KIMIA FISIKA IV
A. Judul : Isoterm AdsorpsiMenentukan isotherm adsorpsi menurut
Freundlich B. Hari/tanggal Percobaan: Rabu, 19 November 2014C.
Tujuan Percobaan: Menentukan isotherm asdorpsi menurut Freundlich
pada proses adsorpsi asam oleh karbon aktifD. Dasar Teori:Salah
satu sifat penting dari permukaan zat yaitu adsorpsi. Adsorpsi
adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang
absorpsi adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana
disebut dengan fenomena sorption. Materi atau partikel yang
diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang berfungsi sebagai
pengadsorpsi disebut adsorben. Adsorpsi dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals
(penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang
ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi
antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang
teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan
fungsi tekanan dan suhu)1) Adsorpsi fisikaBerhubungan dengan gaya
Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut
dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat
terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi
pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses
kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada proses
ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif
lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair
(gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas
kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol.
Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya
cepat tercapai dan bersifat reversibel.2) Adsorpsi KimiaYaitu
reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang
teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya
yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang
dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir,
molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang
tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul.
Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan
terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan
tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan
adsorbent sehingga efektifitasnya berkurang.Adsorpsi dapat
dipengaruhi oleh beberapa fakror yang diantaranya yaitu: 1) Jenis
adsorben dan jenis adsorbatKekuatan interaksi adsorbat dengan
adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya.
Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang
diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya.
Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat
polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang
kurang polar.2) Massa adsorben yang ditambahkanJumlah adsorben yang
ditambahkan kedalam larutan sangat memengaruhi hasil adsorpsi
karena adsorben mempunyai titik jenuh tertentu. Pada titikk ini
adsorben tidak dapat lagi mengadsorpsi adsorbat dari larutan.
Seluruh adsorbat dalam larutan dapat diambil jika jumlah adsorben
yang ditambahkan proporsional dengan dengan jumlah adsorbat dalam
larutan atau dengan kata lain adsorbat telah terambil semua kedalam
permukaan aktif adsorben sebelum mencapai titik jenuh3) Luas
permukaan Daya adsorpsi akan meningkat dengan ukuran partikel yang
semakin kecil. Oleh karena itu, kecepatan adsorpsi suatu adsorben
yang berbentuk powder lebih besar daripada adsorben yang berbentuk
granular atau bongkahan.4) TemperaturLaju adsorpsi akan meningkat
seiring dengan meningkatnya temperatur dan menurun jika temperatur
dikurangi. Hal ini terjadi jika terdapat perbedaan temperatrur yang
cukup besar. Sedangkan perbedaan temperatur yang kecil tidak
memengaruhi proses adsorpsi
5) PengadukanProses adsorpsi dipengaruhi olek difusi film dan
difuusi pori. Tahapan ini sangat bergantung pada kecepatan
pengadukan. Pada pengadukan yang rendah, maka tahapan adsorpsi
hanya terjadi pada difusi film saja.6) Lama pengadukanAdsorpsi
terjadi saat adsorben mulai menyerap adsorbat dalam jangka waktu
yang tertentu. Besarnya hasil penyerapan bergantung dari lamanya
interaksi yang diberikan kepada adsorben dan adsorbat. Interaksi
ini terjadi ketika proses pengadukan, dalam proses pengadukan
tersebut terjadi kesempatan bagi adsorben untuk menyerap
sebanyak-banyaknya zat pengotor.
AdsorbenAdsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap
zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya
adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Dalam
memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan
sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi.Karbon Aktif atau Arang
Aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau,
berbentuk bubuk dan granular, mempunyai daya serap yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan arang yang belum mengalami proses
aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar
dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen
dalam suatu kisi yang heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama
lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa hidrokarbon yang
tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon
tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau
karbon yang membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau
porous sehingga permukaan adsorpsi atau penyerapan yang besar
dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 300-3500
cm2/gram.
Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Arang AktifArang adalah
padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon.
Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen
membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada
setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak
seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan
sela-sela di antaranya (Sudarman, 2001). Karbon aktif adalah bentuk
umum dari berbagai macam produk yang mengandung karbon yang telah
diaktifkan untuk meningkatkan luas permukaannya. Karbon aktif
berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinya telah
mengalami pengembangan kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap
dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut atau yang
terdispersi dalam cairan (Murdiyanto, 2005). Luas permukaan,
dimensi, dan distribusi karbon aktif bergantung pada bahan baku,
pengarangan, dan p roses aktivasi. Berdasarkan ukuran porinya,
ukuran pori karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
mikropori (diameter 50 nm) (Kustanto, 2000). Penggunaan karbon
aktif di Indonesia mulai berkembang dengan pesat, yang dimulai dari
pemanfaatannya sebagai adsorben untuk pemurnian pulp, air, minyak,
gas, dan katalis. Namun, mutu karbon aktif domestik masih rendah
(Harfi, 2003), dengan demikian perlu ada peningkatan mutu karbon
aktif tersebut. Struktur grafit karbon aktif
Struktur grafit karbon aktif
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dalam air, biasa menggunakan
arang aktif dengan mengubah sifat permukaan partikel karbon melalui
proses oksidasi. Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan
akan terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion
organik dapat diturunkan dengan arang aktif.Adsorpsi oleh arang
aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari larutan dimana
kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH,
suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur
molekul. Penyerapan terbesar adalah pada pH rendah. Dalam
Laboratorium Manual disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas
penyerapan arang aktif akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu
air. Pada pH rendah aktifitas dari bahan larut dengan larutan
meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk tertahan pada arang
aktif lebih rendah.Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu: Sifat serapanbanyak
senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi
akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul
serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog.
Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi,
ikatan rangkap, dan struktur rantai dari senyawa serapan.
TemperaturDalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati
temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang
mempengaruhi temperatur proses adsorpsi adalah viskositas dan
stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi
sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun
dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah. pH (derajat
keasaman)Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH
diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini
disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi
asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam organik dinaikkan
yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam. Waktu Bila karbon aktif ditambahkan
dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan.
Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah karbon
aktif yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu. Pengadukan dimaksudkan untuk
memberi kesempatan pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan.
Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang
terlarut adalah:1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju
lapisan luar dari adsorben (arang).2. Zat teradsorpsi diserap oleh
permukaan arang aktif.3. Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh
permukaan dalam atau permukaan porous arang.
Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap
dari arang aktif adalah :1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya
besar pada arang aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang
menyebabkan adanya daya serap.2. Adanya permukaan yang luas (300
3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga mempunyai kemampuan daya
serap yang besar.
Persamaan Isoterm Adsorpsi FreundlichPersamaan isoterm adsorpsi
Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari
molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Bagi suatu sistem ads tertentu, hubungan antara
banyaknya zat yang teradsorpsi pesatuan luas atau adsorben
dinyatakan dalam suatu persamaan yang dikenal dengan persamaan
freudlich.Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan
sebagai berikut: qe = x/m = k C1/n (1) AtauLog qe = Log (x/m) = log
k + 1/n log c (2)
Keterangan:X = jumlah zat yang teradsorpsi m = jumlah adsorben C
= konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah tercapai
kesetimbangan k dan n ialah tetapan
Persamaan ini mengungkapkan bahwa suatu proses adsorpsi
mengikuti isoterm Freudlich maka aluran log X/m terhadap log C akan
merupakan garis lurus yang akan dapat ditentukan nilai konstanta k
dan n, sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar
1.
Log k Log X/mLog C
Gambar 1
E. Bahan :HCl 0.5N, 0.25N, 0.125N, 0.0625N, 0.0313N dan
0.0156NKarbon aktifNaOHAquadesIndikator PPAlat dan Bahan: Alat :
Kaca arloji1 buah Erlenmeyer6 buah Statif dan Klem1 set Pipet
tetes10 buah Buret1 buah Stopwatch1 buah Gelas kimia3 buah Gelas
ukur 100mL1 buah Aluminium foilsecukupnya Botol fial6 buah
F. Alur Kerja:
KarbonDiaktifkandengandipanaskandalam oven selama 15 menitDi
masukkandalam 6 buah Erlenmeyer bertutupmasing masing 1 gram
karbonKarbon yang telah aktifDimasukkanmasing masingpada 100 ml
larutan asam dengan konsentrasi 0.5 N, 0.25 N, 0.125 N, 0.0625 N,
0.0313 N, 0.0156 NDi kocok secara periodic selam 30 menitCampuran
karbon aktif dan HClDisaring tiap campuranDiambil sampel masing
masing 10 ml untuk 2 konsentrasi tertinggi, 25 ml untuk konsentrasi
tertinggi ketiga, dan 50 ml untuk tiga konsentrasi HCl
terendahDitambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0,1 NKarbon
KIMIA FISIKA IV2014
G. Isoterm Adsorpsi Page 21
H. Hasil Pengamatan:No.Prosedur PercobaanHasil
PengamatanDugaan/ReaksiKesimpulan
KarbonDiaktifkandengandipanaskandalam oven selama 15 menitDi
masukkandalam 6 buah Erlenmeyer bertutupmasing masing 1 gram
karbonKarbon yang telah aktifDimasukkanmasing masingpada 100 ml
larutan asam dengan konsentrasi 0.5 N, 0.25 N, 0.125 N, 0.0625 N,
0.0313 N, 0.0156 NDi kocok secara periodic selam 30 menitCampuran
karbon aktif dan HCl
Disaring tiap campuranDiambil sampel masing masing 10 ml untuk 2
konsentrasi tertinggi, 25 ml untuk konsentrasi tertinggi ketiga,
dan 50 ml untuk tiga konsentrasi HCl terendahDitambah indicator
PPDititrasi dengan NaOH 0,1 NKarbon
SebelumMassa karbon: m1: 1.0073 gram m2: 1.0016 gram m3: 1.0073
gram m4: 1.0012 gram m5: 1.0081 gram m6: 1.0008 gram Karbon:serbuk
berwarna hitam HCl 0.5N: larutan tidak berwarna HCl 0.25N: larutan
tidak berwarna HCl 0.125N: larutan tidak berwarna HCl 0.0625N:
larutan tidak berwarna HCl 0.0313N: larutan tidak berwarna HCl
0.0156N: larutan tidak berwarna NaOH 0.1N: larutan tidak berwarna
Indicator PP: larutan tidak berwarna
Sesudah Karbon + HCl 0.5N: larutan berwarna hitam Karbon + HCl
0.25N: larutan berwarna hitam Karbon + HCl 0.125N: larutan berwarna
hitam Karbon + HCl 0.0625N: larutan berwarna hitam Karbon + HCl
0.03135N: larutan berwarna hitam Karbon + HCl 0.0156N: larutan
berwarna hitam Setelah disaring: larutan tidak berwarna Setelah
ditambah indicator PP: larutan tidak berwarna Seteleh
dititrasi:larutan berwarna merah mudaVolum NaOH: V1: 49.2 mL V2:
24.7 mL V3: 30.1 mL V4: 29.2 mL V5: 14.8 mL V6: 7.3 mL
Setelah dititrasi dengan NaOH menjadi larutan berwarna merah
mudaHCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2ODisimpulkan bahwa semakin
besar luas permukaan adsorben (arang aktif), maka semakin tinggi
daya adsorpsinya pada zat terlarut.
I. J. Analisis/Pembahasan:Telah dilakukan percobaan tentang
isoterm adsorpsi menurut Freundlich yang bertujuan untuk menentukan
isoterm adsorpsi bagi proses adsorpsi asam klorida pada arang.
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich,
yaitu banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh
suatu adsorban tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat
mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi
fisika karena adanya gay van der waals antara adsorben dengan
adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi ada
permukaan larutan. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben
mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai
potensi penyerapan yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini menggunakan arang sebagai absorben. Arang
tersebut berbentuk serbuk berwarna hitam, kemudian ditimbang dengan
enam variasi massa yaitu 1,0073 gram; 1,0016 gram;1,0073 gram;
1,0012 gram; 1,0081 gram; dan 1,0008 gram dimana sebelum digunakan
arang ini harus diaktifkan terlebih dahulu dengan cara dioven pada
suhu 60C selama 15 menit. Ketika arang dipanaskan, pori-pori pada
permukaan arang akan membuka sehingga nantinya arang menjadi aktif
dan dapat digunakan untuk mengabsorbsi asam asetat secara maksimal.
Karena semakin luas permukaan adsorben yang digunakan maka daya
penyerapannya pun akan semakin tinggi. Apabila pemanasan arang
terlalu lama, akibatnya arang akan berubah menjadi abu dan tidak
lagi dapat digunakan sebagai absorben lagi. Kemudian menyiapkan
enam Erlenmeyer yang masing-masing diisi dengan larutan organic
berupa asam klorida yang tidak berwarna dengan enam variasi
konsentrasi yang berbeda yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N;
0,0313 N; 0,0156 N. Asam klorida yang digunakan untuk masing-masing
tabung adalah sebanyak 100 mL.Langkah selanjutnnya yaitu memasukkan
masing-masing arang aktif tersebut kedalam Erlenmeyer yang
berbeda-beda dan menambahkan asam klorida dengan konsentrasi yang
telah disediakan sebelumnya, kemudian Erlenmeyer ditutup dan
dikocok secara periodik selama 30 menit dan temperature tetap
dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan
adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Warna larutan yang dihasilkan
setelah penambahan asam klorida yaitu larutan hitam. Setelah itu
larutan disaring apabila telah didiamkan selama 30 menit.
Didapatkan filtrat yang tidak berwaran, filtrat inilah yang akan
digunakan untuk proses selanjutnya. Setelah itu diambil 10 mL
filtat yang dihasilkan untuk konsentrasi 0,5 N dan 0,25 N, 25 mL
untuk konsentrasi 0,125 N, dan 50 mL untuk konsentrasi 0,0625 N;
0,0313 N; 0,0156 N. Kemudian masing-masing larutan tersebut
ditambahkan dengan 3 tetes indicator PP yang tidak berwarna dan
terakhir dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan catat volume NaOH yang
digunakan untuk titrasi. Digunakan indicator PP karena memiliki
trayek pH yang sesuai untuk titrasi asam basa. Volume NaOH yang
digunakan untuk titrasi adalah sebagai berikut:V1 erlenmeyer A =
49.2 mLV1 erlenmeyer B = 24.7 mLV1 erlenmeyer C = 30.1 mLV1
erlenmeyer D = 29.2 mLV1 erlenmeyer E = 14.8 mLV1 erlenmeyer F =
7.3 mL
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan
adsorbsi isoterm Freundlich dalam proses adsorpsi HCl oleh arang
aktif. Variabel yang terukur atau yang didapatkan pada percobaan
ini adalah volume larutan NaOH 0,1 N yang digunakan untuk menitrasi
HCl. Kemudian menghitung nilai x/m dan C dari masing-masing
percobaan(konsentrasi HCl yang berbeda-beda), mmol HCl yang
teradsorbsi dapat diketahui dengan cara pengurangan mmol HCl awal
dengan mmol HCl sisa, dimana mmol HCl sisa didapat dari mmol NaOH
yang digunakan untuk titrasi. Selanjutnya dapat dicari mssa dari
HCl yang teradsorbsi beserta konsentrasinya dalam hal ini adalah x
dan C. Dan dari data pengamatan seta hasil, didapatkan konsentrasi
asam klorida sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah
adsorpsi. Hal ini karena asam klorida telah diadsorpsi oleh arang
aktif. Berikut grafik hubungan antara log x/m dengan log C:
Dari persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan
persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan
isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut:
dengan intersep log k dan slope 1/n. Sehingga dari tabel grafik
di atas didapatkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlichnya
adalahy = -0,306x 0,0004
log k
sehingga, didapat nilai Log k = -0,0004 dan 1/n = -0,306. Maka
harga k adalah 0.999079 dan harga n adalah 3.26 Dan juga didapatkan
R = 0,9999.Konsentrasi asam klorida mengalami penurunan akibat dari
adsorpsi arang aktif. Mengenai gambar grafik log x/m vs log C yang
dihasilkan sudah sesuai dengan teori isotherm adsorpsi Freundlich
yaitu grafik berupa garis linear akan tetapi grafiknya menurun.K.
Kesimpulan:Dari hasil pembahasan pada percobaan yang telah kami
lakukan dapat disimpulkan bahwa isoterm yang terjadi pada percobaan
ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana adsorben
mengadsorpsi larutan organic yaitu asam klorida. Semakin luas
permukaan adsorben (arang aktif), maka semakin tinggi daya
adsorpsinya pada zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi maka
semakin banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya.
Dan dari perhitungan di peroleh harga k adalah 0.999079 dan harga n
adalah 3.26 Dan juga didapatkan R = 0,9999L. Jawaban Pertanyaan:1.
Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linier, tentukan apakah
proses adsorpsi asam oleh karbon termasuk isotherm
Freundlich!Jawab:Iya termasuk isoterm adsorpsi Freundlich, dimana
adsorben mengadsorpsi larutan organic (asam klorida). Semakin luas
permukaan adsorben (arang aktif), maka semakin tinggi daya
adsorpsinya pada zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak pula zat yang
teradsorpsi demikin juga sebaliknya. Dan dari perhitungan di
peroleh harga k adalah 0.999079 dan harga n adalah 3,26. Dan juga
didapatkan R = 0,999.
2. Tentukan tetapan k dan n!Jawab:y = -0.3062x - 0.0004
log k
Maka, dari nilai tersebut didapatkan nilai k dan n nya yakni: k
= antlog k = antlog -0.0004 = 0.999079 n = 3. Apa perbedaan
khemisorpsi dan adsorpsi fisik!Jawab: Khemisorpsi adalah yang
terjadi melalui ikatan kimia yang sangat kuat antara tapak aktif
permukaan dan molekul adsorbat dan dipengaruhi oleh densitas
elektron. Adsorpsi fisik yaitu berhubungan dengan gaya Van der
Waals dan merupakan suatu proses bolak-balik apabila daya tarik
menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik
menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang
terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben, tidak melibatkan
energi aktivasi.
M. Daftar Pustaka:Ambarita, Nishio. 2008. ADSORPSI. Fakultas
Teknik Universitas IndonesiaFerra. 2012. Laporan Kimia Fisika
Isotherm Adsorpsi Karbon Aktif. http://ferrapramadewi.
wordpress.com/2012/04/03/laporan-kimia-fisika-isoterm-adsorpsi-karbon-aktif/
(Diakses pada tanggal 24 November 2014)Harfi. 2003. Senyawa-Senyawa
Organik. Jakarta : Bumi Aksara.Kustanto. 2000. Karbon Aktif dalam
Kehidupan Sehari-hari. Jogjakarta : Universitas Gadjah
MadaNasrudin, Harun, dkk. 2014. Panduan Praktikum Mata Kuliah Kimia
Fisik IV.Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA, UNESA.Reski, Wahyudi.
2011. Isotherm Adsorpsi. http://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011
/07/isotherm-adsorpsi.html (Diakses pada tanggal 24 November
2014)
Lampiran Perhitungan
Diketahui : [NaOH] = 0,1 NMr HCL = 36,5 g/mol
Volume Titrasi:V1 erlenmeyer A = 49.2 mLV1 erlenmeyer B = 24.7
mLV1 erlenmeyer C = 30.1 mLV1 erlenmeyer D = 29.2 mLV1 erlenmeyer E
= 14.8 mLV1 erlenmeyer F = 7.3 mLV HCl awal = 100 mL
Massa Karbon Aktifm erlenmeyer A = 1.0073m erlenmeyer B =
1.0016m erlenmeyer C = 1.0073m erlenmeyer D = 1.0012m erlenmeyer E
= 1.0081m erlenmeyer F = 1.0008
Asam klorida yang diadsorpsi = 100 mL
mmol HCl awaln HCl = V x Mn HClA = 10 x 0,5 M = 5 mmoln HClA =
10 x 0,25 M = 2,5 mmoln HClA = 25 x 0,125 M = 3,125 mmoln HClA = 50
x 0,0625 M = 3,125 mmoln HClA = 50 x 0,0313 M = 1,57 mmoln HClA =
50 x 0,0156 M = 0,78 mmol
mmol HCl sisammol HCl sisa = mmol NaOHmmol NaOH = V x M
Erlenmeyer AVA= 49.2 mLn= 49.2 mL x 0,1 Mn = 4.92 mmol Erlenmeyer
BVB= 24.7 mLn = 24.7 mL x 0,1 Mn= 2.47 mmol Erlenmeyer CVC= 30.1
mLn= 30.1 mL x 0,1 Mn= 3.01 mmol Erlenmeyer DVD= 29.2 mLn= 29.2 mL
x 0,1 Mn = 2.92 mmol Erlenmeyer EVE= 14.8 mLn= 14.8 mL x 0,1 Mn
=1.48 mmol Erlenmeyer FVF= 7.3 mLn = 7.3 mL x 0,1 Mn = 0.73
mmol
mmol HCl yang bereaksimmol HCl reaksi = mmol HCl awal mmol HCl
sisa Erlenmeyer Ammol HCl reaksi= (5 - 4.92) mmol = 0.08 mmol
Erlenmeyer Bmmol HCl reaksi= (2.5 - 2.47) mmol = 0.03 mmol
Erlenmeyer Cmmol HCl reaksi=(3.125 3.01) mmol = 0.115 mmol
Erlenmeyer Dmmol HCl reaksi=(3.125 2.92) mmol = 0.205 mmol
Erlenmeyer Emmol HCl reaksi=(1.57 1.48) mmol = 0.06 mmol Erlenmeyer
Fmmol HCl reaksi=(0.78 0.73) mmol = 0.005 mmol
Jumlah zat yang teradsorbsi (x)x = n x Mr x V / 1000
x1= n x Mr x V / 1000= 0.08 x 36.5 x 100 / 1000= 0.292 gram x2=
n x Mr x V / 1000= 0.03 x 36.5 x 100 / 1000= 0.1095 gram x3= n x Mr
x V / 1000= 0.115 x 36.5 x 100 / 1000= 0.41975 gram x4= n x Mr x V
/ 1000= 0.205 x 36.5 x 100 / 1000= 0.74825 gram x5= n x Mr x V /
1000= 0.06 x 36.5 x100 / 1000= 0.219 gram x6= n x Mr x V / 1000=
0.005 x 36.5 x 100 / 1000= 0.01825 gram
Menghitung Consentrasi dari masing-masing erlenmeyerM = M
erlenmeyer A = = 0.492 M erlenmeyer B = = 0.247 M erlenmeyer C = =
0.1204 M erlenmeyer D = = 0.0584 M erlenmeyer E = = 0.0296 M
erlenmeyer F = ErlenmeyerMassa(gram)n HCl (mmol)Konsentrasi (C)x
(gram)x/mLog x/mlog C
AwalSisaBereaksi
A1.007354.920.080.4920.2920.2899-0.5377-0.3080
B1.00162.52.470.030.2470.10950.1093-0.9614-0.6073
C1.00733.1253.010.1150.12040.419750.4167-0.3802-0.9194
D1.00123.1252.920.2050.05840.748250.7473-0.1265-1.2334
E1.00811.571.480.060.02960.2190.2172-0.6631-1.5287
F1.00080.780.730.0050.01460.018250.0182-1.740-1.8356
Log x/mlog C
-0.5377-0.3080
-0.9614-0.6073
-0.3802-0.9194
-0.1265-1.2334
-0.6631-1.5287
-1.740-1.8356
=0.014Table dari Grafik
y = -0.3062x - 0.0004
log k
Maka, dari nilai tersebut didapatkan nilai k dan n nya yakni: k
= antlog k = antlog -0.0004 = 0.999079 n =
LAMPIRAN GAMBAR
Arang + HCl 100mL dari kiri dengan konsentrasi0.5N, 0.25N,
0.125N, 0.0625N, 0.0313N dan 0.0156N
Setelah dititrasiSetelah ditambah indicator PP10mL HCl 0.5N
setelah disaring
10mL HCl 0.25N setelah disaringSetelah dititrasiSetelah ditambah
indicator PP
Setelah dititrasiSetelah ditambah indicator PP25mL HCl 0.125N
setelah disaring
Setelah dititrasiSetelah ditambah indicator PP50mL HCl 0.0625N
setelah disaring
Setelah dititrasiSetelah ditambah indicator PP50mL HCl 0.0313N
setelah disaring
50mL HCl 0.0156N setelah disaringSetelah ditambah indicator
PPSetelah dititrasi