Top Banner
1 LAPORAN TUGAS AKHIR PURWARUPA SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS RFID TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY SEBAGAI SISTEM PERINGATAN DINI KEPADA PEMILIK RUMAH PROTOTYPE OF HOME SECURITY SYSTEM USING RFID INTEGRATED WITH SMS GATEWAY AS EARLY WARNING SYSTEM TO HOUSEHOLDER ISNA VIRGIAN ASTUTI 09/287496/DPA/03227 PROGRAM STUDI D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
81
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    PURWARUPA SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS RFID

    TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY

    SEBAGAI SISTEM PERINGATAN DINI KEPADA PEMILIK RUMAH

    PROTOTYPE OF HOME SECURITY SYSTEM USING RFID

    INTEGRATED WITH SMS GATEWAY

    AS EARLY WARNING SYSTEM TO HOUSEHOLDER

    ISNA VIRGIAN ASTUTI

    09/287496/DPA/03227

    PROGRAM STUDI D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

    SEKOLAH VOKASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2012

  • ii

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    PURWARUPA SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS RFID

    TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY

    SEBAGAI SISTEM PERINGATAN DINI KEPADA PEMILIK RUMAH

    PROTOTYPE OF HOME SECURITY SYSTEM USING RFID

    INTEGRATED WITH SMS GATEWAY

    AS EARLY WARNING SYSTEM TO HOUSEHOLDER

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Ahli Madya

    Elektronika dan Instrumentasi

    ISNA VIRGIAN ASTUTI

    09/287496/DPA/03227

    PROGRAM STUDI D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

    SEKOLAH VOKASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2012

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu

    Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

    tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, 10 Juli 2012

    Isna virgian Astuti

  • v

    Karya ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua dan kedua adikku serta seluruh keluarga

    yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis, juga kepada segenap rekan-rekan dan

    pembaca sekalian

  • vi

    Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan

    nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

    (QS. Al Faatihah, 1:6-7)

  • vii

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

    rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan

    Tugas Akhir ini dengan judul Purwarupa Sistem Keamanan Rumah Berbasis

    RFID Terintegrasi Dengan SMS Gateway Sebagai Sistem Peringatan Dini Kepada

    Pemilik Rumah. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu

    syarat memperoleh derajat pendidikan Ahli Madya dengan Program Studi

    Diploma III Elektronika dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah

    Mada, Yogyakarta.

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tetunya juga tidak terlepas dari

    bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala hormat,

    penulis mengucapkan terimakasih besar kepada :

    1. Bapak Drs. Panggih Basuki, M.Si, selaku Kepala Program Studi D3

    Elektronika dan Instrumentasi

    2. Bapak Danang Lelono S.Si.,M.T selaku dosen pembimbing akademik

    penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Studi D3 Elektronika

    dan Instrumentasi, Universitas Gadjah Mada.

    3. Bapak Farid Ishartomo S,Si, selaku dosen pembimbing tugas akhir yang

    telah banyak memberikan saran, masukan, bimbingan dan pengarahan

    dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

    4. Dosen dosen penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Studi D3

    Elektronika dan Instrumentasi yang tidak dapat disebutkan namanya satu

    persatu yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

    5. Kedua orang tua dan adik penulis yang telah banyak memberikan doa,

    motivasi, nasehat, saran dan bantuan baik moril maupun materiil. Semoga

    kita selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.

    6. Temanteman seperjuangan penulis di D3 ELINS yang telah banyak

    memberikan bantuan, keceriaan, motivasi dan semangat, semoga kita

  • viii

    7. semua dimudahkan jalannya oleh Allah SWT untuk mencapai apa yang

    kita cita-citakan.

    8. Kepada Yakaria unun Sadewa yang selalu membantu, menyemangati serta

    menjawab pertanyaanpertanyaan dari penulis.

    9. Kepada teman dan sahabat penulis yang tidak mungkin disebutkan satu

    persatu dimana telah banyak memberikan bantuan, semangat, saran,

    nasehat dan doa, terimakasih atas segala perhatian dan pertolongannya,

    semoga Allah SWT membalas kebaikan Anda semua.

    Pada penulisan laporan akhir ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik

    dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk pengembangan lebih

    lanjut. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

    bisa memperkaya ilmu pengetahuan, terutama untuk rekan-rekan mahasiswa

    Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada.

    Yogyakarta, 10 Juli 2012

    Isna Virgian Astuti

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    PERNYATAAN ............................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

    PRAKATA ....................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    INTISARI ......................................................................................................... xiv

    ABSTRACT ..................................................................................................... xv

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 3

    1.6 Metode Penelitian ..................................................................... 3 1.7 Sistematik Penulisan

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

    BAB III. LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

    3.1 Teknologi RFID........................................................................ 8

    3.1.1 Pengertian RFID .............................................................. 8

    3.1.2 Sistem RFID .................................................................... 8

    3.1.2.1 Tag RFID ............................................................. 9

    3.1.2.2 Reader RFID ....................................................... 11

    3.2 ATmega16 ................................................................................ 12

    3.2.1 Arsitektur Mikrokontroler ATmega16 ........................... 12 3.2.2 Fitur ATmega16 ............................................................. 13 3.2.3 Konfigurasi Pin ATmega16 ............................................ 14

    3.3 Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) .................................. 15 3.3.1 Pengertian sensor PIR ................................................ 15 3.3.2 Jarak Pancar Sensor PIR ............................................ 16

    3.4 SMS (Short Message Service) .................................................. 17 3.4.1 Pengertian SMS .............................................................. 17

    3.4.2 AT command ................................................................... 18

    3.4.3 Format PDU .................................................................... 18

    3.4.4 Jalur RX TX .................................................................... 22

    3.5 Solenoid .................................................................................... 22

    3.6 Relay ......................................................................................... 23

    3.7 Keypad Matriks 4x4 ................................................................. 24

  • x

    BAB IV. PERANCANGAN SISTEM ............................................................. 25

    4.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ............................. 26

    4.1.1 Perancangan sistem mikrokontroler ................................ 26

    4.1.2 Perancangan RFID........................................................... 27

    4.1.3 Perancangan sensor PIR .................................................. 28

    4.1.4 Relay dan solenoid ........................................................... 28

    4.1.5 Perancangan Hand Phone (HP) gateway ........................ 29

    4.2 Perancangan Perangkat Lunak (software) ................................ 30

    4.2.1 PDU Converter ............................................................... 30

    4.2.2 BASCOM AVR ............................................................... 31

    BAB V.IMPLEMENTASI ............................................................................... 35

    5.1 Pengujian dan Implementasi komponen perangkat keras ........ 35

    5.1.1 Pengujian RFID (Radio Frequency Identification) ......... 35

    5.1.2 Pengujian sensor PIR ...................................................... 38

    5.1.3 Pengujian HP server........................................................ 39

    5.1.4 Pengujian relay dan solenoid........................................... 40

    5.1.5 Pengujian keypad ............................................................. 40

    5.2 Pengujian dan Implementasi Komponen Perangkat Lunak ...... 41

    5.2.1 Pengujian PDU converter ................................................ 41

    5.2.2 Pengujian mikrokontroler dengan software AVR Dude . 42

    BAB VI.HASIL UJI DAN PEMBAHASAN .................................................. 44

    6.1 Pengujian Sistem ...................................................................... 44

    6.2 Pembahasan .............................................................................. 47

    BAB VII. PENUTUP ....................................................................................... 55

    7.1 Kesimpulan ............................................................................... 55

    7.2 Saran ......................................................................................... 55

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Diagram blok sistem kunci pintu ......................................... 5

    Gambar 2.2 Blok diagram sistem kendali kases pintu dengan RFID ...... 6

    Gambar 2.3 Diagram blok sistem pengaman pintu menggunakan RFID

    tag card dan pin berbasis mikrokontroler ATmega 853 ...... 7

    Gambar 3.1 Komponen utama sistem RFID .......................................... 9

    Gambar 3.2 Tag RFId .............................................................................. 9

    Gambar 3.3 RFID ID-20 .......................................................................... 11

    Gambar 3.4 Pin out ID-20 ....................................................................... 12

    Gambar 3.5 Diagram blok mikrokontroler ATmega16 ........................... 13

    Gambar 3.6 Konfigurasi pin Atmega16 .................................................. 14

    Gambar 3.7 Bentuk fisik sensor PIR ....................................................... 16

    Gambar 3.8 Proses penginderaan sensor PIR .......................................... 16

    Gambar 3.9 Jangkauan pembacaan sensor PIR ....................................... 17

    Gambar 3.10 DC solenoid ......................................................................... 23

    Gambar 3.11 Relay 5 V ............................................................................. 24

    Gambar 3.12 Koneksi keypad .................................................................... 24

    Gambar 4.1 Diagram blok sistem secara keseluruhan ............................. 25

    Gambar 4.2 Perancangan rangkaian mikrokontroler Atmega16 ............. 26

    Gambar 4.3 Modul RFID ......................................................................... 28

    Gambar 4.4 Relay 5 V ............................................................................. 29

    Gambar 4.5 Pengkabelan handphone Siemens C55 ................................ 29

    Gambar 4.6 Form PDU converter ........................................................... 30

    Gambar 4.7 Diagram alir program secara keseluruhan ........................... 32

    Gambar 4.8 Diagram alir program interrupt ............................................ 33

    Gambar 4.9 Diagram alir program SMS ................................................. 34

    Gambar 5.1 Hasil pembacaan id tag oleh reader .................................... 36

    Gambar 5.2 Listing program pengujian tag ............................................. 36

    Gambar 5.3 Ilustrasi pengujian RFID reader .......................................... 36

    Gambar 5.4 Ilustrasi pengujian tag dengan penghalang .......................... 37

    Gambar 5.5a Keadaan PIR menyala .......................................................... 38

    Gambar 5.5b Keadaan PIR mati ................................................................ 38

    Gambar 5.6a Tegangan ketika PIR menyala ............................................. 38

    Gambar 5.6b Tegangan ketika PIR mati ................................................... 38

    Gambar 5.7 Fisik handphone Siemens C55 ............................................ 39

    Gambar 5.8 Pengujan keypad .................................................................. 41

    Gambar 5.9 Listing program konfigurasi keypad .................................... 41

    Gambar 5.10 Hasil dari converter PDU .................................................... 42

    Gambar 5.11 Tampilan AVR Dude ........................................................... 43

    Gambar 6.1 Bentuk fisik sistem secara keseluruhan ............................... 44

    Gambar 6.2 LCD TERKUNCI ............................................................. 45 Gambar 6.3 LCD DEKATKAN KARTU ............................................ 45 Gambar 6.4 Tampilan di HP tujuan ......................................................... 45

    Gambar 6.5 Tampilan LCD tag dan password yang terdaftar ................ 46

  • xii

    Gambar 6.6 Tampilan LCD password salah ........................................... 46

    Gambar 6.7 Tulisan kartu tidak terdaftar ................................................. 46

    Gambar 6.8 Tampilan LCD KUNCI TERBUKA ................................ 46 Gambar 6.9 Kondisi solenoid tidak mengunci ........................................ 47

    Gambar 6.10 Kondisi saat solenoid mengunci .......................................... 47

    Gambar 6.11 Deklarasi mikrokontroler ..................................................... 48

    Gambar 6.12 Inisialisasi port ..................................................................... 48

    Gambar 6.13 Program utama ..................................................................... 49

    Gambar 6.14 Penulisan ID tag dan password ............................................ 51

    Gambar 6.15 Pendeklarasian keypad ......................................................... 52

    Gambar 6.16 Increament password ........................................................... 53

    Gambar 6.17 Penulisan kondisi solenoid .................................................. 54

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Karakteristik umum tag RFID ............................................. 11

    Tabel 3.2 Spesifikasi modul RFID reader ID-20 ................................. 12

    Tabel 3.3 Nomor SMS center .............................................................. 19

    Tabel 3.4 Konversi karaker ke heksadesimal ...................................... 20

    Tabel 3.5 Heksadesimal karakter ......................................................... 21

    Tabel 5.1 Pengujian jarak pembacaan tag oleh reader ........................ 37

    Tabel 5.2 Hasil Pengujian jarak pembacaan PIR ................................. 39

    Tabel 5.3 Pengujian keypad ................................................................. 40

  • xiv

    INTISARI

    PURWARUPA SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS RFID

    TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY

    SEBAGAI SISTEM PERINGATAN DINI KEPADA PEMILIK RUMAH

    Isna Virgian Astuti

    09/287496/DPA/03227

    Penggunaan RFID sebagai sistem keamanan pintu rumah sudah banyak

    digunakan. Yang membedakan sistem ini yaitu digunakannya sensor PIR dan HP

    server untuk mengirim SMS pemberitahuan. Sistem bekerja tanpa terhubung

    dengan perangkat komputer lainnya. Kendali utama hanya berada pada

    mikrokontroler. Komponenkomponen yang digunakan dalam sistem ini yaitu mikrokontroler, sensor PIR, tag RFID, reader RFID, keypad, handphone, relay,

    dan solenoid.

    Cara kerja dari sistem keamanan pintu rumah ini diawali dengan

    pendeteksian gerakan manusia dengan sensor PIR. Jika terdeteksi, LCD akan

    memberikan informasi pada user untuk mendekatkan tag RFID ke reader RFID.

    Apabila selama 10 detik tidak ada tag yang dibaca reader, maka secara otomatis

    akan ada SMS pemberitahuan ke HP dengan nomor tujuan tertentu. Namun

    apabila ada tag yang terbaca dan dianggap tag yang terdaftar maka diharuskan

    untuk memasukkan password yang sudah terdaftar pula. Ketika pengamanan dari

    tag dan password sudah sesuai maka slot dari solenoid akan menarik dan pintu

    bisa dibuka serta tampilan LCD akan tertulis pintu terbuka. Dalam waktu 10 detik

    kemudian apabila pintu sudah ditutup maka slot solenoid akan mendorong

    kembali dengan maksud mengunci pintu. Relay digunakan dalam sistem ini

    sebagai saklar otomatis bagi solenoid untuk membuka dan mengunci slot pintu

    serta sebagai penjembatan tegangan antara mikrokontroler dan solenoid.

    Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, sistem sudah berjalan dengan

    baik. Jarak baca tag ke reader yang dilakukan paling efektif yakni dari atas

    dengan rata-rata jarak pembacaan 10,15 cm, sedangkan untuk jarak pendeteksian

    sensor PIR mencapai 5,5 m. Pengiriman SMS untuk kondisi yang diinginkan

    sudah berjalan dengan baik, serta untuk solenoid dan relay bisa digunakan

    sebagai pengunci pintu secara otomatis.

    Kata kunci : mikrokontroler ATmega16, sensor PIR, RFID, SMS, relay, solenoid

  • xv

    ABSTRACT

    PROTOTYPE OF HOME SECURITY SYSTEM USING RFID

    INTEGRATED WITH SMS GATEWAY

    AS EARLY WARNING SYSTEM TO HOUSEHOLDER

    Isna Virgian Astuti

    09/287496/DPA/03227

    The use of rfid as the security system pintu house is much used. What

    distinguishes this system is used censorship pear and hp server to text-messaging

    notice. A system of working without connected with a device another computer.

    The central just be on mikrokontroler. Components-components used in a system

    is mikrokontroler, censorship pear, tag rfid, readers rfid, keypad, mobile phone,

    relay, and a solenoid.

    The working mechanism of the security system pintu this house was

    preceded by a detection human movement with sensors of pears. If being detected

    lcd will provide information on the user to close tags rfid to readers rfid. If for 10

    seconds no tag that is read readers, so automatically there will be sms notification

    to the mobile phone number to a specific purpose. But if there is a tag illegible

    and considered a tag registered then required to enter password already listed as

    well. When security of tags and the password is in accordance and a slot of a

    solenoid will attract and pintu can be opened and the appearance of lcd shall be

    written the door open. Within 10 seconds later when the door is shut then a slot a

    solenoid will renthrone with the intent lock the door. Relay used in this system as

    a switch automatic for a solenoid to open and locked to slot a door and as

    penjembatan of voltage between mikrokontroler and a solenoid.

    From the results of tests had been conducted, the system has been running

    well. The distance read tag to readers done the most effective namely from above

    with the average distance recitation 10,15 cm, while to a distance detection

    censorship pear reached 5 m. sending sms to the condition of being desirable has

    been running well as well as for a solenoid and relay can be used as automatically

    lock the door.

    Key words: microcontroller ATmega16, the sensor PIR, RFID, SMS, relay,

    solenoid

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Seiring dengan perkembangan elektronika dan komunikasi, penggunaan

    komputer dan handphone semakin memasyarakat, saat ini telah banyak peralatan

    elektronika yang dirancang dengan teknologi digital agar dapat diintegrasikan

    dengan komputer atau mikrokontroler. Kelebihan utama dari peralatan

    elektronika berteknologi digital ini adalah bersifat fleksibel karena dapat

    dikendalikan oleh perangkat lunak (software) sehingga memudahkan pengguna

    (user) dalam memodifikasi sistemnya.

    Rumah yang aman dan nyaman sangat didambakan oleh semua orang.

    Untuk keamanan rumah, setiap pemilik rumah sangat memperhatikan dengan

    seksama. Semakin maraknya tindak kriminal pencurian di rumah menjadikan

    banyak pemilik rumah resah terutama saat berada jauh dari rumah dalam jangka

    waktu yang cukup lama.

    Untuk sistem keamanan rumah biasanya hanya mengandalkan sebuah

    kunci yang digunakan untuk mengunci pintu rumah agar aman. Selain kunci

    konvensional, pengaman rumah konvensional lainnya yaitu seperti gembok dan

    teralis. Pengaman rumah konvensional tersebut dirasa tidak cukup membuat

    pemilik rumah merasa aman karena pencuri disamping profesional juga dapat

    bekerja secara tenang dengan waktu yang luang di dalam rumah yang kosong

    tanpa menimbulkan kecurigaan dari warga sekitar rumah. Bentuk kunci rumah

    yang masih konvensional tersebut sangat mudah untuk digandakan. Terlebih

    ketika rumah sedang tidak berpenghuni, pelaku kejahatan bisa dengan mudahnya

    membuka pintu dengan kunci yang sudah di gandakan.

    Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menanggulangi tindak

    kejahatan pada rumah menggunakan sistem keaman rumah modern. Yaitu

    menggunakan teknologi RFID untuk menggantikan kunci konvensional. Dan juga

    memasang sistem informasi dini ketika ada seseorang didepan pintu dan tidak

    mempunyai tag RFID. Penggunaan teknologi RFID ini dirasa sangit pas karena

  • 2

    pada setiap tag RFID yang menggantikan kunci, mempunyai id unik yang sudah

    tertanam didalamnya. Dan untuk setiap tag mempunyai ID yang berbeda-beda,

    sehingga tag tersebut tidak bisa digandakan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, didapat suatu rumusan masalah bagaimana

    mengimplementasikan system keaman rumah dengan akses pintu menggunakan

    RFID, sensor PIR serta SMS pemberitahuan.

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

    1. Rangkaian sistem keamanan rumah menggunakan RFID , sensor PIR, dan

    SMS gateway menggunakan HP Siemens C55

    2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega16 sebagai pengendali

    keseluruhan sistem yang berjalan.

    3. Pengunci pintu menggunakan solenoid dengan tegangan kerja 12 V.

    4. Menggunakan bahasa pemrograman basic compiler untuk pengolahan data

    pada mikrokontroler dan tampilan pada layar LCD.

    5. Sistem hanya berlaku dari luar rumah.

    6. SMS gateway hanya akan memberikan SMS pemberitahuan ke satu nomor

    tujuan.

    7. Pendaftaran id tag dan password dituliskan di dalam program.

    8. Format PDU dibuat menggunakan PDU Converter.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari pembuatan tugas akhir mengenai sistem keamanan rumah ini

    adalah :

    a. Pemanfaatan teknologi RFID sebagai pengganti kunci untuk keamanan

    pintu rumah.

    b. Menggabungkan sistem yang terdiri dari sensor pendeteksi gerakan, RFID

    serta SMS gateway sebagai suatu sistem untuk keamanan rumah.

  • 3

    1.5 Manfaat Penelitian

    Memberikan alternatif baru mengenai sistem keamanan rumah dengan

    pengganti kunci konvensional serta adanya SMS pemberitahuan mengenai

    terdeteksinya orang yang tidak mempunyai tag RFID untuk memasuki rumah

    1.6 Metode Penelitian

    Metode Penelitian yang dilakukan dalam penelitian dan penulisan tugas

    akhir ini adalah sebagai berikut:

    a. menentukan topik , tujuan, dan batasan masalah yang akan di angkat pada

    penelitian ini dengan pengaplikasian sistem otomatisasi pada kunci digital

    b. Melakukan kajian dan studi literatur yaitu mempelajari artikel, jurnal,

    datasheet, serta buku yang terkait dengan ATmega16, RFID, sensor PIR, SMS

    dan solenoid. Studi litelatur juga dilakukan dengan mempelajari bahasa

    pemrograman menggunakan Bascom AVR (basic Compiler AVR) untuk

    program otomatisasi sistem

    c. Membuat perancangan sistem meliputi perancangan minimum sistem

    ATmega16, rangkaian RFID, dan perangkat lunak menggunakan bahasa

    pemrograman Bascom AVR (Basic Compiler AVR).

    d. Melakukan pengujian terhadap alat yang telah dibuat dan memastikan bahwa

    alat tersebut telah bekerja dengan baik.

    1.7 Sistematik Penulisan

    Laporan penelitian tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai

    berikut:

    BAB I. PENDAHULUAN

    Memuat latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    Memuat Uraian singkat mengenai desain rancangan kunci digital baik

    menggunakan RFID maupun SMS yang sudah ada sebelumnya.

  • 4

    BAB III. LANDASAN TEORI

    Memuat tentang landasan teori setiap komponen yang menunjang dalam

    pembuatan dan pembahasan tugas akhir ini.

    BAB IV. PERANCANGAN SISTEM

    Memuat penjelasan perancangan sistem hardware yang berupa RFID, rangkaian

    kunci digital , sensor PIR, HP gateway menggunakan minimum system

    ATmega16 yang dilengkapi dengan Keypad dan door lock.

    BAB V. IMPLEMENTASI

    Memuat tentang pengujian masing-masing alat dan implementasi sistem secara

    detail sesuai dengan rancangan dan berdasarkan tools/bahasa pemrograman yang

    digunakan.

    BAB VI. HASIL UJI DAN PEMBAHASAN

    Memuat hasil pengujian dari prototipe sistem secara keseluruhan serta

    pembahasan dari sistem.

    BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

    Memuat kesimpulan dari perancangan, pengujian dan analisa kerja prototipe

    sistem serta berisi saransaran untuk pengembangan lebih lanjut.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Perancangan sistem arsitektur penggantian kunci manual dengan sistem

    RFID telah dibuat oleh Astono (2006) berupa sistem kunci berbasis RFID (Radio

    Frequency Identification) yang dimanfaatkan penggunaannya sebagai kunci hotel

    di mana RFID dianggap memiliki sistem keamanan yang lebih tinggi dibanding

    kunci analog (manual). Sistem ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 yang

    merupakan bagian yang berfungsi sebagai pengendali utama (central processing

    unit). Sebagai masukan atau input sistem yaitu RFID reader (pembaca tag RFID)

    dan sebuah keypad yang berfungsi sebagai masukan numeris yang dibutuhkan

    pada saat mengganti kunci. Keluaran atau output sistem yaitu tampilan Liquid

    Crystal Display (LCD) dan sebuah solenoid sebagai kunci. Dari Gambar 2.1 dapat

    dilihat beberapa hubungan antarbagian dalam sistem aplikasi Radio Frequency

    Identification pada kunci pintu hotel.

    Gambar 2. 1. Diagram blok sistem kunci pintu (Astono, 2006)

    Swastika (2011) dalam tugas akhirnya juga telah membuat kendali akses

    pintu berbasis RFID sebagai pengganti kunci manual. Sistem kendali utama terdiri

    dari 2 bagian yaitu hardware dan software. Hardware sistem menggunakan

    mikrokontroler ATmega8535. Komunikasi antara RFID reader dan ATmega8535

    menggunakan kabel data Serial To USB standar RS-232. Password dimasukkan

  • 6

    melalui keypad yang akan digabungkan dengan data dari RFID reader di dalam

    mikrokontroler yang akan dibandingkan dengan database pada sistem antarmuka.

    Blok diagram sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Blok diagram sistem kendali akses pintu dengan RFID

    (Swastika, 2011)

    Perancangan sistem pengaman pintu menggunakan RFID tag card dan pin

    berbasis mikrokontroler ATmega8535 telah dibuat oleh Diredja dkk (2010).

    Sistem ini berfungsi memberikan pengamanan 2 tahap pada pengaksesan pintu, di

    mana pengamanan tahap pertama akan diberikan oleh sistem RFID dan jika tahap

    pertama ini dapat dilalui maka akan memasuki pengamanan tahap kedua yang

    akan diberikan oleh sistem mikrokontroler berupa PIN (Personal Identification

    Number) 3 digit. Sistem pengaman ini terdiri dari RFID reader, RFID tag card,

    LCD, keypad, dan sebuah solenoid. Diagram blok sistem ini ditunjukkan pada

    Gambar 2.3.

    SLOT KUNCI

    RFID Tag RFID

    LCD

    Keypad

    ATmega8535 Sistem

    Antarmuka

  • 7

    Gambar 2.3. Diagram blok sistem pengaman pintu menggunakan RFID tag card

    dan pin berbasis mikrokontroler ATmega8535 (Diredja dkk, 2010)

    Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat menjadi acuan serta inspirasi

    untuk merancang sebuah alat sistem pengamanan pintu rumah menggunakan

    RFID dan SMS. Pembuatan tugas akhir yang dilakukan penulis memiliki

    perbedaan dari pembuatan tugas akhir sebelumnya. Penulis tidak hanya

    menggunakan sistem RFID sebagai pengganti kunci manual, tetapi juga

    menggunakan sensor PIR (Passive Infrared Receiver) sebagai pendeteksi gerakan

    yang kemudian digunakan utuk mengaktifkan sistem RFID tersebut. Penulis juga

    menambahkan SMS gateway sebagai pemberitahuan kepada pemilik rumah ketika

    ada seseorang yang sedang berada di depan pintu namun tidak mempunyai tag

    RFID. Keseluruhan sistem tersebut dikendalikan oleh unit pemrosesan utama

    berupa mikrokontroler ATmega16.

  • 8

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Teknologi RFID

    Penggunaan gelombang radio untuk pengiriman data telah banyak

    digunakan untuk berbagai jenis aplikasi. Salah satu penggunaan gelombang radio

    ini adalah pada Radio Frequency Identification (RFID). RFID ini merupakan

    sebuah sistem yang mampu mengirimkan identitas secara otomatis dengan

    menggunakan media gelombang radio. RFID ini sendiri merupakan enabling

    technology, yang berarti teknologi ini tidak dapat berdiri sendiri untuk dapat

    memberikan manfaat bagi perusahaan, tetapi perusahaan dapat membangun

    aplikasi yang menggunakan RFID ini untuk mendapatkan manfaat (Islahudin,

    2005).

    3.1.1 Pengertian RFID

    Radio Frequency Identification (RFID) adalah istilah umum yang

    digunakan untuk mendeskripsikan sebuah sistem yang mampu mengirimkan

    identitas (dalam bentuk nomor yang unik) dari sebuah obyek secara nirkabel

    dengan menggunakan gelombang radio (Islahudin, 2005). RFID adalah sebuah

    teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi otomatis terhadap

    obyekobyek atau manusia (Supriatna, 2007). Teknologi ini mampu

    mengidentifikasi berbagai obyek secara simultan tanpa diperlukan kontak

    langsung. RFID adalah sebuah teknologi penangkapan data yang memanfaatkan

    frekuensi radio dalam sistem kerjanya yang dapat digunakan secara elektronik

    untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang tersimpan dalam

    tag RFID.

    3.1.2 Sistem RFID

    Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas dua komponen utama,

    yaitu tag, dan reader (Gambar 3.1). Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi

    dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio

  • 9

    melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian

    mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang

    terkandung dalam tag tersebut.

    Gambar 3.1.Komponen Utama Sistem RFID

    3.1.2.1 Tag RFID

    Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip)

    dan sebuah antena seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Chip mikro itu sendiri

    dapat berukuran sekecil butiran pasir atau seukuran 0,4 mm. Chip tersebut

    menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe

    memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write-once

    read-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari

    chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya

    antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih

    jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi.

    Tag dapat di-scan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan

    gelombang radio.

    Gambar 3.2. Tag RFID

  • 10

    Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Tag versi paling

    sederhana adalah tag pasif, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya sendiri serta

    tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, tag

    merespon emisi frekuensi radio dan menurunkan dayanya dari gelombang-

    gelombang energi yang dipancarkan oleh reader. Sebuah tag pasif minimum

    mengandung sebuah identifier unik dari sebuah item yang dipasangi tag tersebut.

    Data tambahan dimungkinkan untuk ditambahkan pada tag, tergantung kepada

    kapasitas penyimpanannya.

    Harga tag pasif lebih murah dibandingkan harga versi lainnya.

    Perkembangan tag murah ini telah menciptakan revolusi dalam adopsi RFID dan

    memungkinkan penggunaannya dalam skala yang luas baik oleh organisasi-

    organisasi pemerintah maupun industri.

    Tag semipasif adalah versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai)

    tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Dalam hal ini baterai

    digunakan oleh tag sebagai catu daya untuk melakukan fungsi yang lain seperti

    pemantauan keadaan lingkungan dan mencatu bagian elektronik internal tag, serta

    untuk memfasilitasi penyimpanan informasi. Tag versi ini tidak secara aktif

    memancarkan sinyal ke reader. Tag semi pasif dapat dihubungkan dengan sensor

    untuk menyimpan informasi untuk peralatan keamanan kontainer.

    Tag aktif adalah tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliki

    catu daya dan pemancar serta mengirimkan sinyal kontinyu. Tag versi ini

    biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis

    ulang dan atau dimodifikasi. Tag aktif dapat menginisiasi komunikasi dan dapat

    berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh, hingga 750 kaki, tergantung kepada

    daya baterainya. Harga tag ini merupakan yang paling mahal dibandingkan

    dengan versi lainnya.

    Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar

    10 hingga 20 kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi rendah (low

    frequency, LF), frekuensi tinggi (high frequency, HF), frekuensi ultra tinggi

  • 11

    (ultrahigh frequency, UHF), atau gelombang mikro (microwave). Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

    Tabel 3.1. Karakteristik umum tag RFID

    Jenis tag Tag pasif Tag semipasif Tag aktif

    Catu daya Eksternal (dari

    reader)

    Baterai internal Baterai internal

    Rentang

    baca

    Dapat mencapai

    20 kaki

    Dapat

    mencapai 100

    kaki

    Dapat mencapai 750 kaki

    Tipe

    memori

    Umumnya read-

    only

    Read-write Read-write

    Usia tag Dapat mencapai

    20 tahun

    2 sampai 7

    tahun

    5 samapai 10 tahun

    3.1.2.2 Reader RFID

    RFID reader adalah merupakan penghubung antara software aplikasi

    dengan antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke RFID tag. Gelombang

    radio yangditransmisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya.

    Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada

    berdekatan dengan antena. ID-20 merupakan reader yang khusus mendeteksi

    RFID tag frekuensi 125 kHz. RFID tag yang kompatibel dengan ID-20

    diantaranya GK4001 dan EM4001, dengan rentang baca sekitar 16cm. Bentuk

    fisik ID-20 yang sering dijumpai diperlihatkan pada gambar 3.3. ID-20 tidak

    memiliki kemampuan untuk baca-tulis (Read - Write) pada sebuah tag. Format

    data yang dihasilkan oleh ID-20 berupa ASCII dan Wiegand26.

    Gambar 3.3. RFID ID-20

  • 12

    Tabel 3.2. Spesifikasi modul RFID reader ID-20

    Gambar 3.4 berikut merupakan gambar dari pin-out ID-20.

    1. GND

    2. RES (Reset Bar)

    3. ANT (Antenna)

    4. ANT (Antenna)

    5. CP

    6. Future

    7. +/- (Format Selector)

    8. D1 (Data Pin 1)

    9. D0 (Data Pin 0)

    10. LED (LED / Beeper)

    11.+5V

    Gambar 3.4. Pin out ID-20 (Innovation, 2005)

    3.2 ATmega16

    3.2.1 Arsitektur Mikrokontroler ATmega16

    Diagram blok mikrokontroler ATmega16 ditunjukan oleh Gambar 3.5.

    Parameter ID-20

    Jarak Baca Sampai 16 cm

    Dimensi 40 mm x 40 mm x 9 mm

    Frekuensi 125kHz

    Format Kartu GK4001/EM 4001 atau yang compatible

    Encoding Manchaster 64bit, modulus 64

    Jenis Catudaya 5VDC pada 30mA nominal

    Format data output ASCII, Magnet Emulation, Wiegand 26.

    Jangkauan Catudaya +4.6V5.4V

  • 13

    Gambar 3.5. Diagram blok mikrokontroler ATmega16 (Atmel, 2010)

    3.2.2 Fitur ATmega16

    Kapabilitas detail dari ATmega16 adalah sebagai berikut (Anonim,2006):

    a. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

    b. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

    (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.

    c. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

    d. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

    e. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

  • 14

    3.2.3 Konfigurasi Pin ATMega16

    Gambar 3.6. Konfigurasi pin ATmega16 (Atmel, 2010)

    Konfigurasi pin ATmega16 dapat dilihat pada Gambar 3.6. Secara fungsional

    konfigurasi pin ATmega16 adalah sebagai berikut (Anonim, 2006):

    1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

    2. GND merupakan pin ground.

    3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

    4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

    Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.

    5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, TWI,

    komparator analog, dan Timer Oscillator.

    6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

    komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

    7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

    8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

    9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

  • 15

    3.3 Sensor PIR (Passive Infared Receiver)

    3.3.1 Pengertian Sensor PIR

    Sensor PIR (Passive Infared Receiver) adalah suatu alat elektronik yang

    mampu mendeteksi gerakan dengan cara mengukur perubahan level sinar

    inframerah yang dipengaruhi sebuah objek benda dalam lingkup wilayah

    pemantauan sensor (Anonim, 2011)

    PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan

    infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari

    IR LED dan fototransistor, PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED.

    Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari

    pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi

    olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh

    manusia. Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja, karena adanya IR

    Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter di

    modul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah

    pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang

    dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini

    saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Jadi, ketika seseorang berjalan melewati

    sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan

    oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga

    menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena

    adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian

    sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian

    dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output. (Arjaya, 2011)

    Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka

    sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh

    manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi

    panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan

    di sekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu

  • 16

    akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang

    yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor

    merespon dengan cara menghasilkan arus pada material pyroelectric-nya dengan

    besaran yang berbeda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator

    menghasilkan output besaran yang berbeda.

    Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini

    dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang

    inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar

    lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda

    dari cermin dan suhu panas ketika musim panas. (Anonim, 2009)

    Gambar 3.7. Bentuk fisik sensor PIR

    3.3.2 Jarak Pancar Sensor PIR

    Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung

    karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    Gambar 3.8. Proses penginderaan sensor PIR

  • 17

    Gambar 3.9. Jangkauan pembacaan sensor PIR

    Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga

    5 meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

    (Anonim, 2011)

    3.4 SMS (Short Message Service)

    3.4.1 Pengertian SMS

    SMS adalah fasilitas yang dimiliki oleh jaringan GSM (Global System for

    Mobile Communication) yang memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan dan

    menerima pesan-pesan singkat sepanjang 160 karakter. SMS ditangani oleh

    jaringan melalui suatu pusat layanan atau SMS Service Center (SMS SC) yang

    berfungsi menyimpan dan meneruskan pesan dari sisi pengirim ke sisi penerima.

    Dalam proses pengiriman atau penerimaan pesan pendek (SMS), data yang

    dikirim maupun diterima oleh MS (Mobile Station) menggunakan salah satu dari

    dua mode yang ada, yaitu mode teks atau mode PDU (Protocol Data Unit)

    (Silalahi, 2003). Pada PDU-mode, SMS tersusun atas heksadesimal oktet (8-bit

    unit) yang menyusun 160 karakter pada penyandian ASCII 7 bit atau 140 oktet.

    Pada format PDU, Service Center Address sebanyak 1-12 oktet, sebuah oktet yang

    merepresentasikan tipe PDU, dan sebuah oktet mewakili User Data Length juga

    dispesifikasikan, di samping informasi lainnya. (Dzulfikri, 2011)

  • 18

    3.4.2 AT Command

    Pada beberapa tipe Hand Phone (HP) terdapat sebuah fasilitas command

    khusus yang disebut dengan AT Command. Disebut dengan AT Command karena

    kode command nya selalu diawali dengan at+ yang diikuti command khusus

    sesuai dengan setiap perintah kontrol yang dimilikinya. Mode komunikasi yang

    diguakan dalam penggunaan AT Command adalah komunikasi serial. Dengan

    komunikasi serial maka HP dapat dihubungkan dengan peralatan lain seperti PC

    dan mikrokontroler. Dengan digunakannya komunikasi serial maka HP juga

    punya nilai baudrate yang berbeda-beda. Pada HP Siemens C55 bernilai 9600

    bps. Nilai baudrate menentukan kecepatan data yang dapat dikirim dan diterima

    HP. Untuk mengetahui nilai baudrate masing-masing HP, bisa dilihat dari

    datasheet yang dikeluarkan pabrik pembuatnya. Perintah yang bisa ditangani oleh

    AT Command sangat beragam seperti membaca SMS, menghapus SMS,

    mengirim SMS, mematikan HP dan sebagainya. AT Command tiap-tiap HP bisa

    berbeda-beda, tetapi pada dasarnya sama. Beberapa AT Command yang penting

    untuk SMS yaitu (Anonim ,2003)

    AT+CMGS : untuk mengirim SMS

    AT+CMGL : untuk membaca SMS

    AT+CMGL=0 : sms baru

    AT+CMGL=1 : sms lama (INBOX)

    AT+CMGD : untuk menghapus SMS

    AT+CMGF=1 : untuk format SMS textmode

    AT+CMGF=1 : untuk format SMS textmode

    3.4.3 Format PDU

    PDU memiliki format dalam pengiriman datanya. Contoh bentuk PDU

    yang siap dikirimkan adalah sebagai berikut:

  • 19

    Urutannya adalah sebagai berikut:

    1) 07 adalah jumlah pasang nomor pusat pesan operator pengirim SMS dalam

    heksadesimal. Jika kartu yang digunakan adalah IM3 maka memiliki nomor

    pusat: 91-26-58-05-00-00-F0

    2) 91 adalah keterangan cara pemakaian nomor internasional yaitu menggunakan

    nomor 628xxx, sedangkan jika nasional 81 dengan nomor 08xxx.

    nomor operator: 62855000000

    dibuat menjadi pasangan-pasangan seperti ini: 62 - 85 - 50 - 00 - 00 - 0F karena

    kekurangan 1 angka ditambahkan F untuk melengkapi menjadi 6 pasang.

    Kemudian ditukar tempat menjadi: 26 - 58 - 05 - 00 - 00 - F0 dan menjadi 7

    pasang ditambah 91, menjadi: 912658050000F0. Tabel 3.3 berikut adalah tabel

    nomor SMS center.

    Tabel 3.3. Nomor SMS center

    3) Tipe SMS yang dipilih (tipe Send atau mengirim)

    4) Nomor referensi SMS dibiarkan atau diisi 00.

    5) 0D adalah jumlah heksadesimal nomor handphone untuk penerima SMS.

    6) Cara yang digunakan adalah International, sehingga diberi tambahan 91.

    Nomor yang akan dikirimkan SMS adalah : 6289636213487 berjumlah 13 atau

    0D dalam heksadesimal.

    Kemudian nomor tersebut dibuat berpasangan: 62 - 89 - 63 - 62 - 13 - 48 - F7,

    ditambahkan F karena kekurangan 1 angka untuk melengkapi pasangan.

    Kemudian diubah menjadi: 26 - 98 - 36 - 26 - 31 - 84 - 7F.

    7) Bentuk yang dikirimkan adalah SMS atau 00. Sedangkan 01 untuk telex dan

    02 untuk fax.

  • 20

    8) Skema encoding data I/O yang digunakan adalah 7 bit ditandai dengan angka

    00.

    9) Jangka waktu SMS sebelum expired.

    10) Panjang karakter SMS yang dikirimkan dalam heksadesimal.

    Pada contoh diatas SMS yang dikirimkan adalah "Hello World", sehingga

    panjang karakternya adalah 11 atau 0B dalam heksadesimal.

    11) Isi SMS yang diubah menjadi bilangan bilangan heksadesimal.

    Cara mengubahnya dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:

    Tabel 3.4. Konversi karakter ke heksadesimal

    Setiap karakter yang akan dikirimkan diubah menjadi bilangan

    heksadesimal, kemudian diubah menjadi data biner 7 bit. Data biner 7 bit tersebut

    di mirror dan diurutkan setiap 8 bit sehingga menjadi data biner 8 bit. Kemudian

    data biner 8 bit diubah kembali menjadi bilangan heksadesimal, sehingga

    berdasarkan hasil konversi tabel diatas, kata "Hello world" diubah menjadi

    deretan heksadesimal "C8329BFD065DDF72361900".

  • 21

    Tabel 3.5. Heksadesimal karakter:

  • 22

    Untuk mengirimkan SMS, perintahnya adalah AT+CMGS = , dengan panjang PDU dihitung berdasarkan jumlah pasangan dari urutan

    ke-3 atau angka "11" atau tipe SMS yang dipilih sampai dengan urutan ke-11 atau

    isi SMS dalam heksadesimal.

    Contoh di atas memiliki panjang 52 karakter atau 26 pasang heksadesimal,

    sehingga untuk mengirimkan SMS, ketik AT+CMGS=26, diikuti dengan bentuk

    PDU lengkap pada contoh di atas (Rahmaniar, 2011)

    3.4.4 Jalur RX TX

    Jalur RX dan TX merupakan jalur keluar dan masuknya data yang ada pada

    handphone dan khususnya handphone Siemens C55. RX adalah pin di mana data

    dapat di-input-kan, dan TX merupakan pin output data, biasanya pin - pin ini

    digunakan untuk melakukan flash pada handphone atau penanaman software ke

    handphone, misalkan software yang ada pada handphone tersebut terjadi error

    (Khang, 2002).

    3.5 Solenoid

    Solenoid adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi

    mekanik atau linier. Solenoid yang paling umum biasanya menggunakan medan

    16. magnet yang dibuat dari arus listrik yang di-trigger sebagai aksi kerja dorong

    atau tarik pada sebuah objek sebagai starter, valve, switch dan latches. Jenis

    paling sederhana dari solenoid mengandalkan dua aspek utama untuk fungsi

    solenoid tersebut, yaitu sebuah kawat (atau ber-enamel) terisolasi yang dibentuk

    menjadi gulungan ketat, dan batang yang terbuat dari besi atau baja. Batang besi

    atau baja merupakan feromagnetik, sebuah properti yang dapat berfungsi sebagai

    elektromagnetik saat diberi arus listrik. Ketika diberi arus listrik, kawat yang

    dibentuk menjadi koil menerima arus. Medan magnet yang dihasilkan menarik

    besi atau batang baja dengan kuat. Batang yang dihubungkan pada sebuah pegas

    bergerak ke kumparan dan akan tetap pada posisinya sampai arus dihentikan,

    kondisi pegas saat ini menjadi tertekan. Ketika arus dimatikan, pegas kembali ke

  • 23

    posisi semula dan menarik batang besi atau baja pada posisi awalnya. Gambar

    3.10 berikut menunjukkan bentuk solenoid yang digunakan.(Irenawati, 2012)

    Gambar 3.10. DC Solenoid

    3.6 Relay

    Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan

    magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan

    bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan. Susunan kontak pada

    relay adalah:

    1. Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.

    2. Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.

    Relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutus aliran arus listrik yang

    dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus tertentu pada koilnya. Ada 2

    macam relay berdasarkan tegangan untuk menggerakkan koilnya yaitu AC dan

    DC.

    Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika coil mendapat

    energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnetik yang akan menarik

    armature yang berpegas, dan contact akan menutup (Wicaksono, 2002). Relay

    terdiri dari inti besi, lilitan, atau saklar. bentuk fisik relay dapat dilihat pada

    gambar 3.11 berikut ini :

  • 24

    Gambar 3.11. Relay 5V

    3.7 Keypad Matriks 4x4

    Keypad membran matriks 4x4 adalah sebuah keypad dengan 4 baris dan 4

    kolom. Keypad ini biasa digunakan untuk aplikasi dalam bidang sistem keamanan,

    menu pilihan, serta entry data untuk embedded system. Cara kerja dari keypad ini

    yaitu menggunakan kombinasi dari empat baris dan empat kolom untuk

    perangkatnya . Di bawah setiap tombol adalah tombol tekan, dengan satu ujung

    terhubung ke satu baris dan ujung lainnya terhubung ke satu kolom. Gambar 3.12

    merupakan gambaran dari koneksi keypad matriks tersebut

    Gambar 3.12. Koneksi keypad

  • 25

    BAB IV

    PERANCANGAN SISTEM

    Bab ini akan menjelaskan perancangan prototipe sistem keamanan rumah.

    Rancangan sistem ini secara keseluruhan mencakup rancangan perangkat keras

    (hardware) dan perangkat lunak (software). Rancangan perangkat keras berisi

    penjelasan perancangan komponen perangkat keras yang digunakan dalam sistem

    ini. Sedangkan perancangan perangkat lunak berisi perancangan program dalam

    sistem keamanan rumah. Keterkaitan antar komponen dalam sistem ini

    ditunjukkan pada Gambar 4.1.

    MASUKAN KELUARAN

    Gambar 4.1 Diagram blok sistem secara keseluruhan

    Gambar 4.1 menjelaskan mikrokontroler ATmega 16 bertindak sebagai pusat

    pengontrol sistem. Mikrokontroler mendapatkan masukan dari sensor PIR, RFID

    sistem dan keypad . Ketika sensor PIR mendeteksi suatu gerakan, maka sistem RFID

    baru aktif. Setelah aktifnya sistem RFID tersebut, maka mikrokontroler akan

    mengolah sistem. Ketika ada tag RFID yang terdeteksi serta password pengguna

    SMS

    SOLENOID

    LCD

    PortA.0 Port B PortD.7

    SISTEM MINIMUM ATMEGA 16

    PortD.1(tx)

    portC

    PortD.0(rx)

    SENSOR PIR

    RFID

    KEYPAD

  • 26

    benar, maka mikrokontroler akan memberikan keluaran berupa terbukanya slot

    solenoid pintu secara otomatis. Tetapi jika ketika sistem RFID sudah aktif namun

    tidak ada tag yang terdeteksi maka mikrokontroler akan memberikan keluaran berupa

    SMS pemberitahuan. Setiap kondisi yang terjadi dari sistem ini juga tertampil pada

    display LCD.

    4.1. Perancangan Perangkat Keras (hardware)

    Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan pintu rumah ini

    meliputi peracangan modul pintu itu sendiri yang terdiri dari sensor PIR, RFID,

    minimum system dari ATmega16, Hand Phone (HP) gateway, solenoid, keypad

    dan relay.

    4.1.1 Perancangan sistem mikrokontroler

    Perancangan rangkaian sistem mikrokontroler ATmega16 ditunjukkan

    pada Gambar 4.2 berikut:

    Gambar 4.2. Perancaangan rangkaian mikrokontroler ATmega 16

  • 27

    Purwarupa sistem keamanan rumah ini menggunakan mikrokontroler AVR

    ATmega 16 sebagai pusat pengendali seluruh sistem yang digunakan. Dari

    Gambar 4.2 dapat dilihat terdapat beberapa komponen pada mikrokontroler AVR

    ATmega16 yang digunakan dalam sistem minimum ini, antara lain:

    1. Sistem reset, sistem reset berfungsi untuk me-reset mikrokontroler jika

    ingin mengulang proses yang sedang dijalankan mikrokontroler dari awal.

    Mikrokontroler AVR ATmega16 memiliki sistem reset internal pada pin

    Port C.6/reset. Sistem reset terdiri dari resistor 4,7 K dan kapasitor 100

    nF. Untuk me-reset digunakan sebuah push button. Push button tersebut

    pada Gambar 4.2 diberi simbol RESET.

    2. Regulator tegangan 5 volt. Karena pin Vcc mikrokontroler ATmega16

    membutuhkan tegangan 5 volt, maka digunakan IC 7805 sebagai regulator

    tegangan dan beberapa komponen pendukung untuk power supply.

    3. Pin I/O Sebagian besar port-port pada mikro dapat difungsikan sebagai

    input maupun output. Pada perancangan rangkaian, pin ADC0 atau port

    A.0 digunakan untuk input data dari sensor PIR, Port B digunakan untuk

    keypad ,Port C digunakan untuk LCD, Rx atau port D.0 digunakan untuk

    masukan dari reader RFID sedangkan Tx atau D.1 digunakan untuk HP

    gateway

    4.1.2 Perancangan RFID

    RFID dalam sistem ini terdiri dari dua hardware antara lain reader dan

    tag. Tag RFID akan terbaca oleh RFID reader yang kemudian akan digabungkan

    dengan input dari keypad, kemudian diolah oleh mikrokontroler untuk

    menghasilkan keluaran yang sesuai.untuk mendapatkan data ASCII. Rangkaian

    yang digunakan seperti pada Gambar 4.3

  • 28

    Gambar 4.3. Modul RFID

    Dari Gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa kaki 1 dan kaki 7 terhubung ke

    ground, kaki 1 merupakan ground reader, sedangkan pemilihan kaki 7

    dihubungkan ke ground karena untuk mendapatkan data ASCII, kemudian kaki 2

    dan 11 dihubungkan ke Vcc. Kaki 2 yang merupakan reset bar untuk data ASCII

    harus dihubungkan ke Vcc, dan kaki 11 ini merupakan power supply untuk reader

    sebesar 5v DC, kemudian data pin 0 atau kaki 9 yang berupa Tx dari reader

    dihubungkan ke Rx mikrokontroler.

    4.1.3 Perancangan sensor PIR

    Keluaran dari sensor ini berupa kondisi high dan low, di mana high saat

    PIR mendeteksi adanya gerakan dan tegangannya mendekati Vcc, sedangkan

    ketika PIR tidak mendeteksi gerakan, kondisinya menjadi low atau tidak ada

    tegangan. Sensor PIR ini hanya terdiri dari 3 kaki yaitu vcc, ground, dan output.

    4.1.4 Relay dan solenoid

    Relay yang digunakan adalah relay 5V, seperti pada Gambar 4.4, yang

    digunakan sebagai pengganti saklar otomatis untuk mengontrol solenoid. Solenoid

    dalam sistem ini digunakan untuk mengunci pintu. Ketika solenoid terhubung oleh

    tegangan, maka solenoid akan mengunci, sedangkan ketika terputus oleh tegangan

    maka solenoid akan normally open sehingga pintu bisa dibuka. Untuk rangkaian

    relay dan solenoid ini digunakan transistor sebagai driver relay. Saat basis

    transistor berlogika 1, atau dialiri arus maka kolektor akan terhubung singkat

    dengan emiter, sehingga dapat menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang

  • 29

    mengakibatkan relay terhubung dengan ground. Dengan demikian, slot solenoid

    akan menarik. Akan tetapi, jika basis berada pada logika 0 atau tidak dialiri arus,

    maka tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter. Dengan demikian

    relay tidak mendapat ground, maka relay akan tetap dalam keadaan membuka.

    Dalam kondisi ini slot solenoid akan mendorong sehingga pintu terkunci.

    Gambar 4. 4. Relay 5 V

    4.1.5 Perancangan Hand Phone (HP) gateway

    Komunikasi dengan handphone server perlu diperhatikan agar dapat

    digunakan sebagai rangkaian penerima sekaligus pengolah data menggunakan

    SMS, sehingga rangkaian antarmuka handphone Siemens C55 sebagai handphone

    penerima dengan mikrokontroler ATmega16 sebagai controller atau pengolah

    sinyal perlu diperhatikan pengkabelan pin dari port serial-nya. Port pada kabel

    data handphone Siemens C55 bentuknya berupa port serial. Gambar rangkaiannya

    dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut :

    Gambar 4.5 Pengkabelan handphone Siemens C55

    Mengoperasikan handphone ini dapat dilakukan dengan mengambil pin

    kedua sebagai ground dari handphone dan dihubungkan ke ground dari

    mikrokontroler. Receive (RX) dari handphone (pin 3) dihubungkan dengan

    software UART transmit (TX) mikrokontroler pada Port.D.1 yaitu pin 15.

  • 30

    4.2. Perancangan Perangkat Lunak (software)

    4.2.1 PDU Converter

    PDU Converter merupakan software yang digunakan untuk memudahkan

    kita mengkonversi isi SMS, nomor yang dituju, dan kode operator pengirim, serta

    perintah yang diinginkan menjadi data PDU, agar dapat dimengerti oleh

    mikrokontroler. Dapat dilihat pada Gambar 4.6 yang merupakan gambar form

    software PDU Converter yang terdapat operator pengirim sehingga

    memungkinkan untuk memilih operator untuk handphone server, di textbox

    nomor HP penerima merupakan tempat untuk mengisi nomor handphone yang

    ingin dituju dan isi SMS diisi dengan tulisan ada seseorang di depan pintu.

    Tombol convert to PDU untuk meng-convert operator pengirim, nomor tujuan, isi

    SMS ke Protocol Data Unit yang merupakan format message dalam heksadesimal

    yang dapat dimengerti oleh mikrokontroler. Hasil convert tersebut akan muncul

    pada textbox di bawah dan akan muncul pula jumlah panjang PDU.

    Gambar 4.6. Form PDU converter

  • 31

    4.2.2 BASCOM AVR

    Perancangan perangkat lunak pada program aplikasi yang menggunakan

    software BASCOM AVR yang digunakan untuk mengolah data dari sensor PIR,

    modul RFID, keypad dan menampilkannya menggunakan LCD. Data diolah oleh

    program BASCOM AVR melalui mikrokontroler. Sistem terdiri dari set dan reset

    solenoid untuk penguncian pintu, kemudian data dari sensor PIR ini diolah

    mikrokontroler yang berupa data ADC, yang kemudian ditampilkan oleh LCD

    berupa pemberitahuan untuk mendekatkan kartu. Kemudian data dari RFID yang

    berupa penerimaan sinyal dari tag RFID dikirim ke mikrokontroler.

    Mikrokontroler kemudian mengolah data dengan mencocokkan id yang sudah

    terdaftar atau belum terdaftar. Begitu juga dengan data dari keypad dicocokkan

    oleh mikrokontroler dengan password yang sudah disimpan di program

    mikrokontroler. Sedangkan jika sensor PIR mendeteksi gerakan namun tidak ada

    sinyal dari tag yang diterima reader maka program melalui mikrokontroler dan

    handphone gateway akan mengirim SMS pemberitahuan ke suatu nomor yang

    sudah ditentukan di dalam program. Diagram alir program sistem keamanan pintu

    rumah ditunjukkan pada Gambar 4.7

  • 32

    Gambar 4.7.Diagram alir program secara keseluruhan

    Tampilkan Dekatkan

    Kartu

    ttiiddaakk ADC PIR

    = 1023?

    Ada

    interup? Wait 10 s

    yyaa

    Inisialisasi

    data

    Pintu terkunci, pir

    mulai bekerja

    Baca ADC PIR

    Tampilkan Terkunci

    Program Interup

    ttiiddaakk

    yyaa

    Program SMS

  • 33

    Gambar 4.8. Diagram alir program interrupt

    Mulai

    Baca ADC PIR

    ADC PIR

    = 1023?

    ID

    terdaftar ?

    Tampilkan

    Masukkan Password

    Password

    benar ?

    Tampilkan Password benar

    Kunci terbuka

    Return

    Tampilkan kartu

    tidak terdaftar

    Hitung

    password

    salah

    Salah 3

    ?

    Tampilkan Gagal

    Tampilkan Coba lagi

    Selesai ttiiddaakk

    ttiiddaakk

    ttiiddaakk

    ttiiddaakk

    yyaa yyaa

    yyaa

    yyaa

  • 34

    Mulai

    Tampilkan SMS

    Print AT+CMGS=40

    Print PDU

    Return

    Gambar 4.8. Diagram alir program SMS

  • 35

    BAB V

    IMPLEMENTASI

    Dalam bab ini, implementasi dari rancangan sistem dibagi menjadi dua,

    yaitu implementasi rancangan perangkat keras dan implementasi rancangan

    perangkat lunak. Dalam melaksanakan serta mewujudkan rancangan ini dilakukan

    beberapa tahap, yaitu:

    1. Pengujian dan implementasi komponen perangkat keras (hardware).

    2. Penyusunan program BASCOM (software).

    5.1 Pengujian dan Implementasi Komponen Perangkat Keras

    Perangkat keras atau hardware merupakan komponen nyata dari

    rancangan sistem ini. Beberapa komponen utama dari perangkat keras dalam

    sistem ini adalah:

    1. RFID (Radio Frequency Identification)

    2. sensor PIR

    3. HP gateway

    4. relay dan solenoid

    5. keypad

    Agar dapat diketahui kondisi dan kinerja dari tiap-tiap komponen serta

    hubungannya dengan komponen lain, maka diperlukan suatu pengujian. Pengujian

    ini bertujuan untuk memastikan setiap komponen dapat bekerja dengan baik

    sebelum diimplementasikan ke dalam sistem.

    5.1.1 Pengujian RFID (Radio Frequency Identification)

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari RFID reader yang

    bersangkutan dengan jarak baca reader terhadap tag. Pengujian ini akan dilakukan

    dengan mendekatkan tag dengan reader-nya. Pembuktian pembacaan tag dengan

    menggunakan program BASCOM yang hasilnya tertampil pada LCD. Gambar 5.1

    merupakan gambar hasil pembacaan tag yang tertampil pada LCD tersebut.

    Sedangkan listing program yang digunakan terlihat pada Gambar 5.1

  • 36

    Gambar 5.1. Hasil pembacaan id tag oleh reader

    Gambar 5.2. Listing program pengujian tag

    Dalam pengujian ini, dilakukan pengujian dengan mendekatkan tag dari

    beberapa arah, yaitu atas, samping, dan dari bawah sensor dengan posisi tag

    secara sejajar terhadap sensor. Ilustrasi pengujian alat ini dapat dilihat pada

    Gambar 5.3. Jarak baca hasil pengujian terdapat pada Tabel 5.1

    Gambar 5. 3. Ilustrasi pengujian RFID reader

    1 Do

    2 Datain = Inkey()

    3 Input Datain Noecho

    4 Print Datain

    5 Lcd Datain

    6 Loop

  • 37

    Tabel 5.1. Pengujian jarak pembacaan tag oleh reader

    Pengujian ke-

    Pengujian

    Atas

    (cm)

    Bawah

    (cm)

    Samping

    I (cm)

    Samping

    II (cm)

    1 10,5 9 4,3 4,1

    2 9,8 8,8 4,3 3,9

    Rat-rata 10,15 8,9 4,3 4

    Dari hasil pengujian, didapat rata-rata jarak tag dari atas adalah 10,15 cm,

    dari bawah 8,9 cm, sedangkan dari sampingI 4,3 cm dan dari arah sampingII 4cm.

    Selain melakukan pengujian terhadap jarak, pengujian juga dilakukan terhadap

    kemampuan dan daya tahan tag. Pengujian pembacaan dengan media penghalang

    di antara reader dan tag, media penghalang yang digunakan antara lain buku

    dengan ketebalan 1 cm; 2,5 cm dan 4 cm. Pengujian dilakukan dengan

    mendekatkan tag dari atas dengan dihalangi oleh buku seperti ilustrasi Gambar

    5.3 di bawah ini.

    Gambar 5. 4. Ilustrasi pengujian tag dengan penghalang

    Langkah awal untuk melakukan pengujian RFID ini yaitu membuat program

    untuk pengujian tag seperti pada Gambar 5.2, kemudian program di-download ke

    mikrokontroler dan modul RFID dihubungkan ke sistem minimum

    mikrokontroler. Selanjutnya dekatkan tag ke reader RFID, maka nomor ID akan

    muncul pada LCD.

  • 38

    5.1.2 Pengujian sensor PIR

    Sensor PIR yang digunakan ini cukup mudah untuk melakukan

    pengujiannya. Ketika PIR mendeteksi suatu gerakan maka sensor akan menyala

    dan mempunyai tegangan mendekati Vcc, sedangkan ketika tidak mendeteksi

    gerakan sensor akan mati dan mempunyai tegangan 0 V. Gambaran ketika sensor

    PIR menyala dan mati bisa dilihat pada Gambar 5.5a dan 5.5b serta Gambar 5.6a

    dan 5.6b. Tabel 5.2 merupakan hasil dari pengujian jarak PIR yang dilakukan.

    (a) (b)

    Gambar 5.5a Keadaan pir menyala

    Gambar 5.5b Keadaan PIR mati

    (a)

    (b)

    Gambar 5.6a Tegangan ketika pir nyala

    Gambar 5.6b Tegangan ketika pir mati

  • 39

    Tabel 5.2. Hasil Pengujian jarak pembacaan PIR

    Pengujian

    Ke-

    Jarak

    1 m 2 m 3,5 m 5,5 m

    1 terdeteksi terdeteksi terdeteksi Tidakterdeteksi

    2 terdeteksi terdeteksi Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi

    3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi terdeteksi

    Jarak pembacaan sensor PIR yang di hasilkan, sangat dipengaruhi oleh cara

    penempatan sensor karena berhubungan dengan proses penginderaannya.

    5.1.3 Pengujian HP gateway

    Sistem komunikasi serial pengiriman pemberitahuan melalui SMS

    menggunakan handphone Siemens C55. Informasi dikirimkan melalui kabel data

    yang memiliki kabel RX, TX dan GND. Namun karena sistem hanya

    mengirimkan SMS saja dan tidak auto reply maka hanya menggunakan RX

    handphone yang dihubungkan dengan TX pada mikrokontroler yaitu portD.1 dan

    GND handphone juga dihubungkan dengan GND mikrokontroler.

    Pengkabelannya dilakukan dengan penyilangan (crossover) karena saling

    mengirim dan menerima. Fisik dari handphone Siemens C55 dapat dilihat pada

    Gambar 5.6.

    Gambar 5.7. Fisik handphone Siemens C55

  • 40

    5.1.4 Pengujian relay dan solenoid

    Pengujian terhadap relay dan solenoid dilakukan untuk mengetahui kinerja

    bersama dari kedua komponen tersebut. Karena solenoid di sini yang berperan

    dalam sistem keamanan pintu rumah sebagai pengunci. Relay yang digunakan

    adalah relay 5 V sedangkan solenoid bekerja pada tegangan 12 V. Relay

    digunakan sebagi saklar otomatis bagi solenoid. Didalam program, solenoid hanya

    di progam set dan reset, serta keluarannya berada di PORTD.7

    5.1.5 Pengujian keypad

    Pengujian keypad yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.8,

    dilakukan untuk mengetahui apakah keypad 4x4 dapat bekerja dengan baik dan

    alur logika program keypad dapat diterapkan dan terkoneksi dengan

    mikrokontroler AVR ATmega16. Listing program yang digunakan tertampil pada

    Gambar 5.9. Proses pengujian keypad dilakukan, untuk menampilkan karakter

    keypad yang ditekan ke display LCD. Untuk mengetahui tombol keypad dan

    urutan konfigurasinya dapat dilihat pada Tabel 5.1

    Tabel 5.3. Pengujian keypad

    Tombol keypad Urutan konfigurasi Tombol keypad Urutan konfigurasi

    1 0 0 7

    2 4 * 3

    3 8 # 11

    4 1 A 12

    5 5 B 13

    6 9 C 14

    7 2 D 15

    8 6

    9 10

  • 41

    Gambar 5.8. Pengujian keypad

    Gambar 5.9. Listing program konfigurasi keypad

    Setelah program diaplikasikan pada mikrokontroler, rangkaian keypad dan

    alur program dapat berjalan dengan baik.

    5.2 Pengujian dan Implementasi Komponen Perangkat Lunak

    5.2.1 Pengujian PDU converter

    Pengujian pada PDU converter ini dilakukan dengan cara mengisi data

    sesuai dengan keinginan seperti nomor tujuan, isi SMS, dan operator untuk HP

    server, kemudian di-convert dan menghasilkan data PDU. Gambar 5.10

    memperlihatkan hasil dari converter tersebut, dan juga tertera panjang PDU nya.

    1 Do

    2 Datakeypad = Getkbd()

    3 Locate 1 , 1

    4 Lcd "cek keypad matrx"

    5 Locate 2 , 1

    6 Cls

    7 Lcd "datakeypad:" ; Datakeypad

    8 If Datakeypad < 10 Then

    9 Locate 2 , 15

    10 Lcd " "

    11 End If

    12 Loop

  • 42

    Gambar 5.10. Hasil dari converter PDU

    5.2.2 Pengujian mikrokontroler dengan software AVR Dude

    Untuk melakukan pengujian mikrokontroler digunakan sebuah program

    yang ditulis dengan bahasa Basic dengan software BASCOM. Dari program

    tersebut didapatkan sebuah file *.hex yang merupakan hasil kompilasi BASCOM.

    Untuk memasukkan program ke dalam mikrokontroler digunakan USBASP

    Downloader yang didukung sebuah software yaitu AVR Dude . Gambar 5.11

    merupakan tampilan dari software AVR Dude Dengan USBASP, tidak perlu

    digunakan port parallel lagi untuk men-download file *.hex ke dalam

    mikrokontroler.

  • 43

    Gambar 5.11. Tampilan AVR Dude

  • 44

    BAB VI

    HASIL UJI DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini berisi mengenai hasil dari pengujian terhadap sistem secara

    keseluruhan kemudian dilakukan pembahasan. Bila pada bab sebelumnya

    dilakukan pengujian terpisah-terpisah terhadap komponen-komponen yang

    dipakai, maka pada bab ini pengujian dilakukan secara keseluruhan dengan

    mengintegrasi seluruh komponen yang digunakan. Pengujian secara keseluruhan

    ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem berjalan sesuai dengan keinginan

    atau tidak, dan hasilnya akan dibahas secara keseluruhan pula.

    6.1 Pengujian Sistem

    Pengujian sistem ini meliputi pengujian keseluruhan sistem yang berupa

    mikrokontroler, sistem RFID, sensor PIR, keypad, relay dan solenoid serta SMS

    gateway menggunakan HP Siemens C55. Gambar 6.1 merupakan bentuk fisik dari

    sistem secara keseluruhan

    Gambar 6.1 Bentuk fisik sistem secara keseluruhan

    Langkah pertama pengujian yaitu menghubungkan seluruh komponen

    yang digunakan, kemudian program yang digunakan di-download ke

  • 45

    mikrokontroler. Setelah itu sistem langsung bisa berjalan dengan ditandai tulisan

    TERKUNCI pada LCD ketika PIR mati atau tidak mendeteksi gerakan.

    Kemudian ketika PIR mendeteksi gerakan, maka akan ada tulisan DEKATKAN

    KARTU ANDA pada LCD. Gambar 6.2 dan 6.3 memperlihatkan gambar LCD

    dari kedua situasi tersebut. Namun apabila selama 10 detik orang tersebut tidak

    mendekatkan tag nya maka HP gateway akan mengirim SMS pemberitahuan. Isi

    dari SMS tersebut tertampil pada Gambar 6.4

    Gambar 6.2 LCD TERKUNCI

    Gambar 6.3 . LCD DEKATKAN KARTU..

    Gambar 6.4. Tampilan SMS di HP tujuan

    Gambar 6.4 di atas merupakan isi SMS ke nomor HP yang dituju berisi

    pemberitahuan ketika terdeteksi gerakan yang diindikasi ada seseorang di depan

    pintu namun tidak mendekatkan tag.

    Namun apabila user mendekatkan tag yang terdaftar maka user diminta

    untuk memasukkan password yang sudah terdaftar pula. Gambar 6.5 merupakan

    tampilan LCD ketika tag dan password yang didaftarkan.

  • 46

    Gambar 6.5 Tampilan LCD tag dan password yang terdaftar

    Selanjutnya untuk ID yang sudah terdaftar tersebut, harus memasukkan

    password yang benar yang sesuai pada password yang sudah dituliskan pada

    program. User diberi kesempatan 3x untuk memasukkan password, apabila salah

    ketika sudah 3x maka program akan kembali ke program utama.

    Gambar 6.6. Tampilan LCD password salah

    Untuk ID yang tidak terdaftar, maka pada tampilan LCD akan muncul

    tulisan KARTU TIDAK TERDAFTAR seperti yang bisa dilihat pada Gambar

    6.7.

    Gambar 6.7. Tulisan kartu tidak terdaftar

    Sistem selanjutnya yaitu apabila user benar memasukkan password-nya

    maka program akan berlanjut ke program untuk me-reset solenoid agar pintu bisa

    dibuka. Tampilannya pada LCD yaitu tulisan KUNCI TERBUKA sesuai

    Gambar 6.8.

    Gambar 6.8. Tampilan LCD KUNCI TERBUKA

  • 47

    Untuk mengetahui kondisi solenoid ketika menarik slotnya ke dalam,

    sehingga pintu bisa dibuka atau tidak terkunci, seperti pada Gambar 6.9,

    sedangkan untuk kondisi sebaliknya bisa dilihat pada Gambar 6.10 yaitu kondisi

    ketika slot solenoid mendorong keluar sehingga pintu tidak bisa dibuka atau

    terkunci.

    Gambar 6.9. Kondisi solenoid tidak mengunci

    Gambar 6.10. Kondisi solenoid saat mengunci

    6.2 Pembahasan

    Pembahasan dari keseluruhan sistem ini dilakukan agar mengetahui

    bagaimana sistem berjalan sesuai dengan keinginan, serta kendala-kendala yang

    ditemui selama sistem ini berjalan. Sistem keamanan pintu rumah yang dibuat ini

    merupakan sistem yang berjalan secara stand alone yang artinya tidak

    menggunakan atau terhubung dengan PC, sehingga pengendali utama hanya

  • 48

    berada di mikrokontroler. Program diawali dengan identifikasi mikrokontroler dan

    crystal yang digunakan untuk sistem yang ditunjukkan pada Gambar 6.11.

    Gambar 6.11. Deklarasi mikrokontroler

    Pada sistem ini digunakan ATmega16. Jenis mikrokontroler ini umum digunakan

    pada berbagai perancangan sistem. Kristal yang digunakan adalah 12 Mhz.

    Crystal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi

    setiap perintah pada program. Baudrate dipilih 9600 yang disesuaikan untuk

    pengiriman serta penerimaan data dari RFID.

    Gambar 6.12. Inisialisasi port

    Gambar 6.12 merupakan program inisialisasi dan konfigurasi port.

    Konfigurasi untuk LCD menggunakan portC, konfigurasi untuk keypad

    menggunakan portB. Sedangkan pinD.7 digunakan untuk keluaran dari solenoid.

    Setelah program deklarasi mikrokontroler dan inisialisasi port tersebut,

    sistem keamanan pintu rumah ini akan mulai berjalan ketika sensor PIR

    mendeteksi adanya gerakan yang artinya ada seseorang yang berada di depan

    pintu rumah. Potongan listing dari program utama sistem ini bisa dilihat pada

    Gambar 6.13.

    1 $regfile = "m16def.dat"

    2 $crystal = 12000000

    3 $baud = 9600

    1 Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.3 , Db5 = Portc.2 ,

    2 Db6 = Portc.1 , Db7 = Portc.0 , E = Portc.4 , Rs =

    3 Portc.5

    4 Config Lcdbus = 4

    5 Config Lcd = 16 * 2

    6 Cursor Off

    7 Config Kbd = Portb , Debounce = 100[ , Delay = 100]

    8 Config Portd.7 = Output

  • 49

    Gambar 6.13. Program utama

    Pemrograman sensor PIR ini ditempatkan pada program utama dan hanya

    menggunakan ADC. Karakteristik sensor PIR ini sangat mudah, karena hanya

    mempunyai 2 output tegangan yang berbeda. Saat sensor mati mempunyai

    tegangan 0 V, maka disetarakan dengan ADC 0, sedangkan ketika sensor menyala

    tegangannya hampir mendekati Vcc maka ADC-nya dapat dituliskan 1023 karena

    mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega16 yang mempunyai bit ADC 10

    bit, sehingga ADC maksimalnya 1024. ADC minimal 0 disetarakan dengan 0 V,

    maka ADC maksimal disetarakan dengan kondisi tegangan ketika PIR menyala.

    Karena pada program BASCOM penulisan ADC diawali dari 0, maka maksimal

    1 Aa:

    2 Do

    3 Set Selenoid

    4 Pir = Getadc(0)

    5 If Pir = 1023 Then

    6 Disable Interrupts

    7 Enable Interrupts

    8 Cls

    9 Cursor Off

    10 Locate 1 , 1

    11 Lcd " DEKATKAN "

    12 Locate 2 , 1

    13 Lcd " KARTU ANDA "

    14 Wait 10

    15 Cls

    16 Cursor Off

    17 Locate 1 , 1

    18 Lcd " sms "

    19 Waitms 100

    20 'Wait 10

    21 Print "AT+CMGS=40"

    22 Waitms 500

    23 Print

    24 "07912618485400F911000C912698674814050000471C617218342FCFCB

    25 6F79D87D0691D32072191E7683E06937BD0E7D" ; Chr(26)

    26 Wait 1

    27 Elseif Pir = 0 Then

    28 Cls

    29 Cursor Off

    30 Locate 1 , 1

    31 Lcd " TERKUNCI "

    32 Waitms 100

    33 End If

    34 Loop

  • 50

    ADC-nya yaitu 1023. Ketika sensor PIR mendeteksi gerakan maka program akan

    berjalan dengan pendeteksian tag RFID yang didekatkan pada reader. Pendekatan

    tag ini harus ketika PIR menyala. Alur sistem berlanjut ketika PIR menyala

    selama 10 detik namun tidak ada tag yang terbaca oleh reader RFID, maka sistem

    akan mengirim SMS ke nomor tujuan sebagai pemberitahuan. Isi SMS serta

    nomor tujuan sudah dituliskan pada program mikrokontroler. Penulisan program

    pada BASCOM untuk pengiriman SMS ini dengan menggunakan format PDU,

    dengan perintah at+cmgs untuk mengirim SMS, diikuti dengan panjang PDU.

    Panjang PDU ini dihitung tiap pasangan dari angka 11 (tipe SMS yang dipilih)

    sampai terakhir, sedangkan chr (26) merupakan karakter untuk berfungsi

    untuk mengakhiri perintah. SMS ini dikirim ke nomor tujuan dengan operator 3

    sedangkan kartu yang digunakan untuk HP gateway adalah XL Axiata. Ketika

    proses pengujian, dengan kedua operator yang berbeda tersebut SMS bisa terkirim

    dengan lancar, namun kendala dalam pengiriman SMS ini tentu sangat bergantung

    pada jaringan dari tiap operator yang digunakan. Terkadang bisa lancar namun

    terkadang juga pending. Pengujian sudah dilakukan dengan beberapa operator

    namun yang paling lancar yaitu mengunakan kedua operator tersebut.

    Apabila selama kurang dari 10 detik sudah ada tag yang terbaca oleh

    reader maka harus memasukkan password yang sesuai dengan ID tag tersebut.

    Gambar 6.14 menjelaskan program selanjutnya dari sistem ini, yaitu program

    mengenai RFID.

  • 51

    Gambar 6.14. Penulisan ID tag dan password

    1 Urxc_isr:

    2 Pir = Getadc(0)

    3 If Pir = 1023 Then

    4 Datain = Waitkey()

    5 'Waitms 10

    6 If Datain = "4" Then

    7 Stringcommand = ""

    8 Hbuf = Waitkey()

    9 Stringcommand = Stringcommand + Chr(hbuf)

    10 Hbuf = Waitkey()

    11 Stringcommand = Stringcommand + Chr(hbuf)

    12 Hbuf = Waitkey()

    13 Stringcommand = Stringcommand + Chr(hbuf)

    14

    15 Iki = Stringcommand

    16

    17 If Iki = "100" Then

    18 Pwd = "270890"

    19 Cls

    20 Cursor Off

    21 Locate 1 , 1

    22 Lcd "MASUKAN PASSWORD"

    23 Wait 2

    24 Gosub Ff

    25 Elseif Iki = "000" Then

    26 Pwd = "140290"

    27 Cls

    28 Cursor Off

    29 Locate 1 , 1

    30 Lcd "MASUKAN PASSWORD"

    31 Wait 2

    32 Gosub Ff

    33 Else

    34 Cls

    35 Cursor Off

    36 Locate 1 , 1

    37 Lcd " KARTU TIDAK "

    38 Locate 2 , 1

    39 Lcd " TERDAFTAR "

    40 Wait 2

    41 Gosub Aa

    42 End If

  • 52

    Pemberian password ini dimaksudkan sebagai pengamanan ganda. Yang

    pertama yaitu tag yang benar dan yang kedua yaitu password yang benar. Dalam

    program penulisan ID , digunakan perintah urxc. Perintah urxc ini termasuk

    perintah interrupt. Digunakannya urxc ini agar program datain ID atau pembacaan

    ID yang dilakukan oleh reader bisa dipanggil kapan saja, karena program ini

    ditimpa oleh program kirim SMS. Datain hanya dituliskan 1 ID yakni angka 4,

    karena semua ID tag diawali oleh angka 4, kemudian menggunakan 3

    stringcommand untuk menampung 3 ID selanjutnya. Dijelaskan pada program

    bahwa ID yang terdaftar diawali dengan ID 4100 dengan pengaturan password

    270890 dan untuk ID yang kedua mempunyai awalan 4000 dengan password

    140290, dan selain ID dengan awalan tersebut dianggap ID yang salah.

    Selanjutnya untuk bisa memasukkan password yang diinginkan, diatur

    terlebih dahulu untuk pengaturan keypad-nya. Program untuk keypad ini

    dituliskan pada Gambar 6.15 di bawah ini.

    Gambar 6.15. Pendeklarasian keypad

    1 Tombol = Getkbd()

    2 If Tombol = 0 Then

    3 Len_pas = Len(password)

    4 If Len_pas < 6 Then

    5 Password = Password + "1"

    6 End If

    7 Elseif Tombol = 4 Then

    8 Len_pas = Len(password)

    9 If Len_pas < 6 Then

    10 Password = Password + "2"

    11 End If

    12 Elseif Tombol = 8 Then

    13 Len_pas = Len(password)

    14 If Len_pas < 6 Then

    15 Password = Password + "3"

    16 End If

    22 Elseif Tombol = 5 Then

    23 Len_pas = Len(password)

    24 If Len_pas < 6 Then

    25 Password = Password + "5"

    26 End If

    32 Elseif Tombol = 2 Then

    33 Len_pas = Len(password)

    34 If Len_pas < 6 Then

    Password = Password + "7"

    End If

    35 Elseif Tombol = 6 Then

    36 Len_pas = Len(password)

    37 If Len_pas < 6 Then

    38 Password = Password + "8"

    39 End If

    45 Elseif Tombol = 7 Then

    46 Len_pas = Len(password)

    47 If Len_pas < 6 Then

    48 Password = Password + "0"

    49 End If

    50 Elseif Tombol = 14 Then

    51 Len_pas = Len(password)

    52 If Len_pas > 0 Then

    53 Len_pas = Len_pas - 1

    54 If Len_pas = 0 Then

    55 Password = ""

    56 Else

    57 Password = Left(password ,

    58 Len_pas )

    59 End If

    60 End If

    61 Elseif Tombol = 15 Then

  • 53

    Progam untuk keypad ini terlebih dahulu dituliskan If Tombol = 0

    Then , 0 yang merupakan urutan konfigurasinya, kemudian Len_pas =

    Len(password)dan If Len_pas < 6 Then untuk password-nya karena

    program yang dibuat hanya berlaku untuk password yang karakternya kurangdari

    dan sama dengan 6. Pada potongan program Password = Password + "1"

    , angka 1 merupakan tombol keypad yang dimaksud, begitu seterusnya sampai

    semua tombol keypad terpenuhi.

    Untuk pengaturan input-an password digunakan increament sebanyak 3x,

    artinya seseorang diberikan kesempatan sebanyak 3x untuk memasukkan

    password. Apabila sudah 3x salah memasukkan password, program akan kembali

    ke program awal yaitu dengan tampilan LCD TERKUNCI dan jika PIR

    menyala akan berubah tampilannya pada LCD. Listing program dari penjelasan di

    atas bisa dilihat pada Gambar 6.16.

    Gambar 6.16. Increament password

    Tetapi apabila password yang dimasukkan benar, maka program akan

    berlanjut ke program selanjutnya yaitu reset solenoid dan berlanjut ke program

    selanjutnya seperti pada Gambar 6.17.

    1 Incr N

    2 Password = ""

    3 Locate 1 , 1

    4 Lcd " PASSWORD SALAH "

    5 Wait 1

    6 If N = 3 Then

    7 Locate 1 , 1

    8 Lcd " 3 KALI SALAH "

    9 Locate 2 , 1

    10 Lcd "**** GAGAL **** "

    11 Wait 3

    12 N = 0

    13 Gosub Aa

  • 54

    Gambar 6.17. Penulisan kondisi solenoid

    Reset solenoid ini berarti solenoid yang sebelumnya slotnya mendorong

    keluar yang menyebabkan pintu tidak bisa dibuka, akan menarik slotnya sehingga

    pintu bisa dibuka. Setelah solenoid ini di reset maka program memberikan waktu

    5 detik dan kemudian kembali ke sub aa (program utama) yang didalam sub aa

    tersebut ada set solenoid yang artinya setelah 5 detik tersebut solenoid akan

    kembali mengunci pintu ketika pintu sudah ditutup. Agar set dan reset solenoid

    bisa berjalan secara otomatis, digunakan relay yang berfungsi sebagai saklar

    otomatisnya. Selain itu relay juga berfungsi sebagai penjembatan tegangan antara

    mikrokontroler dan solenoid, karena tegangan input mikrokontroler adalah 5 V

    sedangkan tegangan untuk solenoid adalah 12 V. Karena pada program datain

    digunakan urxc, maka dibutuhkan interrupt, sehingga didalam program utama

    (sub aa) juga terdapat disable dan enable interrupt dengan tujuan agar ketika

    program selesai berjalan 1x sampai