Isolasi Dan Identifikasi Jamur Indigenous Dari Limbah Cair Batik

8/19/2019 Isolasi Dan Identifikasi Jamur Indigenous Dari Limbah Cair Batik

1/25

Isolasi dan Identifkasi Jamur Indigenous dari Limbah

Cair Batik

Ina Darliana*)

. *)Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya

Abstrak

Jamur indigenous adalah jamur yang sejak semula telah

terdapat dalam lingkungan limbah dan dapat beradaptasi di

lingkungan tersebut. Jamur indigenous mampu melakukan

degaradasi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam

limbah pada kondisi yang sesuai dengan peruntukannya atau

dengan kata lain jamur indigenous memiliki kemampuan untuk

mendegradasi bahan pencemar dan menjadikannya sebagai

sumber nutrisi untuk metabolisme dan kehidupannya (Susanti,

!!!). "engan demikian jamur indigenous yang diisolasi dari

limbah cair batik berpeluang besar menjadi alternati# penting

sebagai pendegradasi limbah batik. $enelitian ini bertujuan

untuk mengetahui genus-genus jamur indigenous asal limbah

batik. %solasi Jamur menggunakan metode pengenceran berseri

(Serial Dilution Method) hingga &!-' pada medium $"A (Potato

Dextrose Agar ). %solat Jamur yang didapatkan diidentikasi

dengan menggunakan metode Moist Chamber . "ari hasil isolasi

diperoleh isolat jamur yang termasuk kedalam genus

Aspergillus Peni!illium dan Rhi"opus#

Key word : Jamur indigenous, imbah +air atik, %solasi,

%dentikasi


2/25


3/25

bahan-bahan kimia. ahan kimia seperti at warna, aram,

/a+01, /a02, ilin yang biasanya digunakan untuk proses

pembatikan dan pencelupan. $encelupan dilakukan untuk

memperoleh warna, dengan cara mencelupkan kain yang akan

diwarnai kedalam larutan at warna. Air sisa pencelupan dan

pelorodan lilin ini apabila dibuang begitu saja ke perairan tanpa

adanya proses pengolahan terlebih dahulu, maka akan

berdampak negati# bagi keberlangsungan ekosistim perairan.

Sejauh ini, industri batik terutama skala kecil belum

mempunyai %nstalasi $engolahan Air imbah yang memadai

karena keterbatasan lahan dan biaya. 3ntuk mencegah

dampak yang lebih luas akibat limbah batik ini, maka

penyediaan sistem pengolahan limbah yang murah e#ekti# ,

esien dan ramah lingkungan serta mudah diaplikasikan pada

skala lapang saat ini sangat dibutuhkan. Salah satu metode

pengolahan limbah batik yang potensial adalah pengolahan

limbah menggunakan jamur indigenous y ang berasal dari

limbah batik itu sendiri, karena limbah batik kaya akan bahan

organik, sehingga diharapkan dapat diman#aatkan sebagai

sumber karbon dan energi bagi kehidupan jamur indigenous

tersebut.

"aerah sentral industri batik 4rusmi $lumbon +irebon umumnya

masuk pada kategori skala industri kecil dan menengah.

%ndustri batik khususnya skala kecil, sebagaian besar

membuang limbahnya begitu saja tanpa dilakukan pengolahan

terlebih dahulu. Air limbah yang dibuang langsung ke badan air

menimbulkan masalah, diantaranya intensitas warna yang

masih cukup tinggi, estetika, munculnya bau yang tidak sedap


4/25

akibatnya mengancam kehidupan organisme akuatik.

$ermasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum tersedianya

cara


5/25

pengolahan limbah batik yang e#ekti#, murah dan ramah

lingkungan yang bisa diaplikasikan secara langsung pada skala

lapang.

5ebanyakan cara pengolahan limbah dilakukan secara kimia

dan sika diantaranya dilakukan dengan menggunakan metode

adsorpsi, koagulasi dan oksidasi (6eddy et al# !!). 7etode

koagulasi yang telah dikaji diantaranya menggunakan koagulan

seperti 8e+1 dan 7g+ (idhendi et al. !!9). $erombakan

dengan metode oksidasi menggunakan oksidator kuat seperti

2idrogen $eroksida, /atrium 2ipoklorit atau 5alsium dikromat

(Aslam et al. !!:). $engolahan cara seperti ini cukup e#ekti#,

akan tetapi memerlukan biaya yang besar dan menggunakan

bahan kimia yang banyak. Selain itu proses ini menimbulkan

limbah sampingan berupa sludge yang banyak. Adanya sludge

dapat menyebabkan pendangkalan pada bak pengolahan

limbah sehingga perlu penanganan lebih lanjut.

3ntuk mengatasi kelemahan pengolahan limbah secara sika

dan kimia, maka pengolahan limbah cara biologi merupakan

salah satu alternati# yang lebih ramah lingkungan. $engolahan

limbah secara biologis adalah menggunakan mikroorganisme.

$enggunaan mikroorganisme untuk mengolah limbah sangat

potensial untuk dikembangkan, karena limbah tekstil

mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi dan dapat

diman#aatkan oleh mikroorganisme tertentu sebagai sumber

nutrisi. 5andungan bahan organik yang ada dalam limbah

memungkinkan mikroorganisme indigenous dapat tumbuh pada

limbah cair batik. 7ikroba indigenous adalah mikroba yang


6/25

sejak semula sudah ada pada lingkungan limbah. 7ikroba

tersebut sudah teradaptasi dan diharapkan mampu


7/25

melakukan degradasi senyawa-senyawa organik dan pencemar

yang terdapat pada limbah pada kondisi yang sesuai. 7ikroba

indigenous yang diduga ada dalam limbah umumnya dari

kelompok bakteri dan jamur. (7ayanti et al !!;).

eberapa jenis jamur yang termasuk jamur pelapuk putih

seperti Phaenero!haete !hrysosporium $rametes versi!olor

Marasmius sp dilaporkan mampu menurunkan berbagai polutan

organik (+apalash and Sharma, &;;). Studi tentang beberapa

jenis jamur yang digunakan untuk mengolah limbah tekstil

antara lain $rametes villosa dan $rametes pi!noporus (7achado

et al# !!), Aspergillus sp (6amay et al !!9), Peni!illium sp

(4orallba et al!!;).

erdasarkan uraian tersebut pada penelitian ini akan dilakukan

isolasi dan identikasi jamur indigenous asal limbah cair batik

dari daerah 4rusmi +irebon. %dentikasi merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting mengingat banyak jenis jamur

belum diketahui jumlah dan jenisnya. ingkungan limbah yang

mendukung pertumbuhan jamur memungkinkan di


8/25

$enelitian ini melaporkan hasil isolasi jamur indigenous dari

limbah batik . 4ujuannya untuk mengetahui jenis jamur

indigenous yang dapat tumbuh pada


9/25

limbah batik. Selanjutnya hasil penelitian akan dikaji lebih

lanjut dalam upaya penanganan limbah cair sebelum dibuang

ke lingkungan dengan menggunakan jamur indigenous#

B!"! D! $E%&DE

$enelitian dilakukan dengan metode isolasi limbah cair batik

yang diambil dari industri batik daerah trusmi cirebon.

$emurnian jamur dan identikasinya dilakukan di aboratorium

7ikrobiologi Jurusan iologi 87%$A 3ni


10/25

tumbuh dalam cawan petri diisolasi untuk setiap koloni yang

berbeda. 5oloni yang telah diisolasi kemudian


11/25

dimurnikan dengan cara mengambil satu ose koloni jamur lalu

digoreskan pada medium $"A miring dalam tabung reaksi.

4abung reaksi dibungkus, kemudian diinkubasi pada suhu

kamar selama 1-9 hari, kemudian disimpan dalam lemari es.

Identifkasi 'enus Jamur Indigenous

%dentikasi jamur indigenous hasil seleksi diamati secara

mor#ologis baik makroskopik dan mikroskopik menggunakan

mikrokultur jamur lembab (Moist Chamber ). "iamati bentuk

koloni, hypha, septa, medium yang digunakan adalah Saboroud

Agar, yaitu suatu medium yang mengandung kadar glukosa

tinggi. $embenihan agar saboroud kemudian diteteskan

secukupnya pada kaca obyek dan dibiarkan hingga membeku.

Setelah agar beku, satu sisi dari tetesan saboroud agar

dipotong. 7asing-masing koloni dari jamur yang telah tumbuh

kemudian ditanamkan pada bagian sisi kaca penutup,

kemudian tetesan saboroud agar yang telah ditanami koloni

jamur tersebut ditutup dengan kaca penutup dan bagian yang

diberi


12/25

deskripsi jamur tersebut dicari dalam beberapa sumber

literatur.


13/25

"!(IL D! PE$B!"!(!


14/25


15/25


16/25

erdasarkan hasil isolasi dari limbah cair batik melalui

serangkaian pengenceran, diperoleh enam isolat jamur

indigenous yang berpotensi untuk mendegradasi limbah cair

batik. 5e isolat yang diperoleh ternyata terdiri dari 1 jenis

jamur. erdasarkan hasil identikasi dengan metode kultur

lembab atau Moist Chamber , ketiga isolat jamur tersebut

merupakan jenis jamur Aspergillus sp. Rhi"opus sp. dan

Peni!illium sp. seperti ditampilkan pada gambar berikut.

Aspergillus s+

.

B

!

'ambar ,!) Koloni Aspergillus s+ ,B) (+ora Aspergillus s+

,(umber -ambar : Dokumentasi Pribadi. /0)

Jamur Aspergillus sp. termasuk kelas "euteromycetes, 0rdo

7oniliales dan #amili 7oniliaceae yang merupakan jamur

uniseluler yang hidup kosmopolit. 7ampu beradaptasi pada


17/25

kondisi yang ekstrem, dimana nutrisi dan kondisi lingkungan

tidak terlalu mendukung pertumbuhannya.


18/25

$ada pengamatan secara makroskopis (ambar &A), tampak

koloni Aspergillus sp. berbentuk bulat dengan pinggiran rata

dengan warna putih kehijauan, putih kekuningan dan hijau

kekuningan. $ada awal pertumbuhan koloni, permukannya

tampak cembung dan terdapat lekukan ke dalam koloni yang

tampak membagi koloni menjadi beberapa bagian dan bagian

tengahnya seperti kawah. Spora sangat banyak dan menempel

pada hi#a dengan warna kuning kehijauan. $ada pengamatan

secara mikroskopis (ambar &.), tampak hi#a memiliki septa

dengan struktur halus yang muncul dari permukaan koloni. /

Rhizopus s+


19/25

.

B

!

'ambar / ,!) Koloni Rhizopus s+ ,B) (+ora Rhizopus

s+


Jamur Rhi"opus sp. termasuk kedalam kelas "euteromycetes,

0rdo 7oniliales dan 8amili 7oniliaceae, merupakan jamur

uniseluler yang mampu hidu pada kondisi lingkungan yang

kurang mendukung pertumbuhannya seperti p2 yang tinggi,

ketersediaan nutrisi sedikit.


20/25

+iri makroskopis dari Rhi"opus sp. adalah koloni berbentuk

bulat dengan pinggiran merata. $ada awal pertumbuhan, hi#a

tampak putih dengan jumlah yang sangat banyak seperti

serabut dan semakin lama menjadi berwarna coklat kehitaman.

Spora tampak menempel di bagian atas hi#a seperti butiran

kecil berwarna coklat kehitaman (ambar A). Secara

mikroskopis (ambar ), hi#a tampak bermunculan dari

permukaan koloni, hi#a berwarna putih dan tidak bersekat,

terdapat askus berwarna coklat kehitaman sebagai tempat

dihasilkannya spora. 1 Penicillium s+

!

B

'ambar 1 ,!) Koloni Penicillium s+ ,B) (+ora

Penicillium s+


Jamur Peni!illium sp. termasuk jamur yang masuk kedalam

kelas Ascomycetes, 0rdo Aspergilalles dan 8amili

Aspergillaceae, jamur ini sering ditemukan hampir di semua

tempat, seperti limbah cair, sampah maupun di air yang


21/25

tergenang. 4ermasuk jamur yang mampu hidup pada kondisi

lingkungan yang kurang mendukung.


22/25

$ada ambar terlihat bentuk koloni bulat dengan tepi koloni

tidak beraturan, permukan bagian tengah berwarna coklat

kehijauan tampak cembung membentuk suatu puncak,

sedangkan pada bagian tepi berwarna abu kehijauan dan

terdapat lekukan (ambar 1A). Secara mikroskopis (ambar

1), tampak hi#a memiliki septa dengan struktur halus yang

muncul dari permukaan koloni. $ada hi#a terdapat cabang

sebanyak dua buah dan tiap cabang memiliki rantai-rantai dan

pada tiap ujung rantai terdapat sterigmata.

5etiga isolat jamur yang dapat diisolasi dari limbah batik adalah

jamur saprot yang paling umum dijumpai dalam lingkungan

perairan (Ale=ander, &;1!). 7erupakan jamur yang hidup

kosmopolit, mampu beradaptasi pada lingkungan limbah yang

ekstrim. 2asil isolasi dan identikasi jamur indigenous yang

diperoleh dapat dijadikan bahan acuan untuk diteliti lebih lanjut

kemampuannya dalam mendegradasi limbah batik itu sendiri.

.?

KE(I$P#L!

Jumlah dan jenis jamur indigenous yang diperoleh dari hasil

isolasi limbah cair batik yang berasal dari sentra industri batik

4rusmi $lumbon +irebon didapatkan 1 isolat jamur indigenous

yang terdiri dari Aspergillus spp. Rhi"opus spp. dan Peni!illium

spp.


23/25

D!2%!3 P#(%!K!

Ale=ander, &;1!. %ntrodu!tion to Mi!robiology . ibrary o#

+ongress.3SA.

Aslam, 7.7# 7.A. aig., %. 2asan., %.A. @oi., 7.7alik and 2.

Saed. !!:. $extile 'aste(ater Chara!teri"ation and Redu!tion

o) its C*D and B*D By *xidation# lectron. J.n


24/25


25/25

4oralba,..6..,

/ishikawa,7.7.,aptista,".%.,7agalhaes,".$.,daSil

Isolasi Dan Identifikasi Jamur Indigenous Dari Limbah Cair Batik

Documents