8/20/2019 ITS-paper-34451-3209100016-JURNAL
1/3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1
Menjadi sebuah tempat apresiasi seni yangdramatis serta mampu menarik minat pengunjungsebagai tempat wisata merupakan sebuah tujuan dariobyek ini, sebuah tempat yang dinamis serta menariksebagai penyeimbang wisata yang selama inididominasi oleh Mall dan Plaza, wisata dan apresiasitentang seni dianggap membosankan, maka diharapkandengan konsep yang berbeda yaitu menjadi sebuah
“wisata seni dan kreatifitas” yang menyenangkannamun tetap berorientasi dengan filosofi kekhidmatan
sebuah karya seni maka hal tersebut bisa jadi dayatarik.
Wajah baru sebuah pelatihan dan sekaligusgaleri papercraft diharakan mampu menghidupkangeliat berkesenian namun tetap berorientasi bisnis/komersial dan peningkatan kualitas SDM pula,coba dihadirkan melalui Pelatihan Kerajinan Papercraft
Kata kunci: pelatihan, kreatifitas, seni, SDM
I. PENDAHULUAN
Semakin maju dan berkembangnya teknologisaat ini mendorong tingginya tingkat kebutuhanmasyarakat akan kertas, mulai dari pedagang (bungkus jajanan), anak sekolah, pegawai kantoran, dll, dimana bahan baku kertas itu sendiri adalah serat pohon, yangartinya akan semakin banyak pohon yang ditebanguntuk diambil seratnya sebagai bahan baku kertas.
Dengan semakin gundulnya bumi dari
pepohonan, maka semakin banyak masalah (bencana)yang akan ditimbulkan. Diantaranya adalah banjir,tanah longsor, erosi, dan yang paling sering menjadi
perbincangan hingga saat ini adalah global warningyang disebabkan ketidak mampuan pepohonanmenyerap polusi dan racun2 yang semakin banyaksedangkan jumlah pohon semakin menipis.
Kebutuhan kertas di Indonesia apabila padatahun 1987 hanya membutuhkan 782.420 ton maka pada tahun 1996 sudah mencapai angka 3.119.970 ton.Dan dari semua kertas yang dikonsumsi tersebut hanyasebagian kecil yang kembali ke pabrik untuk didaurulang karena terjadi benturan kepentingan dengan penggunaan lain oleh masyarakat. Namun demikian bukan berarti kertas yang tidak kembali ke pabrik
kertas tersebut sepenuhnya dimanfaatkan olehmasyarakat. Kertas bekas yang tidak termanfaatkan
karena satu dan lain hal akhirnya akan bermuara keTempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga akan
menambah volume sampah dan memperpendek umurTPA itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan pendaur-ulangankertas sehingga menjadi barang kerajinan yang indah,maka dibutuhkan fasilitas yang dapat mewadahikegiatan tersebut. Untuk itu tercetuslah ide bangunan pelatihan kerajinan “paper craft”.
II. PSIKOLOGI BENTUK
Persepsi melalui bentuk memiliki peran
bagaimana bentu dapat memancing perhatian danmemberi control perilaku dengan memainkan bentuktersebut. Peranan ini dapat berupa jenis ataupun pengulangan dari bentuk tersebut.
III. EKSPLORASI BENTUK
A. Konsep Dasar Bentuk
Konsep rancangan pada obyek
bangunan didasarkan pada pengguna utama bangunan, yaitu orang dewasa. Oleh karena itu,konsep rancangan obyek menggunakan pendekatan arsitektural untuk orang dewasa yang berkaitan dengan “Play”.
Bagaimana bentukan itu dapatdikemas dalam suatu bangunan merupakan hal penting yang mempengaruhi minat, dan mood penggunanya. Bentuk geometri adalah bentukyang umum digunakan, sehingga dengan
mengguankan bentuk geometri, maka penggunatidakan merasa asing dan terstimulus untuk
bersemangat dan meningkatkan dayakreatifitasnya. Penggunaan bentuk geometri jugaharus disesuaikan dengan efek psikologis yang
Konsep Bentuk Pada Bangunan Pelatihan PapercraftCitra Safitri Anwar, dan Irvansyah
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail : [email protected]
8/20/2019 ITS-paper-34451-3209100016-JURNAL
2/3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2
ingin dimunculkan bagi pengguna dan yangmelihatnya.
Selain dengan penggunaan bentukgeometri, bentuk lengkung juga dihadirkan didalam bangunan sebagai penyelesaian arsitekturalterhadap bentuk yang bersudut. Sudut yang tajam
memberikan kesan yang kurang lembut.
Aspek keaman juga tidak kalah pentingnya dengan aspek bentukan massa. Aspekkeamanan ini dapat diaplikasikan dengan pemasangan fire protection di beberapa titik bangunan karena mengingat bangunan ini jugamerupakan bangunan yang diperuntukkan sebagaiwadah seni “papercraft” yang merupakan bahanyang mudah terbakar. Selain itu, masih ada beberapa penyelesaian arsitektural lainnya yang berhubungan dengan aspek keamanan ini.
B.
Transformasi Konsep Rancang
Pemilihan bentuk geometri harusdisesuaikan terhadap aktivitas dan pengguna didalamnya terhadap dampak psikologis suatu bentuk. Berdasarkan hal tersebut, maka penyesuaian bentuk dengan ruang adalah sebagai berikut:
Persegi
Persegi memilki dampak psikologis yang berkaitan dengan kedisiplinan maupun
keteraturan. Maka bentuk persegi ini
diaplikasikan pada area pengelola, kelas pelatihan, ruang workshop, stan kerajinandan area daur ulang.
Lingkaran
Lingkaran memiliki dampak psikologisyang berkaitan dengan kebebasan,meningkatkan daya imaginasi,keramahan, kelembutan, sehingga dapatdiaplikasikan pada keseluruhan(dominan) pelatihan kerajiann papercraft
Segitiga
Segitiga memiliki dampak psikologi yag
berkaitan dengn kasih saying yangkeseimbangan yang secra keseluruhandapat diaplikasikan pada pola dasarlayout ruang luarbangunan dan fasilitas
penungjang.Deddy Halim PHd, 2005, Psikologi Arsitektur,
Jakarta, Grasindo,
Gambar 4. Aplikasi bentuk pada hasil rancanglayout
IV. HASIL RANCANG
A. Konsep Gubahan Massa
Gubahan massa pada bangunan
dipengaruhi oleh penzoningan fasilitas di dalamobyek, psikologi bentuk, dan orientasi lahan
8/20/2019 ITS-paper-34451-3209100016-JURNAL
3/3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3
Pemberian unsur lengkung yangdominan pada bangunan memberikan kesan lembutdan ramah pada bangunan. Selain itu pemberian warnayang tidak mencolok memberikan kesan elegan.
B. Konsep Interior
Pada interior, konsep rancang terlihatdari perminan pola lantai dan permainan kontras padaruangan sehingga pengunnjung dapat terfokus padaobyek galeri / pajang
Perletakkan lampu juga diperhatikanuntuk memaksimalkan warna-warna yang sudah ada.
V. KESIMPULAN
Dari hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa
Persepsi melalui bentuk memiliki peran bagaimana bentu dapat memancing perhatian dan memberi control perilaku dengan memainkan bentuk tersebut. Perananini dapat berupa jenis ataupun pengulangan dari bentuktersebut.
Pemilihan bentuk geometri harusdisesuaikan terhadap aktivitas dan pengguna didalamnya terhadap dampak psikologis suatu bentuk.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis , C.S.A, mengucapkan terima kasih kepadaIrvansyah, ST, MT selaku dosen pembimbing; Ir. M.Salatoen P., MT. selaku dosen koordinator mata kuliahTugas Akhir dan seluruh keluarga besar Arsitekturyang telah membantu.
DAFTAR PUSTAKA
Duerk, Donna P. 1993 Architectural programming,
Deddy Halim PHd, 2005, Psikologi Arsitektur, Jakarta,
Grasindo,
Neufert, Ernest. 1980. Architect’s Data Second
(international) English Edition, Grananda Publishing
Adler, David, Patricia. 1981. New Matric Handbook
Julius Panero & Martin Zelnik. -, Dimensi Manusia dan Ruang Interior . Jakarta: Penerbit Erlangga
Tjahjono, Gunawan, 2000. Merancang Dengan Tema
sebagai Titik Awal Penyelesaian. Kilas Jurnal FTUI,
JanuariPoerwadaminta, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka