8/18/2019 Isi modul 3
1/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 53
1.1.
Sub Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan:
Memahami peta ruang lingkup ajaran Islam
Mendeskripsikan ciri-ciri akidah, syari’ah dan akhlaq yang benar
Mempraktikkan akidah, syari’ah dan akhlaq yang benar
Memahami hirarki sumber ajaran Islam
Menjelaskan kedudukan al-Qur’an, al-Hadits dan ijtihad
Menjelaskan fungsi al-Qur’an, al-Hadits dan Ijtihad
1.2. Uraian Materi
A. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM
ل ان ل ه سّ ازر و ا ص
ا ة ل ن
َن ْل ام ل ام ؤ و رو و و و ؤ نَ ان
م رن ل ان ل ْو و ا ي اة
ؤد و ةا و ش ك ا و
ل
ْ
ا
ل
ا
ل
اك
اه
ن
اه
ا
ن
َ
خ ن ْا ْا ا ةر لو ذا و ر ا ت ذا و طاشَ ك وخ ا
و ا ص
ا ا {ا ه ا ن}ل دَ ا
د سّا ا ل وا ش هودر ) ق)
Dari Abu Hurairah berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari muncul
kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya:
"Apakah iman itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman adalah kamu beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-
Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam
itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang
diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan
itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah
melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". (Jibril 'Alaihis
salam) berkata lagi: "Kapan terjadinya hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
8/18/2019 Isi modul 3
2/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 54
menjawab: "Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan
terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika para
penggembala unta yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama
lima masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali oleh Allah". Kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam membaca: "Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat"
(QS. Luqman: 34). Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berkata; "hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak melihat sesuatupun, maka
Nabi bersabda; "Dia adalah Malaikat Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama
mereka." (H. R. Bukhari-Muslim)
Hadits tersebut menggambarkan dialog yang mendalam antara Nabi Saw.
dengan malaikat Jibril (dalam redaksi lain disebut dengan tegas), tentang
pokok- pokok ajaran Islam yang meliputi akidah, syari’ah dan akhlaq.
1. Akidah
Akidah secara bahasa disadur dari istilah bahasa Arab (ة
يد
ع
), yang berasal
dari kata al-‘aqdu (د
ع ا
) yang berarti ikatan, al-tauthiq (يق و ال
) yang berarti
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu (م
حك
) yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan al-rabtu bi quwwah (الربط
وة
) yang berarti
mengikat dengan kuat. Dengan demikian akidah bisa dipahami sebagai ajaran
Islam yang menyangkut persoalan-persoalan keyakinan, yang mengikat
antara hamba (manusia) dengan Allah Swt. sementara secara istilah akidah
adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat
jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari keragu-raguan. Di
dalam al-Qur’an istilah yang menunjukkan definisi ini , dan memang lebih
banyak dipakai, adalah istilah iman.
أ
نمآ
نمآ
ا
ا
ي أم م م
ع[س/136]
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada
Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
8/18/2019 Isi modul 3
3/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 55
barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh- jauhnya”.
Pada dasarnya, akidah Islam merupakan landasan bagi tegaknya pola pikir
dan pola sikap umat Islam. Keimanan yang kuat kepada Allah, malaikat, nabi,
kitab-nYa, hari akhir dan takdir-Nya merupakan pondasi yang kokoh bagi
kehidupan seorang Muslim. Bagaimana seseorang akan dapat mengerjakan
satu amalan kebaikan yang ikhlas jika ia tidak benar-benar yakin bahwa Allah
Maha Adil, Maha Menghitung dan membalas amalan manusia. Dan
bagaimana mungkin seseorang akan mengerjakan sesuatu yang baik secara
konsisten dan disiplin bila dia tidak yakin tentang keberadaan malaikat yangsenantiasa mencatat amal-amalnya, baik atau buruk, kecil atau besar.
Bagaimana mungkin seseorang akan dapat menjalankan agamanya dengan
baik dan benar tanpa seorang pemandu atau pemberi contoh yang mewujud
dalam diri nabi. Begitu seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang
pegawai atau pekerja harus memiliki keyakinan yang besar terhadap pemilik
perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja, termasuk keyakinan tentang
baiknya kinerja staf-staf di bawahnya, atau keyakinan tentang kemampuan
bos untuk mengelola, mengatur, mebayar gaji, memberi fasilitas dan
seterusnya. Keyakinan akan hal seperti ini penting untuk bisa menentukan
kehandalan serta etos kerja sang pegawai. Semakin besar kepercayaan
pegawai terhadap perusahaan tempatnya bekerja serta kebaikan-kebaikan
yang akan ia peroleh darinya, atau sebaliknya punishment yang akan ia terima
jika ia malas bekerja, maka akan semakin baik pula kinerja seorang pegawai.
Demikian sebaliknya.
Karenanya di dalam Islam akidah haruslah benar, tidak tercampur dengan
syirik dan tertanam secara kuat. Kalau tidak, maka dia tidak akan
membuahkan apapun.
أ ا م صأ
س
* أ ا م
8/18/2019 Isi modul 3
4/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 56
ن
ع
* م م
مم
[ه
إ
/42-26]
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit,
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang Telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Akidah Islam biasa disebut dengan akidah tauhid, di mana lawannya adalah
akidah syirik. Pembahasan secara lebih ekstensif tentang permasalahan ini
sudah dipaparkan di modul 1. Yang paling penting digarisbawahi adalah
kedudukan akidah di dalam ajaran Islam, yakni sebagai media tumbuhnya
amal kebajikan; atau seperti pondasi bagi berdirinya sebuah bangunan. Subur-
tidaknya satu tanaman (baca: amal kebaikan), atau kokoh tidaknya sebuah
bangunan ditentukan oleh kualitas media atau pondasinya.
2. Syari’ah
Secara bahasa syari’ah (شريعة) memiliki dua kemungkinan arti. Pertama, ia
berarti “jalan yang lurus”. Sebagaimana firman Allah:
ن ع عممع ء أه ع
[
/18]
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
Mengetahui.
Maknanya janganlah mengikuti jalan yang menyimpang, yakni jalan orang-
orang yang tidak memiliki pengetahuan.
Kedua , berarti jalan tempat keluarnya air yang dipakai manusia untuk
memberi minum hewan ternak mereka. Sehingga ada ungkapan Arab:
8/18/2019 Isi modul 3
5/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 57
ا
ش
وردت
إذا
ا
ش
“onta itu mulai (minum) jika ada tempat keluar air”
Sementara secara istilah ada yang memaknai syari’ah sebagai “segala yangdiatur (dibuatkan jalannya) oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya, baik
meliputi akidah, ibadah, akhlaq persoalan- persoalan mu’amalah, serta sistem
hidup dalam semua aspeknya, untuk mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan mereka, hubungan manusia dengan sesamanya, dan untuk
mewujudkan kebahagiaan manusia di dunia maupun akhirat”.
لا إو سا فو اظم شؤون اة
Ada pula yang memaknai syari’ah sebagai penataan berbagai aspek
kehidupan, pengelolaan kemaslahatan masyarakat dan penegakan keadilan di
antara mereka.
Definisi yang pertama mengisyaratkan bahwa syari’ah memiliki makna yang
sangat luas. Ia adalah ajaran agama Islam itu sendiri. Tata nilai yang
mengatur segala urusan manusia baik menyangkut keyakinan, ibadah,
muamalah maupun akhlaq. Syari’ah adalah jalan hidup umat Islam. Namun
dalam perkembangan khazanah intelektual Islam, syariah mengalami
pematangan konsep sebagai tata nilai yang mengatur segala aspek amaliyah
umat Islam. Syari’ah berkonotasi sebagai jalan hidup yang praktis. Shalat,
puasa, zakat dan haji adalah bagian syari’ah (ajaran praktis Islam). Seperti
juga hidup bersih, disiplin, tertib, kerja keras, membantu orang lain,
berbisnis, bertetangga yang baik, toleransi, adil juga syaria’at Islam. Konsepsi
inilah yang terkandung di dalam definisi kedua. Meski adapula pemaknaan
syari’ah yang bersifat peyoratif. Syari’ah dimaknai hanya sebagai hukumhadd (hukum dera, qishas, rajam dan potong tangan). Pemaknaan ketiga ini
tentu saja hanya akan mengkerdilkan ajaran Islam dan menampilkan kesan
yang menakutkan bagi masyarakat karena bersifat parsial.
Di dalam al-Qur’an kata syari’ah dan derivasinya hanya disebut tiga kali,
yakni:
8/18/2019 Isi modul 3
6/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 58
ن
ع
ع م
م
ع
ء
أه
ع
[
/18]
ن أ ا م ما
ن ء أ م ء أه
م
ن
ع
من
م
ء
ع
أم
م
آ
عمع ج ن ن [ ئ /48]
م
صم
ن
أ
م
ن
ص
ه
م
س
أ
أ
م
مء
م
ن
[
/13
]
Ketiga ayat tersebut menggunakan kata syari’ah untuk menunjuk makna jalan
hidup dalam konteks umum. Jalan hidup yang diberikan oleh Allah dengan
prinsip-prinsip yang sama, antara apa yang diterima oleh Nabi Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa maupun yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw.
8/18/2019 Isi modul 3
7/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 59
Atas dasar itulah maka makna syari’ah sebagai tata nilai Islam yang mengatur
aspek amaliyah umat Islam lebih relevan dipakai dalam pembahasan bab ini.
Dalam konteks ini, syari’ah bisa dibedakan menjadi dua hal:
a.
Ibadah; adalah segala usaha pendekatan diri kepada Allah, dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta mengerjakan yang
diijinkan-Nya. Ibadah sendiri biasa dibagi menjadi dua. Pertama, ibadah
mahdhah, yakni ibadah yang segala aturan, tata cara, waktu dan tempat
pelaksanaannya telah ditentukan oleh syari’ (Allah dan Rasul-Nya). Dalam
hal ini manusia hanya tinggal melaksanakan dan tidak diberi keleluasaan
untuk mengembangkannya. Contohnya adalah ibadah shalat, puasa, zakat dan
haji. Kedua, ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah yang dikerjakan menurut
prinsip-prinsip umum yang diajarkan oleh agama Islam, seperti membantu
orang lain, bersedekah, menuntut ilmu, bekerja untuk menafkahi keluarga dan
lain sebagainya. Dalam hal ini bisa muncul perubahan-perubahan dalam
bentuk pelaksanaan ibadah. Membantu orang bisa dengan cara yang
bermacam-macam, begitu pula dalam bersedekah. Demikian seterusnya.
Yang patut dicatat tentang pelaksanaan ibadah adalah niat serta kesesuaian
pelaksanaannya dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan di dalam al-
Qur’an dan al-Hadits. Ketentuan tersebut boleh jadi rinci manakala terkait
dengan ibadah mahdhah, dan bisa pula bersifat umum jika berkenaan dengan
ibadah ghairu mahdhah.
b. Mu’amalah; adalah ajaran Islam yang mengatur segala urusan manusia
dengan manusia (hubungan sosial), maupun urusan yang menyangkut perkara
dunia. Termasuk dalam kategori ini adalah perkara bisnis, utang-piutang,
mengembangkan seni budaya, teknologi, berpolitik dan lain sebagainya.Urusan mu’amalah juga cenderung megalami perubahan-perubahan dalam
bentuk-bentuk dan macam-macam kegiatannya.
3. Akhlaq
Kataخق
(akhlaq) merupakan bentuk jama’ ( plural ) dariق خ
(khuluq),
yang secara sederhana bermakna keadaan batiniyah manusia atau karakter,
8/18/2019 Isi modul 3
8/38
8/18/2019 Isi modul 3
9/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 61
Al-Qur’an menggambarkan tentang akhlaq sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari dua pokok ajaran Islam sebelumnya, akidah dan syari’ah.
Akhlaq adalah buah yang muncul dari pohon dan akar yang tertentu. Jika
akar dan pohonya baik, maka baik pula buahnya. Namun jika yang terjadi
adalah sebaliknya, maka buah yang baik tidak akan pernah muncul:
أ ا م صأ
س
* أ ا م
ن
ع
* م
م
مم [هإ/42-26]
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang Telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak)
sedikitpun.
B. SUMBER DAN DASAR AJARAN ISLAM
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber berarti tempat keluar atau
asal (munculnya) sesuatu1. Maka sumber ajaran Islam berarti asal atau tempat
ajaran Islam itu diambil. Karenanya dapat dipahami pula bahwa ajaran Islam
berasal dari sesuatu yang dapat digali, dan kemudian dipergunakan untuk
menjalankan ajaran Islam dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan
dan tantangan yang dihadapi umat Islam. Sebaliknya, setiap perilaku dan sikap
umat Islam, baik individu maupun secara kelompok harus dilakukan
berdasarkan sumber tersebut. Dengan demikian sumber ajaran Islam berfungsi
pula sebagai dasar ajaran Islam. Sebagai dasar, sumber itu menjadi landasan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1387.
8/18/2019 Isi modul 3
10/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 62
semua pemikiran, perilaku dan tindakan umat Islam, dan sekaligus sebagai
referensi, tempat konsultasi dan tolak ukurnya.2
Sebagian besar umat Islam sepakat berpendapat bahwa sumber dan dasar
ajaran Islam adalah al-Qur’an, al-Hadits dan Ijtihad. Kesepakatan itu muncul
dari petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh al-Qur’an dan al-Hadits, misalnya:
أ ن ا أن
ن
Sesungguhnya kami telah menurunkan k itab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadil i antara manusia dengan apa yang telah
Al lah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang
yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khi anat . (Q.S. al-
Nisa’ 105)
أ أء أأه
نعمأ أ
أ ع من
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menu rut apa
yang ditur unkan al lah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebagian apa yang ditur unkan allah padamu . (Q.S.
al-Maidah 49)
Ayat di atas dengan tegas memerintahkan Nabi Muhammad Saw., termasuk
pula di dalamnya umat Islam, untuk menjadikan kitab Allah (al-Qur’an)
sebagai dasar dalam mengatur urusan manusia.
2 Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantara Studi Islam (Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press, 2006), 12.
8/18/2019 Isi modul 3
11/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 63
Sementara tentang kedudukan al-Hadits sebagai sumber dan dasar ajaran Islam
kedua setelah al-Qur’an da pat dirujuk pada dalil-dalil berikut:
م نموآ
[
/7]
Artinya:
..dan apa-apa yang disampaikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa-apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah...
ب ا َ ل و ا ص ا لر نَ
ّ
و
ا
Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Aku tinggalkan kepadamu dua
perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada
keduanya, yakni Kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah nabi-Nya”. (HR.
Malik)
Adapun tentang penetapan ijtihad sebagai dasar ajaran Islam yang ketiga
setelah al-Qur’an dan al-Hadits berdasarkan dalil Q.S. al- Nisa’ ayat 59 di atas,
juga hadits riwayat Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal di bawah ini:
ذا ف ل ا َن ذا َراد و ا ص ا لر نَ
ا لر ّ ل ا ب ن ل ا ب َ ل ض
ب و و ا ص ا لر ّ ن ل و ا ص
ْ
ا
ول
صره
و
ا
ص
ا
رل
ب
و
ر
َ
ل
ا
ا لر ا لر لر قو ي ا
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika akan mengutus Mu'adz bin Jabal
ke Yaman beliau bersabda: "Bagaimana engkau memberikan keputusan apabila ada
sebuah peradilan yang dihadapkan kepadamu?" Mu'adz menjawab, "Saya akan
memutuskan menggunakan Kitab Allah." Beliau bersabda: "Seandainya engkau tidak
mendapatkan dalam Kitab Allah?" Mu'adz menjawab, "Saya akan kembali kepada
sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Beliau bersabda lagi: "Seandainya
8/18/2019 Isi modul 3
12/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 64
engkau tidak mendapatkan dalam Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serta
dalam Kitab Allah?" Mu'adz menjawab, "Saya akan berijtihad menggunakan pendapat
saya, dan saya tidak akan mengurangi." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menepuk dadanya dan berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan petunjuk kepada utusan Rasulullah untuk melakukan apa yang membuat
senang Rasulullah." (H. R. Ahmad,Abu Dawud dan Tirmidzi)
1. Al-Qur’an: Definisi, Fungsi dan Kedudukannya
a. Definisi al-Qur’an
Secara bahasa, al-Qur’an berasal dari bahasa Arab qara`a yang berarti
membaca. Maka dia dapat diartikan sebagai bacaan. Inilah pendapat terkuat
tentang definisi al-Qur’an secara bahasa. Adapula yang berpendapat bahwa
kata al-Qur’an berasal dari qarn yang berarti gabungan, karena al-Qur’an
merupakan gabungan dari berbagai ayat dan surah. Sementara al-Syafi’i
berpendapat bahwa al-Qur’an tidak berasal dari kata apapun, tetapi dia adalah
nama kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, dan tidak
perlu dicari akar katanya.
Secara istilah al-Qur’an didefinisikan oleh al-Shabuni sebagai:
ع
ه
,
ء
ن
,ط
ن إ ن,م س ا
, ع , س ء ,س
ن
“Kalamullah yang merupakan mukjizat, yang diturunkan kepada
(Muhammad) penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan
(malaikat) yang terpercaya, Jibril as. tertulis dalam mushaf,
sampai kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai
sebagai ibadah, yang diawali (susunannya) dengan surah al-
Fatihah dan ditutup dengan surah al- Nas”. (Muhammad Ali al-
Sabuni, al-Tibyan fi ulum al-Qur’an. Beirut:alam al-Kutub.
1985.)
8/18/2019 Isi modul 3
13/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 65
Sementara menurut Abdul Wahab Khallaf:
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan melalui ruhul
amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad Saw dengan bahasa Arab,
isinya dijamin kebenarannya dan sebagai hujjah kerasulannya,
undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk dalam
beribadah serta membacanya dinilai sebagai ibadah, yang
diawali (susunannya) dengan surah al-Fatihah dan ditutup
dengan surah al-Nas sampai kepada kita secara mutawatir”.
Definisi dari Departemen Agama RI menyebut:
“Al-Qur’an ialah: “Kalam Allah s.w.t. yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dan yang ditulis di mushafdan diriwayatkan
dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa al-
Qur’an terdiri dari sekurang-kurangnya enam ciri. Pertama , al-
Qur’an merupakan kalam atau firman Allah, bukan ucapan
manusia, termasuk pula bukan ucapan Nabi Muhammad seperti
yang dituduhkan oleh para penentangnya.
ه ;ه [/2425]
Lalu dia berkata: "(Al Quran) Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari
(dari orang-orang dahulu), Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia".
Kedua , bahwa ia adalah mukjizat. Maknanya, al-Qur’an
merupakan keistimewaan atau perkara luar biasa yang
dianugerahkan Allah kepada nabi Muhammad sebagai bukti
kebenaran kenabiannya, sekaligus menjadi bukti bahwa ia
bukan ucapan nabi Muhammad. Secara umum, tipikal
kemukjizatan al-Qur’an berbeda dengan kemukjizatan para nabi
sebelum Muhammad Saw. Mukjizat yang diperoleh nabi-nabi
terdahulu bersifat fisik dan inderawi sesuai situasi masa masing-
masing nabi. Mukjizat nabi Musa misalnya, terletak pada
8/18/2019 Isi modul 3
14/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 66
tongkat dan tangan beliau yang bisa berubah menjadi ular dan
mengeluarkan cahaya putih, sesuai dengan populernya sihir
pada masa itu. Atau seperti nabi Isa yang dapat menyembuhkan
orang buta, sakit sopak dan menghidupkan orang mati serta
memberitakan perkara-perkara ghaib, karena beliau diutus pada
kaum yang banyak memilki ahli pengobatan dan filosof.
Berbeda dengan dua contoh itu, mukjizat nabi Muhammad
justru bersifat rasional-spiritual yang kebenarannya melintasi
ruang dan jaman. Menurut Muhammad Ali al-Shabuni, tidak
ada kitab suci agama yang paling banyak menarik para ahli,
sejak diturunkannya 15 abad yang lalu, sehingga mereka
mengkajinya, memperbandingkannya, dan mengujinya baik
secara material maupun konseptual, kecuali kitab suci al-
Qur’an.
Secara umum, letak kemukjizatan al-Qur’an terletak pada dua
aspek, yakni pada aspek form atau bahasanya dan subtance atau
kandungannya. Pada aspek form atau bahasanya, al-Shabuni
mengambil contoh bahwa seluruh bagian kalimatnya, khususnya
di semua ayat-ayatnya, terdapat irama yang unik dan sangat
indah:
م(11)عمدم(12)ن
د(13)م (14)طأأ(15)
ن ن
(16)
هدعص
(17)
(18)
(19)(20)(21)
(22) ه(23)أد (24)
ه (25)[/11-25]
11. Biarkanlah Aku (Allah) bertindak terhadap orang yang Aku Telah
menciptakannya sendirian.
8/18/2019 Isi modul 3
15/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 67
12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,
13. Dan anak-anak yang selalu bersama Dia,
14. Dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-
lapangnya,
15. Kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), Karena Sesungguhnya dia
menentang ayat-ayat kami (Al Quran).
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
18. Sesungguhnya dia Telah memikirkan dan menetapkan (apa yang
ditetapkannya),
19. Maka celakalah dia! bagaimana dia menetapkan?,
20. Kemudian celakalah dia! bagaimanakah dia menetapkan?,
21. Kemudian dia memikirkan,
22. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,
23. Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,
24. Lalu dia berkata: "(Al Quran) Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari
(dari orang-orang dahulu),
25. Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia".
Ayat-ayat ini membuat seorang penyair terkemuka bangsa Arab,
al-Walid bin Mughiroh, terdiam dan berpikir mendalam bukanhanya karena kindahan iramanya, tapi juga ketepatannya dalam
menggambarkan perasaan dan pikiran yang sedang
menggelayutinya.
Tentang kindahan irama bahasa al-Qur’an bisa juga diamati dari
seluruh ayat-ayatnya. Bahkan pada ayat ketiga dari surah al-
Mudatstsir, kita bisa menemukan bagaimana sebuah kalimat
yang menyuruh kita mengagungkan kebesaran Allah disusun
dengan susunan yang menakjubkan, sama dibaca dari depan
maupun belakang:
[/3]
Kemukjizatan al-Qur’an juga bisa dilihat dari kandungan atau
isinya. Secara umum isi al-Qur’an menjelaskan tentang aturan-
aturan Allah yang universal dan komprehensif, karena meliputi
8/18/2019 Isi modul 3
16/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 68
semua aspek kehidupan manusia, mulai dari persoalan
keyakinan, ibadah, etika dan kesopanan, kaedah-kaedah sosial,
ekonomi, politik, peradaban, kehidupan keluarga. Konsep-
konsep lain yang saat ini sedang ramai dikampanyekan secara
global seperti kesederajatan, kebebasanatau yang biasa disebut
HAM, keadilan dan musyawarah atau demokrasi telah dibahas
tuntas oleh al-Qur’an dan diimplementasikan oleh Nabi dalam
masyarakat Madinah 15 abad yang lampau.
Sebagian ahli bahkan membuktikan kemukjizatan al-Qur’an
dalam kaitannya dengan teori-teori ilmiah, atau setidaknya,
meminjam pernyataan al-Shabuni, kandungan al-Qur’an tidak
ada yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.
Kesimpulannya al-Qur’an adalah kalamullah yang merupakan
mukjizat dengan life time (masa berlaku) paling panjang, sejalan
dengan status nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan
rasul.
Ketiga , al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada
nabi Muhammad. Maknanya, firman Allah yang diturunkan
kepada nabi-nabi lain memiliki nama dan sebutan masing-
masing, serta memiliki masa berlaku yang terbatas baik dari sisi
ruang maupun waktu. Yang diwahyukan oleh Allah kepada nabi
Musa disebut Taurat, dan saat ini sudah tidak ada lagi. Begitu
pula Zabur, Injil maupun wahyu-wahyu lain yang tidak
dikisahkan kepada umat belakangan.
Keempat, al-Qur’an diwahyukan melalui perantaraan malaikatJibril as. Artinya, manakala terdapat firman Allah yang
disampaikan kepada nabi Muhammad tanpa melaui malaikat
Jibril as. bukanlah al-Qur’an. Contohnya adalah tentang perintah
shalat lima waktu. Perintah ini disampaikan oleh Allah secara
langsung pada saat peristiwa isra’ mi’raj Nabi. Contoh lainnya
adalah hadits qudsi, yakni hadits yang berisi wahyu Allah yang
diterima oleh nabi lalu beliau menyampaikannya dengan redaksi
8/18/2019 Isi modul 3
17/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 69
beliau sendiri. Al-Qur’an sendiri men jelaskan bahwa Allah
menggunakan cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan
firman-firman-Nya:
مأأم اأ
مء[/51]
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau
dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya
dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana.
Terkadang Allah menyampaikan firman-Nya kepada Nabi
secara langsung dengan jalan tersembunyi (wahyu). Dalam hal
ini Nabi mengalaminya pada saat isra’ mi’raj dan pada saat
menerima hadits qudsi. Di lain waktu Allah menyampaikan dari
belakang tabir seperti yang dialami oleh Nabi Musa di gunung
Tursina. Sementara Allah menggunakan perantara malaikat
Jibril pada situasi yang khas, yakni pada saat menyampaikanrisalah resmi yang kemudian tertulis dalam kitab suci. Taurat,
Zabur, Injil dan Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui
malaikat Jibril.
Kelima, al- Qur’an diturunkan secara mutawatir. Artinya al-
Qur’an sampai kepada kita dengan banyak jalan sehingga
tertutup kemungkinan terjadinya pemalsuan atau perubahan
sebagaimana terjadi pada kitab suci lain yang diturunkan oleh
Allah swt. Jaminan Allah ini terdapat pada Q.S. al-Hijr ayat 9:
ن [/9]
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya.
Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad saw. sampai
sekarang, jaminan Allah tentang pemeliharaan al-Qur’an
8/18/2019 Isi modul 3
18/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 70
berlangsung melalui dua cara, yakni pencatatan yang kemudian
disempurnakan dengan hapalan. Pada saat diturunkan, Nabi
selalu menunjuk juru tulis khusus yang bertugas mencatat al-
Qur’an. Di antara sahabat yang menjadi juru tulisnya adalah
Zaid bin Tsabit, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin
Affan. Selain mencatatnya, para juru tulis al-Qur’an ini juga
lantas menghapalkannya di rumah mereka masing-masing.
Secara periodik (khususnya di bulan Ramadhan), hapalan
mereka ditera ulang oleh Nabi, sebagaimana hapalan Nabi juga
dibacakan secara periodik di hadapan malaikat Jibril.
Proses semacam ini terus berlangsung sampai sekarang. Bahkan
pencatatan (sekarang penerbitan) dan penghapalan al-Qur’an
dilakukan oleh lebih banyak umat Islam sejalan dengan
penyebaran agama Islam, tetap menggunakan bahasa saat ia
diturunkan pada masa Nabi. Inilah yang dimaksud dengan cara
mutawatir.
Kelima, membaca al- Qur’an dinilai sebagai ibadah. Jumhur
ulama sepakat berpendapat bahwa membaca al-Qur’an
merupakan ibadah dalam pengertian yang khas. Membaca
hadits, buku ilmu pengetahuan atau bacaan-bacaan lain yang
bermanfaat tentu dapat pula bernilai ibadah manakala tujuannya
adalah untuk mencari kebaikan dan meraih ridha Allah. Tetapi
nilai ibadah membaca al-Qur’an berbeda dengan nilai bacaan
lainnya.
ب
َ
ياو ا
ل
و
ا
ص
ا
رل
ل
ا
ُ
ص ش ْا م ن ْا
Dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al
Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti. (H.R. Muslim)
8/18/2019 Isi modul 3
19/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 71
ا ب و ا ص ا لر ل
ؼ م ؼ و ف ؼ و َل ا ؼ و َ ْ ا و
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya
satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat
gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF
LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf,
LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf." (H.R. Tirmidzi)
Keenam, al- Qur’an adalah kitab suci yang berbahasa Ar ab.
Berbeda dengan kitab suci agama lain yang telah diterjemahkan
ke bahasa-bahasa yang berbeda, al-Qur’an sampai ke tangan
umat Islam dengan bahasa asalnya, bahasa Arab. Meskipun
upaya penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an juga dilakukan
dengan puluhan bahasa yang berbeda, namun naskah asli al-
Qur’an yang bebahasa Arab tetap dicantumkan. Faktor ini pula
yang menjadikan pemeliharaan atas keotentikan al-Qur’an tetap
berjalan sesuai janji Allah swt.
ونأآ عع[/2]
Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
عأ عس
أهس [/103ن[م
Dan Sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya
Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)".
padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar
kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab
yang terang.
8/18/2019 Isi modul 3
20/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 72
Rupanya keotentikan bahasa al-Qur’an ini penting untuk
menjaga kemurnian ajaran Islam, setelah banyak usaha yang
dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk melakukan
pengaburan ajaran Islam. Bahkan di sebagian kalangan umat
Islam juga ada yang tertarik merasionalisasi bahasa al-Qur’an
seperti kasus shalat berbahasa jawa oleh ustadz Yusman Roy
dari Malang, Jawa Timur, beberapa tahun yang lalu.
b. Fungsi dan Kedudukan al-Qur’an
Di dalam ajaran Islam, al-Qur’an menempati kedudukan utama
sebagai sumber utama ajaran Islam. Maka setiap apa yang
disebut sebagai ajaran Islam tentunya diatur di dalam al-Qur’an.
Pokok-pokok ajaran Islam seperti akidah, akhlaq, syari’ah
shalat, puasa, zakat, haji maupun persoalan-persoalan lain
menyangkut kehidupan manusia diatur dalam al-Qur’an.
Contoh:
[[/43عمعآأ
Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'.
أ نمآمء س
نم أن ع هاأ
ع[ئ/8]
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
8/18/2019 Isi modul 3
21/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 73
Ayat yang pertama menjelaskan tentang perintah shalat dan
membayar zakat. Sementara ayat kedua menjelaskan tentang
kewajiban menegakkan keadilan di antara semua orang. Hanya
saja apa yang disampaikan al-Qur’an dalam sebagian perkara
memang detail, jelas dan mudah dipahami(ayat-ayat muhkamat ),
yakni yang menyangkut pokok-pokok ajaran Islam, namun
sebagiannya masih bersifat global dan membutuhkan
pendalaman serta penyelidikan lebih lanjut (ayat-ayat
mutasyabihat ).
مناأه أهمآ
أا مم ع م
نمء نء مع
ع نمآمننم
أا
[
آ
/7]
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat , Itulah pokok-pokok isi Al qur'an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat . adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam
ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat,
semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Dalam konteks inilah kedudukan hadits sebagai sumber ajaran
Islam yang kedua menjadi penting.
Dengan kedudukan yang utama itu al-Qur’an memiliki beragam
fungsi bagi kehidupan umat Islam. Fungsi-fungsi ini didasarkan
8/18/2019 Isi modul 3
22/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 74
pada sifat-sifat yang melekat dalam al-Qur’an sebagaimana
disebut oleh Allah di dalam al-Qur’an sendiri, di antaranya:
nur (cahaya) QS. Al-Syura 52
huda (petunjuk) QS. Al-Baqarah 2
rahmat (rahmat) QS. Al-Isra’ 82
syifa’ (obat) QS. Al-Isra’ 82
mau’idhah (nasehat) QS. Yunus 57
basyir wa nadzir (pemberi kabar gembira sekaligus
ancaman) QS Fushshilat 3-4
2.
Al-Hadits: Definisi, Klasifikasi, Kedudukan dan Fungsinya
a. Definisi Hadits
Secara bahasa hadits berarti ucapan atau omongan; sesuatu yang baru (lawan
lama) dan berita atau cerita. Secara istilah hadits adalah “segala yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad, baik perkataan, perbuatan, taqrir dan
sebagainya”.
Istilah lain yang bisa dipakai untuk menyebut hadits adalah sunnah. Sunnah
secara bahasa berarti jalan yang ditempuh, kebiasaan atau suatu cara yang
dipakai. Adapun secara istilah sunnah memiliki makna yang serupa dengan
hadits, yakni sesuatu yang berasal dari Rasul SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan dan penetapan.
Contoh hadits berupa perkataan Nabi:
ن
ا
ا
ب
ا
,ل
:ل
ا
ا
ل
:
ا
و
َ
د
ه
ك
ى
ائ
ت
ل
ا
ه
(را )
Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan
tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa
yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin
8/18/2019 Isi modul 3
23/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 75
digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan". (H.R. Bukhari)
Contoh hadits berupa perbuatan Nabi:
َن ا ل
ذا و ر ة ذا م و ا ص ا لر ن
ر و ع ذ
ا ر اذ و َن ذ َراد
د
ا) حص(
Bahwa Ibnu Umar berkata, "Rasululllah apabila mendirikan shalat maka
beliau mengangkat kedua tangannya hingga menjadi sejajar dengan kedua
pundaknya, kemudian bertakbir, lalu jika beliau ingin rukuk maka beliau
mengerjakan seperti itu, dan apabila berdiri dari rukuk maka beliau
mengerjakan seperti itu, namun beliau tidak mengerjakannya ketika
mengangkat kepalanya dari sujud." (H.R. Muslim)
Contoh hadits berupa taqrir (persetujuan) Nabi:
ل
ا
ا
ا ك
ك
ا
ا
ل
ذ
ا
ا
ل
ع
ل
كا
كا
ك
ا
ا
ا
ل
ل
ة
ا
ن
ا ك
ا
اب
ل
ا
ل
ا
(
)
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Ketika kami sedang shalat bersama Rasulullah Saw.,
tiba-tiba ada salah seorang (jama’ah) yang mengucapkan (do’a iftitah): “ Allahu
akbar kabiran....”. maka R asulullah Saw. bertanya (saat selesai shalat): “Siapakah
yang tadi mengucapkan kalimat yang seperti ini (baca: Allahu akbar kabiran...)?”.
orang tersebut menjawab: saya, wahai Rasulullah. Beliau lantas bersabda: Sungguh
aku takjub dengan bacaan tersebut, (karenanya) dibukakan pintu-pintu surga. (H.R.
Muslim)
8/18/2019 Isi modul 3
24/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 76
Contoh hadits berupa sifat dan atau himmah (keinginan) Nabi:
ل
ا
ن
ا
خ
كن
ا
ا
ل
ق خ
-(أح
)
Dari Hasan, ia berkata: Aisyah ra. ditanya tentang akhlaq Rusulullah saw.
maka ia menjawab: “ Akhlaq Rasul adalah al-Qur’an”. (HR. Ahmad)
b. Klasifikasi Hadits
Berbeda dengan al-Qur’an, periwayatan hadits tidak semuanya bersifat
mutawatir. Hal ini disebabkan penulisan hadits pada masa Nabi masih hidup
tidak diperbolehkan, untuk menghindari bercampurnya penulisan hadits
dengan pencatatan al-Qur’an. Hadits disampaikan oleh para sahabat kepada
sahabat yang lain atau kepada generasi sesudah mereka secara lisan dan
melalui hapalan. Periwayatan secara lisan inilah yang lantas melahirkan
resiko kekeliruan penyampaian atau bahkan pemalsuan hadits. Karenanya, di
samping upaya pembukuan hadits, para ahli hadits juga melakukan
standarisasi dan pembuatan kriteria kesahihan atau validitas hadits. Dengan
kriteria-kriteria tersebut dibuatlah klasifikasi hadits dari berbagai aspeknya.
Di sini hanya akan dibahas secara umum klasifikasi hadits, yakni dari aspek
kualitas atau kesahihannya. Dari aspek ini hadits dibagi menjadi dua:
Pertama, Hadits maqbul (yang bisa diterima), yang terbagi menjadi dua
shahih dan hasan. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung sanadnya,
para perawinya adil (bukan pendosa) dan dlabith,( kuat hapalan) tidak ada
‘illat (cacat) dan tidak syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebihshahih). Sementara hadits hasan adalah hadits yang tidak sampai derajat
shahih, yang biasanya ditandai dengan kurang kuatnya hapalan rawi hadits
itu.
Kedua, Hadits mardud (yang tertolak). Hadits macam ini lebih dikenal
dengan hadits dla’if (lemah), meskipun hadits dla’if terdiri dari banyak
macam. Secara umum sebuah hadits disebut dla’if manakala tidak bisa
memenuhi syarat-syarat hadits shahih dan hasan. Dalam konteks hukum
8/18/2019 Isi modul 3
25/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 77
Islam, mengetahui kualitas sebuah hadits adalah penting dalam usaha
merumuskan hukum-hukum fiqh maupun dalam menyelesaikan persoalan
umat manakala keterangan sebuah hadits dibutuhkan.
c. Kedudukan dan Fungsi Hadits
أ نمآع أع أأم
من
ن
و
د
ن
نم
س
أ
[س
/59
]
Ayat di atas tegas menjelaskan posisi hadits dalam hiraki sumber ajaran
Islam, yakni sebagai sember kedua setelah al-Qur’an. Adapun tentang fungsi-
fungsinya terhadap al-Qura’an para ulama sepakat untuk menyebutnya dalam
tiga fungsi:
Pertama, hadits berfungsi sebagai b ayan taqiri/ta’kid (keterangan yang
sifatnya menegaskan isi al-Qur’an). Contoh:
ا ص ا لر ل ل ا ر ا
ا ن ام خ شدة و
صو
او ةا اة و ن ا رل ا و و
رن
(ا
رواه
)
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, haji dan puasa Ramadlan".(diriwayatkan oleh yang Lima)
8/18/2019 Isi modul 3
26/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 78
Hadits di atas dengan tegas menguatkan syari’ah Islam tentang rukun Islam
(syhadat, shalat, zakat, puasa dan haji) yang disebutkan secara berulang di
dalam al-Qur’an.
Kedua, hadits berfungsi sebagai bayan tafsir (keterangan yang sifatnya
menjelaskan), dalam tiga bentuk, yakni tafshil al-mujmal (merinci ayat
bermakna global); takhsis al- ‘am (mengkhususkan ayat yang bermakna
umum); taqyid al -mutlaq (membatasi ayat yang bermakna mutlak). Di antara
contohnya adalah hadits berikut:
غ د ن ن ىَ َر ن ن نا
او
ق او
ْ
ا
خد
َ
ات
ث
ل ر ح ْا و و
ا
و
و
ا
ص
ا
َ
ر
Dari Humran mantan budak 'Utsman bin 'Affan, bahwa ia melihat 'Utsman bin 'Affan
minta untuk diambilkan air wudlu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya,
lalu ia basuh kedua tangannya tersebut hingga tiga kali. Kemudian ia memasukkan
tangan kanannya ke dalam air wudlunya, kemudian berkumur, memasukkan air ke
dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali,
membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu
membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata, "Aku telah melihat Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini (H.R. Bukhari)
Hadits di atas memberi penjelasan lebih rinci tentang tata cara berwudlu di
dalam Q.S. al-Maidah ayat 6.
Ketiga, hadits berfungsi sebagai b ayan tasyri’ (keterangan yang sifatnya
menetapkan aturan-aturan tambahan. Contoh:
و
ع
ا
ب
ذي
و
ا
ص
ا
رل
ل
س
ا
ا
ذي
Dari Ibnu Abbas dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis
burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram."(H.R. Muslim)
8/18/2019 Isi modul 3
27/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 79
Hadits di atas menetapkan hukum yang sifatnya menambahkan soal makanan
yang haram, ditinjau dari QS. Al-Baqarah ayat 172. Ayat tersebut
menegaskan makanan yang diharamkan adalah bangkai, darah , daging babi
dan segala makanan yang dipersembahkan kepada selain Allah.
3. Ijtihad: Definisi, Metode, Kedudukan dan Fungsinya
a. Definisi Ijtihad
Ijtihad berasal dari akar kata jahada – yajhadu yang bermakna sungguh-
sungguh; mencurahkan tenaga dan fikiran; atau bekerja semaksimal mungkin.
Secara istilah ijtihad biasa diartikan sebagaiاستفراغ افقه اوسع حصل ه ظن بحكم
شري
(usaha sungguh-sungguh oleh seorang ahli fiqh untuk mendapatkan
pengertian yang bersifat dzanny (relatif bisa diterima) dalam sebuah
persoalan agama). Menurut Abu Zahrah secara istilah arti ijtihad adalah:
بذل ه وسعة فى ستاط حكام عة ن دتا تصة
”Upaya seseorang ahli fiqih dengan kemamapuannya dalam mewujudkan
hukum-hukum amalaiah yang diambil dari dalil-dalil yang rinci”.
Maka ijtihad bisa dimaknai pula usaha maksimal seorang ahli fiqh dengan
mencurahkan tenaga dan pikiran untuk merumuskan hukum agama yang
sebelumnya tidak diatur dengan tegas dalam al-Qur’an maupun al-Hadits.
Pada awalnya ijtihad dipakai untuk menunjuk praktek qiyas, dan kadangpula
disebut dengan ra’yu. Namun karena persoalan yang dihadapi umat Islam
semakin beragam dii satu sisi, dan sebagian ulama memberi perhatian besar
terhadap perkembangan hukum agama di saat yang sama, maka dasar-dasar
perumusan hukum yang dproyeksikan oleh para ulama fiqh juga berkembang
dengan pesat. Sehingga dalam proses ijtihad muncul metode-metode yang beragam sesuai dengan kasus-kasus hukum yang dihadapi.
b. Metode-metode Ijtihad
Di antara metode-metode ijtihad adalah:
1. I jma’ (konsensus), yaitu kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi
Muhammad saw sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu
perkara dengan cara musyawarah. Termasuk dalam kategori ini adalah
8/18/2019 Isi modul 3
28/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 80
pembukuan dan standarisasi al-Qur’an. Padahal pada masa nabi al-Qur’an
hanya dicatat secara terpisah-pisah di media yang berbeda-beda.
2. Qiyas (reasoning by analogy), yang secara bahasa berarti mengukur
sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Qiyas bisa diartikan sebagai
upaya menetapkan hukum untuk satu persoalan yang belum diatur secara
tegas di dalam al-Qur’an maupun al-Hadits, dengan menyamakannya
menggunakan persoalan lain yang sudah jelas hukumnya, karena adanya
persamaan (‘illat ). Contoh dalam hal ini misalanya soal zakat fitrah. Di dalam
sebuah hadits dijelaskan:
ل
ا
ر
ا
:
ص
ْ
ا
زة
و
ا
ص
ا
رل
ض
َن َ و ْا ْ ا وا وا وا و
ْ
ا و ْا ش ص وَ
اة اّس خوج ىّدؤ
Ibnu Umar ra. berkata, "Rasulullah mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma
atau satu sha' gandum atas setiap hamba sahaya dan orang merdeka, laki-laki
dan wanita, kecil dan besar, laki-laki dan wanita dari kalangan kaum
muslimin. Beliau menyuruh agar zakat fitrah itu ditunaikan sebelum orang-
orang keluar untuk shalat (Idul Fitri)."
Berdasarkan hadits di atas, alat pembayaran zakat fitrah yang disyari’ahkan
pada asalnya adalah gandum atau kurma. Tapi karena penyebaran agama
Islam sampai pada wilayah-wilayah yang luas dan sebagiannya bukan
wilayah pengasil kurma maupun gandum, maka diambillah jalan ijtihad
dengan cara mencari alat pembayaran zakat fitrah yang serupa atau memiliki
persamaan dengan kurma dan gandum. Di sinilah muncul hasil bahwa beras
dan bahan makanan pokok lainnya bisa dipakai untuk membayar zakat fitrah.
Persamaannya ada pada sifatnya sebagai bahan makanan pokok.
3. Istihsan ( preference), yaitu suatu peroses perpindahan dari suatu qiyas
kepada qiyas lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta
yang dapat diterima untuk mencegah kemadharatan. atau dapat diartikan pola
8/18/2019 Isi modul 3
29/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 81
penetapan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.
Misalnya tentang ayat berikut:
س
س
عط
أء
س
م
[ ئ /38]
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Menurut ayat di atas, seharusnya hukum potong tangan bagi pencuri berlaku
di mana pun dan kapan pun. Namun Umar bin Khttab pernah tidak
menerapkan hukum potong tangan pada satu musim paceklik. Beliau
menggunakan pertimbangan krisis yang cukup berat dirasakan oleh
masyarakat sebagai persoalan yang harus diselesaikan terlebih dahulu
daripada penerapan hukum yang membabi buta.
4. Maslahat mursalah, yaitu perkara-perkara yang perlu dilakukan demi
kemaslahatan manusia. Contoh pada masa sekarang adalah peraturan tentang
pencatatan pernikahan, dibuatnya lembaga pemasyarakatan (LP) dan
seterusnya.
5. Sududz Dzariah yaitu tindakan memutuskan perkara yang mubah menjadi
makruh atau haram demi kepentingan umat. Untuk contoh ini adalah
diharamkannya pernikahan beda agama di Indonesia meskipun sebenarnya
ada sedikit peluang melakukannya (Lihat QS. Al-Baqarah 221 dan al-Maidah
5).
6. Istishab yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan dimasa lalu hingga dalil yang mengubah kedudukan hukum
tersebut. Contohnya apabila ada pertanyaan bolehkan seorang perempuan
menikah lagi apabila yang bersangkutan ditinggal suaminya bekerja di
8/18/2019 Isi modul 3
30/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 82
perantauan dan tidak jelas kabarnya? Maka dalam hal ini yang berlaku adalah
keadaan semula bahwa perempuan tersebut statusnya adalah istri orang
sehingga tidak boleh menikah (lagi) kecuali sudah jelas kematian suaminya
atau jelas perceraian keduanya.
7. Urf, yaitu sesuatu hal yang dilakukan terus-menerus (adat ) baik berupa
perkataan ataupun perbuatan.
c. Kedudukan dan Fungsi Ijtihad
Pada prinsipnya ijtihad bukanlah sumber hukum atau sumber ajaran Islam.Atau kalau mau disebut sebagai sumber maka ijtihad bukanlah sumber
hukum yang mandiri. Karena sebenarnya ijtihad merupakan usaha para ahli
untuk mengambil semangat ajaran Islam yang ada di dalam al-Qur’an dan al-
Hadits sebagai pijakan dalam berbuat di ruang dan waktu yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu di dalam modul ini ijtihad disebut sebagai dasar ajaran Islam,
bukan sumbernya. Meskipun demikian ijtihad tetap menempati posisi yang
sangat penting dalam pelaksanaan ajaran agama Islam. Dinamika kehidupan
umat manusia yang terus berkembang dan bertambah kompleks di satu sisi,
dan keadaan al_Qur’an yang dijaga keotentikannya oleh Allah serta ketiadaan
Nabi sebagai pembimbimg utama umat, di sisi lain, membuat usaha-usaha
untuk menjalankan agama Islam secara kontekstual dan up to date menjadi
sangat penting. Nah mewujudkan situasi tersebut tidak bisa tidak kecuali
dengan jalan ijtihad. Dari sini jelaslah bahwa ijtihad berfungsi sebagai jalan
keluar bagi problem pelaksanaan ajaran Islam dalam situasi yang terus
berubah.
Sementara tentang kedudukan Ijtihad dalam agama Islam adalah sebagai
sumber atau lebih tepatnya dasar ajaran Islam yang ketiga setelah al-Qur’an
dan al-Hadits. Yang penting dicatat di dalam menjalankan ijtihad adalah:
1) Hasil ijtihad adalah relatif, mungkin berubah karena perbedaan waktu
dan tempat. Inilah yang membedakannya dengan al-Qur’an dan hadits.
2)
Hasil ijtihad tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-hadits.
8/18/2019 Isi modul 3
31/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 83
3) Ruang lingkup ijtihad adalah pada persoalan yang memang tidak
diatur secara tegas di dalam al-Qur’an dan al-Hadits, serta tidak
menyangkut persoalan akidah dan ibadah.
4)
Proses ijtihad juga harus mempertimbangkan niat, persoalan umum
yang dihadapi masyarakat serta kemungkinan akibat dari pelaksanaan
hasil ijtihad
8/18/2019 Isi modul 3
32/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 84
1.3.
Rangkuman
Ajaran Islam meliputi semua aspek kehidupan manusia. Ajaran Islam bersifat
sempurna dan universal. Sebagian mengatur aspek keyakinan dan menjadi kerangka
dasar aktifitas umat Islam. Inilah yang disebut sebagai akidah. Aspek akidah ini lebih
bersifat dogmatis dan rigid. Sementara sebagiannya mengatur aspek praktis
kehidupan manusia, dan disebut dengan syari’ah. Dengan makna ini syari’ah
memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan fleksibel, sesuai dengan perkembangan
peradaban manusia. Yang terakhir adalah aspek akhlaq. Akhlaq merupakan buah dari
akidah dan syari’ah yang dipegang erat serta dijalankan oleh seseorang. Karenanya
baik dan buruk akhlaq tergantung dua aspek tersebut.
Ketiga ajaran Islam tersebut tertuang dalam sumber utama ajaran Islam, yakni
al-Qur’an dan al-Hadits. Sehingga menetukan apakah suatu keyakinan, amalan,
ataupun ajaran tertentu masuk kategori ajaran Islam atau tidak bisa dengan cara
melakukan konfirmasi keberadaannya di dalam kedua sumber ajaran tersebut.
Sementara ijtihad merupakan prosedur untuk memahami, memutuskan serta bisa
juga mengembangkan suatu persoalan dalam situasi dan kondisi yang berebda, agar
bisa tetap bisa dinilai sebagai bagian dari ajaran Islam. Karenya ijtihad tetap harus
menggunakan dalil-dali al-Qur’an dan al-Hadits sebagai panduan.
8/18/2019 Isi modul 3
33/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 85
1.4.
Referensi
1. Abdullah, Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-
Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006.
2. Al-Faruqi, Isma’il Raji, Islamization of Knowledge: General Principles and
Workplan,diterjemahkan Anas Mahyudin, Cetakan ke-1, Pustaka, Bandung:
1984.
3. Al-Qardawi, Yusuf, Berinteraksi dengan al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani
Press, 1999.
4.
______, al-Sunnah sebagai Sumber Iptek dan Peradaban: DiskursusKonstektual dan Aktualisasi Sunnah Nabi SAW dalam Iptek dan Peradaban,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1999.
5. Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Cetakan Keempat, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta: 2002.
6. Ali, H.A. Mukti, Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, Bandung: Mizan,
1990.
7. Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu, Filsafat & Agama. Surabaya: Bina
Ilmu.1979.
8. Bellah, Robert N., Beyond Belief esei-esei tentang Agama di dunia Modern.
Jakarta: Penerbit Paramadina.2000.
9. Geertz, Clifford, Religion as a Cultural System. In: The Interpretation of
Cultures: selected essays, Geertz, Clifford, pp. 87 – 125. Fontana press.1993.
10. Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta
: 1984
11. Hakim, Agus, Perbandingan Agama. Bandung: Diponegoro. 1996.
8/18/2019 Isi modul 3
34/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 86
12. Kartanegara, Mulyadhi, Integrasi Ilmu Sebuah rekonstruksi Holistik . Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2005.
13.
Kuhn, Thomas S., The Structure of Scientific Revolutions(Peran Paradigmadalam Revolusi Sains terj. Tjun Suryaman). Jakarta: Remaja Rosdakarya.
2002.
14. Nasution, Harun, Islam Rasional : Gagasan dan Pemikiran, Bandung : Mizan,
1995.
15. Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2001.
16. Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992.
_______, Wawasan al-Qur’an, Bandung:Mizan, 1996.
17. Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi
Islam. Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press. 2006.
18.
Wikipedia
8/18/2019 Isi modul 3
35/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 87
1.5. Latihan Soal
1. Prinsip-prinsip ajaran Islam bersumber kepada kalimat tauhid إ هإ .
jelaskan hubungan antara makna kalimat tauhid tersebut dengan konsep
persamaan /kesederajatan antar umat manusia(QS. Al-Hujurat 13)!2. Prinsip-prinsip ajaran Islam bersumber kepada kalimat tauhid
إ هإ .
Jelaskan hubungan antara makna kalimat tauhid tersebut dengan konsep
keadilan(Q.S. al-Maidah 8)!
3.
Ajaran Islam meliputi bidang apa saja? Jelaskan keterkaitan antar pokok2
ajaran Islam tersebut!
4. Al-Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan ajaran Nabi-nabi sebelum
Nabi Muhammad Saw. Apa maksudnya?
5. Buatlah contoh (dalam bentuk uraian) masalah ibadah dan mu’amalah yg
tidak sesuai dengan syariat Islam, sekaligus alasannya!
6. Fungsi hadits terhadap al-Qur’an adalah menjelaskan, menegaskan dan
menetapkan hukum baru. Jelaskan menggunakan contoh!
7. Bagaimana kedudukan Ijtihad di dalam agama Islam, dan mengapa
diperlukan? Jelaskan menggunakan contoh!
8. Jelaskan hubungan antara konsep ibadah dan ilmu menurut agama Islam!
9. Usia pernikahan antara Agung dengan Widya sebenarnya baru berjalan 5
tahun. Namun belakangan perselisihan dan percekcokan kerap mewarnai
hubungan keduanya sehari-hari. Meski sebenarnya menjadi korban, namun
kedua anak mereka lah yang selama ini menjadi pertahanan terakhir
hubungan mereka. Suatu hari Agung tersinggung atas ucapan istrinya karenamencurigainya telah berbuat selingkuh. Atas hal itu, ia lantas memutuskan
untuk tidak pulang selama beberapa hari. Perselisihan ternyata tidak berhenti
karena suami-istri tersebut meneruskannya melalui media sms. Pada saat sang
suami sempat menulis sms “Sudah,kita bercerai saja”, si istri menjadi hancur
perasaannya sekaligus panik dan bingung. Maka atas saran teman karibnya,
sang istri pergi ke seorang kyai untuk lekas mendapatkan jalan keluar atas
persoalannya, dan supaya suaminya mau pulang ke rumah. Dari sang kyai, ia
diberi bacaan atau wirid tertentu yang harus ia baca berulang-ulang sebagai
syarat yang harus dijalani. Pertanyaannya: Apakah pernyataan si Agung lewat
sms telah menjadikan hubungan suami istri-putus? Kapankah perceraian
dapat terjadi?Dari cerita di atas, di mana saja letak kesalahan si Widyamenurut pandangan agama Islam? Dan bagaimana seharusnya? Di mana pula
letak kesalahan si Agung? Dan bagaimana seharusnya?
10. Di antara letak kemukjizatan al-Qur'an ada pada isi atau kandungannya yang
bersifat universal. Penjelasannya lintas batas tempat dan generasi. Serta dapat
dijangkau oleh akal manusia dengan berbagai tingkatannya. Salah satu
contohnya adalah ketika al-Qur'an membicarakan tentang asal-usul manusia.
Jelaskan : a. Kemukjizatan al-Qur'an dalam membahas tentang asal-usul
manusia! b. Bagaimana sesungguhnya asal-usul manusia menurut Q.S. 4:1;
22:5 dan 23:12-14! c. Apa pelajaran terpenting yang dapat diambil dari gaya
pembahasan al-Qur'an dalam ayat-ayat tersebut?
8/18/2019 Isi modul 3
36/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 88
11. Jelaskan konsep ibadah menurut Islam! Dan hubungkan dengan tugas
manusia di bumi!
12. Kapankah qiyas diperlukan? Jelaskan menggunakan contoh!
13. Jelaskan kemungkinan hukum nikah siri dengan dalil atau argumentasinya!
14.
Jelaskan kedudukan, fungsi, ruang lingkup dan dalil yang mendorong perlunya ijtihad!
15. Kapankah istihsan diperlukan? Jelaskan menggunakan contoh!
16. Jelaskan kemungkinan hukum poligami dengan dalil atau argumentasinya!
17. Jelaskan akar perbedaan hukum fiqh! Berikan 1 contohnya!
18. Apa yang dimaksud dengan al-Quran sebagai sumber ajaran Islam! Berilah
contoh!
19. Apakah al-Hadits itu? Berilah contoh hadits qauli!
20. Tuliskan sanad dan matan hadits di bawah ini secara terpisah!
ار
( -1/3)
ث
ا
ا
الث
ن
لث
ر
لا
خ
ها
ا ع
ص
و
ا
ل
ب
ا ر ا
ا
ل
ل ر ا ا
ول ل
تا
و
ائ
ك
هدوة ا
ه
8/18/2019 Isi modul 3
37/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 89
1.6.
Lembar Kerja
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
8/18/2019 Isi modul 3
38/38
MODUL 3. Ruang Lingkup dan Sumber Ajaran I slam
1.7.
Jawaban