desa (KUD) Sinarjaya merupakan salah satu koperasi yang berada di wilayah Jawa Barat yang menaungi peternak sapi perah rakyat di wilayah Bandung Timur, Kecamatan Cilengkrang tepatnya di lereng Gunung Manglayang. KUD Sinarjaya berdiri pada Tahun 1974. Berdirinya lembaga koperasi desa yang diberi nama BUUD/KUD Sinarjaya oleh tokoh-tokoh masyarakat di Desa Cilengkrang. KUD Sinarjaya resmi memperoleh legalitas Badan Hukum Nomor : 6586/bh/dk-10/20 pada Tanggal 10 Maret 1977. Perkembangan kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KUD Sinarjaya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan perkembangan ini perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satu upaya peningkatan pelayanan kepada anggota, pada Tanggal 29 Oktober 1988 KUD Sinarjaya membuka kantor yang dibangun diatas lahan seluas 714 m 2 dengan lokasi yang sangat strategis karena mudah dijangkau oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Pada Tanggal 8 April 1996 KUD Sinarjaya memperoleh Badan Hukum yang baru yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan Nomor : 6586/BH/PAD/KWK/10/IV/1996. KUD Sinarjaya berkembang dengan pesat dan maju sejak awal berdirinya hingga menjadikan koperasi yang sering mendapatkan penghargaan dari berbagi instansi atau lembaga termasuk pemerintahan. Adanya masalah internal yang
25
Embed
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140219_4_7420.pdf · Kecamatan Cileunyi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
27
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian
4.1.1 Profil KUD Sinarjaya
Koperasi Unit Desa (KUD) Sinarjaya merupakan salah satu koperasi yang
berada di wilayah Jawa Barat yang menaungi peternak sapi perah rakyat di
wilayah Bandung Timur, Kecamatan Cilengkrang tepatnya di lereng Gunung
Manglayang. KUD Sinarjaya berdiri pada Tahun 1974. Berdirinya lembaga
koperasi desa yang diberi nama BUUD/KUD Sinarjaya oleh tokoh-tokoh
masyarakat di Desa Cilengkrang. KUD Sinarjaya resmi memperoleh legalitas
Badan Hukum Nomor : 6586/bh/dk-10/20 pada Tanggal 10 Maret 1977.
Perkembangan kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KUD Sinarjaya dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan dan perkembangan ini perlu ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satu upaya peningkatan
pelayanan kepada anggota, pada Tanggal 29 Oktober 1988 KUD Sinarjaya
membuka kantor yang dibangun diatas lahan seluas 714 m2 dengan lokasi yang
sangat strategis karena mudah dijangkau oleh berbagai pihak yang
berkepentingan. Pada Tanggal 8 April 1996 KUD Sinarjaya memperoleh Badan
Hukum yang baru yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan Nomor :
6586/BH/PAD/KWK/10/IV/1996.
KUD Sinarjaya berkembang dengan pesat dan maju sejak awal berdirinya
hingga menjadikan koperasi yang sering mendapatkan penghargaan dari berbagi
instansi atau lembaga termasuk pemerintahan. Adanya masalah internal yang
28
kompleks menyebabkan KUD mengalami masa krisis sejak Tahun 2005 hingga
2010 dengan kehilangan hampir seluruh asetnya termasuk kantornya. Adanya
inisiatif dari anggota dan adanya rasa kepedulian terhadap kondisi KUD yang kian
terpuruk maka anggota memutuskan membentuk kepengurusan yang baru di
Tahun 2011 hingga kini dengan Bapak Iwan sebagai ketuanya. Diawal
kepengurusan banyak hal yang perlu diperbaiki dengan berbagai masalah dan
keterbatasan. Dimulai dari penyelesaian piutang KUD dan disitanya aset KUD
maka diawal Tahun 2017 dimulai pembangunan kantor yang baru. Perkembangan
terus terjadi hingga Tahun 2015 masa jabatan Bapak Iwan habis, namun karena
kinerja yang dianggap baik oleh anggota maka di Tahun 2016 beliau terpilih
kembali menjadi ketua koperasi hingga akhir periodenya di Tahun 2020. Kinerja
pengurus menunjukan pengaruh positif hingga satu per satu permasalahan dapat
diatasi dan keberlanjutan usaha tetap terjaga.
4.1.2 Keadaan Fisik KUD Sinarjaya
Kantor KUD Sinarjaya terletak di Jalan AH. Nasution No 260B Desa
Cipadung Kulon Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. Wilayah kerja KUD
Sinarjaya secara administratif terletak pada Kecamatan Cilengkrang Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Cilengkrang adalah kecamatan di
wilayah Kabupaten Bandung yang merupakan wilayah hasil pemekaran
perubahan batas wilayah berdasarkan PP No. 16 Tahun 1987, dibentuk pada
Tahun 1989 sebagai pemekaran dari Kecamatan Ujung Berung. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Lembang, di sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Cileunyi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ujung
Berung, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cimenyan. Luas
wilayah kerja KUD Sinarjaya yaitu sekitar 1.035,411 Ha, yang terdiri dari 4 desa
29
yaitu: Desa Cilengkrang yang merupakan wilayah dari kecamatan Cilengkrang, di
Desa Cipulus, Desa Pasir Angin, dan Desa Palalangon.
Secara geografis Kecamatan Ujungberung memiliki karakteristik wilayah
pedataran 668 mdpl, dengan jumlah hari dalam curah hujan dalam setahun yaitu
10 hari, banyaknya curah hujan 24.000 mm/tahun, dan suhu udara sekitar 18-
24oC. (Monografi Kecamatan Ujungberung, 2015). Adapun untuk daerah
Kecamatan Cilengkrang secara geografis merupakan daerah berbukit yang terdiri
dari daratan dengan ketinggian 700 mdpl s/d 1.300 dpl. Suhu udara di daerah
penelitian berkisar antara 19-23oC. Suhu yang berkisar antara 19-23
oC tersebut
menunujukan daerah dengan kisaran suhu optimum untuk beternak sapi perah.
Ketinggian di daerah tropis merupakan hal yang penting untuk sapi perah yang
berasal dari iklim sedang atau sapi keturunan untuk dapat mempertahankan
produksi susunya, karena tempat yang tinggi (1.000 mdpl) dapat dicapai suhu
antara 15-21oC yang merupakan suhu udara yang ideal untuk pemeliharaan sapi
perah jenis Fries Holland yang umunya banyak dimiliki oleh peternak (Sudono,
1990).
4.2. Karakteristik Peternak
Responden pada penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat yang
tergabung ke dalam anggota KUD Sinarjaya. Karakteristik peternak didasarkan
pada umur, pendidikan terakhir, dan pengalaman beternak. Karakteristik umur
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
30
Tabel 1. Karakteristik Umur Responden
No Kelompok Umur Jumlah Persentase
... Tahun ... ... Orang ... ... % ...
1 26 - 40 10 41,67
2 41 - 55 11 45,83
3 >55 3 12,50
Total 24 100,00
Adapun jumlah responden yang berusia 26 tahun sampai 40 tahun
sebanyak 10 orang (41,67%), usia 41-55 tahun sebanyak 11 orang (45,83%) dan
usia >55 tahun sebanyak 3 orang (12,5%), sebagian besar responden penelitian ini
berada dalam rentang usia 41 sampai dengan 55 tahun. Struktur umum dalam
analisis demografi, penduduk di kelompok pada umur produktif berada pada
kisaran antara usia 15-64 tahun dan usia tidak produktif diatas 64 tahun
(Tjiptoherijanto, 2001). Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden
tersebut berada dalam kategori usia produktif sehingga peternak memiliki
kemampuan fisik untuk mengelola usahaternaknya secara optimal. Selain itu
peternak yang tergolong dalam usia produktif cukup potensial untuk melakukan
kegiatan usahaternak dan mempunyai kemampuan meningkatkan produktivitas
kerja karena masih memiliki cukup banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan
pada usahaternaknya. Hal tersebut memberi keuntungan tersendiri bagi peternak
selaku pelaku usahaternak. Menurut Rusli (1988) partisipasi angkatan kerja
umumnya rendah atau agak rendah pada usia muda dan tua, hal ini disebabkan
mereka yang berusia muda masih bersekolah, sedangkan sebagian pada usia tua
telah tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan.
Karakteristik selanjutnya adalah tingkat pendidikan terakhir responden.
Karakteristik pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
31
Tabel 2. Karakteristik Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan Jumlah Persentase
... Orang ... ... % ...
1 SD 19 79,17
2 SMP 3 12,50
3 SMA 2 8,33
Total 24 100,00
Tingkat pendidikan terakhir peternak mempengaruhi kemampuan dan
perilaku untuk berinovasi dalam suatu usaha sehingga usahaternak dapat
berkembang dan menunjang keberhasilan usahaternaknya. Hal ini erat kaitannya
dengan pernyataan Rusdiana dan Sejati (2009) yang menyatakan bahwa adanya
pengembangan usaha dalam bidang sapi perah, maka akan dapat meningkatkan
penerimaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga peternak.
Tingkat pendidikan terakhir peternak masih tergolong rendah dilihat dari sebagian
besar peternak adalah lulusan SD yaitu sebanyak 19 orang (79,17%) dari 24 orang
jumlah responden. Rendahnya tingkat pendidikan terakhir peternak ini
menyebabkan sulitnya bagi peternak menyerap inovasi baru terhadap
usahaternaknya dibandingkan peternak dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan peternak dengan tingkat pendidikan rendah cenderung
lebih tertutup dan kurang mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru tersebut,
melainkan mendapatkan ilmu dari turun-temurun dan harus melihat contoh dari
golongan terdahulu. Tingkat pendidikan terakhir peternak yang rendah ini
disebabkan oleh rendahnya motivasi individu untuk mendapatkan pendidikan
yang lebih tinggi. Kondisi sosial, faktor ekonomi keluarga, motivasi dari orang
tua, dan kebiasaan orangtua yang tidak menyekolahkan anaknya di lingkungan
tersebut dijadikan alasan oleh peternak untuk tidak mendapatkan pendidikan yang
lebih tinggi. Peternak yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi mayoritas
32
memiliki kualitas sumberdaya manusia yang tinggi pula. Mereka akan lebih
mudah mengadopsi inovasi-inovasi mengenai peternakan yang lebih maju
sehingga akan lebih mudah mengolah usahaternaknya secara efektif dan efisien.
Misalnya dalam pemanfaatan limbah ternak yang merupakan inovasi dalam
meningkatkan keuntungan peternak pada usahaternaknya. Hal tersebut biasanya
merupakan salah satu materi penyuluhan yang disampaikan kepada peternak sapi
perah. Maka diperlukan tenaga ahli atau penyuluh peternakan yang dapat
memberikan penyuluhan kepada peternak guna meningkatkan pengetahuan,
kemampuan beternak, dan memberikan informasi serta inovasi untuk peningkatan
produktivitas usahaternak yang dijalankannya.
Selanjutnya adalah karakteristik responden mengenai pengalaman
beternak. Adapun karakteristik terkait pengalaman beternak responden dalam