BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi mempertinggi arus kompetensi disegala bidang termasuk kesehatan dimana perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi mempertinggi arus kompetensi disegala bidang termasuk
kesehatan dimana perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat
mempertahankan eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-
elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya
secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukan
bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan
mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan
kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan kepastian
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk
mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam
menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kesehatan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap petugas kesehatan perlu dilakukan terus
menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
banyak upaya yang dapat dilaksanakan. Upaya tersebut jika dilaksanakan
secara terarah dan terencana, dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal
1
dengan nama program menjaga mutu pelayanan kesehatan (quality assurance
program).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penjaminan mutu
2. Untuk mengetahui dimensi mutu pelayanan kesehatan
3. Untuk mengetahui manfaat program jaminan mutu pelayanan kesehatan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penjamin Mutu
1. Pengertian Mutu
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan (1994),
mengemukan mutu adalah suatu derajat kesempurnaan pelayan rumah sakit
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan
yang sesuai standar profesi, sumberdaya yang tersedia di rumah sakit secara
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai
norma, etika hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.
Sedangkan menurut Wijoyono (1999) berpendapat bahwa mutu adalah
penentuan pelanggan, pasar atau ketetapan manajemen. Ia berdasarkan atas
pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya
dirasakan, operasional teknik atau subjektif sama sekali dan selalu
menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif.
3
2. Pengertian Penjamin Mutu
Secara Umum :
Penjamin mutu adalah : Proses penetapan dan pemenuhan standar
mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen,
prodosen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Secara Khusus pelayanan kesehatan :
Penjamin mutu adalah : Proses penetapan dan pemenuhan standar
mutu pengelolaan pelayanan kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan
sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal,
namun dari definisi di atas dapat diambil beberapa elemen sebagai berikut:
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam
pelayanan kesehatan.
b. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
a. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya,
meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk
suatu produksi.
b. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan.
4
c. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk
melaksanakanpeningkatan mutu. Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-
Iangkah yang semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu
B. Persepsi Mutu
Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien,
masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas
kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang berbeda
tentang unsur penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan. Perbedaan ini
antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang, pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
a. Bagi Pemakai Jasa Pelayanan Kesehatan/Masyarakat
Pasien/masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu
sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan
mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau
meluas penyakitnya.
Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas
akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali. Pemberi
layanan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan
masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan
kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana
cara yang paling efektif menyelenggarakan layanan kesehatan, sehingga
5
diperlukan suatu hubungan yang saling percaya antara pemberi layanan
kesehatan atau provider dengan pasien/masyarakat.
b. Bagi Pemberi Layanan Kesehatan.
Pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan
yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol,
kebebasan profesi dalam melakukan setiap layanan kesehatan sesuai dengan
teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil
layanan kesehatan tersebut.
Komitmen dan motivasi pemberi layanan kesehatan bergantung pada
kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal. Profesi
layanan kesehatan membutuhkan dan mengaharapkan adanya dukungan
teknis, administratif, dan layanan pendukung lainnya yang efektif serta efisien
dalam menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi.
c. Bagi Penyandang Dana Pelayanan Kesehatan.
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan
kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan
efisien. Pasien diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat
mungkin sehingga biaya pengobatan dapat menjadi efisien. Kemudian upaya
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan ditingkatkan agar layanan
kesehatan penyembuhan semakin berkurang.
6
d. Bagi Pemilik Sarana Layanan Kesehatan
Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan
kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan
pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi
dengan tarif yang masih terjangkau oleh pasien/masyarakat, yaitu pada tingkat
biaya yang tidak mendapat keluhan dari pasien dan masyarakat.
e. Bagi Administrator Layanan Kesehatan
Administrator walau tidak langsung memberikan layanan kesehatan
pada masyarakat, ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan
kesehatan. Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan apa
yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan.
C. Manfaat Program Penjaminan Mutu
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah
dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan
menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
Adapun manfaat dari program jaminan mutu:
a. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan ini erat hubungannya dengan
dapat di atasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan
7
yang diselenggarakan telah sesuai dengan kmajuan ilmu dan teknologi dan
ataupun standar yang telah ditetapkan.
b. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.
Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar dan ataupun yang
berlebihan. Biaya tambahan karena harus menangani efek samping atau
komplikasi karena pelayanan kesehatan dibawah standar dapat dihindari.
Demikian pula halnya mutu pemakaian sumber daya yang tidak pada
tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang berlebihan.
c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya
pelayanan kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan.
Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti
akan berperanan besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
d. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan
timbulnya gugatan hukum.
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan masyarakat,
maka kesadaran hukum masyarakat juga telah semakin meningkat. Untuk
mencegah kemungkinan gugatan hukum terhadap penyelenggara pelayanan
kesehatan, antara lain karena ketidak puasan terhadap pelayanan kesehatan,
perlulah diselenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Dari
8
uraian ini, mudah dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mutu
pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang amat besar dalam melindungi
penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan
hukum, karena memang pelayanan kesehatan yang diselenggarakan telah
terjamin mutunya
D. Batasan Manajemen Mutu
Program jaminan mutu merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu untuk:
a. Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah
ditetapkan.
b. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan
kemampuan yang tersedia.
c. Menilai hasil yang dicapai.
d. Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu merupakan
sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tetapi berkelanjutan, mulai ari
identifikasi masalah mutu mencari dan menerapkan solusi serta menilai hasilnya
dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan biaya produksi.
E. Tujuan Program Jaminan Mutu
Jika sebuah organisasi ingin menerapkan manajemen mutu, maka harus
dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan tersebut adalah tujuan antara dan
tujuan akhir. Tujuan antara dalah tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu
9
staf organisasi tersebut harus merumuskan masalah mutu pelayanan, masalah
mutu dijadikan dasar untuk menentukan tujuan peningkatan mutu yang ingin
dicapai. Sedangkan tujuan akhir ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan
kesehatan adalah meningkatkan mutu produksi dan jasa pelayanan kesehatan.
Tujuan ini terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunnya biaya produksi
dan jasa.
F. Tahapan Kegiatan Program Jaminan Mutu
Operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya yang sistematis
dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan
peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senantiasa
sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati. Pendekatan jaminan
mutu layanan kesehatan dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
a. Sadar mutu
b. Menyusun standar
c. Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan
d. Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan.
G. Macam-macam Batasan Mutu Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan mutu memberi peranan penting.
Batasan tentang mutu pelayanan banyak macamnya, yaitu:
a. Menurut Azwar (1996) beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah
1) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang
sedang diamati (Winston Dictionary, 1956). Universitas Sumatera Utara
10
2) Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program ( Donabedian, 1980)
3) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau dihasilkan,
yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa
aman atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang
dihasilkan tersebut ( Din ISO 8402, 1986).
4) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
(Crosby,1984).
b. Menurut editor Bari (1998) batasan mutu yang dipandang cukup penting
adalah:
1) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan seseuatu yang
sedang diamati.
2) Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program.
3) Mutu adalah totalitas dan wujud serta ciri suatu barang atau jasa, yang di
dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman dan pemenuhan
kebutuhan para pengguna.
4) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
H. Unsur Pokok Pelayanan Kesehatan
Pada setiap pelayanan kesehatan terdapat beberapa unsur yang bersifat
pokok yakni :
a. Unsur masukan
Yang dimaksud dengan unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan
untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan. Unsur masukan yang
11
terpenting adalah tenaga, dana, dan sarana. Secara umum disebutkan apabila
tenaga dan sarana ( kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ( standart of personnels and facilities), serta dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan
bermutunya pelayanan kesehatan.
b. Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi penyelenggara pelayanan kesehatan. Untuk suatu instansi
kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi dan
manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan bersifat mendukung
maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan. Universitas
Sumatera Utara.
c. Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan
pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut
dapat dibedakan atas dua macam yakni tindakan medis dan non-medis.
Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
d. Unsur keluaran
Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yang menunjukan pada
penampilan pelayanan kesehatan. Penampilan dapat dibedakan atas dua
12
macam. Pertama penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua
penampilan aspek non-medis pelayanan kesehatan. Disebutkan apabila
kedua ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
Bagi masyarakat yang dimaksud dengan pelayanan yang baik yang pertama
adalah: kecepatan pelayanan, keramah tamahan dan komunikasi yang baik,
terhadap dokter juga perawat. Jadi masyarakat tidak mempersoalkan dokter
lulusan dari mana, apakah laki-laki atau perempuan, suku atau agamanya, Karena
sampai sekarang pelayanan yang cepat dan ramah tamah sangat dibutuhkan
menurut Danakusuma ( 2002)
Seiring dengan keadaan sosial masyarakat yang semakin meningkat dimana
masyarakat semakin sadar akan kualitas maka perlu peningkatan kualitas atau
pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi pada kepuasan pasien. Artinya
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan mengevaluasi
berdasarkan kaca mata pasien. Mutu mencakup tentang atribut-atribut kualitas
Universitas Sumatera Utara pelayanan seperti kehandalan, daya tangkap, simpati,
kenyamanan, kebersihan dan keramahan. Dari sudut pandang pasien, kualitas
pelayanan bisa berarti suatu empati dan tanggap akan kebutuhan pasien,
pelayanan harus selalu berusaha memenuhi kebutuhan pasien serta harapan
mereka, diberi dengan cara yang ramah pada waktu mereka berobat (Sampoerna,
1994).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pelayanan
kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata pelanggan, serta diberikan sesuai standart dan etika profesi. Layanan
kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan
keasehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi
layanan kesehatan dan sekaligus di inginkan oleh klien (individu) ataupun
masyarakat atau terjangkau oleh daya beli masyarakat. Layanan kesehatan
sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi.
B. Saran
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
konsep batasan penjaminan mutu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Muninjaya, A.A.G. 2004. Manajemen kesehatan. Jakarta : EGC
Pohan, I.S. 2007. Jaminan mutu layanan kesehatan ; dasar-dasar pengertian