Jurnal TA Dini
STUDI PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI KARBON AKTIF UNTUK
MENURUNKAN KONSENTRASI FENOLTHE CAPABILITY TEST OF Coconut coir AS
ACTIVATED CARBON FOR PHENOL REMOVALDini Pertiwi & Welly
HerumurtiJurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember SurabayaE-mail :
[email protected] Kelapa dapat digunakan sebagai media
pembuatan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi senyawa organik
khususnya fenol, karena sabut kelapa mengandung unsur karbon
sehingga berpotensi sebagai karbon aktif.Karbon aktif sabut kelapa
dalam penelitian ini menggunakan variabel konsentrasi limbah fenol
yaitu 25 mg/L,50 mg/L, 100 mg/L, 200 mg/L dan variabel dosis karbon
aktif yaitu 500 mg, 1000 mg, 1500 mg, 2000 mg serta variasi waktu
pengadukan 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi fenol dan dosis
karbon aktif sabut kelapa terhadap efisiensi penyisihan fenol pada
proses batch.Pada proses batch didapatkan hasil penyisihan fenol
terbesar oleh karbon aktif sabut kelapa yaitu 98,49 % pada
konsentrasi fenol 200 mg/l dan dosis karbon aktif sebanyak 0,5 g
pada pengadukan 60 menit.Kata kunci : Sabut Kelapa, Fenol, karbon
aktif dan adsorpsiABSTRACTCoconut coir can be used as an activated
carbon for phenol removal, because of carbon element which is
containing in Coconut coir make it to own a potency as an activated
carbon.In this research, activated carbon from Coconut coir was
using variation of phenol concentration 25 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L,
200 mg/L and variation of activated carbon dosage 500 mg, 1000 mg,
1500 mg, 2000 mg alsovariation of time 30 minute, 60 minute, 90
minute, 120 minute. This research was done to know the effects of
phenol concentration and activated carbon from Coconut coir dosage
to phenol removal in batch reactor.The best result of phenol
removal in batch process is show by Coconut coir activated carbon
with 200 mg/L of phenol concentration and 0,5 g of activated carbon
dosage. It reach until 98,49 %.Key words : Coconut coir, Phenol,
Activated carbon, AdsorptionPENDAHULUAN Latar BelakangTanaman
kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman yang termasuk
dalam famili Palmae dan banyak tumbuh di daerah tropis, seperti di
Indonesia. Tanaman kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai
untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah
sinar matahari, temperatur, curah hujan, kelembaban, dan tanah
(Palungkun,2001). Sejak tahun 1988 Indonesia menduduki urutan
pertama sebagai negara yang memiliki areal kebun kelapa terluas di
dunia. Dari seluruh luas areal perkebunan kelapa, sekitar 97,4%
dikelola oleh perkebunan rakyat yang melibatkan sekitar 3,1 juta
keluarga petani, sisanya sebanyak 2,1% dikelola perkebunan besar
swasta dan 0,5% dikelola perkebunan besar negara (Palungkun, 2001).
Salah satu bagian yang terpenting dari tanaman kelapa adalah buah
kelapa. Bagian dari buah kelapa yang diambil untuk dimanfaatkan
sebagai bahan masakan adalah daging buah dan air kelapanya,
sehingga sabut kelapa dibuang begitu saja dan kurang dimanfaatkan.
Oleh karena itu, studi pemanfaatan sabut kelapa perlu dilakukan
agar lebih memiliki nilai guna, sehingga dapat mereduksi jumlah
sabut kelapa dalam timbunan sampah.Salah satu pemanfaatan sabut
kelapa adalah sebagai karbon aktif. Sabut kelapa dapat digunakan
sebagai karbon aktif karena mengandung unsur karbon (C) dan
strukturnya yang keras. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus
yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah
bagian yang berharga dari sabut.Karbon aktif merupakan suatu bahan
yang sangat bermanfaat bagi usaha-usaha perlindungan lingkungan.
Karbon aktif mempunyai daya serap yang baik, sehingga dapat
digunakan sebagai media penyerap zat-zat yang tidak diinginkan
maupun toksik, baik dalam air maupun gas. Salah satu zat toksik
yang dapat diserap oleh karbon aktif adalah fenol. Adsorpsi
isotherm fenol merupakan salah satu tes adsorpsi yang melengkapi
informasi sifat adsorpsi karbon aktif dalam pengolahan air.Fenol
merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C6H5OH. Senyawa ini
berbau khas dan bersifat racun serta korosif terhadap kulit.
Apabila terminum dapat menimbulkan rasa sakit, merusak pembuluh
darah sehingga timbul gangguan pada otak, paru-paru, ginjal dan
limpa. Fenol terdapat pada limbah yang dihasilkan oleh industri
penyulingan minyak, fiberglass, plastik, farmasi, cat, tekstil,
formaldehid dan sebagainya.Oleh karena itu, suatu penelitian
terhadap pemanfaatan sabut kelapa sebagai karbon aktif untuk
menurunkan konsentrasi fenol, perlu dilakukan sebagai alternatif
pemanfaatan sabut kelapa untuk mengolah limbah industri yang banyak
mengandung fenol.Perumusan MasalahDalam penelitian ini akan diuji
kemampuan karbon aktif sabut kelapa untuk menurunkan konsentrasi
fenol, dengan perumusan masalah sebagai berikut :1. Berapa
persentase kemampuan karbon aktif sabut kelapa dalam mengadsorpsi
fenol.2. Bagaimana pengaruh konsentrasi fenol dalam limbah terhadap
kemampuan adsorpsi karbon aktif sabut kelapa.3. Bagaimana model
adsorpsi isotherm yang sesuai dalam pengolahan limbah fenol
menggunakan karbon aktif sabut kelapaTujuanTujuan dari penelitian
tugas akhir ini adalah :1. Mengetahui tentang kemampuan karbon
aktif sabut kelapa dalam mengadsorpsi fenol.2. Menentukan model
isotherm yang sesuai untuk pengolahan fenol menggunakan karbon
aktif dari sabut kelapaLandasan TeoriTanaman kelapa (Cocos
nucifera) merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam famili
Palmae dan banyak tumbuh di daerah tropis, seperti di Indonesia.
Tanaman kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk
pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar
matahari, temperatur, curah hujan, kelembaban, dan tanah
(Palungkun,2001). Kelapa dikenal sebagai tanaman yang serbaguna
karena seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Salah satu bagian
yang terpenting dari tanaman kelapa adalah buah kelapa. sehingga
sabut kelapa dibuang begitu saja dan kurang dimanfaatkan. Oleh
karena itu, studi pemanfaatan sabut kelapa perlu dilakukan agar
lebih memiliki nilai guna, sehingga dapat mereduksi jumlah sabut
kelapa dalam timbunan sampah. Salah satu pemanfaatan sabut kelapa
adalah sebagai karbon aktif. Sabut kelapa dapat digunakan sebagai
karbon aktif karena mengandung unsur karbon (C) dan strukturnya
yang keras.
Istilah karbon aktif dalam pengertian umum adalah suatu karbon
yang mampu mengadsorpsi baik dalam fase cair maupun dalam fase gas.
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh- tumbuhan, limbah
ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang
aktif antara lain tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung,
tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas
pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara
(Sembiring dan Sinaga, 2003). Kandungan karbon setelah
dikarbonisasi identik dengan berat arang (Warnijati dan Agra dalam
Trihendrardi, 1997).Adsorpsi adalah proses pengumpulan substansi
terlarut (soluble) yang ada dalam larutan oleh permukaan benda
penyerap dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi
dan penyerapnya (Reynold, 1982). Pada umumnya adsorpsi zat cair
dengan adsorben karbon digunakanuntuk pemucatan warna, pemurnian
air, larutan dan lain-lain. Eckenfelder (2000) menyebutkan bahwa
adsorpsi zat cair dengan adsorben karbon digunakan untuk
menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air. Aplikasi pada industri
lebih spesifik antara lain pemucatan warna pada limbah pabrik gula,
penyisihan kontaminan sulfur, fenol, dan hidrokarbon dari limbah
cair.Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan
cincin fenil. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik saat
mempraktikkan pembedahan antiseptik. Pengolahan lain yang dapat
direkomendasikan untuk menyisihkan konsentrasi fenol pada
konsentrasi 5-500 mg/L salah satunya adalah dengan menggunakan
karbon aktif (Patterson, 1975).METODOLOGIPenelitian ini dilakukan
dalam beberapa tahap sebagai berikut :Tahap Persiapan :Persiapan
bahan :Limbah sabut kelapa yang digunakan sebagai karbon aktif dan
adsorban diperoleh dari pasar yang. Jenis sabut kelapa yang
digunakan berasal dari buah kelapa biasa yang sudah tua. Pembuatan
karbon aktif dari sabut kelapa dilakukan di laboratorium BPKI yaitu
melalui proses dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi dan kemudian
diayak ukuran 200 mesh. Limbah buatan fenol berasal dari melarutkan
1 gram kristal fenol dengan 1 liter aquades yang kemudian dilakukan
pengenceran untuk mendapatkan konsentrasi fenol 25; 50; 100; 200
mg/L.Persiapan alat :beker glass, labu ukur, ayakan, neraca
analitik, jar test, vacum filter, spectrofotometer.Tahap
Pelaksanaan :Percobaan dilakukan dengan proses batch menggunakan
reaktor jar test. Limbah yang digunakan merupakan limbah buatan
dengan variasi konsentrasi fenol 25; 50; 100; 200 mg/L, dengan
variasi dosis karbon aktif 0,5; 1 ; 1,5 ; 2 gram. Limbah buatan
fenol dengan volume 200 ml dimasukan ke beker glass. Limbah
ditambah adsorben dan diaduk dengan jar test dengan skala kecepatan
100 rpm selama variasi waktu pengadukan 30; 60; 90; 120 menit.
Diamkan selama 30 menit lalu dipisahkan dengan menggunakan vacum
filter diambil25 ml dan diuji spektrofotometri.HASIL DAN
PEMBAHASANKarakteristik/mutu karbon aktif dari kompos pada
penelitian ini meliputi bagian yang hilang pada pemanasan 950 0C,
kadar air, kadar abu, dan daya serap terhadap larutan I2 yang
merupakan baku mutu karbon aktif sesuai Standar Industri Indonesia
(SII) No. 0258-79 tentang mutu dan cara uji karbon aktif. Mutu
karbon aktif dari sabut kelapa dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1
Hasil Uji Mutu Karbon Aktif Dari KomposJenisMutu Karbon AktifDari
Kompos(%)SII No. 0258-79
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC10,96Maksimum 15%
Kadar air8,62Maksimum 10%
Abu1,16Maksimum 2,5%
Daya serap terhadap larutan I224,81Minimum 20%
Sumber : BPKI, 2009Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa karbon aktif yang terbuat dari sabut kelapa memenuhi standar
mutu karbon aktif berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) No.
0258-79 tentang mutu dan cara uji karbon aktif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai karbon
aktif dan dapat digunakan sebagai adsorben untuk pemurnian air,
penjernihan air dan limbah cair.Karbon aktif dari sabut kelapa
kemudian dimanfaatkan sebagai adsorben untuk menurunkan konsentrasi
fenol. Adsorben dari karbon aktif dengan variasi dosis yang ada
ditambahkan dalam200 ml limbah fenol yang terpisah. Kemudian
dilakukan proses batch menggunakan jar test dengan skala kecepatan
100 rpm dengan variasi waktu pengadukan 30; 60; 90; 120 menit.
Dengan menggunakan analisis metode Cloroform Extraction,
konsentrasi fenol setelah proses batch dapat diketahui. Sehingga
dapat ditentukan efisiensi karbon aktif dari sabut kelapa dalam
penyisihan fenol dan mengetahui kemampuan adsorpsi.Efisiensi Karbon
Aktif Dari Sabut Kelapa Dalam Penyisihan Fenola. Penyisihan Fenol
Dengan Adsorben Karbon Aktif dari sabut KelapaTabel 2 Persentase
Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon Aktif dari Sabut Kelapa
pada waktu pengadukan 30 menitCo(mg/L)Tingkat Penyisihan Fenol pada
dosis karbon aktif (g)
0,511,52
Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%
252,7189,152,2890,883,0387,872,4890,08
502,8994,212,8394,331,7896,431,7696,49
1003,1996,813,2296,785,3594,655,1594,85
2003,1498,434,2597,883,2198,394,1397,94
Sumber : hasil analisa dan perhitungan100
80
60
40
20
0
2550100200
Konsentrasi fenol (mg/L)0.5 g1 g1.5 g2 gGambar 1 Persentase
Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon Aktif dari SabutKelapa pada
waktu pengadukan 30 menitGambar 1 menunjukan persentase penyisihan
fenol menggunakan adsorben karbon aktif dari sabut kelapa
berfluktuatif seiring dengan semakin tinggi konsentrasi fenol.
Terlihat bahwa pada dosis karbon aktif sebesar 0,5g dapat
menurunkan konsentrasi fenol sebesar 200mg/L sebanyak98,43%.
Penyisihan ini dipengaruhi oleh faktor kontak dengan udara pada
saat pengadukan menggunakan jar test sehingga hasil yang didapatkan
lebih besar bila dibandingkan dengan penyisihan pada konsentrasi 25
mg/L. Hal ini disebabkan oleh senyawa fenol yang bereaksi dengan
oksigen membentuk gas karbondioksida dan air. Reaksi kimianya
adalah :C6H5OH + 7O2 6CO2 + 3H2O.Penyisihan ini merupakan
persentase penyisihan terbesar pada waktu pengadukan 30 menit.Tabel
3 Persentase Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon Aktif dari
Sabut Kelapa pada waktu pengadukan 60 menitCo(mg/L)Tingkat
Penyisihan Fenol pada dosis karbon aktif (g)
0,511,52
Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%
252,3290,722,3990,451,9992,042,1591,42
503,2593,513,2793,451,8696,281,8996,22
1003,1496,863,4196,595,4194,594,6695,34
2003,0398,493,4698,274,3597,823,9298,04
Sumber : hasil analisa dan perhitungan10080604020025 50
100200Konsentrasi Fenol (mg/L)
0.5 g 1 g 1.5 g 2 gGambar 2 Persentase Penyisihan Fenol Dengan
Adsorben Karbon Aktif dari sabut Kelapa pada waktu pengadukan 60
menitPada gambar 2 menunjukkan bahwa adsorben karbon aktif pada
dosis 0,5g mampu menyisihkan fenol pada konsentrasi 200mg/L
sebanyak 98,49% pada waktu pengadukan 60 menit.Tabel 4 Persentase
Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon Aktif dari Sabut Kelapa
pada waktu pengadukan 90 menitCo(mg/L)Tingkat Penyisihan Fenol pada
dosis karbon aktif (g)
0,511,52
Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%
254,8480,652,7189,162,4590,201,6493,45
503,9792,073,9492,131,7096,601,6796,65
1003,4096,604,7195,295,4194,594,6595,35
2003,1098,454,7497,635,4997,265,3497,33
Sumber : hasil analisa dan perhitungan10080604020025 50
100200Konsentrasi Fenol (mg/liter)
0.5 g 1 g1.5 g2 g
Gambar 3 Persentase Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon
Aktif dari Sabut Kelapa pada waktu pengadukan 90 menitTabel 5
Persentase Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon Aktif dari Sabut
Kelapa pada waktupengadukan 120 menitCo(mg/L)Tingkat Penyisihan
Fenol pada dosis karbon aktif (g)
0,511,52
Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%
250,7588,662,6389,492,4990,052,2591,02
503,7192,583,7392,541,6396,742,1595,71
1003,2896,713,1396,886,1993,816,0293,98
2004,1097,954,0297,995,9697,023,9598,02
Sumber : hasil analisa dan perhitungan100
80
60
40
20
02550100200Konsentrasi Fenol (mg/liter)
0.5 g 1 g 1.5 g 2 g
Gambar 4 Persentase Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon
Aktif dari Sabut Kelapa pada waktu pengadukan 120 menitGambar 3 dan
Gambar 4 juga menunjukkan persentase penyisihan fenol menggunakan
adsorben karbon aktif dari sabut kelapa pada pengadukan 90 menit
dan 120 menit. Terlihat pada gambar 3 bahwa persentase terbesar
dari penyisihan fenol ini terjadi pada komposisi dosis adsorben
karbon aktif sebanyak 0,5g dan konsentrasi fenol sebesar 200mg/L
yakni mengalami penyisihan fenol sebesar 98,45%. Dan pada gambar 4
penyisihan fenol terjadi pada komposisi dosis absorben karbon aktif
sebanyak 2g pada konsentrasi fenol sebesar 200mg/L yakni 98,02%.
Penyisihan ini dipengaruhi oleh faktor kontak dengan udara pada
saat pengadukan menggunakan jar test dan saat penyaringan substrat
karbon aktif dengan filtratnya menggunakan vacum filter, sehingga
hasil yang didapatkan lebih besar bila dibandingkan dengan
penyisihan pada konsentrasi 25 mg/L.b. Penyisihan Fenol Dengan
Adsorben Karbon Aktif KomersialTabel 6 Persentase Penyisihan Fenol
Dengan Adsorben Karbon Aktif Komersial pada pengadukan60
menitCo(mg/L)Tingkat Penyisihan Fenol pada dosis karbon aktif
komersial (g)
0,511,52
Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%Ce(mg/L)%
251,295,92196,000,8496,620,88496,46
503,493,921.4497,120,99698,011,2997,42
10017,7582,252.5197,492,7597,252,8397,17
20021,9289,414.7892,613,4498,285,6497,18
Sumber : hasil analisa dan perhitungan10080604020025 50
100200Konsentrasi Fenol (mg/liter)
0.5 g1 g1.5 g2 g
Gambar 5 Persentase Penyisihan Fenol Dengan Adsorben Karbon
Aktif Komersial pada pengadukan 60 menitBerdasarkan gambar 5
persentase penyisihan fenol dengan adsorben karbon aktif komersial
cenderung meningkat seiring dengan semakin tinggi konsentrasi
fenol. Terlihat pada gambar di atas bahwa persentase penyisihan
fenol menggunakan adsorben dari karbon aktif komersial terbesar
terdapat pada komposisi dosis adsorben karbon aktif komersial
sebanyak 1,5g dengan konsentrasi fenol 200mg/L sebanyak 98,28%.Dari
serangkaian gambar 1 hingga gambar 4 menunjukkan bahwa karbon aktif
dari sabut kelapa lebih efektif menyisihkan fenol pada konsentrasi
200mg/L dengan dosis karbon aktif 0,5g selama waktu pengadukan
selama 60 menit sebesar 98,49%. Sedangkan pada gambar 5 karbon
aktif komersial lebih efektif menyisihkan fenol pada konsentrasi
200mg/L dengan dosis karbon aktif 1,5g dan waktu pengadukan 60
menit sebesar 98,28%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif
dari sabut kelapa dan karbon aktif komersial dapat digunakan untuk
menurunkan konsentrasi fenol. Kemampuan karbon aktif dari sabut
kelapa dan karbon aktif komersial dalam menurunkan konsentrasi
fenol dapat mencapai 98%.KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Karbon
Aktif sabut kelapa memiliki kemampuan dalam menurunkan fenol
sebesar 98,49%.Sedangkan pada karbon aktif komersial sebesar
98,28%2. Model isotherm yang sesuai digunakan dalam pengolahan
limbah fenol menggunakan karbon aktif sabut kelapa ini adalah model
isotherm Freundlich dan LangmuirDAFTAR PUSTAKAAnonim, 2004. Standar
Nasional Indonesia (SNI 06-6989.21-2004)..Benefield, L. D.,
Judkins, J. F., dan Weand, B, L. 1982. Process Chemistry for Water
andWastewater Treatment. New Jersey. : Prentice-Hall, Englewood
Cliffs.Cheremisinoff, P. N., dan Ellerbusch, F. 1978. Carbon
Adsorption Handbook. Michigan : AnnArbor.Cheremisinoff. 1998.
Carbon Adsorption Hand Book. Ann Arboor. Science : New
Jersey.Cooney, O. D. 1999. Adsorption Design for Wastewater
Treatment. Boca Raton Florida: CRC Press.
Danarto, YC dan Samun T. 2008. Pengaruh Aktivasi Karbon Dari
Sekam Padi Pada Proses Adsorpsi Logam Cr(VI). Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, UNS Surakarta. EKUILIBRIUM Vol. 7 No. 1. Januari
2008 : 13 16Do, D.D. 1998.Adsorption Analysis : Equilibria and
Kinetics, p.p. 4-6, Imperial CollegePress, LondonFessenden, R. J.,
Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik jilid 1. 1986. Jakarta :
ErlanggaGonzalez, M.H ,Araujo, G.C.L, Pelizaroa, C.B, Menezesa,
E.A, Lemos, S.G, Gilberto Batista de Sousaa, and Ana Rita A.
Nogueiraa. 2008. Coconut coir as biosorbent for Cr(VI) removal from
laboratory wastewater. Journal of Hazardous Materials 159,
252256Hameed, B.H., Tan, I.A.W., Ahmad, A.L. 2008. Adsorption
isotherm, kinetic modeling and mechanism of 2,4,6-trichlorophenol
on coconut husk-based activated carbon. Chemical Engineering
Journal 144, 235244Hendry. 2000. Uji Kemampuan Adsorpsi Karbon
Aktif Arang Sekam Terhadap Logam BeratCr6+ dan Cu2+. Tugas Akhir.
Jurusan teknik Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya.Herawati, D. 1998. Uji
Kemampuan Karbon Aktif Ampas Tebu Dengan Aktifator K2S Terhadap
Fenol. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkunan FTSP-ITS.
SurabayaJankowski, H., Swiatkowski, A., and Choma J. 1991, Active
Carbon, 1st ed., Ellis Horwood, London, p. 17, 31-40, 75-77Jelita,
M. 2000. Uji Kemampuan Karbon Aktif Dari Sekam Padi Untuk
Menurunkan Warna Limbah Cair Industri Pencelupan Kain Desa Jarorejo
Kecamatan Kerek-Tuban. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan
FTSP-ITS. Surabaya.Kurniawan, D. 2006. Studi Kemampuan Adsorpsi
Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera) Untuk Menurunkan Konsentrasi
Kadmium (II) Dalam Limbah Cair Buatan. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya.Mahardani, N.S. 2006. Kemampuan
Adsorpsi Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera) Untuk Menurunkan
Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb). Tugas Akhir. Jurusan teknik
Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya.Mohd Din, A.T., Hameed, B.H., Ahmad,
A.L. 2008. Batch adsorption of phenol onto physiochemical-activated
coconut shell. Journal of Hazardous Materials 161,
15221529Palungkun, R., 2003, Aneka Produk Olahan Kelapa, Cetakan ke
Sembilan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Patterson, J.W. 1975. Waste Water Treatment Technology. Michigan
: Ann Arbor Science.Pohanish, R. P., Greene, S.A. 1996. Hazardous
Material Handbook. New York : A Division OfInternational Thomson
Publishing, Inc.Prananta, J. 2007. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung
Kelapa Serta Cangkang Sawit Untuk Pembuatan Asap Cair Sebagai
Pengawet Makanan Alami. Direktur Eksekutif JINGKI institute (Making
Applied Technology Work For Marginal People) Alumnus Teknik Kimia
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.Putranto, A. D. 2004.
Pemanfaatan Kulit Biji Mete Untuk Arang Aktif Sebagai Adsorben
Terhadap Penurunan Parameter Phenol. Tugas Akhir S1. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP ITS. Surabaya.Reynold, T. D. 1982. Unit Operation
and Process Environmental Engineering. Monterey, California :
Brooks/Cole Division.Sawyer, C.N., Mc Carty, P.L., Parkin, G.F.
1994. Chemistry For Environmental EngineeringAnd Science. Fifth
Edition. New York : Mc Graw Hill.Sembiring, M. T. dan Sinaga, T. S.
2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya).Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera.
Sumatera.Setyowati, E. 1998. Uji Kemampuan Karbon Aktif Ampas Tebu
Dengan Aktifator ZnCl2Terhadap Fenol. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-ITS SurabayaSuhardiyono, L., 1988, Tanaman Kelapa,
Budidaya dan Pemanfaatannya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
153-156.Suksabyea, P., Thiravetyanb, P., Nakbanpotec, W. 2008.
Column study of chromium(VI) adsorption from electroplating
industry by coconut coir pith. Journal of Hazardous Materials 160,
5662Sundstrom, D. W., Klei, H. E. 1979. Wastewater Treatment.. New
Jersey : Prentice Hall Inc. Tjokrokusumo, 1995, Pengantar
Enjiniring Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik LingkunganYLH,
YogyakartaTrihendrardi, C. 1997. Pembuatan Karbon Aktif Dengan
Metoda Chemical Impregnating Agent Dengan Bahan Baku Serbuk Gergaji
dari Pohon Kelapa dan Pengujiannya Terhadap Parameter Phenol. Tugas
Akhir S1. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS. Surabaya.
Persentase Penyisihan fenol
(%)
Persentase Penyisihan
Fenol (%)
Persentase Penyisihan
Fenol (%)
Persentase Penyisihan Fenol
(%)
Persentase Penyisihan Fenol (%)