Makalah Pedosfer
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah geografi
yang bertajuk PEDOSFER DAN PENCEMARAN TANAH ini dengan penuh
perjuangan. Tanpa pertolongan-Nya, saya yakin makalah ini tidak
akan selesai sebagaimana mestinya dan tidak pada waktu yang telah
ditetapkan. Tak Ada Gading yang Tak Retak, itulah peribahasa yang
tepat untuk menggambarkan makalah ini. Walaupun saya sudah berusaha
keras untuk menjadikan makalah ini yang terbaik di mata semua orang
yang telah membacanya, tetapi pasti ada saja kekurangan yang tidak
disadari. Oleh karena itu, saya mengharapkan masukan dan saran dari
para pembaca agar di lain kesempatan saya tidak mengulang
kesalahan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orangtua dan
teman-teman kami yang memberikan dukungan baik materi dan moriil.
Makalah ini disusun bukan hanya untuk memenuhi tugas GEOGRAFI,
tetapi saya juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya. Terima kasih.
Bandung, Mei 2012 Penyusun
Makalah Pedosfer
2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR
ISI....................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................3
LATAR BELAKANG
MASALAH...............................................................3
PERUMUSAN
MASALAH...........................................................................3
TUJUAN PENYUSUNAN
MAKALAH........................................................3
METODE PENYUSUNAN
MAKALAH......................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................4
PEDOSFER......................................................................................................4
Lahan Kritis dan Lahan
Potensial....................................................................8
Pencemaran
Tanah...........................................................................................9
A. Sumber Pencemaran
Tanah........................................................................9
B. Komponen - Komponen Bahan Pencemaran
Tanah................................10 Limbah
industri..........................................................................................................11
Limbah
pertanian........................................................................................................11
Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran
Tanah...............................11 C. Dampak Dari Pencemaran
Tanah.............................................................12
D. Penanganan Pencemaran
Tanah...............................................................12
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................14
Makalah Pedosfer
3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAHTanah begitu penting bagi kehidupan
manusia. Dewasa ini banyak manusia yang mencemari tanah dengan
tindakan tindakan mereka. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk
membahas tentang pedosfer dan pencemaran tanah.
PERUMUSAN MASALAHApa itu pedosfer? Bagaimana pencemaran tanah
itu?
TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAHTujuan saya menyusun makalah ini adalah
untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pedosfer dan tanah,
khususnya bagi saya pribadi dan umumnya bagi para pembaca.
METODE PENYUSUNAN MAKALAHMetode yang saya gunakan kali ini
adalah studi pustaka. Metode studi pustaka adalah sebuah metode
dalam pembuatan makalah yang sumber informasinya didapatkan dari
buku dan internet ditambah pengetahuan dan wawasan yang saya
miliki.
Makalah Pedosfer
4
PEMBAHASAN
PEDOSFER
Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia Pada dasarnya,
tanah berasal dari batuan atau zat organik lainnya yang mengalami
pelapukan. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-butir
tanah dikarenakan oleh beberapa faktor : Pemanasan matahari pada
siang hari dan pendinginan pada malam hari. Batuan yang sudah
retak, pelapukan dipercepat oleh air. Akar tumbuh-tumbuhan dapat
menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur.
Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya
yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat
menghancurkan batuan. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat
organik akan mempercepat terbentuknya tanah. Berdasarkan bahan
induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga oksigen,
tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut
: Tanah podzolik merah kuning, adalah tanah yang terjadi ari
pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan
curah hujan 2.500 3.500 mm/tahun. Jika terkena air mudah basah,
tanah ini banyak terdapat di pegunungan. Tanah organosol adalah
tanah y terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput
rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.
Tanah oluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang
dibawa melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga
baik untuk pertanian dan bahan-bahan makanan. Tanah kapur adalah
tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di
daerah pegunungan kapur berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi
masih dapat ditanami pohon jati.
Makalah Pedosfer
5
Tanah vulkanis adalah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan
vulkanis baik dari lava atau batuan yang telah membeku (effusif)
maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata). Tanah pasir
adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah melapuk.
Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit.
Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terjadi dari
tumbuhtumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini mengandung humus
bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam. Tanah laterit
adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, karena
tua sekali, maka tanah ini sudah tidak subur lagi. Tanah ini
berwarna merah muda sehingga disebut tanah merah. Erosi Tanah dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan Tanah adalah akumulasi tubuh-tubuh
alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan
bumi. Peranan tanah bagi kehidupan manusia Tanah berperan penting
bagi kehidupan manusia disebabkan karena : Digunakan untuk
bertempat tinggal dan melakukan kegiatan Tempat tumbuhnya vegetasi
yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia Mengandung
barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia Erosi
merusak kesuburan tanah Adapun sebab-sebab erosi tanah karena
beberapa hal berikut : Tanah gundul atau tidak ada tanamannya Tanah
miring tidak dibuat teras-teras dan guludan sebagai penyangga air
dan tanah yang larut Tanah yang tidak dibuat tanggul pasangan
sebagai penahan erosi Tanah di kawasan hutan rusak karena
pohon-pohon ditebang secara liar Permukaan tanah yang berlumpur
digunakan untuk pengembangan liar sehingga tanah atas semakin rusak
Keadaan tanah yang serasi bisa menjadi habitat tumbuh-tumbuhan,
kalau perbandingan komponen-komponennya sebagai berikut : : mineral
45%, bahan organik 5%, air antara 20 30% dan udara tanah antara 20
30%. Ikatan senyawa organik yang terdapat dalam tanah cukup banyak
macamnya namun sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya
kombinasi-kombinasi warna
Makalah Pedosfer
6
tanah, antara lain oksida besi dan bahan organis. Adapun asal
dari warna-warna itu adalah : Kuning, berasal dari mineral limonit
(2Fe2O33H3O) Cokelat, berasal dari bahan-bahan organis asam yang
lapuk sebagian Putih, berasal dari mineral silika kuarsa (SiO2),
kapur (CaCO3), kaolin, bauksit aluminium dan silikat, gypsum
(CaCO42H2O) Hitam, berasal dari bahan-bahan organis yang telah
terurai dengan hebat dan biasanya ada hubungannya dengan
unsur-unsur karbon (C), magnesium (Mg) serta belerang (S) Merah,
berasal dari mineral hematit (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O) Hijau,
berasal dari oksida ferrous Biru, berasal dari mineral lilianit
Dilihat dari segi kesuburannya, tanah dibedakan menjadi 4 yaitu :
Tanah muda, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya belum
banyak sehingga belum subur. Tanah dewasa, berciri unsur hara yang
terkandung di dalamnya sangat banyak sehingga tanah ini sangat
subur. Tanah tua, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya
sudah berkurang. Tanah mati, berciri unsur hara yang terkandung di
dalamnya sudah sangat sedikit bahkan hampir habis. Tanah ini sangat
tidak subur. Tanah memerlukan unsur-unsur untuk berubah dan
berkembang. Unsur yang diperlukan tanah adalah : K, P, N, C, H, O,
Na, Ca, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn. Apabila salah satu unsur
tersebut tidak ada, maka tanaman yang ada tidak sempurna atau tidak
dapat tumbuh. Maka untuk melengkapi kekurangan bahan makanan dapat
mempergunakan pupuk. Berdasarkan asal senyawanya ada 2 macam pupuk
: Pupuk alam (organik), yaitu pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa
tanaman, hewan dan manusia seperti pupuk hijau, pupuk kandang, dan
pupuk kompos. Pupuk ini dapat menyerap air hujan, memperbaiki daya
pengikat air, mengurangi erosi dan untuk perkembangan akar atau
biji. Pupuk buatan (anorganik), yaitu pupuk yang dibuat oleh
pabrik, yang terbagi 2 jenis, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Keuntungan pupuk pabrik adalah praktis, ringan, mudah larut dan
cepat bereaksi.
Makalah PedosferMenjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi
Erosi Tanah Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha-usaha sebagai
berikut : Pemupukan Sistem irigasi yang baik Pada lereng-lereng
gunung dibuat hutan-hutan cadangan Menanami lereng-lereng yang
telah gundul Menyelenggarakan pertanian di daerah miring secara
benar
7
Untuk mengurangi erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah
berikut : Terrasering Contour farming Pembuatan tanggul pasangan
Contour plowing Contour strip cropping Crop rotation Reboisasi
Lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan
tersebut disebabkan oleh : Tekstur tanah Permeabilitas tanah Solum
tanah atau ketebalan Kemiringan lereng Tingkat erosi Penyaluran air
Kelas Kemampuan Lahan Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan
dikelompokkan dalam 8 kelas. Lahan I sampai IV merupakan lahan yang
sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII
merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Secara
lebih rinci, kelas-kelas kemampuan lahan dapat dideskripsikan yaitu
:
Makalah Pedosfer
8
Kelas I : Dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak halus,
mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan atau memiliki
sistem pengaliran air yang baik. Kelas II : Dengan ciri lereng
landai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar, agak peka
terhadap erosi dan sesuai untuk usaha pertanian. Kelas III : Dengan
ciri tanah terletak pada wilayah yang agak miring dengan sistem
pengairan yang kurang baik dan sesuai untuk usaha pertanian. Kelas
IV : Dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 15
30% dengan sistem pengairan yang buruk tapi masih dapat dijadikan
lahan pertanian. Kelas V : Dengan ciri tanah terletak di wilayah
yang datar atau agak cekung, seringkali tergenang air sehingga
tingkat keasaman tanahnya tinggi, tidak cocok untuk lahan
pertanian, tapi sesuai ditanami rumput. Kelas VI : Dengan ciri
ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam
dengan kemiringan sekitar 30% - 45%, mudah tererosi, sesuai untuk
padang rumput. Kelas VII : Dengan ciri terletak di wilayah yang
sangat curam dengan kemiringan antara 45% - 65%, tanahnya sudah
mengalami erosi berat, dan lebih sesuai ditanami tanaman
keras/tahunan. Kelas VIII : Dengan ciri terletak di daerah dengan
kemiringan diatas 65%, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari
induknya, sangat rawan terhadap kerusakan.
Lahan Kritis dan Lahan Potensial Lahan Kritis Adalah lahan yang
tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitasnya sangat rendah.
Bahkan dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih
sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini bersifat tandus,
gundul dan tidak dapat digunakan untuk pertanian. Sebab-sebab dari
lahan kritis antara lain : Kekeringan Genangan air yang terus
menerus Erosi tanah atau mass wasting Pembekuan air Pencemaran
tanah Masuknya material yang bertahan lama di tanah
Makalah Pedosfer
9
Pengelolaan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek
kelestarian lingkungan Lahan Potensial Adalah lahan yang belum
dimanfaatkan atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai
ekonomi yang besar karena tingkat kesuburan yang tinggi dan
mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensial
merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Di daerah di luar Jawa banyak memiliki daerah produktif
yang sangat potensial tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga
daerah ini dikenal dengan daerah yang sedang tidur. Pencemaran
Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan
bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka
bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan
yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal
dari permukaan tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah.
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Jika suatu
zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
A. Sumber Pencemaran Tanah Sumber pencemar tanah, karena
pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai
hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka
sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah.
Makalah Pedosfer
10
Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air
hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam
sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air
permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari
zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar
tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga
menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga,
sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus /
kendaraan bermotor dan limbah industri.
B. Komponen - Komponen Bahan Pencemaran Tanah 1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantorkantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair. 1.1. Limbah padat berupa senyawa
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan
pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak
tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam
tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati
karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. 1.2. Limbah cair
berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme
di dalam tanah.
Makalah Pedosfer
11
Limbah industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi
industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan
logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom,
arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika
meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
Limbah pertanian Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk
sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea
dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang
terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang
menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami
jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah
tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut
Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah Limbah domestic,
yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara
memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah
terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan
terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk
terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah,
misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah
sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi,
dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan
lain-lain. S edangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang
sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau
juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut
sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu
dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan
kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan
penggunaan pupuk kompos.
Makalah Pedosfer
12
C. Dampak Dari Pencemaran Tanah 1. Dampak Pada Kesehatan Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium ,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait
pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan
pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis
yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.. 2. Dampak
Pada Lingkungan Atau Ekosistem Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan
penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar
terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.
D. Penanganan Pencemaran Tanah Ada 2 cara untuk penanganan
pencemaran tanah 1. Remidiasi
Makalah Pedosfer
13
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau
on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit. 2. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).
Makalah Pedosfer
14
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com