MAKALAHIUD (Intra Uterin Device)
Disusun Oleh Kelompok 4 :1. Lya Hidayah(130801072)2. Moch. Reza
T(130801073)3. Mochamad Yasa(130801074)4. M. Fadhil H(130801075)5.
Nana Angriana Y(130801076)6. NikoAndi W(130801077)7. Novi
Wulandari(130801078)8. Nur Azzah(130801079)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pemerintah Kabupaten
JombangPROGRAM STUDI SI KEPERAWATANTAHUN PELAJARAN 2014 2015
KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, hidayah, inayah serta nikmat yang telah diberikan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Makalah IUD (Intra Uterin Device)
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua pihak
penulisan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga terselesainya
makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing.Penulis berusaha
sekuat tenaga untuk menyelesaikan Makalah ini semaksimal mungkin,
akan tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa kami
harapkan untuk menyempurnakan pembuatan makalah ini di masa
mendatang.Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan
ridha-Nya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
umumnya dan yang menulis khususnya.
Jombang, 8 Mei 2015Penulis
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPelayanan dan informasi keluarga berencana
merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak
asasi manusia.Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam
tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis
tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari IUD(Intra
Uterin Device) inert ke IUD(Intra Uterin Device) yang mengeluarkan
levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih
banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.Salah
satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah
tentang IUD(Intra Uterin Device). Kontrasepsi berasal dari kata
kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apakah pengertian IUD(Intra Uterin Device)
?2. Apa Saja Jenis Jenis IUD(Intra Uterin Device) ?3. Bagaimana
Cara Kerja IUD(Intra Uterin Device) ?4. Apa Efek Samping IUD(Intra
Uterin Device) ?5. Kapan Pemasangan IUD(Intra Uterin Device)
Dilakukan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN1. Mengetahui pengertian IUD(Intra Uterin
Device)2. Mengetahui Jenis Jenis IUD(Intra Uterin Device)3.
Memahami Bagaimana Cara Kerja IUD(Intra Uterin Device)4. Bagaimana
Mekanisme Kerja IUD(Intra Uterin Device)5. Mengetahui Indikasi
IUD(Intra Uterin Device)
BAB IIPEMBAHASAN2.1 PENGERTIANKontrasepsi berasal dari kata
kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari
bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.IUD adalah salah satu
alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang
diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
IUD(Intra Uterin Device) adalah bahan inert sintetik (dengan
atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan
berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan
efek kontraseptif.IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam,
terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada
yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone
progesterone.
2.2 JENIS JENIS IUDa. Lippes LoopIUD ini terbuat dari bahan
polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9
(benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm
(tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis
ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak
dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
b. Copper-TIUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di
mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi
(anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas
yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun
perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan
terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.c. Copper-7IUD ini
berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis
Copper-T.
d. Multi LoadIUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2
untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
2.3 CARA KERJA IUD1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri3. Bekerja terutama mencegah seperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi
perempuan dan menggurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.4.
Memungkinkan unuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
2.4 MEKANISME KERJA IUDBagaimana mekanisme kerja AKDR belum
diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.a. AKDR
merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.b. AKDR
menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.c. Pemadatan endometrium oleh
leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin
dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan
nidasi.d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan
gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk
melaksanakan konsepsi.
2.5 INDIKASI IUD1. Menghendaki metode yang efektif dan jangka
panjang, tapi tidak menghendaki sterilisasi 2. Sudah punya anak3.
Sedang menyusui4. Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal karena
faktor efek samping atau ada kontraindikasi 5. Termasuk wanita
dengan risiko rendah terkena PMS6. Pernah punya pengalaman cocok
menggunakan IUD sebelumnya 2.6 KONTRAINDIKASI IUD1. Hamil2.
Menderita penyakit radang panggul (PID) atau sering kambuh3.
Keputihan yang bersifat purulen (servisitis gonorrhea atau
chlamydia)4. Perdarahan vaginal yang belum terdiagnosis (belum
diketahui penyebabnya)5. Kelompok risiko tinggi terkena PMS6.
Leukemia, diabetes & daya tahan tubuh rendah7. Anemia berat8.
Penyakit rheumatik atau penyakit katup jantung 9. dismenorrhea10.
Riwayat kehamilan ektopik11. Myoma uteri12. kelainan bentuk
uterus13. stenosis serviks
2.7 KEUNTUNGAN1. Sangat efektif, bekerja segera, jangka panjang
(8 tahun TCu 380A)2. Segera pulih kesuburan setelah dilepas3. Tanpa
efek hormonal4. murah5. Bisa dipakai pada wanita menyusui6.
Praktis7. tidak user dependent 2.8 KERUGIAN1. Perlu periksa
pelvis2. Mungkin meningkatkan risiko PID infertilitas 3. Pemasangan
& pencabutan perlu prosedur khusus4. Mungkin menimbulkan
menorrhagia atau dismenorrhea5. Tidak bisa melindungi terhadap PMS,
HIV, HBV 6. Bisa ekspulsi spontan 7. Perlu pemeriksaan rutin cek
benang
2.9 EFEK SAMPINGa. SpottingKeluarnya bercak-bercak darah
diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan
stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi IUD.b. Perubahan siklus menstruasiSetelah
pemasangan IUD siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata
yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid
berubah menjadi 21 hari.c. AmenoreTidak didapat tanda haid selama 3
bulan atau lebih.e. DismenoreMunculnya rasa nyeri saat
menstruasi.f. MenorrhageaPerdarahan berat secara eksesif selama
masa haid atau haid yang lebih banyak.g. Fluor albusPenggunaan AKDR
akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal
pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.h.
Pendarahan Post seksualPendarahan post seksual ini disebabkan
karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding
vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
2.10 PEMASANGAN IUDIUD dapat dipasang dalam keadaan berikut:a.
Sewaktu haid sedang berlangsungPemasangan IUD pada waktu ini dapat
dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir
haid.Keuntungan pemasangan IUD pada waktu ini antara lain ialah:1.
Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak
terbuka dan lembek.2. Rasa nyeri tidak seberapa keras3. Perdarahan
yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan4.
Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang asedang hamil tidak
ada.
b. Sewaktu postpartum1. Secara dini (immediate insertion) yaitu
IUD dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari
rumah sakit.2. Secara langsung(directinsertion) yaitu IUD dipasang
dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.3. Secara tidak
langsung (indirect insertion) yaitu IUD dipasang sesudah masa 3
bulan setelah partus atau abortus atau pemasangan IUD dilakukan
pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau
abortus.Bila pemasangan IUD tidak dilakukan dalam waktu seminggu
setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya IUD
ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika
pemasangan IUD dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam setelah
partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortumSebaiknya IUD dipasang segera setelah
abortus oleh karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu
adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan
kontraindikasi.d. Beberapa hari setelah haid terakhirDalam hal yang
terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama
sebelum IUD dipasang. Sebelum pemasangan IUD tersebut tertletak
dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan
terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa sakit, IUD keluar
sendiri.Untuk memilih IUD yang akan dipasang,terlebih dahulu
ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh
karena dengan memakai IUD yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan
kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya, ukuran
yang lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami
banyak pertdarahan dan rasa sakit.2.11 TEKNIK PEMASANGAN IUDKarena
dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan IUD jenis
lippes loop,disini diterangkan cara pemakaian IUD itu.1. Setelah
kandung kencing dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja
ginekologik dalm posisi litotomi.2. Kemudian dilakukan pemeriksaan
bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.3.
Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan
dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii)
sekarang dengan cunam servik dijepit bibir.4. Depan porsio uteri
dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah
2.12 UPAYA DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPINGa. Jika permasalahan
ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.b. Jika terjadi
terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit
terdekat.c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil
atau tidak.1. Apabila tidak, IUD tidak dilepas. Memberi konseling
dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.2. Apabila
hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas IUD apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.3. Apabila benang
tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD tidak
dilepas.4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilan tanpa melepas IUD maka dijelaskan adanya resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.d.
Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya
penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.1.
Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.2. Apabila tidak
ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan.
Apabila klien mengalami kejang yang berat, IUD dilepas dan membantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.e. Pada perdarahan
hebat yaitu :1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan
bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan
pemantauan.2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu)
untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet
setiap hari selama 1-3 bulan).3. IUD memungkinkan dilepas apabila
klien menghendaki. Apabila klien telah memakai IUD selama lebih
dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb