-
i
PROPOSAL PROYEK AKHIR
PERENCAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
MANDIRI DI KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN
PLANNING OF SELF-SUPPORTING CLEAN WATER PIPING NETWORK SYSTEM
IN
DISTRICT BEJI SUB-PROVINCE PASURUAN
PRIMA KURNIASARI RAHAYU NRP. 3110 040 702
Dosen Pembimbing Ir. SISMANTO
Program Diploma IV Teknik Sipil Bidang Studi Teknik Perancangan
Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PROYEK AKHIR
PERENCAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
MANDIRI
DI KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN
PLANNING OF SELF-SUPPORTING CLEAN WATER PIPING NETWORK SYSTEM
IN
DISTRICT BEJI SUB-PROVINCE PASURUAN
Disusun Oleh
PRIMA KURNIASARI RAHAYU NRP. 3110 040 702
Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Ir. SISMANTO
-
iii
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MANDIRI
DI KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN
URAIAN SINGKAT
Dengan berlakunya UU No.32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,
maka Pemerintah Kabupaten dan Kota mempunyai kewajiban sebagai
penyelenggara dan penyedia pelayanan sarana dan prasarana
lingkungan. Sarana dan prasarana di suatu wilayah, seperti sarana
dan prasarana air bersih merupakan komponen penting yang perlu
diperhatikan dan diupayakan agar kegiatan pada wilayah tersebut
dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan. Sarana penyediaan
air bersih merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat, dan
pemerintah berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhannya, mengingat
air bersih merupakan faktor penting dalam kehidupan dan kesehatan
masyarakat.
Pertumbuhan populasi penduduk dan berkembangnya aktifitas
ekonomi berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan air bersih.
Kebutuhan air bersih masyarakat belum sepenuhnya dapat dipenuhi
dengan baik, terutama kelompok masyarakat perdesaan yang tinggal di
kawasan yang jauh dari kelengkapan dan ketersediaan infrastruktur.
Produksi air yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
di Kabupaten Pasuruan sampai dengan pertengahan tahun 2010 baru
mampu memenuhi 19,32 % kebutuhan air masyarakat di Kabupaten
Pasuruan dan sisanya mengandalkan air sumur, air tanah dalam
(artesis), dan mata air. Kabupaten Pasuruan memiliki sejumlah mata
air yang dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kebutuhan, baik oleh
penduduk sekitar kawasan maupun oleh penduduk lainnya di sepanjang
aliran air tersebut. Dalam hal ini sumber air bersih yang dimaksud
adalah mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk.
Kondisi pelayanan air bersih di Kabupaten Pasuruan khususnya
Kecamatan Beji saat ini masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga perlu adanya upaya lebih maksimal dengan memanfaatkan
sumber air yang ada di desa-desa untuk memenuhi kebutuhan air
bersih. Pengembangan ini bertujuan untuk melayani kebutuhan air
bersih bagi masyarakat di wilayah perdesaan, dimana didalam
pelaksanaannya perlu dilakukan prioritas pelayanan terhadap rencana
wilayah pelayanan yang didasari dengan pertimbangan dalam semua
aspek agar tercapai manfaat yang maksimal.
Untuk itu perlu dilakukan suatu perencaanaan sistem jaringan
perpipaan air bersih mandiri di wilayah Kecamatan Beji terutama
wilayah perdesaan yang memiliki potensi sumber air dan belum
dimanfaatkan. Pengembangan yang direncanakan adalah penambahan
sejumlah sarana dan prasarana diantaranya adalah pengembangan
jaringan pipa, SPAB Mandiri dan pemanfaatan sumber air yang
ada.
-
iv
KERANGKA ISI
halaman HALAMAN JUDUL
.............................................................................
i HALAMAN PENGESAHAN
................................................................ ii
URAIAN SINGKAT
.............................................................................
iii DAFTAR ISI
.........................................................................................
iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
..................................................................
1 1.2. Perumusan Masalah
.......................................................... 2 1.3.
Batasan Masalah
............................................................... 2
1.4. Tujuan
...............................................................................
3 1.5. Manfaat
.............................................................................
3 1.6. Lokasi
...................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Baku
............................................................. 5
2.1.1. Siklus Hidrologi
.................................................... 5 2.1.2. Jenis
Sumber Air................................................... 6
2.2. Penggunaan Sumber Air Baku
..................................... 7 2.3. Standar Kualitas Air
Minum ........................................ 9
2.2.1. Parameter Fisis
................................................. 8 2.2.2.
Parameter Kimia...................................................
8
2.4. Pengaruh Jumlah Penduduk ..................................
10 2.4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk ........................... 11
2.4.2. Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi........... 13
2.5. Kebutuhan Konsumsi Air Bersih
................................. 14 2.5.1. Kebutuhan Air Domestik
............................... 14 2.5.2. Kebutuhan Air Non
Domestik......................................... 15 2.5.3.
Kapasitas Dan Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih 15
2.6.
Reservoir....................................................................................
17 2.7. Jaringan Distribusi Dan Sistem Pengaliran
............................ 18 2.8. Perhitungan Jaringan
Distribusi ................................................. 19
2.9. Analisa Program Epanet
............................................................... 20
2.10. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
............................... 21
BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir
...............................................................................
22 3.2. Ide Proyek
Akhir..........................................................................
22 3.3. Perijinan
.......................................................................................
22 3.4. Survey Lokasi Dan Identifikasi
.................................................... 23
-
v
3.5. Studi Literatur
.............................................................................
23 3.6. Pengumpulan Data
..........................................................................
23 3.7. Analisa Dan Evaluasi
........................................................................
24 3.8. Kesimpulan
..................................................................................
24 3.9. Penulisan laporan
.........................................................................
24
BAB IV JADWAL
KEGIATAN.........................................................................
27 DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................
28
-
Tugas Akhir
BAB I. Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan hal paling penting dalam
kehidupan. Dalam setiap
aktivitasnya manusia mutlak membutuhkan air bersih. Untuk itu
diperlukan adanya penyediaan air bersih yang secara kualitas
memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas maupun
kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu
wilayah sehingga aktivitas dapat berjalan dengan baik.
Sumber daya air yang ada perlu dikelola secara berkelanjutan.
Sistem pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan (sustainable water
resourses management system) merupakan system pengelolaan
sumberdaya air yang didesain dan dikelola serta berkontribusi penuh
terhadap tujuan masyarakat (sosial dan ekonomi) saat ini dan masa
yang akan datang, dengan tetap mempertahankan kelestarian aspek
ekologisnya.
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk memperoleh sumber airnya.
Mata air merupakan salah satu sumber air yang selama ini digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Mata air dapat
ditemukan pada satu titik lokasi yang umumnya terjadi di sepanjang
perbukitan dan dataran rendah yang tanahnya berpori atau formasi
batuannya patah (fractured) sehingga memungkinkan air mengalir di
atas permukaan tanah. Aliran mata air selanjutnya mengalir
membentuk aliran permukaan, dan apabila berkumpul dengan aliran air
dari sumber air lainnya membentuk aliran sungai.
Kabupaten Pasuruan secara geografis berada pada jalur regional
dan jalur utama perekonomian Surabaya Malang dan Surabaya
Banyuwangi, antara 112 33` 55 hingga 113 30` 37 Bujur Timur dan
antara 70 32` 34 hingga 80 30` 20 Lintang Selatan. Secara
administrasi, Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 Kecamatan, 24
Kelurahan, dan 341 Desa, dengan luas wilayah 147.401,50 Ha (3,13%
luas Provinsi Jawa Timur).
Letak geografis Kecamatan Beji terletak pada daerah dataran
rendah dengan ketinggian 6 m sampai dengan 91 m, merupakan daerah
yang subur. Secara administrasi, Kecamatan Beji terdiri dari 12
Desa dan 2 Kelurahan, adapun
-
Tugas Akhir
BAB I. Pendahuluan 2
yang belum dapat menikmati air bersih secara kontinu sepanjang
tahun antara lain adalah Desa Sidowayah, Desa Kenep dan Desa Gajah
Bendo yang akan diambil sebagai wilayah studi. Ketiga desa tersebut
belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Kabupaten Pasuruan
dan selama ini mengandalkan air sumur, air tanah dalam (artesis),
dan mata air. Kondisi topografi desa tersebut terdiri dari tanah
datar dan pegunungan sehingga potensi sumber air yang kontinu dan
besar yang berada di sumber air (Sumber Ringgit) di Desa Sidowayah
selama ini belum dapat dimaksimalkan karena membutuhkan biaya
investasi yang mahal apabila direncanakan pengembangan wilayah
pelayanan di 3 Desa tersebut secara menyeluruh..
Untuk itu perlu adanya upaya meningkatkan pengembangan
penyediaan air bersih di wilayah Desa Sidowayah, Desa Kenep dan
Desa Gajah Bendo Kecamatan Beji Pasuruan. Pengembangan yang
direncanakan adalah penambahan sejumlah sarana dan prasarana
diantaranya adalah pengembangan jaringan pipa, SPAB Mandiri dan
pemanfaatan sumber air yang ada.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam sistem penyediaan air
bersih Kecamatan Beji adalah :. Bagaimana upaya secara teknis
meningkatkan pelayanan air bersih penduduk
perdesaan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah rencana dan
minat serta kemampuan masyarakat untuk mendapatkan air bersih.
Bagaimana perencanaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai
5 tahun hingga 20 tahun kedepan.
Bagaimana sistem jaringan perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari studi ini adalah mengetahui upaya
memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Beji dan Membentuk suatu
sistem jaringan mandiri dalam hal penyediaan dan pengelolaan air
bersih sebagai solusi dalam penanganan masalah ketersediaan air
bersih yang masih terbatas. Selain itu juga untuk memenenuhi
kebutuhan air bersih terutama bagi desa-desa yang belum
terlayani.
1.4 Manfaat Sedangkan manfaat dari penulisan ini sendiri adalah
:
-
Tugas Akhir
BAB I. Pendahuluan 3
Memberikan masukan kepada instansi/institusi terkait, alternatif
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pelayanan air bersih
terutama wilayah perdesaan pegunungan dengan biaya investasi yang
relatif rendah dan dapat bertahan dalam jangka waktu lama.
Memberikan arahan bagi masyarakat pengguna air bersih, bagaimana
mengelola kelangsungan sarana dan prasarana penyediaan air
bersih.
1.5 Batasan Permasalahan Memperhatikan latar belakang dan
rumusan masalah di atas, maka pembatasan masalah pada studi ini
adalah sebagai berikut :
Upaya peningkatan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan air bersih
di Desa Sidowayah, Desa Kenep, dan Desa Gajah Bendo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan
Proyeksi Perencanaan sistem jaringan perpipaan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih Desa Sidowayah, Desa Kenep, dan Desa Gajah
Bendo Kecamatan Beji Pasuruan untuk proyeksi 5 tahun sampai 20
tahun
1.6 Lokasi Studi Desa Sidowayah, Desa Kenep dan Desa Gajah Bendo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
Gambar 1.1 Peta Kabupaaten Pasuruan
Kecamatan Beji
-
Tugas Akhir
BAB I. Pendahuluan 4
Gambar 1.2 Peta Kecamatan Beji
Gambar 1.2 Peta Desa Sidowayah
Wilayah Studi
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumber Air Baku Sumber air dalam sistem penyediaan air
merupakan suatu komponen yang
mutlak harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air
tidak akan berfungsi. Berdasarkan daur hidrologi, di alam ada
beberapa jenis sumber air dimana masing-masing mempunyai
karakteristik spesifik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa makhluk hidup tanpa terkecuali
membutuhkan air. Dimana air dapat tersedia dalam bentuk padat (es),
cairan (air) dan (penguapan). Pada manusia, air selain sebagai
konsumsi makan dan minum juga diperlukan untuk keperluan pertanian,
industri dan kegiatan lain. Dengan perkembangan peradaban dan jaman
serta semakin banyaknya penduduk, akan menambah aktifitas
kehidupannya. Hal ini berarti pula akan menambah kebutuhan air
bersih.
2.1.1. Siklus Hidrologi Tahap pertama siklus hidrologi adalah
proses penguapan (evaporasi) air laut
dan permukaan. Uap dibawa ke atas daratan oleh masa udara yang
bergerak. Bila didinginkan hingga titik embunnya, maka uap akan
terkondensasi menjadi butiran air yang dapat dilihat berbentuk awan
atau kabut. Dalam kondisi meteorologis yang sesuai, butiran-butiran
air kecil akan berkembang cukup besar untuk dapat jatuh ke
permukaan bumi sebagai hujan.
Pendinginan masa udara yang besar terjadi karena pengangkatan.
Berkurangnya tekanan yang diakibatkan oleh berkurangya suhu, sesuai
dengan hukum tentang gas yang berlaku. Pengangkatan orografis akan
terjadi bila udara dipaksa naik diatas suatu hambatan yang berupa
gunung. Oleh sebab itu lereng gunung yang berada pada arah angin
biasanya menjadi daerah yang berpotensi hujan lebat.
Sekitar dua pertiga dari presipitasi yang mencapai permukaan
tanah dikembalikan lagi ke udara melalui penguapan dari permukaan
air, tanah dan
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 6
tumbuh-tumbuhan serta melalui transpirasi oleh tanaman. Sisa
presipitasi akhirnya kembali ke laut melalui saluran-saluran diatas
atau dibawah tanah.
2.1.2. Jenis Sumber Air Sumber air merupakan bagian dari suatu
daur ulang hidrologi, secara umum
sumber air dibagi menjadi beberapa kelompok. Sumber air yang ada
di bumi ini meliputi :
a. Air Laut
Terasa asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam
air laut berkisar 3%. Untuk kondisi seperti ini, air laut tidak
memenuhi syarat untuk dijadikan air minum/bersih.
b. Air Atmosfir (Air Meteorologik) Sifatnya murni, sangat
bersih, tetapi karena adanya pencemaran udara, maka untuk
menjadikannya sebagai sumber air bersih/minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan tidak dimulai pada saat awal hujan turun karena
masih banyak mengandung polutan.
c. Air Permukaan
Bersumber dari air hujan yang mengalir di permukaan bumi,
terdiri dari : 1. Air Sungai
Meliputi aliran air, alur sungai termasuk bantaran, tanggul dan
areal yang dinyatakan sebagai sungai.
2. Air Rawa/Danau/Waduk Merupakan bentuk cekungan permukaan
tanah baik alamiah maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan
air dengan volume relatif besar.
d. Air Tanah (Ground Water) Terdiri dari air tanah dangkal, air
tanah dalam dan mata air. 1. Air tanah dangkal
Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah.
Terdapat pada kedalaman kurang lebih 15 meter dari permukaan.
Sebagai sumur untuk sumber air bersih cukup baik dari segi kualitas
tetapi kuantitas sangat tergantung pada musim.
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 7
2. Air tanah dalam Berada pada lapisan bawah setelah rapat air
diatasnya. Pengambilan dilakukan dengan menggunakan bor dan
memasukkan pipa ke dalam permukaan tanah. Umumnya terdapat pada
kedalaman 100-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat terjadi
artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar. Aquifer sebagai
seumber air tanah dalam terbagi menjadi 3 bagian yaitu aquifer
tertekan, aquifer semi tertekan dan aquifer tidak tertekan. -
Aquifer tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua
lapisan ini sama sekali tidak dapat mengalirkan air.
- Aquifer semi tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan
kedap air diatasnya sedikit mengalirkan air.
- Aquifer tidak tertekan Aquifer yang berada diatas lapisan
kedap air
3. Mata air
Merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Berdasarkan bentuk keluarnya, dapat terbagi menjadi : -
Rembesan ; yaitu air keluar dari lereng-lereng (celah-celeh) -
Umbulan ; yaitu air tanah yang keluar ke permukaan pada daerah
yang
datar.
2.2. Standar Kualitas Air Minum Air minum yang ideal seharusnya
jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Air minum juga harus tidak mengandung kuman
patogen. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi
tubuh, tidak dapat diterima secara estetis dan dapat merugikan
secara ekonomis. Air juga seharusnya tidak korosif, tidak
meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusi yang ada.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka dibuat standar air minum
yaitu suatu peraturan yang memberikan petunjuk tentang konsentrasi
berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada pada air minum
agar tujuan pengolahan air
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 8
bersih dapat tercapai. Standar tersebut akan berbeda untuk tiap
negara, tergantung pada keadaan sosial kultural temasuk kemajuan
teknologinya.
Di Indonesia standar air minum yang berlaku pertama kali dibuat
pada tahun 1975, kemudian terakhir kali direvis melalui Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002.
2.2.1. Parameter Fisis Parameter fisis yang harus diketahui
untuk sumber air yang akan dijadikan air
baku atau untuk pengolahan selanjutnya adalah meliputi : a.
Bau
Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan
disukai oleh masyarakat. Bau air dapat menunjukkan awal dari
kualitas air.
b. Jumlah zat padat terlarut (TDS) TDS umumnya terdiri dari zat
organik, garam organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS
bertambah maka kesadahan akan naik pula. Efeknya terhadap kesehatan
tergantung pada senyawa kimia penyebab masalah tersebut.
c. Kekeruhan
Disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang sifatnya
organik maupun anorganik.
d. Rasa Air minum tidak memiliki rasa/tawar, sehingga air yang
tidak tawar dapat menunjukkan adanya kandungan berbagai zat yang
berbahaya bagi kesehatan.
e. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang terdapat dalam pipa/saluran.
f. Warna
Warna pada air disebabkan adanya tanin atau asam humat dan
keberadaannya secara alamiah di alam. Karena itu air minum
sebaiknya tidak berwarna.
2.2.2. Parameter Kimia Selain parameter fisis tersebut diatas,
yang tidak kalah penting adalah
melakkan penelitian terhadap kandungan kimia air sumber yang
akan dijadikan
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 9
sumber air baku untuk pengolahan selanjutnya. Parameter kimia
tersebut diantaranya meliputi : a. Kimia Anorganik
Parameter kimia anorganik meliputi antara lain : Air Raksa (Hg),
Alumunium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi atau Ferrum (Fe),
Flourida (F), Cadmium (Cd), Kesadahan, Khlorida (Cl), Mangan (Mn),
dan pH (derajat keasaman).
b. Kimia Organik Parameter kimia organik meliputi : Zat Organik,
Detergen, Chloroform
(CHCl3), serta parameter mikrobiologis.
2.3. Penggunaan Sumber Air Baku Masing-masing jenis sumber air
yang digunakan sebagai sumber air baku
untuk air minum/bersih mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu
kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Sampai saat ini penggunaan
sumber air permukaan lebih dominan daripada sumber air hujan
ataupun air tanah. Seperti halnya di Indonesia yang memiliki iklim
dan kondisi geografis, dimana air permukaan dari sungai, danau,
telaga banyak dijumpai.
Mata Air merupakan sumber air yang sangat potensial karena pada
umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem
penampung secara gravitasi. Hanya saja keberadaannya dari waktu ke
waktu semakin mengecil, baik ditinjau dari jumlah maupun debitnya.
Hal ini tidak terlepas dari berkurangnya Catchment Area akibat
kegiatan manusia. Pada masa mendatang, jika konservasi lingkungan
hutan tidak dilakukan, maka pemanfaatan jenis sumber air ini
semakin menurun.
Air Tanah, terlebih yang terletak pada lapisan akuifer tidak
bebas, yang imbuhannya berasal dari catchment area di daerah hulu.
Meskipun demikian, jenis sumber air ini pada umumnya masih dapat
dikembangkan, terutama untuk dataran rendah sampai sedang dengan
pertimbangan kuantitas yang memadai dan kualitas air yang baik, dan
relatif tidak terpengaruh musim (air tanah dalam).
Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah
diperoleh karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat, hanya
saja ditinjau dari
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 10
segi kuantitas berfluktuasi tinggi, sedangkan dari segi kualitas
tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih tanpa
proses pengolahan yang memadai. Pada saat ini berbagai upaya telah
dilakukan untuk mempertahankan debit air sungai, terutama dengan
pembangunan waduk. Dengan kondisi saat ini dan pertambahan
kebutuhan air ke depan, jenis sumber air ini akan semakin banyak
dimanfaatkan untuk pengembangan ke depan, tetapi memerlukan biaya
investasi dan operasional yang tinggi karena kebutuhan
pengolahannya.
Dengan pertimbangan kondisi sumber daya air saat ini dan
kendala/permasalahan yang ada, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, maka potensi sumber daya air sebagai air baku perlu
dimanfaatkan dan dikelola secara bijaksana agar pada masa mendatang
tidak menjadi hambatan bagi penyedia layanan atau pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
2.4. Pengaruh Jumlah Penduduk Data kependudukan merupakan satu
faktor penting disalam penyusunan suatu
rencana, mengingat bahwa setiap perencanaan dilakukan serta
ditujukan untuk kepentingan penduduk masyarakat itu sendiri.
Peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan
fasilitas termasuk peningkatan pelayanan air bersih.
2.4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi penduduk adalah suatu
metode yang dipakai untuk memeperkirakan
jumlah penduduk dimasa yang akan datang dengan dasar kondisi
perkembangan penduduk dari tahun ke tahun. Pendekatan (metode)
untuk memperkirakan laju pertumbuhan penduduk ada beberapa cara,
dimana dasar penyelesaiannya dengan melakukan kajian terhadap data
terlebih yang ada sebelumnya.
Untuk memperoleh nilai proyeksi yang akurat, maka perlu dicari
terlebih dahulu nilai koefesien korelasi (r) dari rumus-rumus
proyeksi yang akan digunakan.
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 11
Rumus koefesien korelasi :
( )( ) ( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) 212222
=
xxnxyynx
yxxynxr
Nilai koefesien korelasi yang dipakai adalah yang mendekati 1,
yang menggambarkan bahwa rumus yang dipakai adalah yang mewakili
nilai pendekatan pertumbuhan penduduk secara optimum terhadap pola
pertumbuhan yang terjadi sebenarnya di masa mendatang. Metode untuk
menentukan proyeksi pertumbuhan penduduk antara lain : 1. Metode
Extrapolasi Grafis ;
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah a. Rumus
Linier
baxy +=' (Ir. Sarwoko Mangkudihardjo, PAB 1985.1062) Dimana
:
y = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi
x = Tahun proyeksi
Nilai a diperoleh dari perhitungan yang ada Nilai b diperoleh
dari perhitungan yang ada Setelah diketahui nilai a dan b maka
didapat persamaan yang merupakan persamaan proyeksi jumlah
penduduk.
b. Rumus Trend Non Linier
abxcxy ++= 2' ............(Ir. Sarwoko Mangkudihardjo, PAB
1985.1064) Dimana :
y = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi x = Tahun proyeksi
Nilai a diperoleh dari perhitungan yang ada. Nilai b diperoleh
dari perhitungan yang ada. Nilai c diperoleh dari perhitungan yang
ada. Setelah diketahui nilai a,b dan c maka didapat persamaan yang
merupakan persamaan proyeksi jumlah penduduk. Dalam hal pemilihan
grafik trend
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 12
pertumbuhan penduduk berdasarkan pertimbangan pada rasio
penyimpangan (R2 atau R square) mendekati nilai 1 (satu).
2. Metode Geometrik
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah :
( )nnPtPn += 1 ............(Ir. Sarwoko Mangkudihardjo, PAB
1985.1053)
%100 11
xPoPt
rt
=
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n Po = Jumlah
penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data r = Laju pertumbuhan
penduduk (%) t = Selang waktu tahun data n = Jumlah tahun
proyeksi
Nilai a diperoleh dari perhitungan yang ada Nilai b diperoleh
dari perhitungan yang ada
Setelah diketahui nilai a dan b maka didapat persamaan yang
merupakan persamaan proyeksi jumlah penduduk.
3. Metode Aritmatika Rumus umum yang digunakan dalam metode
tersebut adalah :
nxt
PoPtPtPn
+= ....(Ir. Sarwoko Mangkudihardjo, PAB 1985.1064)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n Po = Jumlah
penduduk pada awal tahun data Pt = Jumlah penduduk pada proyeksi
tahun ke-n t = Selang waktu tahun data n = Jangka waktu tahun
proyeksi
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 13
4. Metode Least Square (kuadrat minimum) Digunakan apabila garis
regresi data perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan
kecenderungan garis linier, meskipun pertumbuhan penduduk tidak
selalu bertambah. Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut
adalah Rumus :
bxay +=
Dimana :
y = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi x = Jumlah tambahan dari
tahun dasar a,b = Konstanta n = Jumlah data
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian proyeki
penduduk antara lain :
- Jumlah populasi penduduk dalam suatu area - Kecepatan
pertambahan penduduk, dimana kecepatan pertambahan
penduduk tinggiakan mengurangi ketelitian proyeksi. - Kurun
waktu proyeksi.
2.4.2. Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi Dalam menentukan
kebutuhan air bersih yang berpengaruh terhadap
perencanaan instalasi juga harus memperhitungkan keberadaan
fasilitas umum yang ada sekarang serta pengembangannya pada daerah
rencana. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : -
Pertambahan penduduk - Jenis fasilitas
- Perluasan fasilitas yang ada - Perkembangan sosial ekonomi
Yang termasuk fasilitas umum dalam kaitannya dengan perencanaan
distribusi air antara lain adalah : tempat ibadah, perkantoran,
pendidikan/sekolah, sarana kesehatan, komersial, industri serta
fasilitas umum lainnya.
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 14
2.5. Kebutuhan Konsumsi Air Bersih 2.5.1. Kebutuhan Air
Domestik
Pemenuhan kebutuhan air untuk domestik memiliki bagian terbesar
dalam kebutuhan dasar perencanaan unit pengolahan. Faktor
kebiasaan, pola dan tingkat kehidupan yang didukung oleh adanya
perkembangan sosial ekonomi memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kebutuhan dasar air. Dikenal ada 2 (dua) kategori
fasilitas penyediaan air bersih/minum, yaitu : a. Fasilitas
Perpipaan, terdiri dari : Sambungan Rumah (SR), Sambungan
Halaman, dan Sambungan Umum. b. Fasilitas Non Perpipaan, terdiri
dari : Sumur Umum, Hidran Umum/Kran
Umum (HU/KU), kendaraan tangki air (water tank/TA) serta mata
air. Perlu diketahui pula adalah jumlah kebutuhan rata-rata air
bersih per orang
per hari, dimana dibedakan atas kategori kota dan perdesaan.
Tingkat pemakaian air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan air menurut jenis kota:
Kategori kota Jumlah
penduduk
Penyediaan air
(liter/orang/hari) Kehilangan air (%)
SR HU
Metropolitan >1.000.000 190 30 20
Besar 500.000-1.000.000
170 30 20
Sedang 100.000
500.000 150 30 20
Kecil 20.000 100.000
130 30 20
IKK < 20.000 100 30 20
Sumber : Juknis Perencanaan Rancangan SPAB Kementrian PU
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 15
2.5.2. Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik
merupakan tahap berikutnya dalam perhitungan
kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya ditentukan oleh
jumlah konsumen non domestik yang terdiri dari fasilitas-fasilitas
yang telah disebutkan.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang
dapat menentukan perkembangan jumlah fasilitas tersebut, yaitu
pertambahan penduduk, jenis dan perluasan fasilitas serta
perkembangan sosial ekonomi.
Perhitungan proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan
perbandingan jumlah penduduk.
Berikut adalah tabel asumsi kebutuhan air non domestik untuk
pedesaan :
No. Kategori Pemakaian air
rata-rata per hari (liter) Keterangan
1. Kantor 70-100 Tiap karyawan
2. Puskesmas 100-150 Tiap pasien
3. Sekolah Dasar, SLTP 40-50 Tiap siswa
4. SLTA 80 Tiap siswa
5. Perkumpulan Sosial 30 Tiap orang
6. Tempat Ibadah 10 Tiap jamaah
Sumber : Juknis Pelaksanaaan Pengembangan SPAM Sederhana,
2007
2.5.3. Kapasitas Dan Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih Penentuan
kebutuhan air menurut Al-layla, dkk (1980) mengacu kepada
kebutuhan air harian maksimum (Qmax) serta kebutuhan air jam
maksimum (Qpeak) dengan referensi kebutuhan air rata-rata. a.
Kebutuhan air rata-rata harian (Qav)
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 16
Adalah jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
domestik, non domestik dan kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax) Merupakan jumlah air
terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam kurun waktu satu
tahun berdarkan nilai Q rata-rata harian. Diperlukan faktor
fluktuasi kebutuhan harian maksimum dalam perhitungannya.
avmaxmax QxfQ = Dimana :
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det) fmax = Faktor
harian maksimum ( 1 < fmax.hour < 1,5 ) Qav = Kebutuhan air
rata-rata harian (ltr/det)
c. Kebutuhan air jam maksimum (Qpeak) Adalah jumlah air terbesar
yang diperlukan pada jam-jam tertentu. Faktor fluktuasi kebutuhan
jam maksimum (fpeak) diperlukan dalam perhitungannya.
max QxfQ peakpeak = Dimana :
Qpeak = Kebutuhan air jam maksimum (ltr/det) fpeak = Faktor
fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 ) Qmax = Kebutuhan air harian
maksimum (ltr/det)
Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi pemakaian air jam per
jam, dan untuk mendapatkan data ini diperlukan survey dan
penelitian terhadap aktivitas, kebiasaan serta kebutuhan air
konsumen. Selain kapasitas produksi pada unit pengolahan, perlu
diperhitungkan juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
perencanaan unit pengolahan.
d. Kehilangan air Yaitu selisih antara jumlah air yang
diproduksi di unit pengolahan dengan jumlah air yang dikonsumsi
dari jaringan distribusi. Berdarkan kenyataan dilapangan, kejadian
akan kehilangan air dapat bersifat teknis dan non teknis. Terdapat
3 macam pengertian menyangkut istilah kehilangan air, yaitu :
kehilangan air rencana, kehilangan air percuma dan kehilangan air
insidentil. Secara umum dalam melakukan perencanaan, nilai
kehilangan yang terjadi
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 17
baik kehilangan air percuma dan insiddentil sudah masuk dalam
perhitungan. Besarnya nilai kehilangan air tersebut berkisar antara
15-25% dari total kebutuhan air bersih baik domestik maupun non
domestik.
e. Fluktuasi kebutuhan air bersih Yaitu fluktuasi kebutuhan air
bersih terjadi karena pemakaian air yang tidak tetap sepanjang
waktu. Pada umumnya masyarakat melakukan aktivitas penggunaan air
pada waktu pagi dan sore hari. Fluktuasi adalah prosentase
pemakaian air pada tiap jam yang tergantung dari : aktivitas
penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata
kota. Sedangkan fluktuasi kebutuhan air ditentukan berdasarkan pada
pemakaian harian maksimum dan pemakaian jam maksimum dengan
referensi kebutuhan rata-rata harian.
2.6. Reservoir Fungsi dari reservoir adalah selain sebagai
penyimpan persediaan air bersih
pada saat jam puncak, juga sebagai penambah tekanan pada titik
pengambilan. Lokasi dari reservoir sebaiknya direncanakan didekat
jaringan distribusi, agar oendistribusiannya dapat merata dan
tekanan yang ada masih sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan
lokasinya reservoir dibedakan menjadi : a. Elevated Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak diatas
tanah. b. Grounf Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak
dibawah tanah. Adapun fungsi dari reservoir adalah : - Menyimpan
air bersih yang siap untuk didistribusikan pada konsumen. -
Meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi. - Mengatur
tekanan air dalam jaringan distribusi.
Untuk mencari kapasitas reservoir, dihitung dengan metode
analitis maupun grafis.
Adapun perumusannya adalah :
negposr SSK += .........(Ir. Sarwoko Mangkudihardjo, PAB
1985)
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 18
Dimana :
Kr = Kapasitas reservoir (m3) Spos = Besarnya deposit positif
air (m3) Sneg = Besarnya deposit negatif air (m3)
2.7. Jaringan Distribusi Dan Sistem Pengaliran Pada dasarnya ada
2 sistem jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka dan
tertutup, dimana pemakaian kedua sistem tersebut tergantung dari
beberapa faktor.
a. Jaringan Terbuka Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa
distribusi tidak saling berhubungan, air mengalir dalam satu arah
dan area layan disuplai melalui satu jalur pipa utama.
b. Jaringan Tertutup Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa
distribusi saling berhubungan, air mengalir melalui beberpa jalur
pipa utama. Sistem ini cenderung diterpakan pada daerah yang
bersifat jalannya saling berhubungan, perkembangan kota cenderung
ke segala arah dan keadaan topografi yang relatif dasar.
Didalam mendistribusikan air bersih ada beberapa cara
pengaliran, dimana yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistem
pengaliran tersebut adalah
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 19
keadaan topografi, lokasi sumber air baku, beda tinggi daerah
pengaliran atau daerah layanan serta faktor-faktor lain. Sistem
pengaliran tersebut antara lain : a. Pengaliran Gravitasi
Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan memanfaatkan
tenaga/tekanan gaya grafitasi pada daerah tersebut. Prinsipnya
adalah beda tinggi antara sumber air baku dan area pelayanan yang
cukup.
b. Pengaliran Pemompaan dengan Elevated Reservoir Air dari
sebelum didistribusikan ke daerah layanan terlebih dahulu dipompa
dan ditampung di reservoir kemudian didistribusikan dengan
memanfaatkan tinggi tekanan dari elevasi reservoir tersebut.
c. Pengaliran Pemompaan Langsung
Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan mengandalkan
tekanan dari pompa, yang disesuaikan dengan tinggi tekanan
minimum.
2.8. Perhitungan Jaringan Distribusi Usaha penyediaan dan
pendistribusian air bersih kepada masyarakat harus
selalu diperhatikan kualitasnya, maka dari itu air bersih harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Kriteria yagn kemudian
digunakan sebagai pedoman dalam mendimensi, serta mendesain sistem
jaringan tersebut antara lain adalah : - Tinggi tekanan yang harus
disediakan pada titik atau node minimum 10 meter. - Tinggi tekanan
yang diijinkan pada titik atau none maksimum 70 meter. - Jenis pipa
yang digunakan adalah PVC. - Sistem jaringan yang digunakan dengan
pola terbuka. - Evaluasi jaringan dengan menggunakan program Epanet
versi 2.0w - Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa :
L x xCDQ x H
,
f 852,187,4
85217,10=
Dimana :
Hf = Kehilangan tekanan dalam pipa (m) L = Panjang pipa (m) C =
Koefesien Hanzen-William
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 20
Q = Debit dalam pipa (m3/det) D = Diameter pipa (m)
2.9. Analisa Program Epanet Program Epanet merupakan suatu
program yang dapat membantu dalam
merencanakan suatu sistem jaringan distribusi, dimana program
ini dapat menganalisa suatu model jaringan distribusi apakah telah
sesuai dengan perencanaan. Dalam pembuatan model, diperlukan
data-data yang tepat agar model yang direncanakan sesuai dengan
kondisi di lapangan. Dengan menggunakan model yang akurat, dapat
lebih mudah mengembangakan jaringan distribusi untuk tahun-tahun
mendatang dan juga dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam
jaringan dengan baik.
Program yang akan digunakan adalah Epanet versi 2.0, yang dapat
disimulasikan dengan beberapa program lain, diantaranya Autocad,
GIS (Geographic Information System), program Spreadsheet dan
beberapa program lain. Keuntungan memakai program tersebut adalah ;
dapat mengecek kesalahan pada saat proses input data, menampilkan
analisa jaringan, sistematis dalam pengeditan dan output dapat
berupa gambar.
Dibutuhkan beberapa item untuk dapat menjalankan Epanet sehingga
didapatkan hasil yang sesuai, antara lain :
Link : dapat berupa; pipa, pompa atau katup kontrol
Node : dapat berupa; junction, tank, atau reservoir. Curve :
menggambarkan grafik atau pola pengerjaan yang dapat
berupa; kurva pompa, kurva effisiensi atau kurva volume Data
yang dibutuhkan dalam pengerjaan program Epanet antara lain :
Peta jaringan Elevasi wilayah
Node/Junction
Panjang pipa Diameter pipa
Jenis pipa
Besar debit masing-masing node
-
Tugas Akhir
BAB II. Tinjauan Pustaka 21
Faktor fluktuasi pemakaian air
Sedangkan data yang dapat dihasilkan antara lain :
Hidrolik head masing-masing titik
Tekanan air
Flow (aliran) Velocity (kecepatan) Unit headloss
Pipe status
dan lainnya
-
Tugas Akhir
BAB. III Metodologi 22
BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN
3.1 Diagram Alir Pada bab metodologi akan dijelaskan alur pikir,
tahapan atau langkah-langkah yang akan dilakukan dengan menguraikan
segala sesuatu yang berhubungan dengan proyek akhir, mulai dari apa
yang diperlukan beserta urutan pelaksanaannya. Berbagai data yang
diperlukan secara langsung (data primer) dan data yang tersedia
(data sekunder). Hal-hal teknis dalam upaya tersebut didasarkan
pada studi terdahulu, pengalaman berbagai pihak dalam menentukan
teknik yang berhubungan dengan pelayanan dan penyediaan sarana
prasaranan air bersih/minum. Kerangka pikir proyek akhir dapat
dilihat pada gambar 3.1 dan Diagram Alir metodologi pembahasan
dapat dilihat pada gambar 3.2.
3.2 Ide Proyek Akhir Ide proyek akhir ini berasal dari minat
untuk mengetahui masalah tertentu dan selanjutnya berkembang
menjadi pemilihan metode yang sesuai. Ide ini meliputi latar
belakang permasalahan yang terjadi di Kecamatan Beji berkaitan
dengan kebutuhan air bersih. Dan diharapkan dengan proyek akhir ini
mahasiswa dapat berpikir ilmiah, mampu menuangkan sebagian besar
pengetahuan, ketrampilan, ide dan masalah dalam bidang keahlian
secara sistematis, logis, kritis dan kreatif yang didukung oleh
data atau informasi dengan analisa yang tepat.
3.3 Perijinan Proses perijinan dimulai dengan membuat proposal
terlebih dahulu dan surat jalan dari ITS. Pencarian data langsung
dilaksanakan ke masing-masing instansi terkait yaitu : Dinas Cipta
Karya Kabupaten Pasuruan, Kantor Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan
dan Kantor Desa Wilayah Studi. Setelah konfirmasi dahulu dengan
instansi terkait.
-
Tugas Akhir
BAB. III Metodologi 23
3.4 Survey Lokasi Dan Identifikasi Survey lokasi dimaksudkan
untuk mengetahui secara langsung kondisi sarana dan prasarana air
bersih di Kecamatan Beji sebagai langkah awal untuk melakukan
penelitian. Kemudian data yang diperoleh dari hasil survey tersebut
dilakukan inventarisasi secara cermat sehingga masalah yang terjadi
di wilayah penelitian dapat diidentifikasi.
3.5 Studi Literatur Studi literatur dilakukan mulai tahap awal
sampai akhir. Literatur yang dipakai dalam kegiatan ini adalah
literatur yang berhubungan dan relevan dengan sistem penyediaan air
bersih/minum, baik dari segi teknis sarana prasarana ataupun
pengelolaannya. Literatur dapat berupa buku panduan, makalah,
tesis, jurnal dan sebagainya termasuk NSPM ( Norma Standar Pedoman
dan Manual) air bersih.
3.6 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan berupa data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari hasil wawancara dan hasil pengamatan secara langsung
di lokasi. Sedangkan data sekunder merupakan data-data pendukung
yang diperoleh dari instansi terkait berupa laporan kegiatan,
standar dan peraturan. Data pengamatan lapangan (data primer) a.
Kondisi Eksisting Desa b. Identifikasi Kondisi dan Potensi Sumber
air c. Mengetahui Debit Sumber d. Identifikasi Lokasi sekitar
sumber dan kebutuhan air e. Keadaan sekitar sumber Data instansi
yang terkait (data sekunder) a. Data statistik kependudukan,
perekonomian, fasilitas umum, sarana prasarana
wilayah studi b. Data kondisi geografis, luas wilayah c. Peta
situasi dan topografi lokasi yang ada d. Data-data perencanaan
pemanfaatan sumber air bersih e. Inventarisasi dan pemanfaatan atas
perencanaan dan buku-buku pengembangan
sumber daya air tanah
-
Tugas Akhir
BAB. III Metodologi 24
3.7 Analisa Dan Evaluasi Analisa dilakukan terhadap data-data
dan membandingkan data yang terkumpul dengan teori yang ada di
literature air bersih, dari hasil tersebut dievaluasi. Analisa akan
difokuskan pada hal-hal yang berhubungan dengan sumber air baku,
jumlah penduduk ke depan, sarana prasarana, pengelolaan air
bersih/minum dan sistem penyaluran air bersih serta faktor-faktor
lain yang mempengaruhi sistem penyediaan air bersih. Dari hasil
analisa dan evaluasi kondisi eksisting akan dihasilkan dan
ditentukan suatu konsep sistem penyediaan sarana dan prasarana air
bersih berikut pengelolaannya yang lebih baik.
3.8 Kesimpulan Dan Saran Pada tahapan ini penulis akan
menyimpulkan seluruh rangkaian kegiatan perencanaan dan memberikan
saran terutama bagi implementasi penyediaan sarana dan prasarana
penyediaan air bersih.
3.9 Penulisan Laporan Merupakan tahapan berupa penulisan dan
pembuatan Proyek Akhir.
-
Tugas Akhir
BAB. III Metodologi 25
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Proyek Akhir
LATAR BELAKANG TEMA / JUDUL
PROYEK AKHIR
SURVEY LOKASI
DAN IDENTIFIKASI
PENGUMPULAN &
PENGOLAHAN DATA DATA PRIMER
Kondisi Eksisting Desa
Sidowayah
Identifikasi Kondisi dan
Potensi Sumber air
Mengetahui Debit
Sumber
Identifikasi Lokasi sekitar
sumber dan kebutuhan
air
Keadaan sekitar sumber
DATA SEKUNDER
Data Statistik
Data-data tentang air bersih
Data kondisi geografis, luas
wilayah
Peta situasi dan topografi lokasi
yang ada
Data-data perencanaan
pemanfaatan sumber air bersih
PERMASALAHAN
ANALISA DAN EVALUASI KEBUTUHAN
AIR BERSIH WILAYAH STUDI
STUDI LITERATUR
KESIMPULAN DAN SARAN
PENYUSUNAN PROYEK AKHIR
PEMBAHASAN PERENCANAAN SISTEM
JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MANDIRI
WILAYAH STUDI
-
Tugas Akhir
BAB. III Metodologi 26
Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian
PREDIKSI JUMLAH
PENDUDUK
PREDIKSI KEBUTUHAN AIR
(WATER DEMAND)
TEST KUALITAS AIR
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN
SUMBER AIR (WATER SUPLY)
PERENCANAAN JARINGAN
PIPA TRANSMISI DEBIT ANDALAN
PANJANG PIPA AKSESORIS DIAMETER PIPA
-
Tugas Akhir
BAB IV. Jadwal Kegiatan 27
BAB IV JADWAL KEGIATAN
Penyusunan proyek akhir akan dilaksanakan mulai Tanggal 15
September 2011 sampai dengan Januari 2012 dengan rencana kegiatan
sebagi berikut :
No. Kegiatan September
2011 Oktober
2011 Nopember
2011 Desember
2011 Jan. 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1. Ijin Penelitian dan
Penyusunan Proposal
2. Survey Lokasi dan Identifikasi Masalah
3. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
4. Analisa Data dan Kondisi Eksisting Lapangan
5. Evaluasi Kondisi Eksisting - Kriteria kelayakan/kualitas dan
Potensi sumber air - Keadaan topografi
6. Penyusunan Konsep Sistem Penyediaan Sarana dan Prasarana Air
Minum Mandiri - Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Sosial -
Perhitungan kebutuhan air dan Total kebutuhan air tiap desa -
Perencanaan dan desain sistem jaringan perpipaan - Analisa jaringan
pipa dengan EPANET - Konsep penyediaan air bersih mandiri (sarana
dan prasarana)
7. Penyusunan Laporan Proyek Akhir
Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Penyusunan Proyek Akhir
-
Tugas Akhir
BAB IV. Jadwal Kegiatan 28
DAFTAR PUSTAKA
Dep. PU Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya manusia.
Pusat Pembinaan Keahlian Teknik dan Konstruksi, 2007, Surabaya.
Dep. PU Direktorat Jendral Cipta Karya ,2007 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengembangan SPAM Sederhana, Jakarta.
Djoko Sasongko, 1991 Teknik Sumber Daya Air, Erlangga, Jakarta.
Roestam Sjarief, 2005 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Andi
Offset, Yogyakarta
Dr.Ing.Ir.Agus Maryono, 2003 Hidrolika Terapan, PT.
PradnyaParamita, Jakarta