Top Banner
1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN RIMBANG (SOLANUM TORVUM) Susilawati 1,* , Hafni Indriati NSt 2 ,Widya Limra 3 1 Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293 Hp 08153727771 ABSTRACT Chemical constituent has been isolated from the dry aerial parts of rimbang (Solanum torvum). The finely chopped material was extracted with methanol then fractionated into different polarity of solvent ; hexane, and ethil acetate. Separated done with colom chromatography at silica gel-60 by step gradien polarity. 345,96 mg of colourless needles (Melting point 144-146 0 Celcius) has been isolated from hexane fraction. Based on Liberman Burchard and Roseinhein reagen, spectrum ultraviolet and spectrum infra red, it was identified as steroid that have double bonding conjugation and -OH function. Key Words : rimbang, solanum torvum, steroid PENDAHULUAN Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati (tumbuhan), kekayaan ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan baku industri industri, pangan, dan sebagai obat. Hasil metabolisme sekunder dari berbagai jenis tumbuhan telah banyak diteliti dan sering senyawa kimia tersebut dapat memberikan efek fisiologis dan farmakologis. Senyawa kimia tersebut dikenal sebagai senyawa kimia aktif seperti alkaloid, fenolik, saponin, steroid, triterpenoid, dan lain-lain (1) Senyawa golongan steroid memiliki bioaktivitas yang penting, misalnya dalam pembentukan struktur membran, pembentukan hormon dan vitamin D, sebagai penolak dan penarik serangga dan sebagai anti mikroba (2) Senyawa steroid di alam terdapat pada hewan dan tumbuhan, uji fitokimia yang dilakukan oleh Manjang (2001) tumbuhan yang mengandung senyawa steroid yaitu beberapa spesies dari Solanaceae (terong – terongan), Theaceae (teh) dan
16

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI

DAUN RIMBANG (SOLANUM TORVUM)

Susilawati1,*, Hafni Indriati NSt2,Widya Limra3

1Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Universitas Riau Pekanbaru 28293 Hp 08153727771

ABSTRACT

Chemical constituent has been isolated from the dry aerial parts of rimbang (Solanum torvum). The finely chopped material was extracted with methanol then fractionated into different polarity of solvent ; hexane, and ethil acetate. Separated done with colom chromatography at silica gel-60 by step gradien polarity. 345,96 mg of colourless needles (Melting point 144-1460Celcius) has been isolated from hexane fraction. Based on Liberman Burchard and Roseinhein reagen, spectrum ultraviolet and spectrum infra red, it was identified as steroid that have double bonding conjugation and -OH function. Key Words : rimbang, solanum torvum, steroid

PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati (tumbuhan), kekayaan ini telah

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan

baku industri industri, pangan, dan sebagai obat.

Hasil metabolisme sekunder dari berbagai jenis tumbuhan telah banyak diteliti

dan sering senyawa kimia tersebut dapat memberikan efek fisiologis dan farmakologis.

Senyawa kimia tersebut dikenal sebagai senyawa kimia aktif seperti alkaloid, fenolik,

saponin, steroid, triterpenoid, dan lain-lain (1)

Senyawa golongan steroid memiliki bioaktivitas yang penting, misalnya dalam

pembentukan struktur membran, pembentukan hormon dan vitamin D, sebagai

penolak dan penarik serangga dan sebagai anti mikroba (2)

Senyawa steroid di alam terdapat pada hewan dan tumbuhan, uji fitokimia yang

dilakukan oleh Manjang (2001) tumbuhan yang mengandung senyawa steroid yaitu

beberapa spesies dari Solanaceae (terong – terongan), Theaceae (teh) dan

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

2

Annonaceae (sirsak). Salah satu contoh spesies dari Solanaceae yang telah diisolasi

yaitu Solanum mammosum (terong susu). Steroid merupakan salah satu senyawa

penting dalam bidang medis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap

senyawa steroid ini.

Pemanfaatan rimbang (Solanum torvum) yang telah dikenal luas baru sebatas

buahnya untuk dikonsumsi sebagai sayur atau lalap yang mengandung β – karoten

sebagai sumber vitamin A. Selain itu daun rimbang berkhasiat sebagai obat luka

dengan cara menggiling dan menempelkannya. Dilihat dari khasiat daun nya,

diperkirakan daun rimbang mengandung senyawa metabolit sekunder, salah satunya

senyawa golongan steroid. Senyawa golongan steroid yang diperkirakan memiliki

kemampuan membantu penyembuhan luka adalah 7 – dehidrokolesterol yang dapat

diubah menjadi vitamin D dengan bantuan cahaya ultraviolet, vitamin D inilah yang

membantu penyerapan kalsium sebagai salah satu komponen yang dibutuhkan pada

pembekuan darah pada saat terjadi luka. Menurut penelusuran literatur tentang

tumbuhan rimbang diketahui adanya senyawa aktif sapogenin dalam tumbuhan ini,

yaitu klorogenin. Senyawa ini dapat membunuh tikus dengan menurunkan jumlah

eritrosit, leukosit dalam darah (4)

Uji fitokimia terhadap daun rimbang ternyata mengandung steroid (+3), serta

alkaloid (+2). Keberadaan steroid ini dicirikan dengan timbulnya warna hijau kebiruan

dengan menggunakan pereaksi Lieberman – Burchard (3). Sedangkan berdasarkan uji

fitokimia yang telah penulis lakukan daun rimbang mengandung senyawa aktif steroid,

alkaloid, triterpenoid dan saponin. Maka penulis tertarik untuk mengisolasi senyawa

steroid dari daun rimbang (Solanum torvum.)

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa steroid dari

daun rimbang dan untuk melakukan identifikasi senyawa steroid hasil isolasi.

Kontribusi penelitian adalah untuk memberi informasi tentang kandungan

senyawa steroid daun rimbang (Solanum torvum) dan diharapkan dapat memberikan

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

3

sumbangan positif dalam pengembangan kimia organik bahan alam serta dalam

pengembangan obat-obatan.

Rimbang (Solanum torvum) dalam dunia internasional dikenal dengan nama

turkey berri, sinonim dari Solanum torvum adalah Solanum facifolium Ortega, Solanum

daturifolium Dunal, Solanum torvum Var. daturifolium (Dunal) Schulz dan Solanum

maccai L. C Rich Sprena.

Gambar 1. Daun Rimbang

Klasifikasi dari tumbuhan rimbang (Gambar 1) adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Simphetalae

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum torvum

Spesies ini sangat potensial digunakan dalam bidang farmakologi. Tumbuhan ini

berasal dari India bagian barat, Florida, Mexico, Amerika Selatan, Brazil, namun

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

4

dikarenakan pertumbuhannya yang cepat ditempat yang kering tumbuhan ini telah

menyebar hampir keseluruh dunia. Tumbuhan ini setiap tahunnya tumbuh sekitar 0,75

– 1,5 m. Hidupnya tidak terlalu lama, paling lama sekitar dua tahun.

Tumbuhan rimbang merupakan tumbuhan herba tegak yang berduri.

Ketinggiannya biasanya 2 sampai 3 m tetapi ada juga yang ditemukan dengan

ketinggian sekitar 5 m. daunnya lebar dan menjari dengan panjang 7 sampai 23 cm

dan sepanjang 5 sampai 18 cm permukaan daunnya ditutupi oleh bulu – bulu halus

sehingga membuat permukaan daunnya menjadi kasar, tangkai daunnya memiliki

panjang dari 1 sampai 6 cm. Bunganya lonjong dan bewarna putih sedangkan

buahnya berwarna hijau dan setelah matang akan bewarna kuning.

Uji fitokimia yang dilakukan Manjang (3) tumbuhan ini mengandung senyawa

kimia aktif seperti alkaloid dan steroid dan berdasarkan penelusuran literatur ternyata

senyawa ini juga mengandung senyawa aktif sapogenin (4), sedangkan berdasarkan

uji pendahuluan yang telah penulis lakukan daun rimbang mengandung senyawa aktif

seperti alkaloid, steroid, triterpenoid dan saponin.

Sejarah penemuan steroid bermula dari penelitian terhadap sterol (steroid

alkohol) dan dilanjutkan dengan asam empedu. Pada waktu itu belum dimengerti

kegunaan penelitian ini sampai akhirnya diketahui bahwa kebanyakan hormon dan

beberapa vitamin berintikan kerangka steroid (2). Contoh stigmasterol merupakan

materi pemula untuk sintesis hormon estrogen melalui koversi terlebih dahulu menjadi

androstadienedion dan estron. Estrogen adalah hormon pada wanita yang

mempengaruhi pertumbuhan dan sirkulasi darah dari uterus, vagina dan kelenjer air

susu. Karena itu estrogen kemudian digunakan bersama dengan gestagen sebagai

kombinasi agen kontrasepsi. (5)

Stereokimia steroid telah diselidiki oleh para ahli dengan menggunakan analisis

sinar X dari struktur kristalnya atau cara-cara kimia. Percobaan-percobaan

menunjukkan bahwa kerangka dasar steroid dapat dilihat pada gambar 2.

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

5

10

191

2

3

4

5

6

7

8

9

12

1311

14 15

1617

18 20

21 22

23

24 25

26

27

Gambar 2. Kerangka Dasar Steroid

Inti steroid dasar sama dengan inti lanosterol dan triterpenoid tetrasiklik lain,

tetapi hanya pada 2 gugus metil yang terikat pada sistem cincin, pada posisi 10 dan

13. Rantai samping 8 karbon yang terdapat dalam lanosterol terdapat dalam stroid

yang berasal dari hewan, tetapi kebanyakan steroid tumbuhan mempunyai 1 atau 2

atom karbon tambahan (2)

OHStigmasterol

(Glycine max)

OHSpinasterol

(Spinacia oleracea)

OHb- sitosterol

(Pinus sp)

OH

(Triticum sativum)Ergosterol

Gambar 3. Struktur dan Sumber Beberapa Steroid Tumbuhan

Klasifikasi steroid dapat dikelompokkan menjadi sterol, sterolin, saponin

(sapogenin), glikosida jantung dan asam empedu. Sterol alam selalu mempunyai

Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

6

gugus hidroksi pada posisi C3 pada cincin A dan rantai samping C17 serta kadang-

kadang berikatan rangkap pada posisi 5-6, contoh : stigmasterol, β-sitosterol, dan lain-

lain (Gambar 3) (2)

Steroid mempunyai kerangka dasar siklopentano perhidro fenantren. Ditinjau

dari segi struktur molekul perbedaan antara kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis

substituen R pada C17, C13 dan C10 yang terikat pada kerangka dasar karbon (gambar

1). Perbedaan antara senyawa satu dengan yang lain dari suatu kelompok tertentu

ditentukan oleh panjang rantai karbon R pada C17, gugus fungsi yang terdapat pada

substituen R pada ketiga C serta jumlah posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan

rangkap. (6)

Senyawa ini sering terdapat tidak bebas tetapi sebagai turunan senyawa yang lebih

rumit, seperti glikosida atau ester dengan asam lemak atau asam aromatik. Steroid

hewan yang khas, kolesterol terdapat pada lipid permukaan dan organel tumbuhan.

Peranan sterol :

- Dalam struktur membran

- Sebagai vitamin (kolekalsiferol dan 1,25 dihidroksivitamin D)

- Sebagai hormon (Pada serangga : ekdison dan ekdisteron, pada hormon kelamin

mamalia)

- Sebagai feromon

- Sebagai pelindung tumbuhan (penolak serangga, menarik serangga lain)

- Mendorong pertumbuhan

EKSPERIMEN

Bahan : Sampel daun rimbang diambil di desa daerah Duri Kabupaten Bengkalis.

metanol, etil asetat, n-heksan, asam sulfat pekat, asetat anhidrida, khloroform,

dragendorff, logam Mg, HCl pekat, FeCl3, TCA, plat KLT silika gel GF254, silika gel 60,

Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

7

Peralatan :Alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium, neraca analitik,

seperangkat alat destilasi, bejana maserasi, rotary evaporator Buchi, corong pisah,

kolom khromatografi, bejana KLT, termometer, lampu UV 365, alat pengukur titik leleh

Fisher John, dan spektrofotometer UV Shimadzu tipe 1240, serta spektrofotometer IR.

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan di Laboratorium Prodi Pendidikan Kimia FKIP

dan laboratorium FMIPA UNRI Pekanbaru Riau.

Prosedur

1. Pengambilan dan Persiapan sampel

Sampel daun rimbang diambil di sekitar Duri Jl Cendana Kelurahan

Babussalam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau.

Daun rimbang dibersihkan dan dikeringkan selama beberapa hari dalam

ruangan terbuka dan terlindung dari sinar matahari. Setelah kering tumbuhan tersebut

dipotong kecil-kecil kemudian bahan ini siap untuk perlakuan selanjutnya

2. Uji fitokimia

Adanya steroid dalam daun rimbang dapat diketahui dengan cara sebagai

berikut: 10 gram sampel dari daun rimbang dihaluskan selanjutnya dimaserasi

dengan metanol kemudian disaring, filtratnya diuji dengan pereaksi Lieberman

Burchard diatas plat tetes. Kedalam plat tetes dimasukkan ekstrak metanol kemudian 5

tetes asam asetat anhidrida lalu diaduk, setelah kering ditambahkan 1 tetes asam

sulfat pekat, jika terbentuk warna hijau-biru berarti sampel positif mengandung steroid.

3. Ekstraksi dan Fraksinasi

Sampel daun rimbang yang telah dikering anginkan selama beberapa hari

dimaserasi dengan metanol kemudian disimpan ditempat yang terlindung cahaya

matahari selama 3 hari sambil sekali-sekali dikocok. Penyaringan dilakukan untuk

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

8

memisahkan sari metanol dari ampasnya. Perlakuan ini diulangi sampai 3 kali dan

filtratnya digabung menjadi satu.

Sari metanol yang terkumpul dirotary evaporator untuk menguapkan pelarut

sehingga diperoleh ekstrak metanol kering yang dapat ditimbang.

Ekstrak kering metanol dilarutkan dengan metanol dan ditambahkan aquades 2

:1 sambil dikocok. Selanjutnya difraksinasi berturut-turut dengan heksan (7 x 200 mL) ,

etil asetat (3 x 300 mL) untuk memisahkan fraksi-fraksi yang non polar, semi polar dan

polar. Untuk fraksi heksan dan fraksi etil asetat dapat dilakukan rotary langsung.

4. Uji Steroid terhadap masing-masing Fraksi

Ekstrak dari fraksi heksan (hijau kecoklatan), fraksi etil asetat (hijau kehitaman)

dan fraksi metanol air (coklat) diuji dengan pereaksi Lieberman Burchard Campuran

asam asetat anhidrat dengan asam sulfat pekat, jika terbentuk warna hijau–biru berarti

fraksi tersebut positif mengandung steroid (8) dan dengan uji Roseinheim

menghasilkan warna biru (9)

5. Pemisahan dan Pemurnian

Fraksi heksan yang positif mengandung steroid dilanjutkan ke kromatografi

kolom dengan mensuspensikan silika gel dengan heksan, kemudian dimasukkan

kedalam kolom yang bagian bawahnya telah disumbat dengan kapas. Pelarut yang

ada dalam kolom dibiarkan mengalir perlahan-lahan sambil diketok sehingga diperoleh

massa yang homogen. Fraksi yang positif mengandung steroid dipreabsorbsi dengan

cara menambahkan pelarut sampai semua sampel larut, lalu ditambahkan silika gel

dalam jumlah yang sama banyak dengan sampel kemudian dirotary sampai kering.

Hasil preabsorpsi dimasukkan kedalam kolom, selanjutnya dielusi dengan pelarut

(heksan sampai etil asetat) yang kemudian dinaikkan kepolarannya secara bertahap

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

9

(sistem SGP) dengan volume tertentu. Fraksi yang turun (+ 20 ml) ditampung dengan

vial-vial kosong dan diberi nomor urut lalu dibiarkan kering.

Eluat di KLT dan yang mempunyai Rf yang sama digabung menjadi 1 fraksi

kemudian dikeringkan dan dilakukan uji steroid. Fraksi yang positif mengandung

steroid digabung menjadi 1 fraksi, dibiarkan terbentuk kristal kemudian dilakukan

rekristalisasi dan selanjutnya diuji kemurniannya dengan pengukuran titik leleh dan

analisis KLT.

Pengukuran titik leleh dengan melting point apparatus dilakukan untuk

memastikan kemurnian senyawa, yaitu dengan cara meletakkan beberapa butir kristal

diantara 2 lempeng kaca objek mikroskop, kemudian alat dihidupkan dan diatur

kenaikan suhu. Amati suhu saat kristal mulai meleleh sampai saat meleleh sempurna.

6. Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi

Untuk identifikasi dilakukan reaksi warna steroid (dengan pereaksi Lieberman

Burchard dan Roseinheinn), analisis KLT untuk penentuan Rf dan uji spektroskopi. Uji

spektroskopi dilakukan dengan spektrofotometer UV untuk penentuan ikatan rangkap,

serta IR untuk analisis gugus fungsi.

Pengukuran spektrum UV dilakukan dengan menggunakan alat spektrometer

UV Shimadzu, yaitu kira-kira 1 mg kristal dilarutkan dengan 100 ml metanol, kemudian

diatur serapannya pada daerah panjang gelombang 200–400 nm. Sebelum sampel

diukur terlebih dahulu yang diukur larutan blanko yaitu metanol sebagai pembanding.

Pengukuran spektrum IR dilakukan dengan alat spektrofotometer IR Shimadzu,

sampel digerus, ditambah KBr kemudian penggerusan diteruskan sehingga tercampur

sempurna, campuran tersebut kemudian divakumkan dan dipress membentuk cakram

tipis atau pelet, diatur serapan pada daerah 4000 cm-1 (11)

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

10

HASIL DAN DISKUSI

Sampel daun rimbang diuji fitokimia untuk mengetahui senyawa metabolit

sekunder yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Hasil uji fitokimia tersebut

menunjukkan daun rimbang positif mengandung steroid

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia daun rimbang

No. Kandungan kimia Pereaksi Hasil

1. Alkaloid Dragendorff +

2. Flavonoid Logam Mg + HClpkt -

3. Fenolat FeCl3 -

4. Triterpenoid LB +

5. Steroid LB +

6. Saponin + air, dikocok +

Uji fitokimia merupakan langkah awal untuk mengetahui golongan senyawa

yang ada pada daun rimbang, dari uji fitokimia (tabel 1) diketahui bahwa daun rimbang

mengandung steroid, triterpenoid, alkaloid dan saponin.

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi, yang menjadi dasar

pemilihan cara ini adalah jumlah sampel, sifat zat yang belum diketahui dan

kesederhanaan kerjanya. Pada proses ekstraksi dengan cara maserasi ini tidak

dibutuhkan alat-alat khusus, hanya dengan merendam sampel dalam pelarut organik

selama beberapa hari (7)

Pelarut untuk maserasi digunakan metanol pada suhu kamar untuk

menghindari proses termolisis yang mungkin dapat merusak kandungan senyawa yang

terdapat dalam tumbuhan ini. Pemilihan metanol sebagai pelarut untuk maserasi,

karena metanol mempunyai ukuran molekul yang kecil sehingga dapat menembus

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

11

organel sel tempat terdapatnya senyawa metabolit sekunder, selain itu metanol juga

mempunyai harga yang relatif murah dibandingkan pelarut organik lainnya.

Dari ± 1 kg sampel diperoleh ekstrak metanol (hijau kehitaman) setelah

dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator, kemudian ekstrak kental

metanol (41,512 gr) dilarutkan dengan metanol dan ditambahkan air dengan

perbandingan 1: 2 (100 : 200) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepolaran dan

berat jenis metanol. Selanjutnya dilakukan fraksinasi dalam corong pisah dengan

pelarut yang berbeda kepolarannya yaitu heksana dan etil asetat, fraksinasi dihentikan

bila pelarut tersebut tidak lagi mengikat warna. Sebelum dilakukan pemisahan

dilakukan uji LB untuk melihat fraksi yang positif steroid, fraksi heksana dan etil asetat

adalah fraksi yang positif steroid

Pemisahan fraksi heksana sebanyak 3 gram dilakukan dengan teknik

kromatografi kolom, menggunakan fasa diam silika gel 60, fasa gerak campuran

heksana-etil asetat dengan berbagai perbandingan dan diperoleh 12 fraksi. Pada

kromatografi kolom ini didapat kristal pada fraksi II dengan pelarut campuran heksana-

etil asetat 9 : 1, uji LB menunjukkan warna hijau kebiruan yang menandakan positif

terhadap steroid (8), dan uji dengan KLT terdapat 2 noda.

Pemurnian terhadap senyawa hasil isolasi dilakukan dengan cara rekristalisasi.

Pelarut yang digunakan adalah metanol : etil asetat (9 : 1). Pelarut yang digunakan

adalah pelarut yang mampu memperkecil tingkat pengotoran, sehingga dapat

memurnikan senyawa hasil isolasi, yaitu pelarut yang tidak melarutkan pada suhu

kamar dan melarutkan pada keadaan panas (7). Setelah dilakukan rekristalisasi

didapatkan kristal yang lebih murni berbentuk kristal jarum berwarna putih sebanyak

345,96 mg.

Pada penelitian ini, didapatkan titik leleh senyawa hasil isolasi rentang 144 –

146 0C berarti senyawa yang diperoleh relatif murni. Kristal organik murni mempunyai

rentang temperatur leleh antara 0,5-1,5o (8)

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

12

Analisis KLT dengan pelarut Etil asetat : Metanol (5:5), etil asetat 100% dan

heksana 100% dihasilkan noda tunggal dan bulat dengan nilai Rf berturut-turut, 0,97,

0,93 dan 0,58 (dapat dilihat pada gambar 4). Pemilihan pelarut berdasarkan pada sifat

pelarut, dari pelarut polar sampai nonpolar.

a b c

Gambar 4. Kromatogram isolat faksi II dengan 3 pelarut yang berbeda

Spektrum UV hasil isolasi daun rimbang (Gambar 5) mempunyai serapan

maksimum pada panjang gelombang 197 nm, 271 nm dan 281 nm. Maksimum pada

panjang gelombang 197 nm berarti senyawa steroid hasil isolasi ini mempunyai ikatan

rangkap yang tidak terkonyugasi dan pada panjang gelombang 271 nm dan 281 nm

memiliki ikatan rangkap yang terkonyugasi hal ini sesuai dengan kaidah Woodward

untuk meramalkan serapan maksimum untuk sistem diena menggunakan harga dasar

214 nm untuk ikatan rangkap terkonyugasi (3).

Pada spektrum inframerah (Gambar 6) frekuensi 3400 cm-1 merupakan rentang

O-H. Daerah absorbsi gugus NH juga terletak pada tempat yang sama dengan gugus

OH tetapi absorbsi gugus NH lebih tajam dan lemah dari pada gugus OH, hal ini

dipengaruhi oleh ikatan hidrogen OH yang lebih kuat dari pada NH (10), sedangkan

pada frekuensi 2900 cm-1 menunjukkan adanya rentangan C-H alifatik bukan aromatik,

karena C-H aromatik menyerap angka gelombang diatas 3000 cm-1. Pita serapan pada

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

13

frekuensi 1630 cm-1 menunjukkan rentangan = C-H (11). Hasil spektrum IR dan UV

tidak banyak memberikan informasi tentang struktur steroid.

Gambar 5. Spektrum UV senyawa hasil isolasi steroid dari daun rimbang

Pada penelitian ini belum dapat ditentukan struktur molekul senyawa steroid

hasil isolasi yang lengkap. Untuk menentukan struktur lengkap dari suatu senyawa

steroid hasil isolasi dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan

spektroskopi massa dan spektroskopi resonansi magnet inti 1H dan 13C

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

14

Gambar 6. Spektrum IR Senyawa Hasil Isolasi Steroid dari Daun Rimbang

KESIMPULAN

1. Hasil isolasi senyawa steroid dari daun rimbang kering (1 kg) adalah berupa

kistal jarum berwarna putih 345,96 mg. Pengujian dengan LB memberikan

warna hijau kebiruan, pengujian degan Roseinheinn memberikan warna biru.

Hasil kedua pengujian menandakan positif terhadap steroid. Hasil pengujian titik

leleh 144-146 0C dan analisis KLT menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi

relatif murni.

2. Analisis KLT dengan berbagai pelarut menunjukkan bahwa senyawa steroid

hasil isolasi yang didapatkan murni ditunjukkan oleh 1 noda yang bulat. Dengan

pelarut etil asetat : metanol (1:1) harga Rf 0,97, dengan etil asetat 100 % harga

Rf 0,93 dan dengan n-heksan 100 % harga Rf 0,58

3. Hasil analisis spektroskopi UV diperoleh puncak-puncak pada panjang

gelombang 197,271 dan 281 nm. Pada panjang gelombang 197 nm tidak

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

15

terdapat ikatan rangkap terkonyugasi sedangkan pada panjang gelombang

271,281 nm menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonyugasi.

3. Hasil analisis spektroskopi IR, menunjukkan adanya gugus O-H pada frekuensi

3400 cm-1, rentangan C-H alifatik pada frekuensi 2900 cm-1 dan pada frekuensi

1630 cm-1 terdapat rentangan = C-H.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusdi, 1988, Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat, Pusat Penelitian

Universitas Andalas, Padang, hal 3-19

2. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, ITB, Bandung

3. Manjang, 2001, Survey dan profil fitokimia tumbuhan Sumbar, kajian terpenoid dan steroid, makalah Workshop peningkatan SDM untuk pemanfaatan SDA hayati dan rekayasa bioteknologi, FMIPA Unand-Dikti Depdiknas, Padang, 8-9

4. Lioger, 1995, Solanum torvum Sw. http: //www.fs.fed. us. /global/ iift/ pdf/

shrubs/ Solanum 20% torvum. Pdf. Howard. Amerika

5. Elvers, B., Hawkins, S., Ravenscroft, M., Sculz. G., 1989, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chem., vol A3 , VCH Publisher, Wenheim, Germany, 108-119

6. Manitto, P., 1980, Biosynthesis of Natural Products, John Wiley & Sons, New

York, 228-229, 316-323

7. Ibrahim, S, 1998, Teknik laboratorium kimia organik, Diktat kuliah, Pasca Sarjana, Univ. Andalas, Padang, 9-50

8. Harborne, 1987, Metode Fitokimia, terjemahan Padmawinata, K. Sudiro., ITB,

Bandung

9. Heltmann, E. and Mossetty, E., 1961, The biochemistry of Steroid, Modern Asia-ed, Reinhold Publishing Coorporation, New York.

10. Fessenden, R. J., dan Fessenden J.S., 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik

Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta.

11. Sastrohamidjojo, H., 1992, Spektroskopi Inframerah, Liberty, Yogyakarta.

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID DARI DAUN …

16