-
1BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangBisnis telah menjadi aspek penting dalam hidup
manusia.Sekarang ini bisnis
banyak dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar, tidak ada
kejujuran dalammenjalani kegiatan tersebut. Banyak kecurangan yang
tejadi dalam dunia bisnis danbagian-bagian yang berkaitan dengan
bisnis tersebut. Contohnya, parapengusaha-pengusaha menjual
produknya dengan tipuan-tipuan iklan agar menarikpembeli, tetapi
itu merupakan sebuah penipuan.
Sangat wajar jika Islam memberi tuntunan dalam bidang usaha.
Usaha mencarikeuntungan sebanyak-banyaknya bahkan ditempuh dengan
cara tidak etis telahmenjadi kesan bisnis yang tidak baik. Etika
bisnis sangat urgen untuk dikemukakandalam era globalisasi yang
terjadi di berbagai bidang dan kerap mengabaikannilai-nilai etika
dan moral. Oleh karenanya, Islam sangat menekankan agar
aktivitasbisnis tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan
tetapi lebih pada upayamenciptakan kehidupan seimbang disertai
perilaku positif bukan destruktif. Penulisanmakalah ini bertujuan
mengkaji etika bisnis dari sudut pandang Al Quran dalamupaya
membangun bisnis Islami menghadapi tantangan bisnis di masa
depan.Kesimpulannya, Bisnis dalam perspektif Al Quran disebut
sebagai aktivitas yangbersifat material sekaligus immaterial. Suatu
bisnis bernilai jika secara seimbangmemenuhi kebutuhan material dan
spiritual, jauh dari kebatilan, kerusakan dankezaliman. Akan tetapi
mengandung nilai kesatuan, keseimbangan, kehendak
bebas,pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan kejujuran.
Al Quran sebagai sumber nilai, telah memberikan nilai-nilai
prinsipil untukmengenali perilaku-perilaku yang bertentangan dengan
nilai-nilai al-Qurankhususnya dalam bidang bisnis. Awalnya, etika
bisnis muncul ketika kegiatan bisniskerap menjadi sorotan etika.
Menipu, mengurangi timbangan atau takaran, adalah
-
2contoh- contoh konkrit kaitan antara etika dan bisnis.
Fenomena-fenomena itulahyang menjadikan etika bisnis mendapat
perhatian yang intensif hingga menjadibidang kajian ilmiah yang
berdiri sendiri. Bisnis telah ada dalam sistem dan strukturdunianya
yang baku untuk mencari pemenuhan hidup. Sementara, etika
merupakandisiplin ilmu yang berisi patokan-patokan mengenai apa-apa
yang benar atau salah,yang baik atau buruk, sehingga dianggap tidak
seiring dengan sistem dan strukturbisnis.
Dampak negatif globalisasi ekonomi dengan mengandalkan kebebasan
ekonomidan kecanggihan teknologi adalah berbagai kerusakan
lingkungan hidup, yang tidakhanya berdampak pada manusia, tetapi
juga menjadi malapetaka bagi makhluk laindan lingkungannya.
Kerusakan lingkungan hidup ini terjadi di dunia pada
umumnya,termasuk Indonesia. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
hidup adalah berupapencemaran air, pencemaran tanah, krisis
keaneragaman hayati, kerusakan hutan,kekeringan dan krisis air
bersih, krisis pertambangan dan lingkungan, pencemaranudara dan
banjir lumpur.
Maka dalam makalah ini kami akan membahasa bisnis menurut cara
pandangislam, berbisnis seperti yang diajarkan rosulullah SAW,
berbisnis dengan kejujuran ,dan keadilan di dalamnya. Lebih
spesifik kami akan memaparkan praktek bisnis diIndonesia dengan
pendekatan studi kasus PT. Lapindo Brantas dalam etika Islam.B.
Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari bisnis ?2. Apa dasar hukum
bisnis dalam Islam ?3. Apa saja etika bisnis dalam Islam ?4.
Bagaimana Rasulullah menerapkan etika dalam berbisnis ?5. Apa
orientasi bisnis dalam Islam ?6. Bagaimana potret perilaku bisnis
di Indonesia ?7. Bagaimana pandangan etika terhadap kasus bisnis
mengenai eksploitasi
lingkungan hidup yang berlebihan ?
-
3BAB IILANDASAN TEORI
A. Pengertian Etika dan Bisnis1. Pengertian Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno ethos. Dalam bentuk kata
tunggal katatersebut mempunyai banyak arti, kebiasaan, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap dancara berfikir. Dalam bentuk jamak
(ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Dan artinyaadalah adat
kebiasaan dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang
bagiterbentuknya istilah Etika yang oleh filosof Yunani Besar,
Aristoteles (384-322SM)sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral.
Dalam kamus Inggris, etika (ethic) mengandung empat pengertian.
Pertama, etikaadalah prinsip tingkah laku yang baik atau kumpulan
dari prinsip-prinsip itu. Kedua,etika merupakan sistem
prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral. Ketiga, dalam
kata-kataethics yaitu ethic dengan tambahan s tapi dalam penggunaan
mufrad atausingular, diartikan sebagai kajian tentang hakikat umum
moral. Keempat, ethicsyaitu ethic dengan tambahan mufrad (tunggal)
dan jamak (plural), ialahketentuan-ketentuan atau ukuran-ukuran
yang mengatur tingkah laku para anggotasuatu profesi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika dijelaskan dengan
arti ilmutentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral(akhlak). Etika juga diartikan kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.Serta diartikan nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
ataumasyarakat.2. Pengertian Bisnis
Bisnis termasuk kata yang sering digunakan orang, namun tidak
semuanyamemahami kata bisnis secara tepat dan proporsional. Hughes
dan Kapoor sepertidikutip oleh Buchari Alma menjelaskan bahwa
bisnis adalah suatu kegiatan usaha
-
4individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa gunamendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Lebih ringkas dari itu Brown dan Petrello menyebut bisnis adalah
suatu lembagayang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Dalampengertian yang sederhana bisnis adalah lembaga
yang menghasilkan barang dan jasauntuk memenuhi kebutuhan orang
lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,Bisnis ialah usaha
komersial di dunia perdagangan, bidang usaha, usaha dagang.
B. Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam1. Etika Bisnis
Etika bisnis adalah cara-cara atau perilaku etik dalam bisnis
yang dilakukan olehmanajer/kru. Semua ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil(fairness), sesuai dengan hukum yang
berlaku tidak bergantung pada kedudukanindividu ataupun perusahaan
di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuanyang diatur
oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkandengan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis sering kalikita temukan area abu-abu yang tidak
diatur oleh ketentuan hukum.
Menurut Bertens etika bisnis adalah studi tentang aspek-aspek
moral darikegiatan ekonomi dan bisnis. Etika ini dapat dipraktikkan
dalam tiga taraf. Pertama,taraf makro, etika bisnis akan berbicara
tentang aspek-aspek bisnis secarakeseluruhan, seperti persoalan
keadilan. Kedua, taraf meso (madya), etika bisnismenyelidiki
masalah-masalah etis di bidang organisasi seperti serikat buruh,
lembagakonsumen, perhimpunan profesi, dan lain-lain. Ketiga, taraf
mikro, yangmemfokuskan pada individu dalam hubungannya dalam
kegiatan bisnis sepertitanggung jawab etis karyawan dan majikan,
manajer, produsen dan konsumen.
Berbicara tentang bisnis, maka kajian yang dibahas tak jauh
mengenai kajianekonomi. M. Abdul Mannan menjelaskan dalam buku
Teori dan Praktek EkonomiIslam, bahwa ilmu ekonomi Islam adalah
ilmu tentang manusia, bukan sebagai
-
5individu yang terisolasi, tetapi mengenai individu sosial yang
meyakini nilai-nilaihidup Islam. Hal ini menjelaskan bahwa
nilai-nilai hidup (etika) berperan pentingdalam dunia bisnis.
2. Etika Bisnis Islama. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam
konseptauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan
muslim baik dalambidang ekonomi, politik, sosial menjadi
keseluruhan yang homogen, sertamementingkan konsep konsistensi dan
keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama,
ekonomi, dansosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan
ini pula maka etika danbisnis menjadi terpadu, vertikal maupun
horisontal, membentuk suatu persamaanyang sangat penting dalam
sistem Islam.
b. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)Islam sangat mengajurkan untuk
berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang
berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah
untuk membangunkeadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat
curang, yaitu orang-orangyang apabila menerima takaran dari orang
lain meminta untuk dipenuhi,sementara kalau menakar atau menimbang
untuk orang selalu dikurangi.
Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut,
karenakunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Quran
memerintahkan kepadakaum muslimin untuk menimbang dan mengukur
dengan cara yang benar danjangan sampai melakukan kecurangan dalam
bentuk pengurangan takaran dantimbangan.
c. Kehendak Bebas (Free Will)Kebebasan merupakan bagian penting
dalam nilai etika bisnis islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan
individu
-
6dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang
mendorongmanusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala
potensi yangdimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi
kebutuhanpribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya
kewajiban setiapindividu terhadap masyarakatnya melalui zakat,
infak dan sedekah.
d. Tanggungjawab (Responsibility)Kebebasan tanpa batas adalah
suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas.untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan,
manusia perlumempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip
ini berhubungan eratdengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan
mengenai apa yang bebasdilakukan oleh manusia dengan
bertanggungjawab atas semua yangdilakukannya.
e. Kebenaran: kebajikan dan kejujuranKebenaran dalam konteks ini
selain mengandung makna kebenaran lawan
dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan
kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,
sikap dan perilakubenar yang meliputi proses akad (transaksi)
proses mencari atau memperolehkomoditas pengembangan maupun dalam
proses upaya meraih atau menetapkankeuntungan.
Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat
menjaga danberlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian
salah satu pihak yangmelakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian
dalam bisnis.
-
7C. Panduan Rasulullah Dalam Etika BerbisnisRasulullah SAW.
sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, di
antaranya ialah:1. Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah
kejujuran. Dalam doktrin Islam,
kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam kegiatan
bisnis. Rasulullahsangat intens menganjurkan kejujuran dalam
aktivitas bisnis. Dalam hal ini,beliau bersabda Siapa yang menipu
kami, maka dia bukan kelompok kami (H.R.Muslim). Rasulullah sendiri
selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliaumelarang para pedagang
meletakkan barang busuk di sebelah bawah dan barangbaru di bagian
atas.
2. Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku
bisnis menurutIslam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan
sebanyak-banyaknya,sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi
kapitalis, Adam Smith, tetapi jugaberorientasi kepada sikap taawun
(menolong orang lain) sebagai implikasi sosialkegiatan bisnis.
Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung material semata,tetapi
didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan
menjualbarang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw sangat intens
melarangpara pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan
transaksi bisnisDalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi bersabda,
Dengan melakukansumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi
hasilnya tidak berkah.Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis
saat ini sering dilakukan, karenadapat meyakinkan pembeli, dan pada
gilirannya meningkatkan daya beli ataupemasaran. Namun, harus
disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperolehberlimpah, tetapi
hasilnya tidak berkah.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap ramah
dalam melakukanbisnis. Nabi Muhammad Saw mengatakan, Allah
merahmati seseorangyang ramah dan toleran dalam berbisnis (H.R.
Bukhari dan Tarmizi).
-
85. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar
orang lain tertarikmembeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi
Muhammad, Janganlah kalianmelakukan bisnis najsya (seorang pembeli
tertentu, berkolusi dengan penjualuntuk menaikkan harga, bukan
dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarikorang lain untuk
membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli
kepadanya. NabiMuhammad Saw bersabda, Janganlah seseorang di antara
kalian menjualdengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh
orang lain (H.R.Muttafaq alaih).
7. Tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan
menyimpan barang dalammasa tertentu, dengan tujuan agar harganya
suatu saat menjadi naik dankeuntungan besar pun diperoleh).
Rasulullah melarang keras perilaku bisnissemacam itu.
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan,
timbangan yangbenar dan tepat harus benar-benar diutamakan.
9. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah.10.
Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad
Saw
bersabda, Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering
keringatnya.Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak
boleh ditunda-tunda.Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang
dilakukan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi
kapitalis ialahmelegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang
sederhana adalah eksploitasi(penguasaan) individu tertentu atas hak
milik sosial, seperti air, udara dan tanahdan kandungan isinya
seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebutmengeruk
keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan kepada
oranglain. Ini dilarang dalam Islam.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya
(mudharat) yangdapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan
sosial. Misalnya, larangan
-
9melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan)
politik. Tidak bolehmenjual barang halal, seperti anggur kepada
produsen minuman keras, karena iadiduga keras, mengolahnya menjadi
miras. Semua bentuk bisnis tersebut dilarangIslam karena dapat
merusak esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga
dandiperhatikan secara cermat.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan
halal, bukan barangyang haram, seperti babi, anjing, minuman keras,
ekstasi, dsb. Nabi MuhammadSaw bersabda, Sesungguhnya Allah
mengharamkan bisnis miras, bangkai, babidan patung-patung (H.R.
Jabir).
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan.15. Segera
melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. Rasulullah memuji
seorang
muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya.
Sabda NabiSaw, Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera
membayarhutangnya (H.R. Hakim).
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum
mampu membayar.Sabda Nabi Saw, Barang siapa yang menangguhkan orang
yang kesulitanmembayar hutang atau membebaskannya, Allah akan
memberinya naungan dibawah naunganNya pada hari yang tak ada
naungan kecuali naungan-Nya (H.R.Muslim).
17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
Firman Allah, Haiorang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa
riba jika kamu beriman (QS.al-Baqarah:278). Oleh karena itu Allah
dan Rasulnya mengumumkan perangterhadap riba.
-
10
BAB IIIPRAKTEK BISNIS DI INDONESIA
A. Potret Buram Perilaku Bisnis di IndonesiaSungguh ironis
sekali kedengarannya, Indonesia sebagai sebuah negara Muslim
terbesar di dunia dengan sumber daya yang melimpah, tetapi
justru mengapa masihbanyak masyarakat yang belum terentas dari
kemiskinan. Yang lebih memprihatinkanlagi bahwa dewasa ini Bangsa
Indonesia kurang mendapat kepercayaan dari oranglain
(Internasional) yang menyebabkan betapa sulitnya menarik investor
asingmenanamkan modalnya di negeri ini. Ini mengindikasikan ada
sesuatu yang tidakberes dan salah urus. Selain faktor lain seperti
masalah etika dan hukum yangseyogyanya dijunjung tinggi oleh
seluruh lapisan masyarakat, terutama di kalanganpelaku ekonomi
maupun pengambil kebijakan. Bukankah disadari bahwa
menjunjungtinggi nilai moral dan hukum adalah merupakan bagian
ajaran agama apapun secarauniversal.
Itu berarti, selama ini muslim Indonesia belum sepenuh hati
mengaplikasikannilai-nilai islam sebagai keyakinannya. Secara
jujur, nilai-nilai Rabbaniyah (Ilahiyah)belum terimplementasi dalam
kehidupan bisnis yang berpotensi bisa merugikanperekonomian bangsa
dalam skala makro. Bahkan jika sekiranya implementasi itujustru
akan menguntungkan Bangsa Indonesia yang kurang lebih 90 %
penduduknyasebagai muslim. Di sinilah relevansi membangun
nilai-nilai Rabbaniyah dalamperekonomian Indonesia agar bangsa kita
menjadi kuat dan bisa kompetitif denganbangsa lain di dunia. Dalam
realitas justru menunjukkan hal sebaliknya. Banyakditemukan
keganjalan perilaku bisnis yang secara signifikan bisa ikut
mempengaruhiperkembangan ekonomi secara makro. Beragam perilaku itu
tidak lagi sebagaivaiabel pendukung, tetapi sebaliknya akan menjadi
faktor penghambat kemajuanekonomi bangsa.
Sebagaimana diketahui, pertengahan tahun 1997, Asia dilanda
krisis ekonomi,
-
11
termasuk diantaranya adalah Indonesia. Kejadian ini lebih
dikenal dengan istilahkrisis moneter. Penyebab utamanya karena
liberalisasi ekonomi yang diterapkanpemerintah Orde Baru. Pihak
swasta bebas mengambil utang luar negeri tanpapengawasan
pemerintah, di samping utang pemerintah sendiri. Pinjaman
jangkapendek, digunakan dalam investasi modal jangka panjang.
Akibatnya, pada saat utangjatuh tempo pengusaha karbitan ini tidak
mampu membayar kewajibannya. Demikianpula perusahaan Bank meminjam
modal luar negeri dengan bunga rendah, 3-4 %setahun. Uang ini
mereka pinjamkan lagi dengan tingkat bunga yang cukup tinggi,18-20%
setahun. Dangan praktik tamak ini perbankan akan meraup untung
yangsungguh fantastik. Namun demikian, dengan perubahan harga
dollar, harga rupiahmerosot tajam sehingga pengusaha yang mendapat
pinjaman luar negeri sangatkewalahan. Utang mereka dalam rupiah
menjadi berlipat ganda jumlahnya sehinggamereka tidak mampu lagi
membayar. Keadaan ini diperparah lagi oleh pihakperbankan, karena
mereka meminjamkan sebagian besar modalnya kepada industrimilik
orang bank sendiri.[25]
Akibat yang dirasakan industri nasional mengalami kehancuran
karena hargabarang impor sangat tinggi (bila dinilai dengan
rupiah), harga pokok barang industrimenjadi tinggi, harga jual
tinggi, akhirnya hasil produksi tidak laku. Di sana sini dayabeli
menurun karena banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Akibat
lebih jauh,nama Indonesia jatuh di mata Internasional.
Tidak hanya itu, dalam bidang perbankan, para nasabah mulai
gelisah dan hilangkepercayaan. Mereka secara massif berusaha
menarik dana simpanannya dari bank.Akibatnya, bamk kekurangan
likuiditas guna memenuhi tuntutan nasabah. Pengusahaperbankan
terpaksa minta bantuan likuiditas kepada Bank Indonesia (BI).
Dengankebijaksanaan pemerintah saat itu, BI diperintahkan untuk
membantu bank-bank yangmulai kehabisan dana yang dikenal dengan
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia(BLBI).Namun celakanya lagi,
bantuan yang diberikan dengan niat yang baikpemerintah itu
disalahgunakan pula oleh pengusaha perbankan. Bantuan itu bukan
-
12
untuk membayar uang nasabah, tetapi digunakan untuk kepentingan
diri sendiri ataudilarikan keluar negeri. Akhirnya muncul lagi
krisis jilid kedua, yaitu krisis BLBI.
Akhirnya bisa dipahami bahwa ekonomi Indonesia yang dinilai
tumbuh pesatdengan modal pinjaman luar negeri itu ternyata hanya
sebuah fatamorgana di tengahpanasnya perekonomian Indonesia. Krisis
ini terjadi karena semua pelaku dan sistemyang dianut jauh dari
nilai-nilai spiritual yang tidak mengedepankan nilai
kejujuran,keadilan, keterbukaan, dan lain sebagainya. Mereka
menilai parameter sukses ituadalah dengan ukuran meteri, atau
seberapa besar keuntungan yang bisa dikuasai.Mereka lebih banyak
mengejar keuntungan sepihak dan jangka pendek, tidak lagikeuntungan
jangka panjang. Karena itu mereka lebih mementingkan
kepentingansendiri daripada kepentingan orang lain. Nilai moral
terjauh dari hati mereka, karenaorang lain hanya diposisikan
sebagai objek pemerasan untuk meraih keuntungan.Inilah wajah sistem
kapitalisme yang sangat paradoks dengan nilai-nilai sistemekonomi
yang berbasiskan Rabbaniyah.
Tidak hanya itu, contoh lain yang berkenaan dengan penggunaan
obat. Obat yangkhasiatnya untuk penyembuhan penyakit, pada masa
sekarang semakin dipertanyakanakurasinya yang justru bisa mengancam
jiwa si sakit karena semakin banyak obatpalsu yang beredar di
pasaran. Dalam hal ini, antara lain tebukti Balai BesarPengawasan
Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya melekukan operasi
obat-obatanpalsu di sejumlah kios dan toko obat setempat. Ternyata
dalam operasi itu BBPOMberhasil mengamankan puluhan jenis
obat-obatan palsu dan itu sunnguhmemprihatinkan.
Masih banyak lagi kasus-kasus perilaku bisnis yang jelas
menyimpang darinilai-nilai Rabbaniyah. Misalnya perusakan
pelestarian lingkungan yang berupapenggundulan hutan oleh pemegang
pengusahaan hutan dan usaha penambanganyang tidak lagi
memperhatikan lingkungan. Akibat kecerobohan para pengusahakedua
jenis usaha ini telah banyak mempengaruhi keseimbangan ekosistem
yangmenyebabkan terjadinya perubahan iklim, erosi, banjir, tanah
longsor, dan lain
-
13
sebagainya yang merugikan kehidupan masyarakat. Akibat ulah
orang yang tidakbertanggung jawab, dengan sendirinya tidak sedikit
uang negara yang digunakanuntuk memulihkan lingkungan yang stabil
dan aman. Anggaran negara yangseharusnya dibelanjakan untuk
perbaikan ekonomi akhirnya sebagian tersedot untukperbaikan
lingkungan.
B. Kasus PT. Lapindo BrantasSecara konsep kebijakan pembangunan
sudah memasukkan faktor kelestarian
lingkungan sebagai hal yang mutlak untuk dipertimbangkan namun
dalamimplementasinya terjadi kekeliruan orientasi kebijakan yang
tercermin melaluiberbagai peraturan yang terkait dengan sumber daya
alam. Peraturan yang dibuatcenderung mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya alam tanpa perlindungan yangmemadai, sehingga membuka
ruang yang sebesar- besarnya bagi pemilik modal.
Lemahnya implementasi di bidang hukum yang mengatur pelaksanaan
danpengawasan pelestarian terjadi juga di bidang lingkungan hidup.
Sebagai contohAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan
Rencana Umum Tata Ruang(RUTR), dalam implementasinya hanya
merupakan kebijakan yang bersifat reaktifdan sesaat (temporary)
atau suatu kebijakan yang secara konsep bagus tetapi
dalampelaksanaannya tidak terpantau secara berkesinambungan, lemah
dalam manajemenkontrol, cenderung tidak konsisten dan persisten.
Hal yang serupa disampaikan bahwatingginya kerusakan sumber daya
alam hayati di Indonesia disebabkan salah satunyaadalah banyaknya
kebijakan sektoral dan bersifat eksploitatif yang saling
tumpangtindih dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dampak dari eksploitasi alam secara besar-besaran sebagai akibat
kekeliruanimplementasi kebijakan pembangunan tersebut mulai
dirasakan rakyat Indonesiabeberapa tahun belakangan ini. Berbagai
bencana terjadi silih berganti, mulai daribencana yang diakibatkan
oleh dampak fenomena alam seperti Tsunami di Aceh,tanah longsor dan
banjir di berbagai daerah sampai pada bencana yang diakibatkan
-
14
adanya faktor kelalaian manusia dalam usaha mengeksploitasi alam
tersebut sepertikasus Teluk Buyat di Sulawesi, Freeport di Papua
sampai dengan yang sekarangmenjadi bencana nasional yaitu kasus
semburan lumpur panas Lapindo di SidoarjoJawa Timur.
Kasus luapan lumpur Lapindo adalah salah satu contoh kebijakan
pembangunanyang dalam implementasinya telah terjadi pergeseran
orientasi, yaitu kebijakanpembangunan yang cenderung mengabaikan
faktor kelestarian lingkungan. Atausuatu kebijakan yang tidak
memasukkan faktor lingkungan sebagai hal yang mutlakuntuk
dipertimbangkan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
tahappelaksanaannya. Salah satu contohnya adalah tidak ditepatinya
kebijakan lingkunganyang seharusnya menjadi bahan pertimbangan
sebelum suatu perusahaanmendapatkan ijin untuk melakukan usahanya.
Pertimbangan kebijakan lingkungantersebut antara lain : jarak rumah
penduduk dengan lokasi eksplorasi, mentaatistandar operasional
prosedur teknik eksplorasi, dan keberlanjutan lingkungan untukmasa
yang akan datang.
Lapindo Brantas Inc. melakukan pengeboran gas melalui perusahaan
kontraktorpengeboran PT. Medici Citra Nusantara yang merupakan
perusahaan afiliasi BakrieGroup. Kontrak itu diperoleh Medici
dengan tender dari Lapindo Brantas Inc. senilaiUS$ 24 juta. Namun
dalam hal perijinannya telah terjadi kesimpang siuran
prosedurdimana ada beberapa tingkatan ijin yang dimiliki oleh
lapindo. Hak konsesieksplorasi Lapindo diberikan oleh pemerintah
pusat dalam hal ini adalah BadanPengelola Minyak dan Gas (BP
MIGAS), sementara ijin konsensinya diberikan olehPemerintah
Propinsi Jawa Timur sedangkan ijin kegiatan aktifitas dikeluarkan
olehPemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sidoarjo yang memberikan
keleluasaankepada Lapindo untuk melakukan aktivitasnya tanpa sadar
bahwa Rencana TataRuang (RUTR) Kabupaten Sidoarjo tidak sesuai
dengan rencana eksplorasi daneksploitasi tersebut.
-
15
BAB IVPEMBAHASAN
A. Perspektif Bisnis dalam IslamPemikiran etika bisnis Islam
muncul ke permukaan dengan landasan bahwa Islam
adalah agama yang sempurna. Ia merupakan kumpulan aturan-aturan
ajaran dannilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam
kehidupannya menuju tujuankebahagiaan hidup baik di dunia maupun
akhirat. Etika bisnis Islam tak jauh berbedadengan pengejawantahan
hukum dalam fiqih muamalah.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa, Etika bisnis adalah
norma-norma ataukaidah etik yang dianut oleh bisnis, baik sebagai
institusi atau organisasi, maupundalam interaksi bisnisnya dengan
stakeholdersnya.
B. Orientasi Bisnis Dalam IslamBisnis dalam Islam bertujuan
unutk mencapai empat hal utama yaitu antara lain
(1) target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, (2)
pertumbuhan, (3)keberlangsungan, (4) keberkahan. :
Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa
bisnis tidakhanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai
materi) setinggi-tingginya,tetapi juga harus dapat memperoleh dan
memberikan benefit (keuntungan ataumanfaat) nonmateri kepada
internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan),seperti
terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan
sebagainya.
Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat
kebendaan,tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang
bahwa tujuan suatu amalperbuatan tidak hanya berorientasi pada
qimah madiyah. Masih ada tiga orientasilainnya, yakni qimah
insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Denganqimah
insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang
bersifatkemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial
(sedekah), dan bantuanlainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung
pengertian bahwa nilai-nilai akhlak mulian
-
16
menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas
bisnis sehinggatercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan
sekedar hubungan fungsional atauprofesional. Sementara itu
qimahruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk
mendekatkan diri kepadaAllah Swt.
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah
diraih, perusahaanharus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu
meningkat. Upaya peningkatan inijuga harus selalu dalam koridor
syariah, bukan menghalalkan segala cara.
Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan
setiap tahunnyaharus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan
dapat exis dalam kurun waktu yanglama.
Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti
apa-apa jikatidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam
menempatkan berkah sebagaitujuan inti, karena ia merupakan bentuk
dari diterimanya segala aktivitas manusia.Keberkahan ini menjadi
bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslimtelah
mendapat ridla dari Allah Swt., dan bernilai ibadah.
C. Pandangan Etika Tentang Kejadian Lumpur LapindoEksploitasi
besar-besaran yang dilakukan PT. Lapindo membuktikan bahwa
PT.Lapindo rela menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan. Dankeengganan PT. Lapindo untuk bertanggung jawab
membuktikan bahwa PT. Lapindolebih memilih untuk melindungi
aset-aset mereka daripada melakukan penyelamatdan perbaikan atas
kerusakan lingkungan dan sosial yang mereka timbulkan.Hal yang
dilakukan oleh PT. Lapindo telah melanggar prinsip prinsip etika
yangada. Prinsip mengenai hak dan deontologi yang menekankan bahwa
tiap manusiaberhak atas lingkungan berkualitas, akan tetapi dengan
adanya peristiwa lumpurpanas tersebut, warga justru mengalami
dampak kualitas lingkungan yang buruk.Sedangkan perspektif
utilitarisme menegaskan bahwa lingkungan hidup tidak lagi
-
17
boleh diperlakukan sebagai suatu eksternalitas ekonomis. Jika
dampak ataslingkungan tidak diperhitungkan dalam biaya manfaat,
pendekatan ini menjadi tidaketis apalagi jika kerusakan lingkungan
dibebankan pada orang lain. Akan tetapi,dalam kasus ini PT. Lapindo
justru mengeruk sumber daya alam di Sidoarjo untukkepentingan
ekonomis semata, dan cenderung kurang melakukan
pemeliharaanterhadap alam, yang dibuktikan dengan penghematan biaya
operasional padapemasangan chasing, sehingga menumbulkan bencana
yang besar. Selanjutnya,kerusakan akibat kesalahan tersebut menimpa
pada warga Porong yang tidak berdosa.Prinsip etika bisnis mengenai
keadilan distributif juga dilanggar oleh PT. Lapindo,karena
perusahaan tidak bertindak adil dalam hal persamaan, prinsip
penghematanadil, dan keadilan sosial. PT. Lapindo pun dinilai tidak
memiliki kepedulian terhadapsesama manusia atau lingkungan, karena
menganggap peristiwa tersebut merupakanbencana alam yang kemudian
dijadikan alasan perusahaan untuk lepas tanggungjawab. Dengan
segala tindakan yang dilakukan oleh PT. Lapindo secara otomatis
jugaberarti telah melanggar etika kebajikan.
Hal ini membuktikan bahwa etika berbisnis yang dipegang oleh
suatu perusahaanakan sangat mempengaruhi kelangsungan suatu
perusahaan. Dan segala macambentuk pengabaian etika dalam berbisnis
akan mengancam keamanan dankelangsungan perusahaan itu sendiri,
lingkungan sekitar, alam, dan sosial.
D. Kasus Eksploitasi Lingkungan Secara Berlebihan Di lihat Dari
SudutPandang Islam
Persoalan lingkungan hidup dalam khazanah ilmu fiqh tidak
dibahas dan dikajisecara khusus dalam bab tersendiri sebagaimana
masalah puasa, zakat, sholat, haji,pernikahan, warisan, jual beli,
hutang pihutang, karena ketika fiqh dirumuskan padaabad dua
hijirah, lingkungan hidup belum menjadi masalah yang menarik
perhatianpara ahli hukum Islam dan tidak ada pengrusakan lingkungan
yang mengancamkehidupan manusia.
-
18
Kerusakan lingkungan hidup terjadi setelah alam dieksploitasi
terutama untukkepentingan industrialisasi. Setelah lingkungan hidup
telah menjadi masalah yangserius hingga mengancam kelangsungan
kehidupan manusia, maka perlu dikaji ulangprinsip, norma , nilai
dan ketentuan hukum dari khazanah fiqh yang adarelevansinya dengan
persoalan lingkungan hidup. Fiqh adalah penjabaran
nilai-nilaiajaran Islam yang berlandaskan al-Quran dan al-Hadits
yang merupakan hasil ijtihadpara ahli hukum Islam dengan
menyesuaikan perkembangan,kebutuhan,kemaslahatan umat dan
lingkungannya dalam ruang dan waktu yangmelingkupinya.Dengan kata
lain, fiqh sebagai hukum Islam yang ijtihadi.
Oleh sebab itu, fiqh bersifat tatawur (berkembang) sesuai dengan
kapasitas dayanalar manusia dan perkembangan zaman. Tujuan hukum
Islam ditetapkan hidupmanusia agar dapat mencapai kemaslahatan atau
kebahagiaan hidup duniawi danukhrowi. Berdasar tujuan ini, ilmu
fiqh (hukum Islam) secara garis besar memuatketentuan hukum menjadi
empat bidang Pertama. Bidang ibadah yaitu bagian yangmengatur
hubungan antara manusia selaku makhluk dengan Allah Swt
sebagaikhaliknya (hubungan transedensi-hukum ibadah). Kedua, bidang
Muamalat, bagianyang mengatur hubungan manusia sesamanya dalam
rangka untuk memenuhikebutuhan hidupnya sehari-hari (hukum
Muamalat). Ketiga, bidang Munakahat,bagian yang mengatur hubungan
manusia sesama lawan jenis dalam lingkungankeluarga (hukum
Pernikahan). Keempat, bidang Jinayat, bagian yang mengaturkeamanan
manusia dalam suatu tertib pergaulan yang menjamin keselamatan
danketentramannya dalam kehidupan (hukum pidana).
Empat bidang hukum tersebut merupakan bidang-bidang pokok
kehidupanmanusia dalam rangka mewujudkan suatu lingkungan kehidupan
yang bersih, sehat,sejahtera, aman, damai, bahagia lahir batin,
dunia dan akhirat. Inilah ruh dari ajaranIslam yang merupakan
rahmat dan kasih sayang Allah terhadap hambaNya dan tujuanrisalah
yang dibawa oleh Nabi Saw. Persoalan lingkungan hidup bukan
sekedarmasalah sampah, pencemaran, pengrusakan hutan, atau
pelestarian alam dan
-
19
sejenisnya, melainkan bagian dari pandangan hidup itu sendiri.
Sebab dalamkenyataannya, berbicara mengenai persoalan lingkungan
hidup merupakan kritikterhadap kesenjangan yang diakibatkan oleh
pendewaan terhadap teknologi yangberlebihan dalam waktu lama telah
mengakibatkan kemiskinan dan keterbelakanganyang disebabkan oleh
struktur yang tidak adil sebagai akibat kebijakan pembangunanyang
lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata. Dengan kata
lain,masalah lingkungan hidup bersumber dari pandangan hidup dan
sikap manusia yangegosentris dalam melihat dirinya dan alam
sekitarnya dengan seluruh aspekkehidupannya. Norma-norma fiqh yang
merupakan penjabaran dari nilai-nilai al-Quran dan al-Hadits
sebagaimana yang telah diutarakan dimuka, sudah seharusnya
dapatmemberikan dorongan atau motivasi terhadap upaya pengembangan
wawasanlingkungan hidup atau lebih tepatnya pembangunan yang
berwawasan lingkunganhidup.
E. PERAN ETIKADALAM BISNISSecara umum, etika adalah ilmu
normatif penuntun hidup manusia, yang
memberi perintah apa yang seharusnya kita kerjakan. Maka etika
mengarahkanmanusia menuju aktualisasi kapasitas terbaiknya. Dengan
menerapkan etika dankejujuran dalam berusaha dapat menciptakan baik
aset langsung maupun tidaklangsung yang akhirnya meningkatkan nilai
entitas bisnis itu sendiri. Banyak kasusdiberbagai negara yang
membuktikan hal tersebut. Apalagi dengan tingkat persainganyang
semakin tinggi, kepuasan konsumenlah yang menjadi faktor utama
agarperusahaan sustainable dan dapat dipercaya dalam jangka
panjang. Konsumencenderung semakin kritis dengan memperhatikan
perilaku perusahaan yangmemproduksi barang-barang yang akan mereka
konsumsi.
Pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baikuntuk jangka menengah maupun jangka panjang.
Misalnya dapat mengurangi biayaakibat dicegahnya kemungkinan
terjadinya friksi baik internal perusahaan maupun
-
20
dengan eksternal. Perusahaan yang menerapkan etika, dapat
meningkatkan motivasikru dalam bekerja, bahwa bekerja selain
dituntut menghasilkan yang terbaik, jugadiperoleh dengan cara yang
baik pula. Penerapan etika juga melindungi prinsipkebebasan
berusaha serta meningkatkan keunggulan bersaing. Selain itu,
penerapanetika bisnis juga mencegah agar perusahaan tidak terkena
sanksi-sanksi pemerintahkarena berperilaku tidak beretika yang
dapat digolongkan sebagai pebuatan melawanhukum.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa tanpa suatu etika yang
menjadi acuan,para pebisnis akan lepas tidak terkendali,
mengupayakan segala cara, mengorbankanapa saja untuk mencapai
tujuannya. Pada umumnya filosofi yang mendomonasi parapebisnis
adalah bagaimana cara memaksimalkan keuntungan. Pebisnis seperti
ini,sepeti yang dikatakan oleh Charles Diskens : Semua perhatian,
dorongan, harapan,pandangan, dan rekanan mereka meleleh dalam
dolar. Manusia dinilai dari dolarnya.Theodore Levitt mengatakn
bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan, yaituuntuk
menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan
hanya padadirinya dan nilai budaya, nilai spiritual dan moral tidak
menjadi pertimbangan dalampekerjaannya. Akibatnya sungguh
mengerikan. Mereka dapat menyebabkan perangantarbangsa,
antarlembaga, dan antarperusahaan. Mereka menganggap dan
membuatbisnis seolah medan perang. Dalam perekonomian yang berjalan
berdasarkan prinsippasar dimana bisnis adalah bisnis, kebebasan
berusaha adalah yang utama. Namunkebebasan untuk mengejar tujuan
bisnis juga mengandung kewajiban untukmemastikan bahwa kebebasan
itu diperoleh secara bertanggung jawab.
Perumusan dan penetapan etika bisnis merupakan salah satu dari
sekian banyakupaya pemersatu (internal intergration) yang
diusahakan oleh pemimpin perusahaanuntuk meningkatkan daya tahan
bisnisnya. Itu dilakukan dengan mengindahkanprinsip-prinsip
pengelolaan usaha yang baik (good corporate gorvemance)
sekaligusmemenuhi kewajibannya sebagai warga masyarakat yang
bertanggung jawab(corporate sosial responsibility).[26]
-
21
Etika bisnis juga berhubungan dengan nilai merek (brand value).
Perilaku bisnisyang beretika berkontribusi pada pembangunan citra
dari nilai merek sebuah produk.Salah satu caranya dengan memberikan
pelatihan mengenai etika pada kru. Hasilnyasungguh luar biasa.
Misalnya, menurunnya biaya, menurunnya pelputasi, anggarandan
perusakan pada merek atau reputasi, dan pada akhirnya menurunnya
hukumanakibat melanggar aturan yang telah ditentukan. Sehingga
diperlukan kemampuanuntuk menghasilkan brand value dan reputasi
dengan standar integrasi bisnis dantanggung jawab sosial yang
tinggi. CSR tidak hanya sebuah pilihan, CSR merupakanprasarat
integral dan mutlak untuk kesuksesan bisnis dalam jangka
panjang.Meningkatnya CSR bararti meningkatnya manajemen
kualitas.
F. Upaya Mewujudkan Etika Bisnis Islami Menghadapi Tantangan
BisnisMasa DepanKarena itu upaya mewujudkan etika bisnis untuk
membangun bisnis yang islami
yang harus di lakukan adalah pertama, suatu rekonstruksi
kesadaran baru tentangbisnis. Pandangan bahwa etika bisnis sebagai
bagian tak terpisahkan atau menyatumerupakan struktur fundamental
sebagai perubah terhadap anggapan dan pemahamantentang kesadaran
sistem bisnis amoral yang telah memasyarakat. Bisnis dalamal-Quran
disebut sebagai aktivitas yang bersifat material sekaligus
immaterial.Sehingga suatu bisnis dapat disebut bernilai, apabila
kedua tujuannya yaitupemenuhan kebutuhan material dan spiritual
telah dapat terpenuhi secara seimbang.Dengan pandangan kesatuan
bisnis dan etika, pemahaman atas prinsip-prinsip etikaSuatu bisnis
bernilai, apabila memenuhi kebutuhan material dan spiritual
secaraseimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan
kezaliman. Akan tetapimengandung nilai kesatuan,keseimbangan,
kehendak bebas, pertanggung-jawaban,kebenaran, kebajikan dan
kejujuran, dengan demikian etika bisnis dapat dilaksanakanoleh
siapapun. kedua, yang patut dipertimbang- kan dalam upaya
mewujudkan etikabisnis untuk membangun tatanan bisnis yang Islami
yaitu diperlukan suatu cara
-
22
pandang baru dalam melakukan kajian-kajian keilmuan tentnag
bisnis dan ekonomiyang lebih berpijak pada paradigma pendekatan
normative etik sekaligus empirikinduktif yang mengedepankan
penggalian dan pengembangan nilai-nilai Al Quran,agar dapat
mengatasi perubahan dan pergeseran zaman yang semakin cepat.
Ataudalam kategori pengembangan ilmu pengetahuan modern harus
dikembangkan dalampola pikir abductive pluralistic (Abdullah, 2000:
88-94).
-
23
BAB VPENUTUP
A. KesimpulanBisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk
memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam rangka
memenuhikebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola
sumber daya ekonomisecara efektif dan efisien.
Bisnis baik sebagai aktivitas individual, organisasi atau
perusahaan, bukansemata-mata bersifat duniawi. Akan tetapi sebagai
aktivitas yang bersifat materialsekaligus immaterial. Suatu bisnis
bernilai apabila memenuhi kebutuhan material danspiritual secara
seimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan kezalimantetapi
mengandung nilai kesatuan, keseimbangan, kehendak
bebas,pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan kejujuran.
Sehingga dengan ketigaprinsip landasan praktek mal bisnis diatas,
dapat dijadikan tolok ukur apakah suatubisnis masuk ke dalam
wilayah yang bertentangan dengan etika bisnis atau tidak.
Panduan Rasulullah SAW. dalam etika berbisnis antara lain
prinsip dalam bisnisadalah kejujuran, kesadaran tentang kegiatan
bisnis, tidak melakukan sumpah palsu,ramah-tamah, tidak boleh
berpura-pura menawar dengan harga tinggi, tidak bolehmenjelekkan
bisnis orang lain, tidak melakukan ihtikar, ukuran dan timbangan
yangbenar, bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah, membayar
upah sebelumkering keringat karyawan, tidak monopoli, tidak boleh
melakukan bisnis yang dapatmerugikan dan merusak, barang yang
dijual adalah barang yang suci dan halal, bisnisdilakukan dengan
sukarela, menyegerakan melunasi kredit, memberi tenggang
waktukepada pengutang, dan bisnis dilaksanakan dengan cara yang
bersih dari unsur riba.
Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan PT. Lapindo membuktikan
bahwa PT.Lapindo rela menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan. Dalam sudutpandang islam kegiatan eksplorasi lingkungan
secara berlebihan juga sangat ditentang
-
24
oleh ajaran islam karena sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Allah SWTbahwa manusia diutus di muka bumi ini adalah sebagai
khalifah atau pemimpin yangtujuannya adalah untuk menjaga, serta
melstarikan lingkungan sesuai dengan fungsiserta
peruntukkannnya.
Diperlukan suatu cara pandang baru dalam melakukan kajian-kajian
keilmuantentang bisnis dan ekonomi yang lebih berpijak pada
paradigma pendekatan normatifetik sekaligus empirik induktif yang
memprioritaskan penggalian dan pengembangannilai-nilai Al Quran,
agar dapat mengatasi perubahan dan pergeseran zaman yangterus
berlangsung.
-
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.islampos.com/http://www.syariahonline.com/http://www.konsultasisyariah.com/http://www.eramuslim.com/
C. Panduan Rasulullah Dalam Etika BerbisnisB. Orientasi Bisnis
Dalam Islam