KONTRUKSI PENDIDIKAN BERKARAKTER DALAM KURIKULUM KTSP MENYONGSONG PENERAPAN KURIKULUM 2013 SECARA SERENTAK DI TAHUN 2016 Agus Arwani STAIN Pekalongan Abstrak: Character education is one simple thing as the word 'character' is all the self-development of students in learning interactions to start and end the process of teaching students to achieve the formation of character. Character education in schools is needed, although the character is the basis of education in the family. Today the growing demands for changes in the education curriculum that emphasizes the need to build the nation's character. It is based on facts and public perception of the declining quality of the attitudes and morals of children or young people. Curriculum and education are two concepts that must be understood before discussing the development of the curriculum. Changing curriculum KTSP to curriculum 2013, is an effort to renew after doing research for curriculum development in accordance with the needs of the child or youth and the nation. Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Karakter, Konstruksi. Pendahuluan Bangsa Indonesia telah mengalami kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, dengan presiden pertama Indone- sia yaitu Soekarno, dan diwakili oleh Muh. Hatta. Meskipun ke- merdekaan telah diraih, namun Indonesia masih terus berjuang untuk mengahadapi beberapa perlawanan dari negara asing. Hal ini dikarenakan masih adanya beberapa negara kontra yang selalu ISSN: 2085-5087
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONTRUKSI PENDIDIKAN BERKARAKTER DALAM KURIKULUM KTSP
MENYONGSONG PENERAPAN KURIKULUM 2013 SECARA SERENTAK DI TAHUN 2016
Agus Arwani STAIN Pekalongan
Abstrak: Character education is one simple thing as the word
'character' is all the self-development of students in learning
interactions to start and end the process of teaching students to
achieve the formation of character. Character education in
schools is needed, although the character is the basis of education
in the family. Today the growing demands for changes in the
education curriculum that emphasizes the need to build the
nation's character. It is based on facts and public perception of
the declining quality of the attitudes and morals of children or
young people. Curriculum and education are two concepts that
must be understood before discussing the development of the
curriculum. Changing curriculum KTSP to curriculum 2013, is
an effort to renew after doing research for curriculum
development in accordance with the needs of the child or youth
and the nation.
Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Karakter, Konstruksi.
Pendahuluan
Bangsa Indonesia telah mengalami kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus tahun 1945, dengan presiden pertama Indone-
sia yaitu Soekarno, dan diwakili oleh Muh. Hatta. Meskipun ke-
merdekaan telah diraih, namun Indonesia masih terus berjuang
untuk mengahadapi beberapa perlawanan dari negara asing. Hal
ini dikarenakan masih adanya beberapa negara kontra yang selalu
ISSN: 2085-5087
Kontruksi Pendidikan Berkarakter dalam
Kurikulum KTSP Menyongsong Penerapan Ku-
rikulum 2013 secara Serentak Di Tahun 2016
ingin memerangi bangsa Indonesia, pasca kemerdekaan. Negara
indonesia bukanlah negara yang liar dan tak berdasar, akan tetapi
negara indonesia mempunyai dasar negara yang berisi tentang
nilai spiritual, nilai keadilan, budi pekerti dan nilai-nilai luhur
yang lain. Dasar negara bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang
berisi 5 butir pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Keman-
usiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusya-
waratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat In-
donesia. Pancasila yang merupakan pelajaran pendidikan kewar-
ganegaraan yang dipraktekkan disekolah-sekolah inilah merupa-
kan salah satu alat yang dijadikan pembentukan karakter selain
pelajaran pendidikan agama sebagai pembentuk karakter spiritu-
alis manusia.
Sejak tahun 1990-an, terminologi pendidikan karakter mu-
lai ramai dibicarakan. Thomas Lickona dianggap sebagai pen-
gusungnya melalui karya yang sangat memukau, The Return of
Character Education. Sebuah buku yang menyadarkan dunia barat
secara khusus di mana tempat Lickona hidup, dan dunia pen-
didikan secara umum, bahwa pendidikan karakter adalah sebuah
keharusan. Inilah awal kebangkitan pendidikan karakter. Karak-
ter sebagaimana didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, mengan-
dung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the
good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan ke-
baikan (doing the good).
Pendidikan karakter adalah salah satu hal yang sederhana
karena kata ‘karakter’ adalah semua pengembangan diri siswa
dalam interaksi belajar hingga awal dan berakhirnya proses
pengajaran bisa tercapai pembentukan siswa yang berkarakter.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun da-
sar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau
seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya.
Agus Arwani
Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecer-
dasan otak ketimbang pendidikan karakter.
Dewasa ini berkembang tuntutan untuk perubahan ku-
rikulum pendidikan yang mengedepankan perlunya membangun
karakter bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi
masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-
anak atau generasi muda1.
Pada saat ini yang diperlukan sekarang adalah kurikulum
pendidikan yang berkarakter; dalam arti kurikulum itu sendiri
memiliki karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pemben-
tukan karakter peserta didik. Perbaikan kurikulum merupakan
bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bah-
wa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus-menerus
dilakukan peningkatan dengan mengadopsi kebutuhan yang
berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik2.
Konstruksi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Perlu kita ketahui bahwa karakter berbeda dengan sikap,
sifat dan temperamen, sifat dan temperamen memang tidak bisa
di bentuk, sedangkan karakter bisa dibentuk. Pada prinsipnya
manusia memiliki kapasitas yang sama untuk membangun karak-
ternya. Ada 47 karakter yang bisa dibentuk diantaranya keberani-
an, kejujuran, keadilan, tanggungjawab, kepedulian, kepercayaan,
dengan sepenuh hati oleh semua pihak dan dukungan dari
pemerintah pusat berupa kebijakan-kebijakan yang benar-benar
berorientasi pada pencapaian tujuan-tujuan diterapkannya KTSP.
Konsepsi kompetensi dalam kurikulum adalah; (1) kompetensi
berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam
berbagai konteks; (2) kompetensi menjelaskan pengalaman belajar
yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten; (3) kompeten meru-
pakan hasil belajar yang menjelaskan hal-hal dilakukan siswa
setelah melalui proses pembelajaran; dan (4) keandalan kemam-
puan siswa untuk melakukan sesuatu yang harus didefinisikan
secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai me-
lalui kinerja yang dapat diukur.
Secara prinsip, kebijakan dan implementasi kurikulum
pendidikan persekolahan dimaksudkan untuk membentuk manu-
sia seutuhnya, menyiapkan generasi muda menghadapi ke-
hidupan di masa datang, dan membangun sikap mental bangsa
yang mandiri.Pembentukan manusia seutuhnya dan segala
atribut yang termasuk di dalamnya, hanya bisa dilaksanakan
apabila didukung dengan kesiapan semua pihak dan penyediaan
fasilitas yang memadai secara merata.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan kembali
bahwa yang terpenting dalam kurikulum adalah kemampuan
suatu kurikulum dalam mengadaptasi perkembangan yang ter-
jadi dalam masyarakat dan menerapkannya dalam proses pen-
didikan. Konsepsi kompetensi siswa yang diharapkan dari suatu
kurikulum yang terutama adalah melakukan sesuatu sesuai
konteks dan secara kreatif. Kreativitas manusia sebagai wujud
dari pendidikan ini yang kemudian akan menjadi khasanah yang
memperkaya budaya dan peradaban bangsa. Isi (content) suatu
kurikulum harus merupakan usaha-usaha yang terarah dan
terpadu untuk membangun sikap mental bangsa yang memiliki
karakter dan mampu membangun peradaban bangsanya sendiri.
Agus Arwani
Kurikulum 2013
Kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus
dipahami terlebih dahulu sebelum membahas mengenai
pengembangan kurikulum. Sebab, dengan pemahaman yang jelas atas
kedua konsep tersebut diharapkan para pengelola pendidikan, terutama
pelaksana kurikulum, mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-
baiknya. Kurikulum dan Pendidikan bagaikan dua keping uang, antara
yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan tak bisa
terpisahkan.
Kurikulum mempunyai peran strategis sebagai sarana
human resources dan human investment. Artinya, kurikulum selain
bertujuan menumbuhkembangkan kehidupan yang lebih baik,
juga telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik
dalam proses pemberdayaan jati diri bangsa dalam pelaksanaan
pendidikan. Pendidikan merupakan tindakan sadar dengan
tujuan memelihara dan mngembangkan fitrah serta potensi (sum-
ber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan
kamil).
Secara kodrati, manusia sejak lahir telah mempunyai potensi da-
sar (fitrah)12 yang harus ditumbuhkembangkan agar fungsional bagi
kehidupannya di kemudian hari. Untuk itu, aktualisasi terhadap
potensi tersebut dapat dilakukan usaha-usaha yang disengaja dan secara
sadar agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara opti-
mal13.
Saat ini pemerintah melalui Kemendikbud mengamanatkan
kepada seluruh institusional kelembagaan pendidikan untuk men-
trapkan pendidikan berbasis karakter, Dewasa ini berkembang tuntu-
12 Fitrah di sini dimaksudkan sebagai potensi dasar manusia yang dibawa sejak lahir,
di antaranya adalah agama, intelek, sosial, susila, seni, ekonomi, kawin, kemajuan, persa-maan, keadilan, kemerdekaan, politik, ingin dihargai, dihormati dan lain sebagainya. Lihat Nur Ahid, “Konsep Pendidikan Islam dalam Keluarga”, (Tesis, IAIN Sunan Kalija-ga, Yogyakarta, 1993), 20
13 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet. 2, hlm. 170.
Kontruksi Pendidikan Berkarakter dalam
Kurikulum KTSP Menyongsong Penerapan Ku-
rikulum 2013 secara Serentak Di Tahun 2016
tan untuk perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan
perlunya membangun karakter bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta
dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan
moral anak-anak atau generasi muda.
Pada saat ini yang diperlukan adalah kurikulum pendidikan
yang berbasis karakter; dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki
karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter
peserta didik. Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak
terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa suatu kuriku-
lum yang berlaku harus secara terus-menerus dilakukan peningkatan
dengan mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat
dan kebutuhan peserta didik, guna meminimalisir tingkat kriminalli-
tas yang tak jarang lagi hal ini terjadi pada anak bangsa yang tergo-
long masih remaja. Usaha pemerintah ini terbukti dengan merancang
munculnya “Kurikulum 2013” yang saat ini masih menjadi bahan uji
coba publik akan kelayakan kurikulum tersebut.
Untuk menganalisa kurikulum 2013 tersebut dengan pen-
dekatan beberapa teori dan Mazhab-mazhab filsafat pendidikan seperti;