7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
1/21
NUTRITIONAL TREATMENTOF RESPIRATORY
DISEASES
SYARIF HUSIN
MEDICINE FACULTY
SRIWIJAYA UNIVERSITY
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
2/21
TUJUAN PEMBELAJARAN
MAMPU MENJELASKAN EFEK NUTRISITERHADAP SALURAN PERNAFASAN
MAMPU MENETAPKAN DUKUNGAN
NUTRISI PADA PENYAKIT SALURANPERNAFASAN
MAMPU MEMBERIKAN EDUKASI
NUTRISI UNTUK PENCEGAHAN DANPROMOTIF TERHADAP PENYAKITSALURAN PERNAFASAN
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
3/21
PENDAHULUAN
Penyakit saluran nafas akut dan kronikmerupakan risiko terjadinya malnutrisi.
Malnutrisi pada COPD khususnya
empisema dan infeksi berisiko terjadinyapenurunan BB, TB, TLBK, LOLA,Creatinine/height indexs.
Malnutrisi pada COPD: Tinggi REE,meningkatnya upaya bernafas, asupanrendah, berefek terhadap terapi.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
4/21
PENDAHULUAN
Penurunan BB berkorelasi penurunan
spirometri.
COPD: Kegagalan ventilasi, dengandukungan nutrisi yang tepat dapat
memberikan perbaikan klinis.
Gangguan ventilasi: terjadi defisiensiprotein dan energi.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
5/21
NUTRISI DAN KESEHATAN PARU
Vitamin C,E, Beta karoten dan Seberkorelasi terhadap kesehatan paru.
Oksidan seperti rokok dan polutan lainnya
berdampak pada proses inflamasi.Karotenoid, lutein berkorelasi terhadapkekuatan FEV dan FEV 1.
Asupan yang rendah Vitamin C dan Aberkorelasi terhadap berkurangnya FEVdan FEV 1.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
6/21
Lanjutan
Rokok berhubungan dengan kadarantioksidan seperti Vitamin C, E, betakaroten dan Se.
Metanalisis: ada hubungan merokokdengan tinggi asupan kalori, total fat,saturated fat, koleseterol dan alkohol sertarendah antioksidan dan serat dibandingyang tidak merokok.
Turnover Vitamin C 35 mg/hr lebih besarpada perokok.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
7/21
DAMPAK PENYAKIT PARU
TERHADAP GIZI
Asupan makanan rendah
Anorexia
Kehilangan BB
Akhirnya
MEMPENGARUHI STATUS GIZI
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
8/21
EFEK NUTRISI PADA SISTIM
PERNAFASAN
Ventilasi : Metabolisme rate meningkat,level oksigen jaringan turunkompensasinya peningkatan ventilasi.
Fungsi respirasi: BB menurunkankekuatan otot pernafasan dan diafragmafungsinya ikut menurun.
Malnutrisi: berkurangnya fungsi diafragma,otot intercostal, katabolise membuatberkurangnya kapasitas inspirasi.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
9/21
Lanjutan
Metabolisme, O2 Konsumsi dan CO2produksi: Total energi dan makronutrienO2 dan CO2.
Asupan Energi: Metabolisme meningkat(hipermetabolik) berpengaruh pada O2dan CO2.
Karbohidrat/Lemak: Respiratory quotient(RQ) rasio mol produksi CO2 dan mol O2konsumsi
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
10/21
Lanjutan
Karbohidrat RQ= 1. Fat = 0,7, Protein =
0,8
Hipopospatemia: Komplikasi dari gagal
pernafasan ( pembentukan ATP kurang).
Fungsi Imun: Malnutrisi kemampuan
menekan bakteri terganggu. Penurunan
Cell mediated immunity dan produksi Ig
memudahkan terjadinya infeksi.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
11/21
DUKUNGAN NUTRISI PADA PENYAKIT
PARU OBSTRUKSI KRONIK
Tujuan penatalaksanaan:
1. Mengendalikan anoreksia.
2. Memperbaiki fungsi paru.
3. Mengendalikan penurunan BB
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
12/21
Penatalaksanaan
Subjektif
1. Anamnesis:
a. Identitas Pasien
b. Riwayat penyakit umum
c. Riwayat Gizi
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
13/21
OBJEKTIF
Objektif
2. Pemeriksaan Fisik; Keadaan Umum
3. Antropometri: TB dan BB4. Laboratorium: Disesuaikan dengan faktor
risiko: Darah rutin, penunjang (gas darah).
5. Pemeriksaan fungsional: Spirometri dantes fungsi kekuatan otot
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
14/21
Lanjutan
6. Analisis Asupan: Dietary assessment:
Dietary history.
7. Pemeriksaan Penunjang: Radiologi
Assessment:
8. Diagnosis Kerja: Status Gizi: Normal/KEP(Ringan, sedang/berat). Status Metabolik:
Asidosis respiratorik.
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
15/21
Perencanaan Nutrisi
Planning:Pelaksanaan terapi nutrisi
Komposisi Nutrisi
Cairan: Panduan perhitungan cairaEnergi: Panduan kebutuhan energi
Formula Harris Benedict (Untuk Basal)
Laki: 66,5+13,7 BB+5,0 TB - 6,8U
Perempuan: 655+9,7 BB+1,7TB-4,7U
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
16/21
Kebutuhan Kalori
KET = KEB + FS + AF
Untuk Hal Praktis Kebutuhan KaloriKondisi stabil : 20-25 kkal/KgBB/hr
Fase akut : 25-35 kkal/KgBB/hr
Fase Pemulihan : 35-50 kkal/KgBB/hr
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
17/21
Makronutrien dan Mikronurien
Karbohidrat : 35 50%
Protein : 15 20%
Lemak : 30
40%
Mikronutrien: P,K,Ca, Mg, Omega 3 dan
Vitamin C.Non Nutrien: Likopen
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
18/21
Metode Pemberian Nutrisi
Cara: Parenteral, oral, enteral
Oral: porsi kecil dan sering
Bentuk Nutrisi: Bentuk Makanan
Oral: Makanan lunak
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
19/21
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring: Pemberian sesuai keadaan
pasien. Jika tdk adekuat modifikasi
komposisi nutrien dan bentuk makanan.Evaluasi: Penilaian Keadaan Umum
Analisis Asupan
Penilaian Status GiziPenilaian Status Gastrointestinal
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
20/21
Edukasi
Bentuk makanan lunak
Porsi kecil dan sering
Istirahat sesudah makan
Motivasi penderita mengkonsumsi
makanan sesuai anjuran
7/22/2019 IT 16 - Nutritional Treatment of Respiratory Diseases - SHP
21/21