Isra Miraj Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Kesalehan Iman
Senin, 18 Juni 2012 13:40
NABIRE Melalui peringatan Isra dan Miraj Nabi Muhammad S.A.W
1433 Hijriah yang jatuh 17 Juni 2012 kemarin diharapkan dapat
meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Kesalehan Iman. Demikian tema
dan makna peringatan Isra Miraj tingkat Kabupaten Nabire yang
dilaksanakan Panitia Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI)
Nabire, Jamiatunnisa dan PKM Al Falah Lagari Jaya Distrik Makimi,
Minggu kemarin.Pelaksanaan Isra Miraj di Mesjid Al Falah Lagari
Jaya SP (Satuan Pemikiman) 2 Distrik Makimi pagi hingga siang
kemarin ini turut dihadiri Bupati Nabire yang diwakili Plt. Asisten
I Setda Nabire, Ir. Sukadi, dan pengurus maupun jemaah serta warga
Lagari Makimi.Panitia peringatan Isra Miraj tingkat kabupaten, yang
sekaligus Ketua PHBI Nabire La Halim, S.Sos dalam sepatah dua
katanya pada kesempatan tersebut menekankan soal tema maupun makna
dari peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW kali ini. Dimana, tema
yang diambil yakni Melalui Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Kita
Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Kesalehan Iman,.Hal ini juga
seperti isi hikmah, makna, maupun tema Isra Miraj tersebut yang
diulas dan dijelaskan oleh penceramah Ustad Abdul Wahab Wahono.
Dalam hikmah ataupun tabiatnya, Ustad Abdul Wahab menekankan soal
perjalanan Suci Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Yang mana, inti
hikmah dari Isra Miraj tersebut, Nabi Muhammad diperintahkan untuk
melaksanakan sholat lima waktu.Sekedar informasi, peringatan Isra
Miraj Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan ini berjalan lancar, aman
dan sederhana namun penuh hikmad dengan dihadiri sekitar 500 kaum
muslimin dan muslimat yang ada di Lagari Jaya dan ditambah dari
daerah perkotaan Nabire. Nampak, dari pantauan media ini secara
langsung, Mesjid Al Falah sebagai tempat pelaksanaan peringatan
Isra Miraj tersebut penuh sesak.(wan)
Isra Miraj Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah LautSenin,
18 Juni 2012
Pelaihari-Krb : Dengan Tema Dengan Semangat Isra Miraj ,Kita
Tingkatkan Kebersamaan dan Kekeluargaan Dalam Melaksanakan Tugas
Sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Amanah,peringatan Isra
Miraj yang diadakan di Lingkungan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tanah Laut pada hari ini Senin (18/06/12) yang bertempat
di Aula Kankemenag Kab.Tanah Laut berlangsung penuh dengan
keakraban.Peringatan Isra Miraj dihadiri para
Karyawan/karyawati,para kepalaKUA, para Guru dan Kepala Madrasah se
Kabupaten Tanah Laut dan tidak lupa pula para jajaran dari Dharma
Wanita Persatuan Kankemenag Kab.Tanah Laut. Dalam Sambutannya,
Kepala Kankemenag Kab.Tanah Laut,Drs.H.M.Tambrin,M.MPd
menyampaikan,dengan tema Isra Miraj kali ini diharapkan dapat
terlaksana kepada seluruh hadirin yang hadir disini di dalam
melaksanakan tugas.Beliau juga menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada para pejabat di lingkungan Kankemenag
Kab.Tanah Laut juga para hadirin yang hadir atas partisipasinya
sekalian. Selain itu Beliau juga menyampaikan hal lainnya yaitu
Gaji ke-13PNSsudah cair,jadi tidak perlu bertanya-tanya lagi,yang
disambut gelak tawa para hadirin yang hadir.Selaku penceramah yaitu
Ulama terkenal di Kalimantan Selatan,K.H.Husin Naparin,Lc.MA dari
Banjarmasin. Dalam Tausiyahnya Beliau menyampaikan beberapa hal
menyangkut Isra Miraj diantaranya jangan pernah menyalahgunakan
anggaran atau fasilitas yang ada di instansi karena selain diusut
olehKPKjuga akan dihukum oleh AllahSWT, kelak akan menyusahkan
mereka yang berbuat hal tersebut dalam kehidupannya,Beliau juga
menambahkan bekerjalah sesuai amanah kelak AllahSWTakan memberi
nilai ibadah kepada kita.Amin.(Humaskemenagtala-frd)
Isra Miraj dan PerintahShalat29JULHari Rabu, 30 Juli 2008, sama
dengan tanggal 27 Rajab dalam kalender hijriyah. Tanggal 27 Rajab
kita ingat adalah saat Rasulullah mengalami peristiwa luar biasa,
yang juga merupakan salah satu mujizatnya yakni peristiwa Isra
Miraj. Dalam rangka itulah, saya merasa perlu untuk mengingatkan
kita semua tentang hikmah dibalik peristiwa Isra Miraj tersebut.
Pada kesempatan ini, saya ingin memposting sebuah artikel dengan
tema Isra Miraj. Mohon maaf, karena saya lupa sumbernya dan tidak
tahu siapa penulisnya, mudah-mudahan penulisnya ridha artikelnya
saya muat disini. Karena menurut saya walaupun agak panjang,
tulisan ini cukup bagus dan bermanfaat untuk
dibaca.*********************************************************Bila
kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting
yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Miraj Nabi Saw..Pertama,
peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh
keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi
Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah
Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak
mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan
keluarga bani Hasyim.
Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan
mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot
ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot
selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan
khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani
Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa
ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab
Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung
dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy.
Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya,
Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku
telah dikuburkan ke dalam tanah. Janji Abu Thalib ini benar. Ketika
ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi
Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa
untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan
ini.Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a.
Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti
Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling
dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa
mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang
senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena
itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan
Nabi Saw..Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat
berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan
gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin
berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan mul
hujn (tahun kesedihan).Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah
Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan miraj. Isra
adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa sedangkan miraj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi
Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.Peristiwa Isra Miraj
ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra
ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya
pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan miraj ia
melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Maha Suci Allah yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke
Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami
perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya.Sesungguhnya Ia Maha mendengar
lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). Sesungguhnya ia (Muhammad)
melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu
di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu
yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari
yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.Sesungguhnya ia
telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling
besar. (Q.S An-Najm : 13-18).Isra dan miraj merupakan pengalaman
keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya
terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul
Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya
paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol
kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara
simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak
kebahagiaan dan kebijaksanaan.Kebahagiaan yang dibarengi dengan
kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan
Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai
manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna
Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah,
menyatakan,Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali
lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai
tempat itu, aku tidak akan kembali lagi.Ketika Nabi Saw. sampai di
Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian
tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan
kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka,
perihal langit, kursi dan arasy. Setelah melihat semua itu
keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam
dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan
seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya
berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.Pada
saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam
(manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber
kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua
harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang
hakiki. Sebaliknya menggantungkan semua harapan dan keinginan
kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.Kebahagian bertemu dan
berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul
Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokoknya
menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut
dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan
kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan
cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat
dengan tujuan.Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagiaan yang
diperolehnya dalam Isra dan Miraj bukan esensi dan tujuan utama
Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi
jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari
sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan
langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk
berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan
penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra miraj Nabi Saw. tidak
hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna
sosial.Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan
seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul
berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan
sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang
sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi
kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra dan dimirajkan. Ia merasakan
kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah
Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.Pengalaman
keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri
dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi
hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di
lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik masyuk dengan perasaannya
sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya.
Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan
ketenangan jiwa, namunsemua itu sama sekali tidak berpengaruh
terhadap perilaku sosialnya.Semakin lama ia berdzikir semakin dalam
masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran
dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan.Penomena seperti
ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang
mengasingkan diri dari dunia nyata.Bagaimana dengan Kita?
Ketika Rasululullah Saw. mendapat tantangan berat dalam
dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra dan Miraj.
Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya,
menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya
jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi
jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas
dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini.
Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra Miraj tidak hanya
memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.Ada
pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu
kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu
kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisrakan dan dimirajkan
seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas
apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?Shalat!
Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.Isra dan miraj adalah
salah satu mujizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan
kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun
demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang
beriman yang memiliki fungsi sama dengan Miraj yaitu ibadah shalat.
Shalat itu mirajnya orang yang beriman (ash-shalatu mirajul muminn)
sabdanya.Shalat secara bahasa berarti doa. Doa pada hakikatnya
merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika
seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan
Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan miraj
sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..Shalat yang
benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra miraj
yaitu kesadaran individual dan sosial.Tujuan utama shalat menurut
Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S
Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu akan
mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Radu
:28; Al Muminun: 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat
seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa
saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku
sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat
menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran
berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku
yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan
kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama
manusia ( Al Muminun : 3-8).Disamping itu, shalat yang benar mesti
dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah
perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Maarij : 19-25 ; Al Ankabut: 45).
Rasulullah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli
(orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari
Allah Swt (H.R.Ahmad).Shalat yang memiliki dimensi individual dan
sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu dan dim
(kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu adalah shalat
yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang
diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan tazhim
(hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap
Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan,
ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi
mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di
dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu alam bi
ash-shawwab
Tema peringatan Isra MiRaj tahun ini adalah Melalui Peringatan
Isra MiRaj Nabi Muhammad SAW, Kita Tingkatkan Disiplin dan
Moralitas Prajurit Guna Mendukung Pelaksanaan Tugas. Peringatan
didahului dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Qori Ustad H.
Ade Hidayat dan pembacaan saritilawah oleh Sertu Sriyanti
Maharani.
Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Penerbang Umar
Sugeng H.,S.IP.,SE.,MM, dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa
setiap kali kita memperingati Isra Miraj, setiap kali terasa
disegarkan untuk memetik hikmah dan pelajaran dari peristiwa yang
berlangsung dari beberapa abad yang lampau, yaitu tentang Nabi
Besar Muhammad SAW yang ketika itu diperintahkan untuk melaksanakan
ibadah sholat lima waktu sebagai rukun Islam kedua, yang antara
lain mengandung nilai-nilai kesetiaan, ketaatan dan kepatuhan umat
Islam terhadap Allah Subhanahuwataala.
Ketiga nilai tersebut akan pula memberikan pengaruh positif
terhadap setiap pola tindak seorang prajurit yang merupakan factor
utama yang melandasi moral, motivasi dan semangat pengabdian
Prajurit Sapta Marga atas segala tugas yang diberikan.
Selain itu, kata Danlanud, peringatan Isra Miraj juga memiliki
arti penting bagi umat islam, yaitu sejalan dengan pembinaan satuan
di bidang Rohani Islam dalam upaya menciptakan sumber daya manusia
yang terpuji dan berbudi pekerti luhur, menjadikan sebagai anggota
TNI Angkatan Udara untuk berperilaku seperti yang diteladani oleh
Rosululloh.
Acara dilanjutkan dengan siraman rohani yang disampaikan oleh
KH. Cholili, yang membahas tentang hidup disiplin yang di contohkan
Nabi Muhamad SAW dalam kehidupan sehari-harinya, yang tidak pernah
meninggalkan ibadah. Penceramah megingatkan kepada personel Lanud
Husein S. yang beragama muslim agar selalu disiplin didalam
menunaikan ibadah maupun dalam menjalankan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Penceramah juga mengajak personel Lanud Husein S. untuk rajin
bersodakoh karena allah akan memberikan kesehatan, dijauhkan dari
musibah dan akan dilipat gandakan rejekinya kepada orang yang
sering bersodakoh dengan ikhlas. Ceramah yang berlangsung kurang
lebih satu jam ini diakhiri dengan pembacaan doa .
Keterangan Gambar :
Tampak dalam gambar KH. Cholili saat memberikan siraman rohani
kepada persoenl Lanud Husein Sastranegara pada peringatan Isra
Miraj diMasjid Al Muminun, Rabu(13/6/2012)(Foto : Pentak
Husein).Isra Miraj Nabi Muhammad S.A.WWritten By OSIS SMAN 1
Tarakan on Jumat, 24 Juli 2009 | 03:51
Pada hari Jumat tanggal, 24 Juli 2009 OSIS SMAN Negeri 1 Tarakan
yang berkerja sama dengan MATRIS SMAN 1 Tarakan dalam
menyelenggarakan acara Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW,
dengan tema Petik Hikmah Dari Keajaiban Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW. Acara ini dimulai pukul 09.00 di aula SMAN Negeri 1 Tarakan
dan dihadiri oleh para guru serta siswa-siswi SMAN Negeri I Tarakan
yang beragama muslim. Semua siswa-siswi yang beragama muslim
diharuskan memakai pakaian muslim, dan bagi yang non muslim
mengenakan baju batik.
Setelah acara ini dibuka oleh MC, acara berlanjut dengan
sambutan dari ketua panita sekaligus menjabat sebagai ketua MATRIS
,Saputra Sani. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci
Al-Quran oleh Biana dan saritilawah oleh Nuraini Setiawati. Lalu
dilanjutkan ceramah oleh Ustad Nur Ali, S.Ag. Beliau menjelaskan
tentang perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad dan hikmah apa saja
yang bisa dipetik agar iman dan takwa semakin meningkat.
Ustad Nur Ali, S.Ag pun memimpin doa, siswa-siswi SMAN 1 Tarakan
pun menundukkan kepala , mengamini dengan hikmad. Ceramah berakhir
pada pukul 10.30. Kemudian kembali ditutup oleh MC sebagai tanda
bahwa acara telah selesai. Panitia pun mulai membagikan komsumsi
yang telah disiapkan sebelumnya oleh panitia dimana dana komsumsi
berasal dari dana yang dikumpulkan oleh siswa-siswi sebesar Rp.
4000,00/orang. Setelah mendapat komsumi siswa-siswi pun
diperbolehkan pulang pukul 11.00.
(Klik Gambar untuk Memperbesar)
Butuh file asli (ukuran besar) untuk dicetak ???silahkan
menghubungi kami(GRATIS)
DOA PERINGATAN ISRA`MI`RAJTAAWUZSHALAWATHAMDALAHALLOHUMMA YA
ALLAH YA TUHAN KAMIKAMI PANJATKAN PUJA DAN PUJI KEHADIRAT-MU, KAMI
TADAHKAN TANGAN MEMOHON KARUNIA-MU KAMI MEMOHON BELASKASIH DAN
AMPUNAN-M KAMI HAMBA-HAMBA-MU YANG LEMAH, TAK MAMPU BERBUAT LEBIH
DARI YANG KAMI SANGGUPI, KAMI TAK CUKUP BERBAKTI, DENGAN LIMPAHAN
RAHMAT-MU YANG TIADA BERTEPI.ALAHUMMA YA ALLAH YA TUHAN KAMI.PADA
PERINGATAN ISRA`MI`RAJ INI KAMI SEGENAP MEMOHON RAHMAT-MU, KIRANYA
ENGKAU BERKENAN DAN MENGABULKAN.YA ALLAH YA ILAHIL
`ALAMIN.TUNJUKILAH KAMI KE JALAN YANG UTAMA, BIMBINGLAH KAMI DALAM
SEGALA LANGKAH DAN USAHA, AGAR KAMI DAPAT BERPERAN SERTA DALAM
PEMBANGUNAN BANGSA DAN NEGARA, JADIKAN BANGSA KAMI HIDUP SEJAJAR
DENGAN BANGSA-BANGSA LAIN DI DUNIA.YA ALLAH YA MUHAIMIN YA
SALAM.SELAMATKAN BANGSA KAMI DARI BERBAGAI PERSOALAN, YANG MELANDA
BANGSA KAMI DARI PERPECAHAN DAN PERMUSUHAN YANG MENJURUS KEPADA
SEGALA DISINTEGRASI, BERILAH KAMI KEKUATAN DARI SEGALA
KESINAMBUNGAN DI NEGARA NKRI.ALLAHUMMA YA QUDDUS YA SALAM.BERILAH
KEKUATAN KEPADA PEMIMPIN KAMI, AGAR MEREKA MAMPU MENJADI SURI
TAULADAN BAGI BANGSA KAMI, YANG SELALU MEMBIMBING DAN
MENGAYOMIMENUJU MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR DIBAWAH REDHA-MU YA
RABBY.YA ALLAH YA ARSYIL AZHIM.BIMBINGLAH RAKYAT INDONESIA KEJALAN
IDAMAN, ANUGRAHKAN HIDAYAH-MU KEPADA PEMIMPIN YANG BERIMAN, JAUHKAN
BANGSA KAMI DARI DARI FITNAH DAN PERPECAHAN, BUKAKANLAH PINTU
RAHMATKEPADA KAMI DI DUNIA DAN DI HARI KEMUDIAN .YA ALLAH YA
ZALJALALIWAL IKRAM.SEJAHTERAKAN KEHIDUPAN KAMI DI DUNIA, DAN
BAHAGIAKAN PULA KEHIDUPAN KAMI KELAK DI ALAM BAKA, HINDARKAN KAMI
DARI SIKSA DAN MALAPETAKA DAN JAUKAN KAMI DARI SIKSA API NERAKA,
MASUKKAN KAMI KEPADA GOLONGAN HAMBA-MU PEWARIS SURGAYA ALLAH YANG
MAHA PENGAMPUN.AMPUNILAH DOSA KAMI, DOSA KEDUA ORANG TUA KAMI, DOSA
PEMIMPIN KAMI, MAAFKAN SEGALA KESALAHAN KAMI, KABULKAN DOA DAN
PINTA KAMI.
Peringatan IsraMirajJuni 30, 2011 Eza reza
Bulan Rajab, bulan yang dihormati manusia. Bulan ini termasuk
bulan haram (Asyhurul Hurum). Banyak cara manusia menghormati bulan
ini, ada yang menyembelih hewan, ada yang melakukan sholat khusus
Rajab dan lain-lainnya.Di bulan ini juga, sebagian kaum muslimin
memperingati satu peristiwa yang sangat luar biasa, peristiwa
perjalanan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dari Makkah ke
Baitul Maqdis, kemudian ke sidratul muntaha menghadap Pencipta alam
semesta dan Pemeliharanya. Itulah peristiwa Isra dan
Miraj.Peristiwa ini tidak akan dilupakan kaum muslimin, karena
perintah sholat lima waktu sehari semalam diberikan oleh Allah pada
saat Isra dan Miraj. Tiang agama ini tidak akan lepas dari
peristiwa Isra dan Miraj Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
.Akan tetapi, haruskah peristiwa itu diperingati? Apakah peringatan
Isra miraj yang dilakukan kaum ini merupakan hal yang baik ataukah
satu hal yang merusak agama? Simaklah pembahasan kali ini,
mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk
memahaminya dan menerima kebenaran.Kapan Isra dan Miraj
terjadi?Ketika mendengar sebuah peristiwa besar, mestinya ada satu
pertanyaan yang akan segera timbul dalam hati si pendengar yaitu
masalah waktu terjadi. Begitu pula kaitannya dengannya peristiwa
Isra dan Miraj Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam .Kapan
sebenarnya Isra dan Miraj terjadi, benarkah pada tanggal 27 Rajab
atau tidak? Untuk bisa memberikan jawaban yang benar, kita perlu
melihat pendapat para ulama seputar masalah ini. Berikut kami
nukilkan beberapa pendapat para ulama:Pertama: Al Hafidz Ibnu Hajar
Al Asqaalaniy Rahimahullah 1 berkata: Para ulama berselisih tentang
waktu Miraj. Ada yang mengatakan sebelum kenabian. Ini pendapat
yang aneh, kecuali kalau dianggap terjadinya dalam mimpi.
Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa peristiwa itu terjadi
setelah kenabian.Para ulama yang mengatakan peristiwa Isra dan
Miraj terjadi setelah kenabian juga berselisih, diantara mereka ada
yang mengatakan setahun sebelum hijrah. Ini pendapat Ibnu Saad dan
yang lainnya dan dirajihkan (dikuatkan) oleh Imam An Nawawiy dan
Ibnu Hazm, bahkan Ibnu Hazm berlebihan dengan mengatakan ijma
(menjadi kesepakatan para ulama) dan itu terjadi pada bulan Rabiul
Awal. Klaim ijma ini tertolak, karena seputar hal itu ada
perselisihan yang banyak lebih dari sepuluh pendapat.2Kemudian
beliau menyebutkan pendapat para ulama tersebut satu
persatu.Pendapat pertama mengatakan: setahun sebelum hijroh,
tepatnya bulan Rabiul Awal. Ini pendapat Ibnu Saad dan yang lainnya
dan dirajihkan An NawawiyKedua mengatakan: delapan bulan sebelum
hijroh, tepatnya bulan Rajab. Ini isyarat perkataan Ibnu Hazm,
ketika berkata: Terjadi di bulan rajab tahun 12 kenabian.Ketiga
mengatakan: enam bulan sebelum hijroh, tepatnya bulan Romadhon. Ini
disampaikan oleh Abu Ar Rabie bin Saalim.
Keempat mengatakan: sebelas bulan sebelum hijroh tepatnya di
bulan Robiul Akhir. Ini pendapat Ibrohim bin Ishaq Al Harbiy,
ketika berkata: Terjadi pada bulan Rabiul Akhir, setahun sebelum
hijroh. Pendapat ini dirojihkan Ibnul Munayyir dalam syarah As
Siirah karya Ibnu Abdil Barr.Kelima mengatakan: setahun dua bulan
sebelum hijroh. Pendapat ini disampaikan Ibnu Abdilbar.Keenam
mengatakan: setahun tiga bulan sebelum hijroh. Pendapat ini
disampaikan oleh Ibnu Faaris.Ketujuh mengatakan: setahun lima bulan
sebelum hijroh. Ini pendapat As Suddiy.Kedelapan mengatakan:
delapan belas bulan sebelum hijroh, tepatnya dibulan Ramadhan.
Pendapat ini disampaikan Ibnu Saad, Ibnu Abi Subrah dan Ibnu
Abdilbar.Kesembilan mengatakan: Bulan Rajab tiga tahun sebelum
hijroh. Pendapat ini disampaikan Ibnul AtsirKesepuluh mengatakan:
lima tahun sebelum hijroh. Ini pendapat imam Az Zuhriy dan
dirojihkan Al Qadhi Iyaadh. 3Oleh karena banyaknya perbedaan
pendapat dalam masalah ini, maka benarlah apa yang dikatakan Ibnu
Taimiyah Rahimahullah , bahwa tidak ada dalil kuat yang menunjukkan
bulannya dan tanggalnya. Bahkan pemberitaannya terputus serta
massih diperselisihkan, tidak ada yang dapat memastikannya.4Bahkan
Imam Abu Syaamah mengatakan, Dan para ahli dongeng menyebutkan Isra
dan Miraj terjadi di bulan Rajab. Menurut ahli tadil dan jarh
(Ulama Hadits) itu adalah kedustaan. 5Hukum Memperingati Isra dan
Miraj.Mungkinkah Islam agama yang sempurna ini mensyariatkan
sesuatu yang belum jelas ketentuan waktunya? Cukuplah ini sebagai
indikator kuat akan bidahnya peringatan Isra dan Miraj yang banyak
diadakan kaum muslimin. Apalagi kita telah tahu bahwa para ulama
salaf telah sepakat (konsensus) menggolongkan peringatan yang
dilakukan berulang-ulang (musim) yang tidak ada syariatnya termasuk
kebidahan yang dilarang Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam .
berdalil dengan sabda beliau:
Hati-hatilah dari hal yang baru, karena setiap hal yang baru itu
bidah dan setiap kebidahan itu sesat. (Riwayat At Tirmidziy dan
Ibnu Majah)dan
.
Siapa yang membuat-buat dalam perkaraku (agamaku) ini, sesuatu
yang bukan darinya maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)serta:
Siapa yang beramal satu amalan yang tidak ada perintahku padanya
mak dia tertolak. (Riwayat Muslim).Peringatan Isra dan Miraj adalah
perkara baru yang tidak pernah dilakukan para sahabat dan tabiin
maupun orang-orang alim setelah mereka dari para salaf umat ini.
Padahal mereka adalah orang yang paling semangat mencari kebaikan
dan paling semangat mengamalkan amal sholeh.6Untuk itu berkata
Syeikhil Islam Ibnu Taimiyah ketika beliau ditanya tentang
keutamaan malam Isra dan Miraj dan malam qadar, Dan tidak diketahui
seorangpun dari kaum muslimin menjadikan malam Isra dan Miraj
memiliki keutaman atas selainnya, apalagi diatas malam qadar.
Demikian juga para sahabat g dan orang yang mengikuti mereka dengan
baik tidak sengaja mengkhususkan satu amalan di malam Isra dan
Miraj dan mereka juga tidak memperingatinya, oleh karena itu tidak
diketahui kapan malam tersebut.Peristiwa isra merupakan keutamaan
beliau Shallallahualaihi Wasallam yang besar, namun demikian, tidak
perintahkan mengkhususkan (mengistimewakan) malam tersebut dan
tempat kejadian tersebut dengan melakukan satu ibadah syari. Bahkan
gua Hiro yang merupakan tempat turun wahyu pertama kali dan
merupakan tempat pilihan Beliau Shallallahualaihi Wasallam sebelum
diutus menjadi Nabi, tidak pernah sengaja di kunjungi oleh beliau
Shallallahualaihi Wasallam ataupun salah seorang sahabatnya selama
berada diMakkah.Tidak pula mengkhususkan (mengistimewakan) hari
turunnya wahyu dengan satu ibadah tertentu atau yang lainnya. Tidak
pula mengkhususkan tempat pertama kali turun wahyu dengan sesuatu.
Maka barang siapa mengkhususkan (mengistimewakan) tempat-tempat dan
waktu-waktu yang diinginkan dengan melakukan satu ibadah tertentu
karena termotivasi oleh peristiwa diatas atau yang sejenisnya, maka
dia sama dengan ahli kitab yang telah menjadikan hari kelahiran Isa
q musim dan ibadah seperti hari natal dan lain sebagainya7Untuk
lebih memperjelas masalah hukum peringatan Isra Miraj, kami
sampaikan fatwa beberapa ulama tentang hukum peringatan
ini.Pertama: An Nahaas rahimahullah 8Beliau berkata, Peringatan
malam Isra dan Miraj adalah bidah besar dalam agama dan kebidahan
yang dibuat oleh teman-teman Syaithon.9Kedua: Ibnul Haaj.10Beliau
berkata, Diantara kebidahan yang mereka buat pada bulan Rajab
adalah malam dua puluh tujuh yang merupakan malam Isra dan Miraj
11Ketiga: Fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy Syaikh
rahimahullah 12 dalam jawaban beliau atas undangan yang disampaikan
kepada Robithoh Alam Islamiy untuk menghadiri salah satu peringatan
Isra dan Miraj setelah beliau ditanya tentang hal itu. Lalu beliau
menjawab,Ini tidak disyariatkan, dengan berdasarkan Al-Quran,
As-sunnah, Istishhab dan akal.Dalil Al QuranFirman Allah:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridha Islam itu jadi
agamamu. (QS. Al Maidah : 3)dan firmanNya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa 59)
kembali kepada Allah maksudnya kembali kepada Al Quran, kembali
kepada Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam maksudnya merujuk ke
Sunnahnya setelah beliau meninggal dunia.Demikian juga
firmanNya:
Katakanlah (hai Muhammad), Jika kalian (benar-benar) mencintai
Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni
dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al
Imran: 31)dan firmanNya:
maka orang-orang yang menyalahi perintah-Nya hendaklah mereka
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. An
Nur: 63)Dalil SunnahPertama : Hadits shahih dalam shohihain dari
Aisyah z bahwa Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda
Siapa yang membuat-buat dalam perkaraku (agamaku) ini, sesuatu
yang bukan darinya maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan
Muslim),dan hadits shahih dalam Kitab Shahih Muslim Barangsiapa
yang melakukan satu amalan yang tidak kami perintahkan maka dia
tertolak (Riwayat Muslim).Kedua: Hadits riwayat Ibnu Majah, At
Tirmidziy dan dianggap shohih oleh beliau serta diriwayatkan pula
oleh Ibnu Hibban dalam shohihnya dari Irbaadh bin Saariyah
Radhiallahuanhu , beliau berkata, Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam bersabda Hindarilah hal-hal yang baru, karena setiap hal
yang baru itu bidah.Ketiga: Riwayat Ahmad, Al bazaar dari Ghadhiif
bahwa Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda : Tidaklah satu kaum
berbuat bidah kecuali dihilangkan sepertinya dari Sunnah. Dan
diriwayatkan oleh Ath Thabraaniy akan tetapi dengan lafadz: Tidak
ada umat yang melakukan kebidahan setelah nabinya kecuali
dihilangkan sunnah seukuran bidahnya.Keempat: Riwayat Ibnu Majah,
Ibnu Abi Ashim dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu beliau berkata,
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam telah bersabda
Allah tidak akan menerima amalan pelaku bidah sampai ia
meninggalkan perbuatan bidahnya.Dan dalam riwayat Ath Thabraniy
dengan lafadz Sesungguhnya Allah menutup taubat dari semua pelaku
bidah sampai ia meninggalkan perbuatan bidahnya.Dalil IstishhaabHal
ini tidak ada dasar perintahnya. Pada dasarnya, ibadah itu
tauqifiyah, sehingga tidak boleh kita mengatakan, Ibadah ini
disyariatkan kecuali ada dalil dari Al-Quran, As-Sunnah dan ijma,
dan tidak boleh pula mengatakan, Ini diperbolehkan karena termasuk
dalam maslahat mursalah, istihsaan (anggapan baik), qiyas (analogi)
atau ijtihad karena permasalahan aqidah, Ibadah dan hal-hal yang
telah ada ukurannya (dalam Syariat) seperti pembagian warisan dan
pidana adalah perkara yang tidak ada tempat bagi ijtihad atau
sejenisnya.Dalil AkalJika perayaan Isra dan Miraj bertujuan untuk
mengagungkan peristiwa Isra dan Miraj itu sendiri, kita katakan,
seandainya hal ini disyariatkan, tentunya Beliau Shallallahualaihi
Wasallam merupakan orang pertama yang melaksanakannya.Jika perayaan
itu untuk mengagungkan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan
mengenang perjuangan Beliau Shallallahualaihi Wasallam seperti pada
maulid Nabi, maka tentulah Abu Bakr Radhiallahuanhu adalah orang
yang pertama melakukannya , lalu Umar, Utsman, Ali, kemudian
orang-orang setelah mereka. Disusul kemudian oleh para tabiin
selanjut para imam. Padahal tidak ada seorangpun dari mereka yang
diketahui melakukan hal tersebut meskipun sedikit. Maka cukuplah
bagi kita untuk melakukan apa yang menurut mereka cukup.13Beliaupun
berfatwa di dalam fatawa wa rasail beliau, Peringatan Isra dan
Miraj adalah perkara batil dan satu kebidahan. Ini termasuk sikap
meniru-niru orang yahudi dan nashrani dalam mengagungkan hari yang
tidak diagungkan syariat.Pemilik kedudukan tinggi Rasulullah
Muhammad Shallallahualaihi Wasallam lah yang menetapkan syariat.
Dialah yang menjelaskan halal dan harom. Sementara para khulafa
rasyidin dan para imam dari para sahabat dan tabiin tidak pernah
diketahui melakukan peringatan tersebut. Kemudian berkata lagi,
Maksudnya perayaan peringatan Isra dan Miraj adalah bidah. Maka
tidak boleh bekerjasama dalam hal tersebut.14Keempat: Fatwa Syaikh
Abdul Aziz Ibnu Baaz rahimahullah 15:Tidak disangsikan lagi, Isra
miroj merupakan tanda kebesaran Allah Taala yang menunjukkan
kebenaran Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan ketinggian
derajat Beliau disisi Allah Taala . Sebagaimana Isra dan Miraj
termasuk tanda-tanda keagungan Allah dan ketinggianNya atas seluruh
makhluk. Allah Taala berfirman:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian
tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. (Al Isra : 1)Dan telah telah diriwayatkan secara
mutawatir dari Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bahwa Beliau
diangkat ke langit dan dibukakan pintu-pintunya sampai Beliau
melewati langit yang ketujuh. Lalu RobNya berbicara kepadanya
dengan sesuatu yang dikehendakinya dan diwajibkan padanya sholat
lima waktu.Allah Taala pertama kali mewajibkan padanya lima puluh
sholat, lalu senantiasa Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam
meminta keringanan sampai dijadikan lima sholat. Itulah lima sholat
yang diwajibkan tapi pahalanya lima puluh, karena satu kebaikan
dibalas dengan sepuluh kali lipat. Allah k zat yang harus dipuji
dan disyukuri atas segala nikmatNya.Tidak ada dalam hadits yang
shohih penentuan malam terjadinya Isra dan Miraj. Semua hadits yang
menjelaskan penentuan malamnya menurut ulama hadits adalah hadits
yang tidak shohih dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam. Allah Taala
memiliki hikmah dalam melupakan manusia tentangnya. Seandainya ada
penentuannya yang absahpun kaum muslimin tidak boleh
mengkhususkannya dengan satu ibadah tertentu, tidak boleh mereka
merayakan peringatannya, karena Nabi Shallallahualaihi Wasallam dan
para sahabatnya tidak memperingatinya dan tidak pula mengkhususkan
ibadah tertentu padanya.Seandainya peringatannya adalah perkara
yang disyariatkan, tentunya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
telah menjelaskannya kepada umatnya, baik dengan ucapan atau
perbuatan Beliau. Seandainya pernah dilakukan niscaya akan iketahui
serta akan dinukilkan oleh para sahabatnya g kepada kita. Karena
mereka telah menyampaikan segala sesuatu yang dibutuhkan umat dan
tidak melalaikan urusan agama ini sedikitpun, bahkan mereka
berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan.Maka seandainya
peringatan malam Isra dan Miraj disyariatkan niscaya mereka orang
pertama yang melakukannya, apalagi Nabi Shallallahualaihi Wasallam
adalah orang yang sering menasehati umatnya.Beliau telah
menyampaikan risalah agama sebaik-baiknya serta telah menunaikan
amanah yang diembannya. Maka seandainya mengagungkan dan
memperingati malam tersebut termasuk ajaran agama, maka tentunya
Beliau tidak melalaikan dan menyembunyikannya.Karena Nabi tidak
mengagungkan dan memperingati malam tersebut, maka jelaslah
peringatan dan pengagungan malam tersebut bukan termasuk ajaran
Islam.Begitulah Allah Taala telah menyempurnakan agama Islam dan
menyempurnakan nikmat untuk umatnya serta mengingkari orang yang
menambah-nambah syariat Islam dengan sesuatu yang tidak
diizinkanNya. Allah berfirman dalam Al Quran Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (QS. Al
Maidah : 3)Demikian juga dalam firmanNya :
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan (selain Allah) yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah
Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah
mereka telah dibinasakan.Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim
itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (QS. Asy Syura
:21)Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dalam hadits-hadits yang
shohih telah memperingatkan bahaya bidah dan menjelaskan bahwa
bidah itu sesat. Untuk memperingatkan umat ini dari besarnya bahaya
bidah dan untuk menghindarkan mereka dari membuat bidah. Kami akan
sampaikan beberapa hadits, diantaranya hadits yang shohih dalam
shohihain dari Aisyah x dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam ,
Beliau bersabda : Siapa yang membuat-buat dalam perkaraku (agamaku)
ini, sesuatu yang bukan darinya maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari
dan Muslim)dan dalam riwayat Muslim Siapa yang beramal satu amalan
yang tidak ada perintahku padanya mak dia tertolak. (Riwayat
Muslim).Dan dalam shohih Muslim dari Jabir bin Abdillah
Radhiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam berkhutbah pada hari jumat dan mengatakan: Ama Badu;
sesungguhnya sebaik ucapan adalah kitabullah dan sebaik contoh
adalah contoh petunjuk Muhammad Shallallahualaihi Wasallam ,
sejelek-jeleknya perkara adalah perkara yang dibuat-buat, dan
setiap kebidahan adalah sesat.Dalam sunan dari Al Irbaadh bin
Saariyah Radhiallahuanhu , beliau berkata :
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam telah menasehati kami
dengan nasehat yang mendalam, hati bergetar dan mata meneteskan
airmata. Lalu kami berkata: Wahai Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam seakan-akan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat!.
Lalu beliau berkata: aku wasiatkan kalian untuk bertaqwa kepada
Allah ,patuh dan taat, walaupun kalian dipimpin seorang budak,
karena siapa yang hidup dari kalian, maka akan melihat perselisihan
yang banyak.Maka kalian harus berpegang teguh kepada sunnahku dan
sunnahnya para khulafa rasyidin yang memberi petunjuk setelahku.
Berpeganglah kalian dan gigitlah dia dengan gigi graham kalian
serta hati-hatilah dari hal yang baru, karenasetiap hal yang baru
itu bidah dan setiap kebidahan itu sesat. (Riwayat At Tirmidziy dan
Ibnu Majah).Dan banyak hadits yang lain yang semakna dengan
ini.Demikian juga peringatan dan ancaman dari perbuatan bidah telah
ada dari sahabat Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan para
salaf sholih setelah mereka. Karena perbuatan bidah adalah
penambahan dalam agama dan syariat yang tidak diizinkan Allah Taala
serta meniru-niru kaum Yahudi dan Nashroni musuh Allah.Melakukan
bidah berarti pelecehan terhadap agama Islam dan menuduh Islam
tidak sempurna. Dengan demikian jelas menimbulkan kerusakan dan
kemungkaran yang besar, karena Allah telah menyatakan kesempurnaan
agama ini melalui firmanNya
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu (QS. Al
Maidah 3)Perbuatan bidah juga secara terang-terangan menyelisihi
hadits-hadits Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam yang
memperingatkan dan mengancam kebidahan.Mudah-mudahan apa yang telah
kami jelaskan dari dalil-dali tersebut cukup memuaskan pencari
kebenaran dalam mengingkari dan mengingatkan kebidahan ini- yaitu
peringatan malam Isra dan Miraj -. Sesungguhnya dia bukanlah dari
syariat Islam sedikitpun.16Demikianlah keterangan para ulama
seputar hukum merayakan peringatan Isra dan Miraj. Keterangan yang
cukup jelas dan gamblang disertai dalil-dalil yang kuat bagi
pencari kebenaran. Kemudian masihkah kita melakukannya, padahal
peringatan tersebut satu kebidahan dan bukan termasuk ajaran Islam.
Bahkan itu merupakan penambahan syariat dalam Islam dan menyerupai
kelakuan ahli kitab yang telah membuat bidah dalam agama mereka,
sehingga menjadi rusak dan hancur.Sudahkan kita merenungkan bahaya
kebidahan terhadap islam?Cukuplah peringatan Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam , para sahabat dan ulama Islam sebagai
peringatan bagi kita untuk sadar dan bangkit memperbaiki kondisi
kaum muslimin demi mencapai kejayaan Islam.Mudah-mudahan Allah
meudahkan kita untuk memahami tulisan ini dan mudah-mudahan Allah
menolong kita dalam menjalankan ketaatan kepadaNya dan untuk
meninggalkan perayaan yang telah menghabiskan harta dan tenaga yang
banyak akan tetapi justru merusak agama dan amalan kita
semua.Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.Artikel
UstadzKholid.Com