BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dilingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Sebagai contoh, berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan sebagainya. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba, termasuk sifat pertumbuhannya, morfologi dan sifat fisiologinya masing-masing harus dipisahkan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dilingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat
beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan
dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan
jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan
murni.
Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis.
Sebagai contoh, berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan
sebagainya. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba, termasuk sifat
pertumbuhannya, morfologi dan sifat fisiologinya masing-masing harus dipisahkan satu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri
dari sel-sel dari satu species atau suatu galur mikroba. Sehingga mudah diamati.
Kegiatan-kegiatan dalam penanaman dan pembiakan bakteri disebut inokulasi dan isolasi.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat.
Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-
alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang
dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium.
Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi.
Penanaman mikroba merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari satu
medium ke medium lainnya. Pada percobaan ini dilakukan penanaman dan isolasi dari
mikroba dengan memindahkan mikroba dari suatu medium ke medium lain secara aseptis
sehingga diperoleh biakan yang lain dan juga melihat mikroba yang terdapat pada air
cucian piring.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara atau teknik yang digunakan dalam
menginokulasi dan mengisolasi mikroorganisme dari berbagai sampel dan
lingkungan.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menginokulasi bakteri Staphylococcus aureus dari biakan murni ke medium NA
dan NB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri.
Menginokulasi jamur Candida albicans dari biakan murni ke medium PDA dan
PDB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri.
Mengisolasi mikroorganisme yang berasal dari substrat cair yaitu air cuci piring
dengan metode tuang, menggunakan medium PDA.
Mengisolasi mikroorganisme dari udara bebas di tempat orang lalu lalang
dengan menggunakan cawan Petri, dengan metode tuang menggunakan
medium PDA.
I.3 Prinsip Percobaan
Penginokulasian bakteri Staphylococcus aureus dari biakan murni dengan
menggunakan medium NA dan NB dengan metode agar tegak dan agar miring serta
cawan Petri dan diamati bentuk koloni bakteri Staphylococcus aureus setelah
diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.
Penginokulasian jamur Candida albicans dari biakan murni menggunakan medium
PDA dan PDB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri dan
diamati bentuk koloni jamur Candida albicans setelah diinkubasi pada suhu 37 0C
selama 3 x 24 jam.
Pengisolasian mikroorganisme dari udara bebas di tempat orang lalu lalang dengan
menggunakan cawan Petri, dengan menggunakan medium NA, dimana cawan Petri
yang telah berisi medium NA diletakkan di tempat orang lalu lalang, kalu diamati
bentuk pertumbuhan mikroba setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam..
Pengisolasian mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring dengan metode
tuang, menggunakan medium TEA dimana sampel dituang lebih dahulu sebelum
medium dan diamati bentuk koloni, sudut kontak, tepian dan struktur dalam dari
mikroorganisme setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Penanaman bakteri merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari suatu
medium ke medium baru. Dilingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis
mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami
bakteri akan ditemukan dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut
terdapat banyak macam dan jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini
ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat-sifat biakan, morfologi
dan sifat faalinya maka mikroba yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti
bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam bakteri (1).
Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan
tersebut disebut kultur murni (2).
Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis.
Sebagai contoh, berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan
sebagainya. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba, termasuk sifat
pertumbuhannya, morfologi dan sifat fisiologinya masing-masing harus dipisahkan satu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri
dari sel-sel dari satu species atau suatu galur mikroba. Untuk tujuan ini digunakan medium
yang telah disterilisasi , baik berupa medium cair maupun medium padat, dan dilakukan
secara aseptis untuk mencegah kontaminasi. Kegiatan-kegiatan dalam penanaman dan
pembiakan bakteri disebut inokulasi dan isolasi (2).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan
penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme).
Mikroba berasal dari kata: micros = kecil/sangat kecil, bos = hidup/kehidupan. Bidang ilmu
ini mencakup salah satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran
sangat kecil, serta sifat hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat
hidup yang berbeda dengan jasad hidup lain pada umumnya (3)
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam
biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Kekeruhan dalam
kaldu terjadi akibat pertumbuhan mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme yang
diperlukan cukup banyak agar kaldu terlihat keruh (lazimnya sekitar 106 sel/ml) Bila
pertumbuhan mikroorganisme menumpuk maka di bagian dasar tabung akan terlihat
sedimen. sebaliknya, bila pertumbuhan mikroorganisme ini sedikit maka terlihat sebagai
partikel berupa lapisan tipis pada permukaan, Kadangkala pertumbuhan dalam kaldu
merupakan gabungan dari kekeruhan, sedimen, pelikel (4).
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
minta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat yang ada
sangkut pautnya dengan medium dan pekejaan inokulasi itu benar-benar steril; ini untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan (5).
Cara aseptis yang harus dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi merupakan
suatu cara kerja dimana terjadi kontaminasi oleh makroba lain yang tidak dikehendaki
dicegah semaksimal mungkin (6)
Beberapa prosedur dan tipe-tipe peralatan digunakan dalam laboratorium untuk
melakukan proses isolasi, penanaman dan perkembang biakan pada mikroorganisme,
mengingat bahwa kultur murni mikroba memerlukan kemampuan khusus secara biologis
dan pengamatan pada aktivitas kimia mikroba maka prosedur-prosedur yang telah ada
dirancang untuk menghasilkan biakan murni dan bukannya biakan yang telah terpapar
oleh kontaminasi mikroba lain (7).
Beberapa mikroorganisme merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh
dimana-mana sehingga secara umum dapat dibagi menjadi beberapa spesies. Dalam
proses pemisahan harus dilakukan dengan tepat dan penuh ketelitian. Setelah suatu
medium telah berisi mikroba maka kegiatan identifikasi telah boleh dilakukan (7).
Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas
permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada
suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium
cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada
akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh
sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (8)
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada keadaan
yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi
dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak
yang diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15
milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel
yang terjadi secara aseksual (9).
Dalam praktikum akan dipelajari tiga cara untuk mendapatkan biakan murni yaitu :
1. Teknik penggoresan agar
2. Teknik agar tuang
3. Teknik agar sebar
Prinsip dari ketiga cara ini adalah pengenceran, sehingga nantinya akan diperoleh koloni
terpisah yang mengandung satu macam bakteri (1).
1. Teknik Penggoresan Agar
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan kemampuan yang lumayan
yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan
dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti
yang diinginkan.
2. Teknik Agar tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan (50oC) yang kemudian dicawankan.
Teknik inilebih mudah karena untuk mendapatkan koloni yang terpisah tidak
diperlukan keterampilan seperti pada teknik penggoresan.
3. Teknik agar sebar
Pengenceran contoh dilakukan sesuai prosedur di dalam botol pengencer dan
biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar.
Cairan contoh disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelas. Pada
teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan
kemudian dipanaskan hingga alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu
sebelum digunakan menyebarkan cairan contoh pada permukaan agar. Penyebaran
cairan contoh dilakukan dengan memutar agar lempengan.
II.2 Uraian Bahan
1. Air suling (11 : 96)
Nama resmi : Aqua Destillata.
Nama lain : Air suling/aquades.
RM/BM : H2O/18,02.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai
rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Pepton (11 : 721)
Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan
yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%)
P dan dalam eter P.
Kegunaan : Sebagai komposisi medium.
3. Dekstrosa (12 : 300)
Nama resmi : Dextrosum
Nama lain : Dekstrosa, Glukosa
RM/BM : C6H12O6 / 180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih;
tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih;
larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagian komposisi medium.
4. Agar (11 : 74)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan
berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga
lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat
atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa
berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komposisi medium.
5. Sukrosa (12 : 762)
Nama resmi : Sucrosum
Nama lain : Sakarosa
RM/BM : C12H22O11/ 342,30
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil
di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air
mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform
dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komposisi medium.
6. Ekstrak daging sapi (12 : 1152)
Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi
segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu
rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta.
Pemerian : Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai
coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Penyimpanan : Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
II.3 Klasifikasi Mikroba
A. Bakteri (3 : 122-124)
1. Escherichia coli
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Kelas : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2. Bacillus cereus
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Kelas : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Suku : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus cereus
3. Bacillus subtilis
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Kelas : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Suku : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus subtilis
4. Mycobacterium tuberculosa
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Kelas : Bacteria
Ordo : Actinomycetales
Suku : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycobacterium tuberculosa
5. Proteus vulgaris
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Kelas : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Spesies : Proteus vulgaris
6. Staphylococcus Aureus
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Class : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
7. Azetobacter aceti
Dunia : Protista
Divisio : Schizophyta
Class : Bacteria
Ordo : Azetobacteriales
Famili : Azetobacteriaceae
Genus : Azetobacter
Species : Azetobacter aceti
B. Jamur (3 : 127-128)
1. Rhizopus oligosphorus
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Phycomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus oligosphorus
2. Pennicillium chrysogenum
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Ascomycycetes
Ordo : Aspergillales
Famili : Aspergillaceae
Genus : Pennicilium
Spesies : Pennicillium chrysogenum
3. Saccharomyces cereviceae
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Ascomycycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cereviceae
4. Aspergillus niger
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Ascomycycetes
Ordo : Aspergillales
Famili : Aspergillaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
5. Mucor javanicus
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Phycomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
Spesies : Mucor javanicus
6. Candida albicans
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Ascomycycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Cryptococcaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
7. Mucor plumbens
Regnum : Protista
Divisio : Eumycophyta
Kelas : Phycomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
Spesies : Mucor plumbens
II.4 Morfologi Mikroorganisme
A. Bakteri
1. Escherichia coli
Batang lurus; 1,1 – 1,5 sampai 2,0 – 6,0 m, motil dengan flagella peritrikum atau
non motil. Gram negative dan tumbuh pada medium nutrien yang sederhana.
Laktosa dapat difermentasi oleh asam.
2. Bacillus cereus
Berbentuk basil, membentuk endospora,flagel peritrik atau tanpa flagel, bersifat
parasit atau pathogen terutama pada insekta.
3. Bacillus subtilis
Sel berbentuk batangdengan sebagian motil, flagel khas lateral. Membentuk
endospora, tidak lebih dari satu sel dalam sel sporangiumnya, gram positif,
kemoorganotrof dengan metabolisme respirasi sejati, fermentasi sejati atau
keduanya. Aerobik sejati atau anaerobic fakultatif. Umumnya terdapat dalam tanah.
4. Mycobacterium tuberculosa
Sel berupa batang-batang halus, lurus atau bengkok, tahan asam, tidak bergerak,
tidak mempunyai konidia, bersifat patogen.
5. Proteus vulgaris
Berbentuk basil, bergerak dengan flagel peritrik, gram negative, menguraikan
karbohidrat dan menghasilkan gas.
6. Staphylococcus Aureus
Sel berbentuk bola, terdapat tunggal dan berpasangan dan secara khas membelah
diri pada lebih dari satu bidang sehingga bergerombol tidak beraturan dan bersifat
non motil. Kemoorganotrof dengan pertumbuhan secara vegetatif dan fermentasi
serta respirasi. Aerobik sejati atau fakultatif anaerobic dengan suhu optimum
pertumbuhan 40 0C.
7. Azetobacter aceti
Sel berupa bola. Tidak mempunyai endospora. Gram negative, aerob. Dapat
mengikat N2 bebas. Habitatnya ditanah.
B. Jamur
1. Rhizopus oligosphorus
Hidup saprofilik, miselium bercabang dan hifa tidak bersekat.
2. Pennicillium chrysogenum
Sama seperti aspergillus tetapi perbedaan terletak dalam susunan kunidianya.
Merupakan penghasil penicillin.
3. Saccharomyces cereviceae
Belum diketahui cara pembiakan seksualnya. Dapat menguraikan gula menjadi
alcohol dan bermacam-macam zat organik lainnya.
4. Aspergillus niger
Bersifat saprofit. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat
kekuning-kuningan, kehijau-hijauan atau kehitam-hitaman. Miselium yang semula
berwarna putih sudah tidak tampak lagi.
5. Mucor javanicus
Miseliumnya tidak bersekat-sekat, warna miselium putih, jika tua mungkin agak
coklat kekuning-kuningan, kebanyakan sporangiumnya berwarna kehitam-hitaman.
6. Candida albicans
Sel merupakan khamir dengan pseudohifa dan menghasilkan klamidospora besar.
Berdinding tebal dan dan bulat serta membentuk koloni yang licin seperti pasta dan
putih dengan bau mirip khamir.
7. Mucor plumbens
Miseliumnya tidak bersekat-sekat, warna miselium putih.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Cawan Petri
Erlenmeyer
Inkubator aerob
Lampu spritus
Ose bulat dan ose lurus
Rak tabung
Spoit
Tabung reaksi
III.1.2 Bahan
Alkohol 70 %
Aquadest
Biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
Biakan murni jamur Candida albicans
Kapas
Karet gelang
Medium NA, NB, PDA, PDB dan TEA.
Substrat cair (Air cucian piring Jasbog)
III.2 Cara Kerja
1. Inokulasi dari biakan murni bakteri
a. Dengan medium agar tegak
Disiapkan alat dan bahan
Medium NA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi secara aseptis
dan dibiarkan memadat dalam keadaan tegak.
Disterilkan ose lurus dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Setelah agak memadat, diambil biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
dengan cara disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus secara
aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian ditusukkan kedalam medium agar tegak secara aseptis
sehingga 2/3 tinggi medium
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
b. Dengan medium agar miring
Disiapkan alat dan bahan
Medium NA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipadatkan
dalam keadaan miring.
Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Setelah agak memadat, diambil biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
dengan cara disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus secara
aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian ditgoreskan sepanjang medium dengan berbentuk zig-
zag secara aseptis.
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
c. Dengan medium cair
Disiapkan alat dan bahan
Diambil medium NB dan dimasukkan dalam tabung reaksi.
Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis dengan
menggunakan ose bulat yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian dimasukkan kedalam medium NB secara aseptis lalu
dihomogenkan.
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
d. Dengan medium dalam awan Petri
Disiapkan alat dan bahan.
Medium NA dipanaskan lalu dimasukkan dalam cawan Petri yang telah
disterilkan secara aseptis
Medium NA dibiarkan memadat pada suhu kamar.
Disterilkan ose bulat dengan cara memijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Disentuhkan ose pada biakan bakteri Staphylococcus aureus.
Digoreskan ose yang mengandung biakan bakteri Staphylococcus aureus
pada medium yang telah padat secara zig-zag lalu cawan ditutup. Pengerjaan
dilakukan secara aseptis.
Dipijarkan kembali ose yang telah digunakan.
Cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama
1 x 24 jam dalam inkubator.
Diamati bentuk koloninya.
2. Inokulasi dari biakan murni jamur
a. Dengan medium agar tegak
Disiapkan alat dan bahan
Medium PDA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi secara aseptis
dan dibiarkan memadat dalam keadaan tegak.
Disterilkan ose lurus dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Setelah agak memadat, diambil biakan murni jamur Candida albicans dengan
cara disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan
menggunakan ose lurus yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian ditusukkan kedalam medium agar tegak secara aseptis
sehingga 2/3 tinggi medium
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
b. Dengan medium agar miring
Disiapkan alat dan bahan
Medium PDA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipadatkan
dalam keadaan miring.
Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Setelah agak memadat, diambil biakan murni jamur Candida albicans dengan
cara disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan
menggunakan ose lurus yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian ditgoreskan sepanjang medium dengan berbentuk zig-
zag secara aseptis.
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
c. Dengan medium cair
Disiapkan alat dan bahan
Diambil medium PDB dan dimasukkan dalam tabung reaksi.
Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Diambil biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan menggunakan
ose bulat yang telah disterilkan
Ose tersebut kemudian dimasukkan kedalam medium PDB secara aseptis lalu
dihomogenkan.
Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C
Diamati bentuk koloni yang terbentuk.
d. Dengan medium dalam awan Petri
Disiapkan alat dan bahan.
Medium PDA dipanaskan lalu dimasukkan dalam cawan Petri yang telah
disterilkan secara aseptis
Medium PDA dibiarkan memadat pada suhu kamar.
Disterilkan ose bulat dengan cara memijarkan diatas nyala api bunsen dari
pangkal hingga ke ujung.
Disentuhkan ose pada biakan jamur Candida albicans
Digoreskan ose yang mengandung biakan bakteri pada medium yang telah
padat secara zig-zag lalu cawan ditutup. Pengerjaan dilakukan secara aseptis.
Dipijarkan kembali ose yang telah digunakan.
Cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama
3 x 24 jam dalam inkubator.
Diamati bentuk koloninya.
3. Isolasi mikroba diudara bebas tempat orang lalu lalang
Disiapkan alat dan bahan.
Medium TEA dipanaskan dan dimasukkan dalam cawan Petri yang telah
disterilkan secara aseptis dan dibiarkan memadat.
Cawan Petri yang berisi medium TEA yang telah memadat dibuka setengahnya
dan dibiarkan di udara terbuka tempat orang lalu lalang selama 15 menit
Setelah 15 menit, cawan Petri ditutup lalu dibungkus kertas untuk kemudian
diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.
4. Isolasi mikroba sampel substrat cair (Air cucian piring dari Jasbog)
Disiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan substrtat cair dalam cawan Petri secara aseptis
Dipanaskan medium TEA lalu dimasukkan dalam cawan Petri secara aseptis lalu
dihomogenkan dengan cara digerakkan perlahan-lahan membentuk angka
delapan.
Setelah homogen, medium dibiarkan memadat
Setelah padat, cawan Petri dibungkus kertas untuk kemudian diinkubasi secara
terbalik selama 1 x 24 jam
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Hasil Pengamatan
A. Isolasi Mikroorganisme
No Sampel Bentuk Koloni Sudut Elevasi Tepian Struktur Dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Air cuci piring
Air danau
Air suling
Air sumur
Rambut steril
Rambut tidak
steril
Sentuhan jari
Tanah dekat
sumur
Tempat lalu
lalang
Udara terbuka
W C
Finely granular
Irreguler
Circular
Irreguler
Circular
Circular
Amuboid
Turoid
Irregular &
Circular
Myceloid
Myceloid
Conveks rugose
Effuse
Conveks rugose
Papilate
Effuse
Effuse
Raised
Limbunate
Conveks rugose
Conveks rugose
Conveks rugose
Lobate
Lobate
Entire
Entire
Entire
Berombak
Undulate
Entire
Undulate
Lacerate
Lacerate
Transparan
Opaque
Transparan
Opaque
Opaque
Opaque
Opaque
Transparan
Opaque
Opaque
Transparan
B. Inokulasi Biakan Murni
No Mikroba Med. Agar Tegak Med. Agar Miring Medium Cair
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
E. coli
R. digosphorus
Basillus cereus
Penicillium
Bacillus sublitis
S. cerevisae
Mycobacterium
Aspergillus niger
Proteus vulgaris
Mucor javanicus
S. aureus
Candida albicans
Acetobacter aceti
Mucor plumbens
Echinolate
Beaded
Rhizoid
Villous
Echinolate
Beaded
Echinolate
Beaded
Arborescens
Filliform
Rhizoid
Villous
Villous
Villous
Effuse
Spreading
Spreading
Effuse
Effuse
Effuse
Spreading
Plumose
Effuse
Effuse
Beaded
Effuse
Effuse
Effuse
Kuning keruh, tdk ada
endapan
Jernih, tdk ada endapan
Jernih, ada endapan
Jernih, ada endapan
Kuning, ada endapan
putih
Kuning, tidak ada
endapan
Kuning, ada endapan
Keruh, putih
Kuning, ada endapan
Jernih, putih
Kuning, ada endapan
Keruh, ada endapan
Kuning keruh, tdk ada
endapan
Keruh, tdk ada endapan
C. Inokulasi dengan Cawan Petri
No Mikroba Medium Bentuk Sudut Elevasi Tepian Struktur
Dalam1.
2.
S. aureus
Candida albicans
NA
PDA
Curled
Circular
Umbonate
Effuse
Undulate
Entire
Smooth
Opaque
IV.2 Gambar Hasil Pengamatan
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Nutrien Agar (NA)
Biakan : Bakteri Staphylococcus aureus
Keterangan:
1. Kapas penutup
2. Tabung reaksi
3. Medium NA tegak
4. Medium NA miring
5. Bentuk koloni
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Nutrien Agar (NA)
Biakan : Bakteri Staphylococcus aureus
Keterangan:
1. Cawan Petri
2. Medium NA
3. Bentuk koloni
Keterangan:
1. Kapas penutup
2. Tabung reaksi
3. Medium PDA
tegak
4. Medium PDA
miring
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Biakan : Jamur Candida albicans
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Biakan : Jamur Candida albicans
Keterangan:
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Bentuk koloni
Keterangan:
1. Kapas penutup
2. Tabung reaksi
3. Medium NB
4. Bentuk koloni
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Nutrien Broth (NB)
Biakan : Bakteri Staphylococcus aureus
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Potato Dekstrosa Broth (PDB)
Biakan : Jamur Candida albicans
Keterangan:
1. Kapas penutup
2. Tabung reaksi
3. Medium PDB
4. Bentuk koloni
Keterangan:
1. Cawan Petri
2. Medium TEA
3. Bentuk koloni
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Sampel : Air cuci piring
LABORATORIUMMOKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)Sampel : Udara bebas di tempat orang lalu lalang
Keterangan:
1. Cawan Petri
2. Medium TEA
3. Bentuk koloni
BAB V
PEMBAHASAN
Isolasi adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan
sehingga diperoleh biakan yang sifatnya murni. Tujuan isolasi adalah untuk memperlihatkan
keanekaragaman mikroorganisme dalam lingkungan di sekitar kita. Inokulasi adalah proses
memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru.
Metode inokulasi terbagi dua yaitu:
Metode agar tegak
Metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak
(permukaannya rata) dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan
cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur ke dalam
medium yang memadat hingga ½ dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan dalam
inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk
jamur pada suhu kamar.
Metode agar miring
Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan
dengan dimiringkan dalam tabung reaksi. Pada metode ini digunakan ose bulat yang telah
disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan secara zig-zag
pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam untuk bakteri
dalam inkubator pada suhu 37oC dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu
kamar.
Metode isolasi terbagi tiga, yaitu :
Menangkap mikroorganisme dari udara
Medium diisikan cawan Petri, lalu cawan Petri tersebut dibiarkan terbuka ½, dan
diletakkan di tempat yang ingin diisolasi mikrobanya selama 15 – 20 menit, misalnya di
tempat orang lalu lalang, di tempat yang banyak angina, di WC atau tempat lainnya. Lalu
cawan Petri tersebut ditutup lalu dibungkus kertas putih kemudian diinkubasi secara
terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam pada suhu 37oC. Diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
Isolasi substrat padat
Metode tabur
Pertama-tama medium dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga
memadat. Lalu ditambahkan sampel yang telah digerus/dihaluskan dalam lumping dan
dimasukkan dalam cawan Petri yang berisi medium dengan spatel. Setelah itu, cawan
Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24
jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
Metode gores
Pertama-tama medium dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga
memadat. Lalu digoreskankan sampel yang telah digerus pada medium yang memadat.
Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x
24 jam atau 3 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
Isolasi substrat cair
Metode tuang
Sampel yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke dalam cawan
Petri, lalu dimasukkan juga medium. Dihomogenkan dengan cara digerakkan
membentuk angka delapan. Ditunggu hingga medium memadat lalu cawan Petri
tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam.
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
Metode sebar
Pertama-tama medium dimasukkan ke dalam cawan Petri, ditunggu hingga
memadat. Lalu sampel disebar dengan spatel. Setelah itu, cawan Petri tersebut
dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam.
Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Staphylococcus aureus dan jamur
Candida albicans dengan menggunakan medium agar tegak, medium agar miring dan medium
cair serta menggunakan cawan Petri, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri yang berbeda-
beda. Medium yang digunakan untuk bakteri adalah NA untuk medium padat dan NB untuk
medium cair dan untuk jamur adalah PDA untuk medium padat dan PDB untuk medium cair.
Untuk cawan Petri digunakan medium NA untuk bakteri dan medium PDA untuk jamur. Isolasi
mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang dan sampel air cuci piring menggunakan
medium TEA (Tauge Extract Agar).
Nutrien Agar (NA) dan Nutrian Broth (NB) adalah media yang digunakan untuk
menumbuhka bakteri. NA dan NB mempunyai komposisi zat yang hampir sama. Yang
membedakan NA dengan NB adalah adanya agar. Pada NA digunakan agar sebagai
pemadat. Kedua medium ini biasanya digunakan untuk membiakkan bakteri karena
mengandung pepton sebagai sumber N2, dan ekstrak daging (kaldu) yang mengandung
garam-garam mineral yang cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Potato Dextrosa Agar (PDA) merupakan medium organik yang konsistensinya padat
karena mengandung agar, sedangkan Potato Dextrosa Broth (PDB) merupakan medium yang
konsistensinya cair karena tidak mengandung agar. PDA dan PDB biasanya digunakan untuk
membiakkan jamur karena mengandung karbohidrat yang diperlukan oleh jamur sebagai
sumber nutrisi. Pada medium ini kentang berfungsi sebagai sumber karbohidrat sedangkan
dekstrosa berfungsi sebagai sumber energi dan karbon. Pada PDA, agar hanya berfungsi
sebagai pamadat.
Medium TEA (Tauge Extract Agar) merupakan medium organik semi alamiah atau
semi sintetis Mengandung agar yang memadatkan medium. Merupakan medium umum yang
dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum baik bakteri, jamur, kapang maupun
khamir. Medium TEA (Tauge Extract Agar) terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber
energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2.
Pada inokulasi bakteri dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan
metode agar tegak dan metode agar miring. Selain itu juga menggunakan medium padat
dalam cawan Petri dengan menggunakan medium NA serta menggunakan medium cair yaitu
NB. Pada metode agar tegak, inokulasi menggunakan medium NA yang telah dipadatkan
dengan posisi tegak dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara
menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri Stapylococcus aureus ke
dalam medium NA hingga ½ dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam
dalam inkubator pada suhu 37oC. Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium
NA yang telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring. Pada metode ini
digunakan ose bulat dengan cara menggoreskan ose yang telah disentuhkan dengan biakan
bakteri Stapylococcus aureus secara zig-zag pada permukaan medium NA. Kemudian
diinkubasikan selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC.
Pada inokulasi dengan medium NA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam
cawan. Lalu medium tersebut digores dengan biakan bakteri Stapylococcus aureus secara zig-
zag. Lalu cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x
24 jam dalam inkubator. Setelah itu, diamati bentuk koloninya. Sedangkan inokulasi dengan
menggunakan medium cair NB, dilakukan dengan cara memasukkan ose yang telah
disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus dalam bedium NB dan
dihomogenkan lalu diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C dan diamati bentuk
koloninya.
Pada inokulasi jamur dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan metode
agar tegak dan metode agar miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan
Petri dengan menggunakan medium PDA serta menggunakan medium cair yaitu PDB. Pada
metode agar tegak, inokulasi menggunakan medium PDA yang telah dipadatkan dengan
posisi tegak dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara
menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan jamur Candida albicans ke dalam
medium PDA hingga ½ dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan selama 3 x 24 jam dalam
inkubator pada suhu kamar. Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium PDA
yang telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring. Pada metode ini digunakan
ose bulat dengan cara menggoreskan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri
jamur Candida albicans secara zig-zag pada permukaan medium PDA. Kemudian
diinkubasikan selama 3 x 24 jam dalam inkubator pada suhu kamar.
Pada inokulasi dengan medium PDA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam
cawan. Lalu medium tersebut digores dengan biakan jamur Candida albicans secara zig-zag.
Lalu cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 3 x 24
jam dalam inkubator. Setelah itu, diamati bentuk koloninya. Sedangkan inokulasi dengan
menggunakan medium cair PDB, dilakukan dengan cara memasukkan ose yang telah
disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans dalam bedium PDB dan dihomogenkan lalu
diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu kamar dan diamati bentuk koloninya.
Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis,
dimaksudkan agar kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dapat dicegah
semaksimal mungkin.
Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan
jarum ose yang disterilkan melalui pemijaran dari pangkal sampai ke ujungnya sampai
berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan.
Lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini dikarenakan perbedaan waktu yang
dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereprodiksi (melakukan pembelahan) berbeda. Bakteri
membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur membutuhkan
waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air
yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu
petumbuhan mikroba.
Inokulasi biakan bakteri Staphylococcus aureus pada metode agar tegak berbentuk
rhizoid yaitu pertumbuhan dengan cabang-cabang tidak teratur seperti akar, metode agar
miring berbentuk beaded yaitu seperti rantaian mutiara (butir-butir sepanjang bekas inokulasi.
Pada cawan Petri bentuk koloninya curled yaitu bentuk hampir bulat bergerombol, sudut
elevasinya umbonate yaitu pertumbuhan tebal dengan tonjolan tumpul, tepinya undulate yaitu
bergelombang dan struktur dalamnya smooth yaitu berbutir-butir halus, serta pada medium
cair menghasilkan medium yang berwarna kuning dan ada sedikit endapan.
Inokulasi biakan jamur Candida albicans pada metode agar tegak berbentuk villous
yaitu bentuk pendek, tebal, dan permukaannya seperti rambut. Pada metode agar miring
berbentuk effuse yaitu pertumbuhan tipis biasanya rata. Pada cawan Petri bentuk koloninya
circular yaitu bentuk bulat, sudut elevasinya effuse yaitu pertumbuhan tipis biasanya merata,
tepinya entire yaitu agak rata, dan struktur dalamnya opaque yaitu tak dapat tembus cahaya.
Pada medium cair menghasilkan larutan kuning dan ada endapan.
Hasil isolasi mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring adalah mikroba
dengan koloni yang berbentuk circular yaitu membentuk lingkaran-lingkaran, sudut elevasi
bentuk conveks rugose yaitu cembung dan berkerut berlipat, tepian bentuk lobate yaitu
berbentuk rata dan struktur dalam transparant yaitu tembus cahaya. Sedangkan hasil isolasi
mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang adalah mikroba dengan koloni yang berbentuk
circular yaitu bentuk bulat bergerombol, sudut elevasi bentuk convex rugose yaitu cembung
dan berkerut berlipat, tepian bentuk undulate yaitu bergelombang dan struktur dalam opaque
yaitu tidak tembus cahaya.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Inokulasi biakan bakteri Staphylococcus aureus pada metode agar tegak berbentuk
rhizoid, metode agar miring berbentuk beaded, pada cawan Petri bentuk koloninya
curled, sudut elevasinya umbonate, tepinya undulate dan struktur dalamnya smooth,
serta pada medium cair menghasilkan medium yang berwarna kuning dan ada sedikit
endapan.
Inokulasi biakan jamur Candida albicans pada metode agar tegak berbentuk villous,
pada metode agar miring berbentuk effuse, pada cawan Petri bentuk koloninya
circular, sudut elevasinya effuse, tepinya entire, dan struktur dalamnya opaque. Pada
medium cair menghasilkan larutan kuning dan ada endapan.
Hasil isolasi mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring adalah mikroba
dengan koloni yang berbentuk circular, sudut elevasi bentuk conveks rugose, tepian
bentuk lobate dan struktur dalam transparent.
Hasil isolasi mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang adalah mikroba dengan
koloni yang berbentuk circular, sudut elevasi bentuk convex rugose t, tepian bentuk
undulate dan struktur dalam opaque.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lay W. Bibiana, (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta