Top Banner
Makalah Awal Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi’ah dan Dinasti Aghlabiyah-Sunni) Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Abdul Karim, Doubel M. A. Oleh: Maksum NIM.: 13913013
22

Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Feb 03, 2023

Download

Documents

Maksum Maksum
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Makalah

Awal Islamisasi di Afrika Utara(Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij,Dinasti Idrisiyah-Syi’ah dan Dinasti

Aghlabiyah-Sunni)Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Abdul Karim,

Doubel M. A.

Oleh:

MaksumNIM.: 13913013

Page 2: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Konsentrasi Ekonomi Islam

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2014A. Pendahuluan

Kontak pertama kali Afrika dengan Islam terjadi

pada masa Nabi Muhammad SAW setelah beberapa sahabatnya

hijrah ke Habsy dan mendapatkan perlakuan yang baik

dari masyarakat dan penguasa yaitu Raja Najjasyi atau

Negus. Panglima Amr ibn ‘Ash pada masa Khalifah Umar

menguasai Mesir (639-644 M) setelah mengalahkan tentara

Bizantium. Penaklukan Afrika Utara dilanjutkan oleh

Khalifah berikutnya Usman ibn ‘Affan dengan mengirim

Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi Sarah. Kekalahan yang

dialami oleh pasukan Bizantium membuat penguasa

Bizantitum meminta diadakan genjatan senjata. Pada masa

Dinasti Umayah ‘Uqbah ibn Nafi’ menjadi gubernur di

Afrika pada 666 M dengan ibu kota di Fustat.1 Pada awal

perkembangannya daerah Afrika Utara menjadi tempat

dinasti Idrisiyah yang beraliran syiah di Maroko,

Dinasti Aghlabiyah yang beraliran Sunni di Tunisia,

1 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Edisi Revisi),(Yogyakarta: Bagaskara, 2014), hlm. 184.

2

Page 3: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Dinasti Rustamiyah yang beraliran Khawarij di Aljazair,

Dinasti Ibn Toulun di Mesir, dan lainnya. Pembahasan

dalam kajian ini lebih diarahkan kepada peran ketiga

dinasti yang berbeda aliran yaitu Syiah, Khawarij, dan

Sunni dalam Islamisasi di Afrika Utara.

B. Kondisi Geografis dan Penduduk Asli Afrika Utara

a. Kondisi Geografis Afrika Utara

Dalam terminologi Arab, daerah-daerah yang

termasuk bagian dari Afrika Utara meliputi: lembah

sungai Nil bagian bawah yang disebut dengan al-Misr

(Mesir modern); wilayah Libya, Cyenacia,

Tripolitania dan Tunisia, yang seluruh wilayah itu

dikenal orang-orang Arab sebagai Afrika; serta

wilayah Aljazair dan Maroko, yang oleh orang-orang

Arab dikenal dengan sebutan al-Maghribi. Daerah-

daerah itulah yang termasuk bagian dari Afrika

Utara.2

Saat ini daftar negara-negara Afrika Utara

menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah

Algeria (Aljazair), Egypt (Mesir), Libya, Morocco,

Sudan, Tunisia, dan Western Sahara (Sahara Barat).

Kadangkala negara-negara berikut dimasukkan pula

Mauritania, Ethiopia, Eritrea, dan lain-lain.3

Daerah ini merupakan gurun sahara yang memisahkan2 Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga

Modern, cet. kedua (Yogyakarta: LESFI, hlm. 220.3 Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara pada hari Selasa

tanggal 02 September 2014 jam 10.40.

3

Page 4: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Afrika menjadi dua bagian, yaitu Afrika Utara dan

Afrika yang sebenarnya. Gurun Sahara adalah nama

sebuah padang pasir terbesar di dunia. Nama

"Sahara" diambil dari bahasa Arab yang berarti

"padang pasir". Bahasa Arab pada gilirannya

mengambil dari bahasa Sumeria. Padang pasir ini

membentang dari Samudra Atlantik ke Laut Merah.

Dari Laut Tengah di utara sampai ke Sahel di

sebelah selatan. Dari Mauritania di sebelah barat

ke Mesir di sebelah timur. Padang pasir ini membagi

benua Afrika menjadi Afrika Utara dan Afrika "yang

sejatinya". Kedua bagian benua ini sangat berbeda,

baik secara iklim maupun budaya. Luas padang pasir

ini sekitar 9.000.000 km2.4

b. Penduduk Asli Afrika Utara

Nama Berber dalam sejarah Yunani dan Romawi

Timur dikenal dengan non-Yunani dan non-Bizantium,

atau sama dengan sebutan ‘Azam dalam bangsa non-

Arab. Asal mula bangsa ini dari tengah-tengah Asia

bahkan ada yang menyebut dari daerah Caucasus, Asia

Tengah. Mereka mengembara dan berkelana sampai ke

Eropa Utara, perbatasan Eropa Timur sebelum Masehi.

Karena tidak dapat masuk ke wilayah Romawi dalam

waktu yang lama akhirya orang Berber ada yang

bermukim di sekitar lembah Sungai Dniper (Ukraina).4 Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gurun_Sahara pada hari Selasa

tanggal 02 September 2014 jam 10.43.

4

Page 5: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Adapun suku Berber yang terkenal sebagai Vandal di

Iberia datang dari Bayern (Jerman), kemudian nama

Iberia diubah atas nama mereka menjadi Vandalusia.

Mereka kalah bersaing dengan Goth (Gothia Barat

salah satu ras yang kuat diantara suku-suku

Jerman), dan terusir ke Afrika Utara dengan jumlah

80.000 orang di bawah pimpinan Geiserik (Vandal).

Di Afrika, Geiserik mengalahkan tentara Bizantium

dan menguasai ibu kota provinsi Pemerintahan Romawi

di Afrika: Carthge, Tunisia, Afrika Utara.

Pemerintah Romawi akhirnya mengadakan genjatan

senjata dan mengakui penguasa baru yang pemenang

perang, yaitu Geiserik, sebagai penguasa yang

berdaulat. Sejak saat itu, penduduk Afrika Utara

terkenal sebagai bangsa Berber, sedang di belahan

dunia yang lain sebutan Berber atas diri mereka

lambat laun hilang.5

Kehidupan sosial masa lalu Afrika Utara adalah

sebuah kehidupan masyarakat pedesaan yang bersifat

kesukuan, nomad, (berpindah-pindah tempat) dan

patriarkhi. Ketika daerah ini berada di bawah

kekuasaan Romawi, tak pelak pengaruhnya sangat

besar bagi masyarakat Barbar. Umumnya mereka

dipengaruhi oleh para elit kota yang mengadopsi

bahasa, gagasan dan adat istiadat para penguasa.

5 Karim, Sejarah, hlm. 183.

5

Page 6: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Tetapi elit-elit ini tidak banyak. Selanjutnya,

setelah orang-orang Vandal (Barbar) memperoleh

kemenangannya, pengaruh Romawi di sebagian besar

Afrika mulai berhenti, kecuali pengaruh ekonomi,

dan peradaban Barbar lama secara bertahap muncul

kembali.6

C. Masuknya Islam di Afrika Utara

Masuknya kekuasaan Islam di Afrika dimulai ketika

Panglima Amr ibn ‘Ash pada masa Umar ibn Khattab

menguasai Mesir (639-644 M) setelah mengalahkan tentara

Bizantium. Dilanjutkan oleh Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi

Sarah masa Usman ibn ‘Affan yang berhasil mengalahkan

tentara Romawi dalam peperangan di laut (Laut Tengah)

dan terus maju sampai ke Barqah dan Tripoli yang jatuh

ketangannya. Pasukan Abdullah maju terus ke arah

Carthage, ibu kota Romawi di Afrika Utara waktu itu.

Akhirnya atas permintaan dari penguasa Bizantium

diadakan genjatan senjata. Mendengar berita perjanjian

damai tersebut Raja Constantine III sangat marah dan ia

menghendaki supaya semua wilayah kekuasaannya yang

telah jatuh di tangan kaum muslim, harus direbut

kembali. Pada saat itu situasi politik di Madinah

kurang mendukung untuk melanjutkan perang yang akhirnya

Khalifah Usman terbunuh dan keadaan kacau sampai Ali

juga terbunuh.7

6 Maryam, Sejarah., hlm. 220.7 Karim, Sejarah Ibid., hlm. 184.

6

Page 7: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

‘Uqbah ibn Nafi’ merupakan gubernur Afrika pada

masa Muawiyah ibn Abi Sofyan, pendiri Dinasti Umayah.

Dia memulihkan keadaan disana sepenuhnya yang

sebelumnya para pemimpin daerah itu telah berjanji

dengan kaum mulim untuk hidup damai. Pada tahun 50

H/670 M ‘Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur,

Qayrawan, di sebelah selatan Tunisia. Tujuannya adalah

untuk mengendalikan orang-orang Barbar yang ganas dan

sukar diatur, dan juga untuk menjaga terhadap

perusakan-perusakan yang dilakukan oleh orang-orang

Romawi dari laut. Perjalanan ‘Uqbah yang cemerlang itu,

dan pukulan-pukulannya yang menghancurkan orang-orang

Romawi dan Barbar, telah membuat negeri itu aman selama

beberapa tahun.8

Penguasa Afrika kemudian diberikan kepada Maslamah

oleh Muawiyah karena ia memiliki ikatan hubungan

perjanjian rahasia dengan Maslamah dan Abul Muhajir.

Daerah Qayrawan (Ifriqiyah) kemudian diberikan kepada

Abul Muhajir oleh Maslamah.

Pada periode II –masa Yazid I—‘Uqbah ibn Nafi’

diangkat kembali sebagai penguasa Ifriqiyah dan

melanjutkan perluasan wilayah sampai ke Maroko sehingga

seluruh Ifriqiyah dan daerah al-Maghrib al-Aqsa jatuh di

tangannya secara cepat dan waktu yang singkat sehingga

‘Uqbah dijuluki Alexander muslim I. ‘Uqbah dikalahkan

8 Maryam, Sejarah., hlm. 221

7

Page 8: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Kusaila (kepala suku bangsa Berber) di Tahuza. Sejak

saat itu, orang-orang Islam tidak berdaya mengembalikan

kekuasaannya di Afrika Utara, karena selain berhadapan

dengan bangsa Barbar, mereka juga harus berhadapan

dengan bangsa Romawi yang memanfaatkan kesempatan dalam

pemberontakan Kusail tersebut. Kusaila sendiri

dikalahkan oleh Zuhair ibn Qais al-Balawi yang

merupakan wakil dari ‘Uqbah yang diangkat menjadi

penggantinya pada masa Abd al-Malik ibn Marwan. Situasi

politik yang sedang memanas di Arab, Iraq dan Persia

membuat Khalifah Abdul Malik terlambat mengirimkan

bantuan sehingga Zuhair gugur oleh serangan Bizantium.

Pengganti berikutnya adalah Hasan ibn Nu’man (709 M)

yang bersamaan dengan munculnya Kusailah II, Kahina

(pendeta wanita yakni ahli nuzum). Kisah-kisah itu pada

periode ini kurang jelas baik secara fakta dan urutan-

urutan kejadiannya belum dipastikan. Selanjutnya Musa

ibn Nusair diangkat menjadi Gubernur Jenderal

menggantikan Hasan. Sebagai catatan, pada akhir

kekuasaan dua penguasa Afrika Utara itu, anak turunan

dari Kahina hanyak konversi Islam, dalam sejarah

disebut Mawali.9

D. Islamisasi Afrika Utara

Kekuasaan Islam di Afrika Utara tidak berjalan

mulus. Ketika Islam pertama kali masuk daerah ini,

9 Karim, Sejarah Ibid., hlm. 185

8

Page 9: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

guncangan politik akibat pemberontakan yang dilakukan

oleh orang-orang Barbar dan orang-orang Romawi muncul

bergantian. Dalam kondisi ini penyebaran Islam tidak

bisa berjalan dengan baik. Pada masa Musa ibn Nusair

terjadi perubahan sosial dan politik yang cukup

drastis. Perlawanan orang-orang Barbar dapat dikalahkan

dan dominasi politik berada di tangan orang-orang

muslim sehingga dakwah Islam menyebar dengan kecepatan

yang luar biasa. Hal-hal inilah yang mendorong sebagian

sejarawan menganggap Musa ibn Nusair sebagai “penakluk

yang sesungguhnya” (the true conqueror) atas Afrika Utara.

Perubahan sosial dan politik sejak Musa memegang

kendali pemerintahan menjadi modal yang sangat besar

bagi pembangunan fondasi peradaban Islam di Afrika

Utara, khususnya berkaitan dengna kebijakan

islamisasinya. Tampaknya dialah yang memainkan peran

menentukan dalam membuat stabilitas keamanan dan

menyebarkan ajaran-ajaran Islam di daerah itu. Tetapi

sesungguhnya, informasi mengenai fenomena islamisasi

orang-orang Barbar itu sangat sedikit. Para sejarawan

tidak memberikan sumbangan yang memadai tentang hal

ini, khususnya lagi mengenai peran Musa di atas.

Satu hal yang perlu dikemukakan, bahwa seluruh

pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara dilakukan

oleh orang-orang Barbar dan kaum Khawarij. Tidak

diketahui bagaimana paham Kharijiyah masuk ke daerah

9

Page 10: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

itu dan kemudian menyebar di sana. Yang pasti semangat

egalitarian dan karakter oposisinya terhadap

pemerintahan Bani Umayah telah merefleksikan aspirasi

orang Barbar. Orang-orang Khawarij tidak hanya

‘menyebarkan’ Islam saja, tetapi juga membawa orang-

orang Barbar kepada pengetahuan yang mendalam mengenai

agama itu, khususnya di Jabal Nafusa dan daerah Tahart.

Upaya orang-orang Khawarij ini menyebabkan Islam

menjadi benar-benar mengakar di daerah Afrika Utara. Di

sisi lain, bahasa Arab mengalami kemajuan pesat di

berbagai kota sebagai bahasa percakapan, yang mana hal

itu muncul sampai sekarang. Arabisasi daerah Maghrib

tersebut dilakukan oleh orang-orang Badui (Arab) yang

bermigrasi ke sana. Banyak orang-orang Barbar, baik

yang nomad maupun yang menetap, melakukan perkawinan

silang dengan pendatang baru itu; meskipun ada juga

kelompok-kelompok Barbar perdalaman yang mempertahankan

bahasa dan adat istiadat mereka. Hal ini disebabkan

kesamaan peradaban yang dibawa oleh orang-orang Badui

dengan peradaban penduduk setempat yaitu kesukuan dan

peladang. Dengan cara inilah secara bertahap terbentk

pendudk Barbar-Arab yang sampai sekarang mendiami

sebagai besar Afrika Utara.10

E. Peran Dinasti-Dinasti Islam di Afrika Utara

a. Dinasti Rustamiyah di Aljazair (761-909 M)

10 Maryam, Sejarah., hlm. 222.

10

Page 11: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Dinasti ini dipelopori oleh Abdurrahman ibn

Rustam yang beraliran khawarij ibadiyah. Keberadaan

dinasti ini yang radikal, equalitarian dan religio-

politis sebenarnya merupakan protes terhadap

dominasi Arab yang sunni. Di timur, Kharijiyah

merupakan sekte minoritas yang ekstrem dan kasar,

sementara di barat, Kharijiyah merupakan sebuah

gerakan massa dan lebih moderat.11 Ibu kotanya

adalah Tahart yang berhubungan dengan kota Aures,

Tripolitania dan Tunisia Selatan. Dinasti ini

bersekutu dengan Bani Umayah di Spanyol karena

terjeit oleh Idrisiyah yang Syi’i di barat dan

Aghlabiyah yang Sunni di timur. Dinasti ini

berakhir dengan jatuhnya Tahart ke tangan para

penyebar dakwah Fatimiah tahun 296 H/909 M.

Walaupun secara politis Rustamiyah di bawah

kekuasaan Fatimiyah, tetapi ajaran Khawarij masih

berkembang dan berpengaruh di beberapa wilayah

Maghrib seperti Oase Mazb Aljazair, Pulau Jerba di

Tunisia, dan Jabal Nefusa hingga kini. Tahart di

masa Rustamiyah mengalami kemakmuran yang

menakjubkan dan sebagai persinggahan di Utara di

antara salah satu rute-rute kafilah trans-Sahara,

juga merupakan pusat ilmu pengetahuan agama yang

tinggi khususnya aliran Khawarij untuk seluruh11 C. E. Boswort, Dinasti-Dinasti Islam, Terj. Ilyas Hasan, (Bandung:

MIZAN, 1980), hlm. 44.

11

Page 12: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Afrika Utara dan bahkan di luar wilayah tersebut,

seperti Oman, Zanzibar, dan Afrika Timur.12

b. Dinasti Idrisiyah di Maroko (788-974 M)

Idris ibn Abdullah merupakan salah seorang

keturunan Nabi Muhammad SAW yaitu cucu dari Hasan

ibn Ali ibn Abi Thalib. Idris pernah juga ikut

serta dalam pemberontakan terhadap Abbasiah pada

786 M, namun karena kalah, maka ia melarikan diri

ke Maroko (al-Maghribi) dimana prestise keturunan Ali

masih dihormati sehingga tokoh Barbar Zenata di

Maroko Utara menerimanya sebagai pemimpin mereka.

Berkat dukungan yang sangat kuat dari suku Barbar

inilah dinasti Idrisiyah lahir. Nama Idris kemudian

dinisbahkan untuk nama dinasti ini yaitu

Idrisiyah.13 Sebelum Idrisiyah masyarakat Barbar

menganut equalitarianisme (egalitarianisme) radikal

Kharijiyyah. Dinasti ini berusaha memasukkan

doktrin syi’ah ke daerah Maghribi (Maroko) dalam

bentuk yang sangat halus, maksudnya tidak dengan

cara kekerasan seperti ekspansi penaklukan atau

perang.14

Ada dua alasan penting yang melatarbelakangi

munculnya dinasti Idrisiyah dan menjadi dinasti

12 Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: LogosWacana Ilmu, 1997), hlm. 110.

13 Khoiriyah, Reorientasi Wawasan Islam dari Arab sebelum Islam hinggaDinasti-Dinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 128.

14 Boswort, Dinasti, hlm. 43.

12

Page 13: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

yang kokoh dan kuat. Pertama, adanya dukungan yang

sangat kuat dari bangsa Barbar yang sangat

mengagungkan Ali. Kedua, letak geografis dinasti

ini yang sangat jauh dari pusat pemerintahan

Abbasiyah yang berada di Baghdad sehingga sulit

untuk ditaklukkan.15

Masa kejayaan dinasti Idrisiyah terjadi pada

masa Idris I, Idris II dan Yahya bin Muhammad.

Idris I, dapat mempersatukan suku-suku barbar,

imigran-imigran arab yang berasal dari Spanyol dan

Tripolitania, membangun kota Fez sebagai pusat

perdagangan, kota suci tempat tinggal Shorfa

(orang-orang terhormat keturunan Nabi dari Hasan

dan Husein ibn Ali ibn Abi Thalib). Masa Yahya ibn

Muhammad kemajuan kota dilihat dari pertumbuhan

penduduk dan pembangunan gedung-gedung megah serta

membangun masjid Qayrawan dan Masjid Andalusia.16

Ibu kota dinasti Idrisiyah adalah Fez (Fas).

Inilah merupakan dinasti Syi’ah pertama dalam

sejarah Islam. Karena dinasti ini terletak antara

kekuatan Islam besar yaitu Umayah II di Andalusia

dan Fatimiah di Afrika Utara. Akhirnya panglima

dari Hakam II di Andalusia, yaitu Ghalib Billah

15 Khoriyah, Reorientasi, hlm. 128.16 Ibid., hlm. 129

13

Page 14: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

melakukan aneksasi wilayah Idrisiyah. Setelah itu,

maka berakhirlah wilayah Dinasti Idrisiyah.17

c. Dinasti Aghlabiyah di Tunisia (800-909 M)

Ketika Idrisiyah-Syiah meluaskan daerah

kekuasaannya di bagian barat Afrika Utara,

Aghlabiyah-Sunni juga melakukan hal yang sama di

timur. Di luar wilayah yang dinamakan Ifriqiyah

(Afrika Kecil, terutama Tunisia), sempalan dari

“Afrika” Latin, khalifah Harun al-Rasyid mengutus

Ibrahim ibn al-Aghlab sebagai penguasa Ifriqiyah.

Mereka berkuasa secara independen dengan penguasa

yang bergelar Amir dan mempengaruhi kawasan Laut

Tengah. Pada tahun 800 M Ibrahim diberi provinsi

Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun al-Rasyid

sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya

40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang

besar.18

Banyak penerus Ibrahim terbukti sama

bersemangatnya dengan Ibrahim sendiri. Dinasti itu

menjadi salah satu titik penting dalam sejarah

konflik berkepanjangan anrara Asia dan Eropa.

Dengan armadanya yang lengkap, mereka memorak-

porandakan kawasan pesisir Italia, Prancis,

Korsika, dan Sardinia. Salah satu dari mereka

Ziyadat Allah I (817-838), pada 827 mengirim17 Karim, Sejarah, hlm. 188.18 C.E. Boswort, Dinasti, hlm. 46.

14

Page 15: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

ekspedisi ke Sisilia Bizantium, yang didahului oleh

operasi para bajak laut. Ekspedisi ini, juga

ekspedisi-ekspedisi berikutnya, berhasil

menaklukkan pulau itu pada 902. Sisilia,

sebagaimana akan kita lihat, menjadi basis

menguntungkan bagi operasi-operasi melawan wilayah

daratan, terutama Italia. Selain Sisilia, Malta dan

Sardinia juga berhasil direbut, terutama oleh para

bajak laut yang operasinya meluas jauh sampai ke

Roma. Pada saat yang sama, para bajak laut muslim

dari Kreta terus-menerus menyerbu pulau-pulau kecil

di Laut Aegea, dn pada pertengahan abad kesepuluh,

mereka menyerang kawasan pesisir Yunani. Tiga

prasasti Kufik yang ditemukan di Arena

mengungkapkan adanya pemukiman Arab di sana yang

diduga bertahan sampai awal abad ke sepuluh. Masjid

besar Kaiwaran, yang masih berdiri sebagai saingan

bagi masjid-masjid termasyhur ti Timur, mulai

dibangun dibawah kekuasaan Ziyadat Allah dan

disempurnakan oleh Ibrahim II (874-902). Tempat

berdirinya masjid itu juga merupakan lokasi

beridirinya bangunan suci ‘Uqbah, pendiri Kaiwaran.

Masjid ‘Uqbah oleh para penerusnya telah dihiasi

dengan pilar-pilar marmer yang didapat dari puing-

puing Kartago, yang kemudian dimanfaatkan lagi ileh

penguasa Aghlabiyah. Menara persegi yang melengkapi

15

Page 16: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

bangunan masjid ini, merupakan peninggalan bangsa

Umayyah terdahulu, dan termasuk yang paling lama

bertahan di Afrika, memperkenalkan bentuk menara

ala Suriah kepada masyarakat Afrika barat-laut.

Bentuk model menara itu bahkan tidak pernah

tergantikan oleh bentuk-bentuk lain yang lebih

ramping dan tinggi seperti yang ada dalam

peninggalan Persia dan bangungan ala Mesir. Dalam

gaya Suriah, bata digunakan sebagaimana gaya-gaya

bangunan lain menggunakan batu. Berkat masjid ini,

Qayrawan, di mata kalangan muslim Barat, menjadi

kota suci keempat, setelah Mekah, Madinah, dan

Yerussalem –salah satu dari empat gerbang surga.

Dibawah kekusaan Aghlabiyah inilah terjadi

perubahan penting di tengah kawasan Afrika kecil.

Dari kawasan yang tadinya dihuni oleh para penganut

Kristen yang berbicara dengan bahasa Latin menjadi

kawasan para penganut Islam yang berbicara dengan

bahasa Arab. Bagaikan rumah judi, Afrika Lain Utara

–yang menopang St. Agustinus dengan lingkungan

budayanya- telah runtuh dan tidak pernah bangkit

lagi. Perubahan ini mungkin lebih sempurna

dibandingkan perubahan yang terjadi di kawasan

manapun, karena kawasan ini tidak terlalu disentuh

oleh tentara muslim. Pertikaian yang belakangan

muncul dipicu oleh suku-suku Berber yang belum

16

Page 17: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

menyerah. Pertikaian ini berbentuk sektarianisme

muslim yang terpecah belah dan sarat dengan bidah.19

Dinasti Aghlabiyah (800-909 M) berpusat di

Sijilmasa, bertujuan untuk membendung kekuasaan-

kekuasaan luar dengan Abbasiah terutama serangan

Dinasti Rustamiyah (Khawarij) dan Idrisiyah. Kedua

dinasti ini sama-sama berusaha ekspansi ke al-

Maghrib untuk melemahkan kekuasaan Abbasiah di

Afrika dan sekitarnya. Periode ini membawa Afrika

Utara dan kawasan pesisir Laut Tengah dalam banyak

kemajuan. Dinasti ini dilenyapkan oleh Dinasti

Fatimiah ketika menguasai ibu kota Sijilmasa,

dengan mengalahkan penguasa terakhir Ziadatullah

al-Aghlabi III pada 909 M.20

F. Penutup

Kondisi politik Afrika Utara yaitu suku Berber dan

Khawarij pada masa-masa berakhirnya Daulah Umayah ikut

barisan untuk menggulingkan Umayah karena mereka

berfaham demokratis dan menganggap khalifah tidak hanya

harus dari golongan tertentu (Quraisy) akan tetapi

boleh saja dari suku dan bangsa manapun asal memenuhi

syarat. Namun akhirnya mereka kecewa dengan sikap

Khalifah Mansur yang satu persatu menyingkirkan tokoh-

tokoh yang berjasa guna menumbangkan Dinasti Umayah19 Philip K. Hitti, History of The Arabs, From the Earlest Time for the Present,

alih bahasa R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Cet. 1(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semseta, 2002), hlm. 571.

20 Karim, Sejarah, hlm. 189

17

Page 18: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

untuk mendirikan Dinasti Abbasiah. Pada akhirnya,

mereka menarik dukungan dan mengganggu kestabilan

politik Abbasiah. Mereka juga kecewa dengan sikap

Abbasiah terhadap mereka yang berat sebelah dengan

orang Persia. Gerakan dan pemberontakan ini baik Berber

maupun Khawarij dapat dipadamkan di bawah panglima

merangkap amir, Yazid ibn Hasan al-Muhallab (772 M0

yang berhasil menguasai Qayrawan, sebagai pusat politik

Islam di Afrika Utara.21

Perkembangan selanjutnya berdirilah Dinasti

Aghlabiyah yang independen –walaupun masih dibawah

kekuasaan Abbasiah- untuk mencegah masuknya paham Syiah

dan Khawarij dari maghrib ke masyriq. Wilayah-wilayah

Afrika Utara seperti Dinasti Idrisiyah-Syiah di Maroko

pada akhirnya dikalahkan oleh Umayah II dari Andalusia

sedangkan Dinasti Rustamiah-Khawarij dan Aghlabiyah-

Sunni dikalahkan oleh Dinasti Fatimiah-Syiah.

21 Ibid., hlm. 146.

18

Page 19: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Lampiran 1

Peta Dinasti Rustamiyah, Dinasti Idrisiyah dan Dinasti

Aghlabiyah

19

Page 20: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Lampiran 2

Dinasti-dinasti dan para Khalifah yang berkuasa di

Wilayah Afrika Utara

1. Masa Khulafa’ al-Rasyidin:

a. Amr ibn al-Ash (641 M), masuk Mesir dan

Barqah tahun 643 M

b. Abdullah ibn Abi Sarh, masuk Tripolitania

tahun 647 M

2. Umayah

a. ‘Uqbah ibn Nafi’ (682 M)

b. Zuhair ibn Qais (668 M)

c. Hasan ibn Nu’man (697 M)

d. Musa ibn Nusair (705 M)

e. Hanzala ibn Sufyan (742 M)

3. Abbasiyah

a. Abdul Rahman ibn Habib (745-755 M)

b. Muhammad ibn al-Asy’ath

c. Abdul Rahman ibn Rustam; selanjutnya

mendirikan Dinasti Rustamiyah di Aljazair

d. Aghlab ibn Salim (765-768 M)

e. Umar ibn Hafs (768-777 M)

4. Rustamiyah

a. Abdul Rahman ibn Rustam (758-785 M)

b. Wahab ibn Abdul Rahman (785-824 M)

c. Abu Sa’id Aflah (824-873 M)

5. Idrisiyah

20

Page 21: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

a. Abdullah ibn Idris (w. 788 M)

b. Idris ibn Abdullah (Idris II) (w. 825 M)

c. Muhammad ibn Idris (w. 833 M)

d. Ali ibn Muhammad (w. 840 M)

e. Yahya ibn Muhammad (w. 878 M)

f. Yahya II

g. Ali ibn Umar (Ali II)

h. Yahya III

i. Hasan ibn Muhammad

6. Aghalabiyah

a. Ibrahim ibn Aghlab (w. 812 M)

b. Abdullah ibn Ibrahim (w. 817 M)

c. Ziyadatullah ibn Ibrahim (w. 838 M)

d. Abu Ikal Aghlab

e. Abul Abbas Muhammad (w. 816 M)

f. Ibrahim Ahmad (w. 862 M)

g. Ziyadatullah II (w. 863 M)

h. Abu Gharaniq (w. 874 M)

21

Page 22: Islamisasi di Afrika Utara (Peran Dinasti Rustamiyah-Khawarij, Dinasti Idrisiyah-Syi'ah dan Dinasti Aghlabiyah- Sunni) Dosen Pengampu : Prof

Daftar Pustaka

Boswort, C.E. 1980. Dinasti-Dinasti Islam, Terj. IlyasHasan, Bandung: Mizan.

Hitti, Philip K. 2012. History of The Arabs, From the EarlestTime for the Present, alih bahasa R. Cecep Lukman Yasindan Dedi Slamet Riyadi, Cet. 1. Jakarta: PT SerambiIlmu Semesta.

Karim, M. Abdul. 2014. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam(Edisi Revisi), Yogyakarta: Bagaskara.

Khoiriyah. 2012. Reorientasi Wawasan Islam dari Arab sebelumIslam hingga Dinasti-Dinasti Islam, Yogyakarta: Teras.

Maryam, Siti, dkk. 2004. Sejarah Peradaban Islam dari MasaKlasik hingga Modern, cet. Kedua. Yogyakarta: LESFI.

Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara

http://id.wikipedia.org/wiki/Gurun_Sahara

22